A. Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara
cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana,
singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat
materi yang dapat menggiring siswa untuk menguasai satu atau lebih KD
(Murni, 2010:1).
Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan
(pamplet) adalah semacam booklet (buku kecil) yang tak berjilid. Mungkin
hanya terdiri dari satu lembar yang dicetak di kedua permukaannya. Tapi
bisa juga dilipat di bagian tengahnya sehingga menjadi empat halaman. Atau
bisa juga dilipat tiga sampai empat kali hingga menjadi beberapa halaman.
Jika dilipat menjadi empat, pamphlet itu memiliki nama tersendiri yaitu
Leaflet sebagai bahan ajar harus disusun secara sistematis, bahasa yang
mudah dimengerti dan menarik. Semua itu bertujuan untuk menarik minat
3. Padat pengetahuan.
Dalam menyusun sebuah Leaflet sebagai bahan ajar, leaflet paling tidak
1. Judul diturunkan dari kompetensi dasar atau materi pokok sesuai dengan
Kurikulum 2004.
5. Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan.
B. Metode Discovery
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tak mudah dilupakan
anak.
5. Dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berpikir analisis dan
16. Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan tafsiran
yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik
kesimpulan yang benar.
17. Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alasan
dan fakta.
18. Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya
seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang
berbagai tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil
dari penyelidikannya sendiri.
19. Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide,
generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan
yang telah ditemukan melalui strategi penemuan.
20. Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya,
misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana
siswa bebas menentukan pendekatannya.
Hamalik (2011: 187) menyatakan bahwa metode discovery paling baik bila
dapat dilaksanakan dalam bentuk komunikasi satu arah atau komunikasi dua
arah.
Struktur penyajian sistem satu arah dalam bentuk usaha merangsang siswa
langkah discovery.
hadapi.
C. Aktivitas Belajar
tidak cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat seperti yang lazim
lain yang dilakukan oleh siswa. Diedrich (dalam Sardiman, 2007: 100-101)
membuat suatu data yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain
sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah
kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya,
diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi
19
(Slameto, 2003:36).
kegiatan belajar mengajar. Aktivitas anak didik dalam hal ini, baik secara
fisik maupun secara mental, aktif. Inilah yang sesuai dengan konsep CBSA.
Jadi, tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar mengajar, kalau anak
didik hanya pasif. Karena anak didiklah yang belajar, maka merekalah yang
harus melakukannya.
tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus
dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas
fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu,
bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau
hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah,
D. Penguasaaan Materi
apa yang dipelajari, tetapi menguasai lebih dari itu yakni melibatkan berbagai
sebagai berikut:
Salah satu instrument atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi
adalah tes. Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah dan
dengan petunjuk itu (Thoha, 1994 : 43). Fungsi tes adalah untuk menilai
kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi
22
adalah tes. Arikunto (2010:53) menyatakan bahwa tes merupakan alat atau
Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran
dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau
tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru
mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk
Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan