Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya angka merokok pada masyarakat akan menjadikan kanker paru sebagai
salah satu masalah kesehatan di Indonesia, seperti masalah keganasan lainnya.
Peningkatan angka kesakitan penyakit keganasan, seperti penyakit kanker dapat dilihat
dari hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang pada 1972 memperlihatkan
angka kematian karena kanker masih sekitar 1,01 % menjadi 4,5 % pada 19901. Data
yang dibuat WHO menunjukan bahwa kanker paru adalah jenis penyakit keganasan yang
menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian akibat keganasan, bukan
hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan2. Buruknya prognosis penyakit ini
mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita datang ke dokter ketika penyakitnya
masih berada dalam stadium awal penyakit.
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan
tindakan yang cepat dan terarah. Penemuan kanker paru pada stadium dini akan sangat
membantu penderita, dan penemuan diagnosis dalam waktu yang lebih cepat
memungkinkan penderita memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam perjalanan
penyakitnya meskipun tidak dapat menyembuhkannya. Pilihan terapi harus dapat segera
dilakukan, mengingat buruknya respons kanker paru terhadap berbagai jenis pengobatan.
Bahkan dalam beberapa kasus penderita kanker paru membutuhkan penangan sesegera
mungkin meski diagnosis pasti belum dapat ditegakkan.

1.2 Tujuan
Untuk lebih mengerti dan memehami mengenai tentang carsinoma paru beserta
penatalaksanaannya.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Dengan adanya makalah ilmiah ini, institusi pendidikan berhasil menjadikan
mahasiswa yang lebih mandiri dalam membuat suatu makalah ilmiah dan menambah
wawasan dan pengetahuan mahasiswa.

1
1.3.2 Bagi Pembaca
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang
carcinoma paru serta penatalaksanaannya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari epitel kelenjar mukosa
bronkus. Kanker paru cenderung menyebar luas, memperluas massa yang tidak teratur
daripada invasi terbatas dalam parenkim paru. Penyebaran seperti itu menghasilkan
atelektasis pada perbatasan parenkim.Metastasis sering terjadi dan menyebar luas, khususnya
meliputi otak, node limfa, tulang dan hepar.

2.2 Jenis Kanker Paru

1. Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC)

a. Karsinoma sel skuamosa berciri khas proses keratinisasi dan pembentukan bridge
intraseluler. Studi sitologi memperlihatkan perubahan yang nyata dari displasia skuamosa ke
karsinoma in situ.12 Karsinoma sel skuamosa biasanya meningkat pada segmen bronkus
dan menyebar secara lokal yang menyebabkan obstruksi bronkial.

b. Adenokarsinoma berciri khas dengan bentuk formasi glandular dan kecendrungan ke arah
pembentukan konfigurasi papilar. Biasanya membentuk musin, sering tumbuh dari bekas
kerusakan jaringan paru (scar). Dengan penanda tumor CEA (Carcinoma Embrionic Antigen)
karsinoma ini bisa dibedakan dari mesotelloma. Adenokarsinoma paru biasanya terletak pada
paru bagian perifer dan menyebar ke otak, tulang, hati, dan bagian paru lainnya.

c. Karsinoma sel besar, ini suatu subtipe yang gambaran histologisnya dibuat secara
ekslusion. Karsinoma sel besar tidak mempunyai gambaran diferensiasi skuamosa atau
glandular. Sel bersifat anaplastik, tak berdiferensiasi, biasanya disertai oleh infiltrasi sel
neutrofil. Kanker paru sel besar mulai keluar sebagai tumor perifer yang besar yang
menyebar secara lokal sebelumbermetastasis.

2. Small Cell Lung Cancer (SCLC)

Gambaran histologis SCLC yang khas adalah dominasi sel-sel kecil yang hampir semuanya
diisi oleh mukus dengan sebaran kromatin dan sedikit sekali/tanpa nucleoli. Disebut juga

3
karsinoma sel oat karena bentuknya mirip dengan bentuk biji gandum. Sel kecil ini cenderung
berkumpul di sekeliling pembuluh darah halus menyerupai pseudoroset. Sel-sel yang
bermitosis banyak sekali ditemukan begitu juga gambaran nekrosis. DNA yang terlepas
menyebabkan warna gelap di sekitar pembuluh darah.SCLC meliputi sel oat, sel heksagonal,
sel kanker limfositik, dan spindel.

2.3 Derajat Kanker Paru

Penderajatan Internasional Kanker paru berdasarkan sistem TNM


Stage TNM
Occult carcinoma Tx N0 M0
0 Tis N0 M0
IA T1 N0 M0
IIA T2 N0 M0
IIB T1 N1 M0
IIIA T2 N1 M0
T3 N0 M0
IIIB T3 N2 M0
Seberang N3 M0
T
T4 Sebarang N M0
IV Sebarang T Sebarang N Sebarang T
Kategori TNM untuk Kanker paru

Keterangan :

Tumor Primer (T)

T0 = Tidak ada bukti tumor primer

Tis = Karsinoma In Situ

T1 = Tumor 3 cm pada penampakan, dikelilingi oleh pleura paru atau visera dan tanpa
bukti invasi proksimal ke lobus bronkus pada bronkoskopi.

4
T2 = Tumor > 3 cm pada penampakannya, atau tumor dengan ukuran berapa saja yang
melibatkan bronkus utama, menginvasi pleura visceral, atau berhubungan dengan atelektasis
atau infeksi pneumonia obstruktif yang meluas ke region hilus. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan atelektasis atau obstruksi infeksi harus terlibat kurang dari seluruh paru.

T3 = Tumor dengan ukuran berapa saja yang mengadakan pelebaran langsung ke dinding
dada (termasuk tumor sulkus superior), diafragma, pleura mediastinal, atau perikardium
parietal; atau tumor pada bronkus utama < 2 cm jaraknya dengan karina tanpa melibatkan
karina; atau atelektasis atau obstruksi infeksi paru dari seluruh paru.

T4 = Tumor dengan ukuran berapa saja dengan invasi mediastinum, jantung, pembuluh
darah besar, trakea, esophagus, vertebra, atau karina, atau dengan efusi pleura ganas atau
pericardia; atau dengan nodul tumor satelit dalam sisi yang sama dari lobus paru yang
mengandung tumor primer.

Nodus Limfe Regional (N)

N0 = Tidak ada penilaian adanya nodus limfe regional.

N1 = Metastasis ke limfonodi pada peribronkhial atau sisi yang sama region hilus, atau
keduanya termasuk penyebaran langsung.

N2 = Metastasis ke sisi yang sama nodus limfe regional dan/ atau nodus limfe subkarina.

N3 = Metastasis ke kontralateral nodus limfe mediastinal, nodus limfe hilus kontralateral,


ipsilateral (sisi yang sama) atau kontralateral skaleus atau nodus limfe supraklavikuler.

Metastasis Jauh (M)

M0 = Tidak ada metastasis.

M1 = Ada metastasis jauh.

Kanker paru jenis SCLC tidak ditetapkan berdasarkan sistem TNM.

Derajat kanker paru jenis Small Cell Lung Cancer (SCLC), yaitu :

1. Limited (terbatas) = tumor terbatas pada satu hemitoraks dan hilus, mediastinal,

dan nodus supraklafikuler)

5
2. Extensive (meluas) = menyebar ke bagian yang lebih jauh.

2.3.1 Stadium Kanker Paru-paru


Stadium 1. Kanker masih berada di dalam paru-paru dan belum menyebar ke kelenjar getah
bening di sekitarnya. Besarnya tumor pada tahap ini masih di bawah 5 cm.
Stadium 2. Tumor berukuran apa saja yang sudah menyebar pada bagian-bagian lain seperti
kelenjar getah bening, rongga dada, diafragma, atau lapisan yang membungkus paru-paru.
Selain itu, kanker juga tergolong stadium 2 jika telah berukuran lebih dari 5 cm.
Stadium 3. Pada tahap ini, ada sel kanker yang telah menyebar ke kelenjar getah bening yang
berada jauh dari paru-paru atau tumor yang ada di paru-paru sudah sangat besar dan
menyerang organ lain di dekat paru-paru.
Stadium 4. Kanker sudah menyebar ke paru-paru sebelah atau organ tubuh lain yang jauh
dari paru-paru seperti otak dan hati, atau cairan yang mengandung sel kanker mungkin sudah
muncul di sekitar jantung atau paru-paru.

2.4 Pengaruh penyakit lain/ predisposisi kanker paru

Tuberculosa (TB) banyak dikaitkan sebagai faktor predisposisi kanker paru melalui
mekanisme hyperplasia metaplasi. Karsinoma In Situ dari kanker paru diduga timbul sebagai
akibat adanya jaringan parut TB.

2.4.1 Pengaruh genetik dan status Imunologi

Perokok yang mempunyai keluarga yang menderita kanker mempunyai risiko 30-40
kali lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok yang tidak mempunyai keluarga yang
menderita kanker. Ini berarti ada kontrol genetik yang bertanggung jawab untuk terjadinya
kanker paru. Gen autosom Mendelion mempunyai interaksi dengan rokok untuk
menyebabkan penyakit pada usia dini.

2.4.2 Rokok

Mayoritas terbesar penyakit kanker paru disebabkan oleh karsinogen dan zat promotor
tumor yang masuk ke dalam tubuh lewat kebiasaan merokok. Secara keseluruhan, risiko
relatif terjadinya kanker paru meningkat sekitar 13 kali oleh kebiasaan merokok yang aktif
dan sekitar 1,5 kali oleh pajanan pasif dalam waktu lama dengan asap rokok.

6
Risiko timbulnya kanker paru pada perokok dihubungkan dengan :

a. Jumlah rokok yang dihisap setiap hari

b. Usia mulai merokok

c. Lama berhenti merokok 22

Di bawah ini dapat dilihat hubungan antara jumlah rokok yang dihisap tiap hari dengan
besar risiko terjadinya kanker paru pada perokok. Dalam jangka panjang (10-20 tahun)
merokok :

a. 1-10 batang/hari meningkatkan risiko 15 kali

b. 20-30 batang/hari meningkatkan risiko 40-50 kali

c. 40-50 batang/hari meningkatkan risiko 70-80 kali.

Usia mulai merokok sebelum 15 tahun akan memberikan risiko kanker paru jauh lebih
tinggi dibandingkan apabila merokok setelah umur 25 tahun.

Tabel .Risiko Kematian Karena Kanker Paru Berdasarkan Umur Mulai Merokok

Umur Mulai Merokok Risiko


Laki-laki Perempuan
15 Tahun 16,8 2,5
15-19 tahun 14,7 5
20-24 tahun 10,1 3,4
25+ tahun 4,1 2,3
Penyebab utama dari kanker paru-paru adalah merokok, baik pada perokok aktif
maupun pada perokok pasif. Tapi orang yang tidak merokok maupun terkena pajanan
asap rokok juga dapat menderita kanker paru-paru. Beberapa penyebab dari kanker
paru-paru akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.

Perokok Aktif dan Perokok Pasif


Sekitar 80-90 persen kasus kanker paru-paru disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Maka para perokok aktif menjadi kelompok yang paling berisiko.Asap rokok yang
diisap mengandung lebih dari 50 zat-zat pemicu kanker yang akan memberi dampak

7
secara langsung terhadap jaringan paru-paru. Misalnya nikotin yang dipakai di dalam
insektisida serta tar yang digunakan dalam pembuatan aspal jalanan.

Pada awalnya, kerusakan ini dapat diperbaiki oleh tubuh. Tapi pengulangan dan
keberlanjutan dari merokok menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru terus
bertambah. Kerusakan inilah yang mengakibatkan sel-sel bereaksi secara tidak normal
hingga akhirnya muncul sel kanker.

2.5 Diagnosis

A. Anamnesis

Gambaran klinik penyakit kanker paru tidak banyak berbeda dari penyakit paru lainnya,
terdiri dari keluhan subyektif dan gejala obyektif. Dari anamnesis akan didapat keluhan
utama dan perjalanan penyakit, serta faktorfaktor lain yang sering sangat membantu
tegaknya diagnosis.

Keluhan utama dapat berupa :

Batuk-batuk dengan / tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen)

Batuk darah

Sesak napas

Suara serak

Sakit dada

Sulit / sakit menelan

Benjolan di pangkal leher

Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri yang
hebat.

Tidak jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau keluhan akibat metastasis di luar paru,
seperti kelainan yang timbul karena kompresi hebat di otak, pembesaran hepar atau patah
tulang kaki. Gejala dan keluhan yang tidak khas seperti :

8
Berat badan berkurang

Nafsu makan hilang

Demam hilang timbul

Sindrom paraneoplastik, seperti "Hypertrophic pulmonary osteoartheopathy", trombosis


vena perifer dan neuropatia.

Alur deteksi dini kanker paru

deteksi dini kanker


paru (screening)

GRT dengan gejal Bukan GRT dengan


golongan resiko tinggi batuk kronik,sesak gejala batuk kronik,
(GRT) tanpa gejala nafas, batuk sesak nafas, batuk
berdarah, bb turun darah, bb turun

diag. & terapi


foto toraks PA setiap 6 lakukan pro. diag.
penyakit paru non
bln + sitologi sputum kanker paru
kanker

curiga kankerparu curiga kanker paru

teruskan pro. diag. teruskan pro. diag.


kanker paru kanker paru

9
B. Pemeriksaan jasmani

Pemeriksaan jasmani harus dilakukan secara menyeluruh dan teliti. Hasil yang
didapat sangat bergantung pada kelainan saat pemeriksaan dilakukan. Tumor paru ukuran
kecil dan terletak di perifer dapat memberikan gambaran normal pada pemeriksaan. Tumor
dengan ukuran besar, terlebih bila disertai atelektasis sebagai akibat kompresi bronkus, efusi
pleura atau penekanan vena kava akan memberikan hasil yang lebih informatif. Pemeriksaan
ini juga dapat memberikan data untuk penentuan stage penyakit, seperti pembesaran KGB
atau tumor diluar paru. Metastasis ke organ lain juga dapat dideteksi dengan perabaan hepar,
pemeriksaan funduskopi untuk mendeteksi peninggian tekanan intrakranial dan terjadinya
fraktur sebagai akibat metastasis ke tulang.

C. Gambaran radiologis

a. Foto toraks : Pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat dilihat bila masa tumor
dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang mendukung keganasan adalah tepi yang
ireguler, disertai identasi pleura, tumor satelit tumor, dll. Pada foto tumor juga dapat
ditemukan telah invasi ke dinding dada, efusi pleura, efusi perikar dan metastasis
intrapulmoner.

10
Bila foto toraks menunjukkan gambaran efusi pleura yang luas harus diikuti dengan
pengosongan isi pleura dengan punksi berulang atau pemasangan WSD dan ulangan foto
toraks agar bila ada tumor primer dapat diperlihatkan. Keganasan harus difikirkan bila cairan
bersifat produktif, dan/atau cairan serohemoragik.

b.CT-Scan toraks : Tehnik pencitraan ini dapat menentukan kelainan di paru secara lebih baik
daripada foto toraks. CT-scan dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil dari 1 cm
secara lebih tepat. Demikian juga tanda-tanda proses keganasan juga tergambar secara lebih
baik, bahkan bila terdapat penekanan terhadap bronkus, tumor intra bronkial, atelektasis,
efusi pleura yang tidak masif dan telah terjadi invasi ke mediastinum dan dinding dada meski
tanpa gejala.

USG abdomen dapat melihat ada tidaknya metastasis di hati, kelenjar adrenal dan organ lain
dalam rongga perut.

c. Pemeriksaan khusus :

Bronkoskopi adalah pemeriksan dengan tujuan diagnostik sekaligus dapat


dihandalkan untuk dapat mengambil jaringan atau bahan agar dapat dipastikan ada

11
tidaknya sel ganas. Pemeriksaan ada tidaknya masa intrabronkus atau perubahan
mukosa saluran napas, seperti terlihat kelainan mukosa tumor misalnya, berbenjol-
benjol, hiperemis, atau stinosis infiltratif, mudah berdarah.
Biopsi aspirasi jarum Apabila biopsi tumor intrabronkial tidak dapat dilakukan,
misalnya karena amat mudah berdarah, atau apabila mukosa licin berbenjol, maka
sebaiknya dilakukan biopsi aspirasi jarum, karena bilasan dan biopsi bronkus saja
sering memberikan hasil negatif.
Transbronchial Needle Aspiration (TBNA) TBNA di karina, atau trakea 1/1 bawah (2
cincin di atas karina) pada posisi jam 1 bila tumor ada dikanan, akan memberikan
informasi ganda, yakni didapat bahan untuk sitologi dan informasi metastasis KGB
subkarina atau paratrakeal.
Transbronchial Lung Biopsy (TBLB) Jika lesi kecil dan lokasi agak di perifer serta
ada sarana untuk fluoroskopik maka biopsi paru lewat bronkus (TBLB) harus
dilakukan.
Biopsi Transtorakal (Transthoraxic Biopsy, TTB) Jika lesi terletak di perifer dan
ukuran lebih dari 2 cm, TTB dengan bantuan flouroscopic angiography.
Torakoskopi medik Dengan tindakan ini massa tumor di bagaian perifer paru, pleura
viseralis, pleura parietal dan mediastinum dapat dilihat dan dibiopsi.
Sitologi sputum Sitologi sputum adalah tindakan diagnostik yang paling mudah dan
murah.

2.6 Penatalaksanaan Kanker Paru

Penanganannya bervariasi tergantung pada jenis kanker dan derajat kanker itu

sendiri.

2.6.1. Pembedahan

Pembedahan tetap menjadi pilihan penanganan dan harapan terbaik terhadap


penyembuhan pada NSCLC. Berbagai pilihan pembedahan tersedia meliputi fototerapi laser
untuk kanker kecil superfisial (permukaan) melalui bronkoskopi. Untuk tumor-tumor besar,
lobektomi (pengangkatan satu lobus paru), reseksi desakan (pengangkatan desakan paru atau
bagian yang membesar saja), segmentektomi (pengangkatan segmen dari paru), atau
pneumotektomi (pengangkatan seluruh jaringan paru) mungkin dilakukan jika penyakit
terlokalisasi.

12
2.6.2. Kemoterapi

Kemoterapi mungkin digunakan untuk meningkatkan frekuensi respons pada penyakit


fase akhir, tetapi tampaknya tidak untuk meningkatkan atau memperbaiki ketahanan hidup.
Regimen kemoterapi kombinasi biasanya menggunakan dasar platinum. Agen kemoterapi
tambahan yang digunakan dalam NSCLC meliputi siklosfosfamid (cytoxan),
karboplatindoxorubisin (Adriamycin), Etoposide (VP-16), mitomisin, vinkristin, atau
vinblastin. Kemoterapi adalah pilihan yang lebih umum pada SCLC dan sepertinya dapat
untuk memperbaiki atau meningkatkan angka hidup atau menurunkan angka kesakitan dan
kematian.

2.6.3. Radiasi

Terapi radiasi (penyinaran eksternal) dapat dilakukan sendiri dengan tujuan


penyembuhan pada NSCLC fase awal, jika fungsi paru terganggu atau jika pembedahan
merupakan kontra indikasi untuk alasan-alasan lainnya.

Terapi radiasi paliatif untuk mengontrol tanda dan gejala mungkin diindikasikan
untuk pasien tersebut dengan penyakit yang penyebarannya lebih luas. Radiasi kranial secara
profilaksis untuk mencegah atau memperlambat peristiwa metastase otak dalam SCLC, masih
kontroversial. Pada penyakit fase akhir, radiasi dan kemoterapi mungkin digunakan untuk
paliatif gejala yang ada.

2.7 Pencegahan

Jangan merokok dan hindari menjadi perokok pasif. Cara utama untuk mencegah kanker
paru-paru adalah dengan tidak merokok. Hindari juga menjadi perokok pasif jika lingkungan
Anda dipenuhi dengan perokok aktif. Terutama bagi para perokok aktif, berhentilah merokok
sekarang juga. Meski sudah bertahun-tahun merokok, langkah ini tetap akan bermanfaat dan
bisa mengurangi risiko terserang kanker paru-paru.
Pilihan menu makanan yang sehat. Biasakanlah untuk mengonsumsi makanan rendah
lemak dan tinggi akan kandungan serat. Buah dan sayuran sebaiknya menjadi menu utama
sehari-hari. Hindari mengonsumsi terlalu banyak vitamin dalam bentuk pil atau tablet karena
obat-obatan semacam itu bisa memiliki efek samping.
Berolahraga secara teratur. Usahakan untuk melakukan olahraga secara teratur. Bagi yang
jarang sekali berolahraga, mulailah rutinitas ini secara bertahap. Bagi orang dewasa
dianjurkan berolahraga setidaknya selama 2-3 jam dalam satu minggu.

13
BAB III

LAPORAN KASUS

3.1. Identitas Pasien

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 56 tahun

Pekerjaan : Pedagang ikan

No. MR : 424867

3.2. Anamnesa

1. Keluhan Utama : Sesak nafas meningkat sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Sesak nafas meningkat sejak 4 hari sebelum masik rumah sakit, sesak dipengaruhi
oleh aktifitas, sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca, maupun makanan, sesak timbul berulang

Nyeri dada pada dada kanan bagian atas, nyeri hilang timbul, berlangsung dengan
durasi lebih kurang 5-10 menit, dengan frekuensi 4-5 kali sehari. Nyeri terasa menjalar
bahkan sampai ke dada kiri dan perut.

Batuk berdahak sejak 5 bulan sampai masuk rumah sakit, kadang kadang batuk
berdarah, tetapi saat ini batuk timbul sekali sekali

suara serak selama batuk 5 bulan yang lalu di rasakan sampai sekarang

Demam tidak ada

Buang air besar dan buang air kecil normal

Nafsu makan tidak menurun

14
3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi

Riwayat jantung

Riwayat DM

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini

5. Riwayat Kebiasaan

Merokok ada sejak tahun 1970-2015, 40 batang sehari, berhenti 1 minggu


selama masuk rumah sakit
Peminum alkohol pagi siang malam

3.3 Pemeriksaan Fisik

1. Status Generalis

Keadaan umum : Sedang


Kesadaran : Composmentis Cooperative
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Frekuensi nafas : 28 x/menit
Nadi : 75x/menit
Suhu : 36,60C

2. Status Lokalisata

a. Kepala:
o Mata : Konjungtiva tidak anemis
Sklera tidak ikterik
o hidung : Nafas tidak cuping hidung
o mulut : tidak sianosis
b. leher:

15
o tidak deviasi trakea
o JVP masih dibawah kira-kira 5-2 cmH2O
o tidak ada pembesaran KGB

Thoraxs:

Cor : irama teratur, bising (-/-)

Pulmo :

Inspeksi : dada tidak simetris kiri dan kanan. Dada kiri lebih tinggi
dibandingkan dada kanan

Palpasi : fremitus dada kiri melemah. Fremitus dada kanan Normal

Perkusi : Dada kanan pekak. Dada kiri sonor.

Auskultasi : Dada kanan bagian apeks dijumpai suara Nafas melemah.


Bagian basal suara nafas menghilang. Dada Kiri vesikuler.
Ronkhi (+/-), wheezing (-/-) karena pasien sudah mendapat
Nebuventolin dan combiven

Abdomen : distensi (-), nyeri tekan dan nyeri lepas (-), timpani dan bising
usus(+)N

Pelvis : tidak dilakukan pemeriksaan

Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan

Extremitas : akral hangat. Perfusi baik. Udem pretibia (-/-)

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium darah

a) Hemoglobin : 11,1 g/dL


b) Leukosit :32,3 /UL
c) Trombosit : 63,37 /UL
d) Trombosit : 497 UL

16
Rontgen Foto Thorax

Patologi Anatomi hasil biopsi

Makroskopis : potongan-potongan jaringan putih, 0,1x0,1x0,1 cm.

Mikroskopis : dari sediaan hapus TTNA yang diterima 13 buah slide, Mikroskopik
tampak dengan latar belakang darah, sebaran sel sel limfosit, beberapa
sel plasma, histiosit dan sebaran dan kelompokan makrofag serta
leukosit PMN. Tampak pula beberapa sel epitel dengan inti besar,
kromatin kasar, nukleoli ada yang jelas.

Diagnosa : Large cell carcinoma (paru)

Diagnosa : Carcinoma paru dextra

ASSESMENT

A. Diagnosis Klinik : Ca Paru

17
PLANNING

A. Diagnostik : Kemo
B. Terapi :
1. Terapi non farmakologi
a. Nutrisi
b. Tirah baring
2. Terapi farmakologi
a. Fosmisin 2x1
b. Metyl prednosolon 2x1
c. Combivent 4x1
d. Lansoprazol 2x1
e. MST 2x1
f. Kalnex 1x1

Edukasi :

a. Makan makanan yang mengandung buah buahan dan sayuran. Pilih diet sehat
dengan berbagai buah buahan dan sayur sayuran. Makanan sumber vitamin dan
nutrisi yang terbaik. Hindari mengambul dosis besar vitamin dalam bentuk pilo,
karena mungkin akan berbahaya. Sebagai contoh, para peneliti berharap untuk
mengurangi resiko kanker paru-paru pada perokok berat memberi mereka
suplemen beta karoten. Hasilnya menunjukkan suplemen benar-benar
meningkatkan resiko kanker pada perokok.
b. Berhenti merokok
c. Berhenti minum alkohol
d. Menjaga kebersihan diri
e. Berhenti begadang

Prognosis

a. Ad functionam : dubia ad malam


b. Ad vitam : dubia ad malam
c. Ad sanationam : dubia ad malam

18
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Tn. B umur 66 tahun datang dengan keluhan utama sesak nafas meningkat sejak 4
hari sebelum masuk Rumah Sakit, dari anamnesa di dapatkan Tn.B mengeluhkan sesak nafas,
batuk berdahak disertai darah sejak 5 bulan sebelum masuk rumah sakit, ada riwayat
merokok sejak 45 tahun yang lalu dan berhenti 1 minggu saat di rawat di rumah sakit. Pasien
juga ada riwayat PPOK dan terakhir dirawat di rumah sakit didiagnosa tumor paru, pada
pemeriksaan fisik ditemukan dada tidak simetris, kanan lebih rendah dari pada kiri, fremitus
dada kanan lemah dibanding kiri, pada perkusi ditemukan pekak pada dada kanan dan sonor
pada dada kiri, auskultasi ditemukan suara nafas menghilang pada basal paru kanan dan
vesikuler pada paru kiri. Dari pemeriksaan rontgen foto toraks terlihat ada massa di basal
paru kanan, telah dilakukan bronkoskopi dengan biopsi, terlihat hasilnya Large cell
carcinoma paru, maka pada pasien ini ditegakan diagnosa carsinoma paru dekstra .

19
DAFTAR PUSTAKA

Konsensus kanker paru, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, www.klikpdpi.com diakses


pada hari Minggu, 3 Januari 2016 pukul 08.30 WIB.

Kanker Paru, Alodokter, www.alodokter.com diakses pada hari Sabtu, 02 Januari2016


pukul 20.15 WIB

Kanker Paru, Universitas Sumatera Utara, www.repositoriusu.com diakses pada hari Sabtu,
02 Januari 2016 pukul 20.56 WIB

20

Anda mungkin juga menyukai