Anda di halaman 1dari 162

LAPORAN KERJA PRAKTEK

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek Kerja Industri merupakan bagian dari


sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu
antara pelatihan di lembaga pelatihan/industri dengan
bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan
pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih
berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau
jasa di industri, dalam rangka menguasai keterampilan atau
keahlian tertentu. Adanya kecenderungan mahasiswa yang
kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan kerja karena
kurangnya pengalaman praktis dalam waktu studi formal,
sehingga menyebabkan praktek kerja industri menjadi
salah satu sarana yang penting untuk mengatasi kondisi
tersebut.

Alasan adanya pelaksanaan praktek kerja industri


adalah karena adanya tuntutan dari industri akan tenaga
ahli yang berkualitas dan profesional, sebab mahasiswa

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

selama ini cenderung setelah menyelesaikan studinya


kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan pekerjaan yang
sebenarnya. Oleh sebab itu, melalui praktek kerja industri
ini, diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman
praktis sehingga dapat dijadikan nilai tambah yang berarti
serta mampu memecahkan segala kendala di dalam
pekerjaan.

Tempat kerja praktek di PT. PG Candi Baru


Sidoarjo terkait dengan sistem pembangkitan listrik tenaga
uap yang dimiliki oleh pabrik. Selain itu sistem instalasi
atau pembagian beban dari pembangkit listrik tenaga uap
untuk seluruh operasional pabrik. Keduanya berhubungan
dengan apa yang dipelajari saat kuliah. Dan diharapkan
apa yang dipelajari saat kuliah dapat diterapkan dengan
baik di tempat kerja praktek.

1.2 Tujuan

Dengan adanya kegiatan diluar kampus dalam


rangka kerja praktek di perusahaan, maka kegiatan KP ini
diharapkan dapat mencapai tujuan :

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

1. Menjalin hubungan dan kerjasama yang erat baik


antara PENS dengan pihak industri atau perusahaan
yang bersangkutan dan hubungan antar mahasiswa
yang berasal dari perguruan tinggi yang berlainan.

2. Menjadi media pembelajaran bagi mahasiswa Teknik


Elektro Industri untuk mengetahui fakta dan aplikasi
Teknik Elektro di dunia industri, yang sinergis
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
didapatkan di bangku kuliah.

3. Memperoleh informasi mengenai perkembangan ilmu


pengetahuan di bidang elektronika terutama dalam
penerapannya dalam dunia industri.

4. Mempersiapkan mahasiswa Teknik Elektro Industri


sebagai lulusan yang mampu menghadapi pasar
bebas dan globalisasi dengan membentuk
kepercayaan diri dalam proses penyesuaian di
lingkup kerjanya.

5. Syarat kelulusan mata kuliah kerja praktek di Prodi D3


dan D4 Teknik Elektro Industri PENS.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

1.3 Manfaat

1. Bagi Mahasiswa :

- Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapat


pada industri.

- Meningkatkan kreatifitas dan keteramplian


mahasiswa.

- Menambah wawasan dan pengalaman selaku


generasi muda yang dididik untuk siap terjun
langsung di masyarakat khususnya di dunia kerja.

- Menyiapkan diri untuk menghadapi persaingan


dan tantangan dalam menghadapi permasalahan
yang timbul di dunia industri.

2. Bagi PENS

- Sarana pengenalan perkembangan IPTEK


khususnya teknik elektro industri dan sebagai
bahan pertimbangan dalam penyusunan program
di PENS.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

- Sebagai bahan masukan dan evaluasi program


pendidikan di PENS untuk menghasilkan tenaga -
tenaga trampil sesuai kebutuhan industri .

3. Bagi PT. PG Candi Baru Sidoarjo

- Untuk meningkatkan hubungan kerja sama yang


baik dengan PENS khususnya Teknik Elektro
Industri.

- Untuk sebagai sarana mengetahui kualitas


pendidikan terutama mahasiswa Teknik Elektro
Industri PENS.

- Untuk sebagai sarana memberikan kriteria tenaga


kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan

1.4 Ruang Lingkup

Permasalahan yang dibahas selama kegiatan kerja


praktek adalah sebagai berikut :

1. Sistem pembangkitan tenaga listrik PT. PG Candi Baru


Sidoarjo

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2. Sistem distribusi listrik pada PT. PG Candi Baru


Sidoarjo

3. Proses produksi gula secara umum

4. Sistem Instalasi PT. PG Candi Baru Sidoarjo

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Sesuai dengan kalender akademik PENS dan


kesepakatan dengan pihak PT. PG Candi Baru Sidoarjo,
kegiatan kerja praktek dilaksanakan mulai tanggal 25 Juli
sampai dengan 19 Agustus 2016. Adapun rincian kegiatan
kerja praktek sebagai berikut:

WAKTU KEGIATAN

25 Juli Orientasi awal dan pengarahan tata tertib


perusahaan

26 30 Pemahaman proses pembuatan gula secara umum


Juli

1 Pemahaman proses penggilingan tebu di PT. PG


Agustus Candi Baru Sidoarjo

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

23 Pengamatan dan pengambilan data pada power


Agustus
house (boiler) sebagai penghasil supply turbin
PLTU dan sebagian ada yang digunakan untuk
proses produksi gula di PT. PG Candi Baru
Sidoarjo

46 Pengamatan dan pengambilan data pada Sentral


Agustus
Listrik yang ada di PT. PG Candi Baru Sidoarjo

8 Pengamatan dan pengambilan data pada TA


Agustus Shinko yang digunakan pada PLTU PT. PG Candi
Baru Sidoarjo

9 Konsultasi ke pembimbing perusahaan


Agustus

Tabel 1.1 Waktu Dan Pelaksanaan Kegiatan

1.6 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data


dan pembuatan laporan kerja praktek di PT. PG Candi
Baru Sidoarjo adalah sebagai berikut :

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

1. Metode Observasi

Metode ini dilakukan melalui pengamatan dan


penelitian secara langsung melalui kegiatankegiatan
dan pekerjaan yang dilakukan pada pelaksanaan KP di
PT. PG Candi Baru Sidoarjo.

2. Metode interview

Metode ini dilakukan dengan melakukan


wawancara langsung pada pihak yang bersangkutan
untuk mendapatkan data yang tepat dan benar.

3. Metode pustaka

Metode ini dilakukan dengan cara membaca,


mengamati, dan memahami dari sumber tertulis dan
media internet, sehingga diperoleh informasi yang
membantu proses penyusunan laporan ini.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

1.7 Sistematika Pembahasan

Dalam sistematika penyusunan laporan kerja


praktek ini pembahasan yang akan diuraikan adalah
sebagai berikut :

1. BAB I Pendahuluan

Memuat latar belakang, tujuan, ruang lingkup


masalah, waktu dan tempat pelaksanaan, metode
pengumpulan data, dan sistematika pembahasan.

2. BAB II Profil Perusahaan

Dalam bab ini dijelaskan tentang profil PT. PG


Candi Baru Sidoarjo.

3. BAB III Proses Produksi

Membahas tentang penjelasan proses


pembuatan gula mulai dari bahan baku sampai proses
pengepakan.

4. BAB IV Sistem Pembangkitan Listrik Tenaga Uap


di PT. PG Candi Baru Sidoarjo

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Membahas proses pembangkitan listrik tenaga


uap di PT. PG Candi Baru Sidoarjo.

5. BAB V Penutup

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari


hasil dan pembahasan yang telah dibahas serta saran
yang dapat diambil dari kegiatan kerja praktek.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


PT. PG. Candi Baru Sidoarjo berlokasi di Desa
Bligo, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo. PT PG.
Candi Baru Sidoarjo didirikan pada tahun 1832 oleh
keluarga The Goen Tjing dengan nama N. V. Suiker
Fabriek Tjandi. Pada tanggal 31 Oktober 1911
kepemilikan beralih pada keluarga Kapten Tjoa dengan
nama N. V. Suiker Fabriek Tjandi, yang disahkan oleh
Badan Hukum Panitia Pengadilan Negeri Surabaya No. 12,
sesudah PD II. Perusahaan ini sempat dikuasai oleh
Perusahaan Negara Perkebunan PTPN XXII. Jenis gula
yang dihasilkan SHS (Superior Hooft Suiker). Kepastian
itu sebesar 7500 kw tebu/hari.
Tahun 1941 pabrik ditutup dan dioperasikan
kembali pada tahun 1950 oleh orang Belanda. Setelah di
nasionalisasi, dalam rapat umum pemegang saham (RUPS)
tanggal 8 Februari 1962 yang disahkan oleh keputusan

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

menteri kehakiman RI no. Y>A>5/122/1 tanggal 14


Oktober 1962 namanya berubah menjadi PT. Pabrik Gula
Tjandi. Sebagian saham di jual kr H. Wiranto Bakrie.
Tahun1975 kapasitas ditingkatkan menjadi 12500 kw/hari
dan di tingkatkan lagi menjadi 15000 kw/hari pada tahun
1981 dengan produk gula SHS.
Sejak 1991, manajemen Pabrik Gula Tjandi di
pegang oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT. RNI).
Kemudian pada tahun 1992 PT. RNI memutuskan untuk
mengambil alih saham PT. PG. Candi Baru Sidoarjo
sebesar 55 % dari H. Wiranto Bakrie dan mulai masa
giling tahun 1993 namanya berubah menjadi PT. PG.
Candi Baru. Kapasitas giling ditingkatkan menjadi 17500
kw/hari pada tahun 1998 kapasitasnya menjadi 18500
kw/hari, dengan gula yang dihasilkan adalah 1100 kw/hari.

2.2 Visi dan Misi

Visi

Sebagai perusahaan terbaik dalam bidang


agroindustri, siap menghadapi tantangan dan unggul
dalam kompetisi global bertumpu pada kemampuan
sendiri (Own Capabilities).

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Misi

Menjadi perusahaan dengan kinerja terbaik


dalam bidang agroindustri yang dikelola secara
profesional dan inovatif dengan orientasi kualitas
produk dan pelayanan pelanggan yang prima (Exellent
Customer Service) sebagai karya sumber daya
manusia yang handal, maupun tumbuh dan
berkembang memenuhi harapan pihak-pihak
berkepentingan terkait.

2.3 Tujuan Ideal dan Budaya Perusahaan

Tujuan Ideal

1) Melaksanakan dan menunjang program


pembangunan ekonomi nasional yang berorientasi
global, khususnya disektor agroindustri.

2) Memiliki pertumbuhan reverenue diatas rata-rata


agroindustri dengan kinerja sangat sehat secara
berkeseimbangan.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

3) Menjadi perusahaan 5 terbaik yang bergerak dalam


bidang agroindustri.

4) Memiliki pelayanan pelanggan yang prima


(Exellent Customer Service).

5) Unggul dalam menghadapi kompetisi pasar bebas


dalam era globalisasi.

6) Menjadi tempat berkarya yang aman dan nyaman


bagi profesionalis yang berdedikasi tinggi.

Budaya Perusahaan

1) Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Jujur dan adil.

3) Rendah hati.

4) Terbuka.

5) Saling menghormati.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

6) Profesionalisme.

7) Kreatif.

8) Inovatif.

9) Team work.

10) Peduli lingkungan.

2.4 Struktur Organisasi


Struktur organisasi di PT. PG. Candi Baru terdiri
dari:

1. Board of Director

Dewan direksi dari PT. PG Candi Baru meliputi:

Director.

2. General Manager

General Manager merupakan pimpinan tertinggi di PT.


PG Candi Baru yang bertanggung jawab langsung
pada direktur PT. PG Candi Baru. Adapun tugas dari
General Manager adalah:

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

a. Menentukan kebijakan seluruh lingkungan pabrik


berdasarkan apa yang diharuskan oleh kantor
direksi dalam perencanaan kerja produksi dan
rencana anggaran.

b. Mengkoordinir dan mengawasi seluruh kegiatan


pabrik.

c. Bertanggung jawab pada Direktur.

d. Menyiapkan perhitungan anggran kerja setiap


tahun.

e. Membina hubungan baik dengan instansi


pemerintahan atau swasta.

3. Plantation Manager

Plantation Manager adalah manager yang menangani


bagian penanaman khususnya tebu yang merupakan
bahan baku pokok. Selain itu Platation Manager
bertanggung jawab langsung pada General Manager.
Tugas dari Plantation Manager adalah:

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

a. Mengusahakan area baru dan menandatangani


kontrak dengan petani tebu serta mengurus harga
pembelian tebu.

b. Mengajukan anggaran belanja kepada General


Manager.

c. Membagi semua pekerjaan kepada karyawan


dibagian tanaman.

d. Dibantu oleh kepala tebang dan angkut, kepala


rayon, serta sinder-sinder tebu.

4. Enginnering Manager

Enginnering Manager adalah manajer yang menangani


intalasai listrik dan mesin-mesin produksi.
Engineering Manager bertanggung jawab langsung
kepada General Manager. Tugas dari Engineering
Manager antara lain:

a. Mengurus persiapan perlengkapan (mesin-mesin


dan produksi) pada saat akan melaksanakan proses
produksi.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

b. Mengurus perbaikan dan perawatan mesin-mesin


produksi.

c. Mengajukan anggaran belanja untuk bagiannya,


seperti biaya perbaikan mesin-mesin produksi.

d. Membawahi langsung empat sub bagian yang juga


membantu dalam pelaksanaan tugasnya.Empat
sub bagian tersebut diantaranya:

1) Bagian gilingan

Bagian gilingan tugasnya adalah :

a) Mengawasi proses penggilingan tebu, dalam


memantau proses penggilingan dilakukan oleh
beberapa staf yang dilakukan secara bergilir.

b) Mengkonfirmasi kepada teknisi bila terjadi


kerusakan pada gilingan saat proses
berlangsung.

c) Mempersiapkan gilingan sebelum musim giling


tiba demi kelancaran proses giling berikutnya.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

d) Merawat gilingan, baik pada musim giling


maupun tidak.

2) Bagian ketel

Bagian ketel tugasnya adalah :

a) Memantau kerja ketel uap.

b) Mengkonfirmasi kepada teknisi bila terjadi


kerusakan pada ketel uap.

c) Mempersiapkan ketel sebelum musim giling


tiba demi kelancaran proses giling berikutnya.

d) Merawat ketel uap, baik pada musim giling


ataupun tidak.

3) Bagian listrik

Bagian listrik, tugasnya:

a) Mengontrol instalasi listrik pada saat


beroperasi.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

b) Mengontrol penggunaan listrik pada saat


beroperasi.

c) Mengkonfirmasi kepada teknisi bila terjadi


kerusakan pada instalasi.

4) Bagian besali

Bagian besali, tugasnya:

a) Memperbaiki perlengkapan mesin-mesin yang


rusak.

b) Menjaga mesin-mesin dalam keadaan baik.

5. Processing Manager

Processing Manager adalah manager yang menangani


bagian proses produksi. Processing Manager
bertanggung jawab langsung kepada General Manager.
Tugas dari Processing Manager adalah:

a. Menjaga kelancaran jalannya proses produksi.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

b. Mengajukan rencana anggaran belanja untuk


keperluan proses produksi kepada General
Manager.

c. Menandatangani surat-surat penting yang


berhubungan dengan keperluan produksi.

d. Membawahi langsung empat sub bagian yang juga


membantu dalam pelaksanaan tugasnya. Empat sub
bagian tersebut antara lain adalah:

1) Bagian Laboratorium

Bagian Laboratorium, tugasnya:

a) Mengawasi kadar nira dan pH.

b) Mengawasi kandungan yang terdapat pada


gula.

c) Merawat dan menjaga peralatan yang berada


pada laboratorium.

2) Bagian Pengolahan

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Bagian pengolahan tugasnya adalah :

a) Mengawasi kerja dari pan masak saat proses


pengkristalan agar tidak menjadi caramel.

b) Mengkonfirmasi pada teknisi bila terjadi


kerusakan pada pan masakan.

c) Mempersiapkan pan masakan sebelum musim


giling tiba demi kelancaran proses giling
berikutnya.

d) Merawat pan masakan, baik saat musim giling


maupun tidak.

3) Bagian Pabrik Tengah

Bagian pabrik tengah tuasnya adalah :

a) Mengontrol bagian instalasi tengah pada ssat


beroperasi.

b) Mengontrol semua unit pada pabrik tengah.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

c) Mengkonfirmasi kepada teknisi bila terjadi


kerusakan pada pabrik bagian tengah.

4) Bagian Puteran

Bagian puteran tugasnya adalah :

a) Mengontrol kerja puteran.

b) Mengontrol jumlah gula yang dihasilkan pada


stasiun puteran.

c) Mengkonfirmasi teknisi bila terjadi kerusakan


pada stasiun puteran.

d) Mempersiapkan puteran sebelum musim


giling tiba demi kelancaran proses produksi
berikutnya.

e) Merawat puteran baik pada musim giling


maupun tidak.

6. Accounting and Finance Manager

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Accounting and Finance Manager adalah manager


yang menangani bagian keuangan perusahaan.
Accounting and Finance Manager bertanggung jawab
langsung kepada Direktur. Tugas dari Accounting and
Finance Manager antara lain:

a. Mengontrol anggaran dan keuangan perusahaan.

b. Mengontrol pembukuan pada perusahaan.

7. HRD dan GA Manager

HRD dan GA Manager adalah manager yang


menangani masalah SDM dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur. Tugas dari HRD dan GA
Manager antara lain:

a. Mengerjakan administrasi personal terhadap


karyawan perusahaan.

b. Mengontrol pembukuan pada perusahaan.

c. Meningkatkan SDM.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2.5 Anak Perusahaan PT. Rajawali Nusantara


Indonesia (RNI)
PT. (Persero) Rajawali Nusantara Indonesia
merupakan induk perusahaan (Holding Company) terhadap
anak-anak perusahaan sebagai berikut:

1. PT. PG. Rajawali I, Surabaya (Industry Gula, Partikel


Board).

2. PT. PG. Rajawali II, Cirebon (Industri Gula).

3. PT. PG. Candi Baru, Sidoarjo.

4. PT. Perkebunan Mitra Ogan, Sumatra Selatan.

5. PT. Perkebunan Mitra Ogan, Sumatra Barat.

6. PT. PG. Madu Baru, Yogyakarta (Industri Gula).

7. PT. Thropy Rajawali Banjaran, Jakarta (Industri Alat


Kesehatan).

8. PT. Pharpos, Semarang (Industri Farmasi).

9. PT. Mitra Rajawali Banjaran (Industri Kondom dan


Suntik Sekali Pakai).

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

10. PT. Rajawali Nusindo, Jakarta (Perdagangan Umum).

11. PT. GIEB Indonesia, Bali (Perdagangan Umum).

12. PT. Rajawali Citra Mas, Mojokerto (Industri Karung,


Plastik).

13. PT. Rajawali Tanjung Sari, Sidoarjo (Industri Kulit


Hewan).

Kepemilikan saham PT. Rajawali Nusantara


Indonesia terhadap PT. PG. Candi Baru sebagai anak
perusahaanya berupa 98,3 % saham, sehingga dalam
pengelolaannya tidak dipungut biaya manajemen
(management free) namun seluruh biaya dialokasikan
kepada dua pabrik gula berdasarkan perbandingan jumlah
gula masing-masing pabrik.

BAB III
PROSES PRODUKSI
3.1 Proses produksi
Proses memproduksi gula adalah proses dimana
merubah bahan baku (tebu) hingga sedemikain bisa

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

menghasilkan gula. Proses produksi ada beberapa bahan


yang digunakan anatara lain:

1. Bahan mentah

Bahan mentah yang digunakan adalah tebu yang


sesuai dengan ketentuan standart prusahaan. Bahan
mentah (tebu) didapatkan dari petani-petani tebu baik
dari sekitar Sidoarjo, Malang, Pasuruan, dll.

2. Bahan pembantu

Bahan pembantu yang digunakan adalah susu kapur,


belerang, air imbibisi, air tawar, kaporit, anti buih,
chloride dan phosphate. Tujuan penambahan bahan
pembantu ini adalah untuk pemurnian agar nantinya
gula yang dihasilkan bisa bagus dan berkualitas.

