Anda di halaman 1dari 5

Tugas_METPEN_Eky Masbuchin (2011510101)

REVIEW JURNAL 2
Pengaruh Pengisian Rongga Pada Perkerasan Beton Berpori Terhadap
Permeabilitas, Kecepatan Resapan Dan Kuat Tekan
E-Journal Matriks Teknik Sipil/Maret 2015/179

Review oleh:
Eky Masbuchin (2011510101)
Universitas Internasional Semen Indonesia
2017

Latar Belakang Teori


Pembangunan jalan pada umummnya menggunakan tipe perkerasan yang
kedap dengan air. Hal tersebut mengakibatkan daerah resapan air menjadi
berkurang sehingga aliran air tidak dapat ditampung secara maksimal. Penggunaan
material pembangunan yang dapat meningkatkan daya resap terhadap air sangat
dibutuhkan untuk menjaga daerah resapan air yang semakin berkurang tersebut.
Salah satunya dengan menggunakan beton berpori dalam pengerjaan jalan
khususnya pada bahu jalan. Beton berpori merupakan material yang memiliki pori
pori pada susunannya sehingga air dapat menembus secara langsung ke dalam tanah
melalui beton berpori tersebut. Namun, saat ini penggunaan beton berpori dalam
pengerjaan kontruksi dan infrastruktur masih sangat kurang. Selain itu penggunaan
beton berpori di lapangan memiliki kendala penyumbatan pori-pori dari material
tanah dan pasir yang terbawa oleh aliran air. Hal tersebut akan menghambat kinerja
dari beton berpori dalam meneruskan aliran air ke dalam tanah.
Dari permasalahan tersebut beton berpori mampu menjadi salah satu
alternatif yang mampu untuk mengatasi sistem resapan air tanah. Namun masih
membutuhkan perbaikan pada ukuran pori-pori yang sesuai untuk diaplikasikan di
lapangan secara langsung. Dengan demikian, adanya penelitian yang dilakukan
Tugas_METPEN_Eky Masbuchin (2011510101)

oleh Rochim,2015 dibuat dengan alasan untuk memanfaatkan beton berpori dalam
mengatasi sistem resapan air yang masih kurang baik pada infrastruktur jalan.

Tujuan Penelitian
Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Rochim,2015 dengan judul Pengaruh
Pengisian Rongga pada Perkerasan Beton Berpori terhadap Permeabilitas,
Kecepatan Resapan dan Kuat Tekan ini memiliki tujuan untuk menanggapi isu
green building dalam menjaga daerah resapan air tanah yang semakin berkirang
akibat banyaknya pembangunan infrasturktur pada jalan.

Metode Penelitian
Originalitas penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan melihat penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh Prabowo, 2012 mengenai komposisi adukan beton pada
pengerjaan beton berpori yang menggunakan campuran pasir sebanyak
30%. Penelitian ini juga mengacu pada penggunaan pasir tersebut membuat
adonan pada beton, dengan demikian penelitian yang dilakukan oleh
Rochim,2015 merupakan penelitian yang dilakukan dengan melihat
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk menentukan kompositas
dari beton berpori yang akan diuji pada penelitian ini.

Metode yang digunakan


Penelitian yang dilakukan oleh Rochim, 2015 menggunakan metode
eksperimen dengan mengurangi proporsi agregat halus pada mix design
beton normal.

Solusi dalam menjawab permasalahan


Untuk menjawab permasalahan yang terjadi, beton berpori akan dilakukan
pengujian dengan memberikan material material yang menutupi pori-pori
dari beton berpori yang akan diuji. Pengujian tersebut akan memberikan
hasil berupa ukuram pori-pori yang sesuai untuk diaplikasikan dalam
pengerjaan infrastruktur jalan.
Tugas_METPEN_Eky Masbuchin (2011510101)

Desain eksperimen
Eksperimen akan dilakukan dengan menggunakan beberapa pengujian.
Beton berpori didesain dengan agregat batu pecah ukuran seragam 1-2 cm,
agregat halus 30% dari agregat halus beton normal. Desain tersebut
selanjutnya akan diuji dengan pemberian material pada pori-pori beton
berpori untuk menguji daya resap yang mampu dilakukan oleh beton berpori
tersebut. Pengujian tersebut dilakukan dengan memberikan pasir merapi,
pasir sungai dan tanah. Selain hal tersebut, pengujian utama dari penelitian
yang akan dilakukan adalah pengujian berat jenis, keausan dan gradasi
agregat kasar.

Hasil dan Pembahasan


Penelitian yang telah dilakukan memberikan data yang menunjukkan
pengaruh dari bahan dasar yang digunakan oleh peneliti dalam proses pengujian
beton berpori. Analisa grafik gradasi agregat (kerikil) menunjukkan hasil bahwa
penggunaan agregat halus masih dalam standar atau syarat yang diperbolehkan
dalam ASTM C-33. Pengujian dari agregat kasar sendiri menunjukkan bahwa
analisa saringan dari agregat kasar tidak memenuhi syarat ASTM C-33. Pengaruh
dari penggunaan gradasi kasar 1-2 cm belum mampu memberi rongga yang cukup
untuk membuat pori-pori yang saling terhubung dan sesuai dengan kondisi di
lapangan.
Pengujian pada beton berpori yang dilakukan dengan menguji porositasnya
menghasilkan data bahwa dari komposisi beton berpori silinder (d=4, t=6,5 cm) dan
berat total 3,381 kg menghasilkan porositas rata-rata sebesar 24,77%. Permeabilitas
horizontal dari beton berpori ketika tanpa dilakukan pengisian sebesar 0,469 cm/dt,
sedaangkan ketika diberikan pengisi permeabilitas berkurang. Pengaruh pengisian
pasir merapai membuat permeabilitas beton berpori menjadi sebesar 0,307 cm/dt,
sedangkan untuk pasir sungai sebesar 0,348 cm/dt serta pada pengisian tanah
permeabilitas beton menjadi sebesar 0,364 cm/dt. Hal tersebut tidak jauh berbeda
jika dilakukan pengujian permabilitas secara vertikal. Permeabilitas tertinggi
didapatkan pada betoon berpori tanpa pengisian sebesar 1,355 cm/dt. Permeabilitas
Tugas_METPEN_Eky Masbuchin (2011510101)

dapat berkurang karena rongga atau pori-pori dari beton berkurang dan
mempengaruhi daya resap dari beton tersebut.
Pengujian beton berpori dari uji kecepatan resapan menunjukkan hasil
bahwa pengurangan kecepatan air yang menuju ke tanah jika diberikan pengisian
baik dari pasir merapi, pasir sungai dan tanah. Perbandingannya dari pengujian
yang telah dilakukan keceptan terendah diperoleh dari pengisian material tanah
yakni sebesar 0,147 cm/dt.
Percobaan untuk menghitung kuat tekan pada beton berpori berbanding
terbalik dengan percobaan-percobaan yang telah dilakukan sebelumnya. Kuat tekan
dari beton berpori dengan d=15cm, t=30cm diperoleh nilai tertinggi pada beton
yang di berikan pengisian. Beton berpori tanpa pengisian rongga hanya memiliki
kuat tekan sebesar 5,19 Mpa. Sedangkan pada beton yang dilakukan pengisian
melebihi nilai kuat tekan beton berpori tanpa pengisian dengan nilai 5,71 Mpa untuk
pengisian pasir merapi, 5,282 Mpa untuk pengisian pasir sungai dan 5,6166 Mpa
untuk pengisian tanah.

Kesimpulan dan Saran


Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Othman,2013 diperoleh beberapa
kesimpulan, yakni:
Pengisian rongga pada beton berpori menyebabkan permabilitasnya
berkurang baik dari horizontal maupun vertikal.
Kecepatan beton berpori dalam menyerap air paling tinggi jika diberikan
pengisian adalah pada pemberian pasir sungai
Pengisian rongga beton berpori mampu menambah kuat tekan beton berpori
Penggunaan beton berpori mampu menghemat kebutuhan material sehingga
penghematan pada biaya pengerjaan infrastruktu dapat dilakukan. Selain itu
beton berpori memiliki sifat yang ramah lingkungan karena mampu
meresapkan air secara langsung ke tanah.

Pada kesimpulan-kesimpulan tersebut, dari penelitian yang telah dilakukan


dapat menggambarkan mengenai aplikasi penggunaan beton berpori di lapangan.
Selain itu diperoleh data bahwa pengaruh dari ukuran pori-pori dari beton berpori
Tugas_METPEN_Eky Masbuchin (2011510101)

memiliki peran yang sangat penting pada peresapan air. Namun, dalam penelitian
tersebut juga memiliki beberapa kekurangan yang dapat ditambahkan pada
penelitian selanjutnya. Pada jurnal belum dijelaskan bahwa bagaimana pengaruh
dari ukuran agregat yang lainnya pada daya resap air. Sehingga perlu adanya
penelitian lanjutan yang membahas berbagai tipe agregat kasar yang digunakan
sehingga dapat diketahui agregat dengan ukuran yang sesuai dengan kondisi
lapangan ketika dilakukan pengerjaan infrastruktur khususnya pada bahu jalan.

Anda mungkin juga menyukai