Pembimbing :
Oleh :
Clarissa
2013-061-071
BAB I
PENDAHULUAN
Gagal jantung merupakan sebuah permasalahan yang menjadi beban di berbagai negara di
dunia. Penyebab terbesar yang mendasari gagal jantung ini pada negara-negara industri adalah
karena kardiomiopati iskemik, sementara penyebab tersering tejadinya gagal jantung pada negara
berkembang adalah karena adanya karidiomiopati valvular. Bersadarkan American Heart
Association, gagal jantung diderita oleh sebanyak 5,7 juta penduduk dalam semua golongan usia.
Setiap tahunnya jumlah tersebut meningkat seiring pola hidup penduduk yang semakin tidak sehat
sehingga terjadi peningkatan faktor risiko gagal jantung seperti hipertensi, dan diabetes mellitus.1
Gagal jantung memiliki banyak komplikasi klinis yang merugikan, diantaranya stroke,
gagal ginjal karena gangguan perfusi ke ginjal, serta kerusakan hepar karena terjadinya bendungan
yang mengakibatkan peningkatan tekanan intrahepatik yang berujung pada sirosis hati, hal tersebut
dikenal dengan istilah cardiac cirrhosis. Hal ini menerangkan bahwa penyebab dari sirosis hati
bukan hanya karena infeksi hati oleh virus, namun salah satunya juga bisa disebabkan oleh gagal
jantung.2
Data epidemiologis di Amerika Serikat mendapatkan bahwa pada pasien dengan penyakit
hati kronis, 5-30% diantaranya sebanyak 80% berpotensi berkembang menjadi sirosis dalam
jangka waktu 20-30 tahun berikutnya. Penyakit hati kronis ini menyebabkan sebanyak 35.000
kematian pertahunnya. Sementara sirosis merupakan penyebab kematian ke-sembilan tertinggi di
Amerika yang menyumbang sebanyak 1-2% dari seluruh kematian yang terjadi di Amerika.3
Cardiac Cirrhosis memiliki presentase yang kecil di Amerika Serikat. Hal ini merupakan
akibat dari prevalensinya yang sulit diperkirakan karena kebanyakan dari gejala pada penyakit ini
bersifat subklinis dan sulit di diagnosis. Hingga saat ini angka mortalitas akibat cardiac cirrhosis
masih belum diketahui secara pasti karena masih kurangnya penelitian di bidang ini. Perbandingan
secara jenis kelamin menunjukkan presentase yang lebih besar pada jenis kelamin laki-laki.4
Dewasa ini belum ada angka pasti mengenai prevalensi terjadinya cardiac cirrhosis pada
data penelitian-penelitian epidemiologis di Indonesia meskipun kasus-kasus cardiac cirrhosis
pernah terjadi di Indonesia. Hal ini merupakan hal yang menarik untuk dibahas mengingat
penyebab dari sirosis hepatis bukan hanya akibat dari gangguan yang berasal dari hepar semata.
Kasus yang akan disajikan berikut akan membahas mengenai cardiac cirrhosis.
BAB II
ILUSTRASI KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. AV
Tanggal lahir / usia : 15 Oktober 1975/ 38 tahun
Tempat tinggal : Rawasalak, Gunung Puyuh Sukabumi
Status perkawinan : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 29 / 08 / 2014
Tanggal pemeriksaan : 4 / 09 / 2014
II. Anamnesis
Diberikan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dari kakak pasien.
Keluhan Utama : Sesak nafas yang memberat sejak 3 hari SMRS
Keluhan Tambahan : Perut yang membesar sejak 3 bulan SMRS
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 2 minggu SMRS dan memberat
sejak 3 hari SMRS. Sesak ini dirasakan sepanjang hari, diperberat dengan aktivitas,
membaik dengan posisi duduk. Sesak tidak disertai batuk. Nyeri dada (+), disertai rasa
berdebar-debar. Keluhan terbangun malam hari karena sesak atau batuk-batuk
disangkal pasien. Keluhan demam disangkal. Pasien merasa lemas dan pucat.
Riwayat penyakit hati (+) riwayat pungsi asites bulan Mei 2014.
Riwayat penyakit jantung (+) Riwayat operasi katup jantung tahun 1993. (Pasien
tidak mengetahui katup apa yang di operasi)
Riwayat DM disangkal
Disangkal.
Riwayat Kebiasaan:
Tanda-tanda vital
b. Nadi : 96 x/menit
c. RR : 24x/menit
Mata :
Lensa : jernih
Paru-paru :
Jantung:
Perkusi :
Abdomen
Inspeksi : cembung
Ginjal : Ballotemen
Ekstremitas
Kesan :
1. Asites disertai pelebaran vena hepatika bendungan hepar
2. USG kantung empedu, limpa, pancreas, ginjal, vesika urinaria, ovarium kanan kiri
saat ini tidak tampak kelainan.
VI. Ekokardiografi
VII. Resume
Pasien wanita, 38 tahun dengan keluhan utama sesak nafas yang memberat sejak 3 hari
SMRS. Sesak dirasakan sepanjang hari, orthopneu (+), dyspnea on effort (+), PND (-),
batuk (-), nyeri dada/berdebar (+), demam disangkal, lemas (+), pucat (+). Asites (+),
mual (+), muntah (-), penurunan BB (+), edema palpebral dan ekstremitas (+/+/+/+).
Keluhan BAB dan BAK disangkal, urin pekat seperti teh. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan rhonki basah halus +/+, mild cardiomegaly dengan murmur diastolik ,
asites, nyeri tekan regio epigastrium dan hipokondriak kanan. Shifting dullness (+).
Hepatomegali, permukaan kasar, tepi tumpul, NT (+). Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan anemia, HbsAg (-), Anti-HCV (-). Hasil USG: pelebaran vena hepatika
yang mengesankan adanya bendungan hepar.
VIII. Saran Diagnostik
1. Pemeriksaan cairan asites (paracentesis) menentukan SAAG dan kadar protein
asites.
2. Pemeriksaan enzim jantung :CK, CKMB, troponin.
3. Biopsi hepar
Anemia
Underweight
X. Tatalaksana
Non-Farmakologis :
2. Diet lunak
Farmakologis :
1. Venflon
4. Captopril 2 x 6,25 mg
5. Propanolol 2 x 20 mg
3.1.1 Anamnesis
3.1.1.1 Sirosis hati e.c cardiac cirrhosis
1. Sesak nafas yang memberat sejak 3 hari SMRS
2. Nyeri dada (+), disertai rasa berdebar-debar.
3. Asites sejak 3 bulan SMRS, mual (+), muntah (-), kembung, BB turun
4. Edema palpebral, kedua tungkai dan tangan.
5. Urin pekat seperti teh.
6. Riwayat penyakit hati riwayat pungsi asites bulan Mei 2014.
7. Riwayat operasi katup jantung tahun 1993.
3.1.1.2 Anemia
Merasa pucat, lemas dan mudah lelah.
3.1.1.3 Underweight
Berat badan turun sebanyak 10 kg dalam 1 tahun terakhir.
1. Sklera ikterik
4. Murmur diastolik +
5. Asites, nyeri tekan regio epigastrium dan hipokondriak kanan. Shifting
dullness (+)
3.1.2.2 Anemia
Konjungtiva anemis +
3.1.2.3 Underweight
BMI = 15,2 kg/m2 underweight
3.1.3.2 Anemia
Hb : 7,7 g/dL
3.2 Teori
Cardiac Cirrhosis
Definisi : perubahan hepatik yang disebabkan oleh adanya gagal jantung kanan.
Secara klinis, manifestasi yang timbul adalah manifestasi dari gagal jantung kanan.3
Etiologi :5
1. Penyakit jantung bawaan
2. Trombosis vena cava
3. Ischemic heart disease (31%)
4. Valvular heart disease (23%)
5. Cardiomyopathy (23%)
6. Primary lung disease (15%)
7. Pericardial disease (8%)
Patofisiologi3
2. Pemeriksaan paru:
Peningkatan tekanan vena jugularis karena bendungan yang terjadi pada
jantung kanan. Pada inspeksi juga akan terlihat adanya distensi vena jugular yang
cukup jelas. Pada auskultasi paru akan didapatkan adanya rhonki basah halus
karena terjadi edema pulmoner.
3. Pemeriksaan jantung:
Murmur karena insufisiensi katup trikuspid, dapat terjadi aliran
balik/regurgitasi. Selain itu juga dapat ditemukan adanya splitting S2. Gejala
dekompensasi jantung kanan:
Dyspnea
Orthopnea
Paroxysmal Nocturnal Dyspneu
Wheezing, batuk
4. Pemeriksaan abdomen:
o Dapat ditemukan adanya hepatomegali, atau pada palpasi dapat diraba hepar yang
mengalami sirosis, yaitu hepar yang permukaannya tidak rata/bernodul, konsistensi
keras, tepi tidak tajam.
Nyeri abdomen RUQ
o Dapat ditemukan splenomegaly
5. Pada < 10% pasien penderita cardiac cirrhosis mengalami jaundice karena adanya
peningkatan serum bilirubin.
6. Hepatic encephalopathy (jarang terjadi). Hal ini dapat terjadi karena adanya
substansi neurotoksik yang mengenai otak. Substansi neurotoksik tersebut antara
lain adalah amonia
Pemeriksaan Penunjang:8
o Restriksi sodium
o Paracentesis terapeutik & diagnostik
o Peritoneovenous shunt
o Diuretik intravena
o Beta bloker, ACE inhibitor
o Antagonis aldosteron spironolakton
o Surgery
BAB IV
KESIMPULAN
Sirosis hepatis merupakan sebuah kondisi yang seringkali merupakan tahapan akhir
dari kerusakan hepar. Etiologi dari sirosis hepatis dapat berasal dari infeksi maupun non-
infeksi. Sirosis yang disebabkan oleh infeksi misalnya disebabkan oleh hepatitis viral
kronis, sedangkan yang berasal dari non-infeksi salah satunya adalah cardiac cirrhosis.
Manifestasi yang timbul pada pasien dengan cardiac cirrhosis yang dominan adalah gejala-
gejala yang dijumpai pada pasien gagal jantung kanan, yaitu adanya sesak nafas, nyeri
dada, dyspnea, orthopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea, dyspnea on effort,dan tanda-
tanda bendungan seperti edema ataupun edema pulmonal. Sementara gejala sirosis seperti
stigmata sirosis seringkali tidak menonjol pada pasien cardiac cirrhosis.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian, sirosis hati yang
semula merupakan kondisi yang ireversibel, kini menjadi mungkin untuk reversibel,
contohnya pada sirosis hepatis yang disebabkan oleh hepatitis C, namun pada cardiac
cirrhosis, keadaan sirosisnya hingga saat ini masih ireversibel. Oleh karena itu, hal yang
terpenting adalah penekanan pada prevensi dari terjadinya cardiac cirrhosis dengan
mengenali tanda dan gejalanya sejak dini agar progresi dari penyakit dapat segera
ditatalaksana dengan baik.
Pada pasien kasus ini, perjalanan penyakitnya kronis dan tatalaksana yang
diberikan bersifat suportif dan simptomatik karena untuk mengembalikan hepar pada
kondisi semula tidak memungkinkan. Prognosis pasien kasus ini secara quo ad vitam
adalah dubia ad malam, secara quo ad functionam adalah malam, dan secara quo ad
sanationam adalah malam.
DAFTAR PUSTAKA