Anda di halaman 1dari 46

BAB 1 MASA KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDHA

A. PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA SERTA KEBUDAYAAN


HINDU-BUDHA DI INDONESIA

1. Masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha membawa perubahan kehidupan


masyarakat Indonesia, antara lain :
Semula belum mengenal tulisan (masa praaksara) menjadi mengenal tulisan dan
memasuki zaman sejarah (masa aksara).
Semula hanya mengenal dan menganut kepercayaan animisme dan dinamisme
kemudian mengenal dan menganut agama dan kebudayaan Hindu-Budha.
Semula hanya mengenal sistem kesukuan dengan kepala suku sebagai
pemimpinnya menjadi pengenal dan menganut sistem pemerintahan kerajaan
dengan raja sebagai pimpinan pemerintahan yang bercorak Hindu-Budha.

2. Teori masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha sebagai berikut.

TEORI TOKOH PENDAPAT


Teori waisya N.J.Krom bahwa masuknya agama
dan kebudayaan Hindu
dibawa oleh golongan
pedagang (waisya)
Teori Ksatria C.C.Berg pembawa agama dan
kebudayaan Hindu ialah
golongan ksatria yang
kalah perang di India,
kemudian lari ke
Indonesia
Teori Brahmana J.C.van Leur pembawa agama dan
kebudayaan hindu ke
Indonesia ialah golongan
Brahmana yang diundang
oleh raja raja Indonesia
Teori nasional/arus balik F.D.K.Bosch bahwa bangsa Indonesia
yang berdagang ke India
pulang dengan membawa
agama dan kebudayaan
Hindu

B. PERKEMBANGAN TRADISI HINDU-BUDHA

Akulturasi
Masuknya budaya Hindu-Budha di Indonesia menyebabkan munculnya
Akulturasi. Akulturas imerupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur kebudayaan
bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan
unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Kebudayaan Hindu-Budha yang
masuk di Indonesia tidak diterima begitu saja melainkan melalui proses pengolahan dan
penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan
unsur-unsur asli. Hal ini disebabkan karena:
1. Masyarakat Indonesia telah memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi
sehingga masuknya kebudayaan asing ke Indonesia menambah perbendaharaan
kebudayaan Indonesia.
2. Kecakapan istimewa yang dimiliki bangsa Indonesia atau local genius merupakan
kecakapan suatu bangsa untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing dan
mengolah unsur-unsur tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah
ada di Indonesia. Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih
terpelihara sampai sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses
pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan Indonesia.

Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara
seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk
perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil
bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat
pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur. Sedangkan candi Budha, hanya
jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di sekitar
candi dalam bangunan stupa.

Gambar 1. Candi Borobudur

Seni Sastra dan Aksara


Periode awal di Jawa Tengah pengaruh sastra Hindu cukup kuat. Periode tengah
bangsa Indonesia mulai melakukan penyaduran atas karya India.
Contohnya: Kitab Bharatayudha oleh Mpu Sedah dan Panuluh. Para ahli berpendapat
bahwa isi sebenarnya merupakan perebutan kekuasaan dalam keluarga raja-raja Kediri.
Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa
Mengalami akulturasi dengan bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa Kuno dengan
aksara Pallawa yang dimodifikasi sesuai dengan pengertian dan selera Jawa sehingga
menjadi aksara Jawa Kuno dan Bali Kuno. Perkembangannya menjadi aksara Jawa
sekarang serta aksara Bali. Di kerajaan Sriwijaya huruf Pallawa berkembang menjadi
huruf Nagari.
Sistem Kalender
Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan adanya
Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun Saka
yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah) pada waktu raja
Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari.

Soal evaluasi
1. Teori yang memberi peran kepada bangsa Indonesia untuk datang dan mempelajari
sendiri agama Hindu. Teori yang dimaksud adalah .
a. Arus Balik
b. Teori Sudra
c. Teori Ksatria
d. Teori Brahmana
e. Teori Waisya
2. Salah satu bukti bahwa bangsa Indonesia telah mendapat pengaruh budaya Hindu-
Budha adalah .
a. Adanya bangunan agama berbentuk setengah lingkaran
b. Berkembangya paham kepercayaan, yaitu animism dan dinamisme
c. Adanya system pemerintahan berbentuk kerajaan
d. Adanya karya sastra berisi filsafat-filsafat etika
e. Adanya pola perkotaan dengan mengunakan system macapat
3. Unsur-unsur kebudayaan dibawah ini adalah pengaruh india, kecuali .
a. Sastra
b. Kaligrafi
c. Bahasa dan tulisan
d. System pemerintahan
e. Seni bangunan
4. Sebelum kedatangan pengaruh agama Hindu dan Budha masyarakat Indonesia
adalah menyembah nenek moyang. Kepercayaan tersebut dikenal dengan .
a. Animisme
b. Dinamisme
c. Totemisme
d. Monotheisme
e. Politheisme

C. PERKEMBANGAN KERAJAAN HINDU-BUDHA

1. KERAJAAN KUTAI
Kutai adalah kerajaan bercorak Hindu tertua di Nusantara. Berdiri abad ke-4.
Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulusungai
Mahakam. Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat
ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Tidak ada
prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini dan memang sangat
sedikit informasi yang dapat diperoleh.
Yupa (Prasasti Kerajaan Kutai)
Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / prasasti dalam upacara pengorbanan yang
berasal dari abad ke-4. Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para
ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Yupa adalah tugu batu yang
berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para brahman atas
kedermawanan raja Mulawarman. Dalam agama hindu sapi tidak disembelih seperti
kurban yang dilakukan umat islam. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa
raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Namanya dicatat
dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor sapi kepada
kaum brahmana.

Nama-Nama Raja Kutai


Maharaja Kudungga,
Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)
Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)

2. KERAJAAN TARUMANEGARA
Tarumanagara adalah kerajaan yang berkuasa di wilayah barat pulau
Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma merupakan salah satu kerajaan
tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan
peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan
Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

Prasasti yang ditemukan


Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917), ditemukan di
perkebunan kopi milik Jonathan Rig, Ciampea, Bogor
Prasasti Tugu, ditemukan di Kampung Batutumbu, Desa Tugu, Kecamatan
Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sekarang disimpan di museum di Jakarta.
Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh
Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati sepanjang 6112 tombak atau
12km oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya.Penggalian
sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa
banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan
kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.
Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, ditemukan di aliran Sungai
Cidanghiang yang mengalir di Desa Lebak, Kecamatan Munjul,
Kabupaten Pandeglang, Banten, berisi pujian kepada Raja Purnawarman.
Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
Prasasti Jambu, Nanggung, Bogor
Prasasti Pasir Awi, Citeureup, Bogor

3. KERAJAAN MATARAM KUNO


Awal berdirinya kerajaan
Kerajaan Medang (Kerajaan Mataram Kuno) adalah nama sebuah kerajaan
yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian berpindah ke Jawa
Timur pada abad ke-10. Para raja kerajaan ini banyak meninggalkan bukti sejarah
berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta
membangun banyak candi baik yang bercorak Hindu maupun Buddha. Kerajaan
Medang akhirnya runtuh pada awal abad ke-11. Kerajaan Medang (atau sering juga
disebut Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu) adalah nama
sebuah kerajaan yang berdiri diJawa Tengah pada abad ke-8, kemudian berpindah
ke Jawa Timur pada abad ke-10.
Para raja kerajaan ini banyak meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-
prasasti yang tersebar diJawa Tengah dan Jawa Timur, serta membangun
banyak candi baik yang bercorak Hindumaupun Buddha. Kerajaan Medang akhirnya
runtuh pada awal abad ke-11. Prasasti Mantyasih tahun 907 atas nama Dyah
Balitung menyebutkan dengan jelas bahwa raja pertama Kerajaan Medang (Rahyang
ta rumuhun ri Medang ri Poh Pitu) adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
Sanjaya sendiri mengeluarkan prasasti Canggal tahun 732, namun tidak
menyebut dengan jelas apa nama kerajaannya. Ia hanya memberitakan adanya raja
lain yang memerintah pulau Jawa sebelum dirinya, bernama Sanna. Sepeninggal
Sanna, negara menjadi kacau. Sanjaya kemudian tampil menjadi raja, atas dukungan
ibunya, yaitu Sannaha, saudara perempuan Sanna.
4. KERAJAAN SRIWIJAYA
Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di
pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah
kekuasaan membentang dari Kamboja,Thailand Selatan, Semenanjung
Malaya, Sumatera, Jawa, dan pesisir Kalimantan. Dalam bahasa
Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan wijaya berarti "kemenangan"
atau "kejayaan"maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gilang-
gemilang". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7;
seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun
671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai
Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaituprasasti Kedukan Bukit di Palembang,
bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai
menyusut dikarenakan beberapa peperangan di antaranya serangan dari
raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa pada tahun 990, dan tahun 1025
serangan Rajendra Chola I dari Koromandel.
Gambar. 2 Wilayah Kekuasaan Sriwijaya

5. KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kediri atau Kerajaan Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang
terdapat di Jawa Timurantara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha,
yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang. Masa-masa awal Kerajaan Panjalu
atau Kadiri tidak banyak diketahui. Prasasti Turun Hyang II (1044) yang
diterbitkan Kerajaan Janggala hanya memberitakan adanya perang saudara antara
kedua kerajaan sepeninggal Airlangga.
Sejarah Kerajaan Panjalu mulai diketahui dengan adanya prasasti Sirah
Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Raja-raja sebelum Sri
Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya yang sudah diketahui, sedangkan urutan raja-raja
sesudah Sri Jayawarsa sudah dapat diketahui dengan jelas berdasarkan prasasti-
prasasti yang ditemukan. Kerajaan Panjalu di bawah pemerintahan Sri
Jayabhaya berhasil menaklukkan Kerajaan Janggala dengan semboyannya yang
terkenal dalam prasasti Ngantang (1135), yaitu Panjalu Jayati, atau Panjalu
Menang.
Pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya inilah, Kerajaan Panjalu mengalami
masa kejayaannya. Wilayah kerajaan ini meliputi seluruh Jawa dan beberapa pulau
di Nusantara, bahkan sampai mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya di Sumatra.
Hal ini diperkuat kronik Cina berjudul Ling wai tai ta karya Chou Ku-fei tahun
1178, bahwa pada masa itu negeri paling kaya selain Cina secara berurutan
adalah Arab, Jawa, danSumatra. Saat itu yang berkuasa di Arab adalah Bani
Abbasiyah, di Jawa ada Kerajaan Panjalu, sedangkan Sumatra dikuasai Kerajaan
Sriwijaya.
6. KERAJAAN SINGASARI
Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah
sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222.
Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.
Wangsa Rajasa yang didirikan oleh Ken Arok. Keluarga kerajaan ini menjadi
penguasa Singhasari, dan berlanjut pada kerajaan Majapahit. Terdapat perbedaan
antara Pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan urutan raja-raja
Singhasari.
Kisah suksesi raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai pertumpahan
darah yang dilatari balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak
tirinya). Anusapati mati dibunuhTohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati
akibat pemberontakan Ranggawuni (anak Anusapati).
Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara (putranya) secara damai.
Sementara itu versi Nagarakretagama tidak menyebutkan adanya pembunuhan
antara raja pengganti terhadap raja sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi
karena Nagarakretagama adalah kitab pujian untuk Hayam Wuruk raja Majapahit.
Peristiwa berdarah yang menimpa leluhur Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai
aib.

7. KERAJAAN MAJAPAHIT

Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia,


yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai
puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas
di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari
tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai
Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah
Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung
Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya
masih diperdebatkan.
Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah menggulingkan dan
membunuh Kertanegara. Atas saran Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan
pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang
menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja mengirim utusan keDaha, yang membawa
surat berisi pernyataan, Raden Wijaya menyerah dan ingin mengabdi kepada
Jayakatwang. Jawaban dari surat diatas disambut dengan senang hati. Raden
Wijayakemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan membangun desa
baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa
"pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba, Wijaya bersekutu dengan
pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Setelah berhasil
menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya
sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-
kabut karena mereka berada di negeri asing. Saat itu juga merupakan kesempatan
terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka
terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.
Gambar 3. Peta Wilayah Kekuasaan Majapahit

Soal evaluasi

1. Kerajaan Hindu tertua di Nusantara adalah .


2. Candi Prambanan bercorak agama .
3. Raja pertama dari kerajaan Singasari adalah
4. Kerajaan Singasari mencapai masa keemasannya pada masa pemerintahan raja
5. Majapahit mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan raja

BAB 2 INDONESIA PADA MASA PERKEMBANGAN ISLAM

A. PROSES AWAL PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA

Beberapa Pendapat Tentang Awal Masuknya Islam di Indonesia. Islam Masuk ke


Indonesia Pada Abad ke 7:
1. Seminar masuknya islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan
perjalanan Al masudi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat utusan dari
raja Arab Muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648 diterangkan telah ada
koloni Arab Muslim di pantai timur Sumatera.
2. Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa kaum
Muslimin masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang
muslim yang selalu singgah di sumatera dalam perjalannya ke China.
3. Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya menjelaskan
bahwa kaum Muslimin sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan Malaya antara tahun
606-699 M.
4. Prof. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory of
Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), di dalamnya mengungkapkan
bahwa kaum muslimin sudah ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M.
5. Prof. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia mengungkapkan
bahwa pada tahun 674 M. kaum Muslimin Arab telah masuk ke Malaya.
6. Prof. S. muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnay berjudul Islam di
India dan hubungannya dengan Indonesia, menyatakan bahwa beberapa sumber tertulis
menerangkan kaum Muslimin India pada tahun 687 sudah ada hubungan dengan kaum
muslimin Indonesia.
7. W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled From
Chinese sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat Dinasti Tang memberitahukan
adanya Aarb muslim berkunjung ke Holing (Kalingga, tahun 674). (Ta Shih = Arab
Muslim).
8. T.W. Arnold dalam buku The Preching of Islam a History of The Propagation of The
Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada tahun 1
Hijriyah (Abad 7 M).

Islam Masuk Ke Indonesia pada Abad ke-11:


Satu-satunya sumber ini adalah diketemukannya makam panjang di daerah Leran Manyar,
Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan rombongannya. Pada makam itu terdapat
prasati huruf Arab Riqah yang berangka tahun (dimasehikan 1082)

Islam Masuk Ke Indonesia Pada Abad Ke-13:


Catatan perjalanan marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai adanya kerajaan Islam
Ferlec (mungkin Peureulack) di aceh, pada tahun 1292 M.
K.F.H. van Langen, berdasarkan berita China telah menyebut adanya kerajaan Pase (mungkin
Pasai) di aceh pada 1298 M.
J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk Monumenten
uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13.
Beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan Schrieke, lebih
cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, berdasarkan
saudah adanya beberapa kerajaaan islam di kawasan Indonesia.

Pembawa Islam ke Indonesia


Sebelum pengaruh islam masuk ke Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat kontak-kontak
dagang, baik dari Arab, Persia, India dan China. Islam secara akomodatif, akulturasi, dan
sinkretis merasuk dan punya pengaruh di arab, Persia, India dan China. Melalui perdagangan
itulah Islam masuk ke kawasan Indonesia. Dengan demikian bangsa Arab, Persia, India dan
china punya nadil melancarkan perkembangan islam di kawasan Indonesia.
1. Gujarat (India)
Pedagang islam dari Gujarat, menyebarkan Islam dengan bukti-bukti antar lain:
o ukiran batu nisan gaya Gujarat.
o Adat istiadat dan budaya India islam.
2. Persia
Para pedagang Persia menyebarkan Islam dengan beberapa bukti antar lain:
o Gelar Syah bagi raja-raja di Indonesia.
o Pengaruh aliran Wihdatul Wujud (Syeh Siti Jenar).
o Pengaruh madzab Syiah (Tabut Hasan dan Husen).
3. Arab
Para pedagang Arab banyak menetap di pantai-pantai kepulauan Indonesia, dengan bukti
antara lain:
o Menurut al Masudi pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas Arab dari Oman,
Hidramaut, Basrah, dan Bahrein untuk menyebarkan islam di lingkungannya, sekitar
Sumatra, Jawa, dan Malaka.
o Munculnya nama kampong Arab dan tradisi Arab di lingkungan masyarakat, yang
banyak mengenalkan islam.
4. China
Para pedagang dan angkatan laut China (Ma Huan, Laksamana Cheng Ho/Dampo awan ,
mengenalkan islam di pantai dan pedalaman Jawa dan sumatera, dengan bukti antar lain :
o Gedung Batu di semarang (masjid gaya China).
o Beberapa makam China muslim.
o Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan China.
Dari beberapa bangsa yang membawa Islam ke Indonesia pada umumnya menggunakan
pendekatan cultural, sehingga terjadi dialog budaya dan pergaulan social yang penuh
toleransi (Umar kayam:1989)

B. KERAJAAN SAMUDRA PASAI

Kesultanan Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai,
adalahkerajaan Islam yang terletak di pesisir pantai utara Sumatera, kurang lebih di
sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia. Namun beberapa
sejarahwan memulai menelusuri keberadaan kerajaan ini bersumberkan dari Hikayat Raja-
raja Pasai, dan ini dikaitkan dengan beberapa makam raja serta penemuan koin berbahan
emas dan perak dengan tertera nama rajanya. Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang
bergelar Sultan Malik as-Saleh, sekitar tahun1267. Keberadaan kerajaan ini juga tercantum
dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) karya Abu Abdullah ibn
Batuthah (13041368), musafir Maroko yang singgah ke negeri ini pada tahun 1345.
Kesultanan Pasai akhirnya runtuh setelah serangan Portugal pada tahun 1521.
Gambar 4. Mata Uang Emas

C. KERAJAAN ACEH
Kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri
di provinsi Aceh, Indonesia. Kesultanan Aceh terletak di utara pulau Sumatera dengan ibu
kota Kutaraja (Banda Aceh) dengan sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat
Syah yang dinobatkan pada pada Ahad, 1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8
September 1507. Dalam sejarahnya yang panjang itu (1496 - 1903), Aceh telah mengukir
masa lampaunya dengan begitu megah dan menakjubkan, terutama karena kemampuannya
dalam mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, komitmennya dalam menentang
imperialisme bangsa Eropa, sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik, mewujudkan
pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, hingga kemampuannya dalam menjalin hubungan
diplomatik dengan negara lain.

D. KERAJAAN DEMAK
Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa.
Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya merupakan kadipatendari kerajaan Majapahit,
kemudian muncul sebagai kekuatan baru mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit.
Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau
Jawa dan Indonesiapada umumnya. Walau tidak berumur panjang dan segera mengalami
kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Pada
tahun 1568, kekuasaan Demak beralih ke Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir.
Salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang
menurut tradisi didirikan olehWalisongo.
Lokasi keraton Demak, yang pada masa itu berada di tepi laut, berada di kampung
Bintara (dibaca "Bintoro" dalam bahasa Jawa), saat ini telah menjadi kota Demak di Jawa
Tengah. Sebutan kerajaan pada periode ketika beribukota di sana dikenal sebagai Demak
Bintara.

E. KERAJAAN BANTEN
Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri
di Provinsi Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan
demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan
beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta
kawasan perdagangan.
Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut.
Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang
dinamakanSurosowan, yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah Banten
menjadi kesultanan yang berdiri sendiri.
Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan bahkan mencapai
kejayaan yang luar biasa, yang diwaktu bersamaan penjajah dari Eropa telah berdatangan
dan menanamkan pengaruhnya. Perang saudara, dan persaingan dengan kekuatan global
memperebutkan sumber daya maupun perdagangan, serta ketergantungan akan persenjataan
telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya.

F. KERAJAAN MATARAM
Kerajaan mataram didirikan oleh Sutowijoyo yang bergelar Penembahan
Senopati (1586-1601). Ibukotanya Kota Gede. Penggantinya Raden Mas Jolang. Ia gugur di
daerah Krapyak, sehingga disebut penembahan seda krapyak. Raja terbesarnya ialah Raden
Mas Rangsang yang bergelar sultan agung hanyokrokusumo (1613-1645). Sultan agung
bercita-cita mempersatukan seluruh Jawa dan mengusir kompeni (VOC) dari Batavia.
Setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Cirebon berhasil dikuasai, ia berencana menyerang
Batavia. Serangan dilancarkan pada agustus 1628 dan September 1629, tetapi gagal.
Kegagalan ini karena :
Kurangnya perbekalan makanan,
Kalah persenjataan,
Jarak Mataram Jakarta sangat jauh,
Tentara Mataram terjangkit wabah penyakit.
Sepeninggal Sultan Agung, Matarm mengalami kemunduran dan terpecah.
Berdasarkan perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 Matarm dipecah menjadi dua, yakni :
a) Mataram Barat, yakni kesultanan Yogyakarta, diberikan kepada Mangkubumi dengan
gelar Hamengku Buwono I
b) Mataram Timur, yakni Kesunanan Surakarta diberikan kepada Paku Buwono III
Selanjutnya berdasarkan Perjanjian Salatiga tanggal 17 Maret 1757, Surakarta dibagi
menjadi dua, yakni :
a) Surakarta Utara diberikan kepada Raden Mas Said dengan gelar Mangkunegara I,
kerajaanya dinamakan Mangkunegaran.
b) Surakarta Selatan diberikan kepada Paku Buwono III kerajaanya dinamakanKasunanan
Surakarta

G. KERAJAAN MAKASSAR

Pada abad ke-17 di Sulawesi Selatan telah muncul beberapa kerajaan kecil, seperti
Goa, Tallo, Sopeng, dan Bone. Kerajaan besar ialah Goa dan Tallo. Keduanya lebih dikenal
sebagai kerajaan Makassar. Puncak kejayaanya pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin
(1654-1670).
Pertempuran besar meletus pada 1666 di masa Sultan Hasanuddin. VOC di bawah
pimpinan Speelman berkoalisi dengan Kapten Jonker dari Ambon dan Aru Palaka, Raja
Bone. Hasanuddin kalah dan terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18
November 1667. Isinya sangat merugikan rakyat Makassar, yakni :
a) Wilayah Makassar terbatas pada Goa, wilayah Bone dikembalikan kepada Aru Palaka
b) Kapal Makassar dilarang berlayar tanpa seizin VOC
c) Makassar tertutup untuk semua bangsa kecuali VOC dengan hak monopolinya
d) Semua benteng harus dihancurkan, kecuali benteng ujung pandang yang kemudian
namanya diganti menjadi benteng Rotterdam.
e) Makassar harus mengganti kerugian perang sebesar 250 ribu ringgit.

Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional. Banyak pedagang asing


seperti Portugis, Inggris, dan Denmark berdagang di Makassar. Karena itu, disusunlah
hokum niaga dan perniagaan yang disebut Ade Allopioping Bicarance Pabbalue dan sebuah
naskah lontar karya Amanna Gappa.

H. KERAJAAN TERNATE DAN TIDORE

Kerajaan ternate dan tidore terdapat di Maluku. Keduanya sering bersaing dan
persaingan makin tampak setelah datangnya bangsa Barat. Bangsa Barat yang pertama kali
datang ke Maluku ialah Portugis (1512) yang kemudian bersekutu dengan kerajaan ternate.
Kemudian bangsa Spanyol dating pada 1521 dan bersekutu dengan kerajaan tidore. Saat itu
tidak sampai terjadi perang. Untuk menyelesaikan persaingan Portugis dan Spanyol, pada
tahun 1529 diadakan perjanjian saragosa. Isinya Spanyol harus meninggalkan Maluku dan
memusatkan kekuasaanya di Filipina dan bangsa Portugis tetap tinggal Maluku.
Portugis menderikan benteng Sao Paulo untuk melindungi Ternate dari serangan
Tidore. Portugis kemudian memonopoli perdagangan dan terlalu ikut campur urusan dalam
negri Ternate. Salah seorang sultan Ternate yang menentang ialah Sultan Hairun (1550-
1570). Walau diadakan perundingan dengan hasil damai pada 27 Februari 1570, esok
harinya ketika Sultan Hairun datang ke benteng Sao Pulo, ia justru dibunuh.

Soal Evaluasi
1. Di bawah ini yang merupakan penyebab runtuhnya kerajaan Aceh, kecuali.
a. Tidak ada raja-raja besar yang mampu memperluas Aceh setelah Sultan Iskandar muda
meninggal.
b. Timbul pertikaian antara golongan bangsawan (teuku) dengan golongan ulama (tengku).
c. Dikuasai oleh kerajaan Malaka.
d. Daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan diri.
e. Runtuh karena dikuasai oleh Belanda.
2. Kerajaan Demak mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan.
a. Raden Patah.
b. Jaka Tingkir.
c. Adipati Unus.
d. Arya Penangsang.
e. Sultan Trenggono.
3. Salah satu faktor pendukung berkembangnya kerajaan Banten sebagai pusat perdagangan,
yaitu.
a. Penghasil rempah-rempah yang banyak diekspor ke luar negeri.
b. Adanya undang-undang laut yang berisi pengaturan pelayaran dan perdagangan di
wilayah kerajaan.
c. Kedudukan Banten yang sangat strategis di tepi Selat Sunda, karena aktivitas
pelayaran perdagangan dari pedagang Islam semakin ramai sejak Portugis berkuasa di
Malaka.
d. Berhasil menguasai beberapa daerah di Semenanjung Malaka.
e. Berhasil mengusahakan kerjasama yang baik dengan daerah-daerah di pantai utara
pulau Jawa.
4. Di bawah ini adalah isi dari Perjanjian Bongaya (1667 M), kecuali.
a. VOC memperoleh hak monopoli dagang di Makasar.
b. Makasar sebagai kerajaan yang berdaulat.
c. VOC mendirikan benteng di Makasar.
d. Arung Palaka diakui sebagai raja Bone.
e. Makasar melepaskan daerah kekuasaannya seperti Bone dan pulau-pulau di luar
Makasar.

