Anda di halaman 1dari 10

BABA II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKIDAH ISLAM

1. Akidah Islam menurut bahasan dan menurut istilah


a. Akidah berasal dari Bahasa Arab :
( ) =
yang berarti mengikat atau membuhul, menyimpulkan, mengokohkan, menjanjikan. Arti
menurut bahasa, akidah berarti yang diikat, yang dibuhul, yang disimpulkan, yang
dikokohkan, yang dijanjikan

b. Akidah menurut istilah


unsur-unsur yang harus dibenarkan dengan hati dan diterima dengan rasa puas serta
terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh keragu-raguan atau
perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga
menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan
kebimbangan.
Dalam definisi yang lain disebutkan akidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan
yang harus dipegang oleh orang yang mempercayainya.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa akidah
Islam adalah dasar-dasar pokok keyakinan atau kepercayaan yang harus diyakini
kebenarannya oleh orang Islam. Dasar-dasar tersebut harus dipegang teguh oleh orang Islam.
Dalam berakidah tidak boleh setengah hati harus mantap dan sepenuh hati tanpa ada
keraguan sedikitpun di dalam hatinya1
Inti dari Aqidah adalah Syahadat Tauhid (Satu idola yaitu Allah) yang ditandai dengan
perilaku :
1. Pemujaan hanya kepada Allah sebagai ekspresi cinta dan ketaatan
2. Pengabdian hanya kepada Allah sebagai bukti cinta dan ketaatan.
3. Penyerahan dan ketundukan pada sistem nilai yang berasal dari Allah sebagai bukti
cinta
dan ketaatan (iradahMu adalah iradahku)

1 (Ensiklopedi Hukum Islam jilid 1 halaman 78).


c. Akidah menurut beberapa tokoh
1. Pengertian aqidah menurut hasan al-Banna
"Aqa'id bentuk jamak rai aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur sedikit
dengan keraguan-raguan".
2. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:
"Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam
hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala
sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu2

B. Kebenaran akidah islam


Akidah Islam adalah prinsip utama dalam pemikiran Islami yang dapat membina setiap
individu muslim sehingga memandang alam sernesta dan kehidupan dengan kaca mata tauhid
dan melahirkan konotasi-konotasi valid baginya yang merefleksikan perspektif Islam
mengenai berbagai dimensi kehidupan serta menumbuhkan perasaan-perasaan yang murni
dalam dirinya.
Atas dasar ini, akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu menciptakan
mu'jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di zaman permulaan Islam.
Demi membina setiap individu muslim, perlu kiranya kita mengingatkannya tentang
sumbangsih-sumbangsih akidah yang telah dimiliki oleh orang-orang sebelumnya dan
rneyakinkannya akan validitas akidah itu dalam setiap zaman dan keselarasannya dengan
segala era.
Kita bisa menyimpulkan peranan penting akidah dalam membina manusia di berbagai sisi
dan dimensi kehidupan dalam poin-poin berikut 3

1. Dalam Sisi Pemikiran.

2
3 Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdu! Qadir Jawas, Penerbit
Pustaka At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama Jumadil Akhir 1425HIAgustus 2004M]
Akidah menganggap manusia sebagai makhluk yang terhormat. Adapun kesalahan
yang terkadang menimpa manusia, adafah satu hal yang biasa dan bisa diantisipasi dengan
taubat. Atas dasar ini, akidah meyakinkannya bahwa ia mampu untuk meningkatkan diri dan
tidak membuatnya putus asa dari rahmat Allah dan ampunan-Nya
Akidah tetah berhasil memerdekakan manusia dari penindasan politik para penguasa zalim
dan membebaskannya dari tradisi menuhankan manusia lain.
Akidah juga memberikan kebebasan penuh kepadanya. Namun ia membatasi
kebebasan itu dengan hukum-hukum syariat, penghambaan kepada Allah supaya hal itu tidak
menimbulkan kekacauan.
Begitu juga, akidah telah berhasil membebaskannya dari jeratan hawa nafsu,
menyernbah fenomena-fenomena alam di sekitarnya dan dongeng dongengan yang tidak
benar.
Melalui proses pembebasn pemikiran ini, akidah melakukan proses
pembinaan manusia. la memberikan kedudukan yang layak kepada akal, mengakui
peranannya dan membuka cakrawala permikiran yang luas baginya. Di samping itu, akidah
juga membuka jendela keghaiban baginya, membebaskannya dari jeratan ruang lingkup indra
yang sempit dan mengarahkan daya ciptanya yang luar biasa untuk merenungkan tanda-tanda
kekuasaan Allah di segenap cakrawala raya dan diri mereka, serta menjadikan renungan
(tafakkur) ini sebagai ibadah yang paling utarna.
Tidak sampai di situ saja, akidah juga mengarahkan daya akal untuk menyingkap
rahasia rahasia sejarah yang pernah terjadi pada umat dan bangsa-bangsa terdahulu, dan
merenungkan hikmah yang tersernbunyi di balik syariat guna mengokohkan keyakinan
muslim terhadap syariat dan validitasnya untuk setiap masa dan tempat.
Dari sisi lain, akidah mendorong manusia untuk menuntut ilmu pengehhuan dan
mengikat ilmu pengetahuan itu dengan iman. Karena memisahkan ilmu pengetahuan dan
iman akan menimbulkan akibat jelek.
akidah juga memerintahkan akal untuk meneliti dan merenungkan dengan teliti untuk
menyimpulkan sebuah Ushuluddin dan melarangnya untuk bertaklid dalarn hat itu.

2. Dalam Sisi Sosial


Akidah telah berhasit melakukan perombakan besar dalam sisi ini. Di saat masyarakat
Jahiliah hanya mementingkan diri mereka dan kemaslahatannya, dengan mengenal akidah,
mereka rela mengorbankan segala yang mereka miliki demi agama dan kepentingan sosial.
Akidah telah berhasil menghancurkan tembok pemisah yang memisahkan antara
ketamakan manusia akan kemaslahatan-kemaslahatan pribadinya dan jiwa berkorban demi
kemaslahatan umum dengan cara menumbuhkan rasa peduli sosial dalam diri setiap individu.
Akidah telah berhasil menumbuhkan rasa peduli sosial ini dalam diri setiap individu dengan
cara-cara berikut:
a. menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kepentingan orang lain, menanamkan
jiwa berkorban dan mengutamakan orang lain dan mendorong setiap individu muslim untuk
hidup bersama.
Dari sisi lain, akidah telah berhasil merubah tolok ukur hubungan sosial antar anggota
masyarakat, dari tolok ukur hubungan sosil yang berlandaskan fanatisme, suku, warna kulit,
harta dan jenis kelamin menjadi hubungan yang berdasarkan asas-asas spritual. Yaitu takwa,
fadhillah dan persaudaraan antar manusia.
Akidah telah berhasil merubah kondisi pertentangan dan pergolakan yang pernah melanda
masyarakat insani menjadi kondisi saling mengenal dan tolong menolong. Dengan ini,
mereka menjadi sebuah umat bersatu yang disegani oleh bangsa lain.
Di samping itu, akidah Islam juga telah berhasil merubah tradisi-tradisi Jahiliah yang
menodai kehomiatan manusia dan menimbulkan kesulitan.

3. Dalam Sisi Kejiwaan


Akidah dapat mewujudkan ketenangan dan ketentraman bagi manusia meskipun
bencana sedang menimpa.
Dalam hal ini akidah telah menggunakan berbagai cara dan metode untuk
meringankan bencana-bencana itu di mata manusia. Di antara cara cara tersebut adalah
menjelaskan kriteria dunia; bahwa dunia ini adalah tempat derita dan ujian yang penuh
dengan bencana dan derita yang menimpa manusia. Oleh karena itu, tidak mungkin bagi
manusia untuk rnencari kesenangan dan ketentraman di dunia ini.
Atas dasar ini, hendaknya ia berusaha sekuat tenaga demi meraih kesuksesan dalam ujian
Allah di dunia.
Dan di antara cara-cara tersebut adalah akidah menegaskan bahwa setiap musibah pasti
membuahkan pahala, dan menyadarkan manusia bahwa musibah terbesar yang adalah
musibah yang menimpa agama.
Dari sisi lain, akidah juga membebaskan jiwa manusia dari segala ketakutan yang dapat
melumpuhkan aktifitas, membinasakan kemampuan dan menjadikannya cemas dan bingung.
Begitu juga akidah memotivasi manusia untuk mengenal dirinya. Karena tanpa tanpa itu, sulit
baginya untuk dapat menguasai jiwa dan mengekangnya, dan tidak mungkin baginya dapat
mengenal Allah secara sempurna.
Dari pembahasan-pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa penyakit-penyakit jiwa
yang berbahaya seperti fanatisme, rakus dan egoisme jika tidak diobati, akan menimbulkan
akibat-akibat sosiai dan potitik yang berbahaya, seperti fitnah yang pernah menimpa
muslimin di Saqifah.

