Bab I1
Bab I1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk lebih mengerti dan memehami mengenai tentang carsinoma paru beserta
penatalaksanaannya.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dengan adanya makalah ilmiah ini, institusi pendidikan berhasil menjadikan
mahasiswa yang lebih mandiri dalam membuat suatu makalah ilmiah dan menambah
wawasan dan pengetahuan mahasiswa.
1
1.3.2 Bagi Pembaca
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang
carcinoma paru serta penatalaksanaannya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari epitel kelenjar mukosa
bronkus. Kanker paru cenderung menyebar luas, memperluas massa yang tidak teratur
daripada invasi terbatas dalam parenkim paru. Penyebaran seperti itu menghasilkan
atelektasis pada perbatasan parenkim.Metastasis sering terjadi dan menyebar luas, khususnya
meliputi otak, node limfa, tulang dan hepar.
a. Karsinoma sel skuamosa berciri khas proses keratinisasi dan pembentukan bridge
intraseluler. Studi sitologi memperlihatkan perubahan yang nyata dari displasia skuamosa ke
karsinoma in situ.12 Karsinoma sel skuamosa biasanya meningkat pada segmen bronkus
dan menyebar secara lokal yang menyebabkan obstruksi bronkial.
b. Adenokarsinoma berciri khas dengan bentuk formasi glandular dan kecendrungan ke arah
pembentukan konfigurasi papilar. Biasanya membentuk musin, sering tumbuh dari bekas
kerusakan jaringan paru (scar). Dengan penanda tumor CEA (Carcinoma Embrionic Antigen)
karsinoma ini bisa dibedakan dari mesotelloma. Adenokarsinoma paru biasanya terletak pada
paru bagian perifer dan menyebar ke otak, tulang, hati, dan bagian paru lainnya.
c. Karsinoma sel besar, ini suatu subtipe yang gambaran histologisnya dibuat secara
ekslusion. Karsinoma sel besar tidak mempunyai gambaran diferensiasi skuamosa atau
glandular. Sel bersifat anaplastik, tak berdiferensiasi, biasanya disertai oleh infiltrasi sel
neutrofil. Kanker paru sel besar mulai keluar sebagai tumor perifer yang besar yang
menyebar secara lokal sebelumbermetastasis.
Gambaran histologis SCLC yang khas adalah dominasi sel-sel kecil yang hampir semuanya
diisi oleh mukus dengan sebaran kromatin dan sedikit sekali/tanpa nucleoli. Disebut juga
3
karsinoma sel oat karena bentuknya mirip dengan bentuk biji gandum. Sel kecil ini cenderung
berkumpul di sekeliling pembuluh darah halus menyerupai pseudoroset. Sel-sel yang
bermitosis banyak sekali ditemukan begitu juga gambaran nekrosis. DNA yang terlepas
menyebabkan warna gelap di sekitar pembuluh darah.SCLC meliputi sel oat, sel heksagonal,
sel kanker limfositik, dan spindel.
Keterangan :
T1 = Tumor 3 cm pada penampakan, dikelilingi oleh pleura paru atau visera dan tanpa
bukti invasi proksimal ke lobus bronkus pada bronkoskopi.
4
T2 = Tumor > 3 cm pada penampakannya, atau tumor dengan ukuran berapa saja yang
melibatkan bronkus utama, menginvasi pleura visceral, atau berhubungan dengan atelektasis
atau infeksi pneumonia obstruktif yang meluas ke region hilus. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan atelektasis atau obstruksi infeksi harus terlibat kurang dari seluruh paru.
T3 = Tumor dengan ukuran berapa saja yang mengadakan pelebaran langsung ke dinding
dada (termasuk tumor sulkus superior), diafragma, pleura mediastinal, atau perikardium
parietal; atau tumor pada bronkus utama < 2 cm jaraknya dengan karina tanpa melibatkan
karina; atau atelektasis atau obstruksi infeksi paru dari seluruh paru.
T4 = Tumor dengan ukuran berapa saja dengan invasi mediastinum, jantung, pembuluh
darah besar, trakea, esophagus, vertebra, atau karina, atau dengan efusi pleura ganas atau
pericardia; atau dengan nodul tumor satelit dalam sisi yang sama dari lobus paru yang
mengandung tumor primer.
N1 = Metastasis ke limfonodi pada peribronkhial atau sisi yang sama region hilus, atau
keduanya termasuk penyebaran langsung.
N2 = Metastasis ke sisi yang sama nodus limfe regional dan/ atau nodus limfe subkarina.
Derajat kanker paru jenis Small Cell Lung Cancer (SCLC), yaitu :
1. Limited (terbatas) = tumor terbatas pada satu hemitoraks dan hilus, mediastinal,
5
2. Extensive (meluas) = menyebar ke bagian yang lebih jauh.
Tuberculosa (TB) banyak dikaitkan sebagai faktor predisposisi kanker paru melalui
mekanisme hyperplasia metaplasi. Karsinoma In Situ dari kanker paru diduga timbul sebagai
akibat adanya jaringan parut TB.
Perokok yang mempunyai keluarga yang menderita kanker mempunyai risiko 30-40
kali lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok yang tidak mempunyai keluarga yang
menderita kanker. Ini berarti ada kontrol genetik yang bertanggung jawab untuk terjadinya
kanker paru. Gen autosom Mendelion mempunyai interaksi dengan rokok untuk
menyebabkan penyakit pada usia dini.
2.4.2 Rokok
Mayoritas terbesar penyakit kanker paru disebabkan oleh karsinogen dan zat promotor
tumor yang masuk ke dalam tubuh lewat kebiasaan merokok. Secara keseluruhan, risiko
relatif terjadinya kanker paru meningkat sekitar 13 kali oleh kebiasaan merokok yang aktif
dan sekitar 1,5 kali oleh pajanan pasif dalam waktu lama dengan asap rokok.
6
Risiko timbulnya kanker paru pada perokok dihubungkan dengan :
Di bawah ini dapat dilihat hubungan antara jumlah rokok yang dihisap tiap hari dengan
besar risiko terjadinya kanker paru pada perokok. Dalam jangka panjang (10-20 tahun)
merokok :
Usia mulai merokok sebelum 15 tahun akan memberikan risiko kanker paru jauh lebih
tinggi dibandingkan apabila merokok setelah umur 25 tahun.
Tabel .Risiko Kematian Karena Kanker Paru Berdasarkan Umur Mulai Merokok
7
secara langsung terhadap jaringan paru-paru. Misalnya nikotin yang dipakai di dalam
insektisida serta tar yang digunakan dalam pembuatan aspal jalanan.
Pada awalnya, kerusakan ini dapat diperbaiki oleh tubuh. Tapi pengulangan dan
keberlanjutan dari merokok menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru terus
bertambah. Kerusakan inilah yang mengakibatkan sel-sel bereaksi secara tidak normal
hingga akhirnya muncul sel kanker.
2.5 Diagnosis
A. Anamnesis
Gambaran klinik penyakit kanker paru tidak banyak berbeda dari penyakit paru lainnya,
terdiri dari keluhan subyektif dan gejala obyektif. Dari anamnesis akan didapat keluhan
utama dan perjalanan penyakit, serta faktorfaktor lain yang sering sangat membantu
tegaknya diagnosis.
Batuk darah
Sesak napas
Suara serak
Sakit dada
Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri yang
hebat.
Tidak jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau keluhan akibat metastasis di luar paru,
seperti kelainan yang timbul karena kompresi hebat di otak, pembesaran hepar atau patah
tulang kaki. Gejala dan keluhan yang tidak khas seperti :
8
Berat badan berkurang
9
B. Pemeriksaan jasmani
Pemeriksaan jasmani harus dilakukan secara menyeluruh dan teliti. Hasil yang
didapat sangat bergantung pada kelainan saat pemeriksaan dilakukan. Tumor paru ukuran
kecil dan terletak di perifer dapat memberikan gambaran normal pada pemeriksaan. Tumor
dengan ukuran besar, terlebih bila disertai atelektasis sebagai akibat kompresi bronkus, efusi
pleura atau penekanan vena kava akan memberikan hasil yang lebih informatif. Pemeriksaan
ini juga dapat memberikan data untuk penentuan stage penyakit, seperti pembesaran KGB
atau tumor diluar paru. Metastasis ke organ lain juga dapat dideteksi dengan perabaan hepar,
pemeriksaan funduskopi untuk mendeteksi peninggian tekanan intrakranial dan terjadinya
fraktur sebagai akibat metastasis ke tulang.
C. Gambaran radiologis
a. Foto toraks : Pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat dilihat bila masa tumor
dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang mendukung keganasan adalah tepi yang
ireguler, disertai identasi pleura, tumor satelit tumor, dll. Pada foto tumor juga dapat
ditemukan telah invasi ke dinding dada, efusi pleura, efusi perikar dan metastasis
intrapulmoner.
