Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pyelonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang
sifatnya akut maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama
1 sampai 2minggu. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau
lebih bakteri/ml urin. Namun, jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri per
ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri.(Dipiro, et
al,2005)
Prevelensi penyakit infeksi ginjal antara usia 15-60 tahun jauh lebih
banyak. Wanita menderita infeksi ginjal dengan perbandingan kurang lebih dua
kali sekitar pubertas dan lebih dari 10 kali pada usia 60 tahun.

1.2 Tujuan
Penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat lebih
memahami tentang pyelonefritis dan penyelesaian kasus pyelonefritis.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pyelonefritis
Pyelonefritis merupakan infeksi bakteri pada ginjal, tubulus, dan jaringan
interstitial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih
melalui uretra dan naik ke ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% - 25% curah
jantung, bakteri jarang mencapai ginjal melalui darah , kasus penyebaran secara
hematogen kurang dari 3%(Brunner & Suddarth,2002)
Inflamasi pelvis Pyelonefritis dapat bersifat akut maupun kronis. Pielonefritis
akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Bila pengobatan
pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut
yang disebut dengan pielonefritis kronis.Pyelonefritis merupakan infeksi bakteri
pada piala ginjal, tubulus, dan jaringan interstinal dari salah satu atau kedua gunjal
(Brunner & Suddarth, 2002: 1436).
Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiri
atasorgan-organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air
kemih(urine) ke luar tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerang komponen-
komponenginjal, antara lain yaitu infeksi ginjal (Shulman, 1975).
Pielonefritis dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Pielonefritis kronis
2. Pyelonefritis akut

1. Pyelonefritis akut
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang
karena terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang berulang
terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai.Infeksi bakteri dari saluran kemih
bagian bawah kearah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi
saluran urinarius atas dikaitkan dengan selimut antibodi bakteri dalam urin. Ginjal
biasanya membesar disertai infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi. Abses dapat
dijumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis.

2
Pada akhirnya, menyebabkan atrofi dan kerusakan tubulus serta
glomerulus terjadi. Pyelonefritis akut merupakan salah satu penyakit ginjal yang
sering ditemui. Gangguan ini tidak dapat dilepaskan dari infeksi saluran
kemih.Infeksi ginjal lebih sering terjadi pada wanita, hal ini karena saluran kemih
bagian bawahnya (uretra) lebih pendek dibandingkan laki-laki, dan
saluran kemihnya terletak berdekatan dengan vagina dan anus, sehingga mikroba
lebih cepat mencapai kandung kemih dan menyebar ke ginjal. Insiden penyakit ini
juga akan bertambah pada wanita hamil dan pada usia di atas 40 tahun.
Demikian pula, penderita kencing manis/diabetes mellitus dan penyakit ginjal
lainnya lebih mudah terkena infeksi ginjal dan saluran kemih.
2. Pielonefritis kronis
Pyelonefritis kronis juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga
karena faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin.Pyelonefritis
kronis dapa tmerusak jaringan ginjal secara permanen akibat inflamasi yang
berulang kali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan terjadinya renal failure
(gagal ginjal) yang kronis. Ginjal pun membentuk jaringan parut progresif,
berkontraksi dan tidak berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis
dari infeksi ginjal yang berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau
setelah infeksi yang gawat.Pembagian Pielonefritis kronis sering ditemukan
pada wanita hamil,biasanya diawali dengan hidro ureter dan hidronefrosis akibat
obstruksi ureter karena uterus yang membesar.

2.2 Etiologi Pyelonefritis


Kebanyakan infeksi saluran kemih disebabkan oleh mikroorganisme yang
berasal dari flora tinja usus bagian bawah. Hampir 80% infeksi yang terjadi pada
penderita tidak rawat inap dan tidak obstruksi disebabkan Eschericjia coli. Bakteri
Gram negatif lainnya seperti klabsiella pneumonia dan Proteus mirabilis serta
coccus bakteri Gram positif seperti misalnya enterococcus foecalis dan
Staphylococcus epidermis juga merupakan uropatogen potensial (Shulman et al,
1994)

3
2.3 Patofisiologi Pyelonefritis
Umumnya bakteri seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis,
Pseudomonasaeruginosa, dan Staphilococus aureus yang menginfeksi ginjal
berasal dari luar tubuh yang masuk melalui saluran kemih bagian bawah (uretra),
merambat ke kandung kemih, lalu ke ureter (saluran kemih bagian atas yang
menghubungkan kandung kemih dan ginjal) dan tibalah ke ginjal, yang
kemudian menyebar dan dapat membentuk koloni infeksi dalam waktu 24-48
jam. Dengan kondisi tubuh imun yang rendah, obstruksi saluran kemih, VUR
dapat menghabat eliminasi bakteri ke dalam urin sehingga bakteri dapat
berkembang bia dengan menginfeksi mukosa saluran kemih,di samping itu pada
penderita diabetes dengan kadar gula yang tinggi mengakibatkan glukosa yang
lolos dalam filtrasi hanya dapat direabsorpsi lagi akan terbawa dan terkandung
dalam urin hal tersebut mengakibatkan bakteri dapat berkembang biak secara
cepat dalam saluran kemih dan menginfeksi saluran kemih (Dipiro,2005)
Sedangkan pada saat kehamilan hormon estrogen meningkat sehingga
akan mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh darah, vasodilatasi ini
mengakibatkan peningkatan permeabilitas kapiler yang akhirnya akan
mengakibatkan kebocoran protein plasma ke dalam interstitial dan menarik cairan
plasma ikut bersamanya, hal tersebut akan mengakibatkan tingginya tekanan
onkotik plasma pada glomerulus yang akan mengakibatkan perpindahan cairan
dari kapsul bowman ke kapiler glomerulus melawan gaya filtrasi, selain itu pada
kehamilan terjadi penekanan pada vesika dan saluran kemih yang akan
menghambat aliran urin dan mengakibatkan penurunan eliminasi bakteri bersama
urin. (Dipiro,2005)
Dari mekanisme di atas, akan terjadi infeksi pada saluran kemih bawah
dan apabila tubuh tidak mampu mengatasi fluktuasi bakteri dalam saluran kemih,
makabakteri tersebut akan naik ke saluran kemih bagian atas yang mengakibatkan
peradangan infeksi diparemkim ginjal (pielonefritis). Mediator-mediator endogen
pirogen dapat mengakibatkan peningkatan suhu tubuh karena endogen pirogen
merangsang prostaglandin dapat meningkatkan termostat tubuh di hipothalamus
mengakibatkan hipertemi. Kalekrein juga dapat menimbulkan rasa nyeri pada

4
pinggang akibat peradangan atau kerusakan jaringan parenkim ginjal karena saat
radang mediator ini dilepas untuk merangsang pusat senor nyeri. Selain itu karena
adanya kelainan pada medulla ginjal yang mengakibatkan gangguan dalam
pemekatan urin ditambah lagi peningkatan GFR akibat mekanisme radang pada
ginjal mengakibatkan timbulnya poliuri sehingga dapat terjadinya gangguan
eliminasi urin ( Dipiro, 2005)

Infeksi bakteri pada ginjal jugadapat disebarkan melalui alat-alat seperti


kateter dan bedah urologis. Bakteri lebihmudah menyerang ginjal bila terdapat
hambatan atau obstruksi saluran kemih yangmempersulit pengeluaran urin, seperti
adanya batu atau tumor. Pada pielonefritis akut, inflamasi menyebabkan
pembesaran ginjal yang tidaklazim. Korteks dan medula mengembang dan
multipel abses. Kalik dan pelvis ginjal juga akan berinvolusi. Resolusi dari
inflamasi menghasilkan fibrosis dan scarring.Pielonefritis kronis muncul stelah
periode berulang dari pielonefritis akut. Ginjal mengalami perubahan degeneratif
dan menjadi kecil serta atrophic. Jika destruksinefron meluas, dapat berkembang
menjadi gagal ginjal ( Shulman,1975)

2.4 Tanda dan gejala Pyelonefritis


Gejala yang paling umum dapat berupa demam tiba-tiba. Kemudian
dapatdisertai menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan muntah. Pada
beberapa kasus juga menunjukkan gejala ISK bagian bawah yang dapat berupa
nyeri berkemih dan frekuensi berkemih yang meningkat. Dapat terjadi kolik
renalis, di mana penderita merasakan nyeri hebat yang disebabkan oleh kejang
ureter. Kejang dapat terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi atau karena
lewatnya batu ginjal. Bisa terjadi pembesaran pada salah satu atau kedua ginjal.
Kadang juga disertai otot perut berkontraksi kuat (Di piro,2005).
Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih
sulituntuk dikenali.
a. Pyelonefritis akut ditandai dengan :
pembengkakan ginjal atau pelebaran penampang ginjal.

5
Pada pengkajian didapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil,
nausea, nyeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya
kelemahan fisik.
Pada perkusi di daerah CVA ditandai adanya tenderness. Klien
biasanya disertai disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari.
Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria
dengan bauyang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah
putih.
b. Pielonefritis kronis
Terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang, sehingga kedua ginjal
perlahan
lahan menjadi rusak. Tanda dan gejala:
o Adanya serangan pielonefritis akut yang berulang-ulang
biasanya tidak mempunyai gejala yang spesifik.
o Adanya keletihan.Sakit kepala, nafsu makan rendah dan BB menurun.
o Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia, asidosis,
proteinuria,pyuria dan kepekatan urin menurun.
o Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami
gagal ginjal.
o Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks.
o Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan
luka padajaringan.
o Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hipertensi.

Manifestasi Klinis

Pielonefritis Akut:
Demam
Menggigil
Nyeri panggul
Nyeri tekan pada sudut kostovetebral
Lekositosis

6
Adanya bakteri dan sel darah putih pada urin
Disuria
Pielonefritis Kronis:
Tanpa gejala infeksi, kecuali terjadi eksaserbasi
Keletihan
Sakit kepala
Nafsu makan rendah
Poliuria
Haus yang berlebihan
Kehilangan berat badan
Infeksi yang menetapkan menyebabkan jaringan parut di
ginjal dan akhirnya diserta gagal ginjal

2.5 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis


pielonefritis adalah:
1. Whole blood
Pemeriksaaan darah terdiri atas pemeriksaan kadar hemoglobin,
leukosit, laju endap darah, hitung jenis leukosit dan trombosit
Pada penderita pielonefritis hasil pemeriksaan darah rutinnya
menunjukkan penurunan leukosit dan peningktan laju endap
darah
2. Urinalisis
Pemeriksaan dilakukan jika adanya dugaan infeksi saluran
kemih. pada pria sampel urin yang diabil urin bagian tengan
sedangkan pada wanita di ambil melalui katerisasi, sedangkan
pada bayi di ambil urin dari aspirasi superpubrik atau alat
penampung urin.
Adanya kuman di dalam urin jika dibiakkan dalam medium
tertentu untuk mencari jenis kuman sekaligus sensitifitas kuman

7
terhadap antibiotik yang diujikan. Pada pasien pielonefritis pad
pengujiannya terdapat bakteriuria.
3. USG dan Radiologi : USG dan rontgen bisa membantu
menemukan adanya batu ginjal, kelainan struktural atau
penyebab penyumbatan air kemih lainnya
4. Pemeriksaan IVP : Pielogram intravena (IVP)
mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas struktur. Pada
penderita pielonefritis adanya pembesaran pada ginjal

3. Penatalaksanaan medik
Pielonefritis akut
Infeksi ginjal akut setelah diobati beberapa minggu biasanya akan sembuh
tuntas. Namun residu infeksi bakteri dapat menyebabkan penyakit kambuh
kembali terutama pada penderita yang kekebalan tubuhnya lemah seperti
penderita diabetes atau adanya sumbatan/hambatan aliran urin misalnya
oleh batu, tumor dan sebagainya.Penatalaksanaan medis (Barbara K. Timby
dan Nancy E. Smith, 2007):
Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-
obat antimikrobial seperti trimethroprim-sulfamethoxazole
(TMF-SMZ, Septra), gentamycin dengan atau tanpa ampicilin,
cephelosporin, atau ciprofloksasin (cipro) selama 14 hari
Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih,
meningkatkan rasa nyaman,dan meningkatkan kapasitas
kandung kemih menggunakan obat farmakologi tambahan
antispasmodic dan anticholinergic seperti oxybutinin
(Ditropan) dan propantheline (Pro-Banthine)
Pielonefritis Kronik
Agens Antimikrobial pilihan didasarkan pada identifikasi patogen melalui
kultur urin, nitrofurantion atau kobinasi sulfametoxazole dan trimethorprinm dan
digunakan untuk menekan pertumbuhan bakteri. Fungsi renal yang ketat,terutama
jika medikasi potensial toksik (Shulman et al,1994).

8
Pengobatan pielonefritis :

A. Terapi antibiotik untu membunuh bakteri gram positif maupun gram


negatif. Terapi kausal dimulai dengan kotrimoksazol 2 tablet 2x sehri
atau ampisilin 500 mg 4x sehari selama 5 hari. Setelah diberikan terapi
antibiotik 4-6 minggu, dilakukan pemeriksaan urin ulang untuk
memastikan bahwa infeksi telah berhasil di atasi.
B. Pada penyumbatan, kelainan struktural atau batu, mungkn perlu
dilakukan pembedahan dengan merujuk ke rumah sakit
C. Apibila pielonefritis kronisnya disebabkan oleh obstruksi atau refluks,
amka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut
D. Dianjurkan untuk sering minum air purih dan BAK sesuai kebutuhan
untuk membilas mikroba yang naik ke uretra

Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada pencegahan kerusakan


ginjal secara progresif.Penatalaksanaan keperawatan ( Barbara K. Timby dan
Nancy E. Smith ,2007):

Mengkaji riwayat medis, obat-obatan, dan alergi.