4. Dalam aqidah Sains


Akidah memiliki peranan yang besar dalam membina akhlak setiap individu muslim
sesuai dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa disesuaikan dengannya, dan
bukan hanya sekedar wejangan yang tidak menuntut tanggung-jawab. Lain halnya dengan
aliran-aliran pernikiran hasil rekayasa manusia biasa yang memusnahkan perasaan diawasi
oleh Allah dalam setiap gerak dan r
asa tanggung jawab di hadapan-Nya. Dengan demikian, musnahlah tuntunan-tuntunan
akhhk dalam kehidupan manusia. Karena akhlak tanpa iman tidak akan pernah teraktualkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Demi mendorong masyarakat berakhlak terpuji dan meninggalkan akhlak yang tidak mulia,
akidah mengikuti bermacam-macam metode dalam hat ini:
a. menjelaskan efek-efek uhkrawi dan duniawi dari akhlak yang terpuji dan tidak terpuji.
b. memperlihatkan tekad yang baik kepada mereka dengan tujuan agar mereka terpengaruh
oleh akhlaknya yang mulia dan mengikuti langkahnya

5. Aqidah dalam Ensiklopedi Islam


Adalah unsur yang paling esensial dan paling urtama dalam islam, yang meliputi
segala hal yang bertalian dengan kepercayaan (keimanan) dan keyakinan seorang muslim.
Dalam alquran aqidah disebut dengan istilah IMAN
Aqidah merupakan aspek yang fundamental (pokok) dalam islam dan berkaitan dengan hal-
hal yang berhubungan dengan keyakinan (iman) dan kepercayaan terhadap hal Ghaib.
Aqidah berkaitan dengan pekerjaan hati. Aspek syariat adalah aspek yang berkaitan dengan
amal ibadah, yang berkenaan dengan pelaksanaan hukam yang berupa perintah dan larangan
Allah SWT. Syariat berkaitan dengan anggota jasmaniah. Akhlah adalah aspek yang berkaitan
dengan erat dengan etika, moral dan pergaulan hidup. Ketiga aspek ini mempunyai hubungan
yang erat, keterkaitan yang satu denggan yang lain tidak bisa dipisahkan.
C. Tujuan Akidah Islam4

1. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah satu-satunya. Karena Dia adalah
Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan
kepada-Nya satu-satunya.
2. Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari
akidah. Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari
setiap akidah serta menyembah materi yang dapat diindera saja dan adakalanya terjatuh pada
berbagai kesesatan akidah dan khurafat.
3. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran.
Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa
Dia sebagai Tuhan yang mengatur. Hakim yang Membuat tasyri. Oleh karena itu hatinya
menerima takdir, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain.

4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan
bermuamalah dengan orang lain. Karena di antara dasar akidah ini adalah mengimani para
rasul yang mengandung mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan.

5. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan


beramal baik kecuali digunakannya dengan mengharap pahala serta tidak melihat tempat dosa
kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena di antara dasar akidah ini adalah
mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan.

"Dan masing-masing orang yang memperoleh derajat-derajat (sesuai) dengan yang


dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan." (Al An'am 132)

Nabi Muhammad n juga mengimbau untuk tujuan ini dalam sabdanya:


"Orang Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang
mukmin yang lemah. Dan pada masing-masing terdapat kebaikan. Bersemangatlah terhadap
sesuatu yang berguna bagimu serta mohonlah pertolongan dari Allah dan jangan lemah. Jika

4 Disalin dari kitab AI-Qadha wal Qadar, edisi Indonesia Qadha & Qadhar, Penyusun Syaikh Muhammad Shalih
AI-Utsaimin, Penerjemah A.Masykur Mz, Penerbit Daru( Haq, Cetakan Rabi'ul Awwa( 1420HIJuni 1999M]
engkau ditimpa sesuatu, maka janganlah engkau katakan: Seandainya aku kerjakan begini
dan begitu. Akan tetapi katakanlah: Itu takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki Dia lakukan.
Sesungguhnya mengandai-andai itu membuka perbuatan setan." (Muslim)

6. Mencintai umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang murah
untuk menegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa perduli apa yang
akan terjadi untuk menempuh jalan itu.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah
dan rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (Al Hujurat 15)

7. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu maupun


kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan.

"Barangsiapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan." (An Nahl 97)

D. Peran Akidah Islam Dalam Kehidupan manusia

1. Membebaskan manusia dari tunduk dan penghambaan kepada selain Allah.

Seseorang yang beraqidah Islam hanya menyembah dan tunduk kepada Allah Swt. dan
menjauhi segala bentuk ketundukan dan penghambaan kepada selain Allah Swt. Karena yang
berhak disembah dan diberi ketundukan mutlak hanyalah Allah Swt.
Seseorang yang beraqidah Islam meyakini bahwa Yang Mahakuasa hanyalah Allah Swt, Yang
Berkuasa untuk mendatangkan kebaikan dan yang berkuasa untuk menghilangkan keburukan.
Allah berfirman: Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak
ada yang menghilangkannya melainkan dia sendiri. dan jika dia mendatangkan kebaikan
kepadamu, Maka dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (al-Anam: 17)

Oleh karena itu Rasulullah saw. menyuruh kita untuk hanya memohon pertolongan kepada
Allah Swt. saja sebagaimana sabda beliau: dan jika kamu minta pertolongan maka
mintalah pertolongan kepada Allah Swt. (HR Tirmidzi).

Dengan demikian maka seorang Muslim tidak tergantung dan berserah diri kepada siapapun
kecuali kepada Allah Swt. sebagaimana firman Allah: jika mereka berpaling maka
katakanlah kepada mereka: Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang Muslim (yang
berserah diri kepada Allah) (QS 3: 64).

2. Membangkitkan jiwa berani dan cinta demi kebenaran.

Aqidah Islam akan melahirkan manusia-manusia pemberani dan cinta membela kebenaran.
Karena Islam mengajarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini sudah Allah
tentukan dan sudah Allah takdirkan. Tidak ada kematian kecuali atas izin Allah yang telah
tertulis di lauhul mahfudz. Allah berfirman: Sesuatu yang bernyata tidak akan mati
melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya (QS 3:
145).

Dalam ayat lain Allah berfirman: Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak
dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui. (Nuh: 4)

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak
dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (al-Araaf:
34)

Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. (Ali Imraan: 185)


3. Aqidah sumber ketentraman jiwa dan keamanan manusia.

Aqidah Islam akan melahirkan manusia-manusia yang memiliki ketentraman jiwa dan
sekaligus mendatangkan rasa aman pada manusia baik di dunia maupun di akhirat. Allah
berfirman: Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (ar-Radu: 28)

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman
(syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk. (al-Anam: 82)

Dia-lah yang Telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang Telah ada). dan kepunyaan
Allah-lah tentara langit dan bumi[1394] dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana, (al-Fath: 4)

4. Aqidah membangun kepribadian yang seimbang

Pribadi yang seimbang diawali dengan keyakinan akan keesaan Tuhannya (Allah Swt.)
berbeda dengan orang-orang yang meyakini tuhan mereka lebih dari satu maka orang itu akan
mengalami keraguan dan kebimbangan. Dan inilah yang diungkapkan oleh Nabi Yusuf yang
diabadikan dalam al-Quran: Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan
yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? (Yusuf: 39).

Seluruh ajaran Islam juga mengajak kita untuk hidup secara tawazun/ seimbang. Allah
berfirman: Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan. (al-Qashash: 77)

5. Aqidah sumber kehidupan yang baik untuk pribadi dan masyarakat di dunia dan di
akhirat.

Allah berfirman: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (an-
Nahl: 97)

Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (al-Araaf: 96)

6. Aqidah adalah dasar persaudaraan, persamaan dan keadilan.

Aqidah Islam adalah asas persaudaraan, kesetaraan dan keadilan, karena Islam memandang
seluruh manusia adalah keturunan Adam a.s. Berarti seluruh manusia adalah saudara. Allah
berfirman: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu. (an-Nisaa: 1)

E. Cara memelihara akidah islam dalam diri

Anda mungkin juga menyukai