senyawa demikian ini mudah terbentuk karena air ada dalam jumlah
berlebih. Namun air bukan ligan yang kuat. Kompleks ini berlangsung
dalam reaksi substitusi, yaitu molekul air digantikan oleh ligan lain
secara berurutan. Reaksi demikian ini sering disertai perubahan warna
larutan. Misalnya, jika garam nikel (II) dilarutkan di dalam air akan
terbentuk ion kompleks [Ni(H2O)6]2+ yang berwarna hijau. Penambahan
NH3 pekat, warna larutan berubah menjadi biru karena terbentuk ion
kompleks [Ni(NH3)6]2+.
Kompleks dapat diklasifikasikan sebagai inert atau labil,
bergantung pada kecepatan reaksi substitusi yang terjadi. Kompleks yang
labil mengalami reaksi substitusi secara cepat, sedangkan kompleks inert
mengalami reaksi substitusi secara lambat.
Garam garam yang mengandung ion kompleks dikenal sebagai
senyawa koordinasi atau garam kompleks, misalnya heksamin kobalt (III)
klorida, Co(NH3)6 dan kalium heksasiano ferrat (III), K3Fe(CN)5. Garam
kompleks berbeda dengan garam rangkap. Garam rangkap dibentuk
apabila dua garam mengkristal bersama sama dalam perbandingan
molekul tertentu. Garaam garam ini memiliki struktur sendiri dengan
tidak harus bersama dengan struktur garam komponennya. Dua contoh
garam rangkap yang sering dijumpai dalam garam alumina, K(SO4)12H2O
dan ferroammonium sulfat, Fe(NH3)SO4.6H2O, garam rangkap dalam
larutan akan terionisasi menjadi ion ion komponennya.
Logam logam golongan transisi memiliki sifat yang berbeda
dengan logam logam golongan utama. Salah satu yang paling menarik
pada logam transisi adalah kemampuannya untuk membentuk senyawa
koordinasi. Senyawa senyawa koordinasi terbentuk antara atom logam
atau ion logam dan molekul dengan satu atau lebih pasangan elektron
bebas yang disebut ligan. Ligan diklasifikasikan berdasarkan jumlah
pasangan atom donor yang dimilikinya dibedakan menjadi:
a. Ligan monodentat, yaitu ligan yang mendonorkan sat pasang
elektron bebasnya kepada logam atau ion logam.
Contoh : NH3, H2O, NO2-, dan CN-
b. Ligan bidentat, yaitu ligan yang mendonorkan dua pasang
elektronnya kepada logam atau ion logam.
Contoh : Ethylenediamine, NH2CH2CH2NH2
Molekul netral (H2O, NH3) dan anion (F-, Cl-, Br-, CN-)dapat
bertindak sebagai ligan. Jika satu atau lebih molekul netral berkoordinasi
- Fe(NH3)2SO4 0,1M
- Fe(NO3) 0,1M
- HCl 2M, dan pekat 12M
- HNO3 2M dan pekat
- K2Cr2O7 padat dan 0,1M
- K4[Fe(CN)6] 0,1M
- KSCN jenuh
- NaOH 0,6M; 1M; 2M; 6M
- Larutan Na2C2O4, larutan Na2EDTA
- NiCl2 0,1M
- NaNO2 jenuh
- MnSO4 0,1M
- NH4CNS 0,1M
- 1,10-phenanthroline
- Ni(NO3)2
- Butiran Zn atau serbuk
- ZnCl2 0,1M
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
1 mL larutan Mn(SO4)
( ) [ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
1 mL larutan Fe(NH3)2SO4
( ) [ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
1 mL larutan FeCl3
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
1 mL larutan CoCl2
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
1 mL larutan NiCl2
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
1 mL larutan CuSO4
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
1 mL larutan ZnCl2
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
1 mL larutan Mn(SO4)
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
1 mL larutan CoCl2
1 mL larutan ZnCl2