Monitor Vital Sign
Melakukan pemeriksaan fisik
Mengobservasi dan mendokumentasi karakteristik urine klien.
Mengumpulkan spesimen urin segar untuk urinalisis.
Memantau input dan output cairan.
Mengevaluasi hasil tes laboratorium (BUN, creatinin, serum
electrolytes), Memberikan dorongan semangat pada klien untuk
mengikuti prosedur pengobatan.Karena pada kasus kronis,
pengobatan bertambah lama dan memakan banyak biaya yang
dapat membuat pasien berkecil hati.

9
Pengobatan pielonefritis (Dipiro,2005):
Trimetroprim-sulfametoksazole 1 tablet dua kali sehari selama 14
hari
Siprofloxasin 500 mg dua kali sehari selama 14 hari
Norfloxasin 400 mg dua kali sehari selama 14 hari
Levofloxasin 250 mg sekali sehari selama 14 hari
Lomefloxasin 400 mg sekali sehari selama 14 hari
Enoksasin 400 mg dua kali sehari selama 14 hari
Amoksisilin klavulanat 50 mg tiap 8 jam selama 14 hari

10
Logaritma Penatalaksanaan Pielonefritis menurut dipiro(Pada Wanita)

Lower tract symptoms

Urinalysis/Gram strain

Significant bacteriuria

Upper tract symptoms Symptomatic a


Acute pyelonefritis bacteruria

acute acute

Obtain urine culture Short-course therapy

acute ill
Acutally acute
High risk-patient
Clinical cure Clinical Failure

acute
acute acute
Urine culture
Oral therapy 2 wk Hospitalization
Parental antibiotic
acute
Negative Positiv

acute
Symptomatic acute
Petreat 2 wk
abacteriuria

acute
Urine culture
2 wk post therapy

11
Positiv Negative

acute
Recurrence acutecure
Clinical

acute acute
pelapse reinfection

Urologic work-up
acute acute
Frequent episodes Infrequent episodes

acute
Symptomatic
acute Treath
acute each
abacteriuria episodes

acute

12
Logaritma penatalaksanaan Pielonefritis menurut dipiro (pada laki-laki)

Lower tract symptoms

Sign of acute prostatitis or


pyelonefritis

Hospitalization Complicated infection


Parental antibiotik 2 wk Urine culture

Follow-up urine culture Treat 2 wk


2 wk posttherapy
Clinical cure

positiv negativ

Prostatic source Clinical cure


Treat for 6 wk

No further work-up Repeat urine culture


Consider urologic
evaluation

Treat for prostatic source


6 wk of therapy

Repeat urine culture

negativ positive

No further treatmen Consider long-term


Supression/sengery

13
BAB III

PENYELESAIAN KASUS

A. Kasus

Nona WS wanita berumur 26 tahun, sebelumnya merasa fit dan baik, ia


mengaku memiliki riwayat 2 hari menggigil, disertai dengan demam tinggi dan
nyeri pada sendi dan otot termasuk nyeri pinggang, yang membuat lebih buruk
pada gerakan dia juga mengeluh mual, kehilangan appetide dan sakit kepala. pada
pemeriksaan di dapat:

-Temperatur: 38,5C

-tanda urinalisis hematuria dan bau yang tidak sedap

-Kreatinin serum: 136mol/L (normal: 65-115mol/L

-Urea serum: 8,4 mmol/L (normal: 3,0-6,5mmol/L)

dokter menyarankan set lengkap tes darah, termasuk u & e, hitung darah lengkap,
kultur darah, sampel urin untuk urinalisis dan kultur, dan USG ginjal. diagnosis
pielonefritis bakteri akut dibuat, yang kemudian dikonfirmasi ketika kultur urin
tumbuh E.coli. nona WS diresepkan ciprofloxacin, awalnya 400mg dua kali sehari
dengan infus intravena, mengkonversi setelah 48 jam untuk dosis 500mg dua kali
sehari secara oral untuk total perawatan 14 hari.

B. Penatalaksanaan terapi
Penatalaksanaan dengan menggunakan metode SOAP:
a. Nama pasien: nona WS
b. Umur: 26 tahun
c. Subjek: 2 hari menggigil, disertai dengan demam tinggi dan nyeri
pada sendi dan otot termasuk nyeri pinggang, yang membuat lebih
buruk pada gerakan , mual, sakit kepala. tanda urinalisis hematuria
dan bau yang tidak sedap

14
d. Objek:
Nona WS berumur 26 tahun:
Temperatur: 38,5C
Kreatinin serum: 136mol/L (normal: 65-115mol/L
Urea serum: 8,4 mmol/L (normal: 3,0-6,5mmol/L)
e. Assasement: Nona WS mengalami infeksi saluran bawah
(pielonefritis) akut tidak komplikasi . Pemilihan terapi farmakologi
sesuai dengan gejala dan terapi untuk membunuh bakteri penyebab
infeksi. Selain itu terapi non farmakologi juga dilakukan sebagai
penunjang penyembuhan bagi nona WS .
f. Plan:
1. Secara farmakologis
a. Tujuan Terapi Farmakologi:
1.meredakan gejala menifestasi klinis akibat adanya infeksi
2.membunuh bakteri penyebab infeksi
3.meredakan mual dan muntah

b. Adapun terapi Farmakologi sebagai berikut:

pemberian obat analgetik dan antipiretik seperti parasetamol


akan sangat bermanfaat dalam mengatasi suhu tubuh yang tinggi
atau demam maka diberikan parasetamol 500mg tablet diminum
3 kali sehari hingga suhu tubuh kembali normal.
Pemberian obat antibiotik untuk membunuh bakteri yang
menyebabkan infeksi, dengan memberikan Ciprofloxacin dosis
400mg 2 kali sehari secara iv .
Dan dosis 500mg 2 kali sehari oral selama 14 hari perawatan
Pemilihan Ciprofloxacin karena Ciprofloxasin mempunyai efek
yang bagus dalam membunuh bakteri garam negatif.
Pemberian Domperidon 10mg 3 kali sehari untuk meredakan
rasa mual muntah.

15
2. Secara non farmakologis
Minum air yang banyak.
Sering buang air kecil dan jangan menahan keinginan buang air
kecil.
Kencinglah setelah berhubungan seksual.
Bagi perempuan, bersihkan dan keringkan vagina setelah buang
air kecil atau buang air besar dengan benar. Bersihkan dari depan
ke belakang, bukan dari belakang ke depan.
Bersihkan vagina dan anus dengan perlahan-lahan.
Jangan gunakan sabun pembersih khusus yang dijual bebas di
pasaran.

16
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Pyelonefritis merupakan infeksi bakteri pada ginjal, tubulus, dan jaringan


interstitial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih
mellui uretra dan naik ke ginjal. Terbagi menjadi dua yaitu pyelonefritis akut dan
kronis.

Adapun gejala pyelonefritis yaitu :

Pielonefritis Akut:
Demam
Menggigil
Nyeri panggul
Nyeri tekan pada sudut kostovetebral
Lekositosis
Adanya bakteri dan sel darah putih pada urin
Disuria
Pielonefritis Kronis:
Tanpa gejala infeksi, kecuali terjadi eksaserbasi
Keletihan
Sakit kepala
Nafsu makan rendah
Poliuria
Haus yang berlebihan
Kehilangan berat badan
Infeksi yang menetapkan menyebabkan jaringan parut di
ginjal dan akhirnya diserta gagal ginjal

Pengobatan Pyelonefritis menurut di piro yaitu:

17
Trimetroprim-sulfametoksazole 1 tablet dua kali sehari selama 14
hari
Siprofloxasin 500 mg dua kali sehari selama 14 hari
Norfloxasin 400 mg dua kali sehari selama 14 hari
Levofloxasin 250 mg sekali sehari selama 14 hari
Lomefloxasin 400 mg sekali sehari selama 14 hari
Enoksasin 400 mg dua kali sehari selama 14 hari
Amoksisilin klavulanat 50 mg tiap 8 jam selama 14 hari

18
DAFTAR PUSTAKA

Di piro,joseph T,2005 Pharmakoteraphy: A Pathophisiology approach, McGraw


: New York

Shulman, Standford T.John P Phair,1975 Dasar Biologis Dan Klinis Penyakit


Infeksi ,diterjemahkan oleh Samik Wahab, UGM Press :Yogyakarta

Suyono, Salmet,2001Buku Ajar Penyakit Dalam UI Press: Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai