Anda di halaman 1dari 16

PRIMARY HEALTH CARE

Disusun oleh :

1. Fitri Aisyah (101011243)


2. Pramelia Septiyanti (101011244)
3. Fenty Citra A. (101011245)
4. Putri Alfatih A. (101011246)
5. Sajidah Baswedan (101011247)
6. Arum Prasetyaning (101011248)
7. Alvian Kevin W. (101011249)
8. Aida Rahmatari (101011250)
9. Philipus Adyatma I. (101011251)
10. Nur Jannah (101011253)

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga

2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul PRIMARY
HEALTH CARE
Makalah ini berisikan tentang informasi PRIMARY HEALTH CARE atau
yang lebih khususnya membahas tentang hasil pemikiran, pengalaman dalam
pembangunan kesehatan di banyak negara
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Surabaya, November 2011

2
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................2

Daftar Isi...........................................................................................................3

Bab 1 Pendahuluan...........................................................................................4

Bab 2 Isi dan Pembahasan................................................................................6

Isi...........................................................................................................6

Pembahasan...........................................................................................10

Bab 3 Penutup...................................................................................................13

Daftar Pustaka...................................................................................................15

Lampiran...........................................................................................................16

3
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebelum Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Perawatan Kesehatan


Utama (PHC), Indonesia telah mengembangkan berbagai bentuk Puskesmas di
beberapa daerah. Berdasarkan penelitian pada tahun 1976 diketahui bahwa 200
masyarakat kegiatan kesehatan berbasis (CBHA) telah diterapkan dan
dilaksanakan dalam masyarakat

Seiring waktu, Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk


CBHA dan salah satu dari itu dicatat sebagai Posyandu (Pos Pelayanan
Terpadu). Aktivitas itu meliputi lima program utama, yaitu keluarga perencanaan,
kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, imunisasi dan diare pencegahan. Selain
Posyandu, ada rumah sakit bersalin desa (VMH) yang dikelola oleh bidan desa
sebagai cara untuk membuat kesehatan ibu dan anak dekat dengan masyarakat
jasa

CBHA dapat tumbuh secara progresif karena didukung oleh pusat


kesehatan. Namun, CBHA pergi ke penurunan ketika krisis moneter pada tahun
1997 meledak yang mengakibatkan multi-dimensi krisis. Krisis menciptakan
reformasi total dalam banyak aspek, termasuk di sektor kesehatan. Meskipun
penting, desentralisasi menguasai aspek yang paling pembangunan, Termasuk
sektor kesehatan. Ini telah benar-benar mengubah model perencanaan, yang
sebelumnya adalah sentralisasi menjadi tergantung pada masing-masing
kabupaten. Ini memiliki implikasi pada prioritas pengaturan masing-masing
kabupaten. Banyak perhatian lebih pada pemerintah daerah aspek kuratif
daripada promotif dan tindakan pencegahan. Setelah euforia demokrasi berakhir,
semua sektor termasuk kesehatan mulai menghidupkan kembali dan merevisi
prioritas mereka untuk skala yang lebih baik. Pada tingkat visi misi pusat dan
nilai-nilai Depkes dirumuskan dan dijelaskan ke 4 strategi utama yaitu:

4
1. Untuk mengaktifkan dan memberdayakan masyarakat hidup sehat
2. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
berkualitas
3. Untuk meningkatkan sistem informasi surveilans, monitoring dan
kesehatan
4. Untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan

Semua strategi di atas terkait dengan Primary Health Care, dua yang
pertama pada nomor 1 dan 2 erat terkait dengan perawatan kesehatan primer.
Hal itu menunjukkan peran pentingnya Primary Health Care dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia.

Oleh karena itu, maka kami membuat makalah ini untuk membuka wawasan
pembaca mengenai konsep dasar sebenarnya dari Primary Health Care itu sendiri
dan membahas pengimplementasiannya di Negara Indonesia khususnya di tengah
masyarakat sekitar.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Primary Health Care (PHC) ?
2. Bagaimana penerapan Primary Health Care (PHC) di Indonesia?
3. Bagaimana permasalahan dalam penerapan Primary Health Care (PHC) di
Indonesia ?

Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui definisi Primary Health Care (PHC)
2. Untuk mengetahui penerapan Primary Health Care (PHC) di Indonesia
3. Untuk mengetahui permasalahan dalam penerapan Primary Health Care
(PHC) di Indonesia

5
BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 ISI
2.1.1 PERKEMBANGAN KONSEP PRIMARY HEALTH CARE
(PHC)
PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam
pembangunan kesehatan dibanyak negara yang diawali dengan kampanye
masal pada tahun 1950-an dalam pemberantasan penyakit menular, karena
pada waktu itu banyak negara tidak mampu mengatasi dan menaggulangi
wabah penyakit TBC, Campak, Diare dan sebagainya.
Pada tahun 1960 teknologi Kuratif dan Preventif dalam struktur
pelayanan kesehatan telah mengalami kemajuan. Sehingga timbulah
pemikiran untuk mengembangkan konsep Upaya Dasar Kesehatan .
Pada tahun 1972/1973, WHO mengadakan studi dan mengungkapkan
bahwa banyak negara tidak puas atas sistem kesehatan yang dijalankan dan
banyak isu tentang kurangnya pemerataan pelayanan kesehatan di daerah
daerah pedesaan. Akhirnya pada tahun 1977 dalam Sidang Kesehatan
Sedunia ( World Health Essembly ) dihasilkan kesepakatan Health For All
by The Year 2000 atau Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000, dengan Sasaran
Semesta Utamanya adalah :Tercapainya Derajat Kesehatan yang
Memungkinkan Setiap Orang Hidup Produktif Baik Secara Soial Maupun
Ekonomi.
Sebagai tindak lanjut, pada tahun 1978 Konferensi Alma Ata
menetapkan Primary Health Care ( PHC ) sebagai Strategi Global atau
Pendekatan untuk mencapai Health For All by The Year2000 (HFA 2000)
atau Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000 ( KBS 2000 ).

2.1.2 DEFINISI PHC


Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok
yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial
yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga
dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan
biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara
6
setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri
(self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).

2.1.3 PRINSIP PHC


Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-
prinsip PHC sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai
kesehatan bagi semua. Lima prinsip PHC sebagai berikut :
a. Pemerataan upaya kesehatan
Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan
primer dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan
utama dalam masyarakat harus diberikan sama bagi semua individu
tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan
atau pedesaan dan kelas sosial.
b. Penekanan pada upaya preventif
Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha,
pekerjaan dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan dengan peran serta individu agar berprilaku sehat serta
mencegah berjangkitnya penyakit.
c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau,
layak dan diterima budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas
untuk vaksin cold storage).
d. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan
maksimal dari lokal, nasional dan sumber daya yang tersedia
lainnya. Partisipasi masyarakat adalah proses di mana individu dan
keluarga bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan
orang-orang di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas untuk
berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa
dalam bidang identifikasi kebutuhan atau selama pelaksanaan.
Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau
tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih mudah di tingkat
lingkungan atau desa karena masalah heterogenitas yang minim.

e. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan


Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi
hanya dalam sektor kesehatan formal; sektor lain yang sama
7
pentingnya dalam mempromosikan kesehatan dan kemandirian
masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup, sekurang-kurangnya:
pertanian (misalnya keamanan makanan), pendidikan, komunikasi
(misalnya menyangkut masalah kesehatan yang berlaku dan metode
pencegahan dan pengontrolan mereka); perumahan; pekerjaan umum
(misalnya menjamin pasokan yang cukup dari air bersih dan sanitasi
dasar) ; pembangunan perdesaan; industri; organisasi masyarakat
(termasuk Panchayats atau pemerintah daerah , organisasi-
organisasi sukarela , dll).

2.1.4 UNSUR UTAMA PHC


Tiga unsur utama yang terkandung dalam PHC adalah sebagai
berikut :
a. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan
b. Melibatkan peran serta masyarakat
c. Melibatkan kerjasama lintas sektoral

2.1.5 TUJUAN PHC


a. Tujuan Umum
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat epuasan pada masyarakat
yang menerima pelayanan.
b. Tujuan Khusus :
1) Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayanai
2) Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
3) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang
dilayani
4) Pelayanan harus secara maksimum menggunkan tenaga dan sumber
sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.1.5 FUNGSI PHC


PHC hendaknya memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Pemeliharaan Kesehatan
b. Pencegahan Penyakit
c. Diagnosis dan Pengobatan
d. Pelayanan Tindak lanjut
e. Pemberian Sertifikat

2.1.6 ELEMEN-ELEMEN PHC


Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8 elemen essensial yaitu :
8
a. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan
penyakit serta pengendaliannya
b. Peningkatan penyedediaan makanan dan perbaikan gizi
c. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
d. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
e. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
f. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat
g. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
h. Penyediaan obat-obat essensial

2.1.7 CIRI-CIRI PHC


Adapun cirri-ciri PHC adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
b. Pelayanan yang menyeluruh
c. Pelayanan yang terorganisasi
d. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun
masyarakat
e. Pelayanan yang berkesinambungan
f. Pelayanan yang progresif
g. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
h. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja

2.1.8 TANGGUNG JAWAB TENAGA KESEHATAN DALAM PHC


Tanggung jawab tenaga kesehatan dalam PHC lebih dititik beratkan
kepada hal-hal sebagai berikut :
a. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan
kesehatan
b. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga, dan individu
c. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri
pada masyarakat
d. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan
kesehatan dan kepada masyarakat
e. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.

2.2 PEMBAHASAN
IMPLEMENTASI PHC DI INDONESIA

Primary Health Care (PHC) diperkenalkan oleh World Health


Organization (WHO) sekitar tahun 70-an, dengan tujuan untuk meningkatkan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Di

9
Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu kerjasama
multisektoral, partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan dengan pelaksanaan di masyarakat.
Menurut Deklarasi Alma Ata (1978) PHC adalah kontak pertama
individu, keluarga, atau masyarakat dengan sistem pelayanan. Pengertian ini
sesuai dengan definisi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009, yang
menyatakan bahwa Upaya Kesehatan Primer adalah upaya kesehatan dasar
dimana terjadi kontak pertama perorangan atau masyarakat dengan
pelayanan kesehatan.
Dalam mendukung strategi PHC yang pertama, Kementerian
Kesehatan RI mengadopsi nilai inklusif, yang merupakan salah satu dari 5
nilai yang harus diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan,
yaitu pro-rakyat, inklusif, responsif, efektif, dan bersih.
Strategi PHC yang kedua, sejalan dengan misi Kementerian
Kesehatan, yaitu :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani;
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan;
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; dan
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum
dilaksanakan melaui pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk sub-pusat
kesehatan, pusat kesehatan berjalan) dan banyak kegiatan berbasis kesehatan
masyarakat seperti Rumah Bersalin Desa dan Pelayanan Kesehatan Desa
seperti Layanan Pos Terpadu (ISP atau Posyandu). Secara administratif,
Indonesia terdiri dari 33 provinsi, 349 Kabupaten dan 91 Kotamadya, 5.263
Kecamatan dan 62.806 desa.
Untuk strategi ketiga, Kementerian Kesehatan saat ini memiliki salah
satu program yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan
bertujuan untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat
terhadap obat-obatan. Program ini memungkinkan jamu yang merupakan

10
obat-obat herbal tradisional yang sudah lazim digunakan oleh masyarakat
Indonesia, dapat teregister dan memiliki izin edar sehingga dapat
diintegrasikan di dalam pelayanan kesehatan formal. Untuk mencapai
keberhasilan penyelenggaraan PHC bagi masyarakat, diperlukan kerjasama
baik lintas sektoral maupun regional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Dalam penerapannya ada beberapa masalah yang terjadi di Indonesia.
Permasalahan yang utama ialah bagaimana primary health care belum dapat
dijalankan sebagaimana semestinya. Oleh karena itu, ada beberapa target
yang seharusnya dilaksanakan dan dicapai yaitu:
a. Memantapkan Kemenkes berguna untuk menguatkan dan meningkatkan
kualitas pelayanan dan mencegah kesalahpahaman antara pusat keehatan
dan masyarakat
b. Pusat Kesehatan yang bersahabat merupakan metode alernatif untuk
menerapkan paradigma sehat pada pelaksana pelayanan kesehatan.
c. Pelayanan kesehatan primer masih penting pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
d. Pada era desentralisasi, variasi pelayanan kesehatan primer semakin
melebar dan semakin dekat pada budaya local.

11
Bab 3
PENUTUP

Kesimpulan
PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam
pembangunan kesehatan dibanyak negara yang diawali dengan kampanye masal
pada tahun 1950-an dalam pemberantasan penyakit menular, karena pada waktu
itu banyak negara tidak mampu mengatasi dan menaggulangi wabah penyakit
TBC, Campak, Diare dan sebagainya.
Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat
diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat
melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau
oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan
mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib
sendiri (self determination).

Lima prinsip PHC sebagai berikut :


a. Pemerataan upaya kesehatan
b. Penekanan pada upaya preventif
c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
d. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
e. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan

Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan


melaui pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk sub-pusat kesehatan, pusat
kesehatan berjalan) dan banyak kegiatan berbasis kesehatan masyarakat seperti
Rumah Bersalin Desa dan Pelayanan Kesehatan Desa seperti Layanan Pos
Terpadu (ISP atau Posyandu). Secara administratif, Indonesia terdiri dari 33
provinsi, 349 Kabupaten dan 91 Kotamadya, 5.263 Kecamatan dan 62.806 desa.
Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu kerjasama
multisektoral, partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan dengan pelaksanaan di masyarakat. Dan sampai saat ini semua
penerapan itu telah berjalan meskipun ada beberapa hambatan dalam
pelaksanaannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.searo.who.int/LinkFiles/Conference_INO-13-July.pdf

http://en.wikipedia.org/wiki/Primary_health_care

http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1558-implementasi-
primary-health-care-di-indonesia.html

http://www.scribd.com/doc/19834440/Primary-Health-Care

13
Lampiran
Declaration of Alma-Ata
International Conference on Primary Health Care, Alma-Ata, USSR, 6-12
September
1978
The International Conference on Primary Health Care, meeting in Alma-Ata this
twelfth day of September in the year Nineteen hundred and seventy-eight,
xpressing the need for urgent action by all governments, all health and
development workers, and the world community to protect and promote the health
of all the people of the world, hereby makes the following
Declaration:
I
The Conference strongly reaffirms that health, which is a state of complete
physical, mental and social wellbeing, and not merely the absence of disease or
infirmity, is a fundamental human right and that the attainment of the highest
possible level of health is a most important world-wide social goal whose
realization requires the action of many other social and
economic sectors in addition to the health sector.
II
The existing gross inequality in the health status of the people particularly
between developed and developing countries as well as within countries is
politically, socially and economically unacceptable and is, therefore, of common
concern to all countries.
III
Economic and social development, based on a New International Economic Order,
is of basic importance to the fullest attainment of health for all and to the
reduction of the gap between the health status of the developing and developed
countries. The promotion and protection of the health of the people is essential to
sustained economic and social development and contributes to a better quality of
life and to world peace.
IV
The people have the right and duty to participate individually and collectively in
the planning and implementation of their health care.
V
Governments have a responsibility for the health of their people which can be
fulfilled only by the provision of adequate health and social measures. A main
social target of governments, international organizations and the whole world
community in the coming decades should be the attainment by all peoples of the
world by the year 2000 of a level of health that will permit them to lead a socially
and economically productive life. Primary health care is the key to attaining this
target as part of development in the spirit of social justice.
VI
Primary health care is essential health care based on practical, scientifically sound
and socially acceptable methods and technology made universally accessible to
individuals and families in the community through their full participation and at a
cost that the community and country can afford to maintain at every stage of their
development in the spirit of selfreliance and self-determination. It forms an
integral part both of the country's health system, of which it is the central function
14
and main focus, and of the overall social and economic development of the
community. It is the first level of contact of individuals, the family and
community with the national health system bringing health care as close as
possible to where people live and work, and constitutes the first element of a
continuing health care process.
VII
Primary health care:
1. reflects and evolves from the economic conditions and sociocultural and
political characteristics of the country and its communities and is based on the
application of the relevant results of social, biomedical and health services
research and public health experience;
2. addresses the main health problems in the community, providing promotive,
preventive, curative and rehabilitative services accordingly;
3. includes at least: education concerning prevailing health problems and the
methods of preventing and controlling them; promotion of food supply and proper
nutrition; an adequate supply of safe water and basic sanitation; maternal and
child health care, including family planning; immunization against the major
infectious diseases; prevention and control of locally endemic diseases;
appropriate treatment of common diseases and injuries; and provision of essential
drugs;
4. involves, in addition to the health sector, all related sectors and aspects of
national and community development, in particular agriculture, animal husbandry,
food, industry, education, housing, public works, communications and other
sectors; and demands the coordinated efforts of all those sectors;
5. requires and promotes maximum community and individual self-reliance and
participation in the planning, organization, operation and control of primary health
care, making fullest use of local, national and other available resources; and to this
end develops through appropriate education the ability of communities to
participate;
6. should be sustained by integrated, functional and mutually supportive referral
systems, leading to the progressive improvement of comprehensive health care for
all, and giving priority to those most in need;
7. relies, at local and referral levels, on health workers, including physicians,
nurses, midwives, auxiliaries and community workers as applicable, as well as
traditional practitioners as needed, suitably trained socially and technically to
work as a health team and to respond to the expressed health needs of the
community.
VIII
All governments should formulate national policies, strategies and plans of action
to launch and sustain primary health care as part of a comprehensive national
health system and in coordination with other sectors. To this end, it will be
necessary to exercise political will, to mobilize the country's resources and to use
available external resources rationally.
IX
All countries should cooperate in a spirit of partnership and service to ensure
primary health care for all people since the attainment of health by people in any
one country directly concerns and benefits every other country. In this context the

15
joint WHO/UNICEF report on primary health care constitutes a solid basis for the
further development and operation of primary health care throughout the world.
X
An acceptable level of health for all the people of the world by the year 2000 can
be attained through a fuller and better use of the world's resources, a considerable
part of which is now spent on armaments and military conflicts. A genuine policy
of independence, peace, dtente and disarmament could and should release
additional resources that could well be devoted to peaceful aims and in particular
to the acceleration of social and economic development of which primary health
care, as an essential part, should be allotted its proper share. The International
Conference on Primary Health Care calls for urgent and effective national
and international action to develop and implement primary health care throughout
the world and particularly in developing countries in a spirit of technical
cooperation and in keeping with a New International Economic Order. It urges
governments, WHO and UNICEF, and other international organizations, as well as
multilateral and bilateral agencies, nongovernmental
organizations, funding agencies, all health workers and the whole world
community to support national and international commitment to primary health
care and to channel increased technical and financial support to it, particularly in
developing countries. The Conference calls on all the aforementioned to
collaborate in introducing, developing and maintaining primary health care in
accordance with the spirit and content of this Declaration.

16

Anda mungkin juga menyukai