Anda di halaman 1dari 2

KABUPATEN CIREBON Jl. Sunan Kalijaga No.

7 Sumber BANTUAN HIDUP DASAR UPT


PUSKESMAS SEDONG Jl. Kapten Mustofa No. 6 Sedong No. Dokumen SOP. 007/YANFAR-
PKM/IX/2015 No Revisi 1 Halaman 1/2 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tanggal Terbit
15 September 2015 Ditetapkan Oleh Kepala UPT Puskesmas Sedong dr. Prabowo Djiwo
Anggoro NIP. 19800101 201001 1 007 PENGERTIAN Tindakan pertolongan medis sederhana
yang dilakukan pada penderita yang mengalami henti jantung sebelum diberikan tindakan
pertolongan medis lanjutan TUJUAN Memberikan bantuan sirkulasi dan pernapasan yang
adekat sampai keadaan henti jantung teratasi atau sampai penderita dinyatakan meninggal.
KEBIJAKAN 1. Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 2. Kepmenkes RI No.
279/Menkes/SK/IV/2006 3. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 PERSIAPAN ALAT DAN
BAHAN 1. Alat pelindung diri (masker, handscoen) 2. Trolly emergency yang berisi : a.
Laryngoscope lurus dan bengkok (anak dan dewasa) b. Magil force c. Endotrakheal tube
berbagai ukuran d. Gudel berbagai ukuran e. Infus set/blood set f. Papan resusitasi g. Gunting
verband h. Ambubag lengkap i. Semprit 10 cc venocath no. 18 j. Set therapy oksigen
lengkap dan siap pakai k. Set suction lengkap dan siap pakai l. EKG record m. EKG monitor bila
memungkinkan PROSEDUR 1. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan 2. Posisi pasien diatur terlentang di tempat datar dan alas keras 3. Baju bagian atas
pasien dibuka 4. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoen) 5. Mengecek
kesadaran pasien dengan cara : a. Memanggil nama pasien b. Menanyakan keadaannya c.
Menepuk bahu pasien/menekan bagian sternum pasien 6. Buka jalan nafas dengan head tilt chin
lift atau jaw thrust dan bersihkan jalan nafas dari sumbatan 7. Menilai pernafasan dengan cara :
a. Melihat pergerakan dada/perut b. Mendengar suara keluar/masuk udara dari hidung c.
Merasakan adanya udara dari mulut/hidung pipi atau punggung tangan 8. Jika pasien tidak
bernafas, berikan nafas buatan dengan ambubag sebanyak 2 kali dalam waktu 1 detik setiap
hembudan. 9. Periksa denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri karotis, penilaian
pulsasi dilakukan kurang dari 10 detik, jika dalam 10 detik penolong belum bias meraba pulsasi
arteri, maka segera lakukan kompresi dada. Jika arteri carotis teraba cukup berikan nafas buatan
setiap 5-6 detik sekali 10. Pemeriksaan arteri besar pada bayi tidak dilakukan pada arteri karotis,
melainkan pada arteri brakialis atau arteri femoralis. Sedangkan untuk anak berumur lebih dari
satu tahun dapat dilakukan mirip pada orang dewasa. 11. Jika arteri carotis tidak teraba lakukan
kombinasi nafas buatan dan kompresi jantung luar dengan perbandingan 30: 2 untuk dewasa
baik 1 atau 2 penolong dan untuk anak dan bayi 30:2 bila 1 penolong, atau 15:2 bila 2 penolong.
12. Komponen yang perlu diperhatikan saat melakukan kompresi dada: a. frekuensi minimal 100
kali per menit b. untuk dewasa kedalaman minimal 5 cm (2 inch) c. pada bayi dan anak
kedalaman minimal sepertiga diameter dinding anteroposterior dada, atau 4 cm (1.5 inch) pada
bayi dan sekitar 5 cm (2 inch) pada anak. d. Berikan kesempatan untuk dada mengembang
kembali secara sempurna setelah setiap kompresi e. Seminimal mungkin melakukan interupsi f.
Hindari pemberian nafas buatan berlebihan 13. kompresi dada pada anak umur 1-8 tahun: a.
letakkan tumit satu tangan pada setengan bawah sternum, hindarkan jari-jari pada tulang iga
anak b. menekan sternum sekitar 5 cm dengan kecepatan minimal100 kali per menit c. setelah
30 kompresi, buka jalan nafas dan berikan 2 kali napas buatan sampai dada terangkat (1
penolong) d. kompresi dan napas bantuan dengan rasio 15:2 bila 2 penolong 14. kompresi pada
bayi: a. letakkan 2 jari satu tangan pada setengah bawah sternum; lebar 1 jari diibawah garis
intermamari b. menekan sternum sekitar 4 cm kemudian angkat tanpa melepas jari dari sternum
dengan kecepatan minimal 100 kali permenit c. setelah 30 kompresi, buka jalan nafas dan
berikan 2 kali napas buatan sampai dada terangkat (1 penolong) d. kompresi dan napas bantuan
dengan rasio 15:2 bila 2 penolong 15. evaluasi setiap 2 menit 16. RJP dilakukan sampai: a.
Timbul napas spontan b. Diambil alih petugas lain c. Asistol yang menetap atau tidak tedapat
denyut nadi yang menetap selama10 menit atau lebih d. Penderita yang tidak respon setelah
dilakukan bantuan hidup jantung lanjut (ACLS) minimal 20 menit UNIT TERKAIT UGD
REFERENSI 1. Standar pelayanan medis,2006. 1. Kedaruratan Medis, 2000 2. Bantuan hidup
jantung dasar, PERKI 2014

Anda mungkin juga menyukai