PENDAHULUAN
Corak historia yang kaya dalam novel Gajah Mada menarik minat penulis untuk
membedah-analisis novel ini. Latar yang digambarkan oleh Langit Kresna Hariadi
membuat pembaca merasa ikut berada di tengah-tengah pemberontakan yang terjadi di
Kerajaan Majapahit. Sehingga, judul yang peneliti angkat sebagai judul karya tulis ini
adalah Corak Historia dalam Novel Gajah Mada karya Langit Kresna Hariadi.
1.2. Tujuan
Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah :
1.2.1 Mengetahui corak historia pada Kerajaaan Majapahit dalam novel Gajah
Mada Seri ke-1 karya Langit Kresna Hariadi.
1.2.2 Menambah wawasan tentang tata tulis karya ilmiah yang benar.
1 Sumardjo, Jakob. Seluk Beluk Cerita Pendek. (Bandung: Mitra Kancana, 1980)
2 Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2000), halaman
67.
3 Sudjiman, Panuti. Memahami Cerita Rekaan. (Yogyakarta: Pustaka Jaya, 1991), halaman 16.
4 Nurgiyantoro, Burhan. Op. Cit., halaman 165.
c. Latar,
Latar umumnya disebut dengan istilah setting. Latar erat kaitannya
dengan sesuatu yang menjadi latar belakan suatu cerita. Unsur latar dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu: (a) latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya
sebuah peristiwa dalam cerita, (b) latar waktu, biasanya berhubungan dengan
kapan terjadinya suatu peristiwa dalam cerita, dan (c) latar suasana atau sosial,
merupakan hal-hal yang berhubungan dengan keadaan dan perilaku sosial yang
ada pada masyarakat tertentu yang disebutkan dalam cerita.
Penulisan latar dalam cerpen tidak memerlukan detail-detail khusus,
seperti menyangkut keadaan tempat da sosial. Latar dalam cerpen hanya
dilukiskan secara garis besarnya saja, bahkan secara implisit, asalkan dapat
menggambarkan tempat dan suasana yang dimaksud.
d. Alur,
Plot adalah sebab-akibat yang membuat cerita berjalan dengan irama
atau gaya dalam menghadirkan ide dasar. Semua peristiwa yang terjadi di
dalam cerpen harus berdasarkan hukum sebab akibat, sehingga plot jelas tidak
mengacu pada jalan cerita, tetapi pada hubungan tiap peristiwa.5 Contoh
populer menerankan arti plot adalah begini: Raja mati. Itu disebut jalan cerita.
Tetapi raja mati karena sakit hati, adalah plot.(6)
Plot dalam suatu cerpen umumnya bersifat tunggal yang berarti hanya
terdiri dari satu urutan peristiwa saja yang diikuti sampai cerita berakhir.
Urutan peristiwa dapat dimulai dari mana saja, misalnya dari konflik yang ada.
Dapat disimpulkan jika plot tidak harus diawali dengan tahap pengenalan para
tokoh. Sebagai akibat plot yang bersifat tunggal maka konflik yang dibangun
dan klimaks yang diperoleh pun, biasanya bersifat tunggal.
e. Sudut pandang,
Sudut pandang merupakan cara sebuah cerita diceritakan. Sudut
pandang merupakan sarana pengarang untuk menceritakan unsur-unsur
pembangun cerita yakni tokoh, tindakan, latar, dan peristiwa. Sudut pandang
biasanya disebut dengan istilah pusat pengisahan.
Sudut pandang secara garis besar terdapat dua macam, yaitu: (a) orang
pertama (first person) dengan menggunakan gaya pengisahan aku.
Pengisahan gaya ini lebih cocok jika digunakan untuk melukiskan segi
kehidupan batin manusia yang dalam dan rahasia, (b) orang ketiga (third
person) dengan menggunakan gaya pengisahan dia, ia atau nama orang.
7 Wellek, Rene, dan Austin Warren. Teori Kesusastraan. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1989), halaman
450
menggunakan fakta-fakta sejarah yang tak-terbantahkan sebagai latar belakang
pengisahan tokoh-tokoh fiktifnya Banyak novel sejarah memasukkan watak-watak
bersejarah sebagai watak utama atau kecil ke dalamnya.
Novel sejarah juga sama dengan jenis buku fiksi lainnya. Yaitu ceritanya
berdasarkan kisah khayalan sang pengarang. Novel sejarah biasanya dilatarbelakangi
oleh sejarah-sejarah yang terjadi di dunia atau Indonesia yang diharapkan bisa
menarik minat para pembaca.
Dalam perkembangannya, novel sejarah terbagi menjadi beberapa periode,
yang akan dijelaskan menggunakan tabel sebagai berikut:
2.2.3 Historia
Menurut KBBI, historia berasal dari kata histori yang berarti sejarah, masa
lampau yang membicarakan tentang perilaku manusia pada masa itu. Aristoteles
berpendapat bahwa sejarah adalah satu sistem yang meneliti satu kejadian sejak awal
dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, sejarah adalah peristiwa
pada masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod, atau bukti yang konkret.
Sedangkan menurut Herodotus, sejarah adalah satu kajian untuk menceritakan suatu
perputaran jatuh bangunnya seseorang, tokoh, masyarakat, dan peradaban.
Ahli lain, Abramiwitz menyatakan bahwa sejarah adalah suatu runtutan
peristiwa yang terjadi pada sebuah kejadian. Lain halnya dengan Costa, ia
mendefinisikan sejarah sebagai record of the whole human experience, dimana
pada hakikatnya sejarah merupakan catatan seluruh pengalaman, baik secara individu
maupun kolektif bangsa dimana masa lalu tentang kehidupan umat manusia.
2.2 Analisis
Analisis kelompok 6 terhadap novel Gajahmada Seri ke-1 bedasarkan sudut pandang
historia mengenai pemberontakan yang terjadi di kerajaan Majapahit pada masa
kepemimpinan Jayanegara.
Hingga akhirnya tibalah kini, para Rakrian Dharma Putra Winehsuka melakukan
makar.
Sesuai dengan sejarah, Ra Kuti, yang tak lain adalah sengkuni dari kalangan
Dharmaputra (pegawai istana yang disenangi raja) bentukan Raden Wijaya melakukan
pemberontakan membelot kepemimpinan Jayanegara.(8)
Dalam perjalanan sejarahnya yang masih muda, Majapahit yang kini berada di bawah
pemerintahan Kalagemet yang bergelar Jayanegara telah bertubi-tubi mengalami gempuran
oleh berbagai pemberontakan.
Oleh karena itu, Bekel Gajahmada merasa yakin kalau ada pihak tertentu yang
bakal melakukan pemberontakan jelas tak mungkin ada hubungannya dengan keluarga
istana.
Menurut laporan telik sandi, Bekel Gajahmada mulai bertutur, pada saat ini
bangsal kesatrian Jala Rananggana kosong,
Sesuai dengan sejarah ,pimpinan pasukan Jala Rananggana tidak berhasil ditemui
karena pada saat itu kesatuan pasukan tersebut telah mempersiapkan diri di suatu tempat
yang cukup jauh dari istana untuk mengadakan serangan dadakan keesokan harinya.(11)
Aku tidak terlibat dalam persoalan ini. Dan, aku tidak akan melibatkan diri dalam
persoalan Rakrian Kuti, berkata Panji Watang.
8 Bilicota, Yacob. Misteri pemberontakan Ra Kuti hingga wajah asli sang Gajah Mada. Diakses dari
https://www.merdeka.com/peristiwa/misteri-pemberontakan-ra-kuti-hingga-wajah-asli-sang-gajah-mada.html
pada tanggal 5 Oktober 2016 pukul 20.33 WIB.
9 Anonim. Jayanegara. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Jayanagara pada tanggal 5 Oktober 2016
pukul 20.16 WIB.
10 Anonim. Jayanegara. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Jayanagara pada tanggal 5Oktober 2016
pukul 20.16 WIB.
11 Anonim. Majapahit : Gajahmada (1). Diakses dari
http://wilwatiktamadani.blogspot.co.id/2011/05/majapahit-gajah-mada-1.html pada tanggal 5 Oktober 2016
pukul 20.39 WIB.
Sesuai dengan sejarah, pasukan Jala Pati memilih bersikap netral.(12)
Ra Kuti dan segenap Dharmaputra Winehsuka yang merencanakan tindakan makar
itu,lanjut Panji Watang.
Kini aku mendapatkan gambaran. Para Rakrian Dharmaputra Wineshuka yang
mendalangi rencana pemberontakan itu. Para Rakrian Wineshuka mengajak Temenggung
Pujut Luntar.
Sesuai dengan sejarah, Ra Kuti berhasil membujuk agar pasukan Jala Rananggana
bergabung untuk membelot.(14)
Pasukan Jala Rananggana terlibat, mereka tak ada di bangsal kesateria, Rakrian
Pujut Luntar terbujuk oleh rayuan Ra Kuti
Sesuai dengan sejarah, pimpinan pasukan Jala Rananggana tidak berhasil ditemui
karena pada saat itu kesatuan pasukan tersebut telah mempersiapkan diri di suatu tempat
yang cukup jauh dari istana untuk mengadakan serangan dadakan keesokan harinya.(15)
Salah satu sesanti yang diyakini oleh prajurit Bhayangkara adalah berjuang
sampai titik darah penghabisan, berusaha sampai nyawa terpisah dari raga.
Sesuai dengan sejarah, pasukan Bhayangkara merupakan penjaga keamanan raja
yang terdiri dari orang-orang sakti dan setia yang terpilih.(16)
Berikan pengertian agar beliau mau menyamar sebagai orang kebanyakan, desak
Gajahmada.
Sesuai dengan sejarah, hanya pada keadaan darurat raja akan dibangunkan dari
tidurnya.(18)
Sesuai dengan sejarah, bahwa dalam penguasaan Gajah Mada terdapat salah satu
jenis perang yang dipakai yaitu Supit Urang, gelar perang ini merupakan siasat perang
yang menyerupai seekor udang dengan kedua supitnya yang menggunakan gerak-gerik
yang amat teliti, karena pemimpin selalu mengetahui serangan musuh yang akan dilawan
dengan siap sedia. Dengan ketangkasan supitnya, musuh akan mendapat bahaya. Cara ini
digunakan oleh Pandawa dalam perang Baratayudha.(19)
Bagaimanapun di sudut hatinya, Temenggung Pujut Luntas memang merasa telah
mengkhianati negaranya
Pertarungan antara Pujut Luntas dan Banyak Sora itu seolah menjadi gambaran
persaingan yang terjadi antara pasukan Jala Rananggana dan Pasukan Jalapati
Dalam sejarah, dipimpin oleh Ra Kuti, mengajak pimpinan pasukan Jala Rananggana
untuk melakukan pemberontakan terhadap istana. Pasukan Jala Yudha bersikap
mendukung istana, sedangkan pasukan Jala Pati memilih bersikap netral.(20)
Yang ada sekarang perang brubub, perang tanpa ikatan yang lazim disebut
sebagai perang Pasir Wutah
Sesuai dengan sejarah, bahwa prajurit Majapahit tak kenal lelah, berlatih
pertempuran dalam bentuk-bentuk gelar perang yang mereka kenal, Pasir Wutah, Garuda
Nglayang, Gedong Minep, Samodra Rob dan lainnya. Dalam Sepasaran hari, mereka bisa
berlatih hingga dua sampai tiga kali. Mereka mencoba mendapatkan setiap kemungkinan
17 Nanggola, Johannes. Guna Penyamaran. Diakses dari http://hukum.rmol.com pada tanggal 5 Oktober 2016
pukul 22.59 WIB.
18 Subhaniae, Dzikry. Kisah Gajahmada Menumpas Ra Kuti. Diakses dari
http://daerah.sindonews.com/read/942958/29/kisah-gajah-mada-menumpas-pemberontakan-ra-kuti-
1419724980/8 pada tanggal 5 Oktober 2016 pukul 22.47 WIB.
19 Wayang, Siasat Perang Supit Urang, dalam https://wayangku.wordpress.com/2008/10/17/siasat-perang-supit-
urang/. Diakses 5 Oktober 2016, pukul 20.09 WIB.
20 Mintardja, S. H., Surya Majapahit, dalam https://serialshmintardja.wordpress.com/dongeng/surya-
majapahit/20/. Dakses 5 Oktober 2016, pukul 22.20 WIB.
yang ada pada masing-masing gelar yang mereka dapat manfaatkan dalam petempuran
sesungguhnya kelak.(21)
Para prajurit kesatuan Jalayuda saling pandang Kini setelah semuanya terjadi
mereka melihat kenyataan yang tak terbantah dan saat menyakitkan bahwa mereka diperalat
serta dikorbankan oleh para Dharmaputra Wineksuka dalam menggapai angan-angannya.
Cakrabyuka dan Diradameta siap menghajar Garudalayang.
Gelar Cakra Byuha adalah formasi perang dengan pengepungan. (Cakra = cakram,
senjata berbentuk bulat pipih bergerigi; Byuha = gelar barisan). Formasi ini dapat juga
digunakan untuk masuk ke tengah-tengah medan pertempuran yang sudah terlebih dahulu
terjadi .Diradameta artinya gajah yang sedang marah. Siasat ini menggambarkan
kemarahan seekor gajah. Kemarahan yang mengagumkan (sekaligus mengerikan), belalai
dan gading gajah itu sangat membahayakan. Dan kekuatannya pun maha dahsyat. Siasat
perang Diradameta ini digunakan Kurawa dalam perang Baratayudha. Gelar Garuda
Nglayang ini mengandalkan kekuatan pasukan yang besar seperti burung garuda melayang
dan meniru gerakan burung garuda, dimana panglima dan pemimpin pasukan berada di
paruh, kepala, sayap,dan ekor memberikan perintah kepada anak buahnya dengan siasat
seperti tingkah burung garuda yang menyambar atau mematuk, dsb. Gelar perang ini
pernah juga digunakan oleh pihak Pandawa pada perang Baratayudha.(23)
21Ungguls, Lembayung Majapatih Asal Usul & Menghilangnya Sang Maha Patih , dalam
http://unggulsetiadi.blogspot.co.id/2008/01/lembayung-majapahit-episode-03.html. Diakses 5 Oktober 2016,
pukul 20.25 WIB.
22Asaf, Johan, Rakuti, Pemberontak Paling Berbahaya Era Jayanegara, dalam
http://www.kompasiana.com/juanasaf/rakuti-pemberontak-paling-berbahaya-era-
jayanegara_5695bc798f7a610e05dde1ba. Diakses 5 Oktober 2016, pukul 20.46 WIB.
Banyak Sora dan Panji Watang saling pandang. Meski keduanya masih belum
berbicara, dua temengung itu bersepakat untuk menangkap Ra Kuti.
Ra Kuti yang marah itu segera melepas dua buah anak panahnya. Anak panah
beracun bisa ular itu melesat dengan sasaran Mahapatih Arya Tadah
...
Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Pangsa, Ra Yuyu, dan Ra Banyak menjadi gerigi tajam
yang menyambar-nyambar dengan ayunan pedang serta tombak...
... Gajahmada yang hanya berpangkat Bekel. Namun, Gajahmada memiliki lencana
Mahapatih Tadah yang keberadaanya seolah tidak ubahnya Arya Tadah sendiri.
...
Gajah Mada, pada waktu itu masih menjadi seorang prajurit berpangkat Bekel.
Pangkat bekel dalam keprajuritan pada saat itu setingkat lebih tinggi dari lurah prajurit,
namun masih setingkat lebih rendah dari Senopati. Pangkat di atas Senopati adalah
Tumenggung, yang merupakan pangkat tertinggi.(26)
... Pasukan Jalapati dan Jala Rananggana yang berada dalam keadaan letih luar
biasa itu tak mungkin dipaksa bertempur lagi melampaui batas kemampuan mereka....
...
Segenap prajurit Bhayangkara, kalian harus meloloskan diri melalui pintu gerbang
timur. Mungkin kalian bisa memanfaatkan kuda-kuda yang dimiliki Ki Jayengsuro.
Upayakan para pemberontak itu benar-benar merasakan yakin Tuanku Jayanegara bersama
kalian melarikan diri ke arah timur. Akan halnya bagaimana dengan Tuanku Jayanegara, itu
urusanku....
...
Pasukan Bhayangkara adalah pasukan yang memiliki kemampuan luar biasa. Dalam
pembentukannya, tidak sembarang orang bisa menjadi bagian pasukan ini. Diperlukan
persyaratan-persyaratan khusus serta gemblengan yang keras sehingga secara pribadi
prajurit Bhayangkara memiliki kemampuan melebihi kemampuan prajurit pada
umumnya....
Kala itu, Gajah Mada yang menjadi komandan pasukan khusus Bhayangkara,
dikisahkan didukung 15 prajurit pengawal raja yang masih setia.
Pasukan Bhayangkara merupakan penjaga keamanan raja yang terdiri dari orang-orang
sakti dan setia yang terpilih. Anggota Bhayangkara dipilih melalui seleksi ketat.(28)
...
Sebagaimana Paman Mahapatih Arya telah mengetahui, hari ini aku telah
menyelamatkan Majapahit. Aku menyelamatkan Majapahit yang suram karena berada di
bawah pemerintahan orang yang tidak punya kemampuan membawa Majapahit ke masa
depan yang cerah. Itu sebabnya, aku terpaksa menggusur Kalagemet dari singgasana.
...
Kutipan di atas bertentangan dengan sumber yang menyatakan bahwa Ra Kuti punya
misi khusus. Dia sangat ingin membunuh Raja karena telah menjadi penyebab
meninggalnya sang istri dan merusak rumah tangganya.(29)
... Mereka yang baru-baru ini diberi gelar Dharmaputra Winehsuka oleh Sri
Baginda. Winehsuka melakukan tindakan mangkar tanpa rasa malu sama sekali.
Keinginanmu menjadi raja kau bungkus dengan sebuah dalih menyelamatkan Majapahit
dari kemandekan....
. . .
Bhayangkara Lembang Laut dan Gagak Bongol menyelinap ke sana kemari tanpa mengundang
rasa curiga . . . .
Tidak sesuai dengan sejarah karena Jayanegara dibawa ke Desa Bedander (ada
juga yang menulisnya Desa Badander). Singkat cerita, di tempat persembunyian,
tepatnya di rumah Buyut Bedander, seorang pengalasan atau pesuruh meminta
pamit hendak ke Majapahit. (35)
. . .
Mereka yang bisa membantu memberi keterangan dan bahkan menangkap Jayanegera, Maha
Prabu Kuti akan memberikan ganjaran besar. Sebaliknya, kepada siapapun yang menyembunyikan atau
memberikan perlindungan kepada Jayanegara, yang bersangkutan bisa mendapat hukuman mati.
. . .
Ra Kuti punya misi khusus. Dia sangat ingin membunuh Raja karena telah
menjadi penyebab meninggalnya sang istri dan merusak rumah tangganya, karena
itulah ia ingin sekali menangkap Jayanegara dan membunuhnya dengan cara
apapun. (36)
. . . Kecurigaan Gajahmada bahwa ada pengkhianat di tubuh pasukan Bhayangkara memang
benar . . .
Sesuai dengan sejarah bahwa dialah, Panji Saprang adalah dalang dari
kejadian-kejadian besar menyangkut kehancuran Singasari, kekalahan Kubilai Khan di
Jawa, dan berdirinya Majapahit yang kata orang-orang Raden Wijayalah pendirinya. (38)
Berita mengenai orang-orang melakukan pepe itu sampai pula ke telinga pimpinan
Dharmaputra Winehsuka . . . .
. . .
. . . Ra Kuti tidak berhak duduk di singgasana Majapahit, bukan hanya karena Ra Kuti bukan
keturunan Raden Wijaya, tetapi lebih jauh dari itu di tubuh Rakrian Kuti sama sekali tidak mengalir
garis keturunan Ardhanareswari . . . .
. . .
Jayanegara adalah anak kandung Indreswari alias Dara Petak yang kemudian
menjadi anak angkat Tribhuwaneswari, sehingga ia dapat menjadi putra mahkota
sebagai calon raja selanjutnya, namun Ra Kuti bahkan tidak mempunyai darah dari
keturunan Raden Wijaya dan bahkan bukan dari keturunan Ardhanareswari. (40)
. . .
Gajahmada tidak akan ditemukan di Krian, jawab mata-mata kaki tangannya itu yang benar,
kau bisa menemukan mereka di Kabuyutan Mojoagung.
. . .
Tidak sesuai dengan sejarah karena Jayanegara dibawa ke Desa Bedander (ada
juga yang menulisnya Desa Badander). Singkat cerita, di tempat persembunyian,
tepatnya di rumah Buyut Bedander, seorang pengalasan atau pesuruh meminta pamit
hendak ke Majapahit. (41)
Untuk menemukan jejak Jayanegara jelas pekerjaan yag sangat sulit karena Gajahmada
tetu menggunakan tingkat kerahasiaan amat tinggi.
. . .
Sesuai dengan sejarah bahwa Gajah Mada adalah prajurit yang setia. (42)
... Aku mendengar kisah menyeramkan yang terjadi di kotaraja, banyak rumah dijarah dan
perempuan-perempuan diperkosa. ... (43)
Sesuai dengan sejarah, Pada zaman pemberontakan Ra Kuti, banyak yang terjadi di
ibukota, mulai dari banyak rumah dijarah, dan perempuan-perempuan diperkosa(44).
Pasukan Bhayangkara yang hanya kecil saja itu punya kemampuan bertahan luar
biasa, juga banyak akalnya.
...
...
Hingga akhirnya malam sampai ke tengah puncaknya. Adalah bersamaan waktunya
dengan ketika Gajahmada dan Jayanegara mulai memasuki Pegunungan Kapur Utara hingga
akhirnya Gajahmada telah sampai di pintu gerbang Kudadu. ...
...
Di Kotaraja Majapahit beberapa hari yang lalu telah terjadi pemberontakan yang
dipimpin Ra Kuti....
... Dalam hal mengayunkan pisau dengan arah bidik tepat bukanlah hal aneh karena
para Bhayangkara bisa melakukannya. ...