10
Bila foto toraks menunjukkan gambaran efusi pleura yang luas harus diikuti dengan
pengosongan isi pleura dengan punksi berulang atau pemasangan WSD dan ulangan foto
toraks agar bila ada tumor primer dapat diperlihatkan. Keganasan harus difikirkan bila cairan
bersifat produktif, dan/atau cairan serohemoragik.
b.CT-Scan toraks : Tehnik pencitraan ini dapat menentukan kelainan di paru secara lebih baik
daripada foto toraks. CT-scan dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil dari 1 cm
secara lebih tepat. Demikian juga tanda-tanda proses keganasan juga tergambar secara lebih
baik, bahkan bila terdapat penekanan terhadap bronkus, tumor intra bronkial, atelektasis,
efusi pleura yang tidak masif dan telah terjadi invasi ke mediastinum dan dinding dada meski
tanpa gejala.
USG abdomen dapat melihat ada tidaknya metastasis di hati, kelenjar adrenal dan organ lain
dalam rongga perut.
c. Pemeriksaan khusus :
11
tidaknya sel ganas. Pemeriksaan ada tidaknya masa intrabronkus atau perubahan
mukosa saluran napas, seperti terlihat kelainan mukosa tumor misalnya, berbenjol-
benjol, hiperemis, atau stinosis infiltratif, mudah berdarah.
Biopsi aspirasi jarum Apabila biopsi tumor intrabronkial tidak dapat dilakukan,
misalnya karena amat mudah berdarah, atau apabila mukosa licin berbenjol, maka
sebaiknya dilakukan biopsi aspirasi jarum, karena bilasan dan biopsi bronkus saja
sering memberikan hasil negatif.
Transbronchial Needle Aspiration (TBNA) TBNA di karina, atau trakea 1/1 bawah (2
cincin di atas karina) pada posisi jam 1 bila tumor ada dikanan, akan memberikan
informasi ganda, yakni didapat bahan untuk sitologi dan informasi metastasis KGB
subkarina atau paratrakeal.
Transbronchial Lung Biopsy (TBLB) Jika lesi kecil dan lokasi agak di perifer serta
ada sarana untuk fluoroskopik maka biopsi paru lewat bronkus (TBLB) harus
dilakukan.
Biopsi Transtorakal (Transthoraxic Biopsy, TTB) Jika lesi terletak di perifer dan
ukuran lebih dari 2 cm, TTB dengan bantuan flouroscopic angiography.
Torakoskopi medik Dengan tindakan ini massa tumor di bagaian perifer paru, pleura
viseralis, pleura parietal dan mediastinum dapat dilihat dan dibiopsi.
Sitologi sputum Sitologi sputum adalah tindakan diagnostik yang paling mudah dan
murah.
Penanganannya bervariasi tergantung pada jenis kanker dan derajat kanker itu
sendiri.
2.6.1. Pembedahan
12
2.6.2. Kemoterapi
2.6.3. Radiasi
Terapi radiasi paliatif untuk mengontrol tanda dan gejala mungkin diindikasikan
untuk pasien tersebut dengan penyakit yang penyebarannya lebih luas. Radiasi kranial secara
profilaksis untuk mencegah atau memperlambat peristiwa metastase otak dalam SCLC, masih
kontroversial. Pada penyakit fase akhir, radiasi dan kemoterapi mungkin digunakan untuk
paliatif gejala yang ada.
2.7 Pencegahan
Jangan merokok dan hindari menjadi perokok pasif. Cara utama untuk mencegah kanker
paru-paru adalah dengan tidak merokok. Hindari juga menjadi perokok pasif jika lingkungan
Anda dipenuhi dengan perokok aktif. Terutama bagi para perokok aktif, berhentilah merokok
sekarang juga. Meski sudah bertahun-tahun merokok, langkah ini tetap akan bermanfaat dan
bisa mengurangi risiko terserang kanker paru-paru.
Pilihan menu makanan yang sehat. Biasakanlah untuk mengonsumsi makanan rendah
lemak dan tinggi akan kandungan serat. Buah dan sayuran sebaiknya menjadi menu utama
sehari-hari. Hindari mengonsumsi terlalu banyak vitamin dalam bentuk pil atau tablet karena
obat-obatan semacam itu bisa memiliki efek samping.
Berolahraga secara teratur. Usahakan untuk melakukan olahraga secara teratur. Bagi yang
jarang sekali berolahraga, mulailah rutinitas ini secara bertahap. Bagi orang dewasa
dianjurkan berolahraga setidaknya selama 2-3 jam dalam satu minggu.
13
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. A
Umur : 56 tahun
No. MR : 424867
3.2. Anamnesa
1. Keluhan Utama : Sesak nafas meningkat sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit
Sesak nafas meningkat sejak 4 hari sebelum masik rumah sakit, sesak dipengaruhi
oleh aktifitas, sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca, maupun makanan, sesak timbul berulang
Nyeri dada pada dada kanan bagian atas, nyeri hilang timbul, berlangsung dengan
durasi lebih kurang 5-10 menit, dengan frekuensi 4-5 kali sehari. Nyeri terasa menjalar
bahkan sampai ke dada kiri dan perut.
Batuk berdahak sejak 5 bulan sampai masuk rumah sakit, kadang kadang batuk
berdarah, tetapi saat ini batuk timbul sekali sekali
suara serak selama batuk 5 bulan yang lalu di rasakan sampai sekarang
14
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi
Riwayat jantung
Riwayat DM
5. Riwayat Kebiasaan
1. Status Generalis
2. Status Lokalisata
a. Kepala:
o Mata : Konjungtiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
o hidung : Nafas tidak cuping hidung
o mulut : tidak sianosis
b. leher:
15
o tidak deviasi trakea
o JVP masih dibawah kira-kira 5-2 cmH2O
o tidak ada pembesaran KGB
Thoraxs:
Pulmo :
Inspeksi : dada tidak simetris kiri dan kanan. Dada kiri lebih tinggi
dibandingkan dada kanan
Abdomen : distensi (-), nyeri tekan dan nyeri lepas (-), timpani dan bising
usus(+)N
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium darah
16
Rontgen Foto Thorax
Mikroskopis : dari sediaan hapus TTNA yang diterima 13 buah slide, Mikroskopik
tampak dengan latar belakang darah, sebaran sel sel limfosit, beberapa
sel plasma, histiosit dan sebaran dan kelompokan makrofag serta
leukosit PMN. Tampak pula beberapa sel epitel dengan inti besar,
kromatin kasar, nukleoli ada yang jelas.
ASSESMENT
17
PLANNING
A. Diagnostik : Kemo
B. Terapi :
1. Terapi non farmakologi
a. Nutrisi
b. Tirah baring
2. Terapi farmakologi
a. Fosmisin 2x1
b. Metyl prednosolon 2x1
c. Combivent 4x1
d. Lansoprazol 2x1
e. MST 2x1
f. Kalnex 1x1
Edukasi :
a. Makan makanan yang mengandung buah buahan dan sayuran. Pilih diet sehat
dengan berbagai buah buahan dan sayur sayuran. Makanan sumber vitamin dan
nutrisi yang terbaik. Hindari mengambul dosis besar vitamin dalam bentuk pilo,
karena mungkin akan berbahaya. Sebagai contoh, para peneliti berharap untuk
mengurangi resiko kanker paru-paru pada perokok berat memberi mereka
suplemen beta karoten. Hasilnya menunjukkan suplemen benar-benar
meningkatkan resiko kanker pada perokok.
b. Berhenti merokok
c. Berhenti minum alkohol
d. Menjaga kebersihan diri
e. Berhenti begadang
Prognosis
18
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Tn. B umur 66 tahun datang dengan keluhan utama sesak nafas meningkat sejak 4
hari sebelum masuk Rumah Sakit, dari anamnesa di dapatkan Tn.B mengeluhkan sesak nafas,
batuk berdahak disertai darah sejak 5 bulan sebelum masuk rumah sakit, ada riwayat
merokok sejak 45 tahun yang lalu dan berhenti 1 minggu saat di rawat di rumah sakit. Pasien
juga ada riwayat PPOK dan terakhir dirawat di rumah sakit didiagnosa tumor paru, pada
pemeriksaan fisik ditemukan dada tidak simetris, kanan lebih rendah dari pada kiri, fremitus
dada kanan lemah dibanding kiri, pada perkusi ditemukan pekak pada dada kanan dan sonor
pada dada kiri, auskultasi ditemukan suara nafas menghilang pada basal paru kanan dan
vesikuler pada paru kiri. Dari pemeriksaan rontgen foto toraks terlihat ada massa di basal
paru kanan, telah dilakukan bronkoskopi dengan biopsi, terlihat hasilnya Large cell
carcinoma paru, maka pada pasien ini ditegakan diagnosa carsinoma paru dekstra .
19
DAFTAR PUSTAKA
Kanker Paru, Universitas Sumatera Utara, www.repositoriusu.com diakses pada hari Sabtu,
02 Januari 2016 pukul 20.56 WIB
20