Anda di halaman 1dari 6

Profesi dalam upaya kesehatan masyarakat

1. Dokter
Setiap dokter harus memiliki berbagai kompetensi dasar. Yang wajib dimiliki
seorang dokter menurut WHO adalah five star doctor yang akan di jelaskan
dibawah ini:
a. Care Provider.
Dalam memberikan pelayanan medis, seorang dokter hendaknya:
- Memperlakukan pasien secara holistic
- memandang Individu sebagai bagian integral dari keluarga dan
komunitas.
- Memberikan pelayanan yang bermutu, menyeluruh, berkelanjutan dan
manusiawi.
- Dilandasi hubungan jangka panjang dan saling percaya.
b. Decision Maker.
Seorang dokter diharapkan memiliki:
- Kemampuan memilih teknologi
- Penerapan teknologi penunjang secara etik.
- Cost Effectiveness
c. Communicator.
Seorang dokter, dimanapun ia berada dan bertugas, hendaknya:
- Mampu mempromosikan Gaya Hidup Sehat.
- Mampu memberikan penjelasan dan edukasi yang efektif.
- Mampu memberdayakan individu dan kelompok untuk dapat tetap sehat.
d. Community Leader.
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, seorang dokter hendaknya:
- Dapat menempatkan dirinya sehingga mendapatkan kepercayaan
masyarakat.
- Mampu menemukan kebutuhan kesehatan bersama individu serta
masyarakat.
- Mampu melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
e. Manajer.
Dalam hal manajerial, seorang dokter hendaknya:
- Mampu bekerja sama secara harmonis dengan individu dan organisasi di
luar dan di dalam lingkup pelayanan kesehatan, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pasien dan komunitas.
- Mampu memanfaatkan data-data kesehatan secara tepat dan berhasil
guna.

2. Perawat
a. Memberikan pelayanan pada individu, keluarga, dan masyarakat pada
kondisi yang mencakup promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan
perawatan orang sakit (termasuk perawatan kecacatan dan persiapan
menghadapi kematian)
b. Memberikan advokasi pada pasien
c. Berpartisipasi mengembangkan kebijakan kesehatan dan riset
d. Pemberi Asuhan Keperawatan Langsung
Meliputi proses pengkajian, penetapan tujuan dan kriteria hasil perawatan,
penetapan diagnosis keperawatan, implementasi dan intervensi, serta
evaluasi hasil perawatan
e. Change agent
Menjadi pemimpin dalam upaya peningkatan mutu keperawatan
(International Council of Nurses, 2010)
3. Apoteker
a. WHO 7-stars pharmacist:
1. Leader
Dalam multidisiplin, kepedulian di daerah di mana penyedia layanan
kesehatan sangat minim atau tidak ada, apoteker wajib memposisikan diri
sebagai pemimpin dalam kesejahteraan seluruh pasien dan masyarakat.
Kepemimpinan yang dimaksud termasuk kasih sayang dan empati serta visi
dan kemampuan untuk membuat keputusan, berkomunikasi, dan mengatur
secara efektif
2. Decision maker
Penggunaan sumber daya yang tepat, berkhasiat, aman dan hemat biaya
(misalnya, tenaga kerja, obat-obatan, bahan kimia, peralatan, prosedur,
praktek) harus menjadi landasan kerja apoteker. Pada tingkat lokal dan
nasional, apoteker berperan dalam menetapkan kebijakan obat-obatan.
Pencapaian tujuan ini memerlukan kemampuan untuk mengevaluasi,
menyatukan data dan informasi dan memutuskan tindakan yang paling tepat
tindakan
3. Communicator
Apoteker berada dalam posisi ideal untuk menjelaskan resep kepada pasien,
dan untuk mengkomunikasikan informasi mengenai kesehatan dan obat-
obatan kepada masyarakat. Dia harus berpengetahuan dan percaya diri saat
berinteraksi dengan profesional kesehatan lainnya dan masyarakat.
Komunikasi melibatkan verbal, non-verbal, mendengarkan dan keterampilan
menulis
4. Life long learner
Di sekolah farmasi, tidak mungkin untuk memperoleh semua pengetahuan dan
pengalaman yang diperlukan untuk meniti karir seumur hidup sebagai seorang
apoteker. Konsep, prinsip dan komitmen untuk belajar seumur hidup harus
dimulai saat kuliah farmasi dan harus didukung sepanjang karir apoteker.
Apoteker harus belajar bagaimana menjaga pengetahuan dan keterampilan
agar selalu up to date
5. Teacher
Apoteker memiliki tanggung jawab untuk membantu pendidikan dan pelatihan
generasi masa depan apoteker dan masyarakat umum. Berpartisipasi sebagai
pengajar tidak hanya menanamkan pengetahuan kepada orang lain, tapi juga
menawarkan kesempatan bagi praktisi untuk mendapatkan pengetahuan baru
dan untuk mempersiapkan keterampilan yang ada.
6. Care giver
Apoteker menyediakan layanan pengasuhan. Mereka harus beranggapan
bahwa praktik mereka terintegrasi berkesinambungan dengan sistem
pelayanan kesehatan dan profesional kesehatan lainnya. Layanan tersebut
harus berkualitas tertinggi.
7. Manager
Apoteker harus mampu mengelola sumber daya (manusia, fisik dan
keuangan) dan informasi secara efektif. Mereka juga harus bersedia diatur
oleh orang lain, baik oleh pemberi kerja, manajer atau pemimpin tim
pelayanan kesehatan. Semakin banyak informasi dan teknologi yang terkait
akan memberikan tantangan sebagai apoteker, memikul tanggung jawab yang
lebih besar untuk berbagi informasi tentang obat-obatan dan produk-produk
terkait dan memastikan kualitasnya
8. Researcher
Apoteker harus dapat menggunakan evidence base (misalnya, saintifik,
praktek farmasi, sistem kesehatan) secara efektif untuk menyarankan tentang
penggunaan obat yang rasional. Apoteker dapat juga berkontribusi terhadap
evidence base dengan tujuan mengoptimalkan layanan kepada pasien dan
hasil yang diperoleh. Sebagai peneliti, apoteker dapat meningkatkan
aksesibilitas kesehatan dan pemberi informasi obat-obatan kepada
masyarakat dan profesional kesehatan lainnya.