[ ( ) ( )]
1 mL larutan Mn(SO)4
[ ( ) ( )]
1 mL larutan ZnCl2
Hasil perubahan
[ ( ) ]
Struktur ion kompleks:
O O 3-
-O O-
-O O
Cr
-O O- -O O
O O
[Cr(C2O4) 3]3-
- Dicatat warnanya
- Ditambahkan 2 3 tetes 1,10 phenanthroline
Hasil perubahan
[ ( ) ]
Struktur ion kompleks:
[Fe(1,10 phenanthroline)3]2+
[ ( ) ( )]
[ ( ) ( )( )] [ ( ) ]
Hasil perubahan
[ ( ) ( )]
Struktur ion kompleks:
2+
Co H 2N
NH2
3
Hasil perubahan
[ ( )]
Struktur ion kompleks:
1 mL larutan Ni(II)
Hasil perubahan
( ) [ ( ) ( )]
Struktur ion kompleks:
NH2
H2 N 2+
H 2N
Ni
NH2
H 2N
NH 2
[Ni(en)3]2+
1 mL larutan Ni(II)
Hasil perubahan
( ) [ ( ) ( )]
Struktur ion kompleks:
1 mL larutan Ni(II)
Hasil perubahan
( ) [ ( )]
Struktur ion kompleks:
e. Kompleks Cu (II)
- Keadannya diamati
- Dicatat perbedaannya
Perbedaan
1 mL larutan CuSO4
Hasil perubahan
[ ( ) ( )]
Cu
NH2
H 2N
NH 2
[Cu(en)3]2+
1 mL larutan CuSO4
Hasil perubahan
[ ( )]
Struktur ion kompleks:
Endapan Permanen
[ ( ) ]
[ ( ) ] [ ( ) ( ) ]
O O
O O Cr O O
C
C
O O
C C
O O
b. Kompleks Fe (II)
Warna larutan ferro sulfat : tidak berwarna
Pengamatan
Setelah penambahan
Garam Rumus ion kompleks
kristal 1,10
yang terbentuk
phenanthroline
Berwarna kuning [Fe(1,10-
FeSO4 + aquades
muda jernih phenanthroline)6]2+
Kompleks Fe (III)
Warna larutan FeCl3 : berwarna kuning
Pengamatan
Setelah
Rumus ion Rumus ion
Larutan penambaha Setelah
kompleks kompleks
garam n tetes demi penambaha
yang yang
tetes n Na2C2O4
terbentuk terbentuk
NH4CNS
FeCl3 Berwarna [Fe(H2O)(C Berwarna [Fe(C2O4)(C
merah tua NS)]2+ merah tua NS)(H2O)3]+
kecoklatan kecoklatan
(++) (+)
c. Kompleks Co (II)
Warna larutan CoCl2 : berwarna merah muda jernih
Warna reagen Rumus ion
Reagen yang
yang Pengamatan kompleks yang
ditambahkan
ditambahkan terbentuk
Ethylenediami Tidak Tidak [Co(En)2]2+
ne berwarna berwarna
Larutan Tidak Merah muda
[Co(EDTA)]2+
Na2EDTA berwarna (26 tetes)
Co H 2N
NH2
3
[Co(En)2]2+
d. Kompleks Ni (II)
Warna larutan Ni(NO3)2 : berwarna hijau muda jernih
Reagen yang Warna reagen Pengamatan Rumus ion
ditambahkan yang setelah kompleks
ditambahkan ditambah
reagen
Berwarna
Ethylenediami Tidak
hijau muda [Ni(ED)2]2+
ne berwarna
(20 tetes)
Berwarna
Dimethylglioks Tidak
merah muda [Ni(DMG)]2+
ime berwarna
(5 tetes)
Berwarna
Larutan Tidak hijau muda
[Ni(EDTA)]2+
Na2EDTA berwarna jernih (++) (20
tetes)
Ni
NH2
H 2N
NH 2
[Ni(en)3]2+
[Ni(DMG)]2+
[Ni(EDTA)]2+
e. Kompleks Cu (II)
Warna larutan CuCl2.2H2O : berwarna biru muda jernih
Warna reagen Pengamatan
Reagen yang Rumus ion
yang setelah
ditambahkan kompleks
ditambahkan bereaksi
Ethylenediami Tidak Berwarna biru
[Cu(ED)3]2+
ne berwarna muda
Berwarna biru
Larutan Tidak
muda jernih [Cu(EDTA)]2+
Na2EDTA berwarna
(++)
Cu
NH2
H2N
NH2
[Cu(en)3]2+
[Cu(EDTA)]2+
6. NiCl2
1 mL larutan NiCl2 yang berwarna hijau muda dimasukkan
ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan NaOH 1M
sebanyak 3 tetes menghasilkan larutan yang berwarna hijau muda
dan keruh. Setelah ditambahkan NaOH berlebih akan
menghasilkan larutan yang berwarna hijau muda keruh (+).Hal ini
sesuai dengan teori bahwa Ni akan membentuk endapan berwarna
hijau apabila direaksikan dengan NaOH dan tidak larut dalam
reagen berlebih. Reaksinya dapat ditunjukkan sebagai berikut:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + OH- [Ni(H2O)4(OH)2](s)
[Ni(H2O)4(OH)2](s) + OH- [Ni(H2O)3(OH)3](s)
7. CuSO4
1 mL larutan CuSO4 yang berwarna biru muda dimasukkan
ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah 3 tetes NaOH
menghasilkan warna biru dan terdapat endapan, dan setelah
penambahan NaOH berlebih menghasilkan warna biru muda (++)
dan terdapat endapan kehitaman yang menunjukkan bahwa
endapan tersebut apabila ditambahkan dengan reagen berlebih
tidak larut. Rekasinya sebagai berikut:
[Cu(H2O)6]2+(aq) + OH- [Cu(H2O)4(OH)2](s)
[Cu(H2O)4(OH)2](s) + OH- [Cu(H2O)3(OH)3](s)
8. ZnCl2
1 mL ZnCl2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi. ZnCl2
merupakan larutan yang tidah berwarna. Kemudian ditambahkan
3 tetes NaOH 1M menghasilkan larutan yang keruh dan terdapat
endapan putih. Dan setelah ditambahkan NaOH berlebih terbentuk
larutan yang tidak berwarna dan terdapat endapan putih (+).
Seharusnya endapan larut dalam reagen alkali berlebih karena
zink (II) hidroksida bersifat amfoter. Ketidaksesuaian ini
dikarenakan jumlah tetesan NaOH yang ditambahkan masih
kurang. Berikut reaksi yang terjadi:
[Zn(H2O)6]2+(aq) + OH- [Zn(H2O)4(OH)2](s)
[Zn(H2O)4(OH)2](s) + OH- [Zn(H2O)3(OH)3](s)
2. Mn(SO4)
1 mL larutan Mn(SO4) yang tidak berwarna dimasukkan ke
dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 mL larutan NH4CNS
0,1M menghasilkan larutan jernih yang tidak berwarna. Dalam hal
ini larutan Mn(SO4) membentuk kompleks dengan NH4CNS.
Reaksinya sebagai berikut:
[Mn(H2O)6]2+(aq)+ SCN- [Mn(H2O)5(SCN)]+(aq)
Sedangkan untuk reaksi dengan aquades dengan
mencapurkan 1 mL larutan Mn(SO4) dengan 1 mL aquades
menghasilkan larutan yang tetap jernih tidak berwarna.
3. Fe(NH3)2SO4
1 mL larutan Fe(NH3)2SO4 yang berwarna kuning muda
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 mL
larutan NH4CNS 0,1M menghasilkan larutan yang berwarna merah
kekuningan. Dalam hal ini larutan Mn(SO4) membentuk kompleks
dengan NH4CNS. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]2+(aq)+ SCN- [Fe(H2O)5(SCN)]+(aq)
Sedangkan untuk reaksi dengan aquades dengan
mencapurkan 1 mL larutan Fe(NH3)2SO4 dengan 1 mL aquades
menghasilkan larutan yang berwarna kuning muda.
4. FeCl3
1 mL larutan FeCl3 yang berwarna kuning muda
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 mL
larutan NH4CNS 0,1M menghasilkan larutan yang berwarna merah
tua kecoklatan. Dalam hal ini larutan FeCl3 membentuk kompleks
dengan NH4CNS. Reaksinya sebagai berikut:
[Fe(H2O)6]3+(aq)+ SCN- [Fe(H2O)5(SCN)]+(aq)
Sedangkan untuk reaksi dengan aquades dengan
mencapurkan 1 mL larutan FeCl3 dengan 1 mL aquades
menghasilkan larutan yang berwarna kuning muda.
5. CoCl2
1 mL larutan CoCl2 yang berwarna merah muda
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 1 mL
larutan NH4CNS 0,1M menghasilkan larutan yang berwarna merah
muda (++). Dalam hal ini larutan CoCl2 membentuk kompleks
dengan NH4CNS. Reaksinya sebagai berikut:
[Co(H2O)6]3+(aq)+ SCN- [Co(H2O)5(SCN)]+(aq)
-O O-
-O O
Cr
-O O- -O O
O O
[Cr(C2O4) 3]3-
b. Kompleks Fe(II) dan Fe(III)
1. Kompleks Fe(II)
Pada percobaan pembentukan ion kompleks Fe(II)
dilakukan adalah dengan memasukkan 1 mL larutan Ferro sulfat
ke dalam tabung reaksi. Perubahan warna diakibatkan adanya
ligan NO3 yang digantikan oleh molekul H2O sebanyak 6 molekul.
Kompleks [Fe(H2O)6]2+.
2. Kompleks Fe(III)
Selanjutnya pada percobaan untuk Fe(III) dilakukan
dengan memasukkan 2 mL larutan FeCl3 yang berwarna kuning
jernih ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 2 tetes
larutan NH4CNS yang berfungsi memberikan warna gelap pada
larutan yan mengandung Fe(CNS)2+. Setelah penambahan NH4CNS
membuat larutan berwarna merah tua kecoklatan (++) dengan
rumus ion kompleks yang terbentuk [Fe(H2O)5 (CNS)]2+.
Selanjutnya ditambahkan larutan Na2C2O4, kemudian dikocok dan
larutan berubah menjadi berwarna merah tua kecoklatan (+).
Sehingga rumus ion yang terbentuk [Fe(C2O4)(CNS) (H2O)3]+.
Dalam kompleks ini ligan C2O42- hanya dapat menggeser dan
menggantikan ligan Cl- karena kekuatan ligan CNS- lebih besar dari
kekuatan ligan C2O42-. Dan ketika larutan diberi NH4CNS berlebih,
maka akan terbentuk kompleks [Fe(CNS)6]3- dengan kembalinya
warna merah gelap pada larutan yaitu merah tua kecoklatan (++).
Berikut ini merupakan reaksi yang terjadi dan gambar struktur ion
kompleksnya.
[Fe(H2O)4Cl2]Cl + NH4CNS [Fe(H2O)3(CNS)Cl2] +NH4Cl
[Fe(H2O)3(CNS)Cl2] +Na2C2O4 [Fe(H2O)3(CNS)(C2O4)] + 2NaCl
c. Kompleks Kobalt(II)
Pada percobaan kompleks Kobal (II) dilakukan dengan
memasukkan masing-masing 1 ml larutan CoCl2 ke dalam dua tabung
reaksi. Larutan CoCl2 merupakan larutan yang berwarna merah muda
jernih. Kemudian pada tabung pertama ditambahkan etylendiamin
yang merupakan larutan tidak berwarna. Setelah penambahan
etylendiamin, larutan berubah menjadi larutan tidak berwarna.
Berubahnya warna larutan menandakan bahwa terbentuk kompleks
dengan Co sebagai atom pusat dan etylendiamin sebagai ligan, dalam
hal ini etylendiamin merupakan ligan bidentat. Dan logam kobalt
bermuatan +2. Kemudian pada tabung kedua ditambahkan Na2EDTA.
Na2EDTA merupakan reagen yang tidak berwarna. Setelah
penambahan tersebut terjadi perubahan warna menjadi merah muda.
Pada percobaan ini terbentuk senyawa kompleks dengan rumus
struktur [Co(en)3]2+ dan [Co(EDTA)] 2+
2+
Co H 2N
NH2
3
d. Kompleks Nikel(II)
Pada percobaan kompleks Ni (II) dilakukan dengan
memasukkan 1 ml larutan Ni(NO3)2 berwarna hijau jernih masing
masing ke dalam tiga tabung reaksi. Pada tabung reaksi pertama,
ditambahkan reagen etylendiamin yang tidak berwarna sehingga
menjadi larutan berwarna hijau muda, terbentuknya kompleks
[Ni(en)3]2+. Kemudian pada tabung kedua ditambahkan
dymetilglioksime yang tidak berwarna dan larutan menjadi berwarna
Ni
NH2
H 2N
NH 2
[Ni(DMG)]2+ [Ni(en)3]2+
[Ni(EDTA)]2+
e. Kompleks Cu(II)
Pada percobaan kompleks Cu(II) dilakukan dengan
menempatkan CuSO4.5H2O(S) berwarna biru (++) dan CuCl2.2H2O(s)
berwarna hijau pada kaca arloji. Selanjutnya, 1ml tembaga sulfat
berwana biru muda jernih masing masing dimasukkan ke dalam dua
tabung reaksi. Pada tabung pertama ditambahkan beberapa tetes
etilendiamin yang merupakan larutan tidak berwarna dan terbentuk
warna biru muda. Hal ini menandakan terbentuknya kompeks antara
Cu dengan etilendiamin yaitu [Cu(en)3]2+. Etilendiamin merupakan
logam bidentat. Kemudian pada tabung kedua ditambahkan Na2EDTA
larutan tidak berwarna sehingga menjadi larutan biru muda (++). Dan
pada penambahan reagen Na2EDTA terbentuk senyawa kompleks
[Cu(EDTA)]2-. Na2EDTA merupakan logam polidentat. Struktur
senyawa kompleks yang terbentuk sesuai pada gambar di bawah ini:
NH2
H2 N 2+
H 2N
Cu
NH2
H 2N
NH 2
[Cu(en)3]2+
[Cu(EDTA)]2+
X. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Logam logam transisi yang membentuk senyawa kompleks memiliki
warna warna yang khas dan terdapat endapan yang memiliki warna
yang berbeda beda sesuai dengan muatan logam pusat senyawa
kompleks tersebut.
b. Pembentukan ion kompleks dapa dilakukan dengan menambahkan
larutan yang mengandung ligan ligan dalam deret spektrokimia
seperti ion oksalat, H2O, CNS-, EDTA dan DMG serta larutan senyawa
kompleks tersebut berwarna khas, tetapi tetap ada larutan yang tidak
berwarna.
c. Dalam pebentukan senyawa kompleks dapat dibuat melalui reaksi
pergantian ligan, ligan monodentat, bidentat maupun polidentat.
Dapat diketahui jumah lihan yang diikat oleh logam pusat, dapat
diketahui bilangan koordinasi yang didapat serta bentuk geometrinya.
d. Fe2+ dapat dioksidasi menjadi Fe3+ dalam kondisi basa yaitu dengan
penambahan NaOH, sedangkan Cr6+ dapat direduksi menjadi Cr3+
dalam kondisi asam dengan penambahan HCl.
( ) [ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Tidak berwarna coklat keruh (++) coklat tua keruh (++)
( ) [ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Kuning muda hijau tua(++) hijau tua (+++)
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Kuning muda kuning (++) coklat (+++)
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Merah muda kuning kehijauan kuning kehijauan (+)
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Hijau muda hijau muda keruh hijau muda keruh (+)
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Biru muda biru biru muda(++)
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Tidak berwarna keruh, putih putih (+)
( ) [ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Tidak berwarna coklat muda keruh coklat muda keruh (+)
( ) [ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Kuning muda hijau tua (+++) hijau tua keruh (++++)
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Kuning muda coklat keruh (++) coklat kehitaman (+++)
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Merah muda biru muda, biru kehijauan
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Hijau muda hijau muda keruh (++) biru muda keruh
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Biru muda biru muda keruh biru tua (++)
[ ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ]
Tidak berwarna putih putih
( ) [ ( ) ( )]
Tidak berwarna tidak berwarna
( ) [ ( ) ( )]
Kuning muda merah kekuningan
[ ( ) ( )]
Kuning muda merah tua kecoklatan
[ ( ) ( )]
Merah muda merah muda (++)
[ ( ) ( )]
Hijau muda hijau muda(++)
[ ( ) ( )]
Biru muda coklat, hitam
[ ( ) ( )]
Tidak berwarna tidak berwarna
-O O-
-O O
Cr
-O O- -O O
O O
[Cr(C2O4) 3]3-
[Fe(1,10 phenanthroline)3]2+
[ ( ) ( )]
[ ( ) ( )( )] [ ( ) ]
c. Kompleks Kobalt(II)
[ ( ) ( )]
Struktur ion kompleks:
2+
Co H 2N
NH2
3
[ ( )]
Struktur ion kompleks:
d. Kompleks Nike(II)
( ) [ ( ) ( )]
Struktur ion kompleks:
NH2
H2 N 2+
H 2N
Ni
NH2
H 2N
NH 2
[Ni(en)3]2+
( ) [ ( ) ( )]
Struktur ion kompleks:
( ) [ ( )]
Struktur ion kompleks:
e. Kompleks Cu(II)
[ ( ) ( )]
Struktur ion kompleks:
NH2
H2 N 2+
H 2N
Cu
NH2
H 2N
NH 2
[Cu(en)3]2+
[ ( )]
Struktur ion kompleks:
[ ( ) ]
[ ( ) ] [ ( ) ( ) ]
b. Perubahan Cr menjadi Cr3+
6+
H2O
Cl H2O
Cr
OH2 H2O
Cl
Isomer cis kompleks [Cr(H2O)4Cl2]+
cis tetraaquachlorochromium(III) ion