BAB 3 PERKEMBANGAN PENGARUH BARAT DAN MASA PENDUDUKAN


JEPANG DI INDONESIA

A. BERKEMBANGNYA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI


INDONESIA
1. VOC
VOC merupakan kongsi dagang Belanda yang mempunyai wilayah di Hindia
Timur. Pengurusnya terdiri dari 6 orang yang disebut Bewindhebbers der VOC,
ditambah 17 orang pengurus harian yang disebut Heeren XVII. VOC juga memiliki
hak khusus yang diberikan parlemen Belanda:
Membuat perjanjian dengan raja-raja setempat
Menyatakan perang dan perdamaian
Membuat senjata & benteng
Mencetak uang
Mengangkat & memberhentikan pegawai
Mengadili perkara
Pada tahun 1609, Pieter Both ditugaskan sebagai Gubernur Jendral VOC di
Ambon. Misi utamanya adalah untuk memimpin VOC menghadapi persaingan
dengan pedagang Eropa. Ketika Jan Pietersoon Coen diangkat sebagai gubernur
jenderal, pusat kekuasaan dipindahkan ke Jayakarta. Selain melakukan monopoli,
VOC juga menjalankan system pemerintahan tidak langsung (indirect rule). Tidak
berlangsung lama, VOC akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799.
dengan factor-faktor berikut:
Banyak pegawai VOC korupsi karena gajinya rendah
VOC tidak mampu bersaing dengan inggris (EIC) dan Perancis (FIC)
Walaupun rugi, pemegang saham tetap diberi dividen
Perang Belanda melawan Inggris
Jatuhnya kongsi dagang VOC di India & adanya kebebasan pelayaran Inggris ke
Indonesia

Gambar 5. Lambang Voc

2. Penjajahan Prancis-Belanda
Di Eropa sedang dalam suasana Perang Koalisi satu (1792-1797). Belandapun
kalah sehingga membuat rajanya, Willem V, meminta perlindungan dari Inggris.
Napoleon Bonaparte, pemimpin Prancis kemudian menempatkan Louis Napoleon
untuk memimpin Belanda. Louis kemudian mengangkat Herman Willem Daendels
sebagai Gubernur Jendral Hindia Belanda sejak 1808. Tugas utamanya adalah untuk
mempertahankan Jawa dari serangan Inggris. Pada masa pemerintahannya, Daendels
banyak mengeluarkan kebijakan kebijakan yang condong kepada kediktatoran.
Contohnya, pembangunan jalan Raya Pos (Groete Postweg) antara Anyer-Panarukan.
Pembangunan jalan raya itu melibatkan banyak tenaga dengan system rodi.
Kekuasaan sewenang-wenang yang diterapkan Daendels membuatnya ditarik
kembali agar citra Hindia Belanda tidak bertambah buruk. Tetapi penarikan Daendels
membua dampak buruk. Belandapun berhasil dikuasai Inggris. Dengan demikian
berakhirlah penjajahan Prancis-Belanda dengan ditandai oleh Kapitulasi Tuntang.

3. Penjajahan Inggris
Tahun 1811-1816, Indonesia berada di bawah kekuasaan Inggris. Thomas
Stamford Raffles diangkat sebagai wakil gubernur di Jawa dan bawahannya. Tujuan
utama pemerintahan Raffles adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu
tindakannya yang popular adalah mencetuskan system sewa tanah (landrent). Hal
tersebut tidak membebani rakyat, namun kondisi di Eropa membuat Thomas Stamford
Raffles harus mengakhiri masa jabatannya di Indonesia. Perang koalisi berakhir
dengan kekalahan Prancis. Negara-negara yang menjadi lawan Prancis mengambil
keputusan bahwa sebagai benteng untuk menghadapi Prancis, Belanda harus kuat.
Maka dari itu, dalam Traktat London tahun 1824, ditetapkan bahwa Indonesia
dikembalikan kepada Belanda.

4. Belanda
Untuk menangani berbagai persoalan di Indonesia yang baru saja
dikembalikan ke Inggris, pemerintah belanda mengirimkan sebuah komisi. Komisi
tersebut terdiri dari Cornelis Th.Elout sebagai ketua, dan A.A. Buyskes dan van der
Capellen sebagai anggota. Setelah komisi dibubarkan, van der Capellen diangkat
sebagai gubernur jenderal. Dia melaksanakan pola konservatif, dalam arti menerapkan
kebijakan monopoli seperti VOC:
a) Masa Tanam Paksa

Ketika van den Bosch menjabat sebagai gubernur jenderal, pada tahun 1830 dia
menciptakan peraturan baru yang bernama tanam paksa / cultuur stelsel.
Tujuannya untuk mendapatkan untung guna menutup deficit keuangan negri
Belanda. Kemudian, latar belakang dilakukannya Tanam paksa adalah:
Defisit anggaran belanja negri belanda akibat Perang kemerdekaan Belgia dan
perang diponegoro
Keadaan di Jawa yang tidak menguntungkan saat itu
Perdagangan dan perusahaan belanda mengalami kemunduran

Pokok-pokok ketentuan Tanam paksa:


Penduduk wajib menanami 1/5 tanahnya dengan tanaman yang ditentukan
pemerintah
Tanah tersebut dibebaskan dari pajak
Tanah tersebut dikerjakan selama 1/5 tahun
Risiko penanaman ada pada pemerintah
Hasil tanaman yang diwajibkan harus diangkat sendiri ke pabrik dan mendapat
ganti rugi
Kelebihan hasil panen akan diganti oleh pemerintah
Waktu yang digunakan untuk menanam tanaman wajib tidak melebihi waktu
menanam padi

Tanam Paksa:
Tanah yang ditanami lebih dari 1/5 lahan
Tanah yang ditanami tanaman wajib masih terkena pajak
Banyak petugas yang curang, berusaha mendapatkan hasil sebanyak-
banyaknya
Tanah yang ditanami tanaman wajib cenderung memilih tanah yang subur
Akibat penyimpangan:
Bagi Bangsa Indonesia
o Menimbulkan kesengsaraan
o Pemerintahan Belanda memberikan sanksi kepada petani yang
meninggalkan tanahnya sehingga makin sengsara
Bagi Belanda
o Memperoleh keuntungan yang sangat besar
o Timbul penentangan tanam paksa yang dicetuskan oleh golongan liberal
dan golongan etis
b) Politik Liberal Kolonial
Golongan liberal berhasil menguasai parlemen sehingga mereka mempunyai
peluang untuk menciptakan undang-undang dasar guna membatasi kekuasaan raja.
Pada tahun 1870 keluar undang-undang de Waal:
Undang-undang Gula yang menyebutkan bahwa penanaman tebu harus
dilakukan oleh pengusaha swasta, tidak dengan system tanam paksa
Undang-undang Agraria, isinya menerangkan bahwa gubernur jenderal dan
rakyat dilarang menjual tanah kepada orang asing, tetapi dapat
menyewakannya selama 75 tahun. Ini merupakan awal yang baik walaupun
dalam kenyataannya semuanya untuk kepentingan Pemerintahan Hindia
Belanda.

B. PERUBAHAN POLITIK, EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA AKIBAT


PERLUASAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME DI INDONESIA
Masuknya kekuasaan bangsa Asing di Indonesia telah menyebabkan perubahan
tatanan politik, sosial, ekonomi dan budaya bagi bangsa Indonesia sebagai berikut:
1. Politik
Baik Daendels maupun Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan modern. Para
Bupati dijadikan pegawai negeri dan diberi gaji, padahal menurut adat, kedudukan
bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat. Bupati telah menjadi alat
kekuasaan pemerintah kolonial.Belanda dan Inggris juga melakukan intervensi
terhadap persoalan kerajaan, misalnya soal pergantian tahta kerajaan sehingga
imperialis mendominasi politik di Indonesia. Akibatnya peranan elite kerajaan
berkurang dalam bidang politik, bahkan kekuasaan pribumi mulai runtuh.
2. Sosial Ekonomi
Eksploitasi ekonomi yang dilakukan bangsa Barat membawa berbagai dampak bagi
bangsa Indonesia. Munculnya monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya
perdagangan nusantara di panggung perdagangan internasional. Peranan syahbandar
digantikan oleh para pejabat Belanda.Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi
liberal menjadikan Indonesia sebagai penghasil bahan mentah. Eksportirnya
dilakukan oleh bangsa Belanda, pedagang perantara dipegang oleh orang timur asing
terutama bangsa Cina dan bangsa Indoensia hanya menjadi pengecer, sehingga tidak
memiliki jiwa wiraswasta jenis tanaman baru serta cara memeliharanya.
3. Budaya
Tindakan pemerintah Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa
pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, merutuhkan kewibawaan
tradisional penguasa pribumi. Upacara dan tatacara yang berlaku di istana kerajaan
juga disederhanakan dengan demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi
menjadi lemah. Dengan merosotnya peranan politik maka para elit politik baik raja
maupun bangsawan mengalihkan perhatiannya ke bidang senibudaya. Contoh Paku
Buwono V memerintahkan penulisan serat Centhini, R.Ng Ronggo Warsito manyusun
Kitab Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV menyusun kitab Wedatama dan lain-lain.
C. PERLAWANAN DI BERBAGAI DAERAH DALAM MENENTANG DOMINASI
ASING
1. Perlawanan Rakyat Maluku
Upaya rakyat Ternate yang dipimpin Sultan Hairun maupun Sultan Baabulah (1575),
sejak kedatangan bangsa Portugis pada 1512 tidak berhasil, penyebabnya adalah tidak
ada kerja sama antara kerajaan Ternate, Tidore, dan Nuku. Kekuatan Portugis hanya
dapat diusir oleh kekuatan bangsa Belanda yang lebih kuat.

2. Pelawanan Rakyat Mataram


Sultan Agung yang memiliki cita cita mempersatukan pulau Jawa, berusaha
mengalahkan VOC di Batavia. Penyerangan yang dilakukan pada 1628 & 1629
mengalami kegagalan, karena selain persiapan pasukannya yang belum matang, juga
tidak mampu membuat blok perlawanan bersama kerajaan lainnya.
3. Perlawanan Rakyat Makassar
Konflik antara Sultan Hasanuddin dari Makasar dan Arupalaka dari Bone, memberi
jalan bagi Belanda untuk menguasai kerajaan kerajaan Sulawesi tersebut. Untuk
memperkuat kedudukannya di Sulawesi, Sultan Hasanuddin menduduki Sumbawa,
sehingga jalur perdagangan Nusantara bagian timur dapat dikuasai. Hal ini dianggap
oleh Belanda sebagai penghalang dalam perdagangan. Pertempuran antara Sultan
Hasnuddin dengan Belanda yang dipimpin Cornelis Speelman selalu dapat dihalau
pasukan Sultan Hasanuddin. Lalu Belanda meminta bantuan Arupalaka yang
menyebabkan Makasar jatuh ke tangan Belanda, dan Sultan Hasanuddin harus
menandatangani perjanjian Bongaya pada 1667, yang berisi :
Sultan Hasanuddin harus memberikan kebebasan kepada VOC berdagang di
Makasar dan Maluku.
VOC memegang monopoli perdagangan di Indonesia bagian timur, dengan pusat
Makasar.
Wilayah kerajaan Bone yang diserang dan diduduki Sultan Hasanuddin
dikembalikan kepada Arupalaka, dan dia diangkat menjadi Raja Bone.
4. Perlawanan Rakyat Banten
Setelah Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putranya yang bergelar Sultan Haji
sebagai Sultan Banten, Belanda ikut campur dalam urusan Banten dengan mendekati
Sultan Haji. Sultan Agung yang sangat anti VOC, segera menarik kembali tahta
putranya. Putranya yang tidak terima, segera meminta bantuan VOC di Batavia untuk
membantu mengembalikan tahtanya, akhirnya dengan bantuan VOC, dia memperoleh
tahtanya kembali dengan imbalan menyerahkan sebagian wilayah Banten kepada
VOC.
5. Perang Paderi (1821 1837)
Dilatar belakangi konflik antara kaum agama dan tokoh tokoh adat Sumatera Barat.
Kaum agama (Pembaru/Paderi) berusaha untuk mengajarkan Islam kepada warga
sambil menghapus adat istiadat yang bertentangan dengan Islam, yang bertujuan
untuk memurnikan Islam di wilayah Sumatra Barat serta menentang aspek aspek
budaya yang bertentangan dengan aqidah Islam.
Tujuan ini tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena kaum adat yang tidak ingin
kehilangan kedudukannya, serta adat istiadatnya menentang ajaran kaum Paderi,
perbedaan pandangan ini menyebabkan perang saudara serta mengundang kekuatan
Inggris dan Belanda.
Kaum adat yang terdesak saat perang kemudian meminta bantuan kepada Inggris
yang sejak 1795 telah menguasai Padang, dan beberapa daerah di pesisir barat setelah
direbut dari Belanda. Golongan agama pada saat itu telah menguasai daerah
pedalaman Sumatra Barat dan menjalankan pemerintahan berdasarkan agama.
Pada tahun 1819, Belanda menerima Padang dan daerah sekitarnya dari Inggris.
Golongan adat meminta bantuan kepada Belanda dalam menghadapi golongan Paderi.
Pada Februari 1821, kedua belah pihak menandatangani perjanjian. Sesuai perjanjian
tersebut Belanda mulai mengerahkan pasukannya untuk menyerang kaum Paderi.
6. Perang Diponegoro (1825 1830)
Penyebab perang ini adalah rasa tidak puas masyarakat terhadap kebijakan
kebijakan yang dijalankan pemerintah Belanda di kesultanan Yogyakarta. Belanda
seenaknya mencampuri urusan intern kesultanan. Akibatnya, di Keraton Mataram
terbentuk 2 kelompok, pro dan anti Belanda.
Pada pemerintahan Sultan HamengkuBuwono V, Pangeran Diponegoro diangkat
menjadi anggota Dewan Perwalian. Namun dia jarang diajak bicara karena sikapnya
yang kritis terhadap kehidupan keraton yang dianggapnya terpengaruh budaya barat
dan intervensi Belanda. Oleh karena itu, dia pergi dari keraton dan menetap di
Tegalrejo.
Di mata Belanda, Diponegoro adalah orang yang berbahaya. Suatu ketika, Belanda
akan membuat jalan Yogyakarta Magelang. Jalan tersebut menembus makam
leluhur Diponegoro di Tegalrejo. Dia marah dan mengganti patok penanda jalan
dengan tombak. Belanda menjawab dengan mengirim pasukan ke Tegalrejo pada 25
Juni 1825.
Diponegoro dan pasukannya membangun pertahanan di Selarong. Dia mendapat
berbagai dukungan dari daerah daerah. Tokoh tokoh yang bergabung antara lain :
Pangeran Mangkubumi, Sentot Alibasha Prawirodirjo, dan Kyai Maja. Oleh karena itu
Belanda mendatangkan pasukan dari Sumatra Barat dan Sulawesi Utara yang
dipimpin Jendral Marcus de Kock.
7. Perang Aceh
Aceh dihormati oleh Inggris dan Belanda melalui Traktat London pada 1824, karena
Terusan Suez diuka, yang menyebabkan kedudukan Aceh menjadi Strategis di Selat
Malaka dan menjadi incaran bangsa barat. Untuk mengantisipasi hal itu, Belanda dan
Inggris menandatangani Traktat Sumatra pada 1871.
Melihat gelagat ini, Aceh mencari bantuan ke luar negeri. Belanda yang merasa takut
disaingi menuntut Aceh untuk mengakui kedaulatannya di Nusantara. Namun Aceh
menolaknya, sehingga Belanda mengirim pasukannya ke Kutaraja yang dipimpin oleh
Mayor Jendral J.H.R Kohler. Penyerangan tersebut gagal dan Jendral J.H.R Kohler
tewas di depan Masjid Raya Aceh.
Serangan ke 2 dilakukan pada Desember 1873 dan berhasil merebut Istana kerajaan
Aceh di bawah pimpinan Letnan Jendral Van Swieten. Walaupun telah dikuasai secara
militer, Aceh secara keseluruhan belum dapat ditaklukkan. Oleh karena itu, Belanda
mengirim Snouck Hurgronye untuk menyelidiki masyarakat Aceh.
8. Perang Bali
Pulau Bali dikuasai oleh kerajaan Klungkung yang mengadakan perjanjian dengan
Belanda pada 1841 yang menyatakan bahwa kerajaan Klungkung di bawah
pemerintahan Raja Dewa Agung Putera adalah suatu negara yang bebas dari
kekuasaan Belanda.
Pada 1844, perahu dagang Belanda terdampar di Prancak, wilayah kerajaan Buleleng
dan terkena hukum Tawan Karang yang memihak penguasa kerajaan untuk menguasai
kapal dan isinya. Pada 1848, Belanda menyerang kerajaan Buleleng, namun gagal.
Serangan ke 2 pada 1849, di bawah pimpinan Jendral Mayor A.V Michies dan Van
Swieeten berhasil merbut benteng kerajaan Buleleng di Jagaraga. Pertempuran ini
diberi nama Puputan Jagaraga.
Setelah Buleleng ditaklukkan, banyak terjadi perang puputan antara kerajaan
kerajaan Bali dengan Belanda untuk mempertahankan harga diri dan kehormatan.
Diantaranya Puputan Badung (1906), Puputan Kusamba (1908), dan Puputan
Klungkung (1908).
9. Perang Banjarmasin
Sultan Adam menyatakan secara resmi hubungan kerajaan Banjarmasin Belanda
pada 1826 sampai beliau meninggal pada tahun 1857. sepeninggal Sultan Adam,
terjadi perebutan kekuasaan oleh 3 kelompok :
Kelompok Pangeran Tamjid Illah, cucu Sultan Adam.
Kelompok Pangeran Anom, Putra Sultan Adam.
Kelompok Pangeran Hidayatullah, cucu Sultan Adam.
Di tengah kekacauan tersebut, terjadi perang Banjarmasin pada 1859 yang dipimpin
Pangeran Antasari, seorang putra Sultan Muhammad yang anti Belanda. Dalam
melawan Belanda, Pangeran Antasari dibantu oleh Pangeran Hidayatullah.
Pada 1862, Pangeran Hidayatullah ditangkap dan dibuang ke Cianjur. Dalam
pertempuran dengan Belanda pada tahun tersebut, Pangeran Antasari tewas.

D. PERANG DUNIA II DI KAWASAN ASIA PASIFIK


Perang Pasifik, yang dikenal di Jepang dengan nama Perang Asia Timur Raya dan
di Tiongkok sebagai Perang Perlawanan Terhadap Agresi Jepang) (kang-Ri zhanzheng),
terjadi di Samudra Pasifik, pulau-pulaunya, dan di Asia. Konflik ini terjadi antara tahun
1937 dan 1945, namun peristiwa-peristiwa yang lebih penting terjadi setelah 7 Desember
1941, ketika Jepang menyerang Amerika Serikat serta wilayah-wilayah yang dikuasai
Britania Raya dan banyak negara lainnya.
Perang ini dimulai lebih awal dari Perang Dunia II yaitu pada tanggal 8 Juli 1937
oleh sebuah insiden yang disebut Insiden Jembatan Marco Polo Peristiwa tersebut
menyulut peperangan antara Tiongkok dengan Jepang. Konflik antara Jepang dan
Tiongkok dan beberapa dari peristiwa dan serangannya yang penting juga merupakan
bagian dari perang tersebut. Perang ini terjadi antara Jepang dan pihak Sekutu (yang
termasuk Tiongkok, Amerika Serikat, Britania Raya, Filipina, Australia, Belanda dan
Selandia Baru). Uni Soviet berhasil memukul mundur Jepang pada 1939, dan tetap netral
hingga 1945, saat ia memainkan pernanan penting di pihak Sekutu pada masa-masa akhir
perang.
E. PERGERAKAN NASIONAL PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG
Perlawanan secara Legal Gerakan Tiga A
Gerakan ini disebut Tiga A karena semboyannya yang terdiri atas tiga macam :
Nippon pelindung Asia
Nippon cahaya Asia
Nipppon pemimpin Asia
Gerakan ini diketuai Oleh Mr. Syamsuddin, tokoh Parindra Jawa Barat. Gerakan ini
tidak banyak menarik rakyat. Oleh karena itu pemerintah Jepang membubarkan gerakan
ini pada tahun 1943 sebagai gantinya dibentuk Putera.

Pusat Tenaga Rakyat (Putera)


Organisasi ini dibentuk pada 1 Maret 1943 dibawah pimpinan empat serangkai, yaitu Ir.
Soekarno, Dr. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan KH. Mas Mansyur. Mereka
dinggap mewakili aliran-aliran yang terdapat dalam masyarakat Indonesia. Karena
organisasi ini terlalu bersifat nasional, maka pada tahun 1944 dibubarkan oleh
pemerintah Jepang dan kemudian membentuk Jawa Hokokai.
Perhimpunan Kebangkitan Jawa (Jawa Hokokai)
Pimpinan dari organisasi ini di bawah komando militer Jepang. Organisasi ini tersusun
dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Jawa Hokokai dibentuk karena perang
sudah semakin meningkat. Rakyat dituntut agar memberikan pengabdin yang maksimal
dan bersedia mengorbankan diri serta mempertebal rasa persaudaraan.
Pembela Tanah Air (Peta)
Pembela Tanah Air (Peta) dibentuk pada tahun 1943, yang merupakan kesatuan militer
bersenjata yang dibentuk atas inisatif Gatot Mangkupraja. Di sini pemuda-pemuda
Indonesia dilatih kemiliteran Jepang untuk keperluannya. Ternyata Peta inilah nantinya
merupakan tenaga inti untuk membela Republik Indonesia. Jepang memanfaatkan
pendirian PETA untuk mengerahkan tenaga dalam rangka menghancurkan Sekutu, yang
dianggap merupakan kemenangan terakhir.
Masyumi (Majelis Syuro Muslimin)
Meskipun Jepang mengekang aktivitas semua kaum nasionalis, namun golongan
nasionalis Islam mendapat perlakuan lain. golongan ini memperoleh kelonggaran,
karena dinilai paling anti Barat. Jepang menduga bahwa golongan ini akan mudah
dirangkul. Sampai bulan November 1943, Jepang masih memperkenankan berdirinya
Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI) yang dibentuk pada zaman Hindia Belanda. Para
pemuka agama diundang ke jakarta oleh Gunseikan Mayor Jendela Okazaki, untuk
mengadakan penukaran pikiran. Hasilnya adalah MIAI diakui sebagai organisasi resmi
Umat Islam, dengan syarat harus mengubah asas dan tujuannya.
Chou Singi-In
Memsuki awal tahun 1943 Jepang mulai melemah. Mereka mengalami kekalahan
beruntun di berbagi front pertempuran. Pada tanggal 8 Januari 1943, Perdana Menteri
Tojo mengumumkan secara resmi bahwa Filipina dan Birma akan memperoleh
kemerdekaannya pada tahun itu juga, sedangkan mengenai Indonesia tidak disinggung
sama sekali. Pernyataan itu dapat menyinggung perasaan kaum nasionalis dan rakyat
Indonesia umumnya. Oleh karena itu, Perdana Menteri Tojo menganggap perlu
mengirim Menteri Urusan Asia Timur Raya, Aoki, ke Jakarta awal bulan Mei 1943.
Aoki adalah Menteri Jepang pertama kali yang ada di Indonesia. Sehubungan dengan
pertemuan tokoh-tokoh empat serangkai dengan Menteri Aoki itulah, maka pada
tanggal 7 Juli 1943, Tojo datang ke Jakarta.

F. DAMPAK PENDUDUKAN JEPANG DALAM BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN

1. Bidang Politik
Sejak masuknya Jepang di Indonesia, organisasi yang berkembang pada saat itu
dihapuskan dan diganti dengan organisasi buatan Jepang. Tetapi, pemerintah Jepang masih
membiarkan kesempatan pada golongan nasionalis islam karena dinilainya sangat anti-
barat, sehingga organisasi MIAI masih diperbolehkan tetap berdiri, tetapi karena
perkembangannya dianggap membahayakan Jepang, akhirnya MIAI dibubarkan dan
diganti dengan Masyumi.
2. Bidang Pendidikan
Pendidikan zaman Jepang mengalami perubahan secara drastis. Dimana sistem pengajaran
dan kurikulum disesuaikan dengan kepentingan perang. Siswa wajib mengikuti latihan
dasar kemiliteran. Jepang juga menanamkan semangat Jepang dan siswa wajib menghapal
lagu kebangsaan Jepang. Para guru diharuskan mengikuti kursus bahasa Jepang. Juga
diwajibkannya menggunakan bahasa Jepang dan Indonesia sebagai bahasa pengantar
disekolah untuk menggantikan bahasa Belanda. Melalui pendidikan, Jepang bermaksud
mencetak kader-kader yang akan mempelopori dan merealisasikan konsepsi
Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya.
3. Bidang Ekonomi
Pada pendudukan Jepang, kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang Jepang.
Jepang berusaha menguasai sumber bahan mentah untuk industri Jepang. Sebagian hasil
panen harus diserahkan kepada pemerintah. Rakyat diperbolehkan memiliki 40% hasil
panen mereka, 30%disetor kekoperasi dengan harga yang ditetapkan pemerintah dan sisa
30% disediakan untuk bibit dan harus disimpan dilumbung desa. Kadang-kadang semua
itu dirampas oleh Jepang sehingga rakyat hanya makan keladi yang gatal, ubi jalar atau
bekicot serta makanan lain yang tidak layak. Selain itu, Jepang juga mengharuskan kaum
pria yang muda dan sehat serta produktif untuk menjadi serdadu pekerja (Romusha).
Akibatnya tidak sedikit nyawa yang terenggut saat itu.

4. Bidang Budaya
Jepang sebagai negara fasis selalu berusaha untuk dapat menanamkan kebudayaannya.
Salah satu cara Jepang adalah kebiasaan menghormat kearah matahari terbit. Hal ini
berarti bahwa cara menghormat tersebut merupakan salah satu tradisi Jepang untuk
menghormati kaisarnya yang dianggap keturunan Dewa Matahari.
5. Militer
Demi untuk memenuhi kepentingan perang Asia Timur Raya yang memerlukan banyak
tentara. Pemerintah Jepang berusaha mengerahkan porensi rakyat Indonesia dengan
membentuk pendidikan semi-militer dan militer, seperti : Seinendan, Keobodan, Heiho dan
PETA. Meskipun pengerahan tersebut dilaksanakan untu kepentingan Jepang, namun
bangsa Indonesia mendapat keuntungan besar dari proses pendidikan militer ini. Hal ini
terasa gunanya, kelak pada saat bangsa Indonesia menghadapi sekutu dan Belanda yang
akan menjajah kembali Indonesia tahun 1945 1949.
6. Bahasa Indonesia
Jepang berusaha menghapus pengaruh barat di Indonesia. Antara lain dengan pelarangan
penggunaan Bahasa Belanda disekolah-sekolah dan pertemuan resmi. Bahasa yang dboleh
digunakan adalah bahasa Indonesia disamping bahasa Jepang. Demikian pula buku-buku
pelajaran maupun yang berbentuk sastra, menggunakan bahasa Indonesia.

G. AKTIVITAS PERJUANGAN DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN

1. Sidang pertama (29 mei 1 Juni 1945)


Dalam sidang pertama ini, pembicaraan dipusatkan pada usaha merumuskan
dasar filsafat bagi negara Indonesia merdeka dengan membahas berbagai usul dari
peserta sidang.
Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan buah pikirannya tentang
dasar negara Indonesia merdeka :
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme
c. Mufakat atau Demokrasi
d. Kesejahteraan Sosial
e. Ketuhanan Yang Maha Esa

Kelima asas yang diusulkan Ir. Soekarno sesuai dengan petunjuk seorang ahli
bahasa diberi nama Pancasila. Oleh karena itu setiap tanggal 1 Juni dikenal sebagi
hari lahirnya Pancasila. Kemudian tanggal 22 Juni 1945, BPUPKI membentuk panitia
perumus yang tugasnya untuk membahas dan merumuskan hasil sidang pertama. Panitia
perumus tersebut dikenal dengan nama panitia kecil atau panitia 9, karena
beranggotakan 9 orang :
1. Ir. Soekarno (Ketua)
2. Drs. M. Hatta (Wakil)
3. K.H. Wachid Hasyim (Anggota)
4. Kahar Muzakir (Anggota)
5. Mr. A.A. Maramis (Anggota)
6. Abikusno Tjokrosurojo (Anggota)
7. H. Agus Salim (Anggota)
8. Mr. Achmad Subarjo (Anggota)
9. Mr. Moh. Yamin (Anggota).

Sebagai tindak lanjut dari sidang pertama maka direkomendasikan Piagam Jakarta
(Jakarta Charter) tanggal 22 Juni 1945 yang berisi rumusan dasar negara dan
rancangan Pembukaan UUD.Adapun rumusan dasar negara berdasarkan piagam Jakarta
adalah :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya
2. Kemanusian yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Sidang Kedua ( 10 Juli 16 Juli 1945 )


Pada sidang yang kedua BPUPKI berhasil membentuk tiga panitia :
a. Panitia perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno
b. Panitia Pembela Tanah Air yang diketuai Abi Kusno
c. Panitia keuangan dan perekonomian yang diketuai Moh. Hatta

Panitia perancang dalam sidangnya tanggal 11 Juli 1945 menerima konsep naskah
pembukaan UUD yang diambil dari piagam Jakarta. Panitia perancang kemudian
membentuk panitia kecil perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai Mr. Supomo.
Ia bertugas menyempurnakan dan menyusun kembali rancangan UUD yang telah
disepakati.
Tanggal 13 Juli 1945, pembentuk Tim Panitia Kecil yang diketuai Ir. Soekarno
mengadakan sidang untuk membahas laporan hasil kerja Panitia Kecil Perancang UUD
yang diketuai Mr. Supomo. Dalam rapat Pleno tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI menerima
laporan Panitia Perancang UUD yang dibacakan Ir. Soekarno :
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD
c. Batang Tubuh UUD

Setelah melalui sidang yang alot, hasil kerja Panitia Perancang UUD akhirnya diterima
BPUPKI. Hal itu merupakan momentum penting dalam menentukan masa depan bangsa
dan negara Indonesia. Rumusan yang telah disempurnakan dan diterima secara bulat
oleh sidang tersebut kemudian dikenal dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Soal evaluasi

1. Penyebab utama pecahnya Perang Diponegoro adalah .

a. rakyat Mataram dihasut oleh para Bupati untuk memihak penjajah Belanda

b. Belanda mengusik makam leluhur Diponegoro di Tegalrejo

c. Pangeran Diponegoro tidak menyukai tingkah laku Belanda

d. Pangeran Diponegoro bertikai dengan Sentot Prawirodirjo

e. campur tangan Belanda dalam urusan Keraton Yogyakarta

2. Mundurnya perlawanan Mataram terhadap Belanda di Batavia disebabkan oleh .


a. pasukan Belanda membakar cadangan makanan pasukan Mataram

b. adanya penghianat di dalam pasukan Mataram

c. kendornya semangat pasukan Mataram

d. kuatnya persatuan dalam pasukan Belanda

e. persenjataan pasukan Mataram kalah jauh dari pasukan Belanda

3. Tujuan pemerintah kolonial Belanda melaksanakan sistem tanam paksa adalah .

a. mengisi kekosongan kas negara Indonesia

b. meningkakan produksi barang ekspor

c. mengatasi kesulitan keuangan kerajaan Belanda

d. membiayai perang yang dilakukan oleh Belanda

e. mengenalkan tanaman ekspor di Indonesia

4. Langkah-langkah apa saja yang diambil Daendels untuk mempertahanakan pulau Jawa ?

5. Sebutkan dampak keluarnya Undang-undang Agraria 1870 !

BAB 4 PERKEMBANGAN PAHAM-PAHAM BARU DAN MUNCULNYA


PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

A. PAHAM-PAHAM BARU DARI BARAT


1. Nasionalisme
Menurut Otto Bouer, nasionalisme muncul karena adanya persamaan sikap dan
tingkah laku dalam memperjuangkan nasib yang sama, sedangkan Hans Kohn
berpendapat bahwa nasionalisme adalah suatu paham yang menempatkan kesetiaan
tertinggi individu kepada Negara dan bangsa. Sementara, Ernest Renant menyatakan,
nasionalisme ada ketika muncul keinginan untuk bersatu.
2. Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata demos yang artinya rakyat, dan kratos yang berarti .
Jadi, demokrasi berarti pemerintahan dari rakyat untuk rakyat. Prinsip-prinsip yang
mendasari ide demokrasi adalah konstitusionalisme, kedaulatan rakyat, aparat yang
bertanggungjawab, jaminan kewajiban sipil, pemerintah berdasarkan undang-undang,
dan asas mayoritas Demokrasi sudah ada pada jaman Yunani kuno, yang dikenal dengan
demokrasi langsung, dimana rakyat seluruhnya bias langsung atau memutuskan suatu
perkara. Hal ini dimungkinkan karena saat itu di Yunani masih berbentuk negara-kota
(polis) yang penduduknya sekitar 30 orang per polis. Pada Revolusi Amerika
tahun 1776 dalam Declaration of Independence, menyatakan bahwa tidak ada
kekuasaan yang adil tanpa persetujuan rakyat
3. Liberalisme
Liberal berasal dari kata liberty, yang berarti kebebasan. Kebebasan dalam arti
kemerdekaan pribadi, hak untuk mendapatkan perlindungan, dan kebebasan dalam
menentukan sikap. Liberalisme adalah suatu aliran pemikiran yang mengharapkan
kemajuan dalam berbagai bidang atas dasar kebebasan individu yang dapat
mengembangkan bakat dan kemampuannya sebebas mungkin, Beberapa tokoh yang
bisa dianggap sebagai penganut dan yang mengembangkan paham liberalisme, yaitu:
a. John Locke. Menurut pendapatnya, negara terbentuk dari perjanjiann sosial antara
individu dengan yang hidup bebas dengan penguasa.
b. Montesquieu. Dalam bukunya spirit the law, terdapat pemisahan kekuasaan dalam
pemerintahan yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Tujuannya agar terdapat
pengawasan antar lembaga agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang
4. Sosialisme
Sosialisme ialah paham yang menghendaki suatu masyarakat dibentuk secara
kolektif (oleh kita, untuk kita). Titik berat dari paham ini ada pada masyarakat, bukan
individu. Dan dalam hal ini sosialisme merupakan lawan dari liberalisme. Pada awalnya
sosialisme muncul sebagai reaksi atas liberalisme abad ke-19. Pendukung liberalisme
adalah kelas menengah (middle class), yang oleh Karl Marx disebut kaum borjuis.
Kelas menengah ini adalah memiliki industri, perdagangan dan memiliki pengaruh
dalam masyarakat dan pemerintah. Ketertindasan kaum buruh oleh para pemilik modal
(kapital) menimbulkan reaksi golongan kelas menengah, yang sampai sekarang dikenal
dengan istilah gerakan sosialisme. Tujuannya menghilangkan pertentangan antar kelas,
kelas buruh dan pemodal. Oleh Marx, sosialisme dikembangkan menjadi komunisme.

B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN NASIONALISME DI ASIA DAN


AFRIKA

Ciri-ciri umum sistem birokrasi Barat yang diperkenalkan di Negara-negara Asia


Tenggara;
Kuasa barat menubuhkan kerajaan pusat
Barat melantik Gabenor Jeneral sebagai ketua pentadbir
Mereka melaksanakan pentadbiran melalui biro(jabatan)
Pegawai barat dilantik sebagai ketua biro
Kuasa barat memperkenalkan undang-undang barat.

Ciri-ciri birokrasi yang diperkenalkan oleh Sepanyol di Filipina.


Sepanyol memperkenalkan sistem pentadbiran berpusat
Gabenor Jeneral menjadi pemerintah tertinggi di peringkat pusat
Datuk Bandar menjadi pentadbir wilayah
Gabenor kecil menjadi pentadbir Bandar
Encomiendero menjadi pemerintah Encomienda

Maksud Sistem Encomienda


Sistem pentadbiran Sepanyol diperingkat tempatan
pemerintahnya diketuai encomiendero

Tugas-tugas Encomiendero yang diperkenalkan Sepanyol di Filipina.


menjaga keamanan
mengutip cukai
mengkristiankan penduduk barangay

Sebab sistem Encomienda dibenci oleh penduduk Filipina.


mengenakan cukai yang tinggi
mengenakan kerahan tenaga terhadap penduduk

Perubahan sistem pentadbiran yang diperkenalkan oleh Belanda di Indonesia.


pentadbiran dibahagikan kepada pentadbiran pusat dan tempatan
pentadbiran pusat diketuai oleh Gabenor Jeneral
pentadbiran tempatan diketuai dikendalikan oleh pembesar tempatan
pentadbiran tempatan menjalankan tugas dengan pengawasan pegawai Belanda
Belanda menubuhkan jabatan kerajaan seperti Jabatan Pelajaran dan Pertanian
Belanda menubuhkan dewan tempatan
dewan tempatan berfungsi sebagai penasihat pentadbiran Belanda
dewan tempatan tiada kuasa perundangan
Belanda menubuhkan Volksraad
Volksraad merupakan majlis rakyat

Bentuk sistem pemerintahan di Burma sebelum kedatangan British


Burma mengamalkan sistem pemerintahan beraja di bawah dinasti Konbaung
pemerintahan dan pentadbiran diketuai oleh raja
raja dibantu oleh Hluttaw(majlis diraja) dan Wun(pegawai tinggi kerajaan)
Myothugyi menjadi ketua Bandar
Ahmudan menjadi pegawai diraja
Athi merupakan pembesar-pembesar tradisional
raja menjadi penaung kepada sami Buddha.

C. LAHIRNYA PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

1. Budi Utomo.
Pada tahun 1906 di Yogyakarta dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai
gagasan untuk mendirikan studiefonds atau dana pelajar. Tujuannya adalah
mengumpulkan dana untuk membiayaai pemuda-pemuda bumi putra yang pandai,
tetapi miskin agar dapat memneruskan ke sekolah yang lebih tinggi. Untuk
mewujudkan gagasan nya tersebut, beliau mengadakan perjalanan keliling jawa.
Ketika sampai di Jakarta, dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan
mahasiswa-mahasiswa STOVIA. STOVIA adalah sekolah untuk mendidik dokter-
dokter pribumi. Mahasiswa-mahasiswa tersebut antara lain Sutomo, Cipto
Mangunkusumo, Gunawan Mangunkusumo, Suraji, dan Gumbrek. Dr. Wahidin
Sudirohusodo memberikan dorongan kepada mereka agar membentuk suatu
organisasi. Dorongan tersebut mendapat sambutan baik dari para mahasiswa
STOVIA.
Pada tanggal 20 Mei 1908 bertempat di Gedung STOVIA. Para mahasiswa
STOVIA mendirikan organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo artinya
budi yang utama. Tanggal berdirinya Budi Utomo yaitu 20 Mei dijadikan sebagai
Hari Kebangkitan Nasional.
2. Serikat Dagang Islam.
Revolusi Nasional Cina yang dipelopori oleh dr. Sun Yat Sen pada tanggal
10 Oktober 1911 telah berpengaruh terhadap orang-orang Cina perantauan di
Indonesia. Mereka segera mendirikan ikatan-ikatan yang bercorak nasionalis Cina.
Kedudukan mereka dibidang ekonomi sangat kuat. Mereka menguasai penjualan
bahan-bahan batik. Para pedagang batik pribumi merasa terdesak atau dirugikan.
Untuk menghadapi para pedagang Cina itu, pada tahun 1911 para pedagang
batik Solo dibawah pimpinan H. Samanhudi mendirikan Serikat Dagang Islam
(SDI).
Tujuan berdirinya Sarikat Dagang Islam adalah :
a. Memajukan perdagangan.
b. Melawan monopoli pedagang tionghoa, dan
c. Memajukan agama Islam.
Serikat Dagang Islam mengalami perkembangan pesat karena bersifat nasionalis,
religius, dan ekonomis.
3. Indische Partij.
Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912.
Pendirinya adalah dr. E.F.E Douwes Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar
Dewantara. IP bertujuan mempersatukan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemerdekaan. Tokoh-tokoh IP menyebarluaskan tujuannya melalui surat kabar.
Dalam waktu singkat IP mempunyai banyak anggota. Cabang-cabangnya tersebar
diseluruh Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda menganggap organisasi ini
membahayakan kedudukannya. Pada bulan Maret 1913 Pemerintah Hindia Belanda
melarang kegitan IP. Pada bulan Agustus tahun yang sama para pemimpin IP dijatuhi
hukuman pengasingan.
4. Partai Nasional Indonesia.
Pada tanggal 4 Juli 1927 para pengurus Algemeene Studie Club
(Kelompok Belajar Umum) di Bandung mendirikan perkumpulan baru
yang dinamakan Perserikatan Nasional Indonesia. Mereka adalah Ir. Soekarno,
Mr. Sartono, dr. Samsi, Mr. Iskaq Cokrohadisuryo, Mr. Budiarto, Mr. Ali
Sastroamijoyo, Mr. Sunario, dan Ir. Anwari. Perkumpulan ini kemudian berganti
nama menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI), dll.
Soal evaluasi

1. Program Balas budi bagi rakyat Indonesia dikemukakan oleh .

a. Multatuli

b. Douwes Dekker

c. van Houvel
d. van Deventer

e. van der Capellen

2. Salah satu faktor internal yang melatarbelakangi munculnya pergerakan nasional


Indonesia adalah .

a. munculnya kaum terpelajar Indonesia

b. mulai berkembangnya industri di Indonesia

c. kesadaran rakyat untuk meningkatkan kesejahteraan

d. kepentingan dalam negeri yang semakin mendesak

e. berkembangnya sekolah-sekolah Barat di Indonesia

3. Organisasi yang dianggap sebagai pelopor berdirinya organisasi pergerakan di


Indonesia adalah .

a. Budi Utomo

b. Indische Partij

c. Sarekat Islam

d. Tri Koro Darmo

e. Perhimpunan Indonesia

BAB 5 TERBENTUKNYA NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA

A. KRONOLOGI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

6 Agustus 1945 Sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima di Jepang,
oleh Amerika Serikat.
7 Agustus 1945
BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia).
Bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki
9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman
Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan
ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk
bertemu Marsekal Terauchi.
Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang
10 Agustus 1945 telah menyerah kepada Sekutu.

12 Agustus 1945 Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24


Agustus.

14 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat,
Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan
kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat
sebagai tipu muslihat Jepang,

15 Agustus 1945 Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI
adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka
menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan
pemberian Jepang.

Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam


16 Agustus 1945 penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis
di ruang makan di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur 56
Jakarta. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno,
Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo.

17 Agustus 1945, teks proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh Soekarno:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.


Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun
2605.
Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah seorang
tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi. Sementara naskah yang
sebenarnya hasil gubahan Muh. Hatta, A. Soebardjo, dan dibantu oleh Ir. Soekarno sebagai
pencatat. Adapun bunyi teks naskah otentik itu sebagai berikut:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan dengan cara
saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, hari 17, bulan 8, tahun 45
Wakil2 bangsa Indonesia.
B. PERBEDAAN PANDANGAN ANTARKELOMPOK DI SEKITAR PROKLAMASI

Berita tentang kekalahan Jepang, diketahui oleh sebagian golongan muda melalui
radio siaran luar negeri. Pada malam harinya Sutan syahrir menyampaikan berita itu
kepada Moh. Hatta. Syahrir juga menanyakan mengenai kemerdekaan Indonesia
sehubungan dengan peristiwa tersebut. Moh. Hatta berjanji akan menanyakan hal itu
kepada Gunseikanbu. Setelah yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, Moh.
Hatta mengambil keputusan untuk segera mengundang anggota PPKI.
Keputusan rapat itu disampaikan oleh Wikana dan Darwis pada pukul 22.30
waktu Jawa kepada Ir. Soekarno di rumahnya, Jl. Pegangsaan Timur 56, Jakarta. Kedua
utusan tersebut segera menyampaikan keputusan golongan muda agar Ir. Soekarno segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu hadiah dari Jepang. Tuntutan
Wikana yang disertai ancaman bahwa akan terjadi pertumpahan darah jika Ir. Soekarno
tidak menyatakan proklamasi keesokan harinya telah menimbulkan ketegangan. Ir.
Soekarno marah dan berkata Ini leher saya, seretlah saya ke pojok itu dan sudahilah
nyawa saya malam ini juga, jangan menunggu sampai besok. Saya tidak bisa melepaskan
tanggungjawab saya sebagai ketua PPKI. Karena itu saya tanyakan kepada wakil-wakil
PPKI besok. Ketegangan itu juga disaksikan oleh golongan tua lainnya seperti : Drs.
Moh. Hatta, dr. Buntaran, dr. Samsi, Mr. Ahmad Subardjo dan Iwa Kusumasumantri.

C. PENYEBARLUASAN BERITA PROKLAMASI DAN SAMBUTAN RAKYAT


INDONESIA TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN
Ketika Soekarno-Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia,
pemimpin Domei Indonesia Adam Malik dari tempat persembunyiannya di Bungur Besar
menelepon Asa Bafagih dan mendiktekan bunyi teks proklamasi.
Adam Malik minta agar berita tersebut diteruskan kepada Pangulu Lubis untuk
segera disiarkan tanpa izin Hodohan (sensor Jepang) sebagaimana biasanya. Perintah
Adam Malik itu dilaksanakan Pangulu Lubis dengan menyelipkan berita proklamasi
diantara berita-berita yang telah disetujui Hodohan yang kemudian disiarkan melalui
kawat (morce cast) oleh teknisi Indonesia, Markonis Wua, dengan diawasi Markonis
Soegiarin.
Berita proklamasi kemerdekaan itu kemudian diteruskan ke Radio Republik
Indonesia (RRI) yang ketika itu juga dikuasai Jepang dengan nama Hoso Kyoku. Jumat
petang 17 Agustus 1945 seorang dari Domei masuk ke RRI dengan cara meloncat dari
tembok belakang - karena di depan dijaga ketat oleh serdadu Jepang Kempetai. Ia
memberikan secarik kertas dari Adam Malik kepada penyiar Jusuf Ronodipuro.
Jusuf Ronodipuro menyiarkan teks proklamasi itu pada pukul 19:00 WIB dari studio
siaran luar negeri yang tidak dijaga Kempetai. Sama seperti di Antara, berita tersebut
diselundupkan tanpa sepengetahuan Jepang disiarkan sehingga berita kemerdekaan
tersebut semakin meluas jangkauannya, terbukti kemudian berita itu menjadi bahan
percakapan dari mulut ke mulut.
Kantor Domei Cabang Surabaya merupakan kantor cabang pertama yang
melepaskan diri dari ikatan Domei Pusat Jakarta.Di Semarang, berita proklamasi dari
Domei Jakarta diteruskan kepada penguasa tertinggi Indonesia di sana, Mr. Wongsonegoro
yang saat itu menjabat Fuku Shuchookan (Wakil Residen Semarang). Berita itu dibacakan
Wongsonegoro dalam sidang pleno dan mendapat tanggapan meriah lalu disebarluaskan
kepada masyarakat sampai ada berita bantahan dari Domei. Menyerahnya Jepang kepada
Sekutu membuat orang-orang Jepang di Domei Semarang kehilangan gairah kerja.
Sebaliknya orang-orang Indonesia sangat bergairah bahkan mengambil alih dan
menguasai kantor berita Domei.

D. PROSES TERBENTUKNYA NEGARA DAN PEMERINTAHAN REPUBLIK


INDONESIA

Pada tanggal 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


menyelenggarakan siding untuk pertama kali yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Dalam
sidang PPKI itu dibahas berbagai persoalan untuk melengkapi keberadaan negara
Republik Indonesia yang baru diproklamasikan. Bahkan materi yang dibahas dalam sidang
PPKI itu merupakan kelanjutan dari sidang BPUPKI tanggal 10 16 Juli 1945. Dalam
sidang PPKI itu berhasil diambil suatu keputusan yang sangat penting bagi pemerintahan
negara Republik Indonesia yang baru berdiri. Keputusan yang berhasil dicapai dalam
sidang PPKI adalah sebagai berikut.
1. Mengesahkan rancangan undang-undang dasar negara yang dibahas dalam sidang
BPUPKI menjadi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Selanjutnya
Undang-Undang Dasar itu lebih dikenal dengan istilah Undang-Undang Dasar 1945
(UUD 1945).
2. Memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden sebagai pelaksana pemerintahan
yang sah dari Negara Republik Indonesia yang baru berdiri. Selanjutnya PPKI memilih
dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden serta Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil
Presiden.
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai lembaga yang membantu Presiden
dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebelum terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) melalui pemilihan umum (pemilu).

Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 berjalan dengan lancar dan berhasil
membentuk serta mengesahkan UUD 1945, memilih dan mengangkat Presiden dan Wakil
Presiden serta membentuk Komite Nasional Indonesia (KNI). Dengan demikian, sejak
tanggal 18 Agustus 1945, yaitu sehari setelah Indonesia merdeka, negara Republik
Indonesia telah memiliki system pemerintahan yang sah dan diakui oleh seluruh rakyat
Indonesia.
Soal evaluasi
1. Sebab terjadinya Peristiwa Rengasdengklok adalah . . . .
a. pertentangan Soekarno dan M. Hatta
b. pertentangan Soekarno dengan Jepang
c. Jepang menghalangi proklamasi
d. Rengasdengklok dikuasai oleh tentara Peta
e. perbedaan pendapat golongan tua dan muda tentang proklamasi
2. Proklamasi 17 Agustus 1945 memiliki arti penting yaitu . . . .
a. bangsa asing tidak akan masuk ke Indonesia
b. bangsa Indonesia menjadi negara yang berdaulat
c. bangsa Indonesia bebas dari penjajahan dan kemiskinan
d. bangsa Indo0nesia bebas menjalin hubungan dengan negara lain
e. rakyat Indonesia tidak perlu lagi mengangkat senjata
3. Jepang melarang pembacaan teks Proklamasi kemerdekaan sebab . . . .
a. Jepang ingin terus berkuasa di Indonesia
b. takut akan adanya pemberontakan dari Sekutu
c. Jepang berkewajiban menjaga status quo dari Belanda
d. Indonesia belum saatnya untuk merdeka
e. Indonesia belum mendapat izin dari Jepang
4. BPUPKI dan PPKI dibentuk sebagai upaya persiapan kemerdekaan Indonesia
dilatarbelakangi oleh . . . .
a. janji kemerdekaan oleh PM Koiso
b. usaha menenangkan Perang Pasifik
c. usaha para pemimpin bangsa Indonesia
d. program Jepang dalam Perang Pasifik
e. kekalahan demi kekalahan yang dialami Jepang

BAB 6 PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA SEJAK PROKLAMASI


HINGGA DEMOKRASI TERPIMPIN

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan, Meskipun


berada dalam kondisi yang penuh keterbatasan, bangsa
Indonesia tetap bertekad untuk mempertahankan
eksistensi Negara kebangsaan Indonesia. Berbagai sistem
politik juga dicoba diterapkan di Indonesia dan dicari
sistem yang paling sesuai dengan bangsa Indonesia
termasuk sistem demokrasi terpimpin.

KEDATANGAN SEKUTU DAN NICA

Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945, Sekutu
menugaskan jepang untuk mempertahankan keadaan seperti adanya (status quo) sampai
dengan kedatangan pasukan Sekutu ke Indonesia. Di lain pihak, bangsa Indonesia telah
memprokiamasikan kemerdekaannya dan sedang sibuk melakukan upaya-upaya perebutan
kedaulatan dan tangan Jepang. Selain itu, rakyat juga berusaha untuk memperoleh senjata dan
tentara Jepang. Karena pihak Jepang tidak mau menyerahkan senjatanya, terjadilah
pertempuran-pertempuran dahsyat di berbagai daerah. Pasukan Sekutu yang bertugas masuk
ke Indonesia adalah tentara Kerajaan Inggris yang terbagi atas:
SEAC (South East Asia Command) di bawah pimpinan Laksamana Lord Louis
Mounbatten untuk wilayah Indonesia bagian barat.

SWPC (South West Pasific Command) untuk wilayah Indonesia bagian timur.

Dalam melaksanakan tugasnya di Indonesia bagian barat, Mounbatten membentuk AFNEI


(Allied Forces for Netherlands East Indies) di bawah pimpinan Letnan Jenderal Philip
Christison. Adapun tugas AFNEI di Indonesia adalah sebagai berikut.

Menerima penyerahan kekuasaan dan tangan Jepang.

Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu.

Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan.

Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada


pemerintahan sipil.

Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka di depan


pengadilan.

Kedatangan pasukan Sekutu pada mulanya disambut dengan sikap netral oleh pihak
Indonesia. Namun, setelah diketahui hahwa Sekutu membawa NICA (Netherland Indies Civil
Administration), masyarakat menjadi curiga karena N1CA adalah pegawai sipil pemerintah
Hindia Belanda yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan sipil di Indonesia.
Situasi keamanan menjadi semakin buruk sejak NICA mempersenjatai kembali tentara KNIL
yang barn dilepaskan dan tawanan Jepang.

Melihat kondisi yang kurang


menguntungkan, Panglima AFNEI menyatakan
pengakuan secara de facto atas Republik
Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945. Sejak
saat itu, pasukan AFNEI diterima dengan
tangan terbuka oleh pejabat-pejabat Ri di
daerah-daerah untuk membantu memperlancar
tugas-tugas AFNEI.
Namun dalam kenyataannya di daerah-
daerah yang didatangi Sekutu selalu terjadi
insiden dan pertempuran dengan pihak RI. 1-lal itu disebabkan pasukan Sekutu tidak
bersungguh-sungguh menghormati kedaulatan RI. Sebaliknya pihak Sekutu yang merasa
kewalahan, menuduh pemerintah RI tidak mamp menegakkan keamanan dan ketertiban
sehingga terorisme merajarela. Pihak Belanda yang bertujuan menegakkan kembali
kekuasaannya di Indonesia berupaya memanfaatkan situasi mi dengan memberikan dukungan
kepada pihak Sekutu. Panglima Angkatan Perang Belanda, Laksamana Heifrich,
memerintahkan pasukannya untuk membantu pasukan Sekutu.
Kontak Fisik Indonesia dengan Sekutu (Belanda) di Berbagai Daerah Kedatangan
Tentara Sekutu yang diboncengi NICA menyebabkan terjadinya konflik dan pertempuran di
berbagai daerah. Keinginan Belanda untuk kembali menjajah Indonesia berhadapan dengan
rakyat Indonesi.a yang mempertahankan kemerdekaannya. Oleh karena itu, terjadi
pertempuran di berbagai daerah di Indonesia antara lain sebagai barikut.

Pertempuran di Surabaya

Pada tanggal 25 Oktober 1945, Brigade 49 di bawah pimpinan Brigadir Jenderal A.WS.
Mallaby mendarat di Surabaya. Mereka mendapat tugas dan Panglima AFNEI untuk melucuti
serdadu jepang dan menyelamatkan interniran Sekutu. Kedatangan mereka diterima dengan
enggan oleh pemerintah Jawa Timur yang dipimpin oleh Gubernur R.M.T.A Suryo. Setelah
diadakan pertemuan antara wakil-wakil pemerintah RI dengan Brigjen A.WS. Mallaby
dihasilkan kesepakatan sebagai berikut.

Inggris berjanji di antara mereka tidak terdapat Angkatan Perang Belanda.

Disetujui kerja sama antara kedua belah pihak untuk menjamin keamanan dan
ketenteraman.

Akan segera dibentuk Kontak Biro agar kerja sama dapat terlaksana sebaik-baiknya.

Inggris hanya akan melucuti senjata tentara Jepang.

Dalam perkembangannya, pihak Inggris


ternyata mengingkari janji. Pada tanggal 26
Oktober 1945 malam hari, satu peleton dan
Field Security Section di bawah pimpinan
Kapten Shaw melakukan penyergapan ke
Penjara Kalisosok. Untuk menyelamatkan
pasukan Inggris dari kehancuran, Komando
Sekutu menghubungi Presiden Soekarno.
Keesokan hannya pukul 11.00, Bung Karno
bersama Jenderal D.C. Hawthorn, atasan
Mallaby, tiba di Surabaya. Presiden didampingi oleh Wakil Presiden Moh. Hatta dan Menteri
Penerangan Amir Syarifuddin segera mengadakan perundingan dengan Mallaby Perundingan
itu menghasilkan kesepakatan penghentian kontak senjata. Perundingan dilanjutkan malam
hari yang meghasilkan kesepakatan bahwa Inggris mengakui kedaulatan RI. Untuk
menghindari bentrokan scnjata diatur dengan cara-cara antara lain sebagai berikut.

TKR dan Polisi Indonesia diakui oleh pihak Sekutu.


Kota Surabaya tidak dijaga tentara Sekutu, kecuali kamp-kamp tawanan dijaga tentara
Sekutu bersama TKR.

Untuk sementara waktu, Tanjung Perak dijaga bersama oleh TKR, Polisi, dan tentara
Sekutu guna penyelesaian tugas menerima obat-obatan untuk tawanan perang.

Pihak lnggris kemudian menuntut


pertanggungjawaban atas terbunuhnya Mallaby.
Pada tanggal 31 Oktober 1945, Jenderal
Christison memperingatkan kepada rakyat
Surabaya agar segera menyerah. Apabila tidak
menyerah, mereka akan dihancur leburkan.
Selanjutnya, pihak Inggris mendatangkan
pasukan baru di bawah pimpinan Mayor
Jenderal E.C. Marsergh. Pihak Inggris
mengeluarkan ultimatum kepada rakyat
Surabaya, yang disertai dengan instruksi agar
semua pimpinan Indonesia, pimpinan pemuda, kepala Polisi, dan kepala pemerintahan harus
melapor pada tempat dan waktu yang ditentukan dengan meletakkan tangan mereka di atas
kepala. Selanjutnya, mereka hams menandatangani dokumen tanda menyerah tanpa syarat,
sedangkan bagi pemuda-pemuda bersenjata diharuskan menyerahkan senjatanya dengan
berbaris serta membawa bendera putih. Batas waktu yang ditentukan adalah pukul 06.00
tanggal 10 November 1945. Apabila tidak diindahkan, Inggris akan mengerahkan seluruh
kekuatan darat, laut, dan udaranya untuk menghancurkan Surabaya.
Adanya ultimatum itu kemudian dilaporkan oleh para pemimpin Indonesia di Surabaya
kepada presiden. Namun, mereka hanya berhasil ditemui oleh Menteri Luar negeri Achmad
Subardjo. Menteri Luar Negeri menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada rakyat Surabaya.
Oleh karena itu, pada tanggal 9 November 1945 pukul 22.00 Gubernur Suryo melalui radio
menyatakan menolak ultimatum Inggris.
Setelah batas waktu ultimatum Sekutu habis, pada tanggal 10 November 1945, keadaan
menjadi Iebih menegangkan. Kontak senjata pertama terjadi di Tanjung Perak yang
berlangsung sampai pukul 18.00. Inggris berhasil menguasai garis pertahanan pertama Arek
Suroboyo. Inggris terus melakukan penggempuran dengan menggunakan senjata berat dan
modern. Para pemuda berhasil mempertahankan Kota Surabaya hampir selama tiga minggu.
Pertempuran terakhir terjadi di Gunungsari pada tanggal 28 November 1945, tetapi
perlawanan sporadis masih dilakukan. Markas pertahanan Surabaya kemudian dipindahkan
ke Desa Lebaniwaras, yang dikenal sebagai Markas Kali. Pertempuran 10 November 1945,
Menunjukkan kegigihan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Untuk
memperingati kepahlawanan rakyat Surabaya. Pemerintah RI menetapkan 10 November
sebagai Had Pahiawan.
Pertempuran Ambarawa

Pada tanggal 20 Oktober 1945 Brigade Artileri


dan Divisi India ke-23 pasukan Sekutu mendarat di
Semarang. Pemerintah RI memperkenankan mereka
untuk mengurus tawanan perang yang ada di penjara
Ambarawa dan Magelang. Namun, mereka ternyata
diboncengi oleh NICA dan mempersenjatai para bekas
tawanan. Akibatnya, pada tanggal 26 Oktober 1945
pecahlah insiden di Magelang yang berlarut menjadi
insiden antara TKR dan tentara Sekutu. Insiden itu
berhenti setelah kedatangan Presiden Soekarno dan
Brigjen Bethell di Magelang Mereka mengadakan
perundingan dan menghasilkan kesepakatan yang dituangkan ke dalam 12 pasal, antara lain
sebagai berikut.

Sekutu tetap akan menempatkan pasukannya di Magelang untuk melakukan


kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi tawanan perang.

Jalan raya Magelang-Ambarawa terbuka bagi lalu lintas indonesia dan Sekutu.

Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam hadan-badan yang berada di
bawah kekuasaannya.

Ternyata pihak Sekutu ingkar janji. Kesempatan dan kelemahan dalam pasal-pasal itu
dipergunakan untuk menambah jumlah pasukannya. Sementara pada tanggal 20 November
1945 di Ambarawa pecah pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto
melawan pasukan Sekutu. OIeh karena itu, pada tanggal 21 November 1945 pasukan Sekutu
yang ada di Magelang ditarik ke Ambarawa. Pada han yang sama, pasukan TKR dan Divisi V
Purwokerto di bawah pimpinan imam Androgi melakukan serangan fajar dan arah Magelang.
Pada tanggal 26 November 1945, pimpinan
pasukan yang berasal dan Purwokerto, Letnan
Kolonel isdiman gugur. Pimpinan pasukan
kemudian diambil alih oleh Kolonel Soedirman,
Panglima Divisi Purwokerto. Setelah mendapat
laporan dan para komandan sektor, Kolonel
Soedirman menyimpulkan bahwa musuh telah
terjepit. Oleh karena itu, pada tanggal 12
Desember 1945 dini han pasukan TKR bergerak
menuju sasaran masing-masing. Kota
Ambarawa dikepung selama 4 hari 4 malam.
Akhirnya, pada tanggal 15 Desember 1945
musuh meninggalkan Ambarawa dan mundur ke Semarang.
Pertempuran Medan Area

Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan


Sekutu dipimpin Brigadir Jenderal T.E.D
Kelly mendarat di Sumatra Utara dengan
memhoncengi orang-orang NICA yang
dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan
Sehari setelab mendarat, anggota RAPWI (Relief
of Allied Prisoners of War and internees) telah
mendatangi kamp-kamp tawanan di Pub Brayan
Saentis, Rantau Prapat, Pematang Siantar, dan
Brastagi untuk membantu membebaskan para
tawanan dan dikirim ke Medan atas persetujuan
Gubernur Moh. Hassan. Namun pada kenyataannya, para tawanan peran itu langsung
dibentuk menjadi Medan Batalion KNIL sehingga memicu timbulnya konflik dengan para
pemuda.
Insiden pertama terjadi pada tanggal 13 Oktober 1945 dari hotel di Jalan Bali, Medan.
Insiden itu berawal dan tindakan seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-
injak lencana merah-putih yang dipakai oleh seorang warga setempat. Akibamya hotel
tersebut diserang oleh para pemuda. Dalam insiden tersebut jatuh korban 96 luka-luka,
sebagian besar adalah orang-orang NICA.

Bandung Lautan Api

Pada tanggal 17 Oktober 1945, pasukan Sekutu dengan dibonceng NICA memasuki
Kota Bandung. Mereka menuntut agar rakyat menyerahkan senjata yang diperoleh dari
Jepang. Kemudian, pada tanggal 21 November 1945 Sekutu mengultimatum bahwa selambat-
Iambatnya tanggal 29 November 1945 wilayah Bandung bagian utara harus dikosongkan.
Perintah itu ditolak oleh para pemuda Indonesia sehingga insiden dengan pasukan Sekutu
tidak dapat dihindari.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut dilakukan
perundingan dengan kesepakatan bahwa Bandung
dibagi dua dengan batas jalan kereta api. Sebelah
utara jalan kereta api dikuasai Sekutu, sedangkan
sebelah selatan dikuasai oleh pihak Indonesia. Namun
karena merasa tidak aman, pada tanggal 23 Maret
1946 pasukan Sekutu kembali mengeluarkan
ultimatum agar seluruh Kota Bandung dikosongkan.
Namun sebelum meninggalkan kota, mereka
menyerang pos-pos pasukan Sekutu dan melakukan
pembumihangusan Kota Bandung. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 24 Maret 1946 dan
dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api. Pada peristiwa itu, jatuh korban Mohammad
Toha yang tewas ketika meledakkan Gudang Mesiu NICA.

Soal evaluasi

1. Dasar hukum masuknya NICA bersama sekutu ke Indonesia adalah . . . .


a. Perjanjian Postdam
b. Perjanjian Sevres
c. Perjanjian Linggarjati
d. Convensi London
e. Civil Affair Agrement
2. Pertempuran rakyat Indonesia melawan sekutu dan NICA adalah, kecuali . . . .
a. Insiden Bendera di Hotel Yamato
b. 10 Nopember di Surabaya
c. Serangan Umum ke Yogyakarta
d. Pertempuran Ambarawa
e. Peristiwa Bandung Lautan AP
3. Pernyataan dibawah ini adalah isi Piagan Jakarta, kecuali
a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluk
pemeluknya
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan
d. Mufakat dan demokrasi
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
4. Landasan dasar proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, ada 2 yaitu landasan dasar
nasional dan landasan dasar internasional. Berikut ini yang merupkan isi dari landasan
nasional adalah
a. Tidak boleh ada perluasan daerah tanpa persetujuan dari penduduk asli
b. Setiap bangsa berhak menentukan dan menetapkan bentuk pemerintahannya sendiri.
c. Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, oleh sebab itu maka penjajahan
diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan.
d. Setiap bangsa berhak mendapat kesempatan untuk bebas dari rasa takut dan bebas
kemiskinan.
e. Meneguhkan keyakinan akan dasar-dasar hak manusia sebagai manusia sesuai
dengan harkat dan derajat manusia berdasarkan atas hak-hak yang sama
5. Pertempuran ini di latarbelakangi ketika seorang tentara sekutu menginjak-injak lencana
merah putih yang dipakai salah seorang pemuda bangsa Indonesia. Pertempuran yang
dimaksud adalah.
a. Pertempuaran Surabaya
b. Pertempuran Lima hari di Semarang

c. Pertempuaran Medan Area

d. Pertempuaran Margarana

e. Bandung Lautan Api


BAB 7. PROSES PERGANTIAN PEMERINTAHAN DARI DEMOKRASI
TERPIMPIN SAMPAI LAHIRNYA ORDE BARU
A. SISTEM PEMERINTAHAN DEMOKRASI TERPIMPIN
Demokrasi terpimpin adalah sebuah demokrasi yang sempat ada di Indonesia,
yang seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpinnya saja yang menekan
pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-
masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, cadangan
devisa menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi
wabah.keadaan ketidakstabilan politik dan ekonomi yan tidak pernah menentu.

B. PERISTIWA G30S/PKI
Peristiwa ini dikenal dengan pemberontakan PKI yang melakukan kudeta
penculikan dan pembantaian terhadap para jenderal AD yang dianggap penghalang untuk
menyebarkan pengaruh paham komunis. Gerakan 30 september oleg PKI ini menjadi
malapetaka bagi pemerintahan presidensil pimpinan presiden soekarno karena terjadi
tragedi berdarah nasional. Tujuan gerakan ini adalah menggulingkan kekuasaan presiden
soekarno dan mengganti pancasila sebagai dasar negara menjadi paham komunis.
1. Sebab munculnya G30S/PKI
Ada beberapa faktor penyebab munculnya peristiwa G30S/PKI yaitu :
a) Partai komunis indonesia (PKI) merupakan partai terbesar di Indonesia.
b) Politik luar negeri indonesia bertentangan dengan politik bebas aktif karena politik
indonesia lebih condong pada blok timur
c) Konsep Nasakom (Nasinalis, agama, dan komunis) yang di gunakan untuk
menyatukan seluruh aspek kehidupan di indonesia.
2. Pertentangan PKI dengan Angkatan darat
Kepentingan yang dimiliki PKI dengan AD sangat berbeda bahkan bertolak
belakang. Angkatan Darat sebagai kekuatan pertahanan negara memiliki kepentingan
untuk mempertahankan ideologi dari berbagai ancaman baik dari dalam maupun dari
luar,disisi lain PKI memiliki kepentingan untuk mendirikan negara komunis.
3. Persiapan pemberontakan G30S/PKI
Sejak demokrasi terpimpin pengaruh PKI semakin berkembang dengan
berhasil menarik simpati masyarakat bawah, sehingga terjadi krisis dari berbagai
bidang.Dalam perkembangannya,PKI melakukan berbagai cara untuk merebut
kekuasaan yaitu :
a) Melakukan aksi-aksi sepihak, aksi teror, dan sabotase
b) Menuntut kaum buruh, tani,dan kaum revolusioner berjuang untuk melawan
musuh-musuh PKI
c) Membentuk organisasi massa untuk membantu perjuangannya
d) Menyebarkan isu Dewan jenderal berdasarkan Dokumn Gilchrist
e) Membentuk biro khusus di bawah pimpinan Syam Kamaruzaman yang
menentukan perebutan kekuasaan dibagi 2 tahap, yaitu menyingkirkan pimpinan
AD dan perebutan kekuasaan serta mengganti dasar negara pancasila dan UUD
1945.
f) Melakukan penyusupan ke jajaran TNI , orsospol,dan ormas
g) Menuntut angkatan kelima disamping empat kekuatan TNI yang beranggotakan
kaum buruh dan tani
h) Merumuskan metode kombinasi tiga bentuk perjuangan pada tahun 1954
i) Memanipulasi pidat-pidato kenegaraan

4. Proses Terjadinya peristiwaa G30S/PKI


Pimpinan PKI telah mengadakan pertemuan rahasia selama beberapa kali
untuk menyusun rencana kudeta pada tanggal 30 september 1965 secara fisik
dilakukan melalui kekuatan militer yang di pimpin oleh kolonel untung yang
menjabat sebagai komandan batalyon 1 resumen cakrabirawa(pasukan pengawal
presiden)yang bertindak sebagai pimpinan formal seluruh gerakannya.letnan kolonel
untung memerintahkan seluruh anggotanya untuk melakukan gerakannya pada 1
oktober 1965,setelah rencana itu PKI melaksanakan aksi perebutan kekuasaan yang
diawali dengan penclikan para perwira TNI/AD.Ketika terjadi penculikan
tersebut,jenderal H.A Nasution berhasil menyelamatkan diri setelah kakinya
tertembak,tetapi putrinya Ade Irma Suryani menjadi korban sasaran tembak dari kaum
penculik dan kemudian gugur pada saat melakukan perlawanan terhadap gerombolan
yang berusaha menculik jenderal A.H Nasution.Pada waktu bersamaan PKI juga
menyebarkan pengaruhnya di berbagai daerah seperti
yogyakarta,solo,wonogiri,semarang dan mereka mengumumkan berdirinya dewan
revolusi melalui siaran berita RRI di yogyakarta diketuai oleh mayor muliono yang
melakukan penculikan terhadap kolonel katamso dan letnan kolonel sugiono.
5. Penyebab kegagalan pemberontakn G30S/PKI
a) Kesalahan perhitungan waktu oleh PKI
b) Rasa percaya diri yang amat tinggi oleh PKI
c) Kekacauan pada sistem komando militer, sementara PKI berhadapan dengan
ABRI,khususnya AD yang sangat mantap kemampuannya bertempur
d) Adanya kebencian masyarakat dengan tindakan PKI
e) Tidak adanya respon dari para simpatisan PKI terhadap perubahan yang serba cepat
dan kurang terkordinir.

6. Dampak peristiwa G30S/PKI


a) Dampak Politik
Presiden soekarno kehilangan kewibawaannya dimata rakyat Indonesia
Kondisi politik indonesia semakin tidak stabil sebab banyak pertentangan
lembaga tinggi negara
Sikap pemerintah yang belum dapat mengambil keputusan untuk membubarkan
PKI sehingga menimbulkan kemarahan rakyatMunculnya aksi demonstran oleh
rakyat dan mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia (KAMI). Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya
seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar
Indonesia (KAPPI) yang menuntut.Tuntutan ini dikenal dengan istilah
TRITURA. Isi Tritura adalah Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya,
Perombakan kabinet Dwikora, danTurunkan harga sandang-pangan
Pemerintahan adakan pembaharuan terhadap kabinet dwikora disempurnakan
dengan 100 menteri sehingga dikenal dengan kabinet 100 menteri
25 februari 1966 pembubaran KAMI oleh presiden soekarno karna dianggap
pemicu munculnya aksi demonstran
11 maret 1966 diselenggarakan sidang kabinet membahas kemelut politik
nasional
11 maret 1966 presiden soekarno mengeluarkan surat perintah sebelas maret
yang dikenal dengan istilah supersemar
b) Dampak Ekonomi
Menyebabkan inflasi yang tinggi dengan diikuti oleh kenaikan harga barang
bahkan melebihi 600% setahun
7. Proses peralihan kekuasaan politik dari Presiden Soekarno kepada Soeharto
Setelah memegang Supersemar maka Soeharto segera mengambil tindakan
untuk mengatasi keadaan yang tidak menentu. Pada tanggal 20 Pebruari 1967
Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Soeharto melalui
Sidang Istimewa MPRS. Dalam ketetapannya N0. XXXIII/MPRS/1967 MPRS
mencabut kekuasaan pemerintahan negara dari Presiden Soekarno dan mengangkat
Soeharto sebagai pejabat Presiden RI. Dengan adanya ketetapan MPRS tersebut maka
berakhirlah konflik yang merupakan sumber instabilitas politik secara Konstitusional.
C. LAHIRNYA ORDE BARU
Setelah diketahui bahwa dalang dari peristiwa G30S adalah PKI maka hal ini
menimbulkan kemarahan rakyat, dan mereka berdemo menuntut pembubaran PKI dan
orma-ormasnya, mereka bergabung dalam Front Pancasila dan berkumpul di gedung DPR
GR untuk mengajukan TRITURA.Presiden Soekarno mengadakan perubahan Kabinet
Dwikora menjadi Kabinet 100 Menteri , perubahan itu tidak memuaskan hati rakyat
karena didalamnya masih bercokol tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa G30S
PKI.Pada saat pelantikan Kabinet 100 Menteri pada tgl 24 Pebruari 1966, para
mahasiswa, pelajar dan pemuda memenuhi jalan-jalan menuju Istana Merdeka, aksi itu
dihadang oleh pasukan Cakrabirawa sehingga menyebabkan bentrok antara pasukan
Cakrabhirawa dengan para demonstran yang menyebabkan gugurnya mahasiswa UI
bernama Arief Rachman Hakim, Peristiwa inilah yang kemudian melahirkan
SUPERSEMAR sebagai akhir dari pemerintahan Orde Lama yang kemudian melahirkan
pemerintahan Orde Baru
1. Orde baru lahir karena dilatarbelakangi oleh beberapa hal, antara lain
a) Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965
b) Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30
September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah
berlangsung lama.
c) Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%
sedangkanupaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga
bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.
d) Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan
besar- besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut
agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili
e) Kesatuan aksi (KAMI, KAPI, KAPPI, KASI, dsb) yang ada di masyarakat
bergabungmembentuk Kesatuan Aksi berupa Front Pancasila yang selanjutnya
lebih dikenaldengan Angkatan 66 untuk menghacurkan tokoh yang terlibat
dalam Gerakan 30 September 1965.
f) Kesatuan Aksi Front Pancasila pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-
GR mengajukan tuntutanTRITURA (Tri Tuntutan Rakyat).
g) Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan
KabinetSeratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap
di kabinettersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30
September 1965.
h) Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya
untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September
1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar
Biasa (Mahmilub)
i) Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang
sedang bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah
Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna
mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang
semakin kacau dan sulit dikendalikan.
2. Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
a) Membentuk Kabinet Ampera
b) Politik Luar Negeri
c) Politik Dalam Negeri
d) Bibang Ekonomi
e) Bidang Sosial
f) Pelaksanaan Pemilu pada masa Orde Baru
3. Pembangunan Nasional
Dilakukan pembangunan nasional pada masa orde baru dengan tujuan
terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang.
Pedoman pembangunan nasional adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur
Pemerataan. Inti dari kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua
lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil. Isi trilogi
Pembangunan adalah sebagai berikut :
a) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b) Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
c) Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
Pelita III pembangunan masih berdasarkan pada Trilogi Pembangunan dengan
penekanan lebih menonjol pada segi pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur
Pemerataan, yaitu:
a) Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sandang, pangan, dan
perumahan
b) Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
c) Pemerataan pembagian pendapatan
d) Pemerataan kesempatan kerja
e) Pemerataan kesempatan berusaha
f) Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi
generasi muda dan kaum perempuan.
g) Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah
h) Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan
4. Perkembangan kehidupan politik dan ekonomi masa orde baru
a) Kehidupan politik
1) Pembentukan Kabinet Pembangunan Kabinet awal pada masa peralihan
kekuasaan (28 Juli 1966) adalah Kabinet AMPERA. Program Kabinet AMPERA
yang disebut Catur Karya Kabinet AMPERA adalah sebagai berikut.
Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan
Melaksanakan pemilihan Umum dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan
nasional.
Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala
bentuk dan manifestasinya b.
2) Selanjutnya setelah sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai
presiden untuk masa jabatan 5 tahun maka dibentuklah kabinet yang baru
dengan nama Kabinet Pembangunan
3) Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik Setelah maka dilakukan
penyederhanakan jumlah partai tetapi bukan berarti Sehingga pelaksanaannya
kepartaian tidak lagi didasarkan pada ideologi tetapi atas persamaan program
4) Pemilihan Umum Selama masa Orde Baru telah berhasil melaksanakan
pemilihan umum sebanyak enam kali yang diselenggarakan setiap lima tahun
sekali, yaitu: tahun 1971, 1977,1982, 1987, 1992, dan1997.
5) Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat pada tanggal 2
Agustus 1969.

b) Kehidupan ekonomi
Permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha
penyelamtan ekonomi nasioanl terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi,
penyelamatan keuangan Negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat.
Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun
1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu
menjadi penyebab kurang lancarnya program pembangunan yang telah
direncanakan pemerintah. Program pemerintah diarahkan pada upaya
penyelamatan ekonomi nasional terutama stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi.
Stabilisasi berarti mengendaliakan inflasi agar harga barang-barang tidak melonjak
terus. Sedangkan Rehabilitasi adalah perbaikan secara fisik sarana dan prasarana
ekonomi. Hakikat dari kebijakan ini adalah pembinaan sistem ekonomi berencana
yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi kearah terwujudnya
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Soal evaluasi
1. Dari segi politik, Soekarno menjalankan demokrasi terpimpinnya dengan semangat
Nasakom. Nasakom merupakan bentuk singkatan dari
a. Nasionalisme, Anarkis, Komutatif
b. Nasionalis, Agama, Komunis
c. Narsisme, Asosiasi, Komunitas
d. Nasional, Atheis, Komunis
e. Nasionalisme, Atheis, Komunity
2. Berikut ini bukan merupakan pengertian dari 30 S/PKI, kecuali
a. Gerakan penghianatan yang dilakukan oleh PKI untuk merebut kekuasaan serta
mengganti dasar Negara yang sah dengan ideology komunis.
b. Suatu bentuk pemberontakan yang nantinya akan memberikan manfaat bagi
bangsa Indonesia.
c. Gerakan yang dilakukan oleh penganut paham komunis yang bertujuan untuk
memajukan bangsa Indonesia
d. Gerakan serempak oleh para komunisme yang dilakukan atas dasar keinginan
untuk menguasai Indonesia
e. Gerakan yang dilakukan untuk memecah belah keutuhan NKRI dengan cara
anarkis tetapi ada itikad baiknya.
3. Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan oleh PKI untuk melaksanakan
pemberontakannya, kecuali
a. Sabotase, aksi sepihak, dan aksi terror
b. Agitasi dan propaganda
c. Isu Dewan Jendral, Mei 1965
d. Isu Dokumen Gilchrist
e. Penipuan dan Penyelewengan dana
4. Dibawah ini yang merupakan Isi dari Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat) adalah
a. Mendobrak kemacetan perekonomian
b. Memakmurkan rakyat Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
c. Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
d. Debirokratisasi agar tidak terjadi anarki
e. Menghapuskan aturan yang berbelit-belit
5. Yang menjadi ketua PKI adalah
a. Ir. Surachman
b. D.N. Aidit
c. Kamaruzaman
d. Kolonel Katamso
e. Mayor Mulyono

Anda mungkin juga menyukai