b. Peran apoteker
- Peran dalam komunitas:
Bidang pelayanan kefarmasian
Bidang pengelolaan
- Peran dalam RS:
Bidang manajerial farmasi RS
Bidang pengelolaan perbekalan farmasi
Bidang pengawasan kualitas obat
Bidang KIE obat
4. Kesehatan masyarakat
- American Medical Association (1948): ilmu dan seni memelihara kesehatan
masyarakat melalui usaha pengorganisasian masyarakat
- Upaya menyehatkan penduduk dengan ciri:
- Berbasis masyarakat
- Bersifat promotif dan preventif
- Multidisiplin
- Peran serta masyarakat
- Organized
5. Bidan
Peran bidan di lingkungan komunitas antara lain:

a) Pemberian pelayanan kesehatan (provider). Memberi pelayanan kebidanan


secara langsung dan tidak langsung kepada klien (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) dengan menggunakan asuhan kebidanan
b) Pendidik. Memberi pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang
beresiko tinggi, kader kesehatan, ddl
c) Pengelola. Mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakan, dan
mengevaluasi) pelayanan kebidanan, baik secara langsung maupun tidak
langsung dan menggunakan peran aktif masyarakat dalam kegiatan
komunitas
d) Konselor. Memberi konseling/bimbingan kepada kader, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas
e) Pembela klien (advokat). Peran bidan sebagai penasehat telah didefinisikan
oleh Kohnke (1980) adalah kegiatan memberi informasi dan sokongan kepala
seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik dan
memungkinkan bagi dirinya. Sokongan dapat berupa dorongan secara verbal
atau keterlibatan diskusi dengan petugas kesehata lain, instansi atau anggota
keluarga dalam melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan kebidanan komunitas
f) Kolaborator/koordinator. Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, baik lintas-
program maupun sektoral
g) Perencana. Peranan bidan di komunitas sebagi perencana, yaitu dalam
bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan kelurga serta
berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu
kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan
h) Peneliti. Melakukan penelitian untuk mengembangkan kebidanan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai