PENGERTIAN
DHF adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, terutama
menyerang pada anak-anak dengan ciri-ciri : demam tinggi mendadak disertai manifestasi
perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok (DSS) dan kematian. Penyakit ini ditularkan
lewat nyamuk Aedes aegypti, yang membawa virus dengue (anthropad borne viruses) atau
disebut arbo virus. DHF dapat menyerang semua umur tetapi terbanyak pada anak-anak.
Epidemiologi :
Terdapat pada daerah tropis,terutama negara Asean dan Pasifik barat disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes,diIndonesia dikenal 2 jenis nyamuk Aedes yaitu:
Aedes Agypti dan Aedes albopictus. Insiden secara keseluruhan tidak ada perbedaan jenis
kelamin penderita DHF tetapi kematian lebih banyak pada anak perempuan,usia antara 1- 4
tahun dan 5 10 tahun.
TANDA DAN GEJALA
1. Demam : demam tinggi timbul mendadak, terus menerus, berlangsung dua sampai tujuh hari
turun secara cepat.
2. Perdarahan : perdarahan disini terjadi akibat berkurangnya trombosit (trombositopeni) serta
gangguan fungsi dari trombosit sendiri akibat metamorfosis trombosit. Perdarahan dapat
terjadi di semua organ yang berupa:
Uji torniquet positif
Ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva
Epistaksis dan perdarahan gusi
Hematemesis, melena
Hematuri
3. Hepatomegali :
Biasanya dijumpai pada awal penyakit
Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
Nyeri tekan pada daerah ulu hati
Tanpa diikuti dengan ikterus
Pembesaran ini diduga berkaitan dengan strain serotipe virus dengue
4. Syok : Yang dikenal dengan DSS , disebabkan oleh karena : Perdarahan dan kebocoran
plasma didaerah intravaskuler melalui kapiler yang rusak. Sedangkan tanda-tanda syok
2
adalah:
Kulit dingin, lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki
Gelisah dan Sianosis disekitar mulut
Nadi cepat, lemah , kecil sampai tidak teraba
Tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang dari
80 mmHg)
Tekanan nadi menurun (sampai 20mmHg atau kurang)
5. Trombositopeni: Jumlah trombosit dibawah 150.000 /mm3 yang biasanya terjadi pada hari ke
tiga sampai ke tujuh.
6. Hemokonsentrasi : Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator kemungkinan
terjadinya syok.
7. Gejala-gejala lain :
Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare atau konstipasi serta kejang.
Penurunan kesadaran
PATOFISIOLOGI DBD/DSS
DENGUE INFECTION
3
Thrombocytope
Fever Hemorhagic nia
Anorexia Manifestatio Hepatomegal Ag Ab
fomiting n y complex +
complement
Incraeased Grade
Vascular I
fermeability
II
Dehydration Leakge of Hemokonsentra
Dengue plasma si
fever Hypoproteinemi III
Hypopolemia a Pleural
efution
shock Ascites IV
DIC
Anoxia
GI Bleeding
Death
Acidosis
DHF/DSS
Tahap perkembangan
Perkembangan Psikoseksual menurut (Sigmund Freud) :
Fase anal (1 3 tahun ): Daerah anal aktifitas,pengeluaran tinja menjadi sumber
kepuasan libido yang penting. Menunjukan keakuannya .sikap narsistik (cinta terhadap
diri sendiri) dan egoistik.Tugas utama anak : Latihan kebersihan, perkembangan bicara
dan bahasa meniru dan mengulang kata sederhana,hubungan interrpersonal anak sangat
terbatas,bermain sendiri,belum bisa bermain dengan anak lain.
Fase oedipal/falik (3 5 tahun) : melakukan rangan autoerotic,bermain dengan anak
berjenis kelamin berbeda,anak pasca oedipal berkelompok dengan sejenis.Pada fase ini
anak sering mengalami oedipus komplek bagi anak lelaki dan elektra komplek bagi anak
perempuan.
Fase Laten (5 12 tahun) : Anak memasuki masa pubertas,memasuki periode
integrasi,fase tenang,dorongan libido mereda sementara,erotik zona berkurang,anak
tertarik dengan peer group (kelompok sebaya).
Pemeriksaan fisik :
Derajat 1 dan 2 Mukosa mulut kering,hiperemia tenggorokan, derajat 3 dan 4
terdapat pembesaran hati dan Nyeri tekan,sakitmenelan, pembesaran limfe,nyeri
tekan epigastrik, hematemisis dan melena.
2.6.Tulang otot integumen (B6: Bone)
Anamnesa : pasien mengeluh otot,persendian dan punggung,kepanas-an,wajah
tampak merah pada derajat 1 dan 2,derajat 3 dan 4 terdapat kekakuan
otot/kelemahan otot dan tulang akibat kejang atau tirah baring lama.
Pemeriksaan fisik :
Nyeri pada sendi, otot,punggung dan kepala;kulit terasa panas, wajah tampak
merah dapat disertai tanda kesakitan,pegal seluruh tubuh derajat 1 dan 2 sedangkan
derajat 3 dan 4 pasien mengalami parese atau kekakuan bahkan kelumpuhan.
.IV. Data Penunjang
Hematokrit
Normal :PCV/Hm= 3 X Hb
Trombositopenia menurun atau kurang dari 100.000/mm3
Masa perdarahan dan protombin memanjang
Lekopeni kadang-kadang lekositosis ringan
Prioritas masalah Keperawatan :
1. Mencegah terjadinya hipopolemik syok
2. Intik nutrisi yang adekuat.
3. Mencegah komplikasi, perdarahan dan infeksi.
4. Imformasi tentang proses penyakit
5. Cemas
Penatalaksanaan
Pengobatan DHF hanya bersifat simtomatis dan suportif, yaitu :
1. Pemberian cairan yang cukup, diberikan untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi akibat
demam tinggi, anoreksia, dan muntah,pasien perlu diberikan minum sebanyak mungkin (1
2 liter dalam 24 jam) berupa air teh dengan gula,sirup atau susu dapat pula diberi oralit.
2. Antipiretik, seperti golongan acetaminofen (paracetamol),jangan berikan sembarang golongan
salisilat karena dapat menyebabkan perdarahan.
3. Surface cooling
4. Antikonvulsan, bila pasien kejang dapat diberikan :
Diazepam (Valium)
Fenobarbital (luminal)
9
Diagnosa Keperawatan :
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan Kebutuhan nutrisi pasien ter- 1. Mengkaji keluhan mual, sakit me- Untuk menetapkan cara mengatasi-
nutrisi; kurang dari kebutuhan se- penuhi; pasien mampu meng- nelan & muntah yang dialami oleh nya.
hubungan dengan mual, muntah, habiskan makanan sesuai de- pasien.
anoreksia & sakit saat menelan. ngan porsi yang diberikan/di- 2.Mengkaji cara/bagaimana makanan Cara menghidangkan makanan d-
butuhkan. dihidangkan. pat mempengaruhi nafsu makan
pasien.
3.Memberikan makanan yang mudah Membantu mengurangi kelelahan
ditelan seperti: bubur, tim & dihi- pasien & meningkatkan asupan
dangkan saat masih hangat. makanan karena mudah ditelan.
4.Memberikan makanan dalam porsi Untuk menghindari mual &
kecil & frekuensi sering. muntah.
5. Menjelaskan manfaat makanan/ Meningkatkan pengetahuan pasien
nutrisi bagi pasien terutama saat tentang nutrisi sehingga motivasi
11
3. Kurangnya pengetahuan tentang Pengetahuan pasien/keluarga 1. Mengkaji tingkat pengetahuan pa- Untuk memberikan informasi pada
proses penyakit, diet, perawatan & tentang proses penyakit, diet, sien/keluarga tentang penyakit pasien/keluarga, perawat perlu me-
obat-obatan pasien sehubungan de- perawatan & obat-obatan bagi DHF. ngetahui sejauh mana informasi
ngan kurangnya informasi. penderita DHF meningkat serta atau pengetahuan tentang penyakit
12
4. Potensial terjadinya perdarahan -Tidak terjadi tanda-tanda perda- 1. Memonitor tanda-tanda penurunan Penurunan jumlah trombosit meru-
lebih lanjut sehubungan dengan rahan lebih lanjut (secara kli- trombosit yang disertai dengan pakan tanda-tanda adanya keboco-
trombositopenia. nis). tanda-tanda klinis. ran pembuluh darah yang pada ta-
-Jumlah trombosit meningkat. hap tertentu dapat menimbulkan
tanda-tanda klinis berupa perdara-
han (nyata) seperti epistaksis, peti-
kiae, dll.
2.Memberikan penjelasan tentang Agar pasien/keluarga mengetahui
pengaruh trombositopenia pada hal-hal yang mungkin terjadi pada
pasien. pasien & dapat membantu mengan-
tisipasi terjadinya perdarahan ka-
rena trombositopenia.
3. Memonitor jumlah trombosit se- Dengan jumlah trombosit yang di
tiap hari. pantau setiap hari, dapat di ketahui
tingkat kebocoran pembuluh darah
& kemungkinan perdarahan yang
dapat dialami pasien.
4.Menganjurkan pasien untuk banyak Aktivitas pasien yang tidak terkon-
istirahat. trol dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan.
5.Memberikanpenjelasan pada pasien Keterlibatan keluarga dengan se-
14
bebas demam. tidak mampu dilakukan oleh pa- gantungan pasien dalam memenuhi
sien sehubungan dengan kelemah- kebutuhannya.
an fisiknya.
3. Membantu pasien memenuhi Pemberian bantuan sangat di perlu-
kebutuhan aktifitasnya sehari-hari kan oleh pasien pada saat kondisi-
sesuai dengan tingkat ke- nya lemah & perawat mempunyai
terbatasan pasien seperti mandi, tanggung jawab dalam pemenuhan
makan, eliminasi. kebutuhan sehari-hari pasien tanpa
mem-buat pasien mengalami keter-
gantungan pada perawat.
4. Membantu pasien untukk mandiri Dengan melatih kemandirian
sesuai dengan perkembangan ke- pasien maka pasien tidak me-
majuan fisiknya. ngalami ketergantungan pada
perawat.
5. Memberi penjelasan tentang hal- Dengan penjelasan yang diberikan
hal yang dapat membantu & me- kepada pasien, maka pasien termo-
ningkatkan kekuatan fisik pasien. tivasi untuk kooperatif selama pe-
rawatan terutama terhadap tindakan
yang dapat meningkatkan kekuatan
fisiknya seperti pasien mau meng-
habiskan porsi makan-nya.
6. Meletakkan barang-barang di tem- Akan membantu pasien untuk me-
pat yang mudah terjangkau oleh menuhi kebutuhannya sendiri tanpa
pasien. orang lain.
16
6. Gangguan rasa nyaman: nyeri sehu- -Rasa nyaman pasien terpenuhi. 1. Mengkaji tingkat nyeri yang di ala- Untuk mengetahui berapa berat
bungan dengan mekanisme patolo- -Nyeri berkurang atau hilang. mi pasien dengan memberi ren- nyeri yang dialami pasien.
gis (proses penyakit). tang nyeri (0-10), biarkan pasien
menentukan tingkat nyeri yang di
alaminya, tetapkan tipe nyeri yang
dialami pasien, respons pasien
terhadap nyeri yang dialami.
2. Mengkaji faktor-faktor yang mem- Reaksi pasien terhadap nyeri dapat
pengaruhi reaksi pasien terhadap dipengaruhi oleh berba-gai faktor,
nyeri (budaya, pendidikan, dll). dengan mengetahui faktor-faktor
tersebut maka perawat dapat mela-
kukan intervensi yang sesuai de-
ngan masalah klien. Respon in-
dividu ter-hadap nyeri sangat ber-
beda atau bervariasi, sehingga pe-
rawat perlu mengkaji lebih lanjut
menghindari kesalahan persepsi
terhadap kondisi yang dialami pa-
sien. Misalnya pasien yang berteri-
ak karena nyeri belum tentu me-
ngalami nyeri yang lebih hebat dari
17
DAFTAR PUSTAKA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. S
Jenis kelamin : Perempuan
Tgl. Lahir : 02 Mei 1997
Umur : 5 Tahun
Anak ke : III (tiga)
Nama Ayah : Alh.Tn. A.H
Nama Ibu : Ny. S
Pendidikan ayah : SLTA
Pendidikan Ibu : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Alamat : Jl. Gundi II,No.33 Surabaya
Diagnosa Medis : DHF Grade III
Tgl. MRS : 6 Agustus 2001, Jam 03.00 Wib
Sumber Informasi : Ibu klien dan status rekam medik
II. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Keluhan utama : Panas tinggi secara mendadak disertai mimisan
2. Riwayat penyakit sekarang : Panas tinggi disertai mimisan 2x,jumlah
sedikit,nyeri kepala dan perut sejak 2 hari yang lalu,mual-muntah
menurut ibu klien 2 x 100 cc warna kemerahan,makan minum sulit
Cengeng dan rewel.
3. Riwayat penyakit dahulu : 3 hari sebelum MRS klien panas dan dibawa
kedokter praktek turun sebentar kemudian panas lagi. Klien tidak ada
riwayat penyakit panas,kejang,jantung/HT,paru atau DM, Hanya sakit
batuk pilek biasa .
4. Riwayat penyakit keluarga : Kakak tertua sewaktu berumur 5 tahun
pernah terkena DHF.Beberapa minggu yang lalu kakak nomor dua
menderita sakit typhus abdominalis dan dirawat dirumah sakit, ke-luarga
tidak ada yang menderita penyakit jantung/HT,paru atau DM.
5. Kesehatan lingkungan : Menurut ibu klien kondisi lingkungan bersih
kebersihan kamar mandi,bak mandi dikuras minimal 1 x/seminggu-,-
tinggal diperkampungan yang cukup padat,ibu/keluarga tidak mengetahui
24
g. Sistem reproduksi : saat ini klien berada pada fase oedipal/falik dimana
klien dekat dengan ibu dan kakak tertuanya,tidak mau mengalah dengan
adiknya,vagina labia mayora menutupi labia minora, infeksi pada saluran
kemih menunggu hasil laboratorium,klinis belum nampak.
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium,tgl. 6 8 2001 Tgl. 7 8 - 2001
Hb : 14,8 g/dl 15,8 g/dl
9
Leukosit : 4,7 x 10 /L 4,1 x 109/L
Trombosit : 108 x 109/L 155 x 109/L
Hematokrit : 0,44 % Urine : sedimen :
Elektrolit : Kalium= 3,85 meq/L Leucosit : + 0 -1
Natrium= 132 meq/L epitel : + 1 -2
Calsium= 110 meq/L
Eo/Baso/Batang/leg/lim
-/ - / 1 / 41 / 58
Radiologi, tgl. 6 8 2001
Co : Ukuran dan bentuk normal
Pulmo: Tak tampak infiltra,tak tampak kelainan kedua sinus phrenicocostalis tajam.
V. Terapi/pengobatan :
Tgl. 6 8 2001 :
RLD5 48 cc/jam
Minum manis cukup
Vitamin BC/C 3 x 1 bungkus/hari
Antasida syrup 3 x 1 cth
Diit TKTP 1300 Kcal + 35 gram protein
Nasi 3 x 1/hari
Susu 3 x 200 cc
26
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan hebat/ekstravasasi.
2. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan mekanisme patologis (proses penya-kit)
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual,muntah,anoreksia & sakit saat menelan.
5. Ketidak efektifan pola pernapasan berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
28
2 Hipertermia ber- Hipertermia menu- 1. Anjurkan klg u/ memberikan klien kompres dingin 1. Kompres dingin diharapkan
6/8/01 hubungandengan run/tidak terjadi lagi. pd ketiak, kepala/dahi & lipat paha. membantu menurunkan suhu tubuh
proses penyakit 2. Mengobservasi TTV tiap 3 jam lebih sering. 2. TTV merupakan acuan u/
(viremia) Kriteria hasil : mengetahui KU klien .
-Suhu tubuh normal 3. Menjelaskan ttg penyebab peni-ngkatan suhu 3. Keterlibatan klg sgt berarti dlm
29
ngan mual, mun- meningkat, diit di 3. Kaji keluhan mual,muntah, sakit saat menelan. sonde.
tah,anoreksia & habiskan. 3. U/menetapkan cara mengatasi
sakit saat mene- -Kx.tdk lemah. 4. Berikan makanan yg mudah ditelan seperti kebutuhan nutrisi.
lan. bubur,tim dan susu. 4. Membantu mengurangi kelelahan
klien & membantu meningkatkan asupan
5. Memberikan makan porsi kecil dan sering. maka-nan.
5. U/menghindari mual & muntah.
5 Ketidak efektifan Pola napas efek-tif 1. Berikan O2 2 4 liter/mnt. 1. Oksigen yg diberikan sebagai
8/8/01 pola pernapasan dalam 2 X 24 jam. maintenan-ce sebelum penyebab sesak
berhubungan de- napas diketa-hui scr pasti.
ngan penurunan Kriteria hasil : 2. Obsevasi terhadap pernapasan cuping hidung, 2. U/mengetahui sedini mungkin
ekspansi paru. - Kx.memperlihat- retraksi atau sianosis. adanya sesak napas shg dpt dilakukan tin-
kan frekuensi perna- dak secepat mungkin
pasan yg efektip & 3. Tetap bersama klien & latih u/ bernapas perlahan- 3. Memberikan rasa aman kepada klg
mengalami pertuka- lahan berna pas lebih efektif. & klien serta mengajarkan klien untuk
ran gas pada paru. ber-napas scr efektif.
- Diketahuinya fak- 4. Lakukan pemeriksaan GDA & lainnya. 4. U/mengetahui penyebab sesak
tor penyebab keti- napas shg dpt dilakukan tindakan yg
dakefektifan pola tepat.
napas. 5. Berikan terapi sesuai program.
5. Terapi pengobatan
diperlukan/diindi-kasikan bila terjadi
bronko spasme.
31
EVALUASI AKHIR
Diagnosa keperawatan No.1,2 dan 3 teratasi walau masih perlu observasi karena ada komplikasi
Bronkho pneumoni dan efusi pleural,klien masih dirawat