Produk yang dihasilkan adalah SHS (Super High


Sugar) yang berwarna putih. Hasil sampingan ini adalah
blotong yang digunakan untuk pupuk, ampas untuk bahan
bakar ketel sebagai sumber pembangkitan listrik tenaga
uap, serta tetes yang dapat digunakan untuk pembuatan
penyedap rasa,dll.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Dalam proses produksi pada PT. PG Candi Baru


melalui beberapa tahapan di beberapa stasiun antara lain
adalah:

1. Stasiun Persiapan.

2. Stasiun Pemotongan.

3. Stasiun Penggilingan.

4. Stasiun Pemurnian.

5. Stasiun Pemasakan.

6. Stasiun Pendinginan.

7. Stasiun Puteran.

8. Stasiun Pengeringan dan Pengemasan.

3.1.1 STASIUN PERSIAPAN


Stasiun persiapan adalah tahapan tahapan paling
awal (persiapan) yang bertujuan untuk menjaga tebu
yang di dapat dari petani tidak mengalami
keterlambatan dan persediaan yang akan diproses harus

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

tetap ada. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan


dalam proses persiapan adalah:

a. Persiapan Tebu

Pada tahapan ini dipilih tebu dari petani yang


benar-benar berkualitas. Tebu dapat ditebang dan
dibawa ke pabrik untuk digiling jika sudah tiba waktu
tebang atau dianggap tebu sudah cukup umur agar tebu
yang akan diolah tidak terlalau tua maupun muda. Tebu
yang telah dipanen harus segera dibawa ke pabrik agar
mutu dari tebu tetap terjaga. Kualitas yang menjadi
parameter dari tebu adalah NIRA yang terkandung
didalamya. Nira adalah sari tebu yang nantinya akan
menjadi gula. Semakin banyak kandungan nira, maka
semakin baik kualitasnya. Karena terkadang lebih
banyak kandungan airnya daripada kandungan niranya.

b. Pengankutan Tebu Menggunakan Truk

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Proses pengangkutan tebu yang dilakukan di PT.


PG Candi Baru yaitu menggunakan truk. Selain itu juga
menggunakan lori sebagai tempat persediaan tebu yang
akan digiling. Banyak lori yang digunakan di PT. PG
Candi Baru sebanyak 2700 lori. Pengangkutan
menggunakan truk perlu dipindahkan ke lori untuk
ditimbang ulang dan sebagian lagi bisa langsung
digiling untuk truk yang dilengkapi dengan sling giling.

c. Penimbangan Tebu

Tujuan penimbangan tebu adalah untuk mengetahui


banyaknya tebu yang diterima dari kebun dan petani.
Untuk mengetahui berat dari tebu yang akan digiling,
maka dilakukan dua kali penimbangan yaitu:

1) Timbangan Bruto: penimbangan yang dilakukan


pada truk yang memuat tebu sehingga diketahui berat
kotornya (berat truk + berat tebu).

2) Timbangan Tarra: penimbangan yang dilakukan pada


truk yang telah dibongkar muatannya sehingga
diketahui berat bersih tebu.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

d. Pengangkutan Tebu

Dari Emplacement pabrik untuk ditimbang, selanjutnya


tebu dimasukkan kedalam lori-lori yang ditarik oleh
traktor menuju cane table pada stasiun gilingan.

3.1.2 STASIUN PEMOTONGAN

Stasiun pemotongan adalah proses dimana tebu


dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil agar lebih
mudah dan maksimal pada saat digiling. Tetapi sebelum
dipotong, tebu terlebih dahulu diangkat dari lori/truck
menuju meja tebu menggunakan cane hoist.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 3.1 Cane Hoist

Setelah tebu diangkat dari lori/truck dengan menggunakan


cane hoist, tebu kemudian diletakkan pada meja tebu
(Cane Table).

Gambar 3.2 Cane Table

Setelah tebu berada diatas meja, tebu dibawa menuju


mesin pemotongan (Cune Cutter). Tebu yang awalnya dari
petani masih berupa tebu utuh panjang-panjang,
selanjutnya tebu dipotong menjadi lebih kecil sekitar
ukuran 50 cm dengan tujuan agar lebih mudah dan
maksimal pada saat proses penggilingan. Namun sebelum
masuk ke proses penggilingan, setelah dipotong tebu

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

ditumbuk atau dipukul dan dihancurkan menggunakan


mesin Unigrator.

Gambar 3.3 Cane Cutter

Pada proses ini juga dilengkapi sistem otomasisasi


yaitu Analisa Rendemen Individu (ARI), yang dimana hal
ini dilakukan untuk mengambil sampel yang nantinya akan
dianalisa dari hasil penggilingan tebu murni pada awal
sebelum tercampur apa-apa. Hal ini bertujuan untuk
melihat kualitas dari tebu petani mana yang memiliki
kandungan gula sangat banyak. Proses ini dilakukan

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

dengan cara, ada semacam sensor proximity yang dipasang


pada motor dari penggerak cane carrier 1 dan cane carrier
2. Putaran motor telah disetting sedemikian hingga sampai
didapatkan putaran yang dimonitor dengan menggunakan
led berjalan. Pada cane carrier 1 ini merupakan meja
pembawa tebu dari pengangkutan awal menuju cune cutter
sampai Unigrator, dimana kondisi ini pada alat monitoring
analisa rendemen individu (ARI) diindikatorkan dengan
led berwarna hijau. Setelah melewati cune cutter,
selanjutnya tebu melewati cane carrier 2 yaitu meja
pembawa tebu dari Unigrator menuju mesin panggiling 1
dimana kondisi ini pada alat monitoring analisa rendemen
individu (ARI) diindikatorkan dengan led berwarna merah.
Setelah led indikator merah selelsei berjalan hingga akhir
sebagai monitoring cane carrier 2 maka menandakan
bahwasannya tebu telah melewati gilingan 1. Pada kondisi
ini, secaa otomatis akan keluar air tebu hasil gilingan 1
melalui kran pada ruangan analisa rendemen individu yang
selanjutnya akan dianalisa kandungan niranya sebagai
parameter kualitas tebu yang didapat dari petani mana
yang memeliki kandungan gula sangat banyak. Setelah
keluar hasil perasan tersebut, maka analisa rendemen

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

individu (ARI) akan berproses kembali seperti awal hingga


seterusnya secara berkelanjutan.

Gambar 3.4 Analisa Rendemen Individu (ARI)

3.1.3 STASIUN PENGGILINGAN

Stasiun penggilingan adalah dimana suatu proses


pengambilan sari tebu (nira) mentah dari tebu dan

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

memisahkann dari ampasnya dengan proses penggilingan.


Pada proses ini, tebu yang sudah dihancurkan oleh
unigrator maka akan dibawa menuju mesin penggilingan.
Pada PG. Candi Baru Sidoarjo ini menggunakan 4 unit
mesin penggilingan. Ada yang sedikit berbeda pada tahun
2016 ini dibanding tahun-tahun sebelumnya, yaitu salah
satu dari empat mesin penggiling dicoba dengan
menggunakan tenaga 3 motor induksi sedangkan pada
penggiling dua, tiga, dan empat masih menggunakan
penggiling tenaga uap. Pada tahun ini mencoba
menggunakan motor listrik yang nantinya dilihat dari segi
keefisiensinya. Jika dirasa pada tahun ini dengan
menggunakan motor biaya produksi dan proses produksi
lebih maksimal maka secara bertahap ketiga mesin
penggiling akan diganti dengan menggunakan motor listrik
juga.
Pada PT. PG. Candi Baru menggunaka 4 unit gilingan
yang disusun secara seri, dimana tiap-tiap gilingan terjadi
2 proses pemerahan yaitu pada bagian rol depan dan rol
belakang. Fungsi dari gilingan tersebut adalah memerah
tebu yang telah dicacah hingga kadar zat kering ampas
tebu mencapai 50 51% dan hasil nira ekstrasi didapat
semaksimal mungkin.
Penggilingan I

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Proses Tebu yang telah menjadi serpihan-serpihan atau


bagian-bagian kecil dari proses penumbukan oleh
unigrator dibawa menuju ke penggilingan I, ada tiga
silinder yang digerakkan oleh motor induksi pada
penggiling 1 ini. Mesin penggiling 1 ini menggunakan
inverter untuk mengatur keceptan motor yang dikontrol
oleh sensor yang dipasang pada tandon penggiling. Tebu
dihantarkan oleh silinder depan dan mengalami penekanan
dari silinder atas. Silinder atas menekan secara hidrolik
dengan tujuan meminimalisir slip dan kepatahan pada alat.
Pada penggilingan I, dari nira I akan dihasilkan nira
mentah dan ampas, ampas yang dihasilkan akan dibawa
menggunakan intermediate carrier yang berupa jeruji besi
yang berputar ke gilingan II. Sedangkan nira mentah akan
dialirkan dan ditampung pada bak-bak nira mentah. Pada
bak nira mentah I ditambahkan H3PO4 fungsi penambahan
H3PO4 adalah untuk menetralkan nira karena H 3PO4
bersifat asam sehingga akan mempercepat proses
pengendapan nira pada stasiun pemurnian.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 3.5 Mesin Penggilingan 1

Penggilingan II
Setelah melewati penggilingan 1, Selanjutnya ampas
yang berasal dari penggilingan I diangkut menuju ke
penggilingan II. Sebelum ke penggilingan, ampas masuk
terlebih dahulu pada tandon penampungan. Pada tendon
penampungan ini dilengkapi sensor photo transistor untuk
memonitoring tingginya ampas yang ada pada tendon
penampungan ini. Monitoring ketinggian ini dibagi
menjadi 3 sub yaitu high medium low. Hal ini dilakukan
agar penggilingan lebih maksimal tanpa terjadi
keterlambatan ampas yang digiling atau terlalu banyaknya

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

ampas yang masuk ke penggilingan yang dapat


mengakibatkan mesin bekerja kurang maksimal.

Gambar 3.6 Sensor Pada Tandon Penampungan Ampas

Pada penggilingan 2 ini, mesin yang digunakan


berbeda dengan penggilingan yang ada di penggilingan 1
yang sudah menggunakan motor untuk menggerakkan
penggilingnya. Pada penggilingan 2 ini masih
menggunakan mesin yang digerakkan oleh uap yang
bertekanan tinggi (superheat). Uap bertekanan tinggi yang
dihasilkan dari proses pemasakan pada boiler ini

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

digunakan untuk memutar 3 silinder gilingan. Untuk


mengatur kecepatan dari generator ini digunakan governor.
Governor ini dikopel dengan sebuah motor servo 24Volt
untuk mengatur tuas. Tuas ini nantinya sebagai pengatur
valep yang berfungsi sebagai pintu gerbang masuknya uap
yang menggerakkan generator. Motor servo ini hanya
sebagai pengganti buka tutup dari valep yang biasanya
masih dilakukan secara manual. Sehingga, jika kurang
cepat atau terlalu cepat putarannya tinggal memutar motor
servo tersebut untuk membuka atau menutup valep
masuknya uap.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 3.7 Motor Servo Pengatur Kecepatan


Generator

Sebelum nira masuk ke penggilingan II, terlebih


dahulu ampas diberi air panas dengan suhu 70 - 80C
dengan tujuan untuk mengambil gula yang terkandung
dalam ampas sehingga memaksimalkan pengeluaran nira
dari sel tebu. Hasil pemerahan dari penggilingan II adalah
nira perahan II. Kemudian ampas dari penggilingan 2 ini
diumpankan ke gilingan III, seperti halnya pada nira
gilingan I nira dari gilingan II ditampung pada bak nira
mentah dan diberi Ca(OH)2 untuk menaikkan pH dan
H3PO4 untuk menetralkan nira. Penetralan ini bertujuan
agar nira tidak mengalami kerusakan sukrosa.
Gilingan III
Pada gilingan III ini hampir sama dengan gilingan II,
ampas yang berasal dari gilingan II diangkut menuju ke
gilingan III dengan menggunakan intermediate carrier.
Ampas pada gilingan III selanjutnya disalurkan menuju ke
gilingan IV.
Gilingan IV
Gilingan IV ini mengolah ampas yang berasal dari
gilingan III. Gilingan IV ini tidak jauh berbeda dengan
proses gilingan-gilingan sebelumnya. Ampas pada gilingan
IV diperoleh dari gilingan III yang dibawa dengan

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

menggunakan intermediate carrier. Hasil nira pada gilingan


ini akan dialirkan ke ampas II sedangkan hasil ampasnya
akan dibawa menuju ke bagase elevator yang akhirnya
bdigunakan sebagai bahan bakar pada bolier.

Gambar 3.8 Gilingan 2, 3, dan 4

3.1.4 STATSIUN PEMURNIAN


Pada proses berikutnya yaitu nira hasil
penggilingan dibawa menuju stasiun pemurnian. Stasiun
pemurnian merupakan stasiun dimana terjadi proses
pemisahan antara nira mentah dengan bahan yang tidak
mengandung bahan yang mengandung bakal calon gula.
Nira mentah yang dihasilkan dari stasiun penggilingan
bersifat asam dengan pH sekitar 5,5 6,0 berwarna

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

kecoklatan dengan kondisi agak keruh karena masih


tercampur kotoran-kotoran. Kotoran-kotoran yang ada
berupa tanah, zat-zat organik, protein lemak, zat lilin, zat
warna, klorofil, serta bahan-bahan anorganik seperti
kalium, kalsium, magnesium, natrium, aluminium, besi
dan sebaginya.
Pada stasiun ini nira akan dikumpulkan dalam
sebuah bak yang nantinya nira dengan sendirinya akan
terpisah dengan kotoran-kotoran berupa pasir. Hal ini
menggunakan prinsip pasir akan terpisah karena memiliki
beban jenis yang lebih berat sehingga akan mengendap di
bawah bak penampung. Kotoran-kotoran tersebut
diendapkan agar mendapatkan produk gula yang sebaik
mungkin kualitas dan kuantitasnya. Peralatan-perlatan
yang digunakan pada stasiun pemurnian yaitu:

a. Juice heater

Nira yang telah ditimbang dan diberi Asam Phosphat


pada peti tunggu dialirkan menuju juice heater atau
pemanas pendahuluan dengan suhu 70oC(suhu
optimum). Dan pada juice heater II dioperasikan dengan
suhu 100oC. Untuk pemanas juice heater I dan II masing
masing mengguakn 4 buah sumber panas yang dipakai

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

pada juice heater berasal dari sisa uap dari turbin (ablas)
dan nira bekas dari sebagian nira pada evaporator
(bleeding).

1. Flash tank

Berfungsi sebagai tempat keluaran gas dalam nira


sehingga tidak mengganggu dalam proses pengendapan
flash tank berbentuk silinder tegak yang dilengkapi
dengan cerobong keluaran pada bagian atas.

Prinsip kerja dari flash tank:

Nira masuk pada sampiung atas secara tangensial


sehingga gelembung gelkembung gas dalam nira akan
pecah dan gas gasnya akan keluar dari nira naik keatas
dan keluar dari flash tank melalui cerobong bagian atas.

2. SRI (Sugar Research Institute)

Berfungsi sebagai tanki pengnedapan yang akan


mengendapkan kotoran dlam nira dan berfungsi
memissahkna nira jernih dan nira kotor.alat ini
berfungsi dengan sistem kontinyu yang dalam proses
pengendapannya berdasarkan gaya gravitasi sehingga

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

terbentuk 2 lapisan yaitu nira baguian atas adlah nira


nira jernih (clear juice) dan nira bagian bawah yaitu nira
kotor (muddy juice). Proses mempercepat pengendapan
dibantu oleh flokulan.

Nira jernih dari SRI (Sugar Research Institute)


dialirkan ketempat penyaringan yang selanjutnya bagian
bersih dialirkan ke stasiun openguapan sedangkan
bagian yang kotor dari penyaringan dialirkan menuju
tanki tunggu nira mentah tersulfir . nira kotor dari SRI
dibawa kemixer untuk diberi bahan bahan pembantu
sebelum dialirkan pada vacuum filter.

3. Bejana sulfitasi

Berfungsi sebagai tempat pencampuran antara


susukapur dalam nira dengan gas SO 2 , sehingga nira
yang keluar dari sakarat mempunyai pH 9,5 menjadi
netral dengan pH 7,2 . setelah keluar dri bejana
sulfitasi , tujuan utama dari penambahan gas SO 2 adlah
menetralkan pH dan membentuk endapan CaSO 3 yang
dapat memabsorpsi endapan yang terdapat dalam nira.
Penambahan gas SO2 yang berlebihan menyebabkan

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

terbentuknya Ca(HSO3)2 yang mudah larut sehingga


akan mempengaruhi proses pengendapan.

4. Sakarat

Berfungsi sebagai tempat penambahan nira dengan


susu kapur.

5. Rotary vacuum filter

Berfungsi untuk memisahkan nira kottor hasil


pengendapan dari SRI dari zat padat yang
dikandungnya. Hasil dari pemisahan ini adalah nira
tapis dan blotong. Rotary vacum filter ini memiliki
bentuk silinder panjang yang dipasang secara
horizontal, pada alat ini terdapat pompa vacum yang
dihubungkan dengan drum filter yang berkerak
memutar.

Proses yang terjadi pada vacum filter berdasarkan


bagian pada silinder:

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

1. Daerah no vacum

Merupakan daerah pelepasan blotong dari silinder.


Pelepasan blotong ini dilakukan dengan sekrop dan
kemudian blotong tersebut jatuh ke belt conveyor dan
dibawa keluar untuk dikumpulkan ditempat
penampungan tersendiri.

2. Daerah high vacum (50 60 cm/Hg)

Merupakan daerah yang berfungsi untuk


menyerap nira yang telah menempel secara penuh
pada daerah ini dengan menyemprotkan air panas agar
yang terkandung dalam nira kotor dapat diserap
semaksimal mungkin.

3. Daerah low vacum (30 40 cm/Hg)

Merupakan daerah yang tercelup dengan nira


kotor dan berfungsi menempelkan nira kotor.

Proses Pemurnian
Nira mentah yang sudah ditimbang dipanaskan pada
juice heater I dengan suhu 70C. Setelah itu nira dialirkan
ke dalam sakarat, pada sakarat nira ditambahkan susu

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

kapur dengan tujuan agar didapatkan pH yang diharapkan


yaitu 8,4 8,5. Setelah proses pada sakarat telah selesai,
nira dimasukkan ke dalam sulfur tower atau bejana
sulfitasi nira mentah. Pada sulfur tower dialirkan gas SO 2
untuk menetralkan kelebihan susu kapur dan membentuk
garam kalsium sulfit (CaSO3) yang berfungsi sebagai
endapan senyawa CaSO3 dan (Ca3(PO4)2) adalah senyawa
yang akan menarik kotoran-kotoran dalam nira dan
membentuk flok yang bisa mempercepat terjadinya proses
pengendapan dan juga berfungsi menurunkan pH menjadi
pH normal. Kemudian nira dialirkan menuju juice heater II
untuk dipanaskan dengan suhu 100C. Setelah proses
pemanasan, nira kembali dialirkan ke flash tank untuk
mengeluarkan gas-gas yang ada dalam nira yang biasanya
menggangu dalam proses pengendapan. Selanjutnya nira
dialirkan menuju tangki SRI (Sugar Research Institute)
atau door clarifier untuk penambahan flokulan sebagai
pemercepat proses pengendapan nira dan memisahkan
antara nira jernih dengan nira kotor. Nira yang jernih
dialirkan menuju ke DSN screen untuk disaring kembali
dan dilanjutkan ke stasiun penguapan. Sedangkan nira
kotor dari SRI tersebut di mixer.
Setelah di mixer, nira kotor tersebut dialirkan menuju
rotary vacum filter untuk dipisahkan dari blotongnya. Saat

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

proses dalam RVF, nira ditambahkan dengan ampas tebu


dan dispray air panas untuk memudahkan pengambilan air
nira.

Proses Pembuatan Susu Kapur


Proses Pembuatan Susu Kapur adalah :

A. Kapur tohor diangkut bucket elevator untuk


dimasukkan pada storage bin melalui bagian bawah
menuju rotary disolverdi dalam rongga storage bin
terdapat besi penghalang agar batu kapr tohor yang
jatuh ke rotary conveyor tidak terlalu banyak.

B. Rotary disolver yang berbentuk sekrop berputar


sehingga mendorong kapur masuk ke klabus
tromol. Sebelumnya kapur bubuk dan kerikil
mengalami penambahan air panas dengan suhu
80C untuk memudahkan bubuk kapur menjadi
susu kapur.

C. Penyaringan susu kapur yang halus difibrating


screnn sedangkan kerikilnya disaring pada saringan
yang memiliki lubang besar.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

D. Kerikil kapur yang ditampung dalam penampungan


sementara dan dialirkan ke tangki I dan II melalui
vibran screen. Endapan pasirnya akan tertinggal
dalam vibran screen.

Susu kapur akan digunakan pada stasiun


pemurnian. Kebutuhan kapur tohor untuk
pembuatan susu kapur sebesar 150 kg/1000 kw
tebu. Untuk mencegah terjadinya pengendapan
kapur masing-masing tangki diberi pengaduk
dengan kecepatan 40 rpm. Pada stasiun
pemurnian, susu kapur akan masuk pada kalk dozer
apoporat yang akan mengatur jumlah susu kapur.

E. Kalk dozer apoporator sebagai pengatur rate susu


kapur yang ditambahkan pada nira sehingga
perbandingannya sesuai dengan pH nira yang
keluar dari sakarat 8,5. Alat ini terdiri dari 2 bak
penampungan yaitu bak p[enampungan susu kapur
dan bak penampungan nira yang keduanya terdapat
pelampung. Kedudukan pelambung nira dan susu
kapur masing-masing vertikal dan sejajar. Kedua
pelampung dihubungkan dengan poros dan bandul
pemberat ketika nira masuk kedalam bak

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

penampungan maka pelampung pada nira akan naik


demikian juga pada pelampung susu kapur.
Kedudukan dari pelampung akan menentukan rate
dari nira maupun susu kapur yang keluar.

Proses Pembuatan Gas SO2


Untuk pembuatan gas SO2 dibutuhkan belerang
sebagai bahan baku utama. Proses tahapn awalnya adalah
belerang tersebut dimasukkan ke dalam cooler yang
berfungsi untuk mengatur masuknya belerang. Kemudian
belerang tersebut masuk kedalam rotary untuk dilakukan
proses pembakaran yang nantinya akan menghasilkan gas
SO2. Setelah itu hasil gas SO2 dialirkan ke water mantel.
Dari water mantel gas SO 2 dialirkan menuju sublimator
dan kemudian masuk ke tempu. Hal ini bertujuan untuk
menyaring kotoran-kotoran yang masih terbawa saat gas
SO2 melewati penyaringan yang diproses dalm water
mantel.
Setelah dari tempu, gas SO2 sudah dapt digunakan
untuk proses pemurnian nira. Nira mentah dan gas SO 2
akan bertemu dalam suatu bejana yaitu bejana sulfitasi
atau sulfur tower. Pada pencampuran gas SO2 dan nira
mentah bertujuan untuk mengendapan kotoran-kotoran
yang terdapat dalam nira dan menetralkan kelebihan dalam

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

penambahan susu kapur. Selain itu juga bertujuan


memberikan warna pucat pada nira.

3.1.5 STASIUN PEMASAKAN


Proses kristalisasi adalah proses untuk mendapatkan
kristal yang ada dalam nira dengan berdasarkan pada
tujuan diperolehnya kristal yang sesuai dengan standar,
berlangsung dengan efisien serta dapat ditekan kehilangan
gula yang seminimal mungkin .
Bahan dasar digunakan nira kental yang dihasilkan
dari proses penguapan , dimana nira kental mengalami
penguapan air sampai dengan kekentalan nira yang
dibutuhkan dan selanjutnya akan mengalami proses
kristalisasi . nira kental akan mengalami pemekatan hingga
kekentalan yang dibutuhkan , sehingga jarak molekul
molekul sucrosa akan semakin mendekat . semakin
mendekatnya molekul molekul sucrosa akan membentuk
rantai sucrosa , yang selanjutya akan mebentuk pola kristal
dan akan berkembang menjadi inti kristal sucrosa .

a. Tahapan Tahapan Dalam Memasak Gula

Tahapan Tahapan Dalam Memasak Gula adalah :

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

1. Membuat Hampa Udara (Vacum)

Sebelum digunakan pan masakan dibuat vacuum


( 5 cm Hg) dengan menutup jalan atsfluiter yang
berhubungan dengan badan pan masakan , kecuali
pipa uap untuk memanaskan badan pan masakan
sampai suhu 100C, kemudian pan ditutup dan
pompa injeksi dihidupkan untuk menjalankan
condenser, selanjutnya atsfluiter yang
menghubungkan dengan pompa vacuum dibuka
perlahan lahan hingga mencapai vacuum sebesar
(63 cm Hg) dan suhu yang digunakan 65 oC untuk
menghindari agar sucrosa tidak mencair / meleleh.

2. Membuat Bibit

Ada 2 cara pembuatan inti kristal, yaitu :

a. Dilakukan dengan menambahkan bubuk gula


pada masakan yang mencapai pertengahan
sehingga terbentuk kristal baru.

b. Dilakukan dengan pengentalan larutan gula


sampai laruatan labil, lalu diencerkan dan

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

dilihat jumlah inti kristal, jika kurang maka


diproses ulang.

3. Memperbesar Kristal

Dalam memperbesar ukuran kristal maka


kekentalan larutan harus tetap dijaga. untuk menjaga
kekentalan larutan dilakukan dengan menambah larutan
ataupun menaijjan suhu larutan.

4. Menuakkan Masakan

Dilakukan dengan melanjutkan penguapan serta


menambah larutan.

5. Menurunkan Masakan

Setelah larutan sudah cukup tua dan ukuran kristal


mencapai ukuran ketentuan, maka masakan diturunkan
ke palung pendinginan . penurunan masakan dilakukan
dengan menghilangkan vacuum pada pan dengan
membuka atsfluiter yang menghubungkan pan dengan
udara luar . sementara itu uap juga ditutup setelah
vacuum pada pan hilang maka atsfluiter pengeluaran
dibuka .

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

b. Proses Masakan Pada Tiap Tingkat

Masakan Gula A

Tujuan : Mengasilkan Gula SHS

Bahan : Nira Kental , Klare C , Babonan C

Cara :

Pan masakan dibuat vacuum untuk menarik nira


kental dari klare 1 dengan perbandingan tertentu agar
hasilnya diharapkan mempunyai kekentalan 87.
Pencucian ini dilakukan untuk menghilangkan pasir
palsu karena jika ikut berputar maka akan mengganggu
kelancaran putaran (menyumbat sakuran saringan).
Pencucian ini dilakukan dengan menambahkan air
sampai kristal palsu hilang. Kemudian dilakukan
penguapan lagi dengan, menambahkan uap panas.
Terakhir melanjutkan pembesaran kristal hingga batas
pembesaran tertentu dan masakan siap diturunkan.

Masakan Gula C

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Tujuan : untuk mengkristalkan sukrosa yang terkandung


dalam strup A sebagai bibit masakan A.

Bahan : Nira Kental, Strup A, Klare D

Cara :

Proses masakan gula C dilakukan pada pan nomor 3,


semua bahan dimasukkan kedalam pan dan diharapkan
ukuran kristal mencaai 0,6 mm. Setelah selesai proses
pada pan tersebut, dilanjutkan pada palung pendingin
untuk didinginkan. Kemudian diputar, pada proses
putaran C, disemprotkan air dengan tujuan hasil putaran
C tersebut berupa stroop C dan gula C. Hasil stroop C
tersebut digunakan untuk bahan masakan D sedangkan
gula C digunakan untuk bibit masakan gula A.

Masakan Gula D

Tujuan : Menghasilkan Babonan

Bahan : Strup A, Nira Kental

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Cara :

Proses masakan gula D dilakukan pada pan nomor


1 dan 2 . Bahan yang berupa stroop A dan nira kental
dicampurkan menjadi satu hingga ukuran kristal pada
gula D mencapai 0,4 0,5 mm . Setelah itu hasil
masakan diturunkan ke palung pendinginan untuk
didinginkan. Kemudian proses selanjutnya dibawa ke
puteran pertama untuk dipisahkan dari tetes. Hasil
putaran pertama berupa gula D dan tetes. Tetes tersebut
nantinya akan dibawa ke tempat penampungan khusus
untuk tetes dan gula D di mixer terlebi dahulu sebelum
diputar kembali pada putaran kedua. Pada puteran
kedua manghasilkan gula D dan klare D. Gula D
digunakan untuk bibit masakan C sedangkan klare D
digunakan untuk bahan masakan D.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 3.9 Pan Masakan

c. Peralatan Peralatan Yang Digunakan Pada


Stasiun Masakan Adalah :

1. Pipa babonan, sebagai menarik gula pada babonan


menuju pan panas.

2. Uap bekas (bleading), sebagai memanaskan pan


masakan.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

3. Uap bekas dari turbin (ablash).

4. Kondenspot, sebagai memisahkan uap bekas dan


air yan terdapat pada tromol untuk melihat hasil
kristal yang terbentuk.

5. Krengsengan, sebagai sisa gula yang terdapat pada


saluran blower.

6. Kondensor, sebagai pengabutan unutuk


menghasilkan angina.

7. Vacuum.

8. Pipa air, untuk mebersihkan gula yang terdapat


pada pasir palsu.

3.1.6 STASIUN PENDINGINAN

Stasiun pendinginan adalah tempat dimana nira


yang telah dimasak pada pan (panci pemasasakan)
kemudian terlebih dahulu harus di cooling down
(didinginkan). Hal ini dilakukan sebelum nira yang siap
dijadikan gula masuk pada stasiun puteran. Nira yang

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

masih bercampur dengan tetes ini dibiarkan pada ruangan


terbuka untuk menurunkan suhu setelah dimasak.

3.1.7 STASIUN PUTERAN


Pada stasiun puteran ini adalah memisahkan gula
dengan tets dan kemudian akan dihasilkan butiran Kristal
gula. Pemisahan kristal gula dari larutannya (tetes)
dipengaruhi oleh kecepatan dari mesin pemutarnya. Jika
semakin cepat putarannya maka hasil yang didapat lebih
maksimal atau kristal gula akan didapat lebih cepat atau
maksimal.. Kecepatan yang sangat tinggi tersebut
membuat kristal terlempar kedinding basket, sedangkan
larutannya akan menerobos lubang saringan. Pemisahan
kristal dengan larutannya dipermudah dengan penyiraman
atau pencucian dengan air panas ( 75 oC) yang berfungsi
untuk melarutkan lapisan gula kristal. Selain itu diberikan
uap untuk mengeringkan kristal gula setelah dicuci dengan
air panas. Terdapat 2 jenis alat putar yaitu :

a. Puteran Kontinyu ( Low Grade Centrifugal)

Puteran yang kerjanya secara kontinyu dan terdiri dari


sebuah tromol coins yang berputar dan dindingnya berupa
saringan. Alat ini digunakan untuk memutar gula C dan D.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

b. Puteran Diskontinyu ( High Grade Centrifugal)

Puteran yang kerjanya tidak secara kontinyu atau


terputus . Alat ini berupa silider yang terdapat lapisan
saringan didalamnya dan digunakan untuk memutar gula A
dan SHS.
Pada puteran diskontinyu terdapat 3 saringan :

1. Saringan I, merupakan terhalus yang berfungsi untuk


memisahkan gula dengan stroopnya.

2. Saringan II, merupakan saringan yang agak kasar dan


berfungsi sebagai jalan keluarnya stroop.

3. Saringan III, meruopakansaringan yang paling kasar


yang berfungsi juga sebagai jalan keluarnya stroop.

a) Proses Pemutaran Gula D

Gula yang telah dimasak pada pan masakan D


diturunkan ke palung pendingin untuk didinginkan.
Setelah itu gula masuk ke bagian mixer untuk menjaga
agar gula tidak menggumpal . Daari mixer tersebut gula

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

dipompa menuju puteran gula D , kecepatan puteran


yang digunakan adalah sebeasar 2200 rpm. Dari puteran
pertama dihasilkan gula D dan tetes . Setelah itu
dilakukan puteran kedua yang menghasilkan gula D dan
klare D/ klare II . Kecepatan puteran yang kedua ini
diturunkan hingga 1800 rpm , untuk mengurangi
perpecahan kristal. Gula yang dihasilkan pada puteran
kedua ini akan digunakan untuk bibitan gula C yang
selanjutnya akan dialirkan pada palung pendingin,
sedangkan klare D atau klare II digunakan untuk bahan
masakan gula D yang sesuai dengan standar. Pada saat
proses ditambahkan air dingin yang bertujuan untuk
mempemudah pemisahan gula D dengan larutannya.

b) Proses Pemutaran Gula C

Poses pemutaran gula C hampir sama dengan


proses pemutaran pada gula D. Hanya saja yang
membedakannya terletak pada proses pemutaran gula C
yang dilakukan sebanyak satu kali, dengan
menghasilkan gula Cdan stroop C. Gula C akan
digunakan untuk bibitan gula A tetapi sebelumnya gula
C dimixer dahulu sedangkan stroop C akan digunakan
untun bahan masakan gula D.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

c) Proses Pemutaran Gula A dan Gula SHS

Proses pemutaran gula A diawali dari bahan yang


diturunkan dari palung pendingin menuju putaran A
didalam putaran A gula diaduk dengan disemprotkan
air panas sebanyak 2 kali. Penyemprotan yang ke 1
digunakan untuk membersihkan sisa sisa gula yang
masih menempel didalam basket sedangkan
penyemprotan yang kedua untuk memisahkan gula dari
stroopnya. Hasil dari proses pemutaran gula A yaitu
gula A dan stroop A. Gula A dimasukkan kedalam
mixer dan ditambahkan dengan air sebelum masuk pada
proses pemutaran gula SHS sedangkan stroop A
digunakan sebagai bahan masakan gula C. Pada proses
pemutaran gula SHS bertujuan untuk memisahkan gula
SHS dengan klare I . Disaat proses tersebut berlangsung
ditambahkan air panas dan uap yang bertujuan untuk
membersihkan dan mengeringkan gula . Gula SHS
dialirkan ke stasiun penyelesaian untuk dilakukan
proses selanjutnya sedangkan klare I digunakan untuk
bahan masakan gula A.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 3.6 Stasiun Puteram

3.1.7 STASIUN PENGERINGAN DAN


PENGEMASAN

Stasiun terakhir ini adalah proses pengeringan


Kristal gula dari stasiun puteran yang selanjutnya akan
dikemas (dipacking) sesuai kebutuhan yang ada
dimasyarakat. Setelah dari stasiun pemutaran gula yang
dihasilkan masih dalam keadaan basah sehingga perlu

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

dilakukan proses pengeringan gula SHS tersebut. Proses


tersebut dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

A. Sistem Pengeringan Dengan Rotary Dryer

Kristal gula yang berasal dari stasiun putaran SHS


diangkut dengan wet sugar elevator yang kemudian
menuju rotary dryer dengan penghembusan udara kering
yang arahnya berputar dan berlawanan serta continyu
sehingga penyebaran merata dan kristal gula benar benar
kering . Pengeringan dengan rotary dryer ini jarang
digunakan karena banyak diantaranya kristal gula yang
hancur akibat dari benturan dan gesekan. Namun alat ini
digunakan apabila hasil putaran gula SHS sangat basah
dan daya tampung talang goyang tidak mencukupi untuk
dilakukan proses pengeringan dengan jumlah yang sangat
banyak. Gula SHS yang telah dikeringkan kemudian
diangkut dengan bucket elevator menuju hammer screen.
Hammer screen ini terdiri dari tiga saringan dengan tiga
tingkatan yaitu saringan gula kasar , saringan gula halus ,
dan saringan gula produksi. Setelah dari hammer screen
gula SHS ditampung dalam sugar storage bin. Alat ini

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

dilengkapi dengan timbangan yang berfungsi untuk


mengatur berat gula . Standar berat gula yang ditetapkan
untuk satu sak karung berisi 50 kg. Gula yang telah
ditimbang dimasukkan dalam karung dan telah sesuai
dengan beratnya kemudian dijahit dan dibawa menuju
gudang penyimpanan sebelum dipasarkan. Sedangkan
gula kasar dan gula halus yang dihasilkan oleh saringan
pada hammer akan dilebur pada stasiun pemaskan.

B. Sistem Pengeringan Dengan Sugar Dryer

Sugar dryer adalah suatu alat pengering yang


berfungsi sebagai pengering kristal gula yang
masihdalam keadaan basah . Ada dua proses yaitu
sebagai berikut :

1. Pemanasan

2. Proses pemanasan dengan suhu 70 oC yang


berfungsi untuk mendapatkan panas dari steam.
Panas dari steam ini berfungsi untuk mengeringkan
kristal gula yang didapat dari gula SHS atau gula

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

produksi yang masih sedikit basah agar menjadi


kering sempurna .

3. Pendinginan

Proses pendinginan ini merupakan proses dimana


gula yang telah dipanaskan kembali didinginkan.
Hal ini membuat gula menjadi mengkilat dan
memiliki kualitas gula yang lebih bagus.

C. Sistem Pengeringan Dengan Talang Goyang

Mula mula gula SHS yang dihasilkan oleh putaran


SHS masih dalam keadaan basah dan ukurannya tidak
sama, gula SHS kemudian dijatuhkan ke talang goyang
yang digerakkan oleh motor listrik yang dilengkapi
dengan screen. Getaran yang dihasilkan bertujuan untuk
mempercepat proses pengeringan karena alat ini
berbentuk terbuka sehingga terjadi proses kontak kristal
gula dengan udara bebas. Selain itu getaran ini juga
berfungsi sebagai pembantu screen dan merupakan
sistem transportasi menuju ketempat pengepakkan.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

PENGEMASAN :

Setelah Kristal gula dikeringkan, selanjutnya gula


dikemas sedemikian rupa untuk selanjutnya akan dijual
dipasaran. Pada pengemasan ini gula terbagi menjadi dua
kemasan yaitu kemasan 1Kg dan kemasan 50Kg.
Pengemasan ini sudah dilakukan dengan sistem otomatis.
Gula akan secara otomatis masuk kedalam kemasan sesuai
takaran yang sudah disetting pada mesin packing tersebut.
Operator hanya menunggu hasil dan kemudian melakukan
pengecekan ulang pada berat gula yang sudah dipacking
apakah sudah sesuai takaran apa belum. Produk pada PG.
Candi Baru Sidoarjo ini berlabel RAJA GULA.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

BAB V

SISTEM PEMBANGKITAN DAN STARTING


MOTOR

3.1 SISTEM PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK

Pembangkit tenaga listrik yang terdapat di PT. PG


candi baru sidoarjo ada 3 supply tenaga listrik , yaitu :

1. PLTU (Pembangkit listriktenaga Uap)

2. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)

3. PLN

Untuk supply PLTU dan PLN menjadi supply utama


pada PT. PG candi baru , sedangkan PLTD sebagai back
up/ cadangan apabila PLN mengalami gangguan.
5.1.1 PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
Sebagai supply tenaga utama di PG candi baru
adalah menggunakan tenaga uap . Banyak peralatan pabrik

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

yang sangat bergantung pada uap mulai dari stasiun


gilingan , stasiun pemurnian , stasiun masakan hingga
supply tenaga listrik juga menggunakan uap . Karena sisa
produksi yang berupa ampas tebu kering sangat banyak di
PG candi baru maka ampas tersebut dimanfaatkan unuk
bahan bakar menghasilkan uap.

Gambar 5.1 Sistem Ketel Uap

a. KOMPONEN SISTEM PLTU

Komponen sistem PLTU terdiri dari :

1) Ketel Uap (Boiler)

Adalah suatu pesawat yang digunakan untuk


mengubah air menjadi uap pada suhu dan tekana
tertentu . Uap yang dihasilkan ini berfungsi sebagai

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

pemindah tenaga panas yang harus mampu memenuhi


kebutuhan tenaga yang diperlukan oleh pabrik sesuai
dengan kapasitas pabrik . Pada PG candi baru terdapat 2
type ketel yaitu ketel tekanan menengah (KTM) yaitu
KCC (Ketel Cheng Chen) dan ketel FCB (Five Cail
Babcock) . Yang kedua ketel tekanan rendah (KTR) ada
4 buah. Selain itu di PG candi baru ada 2 jenis pengisi
pipa yaitu ketel pipa air dan ketel pipa api .

A. Ketel Tekanan Menengah (KTM)

Gambar 5.2 Ketel Uap Tekanan Menengah

1) Ketel Uap Cheng Chen

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Merk Cheng chen

Type CWN 988

Tahun dibuat 1978

Made in Taiwan

Serial number 7386

Pressure 22 kg/cm2

Max. Evaporation 30 ton/jam

Tabel 5.1 Spesifikasi Ketel Uap Cheng Chen

2) Ketel Uap Five Cail Babcook

Merk Fives cail babcock


(FCB)

Made in Perancis

Pressure 20 kg/cm2

Max evapoation 30 ton/jam

Superheating temp 325oc

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Feed water temp 106oc

Design pressure 25 bar

Tabel 5.2 Spesifikasi Ketel Uap FCB

B. Ketel Tekanan Rendah (KTR)

Gambar 5.3 Ketel Uap Tekanan Rendah

1. KTR I

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Merk Ten horn

Type Pipa api

Tahun pembuatan 1965

Kapasitas 5 ton/jam

Volume 300 m3

Luas 3,36 m2

Tekanan 7 bar

Jumlah pipa api 122 pipa


Diameter 95 mm dan
89 mm

Jumlah pipa 46 pipa


Diameter 80 mm dan
penumpu
89 mm

Diameter ketel 2400 mm

Panjang ketel 5500mm

Tebal depan 22,5 mm

Tebal badan 16,5 mm

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Tabel 5.3 Spesifikasi KTR I

2. KTR II

Merk Britner

Type Pipa api

Tahun pembuatan 1922

Kapasitas 5 ton/jam

Volume 300 m3

Luas 5 m2

Tekanan 7 bar

Jumlah pipa api 134 pipa


Diameter 108 mm
dan 100 mm

Jumlah pipa 6 pipa


Diameter 78 mm dan
penumpu
90 mm

Diameter ketel 2780 mm

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Panjang ketel 6178 mm

Tebal depan 25 mm

Tebal badan 22 mm

Tabel 5.4 Spesifikasi KTR II

3. KTR III

Merk Dusseldorf

Type Pipa api

Tahun pembuatan 1921

Kapasitas 5 ton/jam

Volume 250 m3

Luas 5 m2

Tekanan 8,26 bar

Jumlah pipa api 98 pipa


Diameter 95 mm dan
89 mm

Jumlah pipa 20 pipa

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

penumpu
Diameter 81 mm dan
95 mm

Diameter ketel 2270 mm

Panjang ketel 5748mm

Tebal depan 26 mm

Tebal badan 16,5 mm

Tabel 5.5 Spesifikasi KTR III

4. KTR IV

Merk Nv . Ned industri


surabaya

Type Pipa api

Tahun pembuatan 1931

Kapasitas 5 ton/jam

Volume 350 m3

Luas 10,59 m2

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Tekanan 8,25 bar

Jumlah pipa api 154 pipa


Diameter 100,5 mm
dan 018 mm

Jumlah pipa 6 pipa


Diameter 77 mm dan
penumpu
89 mm

Diameter ketel 3000 mm

Panjang ketel 6300 mm

Tebal depan 26 mm

Tebal badan 19 mm

Tabel 5.6 Spesifikasi KTR IV

A. Bagian Komponen Ketel Uap

1. Dapur Pembakaran (Furnance)

Suatu ruangan dapur sebagai penerima bahan bakar


untuk pembakaran, yang dilengkapi dengan fire grate

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

pada bagian bawah diletakkan rangka bakar sebagai alas


bahan bakar, dan pada sekelilingnya adalah pipa pipa air
ketel yang menempel pada dinding tembok dapur yang
mendapat atau menerima panas dari bahan bakar.

2. Dust Collector

Alat pengumpul debu atau penangkap abu pada


sepanjang aliran gas pembakaran bahan bakar sampai
kepada gas buang . Sehingga gas buang akan bersih dan
tidak mengganggu pencemaran udara.

Gambar 5.4 Dust Collector

3. Pemanas Lanjut (Superheater)

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Uap yang berasal dari penguapan di dalam drum


atas belum dapat dipergunakan oleh turbin uap, oleh
karenanya harus dilakukan pemanasan uap lanjut
melalui pipa uap pemanas lanjut (Superheater Pipe),
hingga uap benar-benar kering dengan temperatur 260
o
c 340 oc. Pipa-pipa pemanas uap lanjut dipasang di
dalam ruang pembakaran kedua, hal ini mengakibatkan
uap basah yang dialirkan melalui pipa tersebut akan
mengalami pemanasan lebih lanjut . Dan menjadi uap
kering yang siap digunakan untuk turbin .

Gambar 5.5 Super Heater

4. Water Drum

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Terletak di bagian bawah, adalah suatu tabung atau


bejana yang berisi air, sebagai penghubung pipa-pipa
ketel dari steam drum, Di samping itu, water drum juga
berfungsi sebagai tempat pengendap kotoran-kotoran air
dalam ketel, yang tidak menempel pada dinding-dinding
ketel, melainkan terlarut dan mengendap. Kotoran-
kotoran tersebut misalnya : sio2, Fe, dll.

Gambar 5.6 Water Drum Dan Steam Drum

5. Steam Drum

Terletak di bagian atas adalah suatu tabung atau


bejana yang berisi air dan sebagian uap. Pada steam
drum inilah pembuatan uap terjadi. Steam drum
disamping sebagai tempat pembuat uap , juga di
gunakan sebagai penerima air pengisi ketel. Karena
perbedaan suhu pada air pengisian dan air yang berada

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

di dalam steam drum serta air yang berada di dalam


pipa-pipa, maka terjadilah sirkulasi air di dalam ketel,
sehingga air yang bersuhu rendah akan mengalir
kebawah melalui pipa-pipa dan down comer, demikian
pula sebaliknya air yang bersuhu tinggi yang mengalir
ke atas melalui pipa pipa di sekeliling dapur, akhirnya
menguap pada permukaan air dalam steam drum.

6. Pemanas Udara (Air Heater)

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Air heater adalah alat pemanas udara penghembus


bahan bakar. Prinsip kerja Air heater yaitu memanaskan
udara
yang
lewat
disela-
sela
pipa

dialirkan udara hembusan dari FDF (Force Draft


Fan)yang lewat di sekitar pipa-pipa yang di dalamnya
mengalir gas bekas dari pembakaran bahan bakar. Udara
hembus sebelum melalui Air heater mempunyai suhu
yang sama dengan udara luar yakni sekitar 380C, dan
setelah melalui Air heater dapat mencapai suhu antara
2000C-2300C.

Gambar 5.7 Air Heater

7. Ash Rotary Valve

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Adalah alat bantu yang berfungsi sama dengan Air


seal damper, yaitu untuk mengeluarkan abu pada Dust
collector,juga menjaga agar udara luar tidak masuk
akibat tarikan IDF(Induce Draft Fan). Yang
membedakan dengan air seal damper yaitu Ash rotary
valve bekerja dengan berputar.

8. Blow Down Continue

Adalah pembuangan air ketel yang dilakukan secara


terus menerus. Adapun air ketel yang dibuang tersebut
diambilkan dari steam drum yaitu pada permukaan air .
Karena menyangkut beberapa hal yaitu menghilangkan
terjadinya buih atau busa pada permukaan air ketel dan
menurunkan electric conductivity yang terkandung pada
air ketel.

9. Soot Blower

Adalah alat yang berfungsi sebagai pembersih


jelaga atau abu yang menempel pada pipa-pipa . Alat ini
berada pada dinding-dinding samping kanan kiri ketel .

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Secara manual bekerja secara manual yang dilakukan


pada setiap 4 jam sekali atau pada saat setelah
dilakukan damping stocker (pembuangan abu dapur).
Gambar 5.8 Soot Blower

10. Burner

Adalah
alat yang
berfungsi
sebagai

penyemprot bahan bakar cair misalnya solar, residu, dll.


Pada PG candi baru penggunaan Burner sangat ditekan
karena dengan penggunaan Burner berarti
menggunakan bahan bakar yang beli, sedangkan pabrik
gula adalah produsen bahan bakar padat yaitu bagasse.
Oleh karena itu harus diupayakan agar mois atau
kandungan air pada bagasse sekecil mungkin. Namun
demikian peralatan Burner harus tetap dipasang, karena
pada sebelum tersedia bahan bakar bagasse maka
Burner harus digunakan. Selain itu mungkin terjadi

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

gangguan pada pada peralatan bahan bakar bagasse


pada saat operasi.
Gambar 5.9 Burner

B. Peralatan Bantu Ketel Uap

Terdiri dari :

1. Air Pengisi Ketel (Boiler Feed Water)

Pada PG candi baru air pengisi ketel


menggunakan air condensate, yang di dapatkan dari
hasil kondensai uap bekas (exhaust steam) yang telah
di gunakan sebagai pemanas pada evaporator, juice
heater dan vacum pan . Air Condensate tersebut di
tampung dan di alirkan ke stasiun boiler, sebagai air
pengisi ketel. Air condensate yang memenuhi

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

persyaratan sebagai air pengisi ketel adalah sebagai


berikut :

a) Ph =8,5 9,5

b) Total hardness as Ca CO3 (ppm) = < 2

c) Iron as Fe (ppm) = 0,002 (max)

d) Oxygen as O2 (ppm) = 0,02 (max)

e) Sugar conten (ppm) = <50

Gambar 5.10 Tangki Kondensat

2. Deaerator

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Adalah pesawat pemanas air sebelum di pompa


ke dalam ketel sebagai air umpan (boiler water).
Media pemanas adalah exhoust steam pada tekanan
kurang lebih 1 kg/cm2 dengan suhu kurang lebih
105oc - 110oc.fungsinya adalah menghilangkan
Oxigen (O2), untuk menghindari terjadinya karat
pada dinding ketel.

Gambar 5.11 Deaerator

3. FDF (Force Draft Fan)

Yaitu alat bantu ketel yang berfungsi sebagai


penghembus bahan bakar , dan FDF ini di jalankan
apabila IDF sudah di jalankan terlebih dahulu.
Supaya mendapatkan udara penghembus yang
bersuhu tinggi antara 250oc 350oc . Dengan

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

adanya udara penghembus yang bersuhu tinggi, maka


keuntungan yang di dapatkan adalah Mempercepat
terbakarnya bahan bakar , Mengurangi jumlah bahan
bakar persatuan uap,dan Produksi uap lebih tinggi.

Gambar 5.12 FDF (Force Draft Fan)

4. IDF (Induced Draft Fan)

Adalah alat bantu ketel yang berfungsi


sebagai penghisap gas asap sisa pembakaran bahan
bakar yang keluar dari ketel . Selain berfungsi
sebagai penghisap gas asap, IDF juga berfungsi
sebagai alat untuk mengimbangi penghembusan
kembali pada dapur ketel.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.13 IDF (Induced Draft Fan)

5. High Pressure Feed Water Pump

Masing-masing ketel di lengkapi dengan 2


buah pompa air pengisi ketel yg bertekanan tinggi,
yang masing-masing di gerakkan oleh motor listrik.
Kapasitas pompa harus lebih tinggi dari kapasitas
ketel, minimum 1,25 kali. Tekanan pompa juga harus
lebih tinggi dari tekanan kerja ketel. Agar dapat
mensupply air ke dalam ketel.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.14 High Pressure Feed Water Pump

6. Ash Conveyor

Adalah alat pembawa atau pengangkut abu dari


sisa-sisa pembakaran bahan bakar, baik yang dari
rangka bakar (fire Grate) ataupun juga dari alat-alat
pengumpul abu (dust collector), untuk di buang dan
di teruskan pengangkutannya oleh truck.

7. Secondary Fan

Adalah alat bantu ketel yang berfungsi sebagai


alat penghembus pembakaran bahan bakar yang ke 2
sebagai alat pembantu FDF untuk mendapatkan
pembakaran yang lebih sempurna lagi

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.15 Secondary Fan

C. Sistem Pengaman Ketel Uap

Alat keamanan ketel,pada PG candi baru yang


bersimpungan dengan air ketel tidak boleh terbuat dari
besi tuang , maka terbuat dari logam nibro atau monel ,
logam monel sebagian besar terbuat dari campuran
nikel karena dapat tahan terhadap tekanan tinggi dan
temperature tinggi. Bagian pengaman :

1. Katub Pengaman , untuk mengeluarkan tekanan uap


bila tekanan uap dalam ketel lebih dari tekanan
maksimum yang diijinkan.

2. Gelas Penduga , untuk mengetahui tinggi air ketel

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

3. Manometer , untuk mengetahui tekanan uap didalam


ketel

4. Klep Kast , untuk mencegah keluarnya air dari ketel


bila sewaktu waktu terjadi kebocoran pada pipa
tekan.

5. Peluit Bahaya , peluit bahaya terdiri dari sebuah


bangun tabung yang pada bagian atas tediri dari
tabung yang diberi peluit. Lubang yang menuju
peluit ini diberi tutup yang terbuat dari paduan yang
mudah lebur . Titik lebur dari paduan tersebut rendah
, sehingga bila bersingungan dengan uap air ketel
,sumbat tersebut akan lebur.

6. Lubang Lalu Orang (Hole Man) , untuk lebih mudah


membersihkan dan pemeriksaannya . Terdapat tiga
lubang lalu orang yaitu pada bagian atas drum dari
ketel , dan sisi bawah drum dari ketel.

7. Kran Pembersih (Spray Kran), untuk membuang


kotoran lumpur yang berasal dari air pengisi .

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

8. Dam Uap ,terpasang diatas ketel uap bagian dari


panjang ketel . Terbuat dari baja dan mempunyai
tutup dam dan kaki dam untuk penyangga.

2) TURBIN UAP

Sebuah sistem turbin uap generator yang


digunakan untuk pembangkit listrik tenaga uap berfungsi
untuk mengkonversikan energi panas dari uap air menjadi
energi listrik. Proses yang terjadi adalah energi panas yang
ditunjukkan oleh gradien/perubahan temperatur
dikonversikan oleh turbin menjadi energi kinetik dan sudu-
sudu turbin mengkonversikan energi kinetik ini menjadi
energi mekanik pada poros/shaft. Pada akhirnya, generator
mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik.
Panas dari uap air yang tidak terkonversi menjadi energi
mekanik.
Pada PG candi baru turbin uap yang digunakan
adalah TAS (turbin Alternator Shinko)
Gambar 5.16 Turbin Uap Shinko

a) Turbin Uap Generator

Merk Shinko

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Output (kw) 2000 kw

Turbin speed (rpm) 6875 rpm

Generator speed 1500 rpm


(rpm)

Turbin rotor critical 8850 rpm


speed (rpm)

Pressure inlet steam 17 kg/cm2


(kg/cm2)

Pressure steam 0,8 kg/cm2


exhaust (kg/cm2)

Temperatur inlet 325 oc


steam (oc)

Weight upper casing 1700 kg


(kg)

Weight turbin rotor 5300 kg


(kg)

Total weight (kg) 10500 kg

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Machine number 79082

Tabel 5.7 Spesifikasi Turbin Uap Generator

b) Turbin Uap Unigrator

Merk Elliot

Type C3R2

Serial number A70-2261-G

Rated 400 kw

Ratio 303 : 1

Tabel 5.8 Spesifikasi Turbin Uap Unigrator

c) Turbin Uap Gilingan 1 4

Merk Dresser rand

Turbin frame 5035

Driven machine Sugar mill

Number of stage One curtis

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Turbin rating 503 Hp at 400


kw

Turbin rotation CW (Clock


Wise)

Pressure inlet 16 kg/cm2


steam (kg/cm2)

Temperature inlet 325oc


steam (oc)

Exhaust pressure 0,8 kg/cm2


(kg/cm2)

Max steam 18,5 kg/cm2


presssure (kg/cm2)

Max speed (rpm) 5500 rpm

Minimum speed 3400 rpm


(rpm)

Normal speed 4000 rpm


(rpm)

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

First critical (rpm) 10.000 rpm

Tabel 5.9 Spesifikasi Turbin Uap Gilingan 1 4

A . Komponen turbin alternator shinko


Terdiri dari :

1. Cassing

Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama


turbin.

2. Rotor

Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri


dari poros, sudu turbin atau deretan sudu yaitu
Stasionary Blade dan Moving Blade.

3. Bearing Pendestal

Adalah merupakan kekdudukan dari poros


rotor.

4. Journal Bearing

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk


menahan Gaya Radial atau Gaya Tegak Lurus
Rotor

5. Thrust Bearing

Adalah Turbine Part yang berfungsi untuk


menahan atau untuk menerima gaya aksial atau
gaya sejajar terhadap poros yang merupakan
gerakan maju mundurnya poros rotor

6. Main Oli Pump

Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki


untukdisalurkan pada bagian bagian yang
berputar pada turbin .

7. Impulse Stage

Adalah sudu turbin tingkat pertama yang


mempunyai sudu sebanyak 116 buah

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

8. Stasionary Blade

Adalah sudu-sudu yang berfingsi untuk


menerima dan mengarahkan steam yang
masuk.

9. Moving Blade

Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi


menerima dan merubah Energi Steam menjadi
Energi Kinetik yang akan memutar generator

10. Reducing Gear

Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya


dipasang pada turbin-turbin dengan kapasitas
besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran
poros rotor dari 5500rpm menjadi 1500 rpm.

B. Sistem Pengaman Turbin Uap

Sistem pengaman turbin uap terdiri dari :

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

1. Gland Packing

Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran


baik kebocoran Uap maupun kebocoran oli.

2. Control Valve

Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk


mengatur steam yang masuk kedalam turbin
sesuai dengan jumlah Steam yang diperlukan.

3. Stop Valve

Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk


menyalurkan atau menghentikan aliran steam
yang menuju turbin.

4. Shaft Seals

Untuk mencegah uap air keluar dari dalam turbin


melewati sela-sela antara poros dengan casing
akibat perbedaan tekanan .

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

D. GENERATOR 3 PHASA

Adalah suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik


dengan masukan tenaga mekanik . Generator berfungsi
untuk mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik
yang mempunyai prinsip kerja bilamana rotor diputar
maka belitan kawatnya akan memotong gaya - gaya
magnit pada kutub magnit , sehingga terjadi perbedaan
tegangan , dengan begitu timbullah arus listrik , arus
melalui kabel / kawat yang kedua ujungnya dihubungkan
dengan cincin geser . Pada cincin - cincin tersebut
menggeser sikat - sikat sebagai terminal penghubung
keluar.
Dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga kumpulan
kumparan yang mana kumparan tersebut masing masing
dinamakan lilitan fasa . Jadi pada statornya adalilitan fasa
yang kesatu ujungnya diberi tanda U-X , lilitan fasa yang
kedua ujungnya diberi tanda dengan huruf V-Y dan lilitan
fasa yang ketiga diberi tanda dengan huruf W-Z.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.17 Generator Synkron 3 Phase

a. Komponen generator 3 phase

Komponen generator 3 phase terdiri dari :

1. Rotor

Adalah bagian yang berputar dan memiliki bagian


yang terdiri dari poros (shaft) , inti , kumparan , cincin
geser , dan sikat (brush).

2. Stator

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Adalah bagian yang tidak berputar (diam) dan


memiliki bagian bagian yaitu rangka stator sebagai
bagian utama dari generator yang terbuat dari besi
tuang dan merupakan rumah bagi semua bagian
generator , kutub utama besertya belitannya , kutub
pembantu beserta belitannya dan bantalan bantalan
(metal) poros

3. Prime Mover

Adalah engine yang dipasang pada generator akan


dihubungkan melalui sebuah kopling yang diikat pada
flywheel turbin .

b. Pengaman generator

1. Overcurrent Relay

Yang digunakan adalah overcurrent relay dan


inverse overcurrent relay yang berfungsi untuk
memproteksi generator apabila terjadi hubung
singkat yang menyebabkan arus lebih

2. Earth Fault Relay

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Yang digunakan adalah instantaneus earth fault


relay yang berfungsi mengamankan generator
terhadap gangguan ke tanah .

3. Over Voltage Relay

Yang digunakan adalah over voltage relay tipe


VDG dan instantaneous over voltage tipe VAC
berfungsi mengamankan generator dari kerusakan
yang disebabkan oleh tegangan lebih

4. Auxiliary Relay

Merupakan relay bantu yang berfungsi membantu


mengamankan generator jika relay yang seharusnya
bekerja tetapi terjadi gangguan pada relay tersebut
sehingga tidak bekerja sebagaimana mestinya.

5. Tripping Relay

Adalah relay untuk pemutusan , relay ini sebagai


back up untuk overcurrent relay yang gagal bekerja.

6. Master Relay

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Adalah relay yang menjadi back-up untuk sisitem


relay yang ada . Apabila gangguan pada semua relai
maka relay ini akan bekerja paling terakhir

7. Reverse Power Relay

Yang digunakan adalah inverse reverse power


relay yang berfungsi unntuk mengamankan generator
daridaya balik.

E. TRAFO 3 PHASA

Transformator / trafo yang digunakan pada PG candi


baru adalah sistem 3 phase yang ditandai dengan huruf U
V W dengan warna merah biru kuning . Trafo ini
berjenis trafo step down yaitu untuk menurun kan
tegangan yang dihasilkan oleh generator sebesar 6000 volt
menjadi 400 volt .

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.18 Trafo Untuk Turbin Shinko

F. PROSES KERJA PLTU

Bahan bakar utama dari PLTU pada PG candi baru


adalah berasal dari ampas tebu kering (bagasse) yang
kemudian dari stasiun gilingan di bawa oleh conveyor
menuju ke dalam funance (dapur) untuk dibakar secara
terus menerus . Selain itu di ruang kontrol ketel uap telah
dipasang monitor dan dijaga oleh beberapa karyawan yang
selalu siap 24 jam selama musim giling untuk mengatur
dan mengawasi kinerja dari ketel uap agar selalu pada
kondisi menghasilka uap yang cukup untuk kebutuhan
pabrik . Apabila bagasse yang ada didalam dapur
menumpuk maka harus diratakan dengan menual agar
menghindari terjadinya drop pada ketel dan akhirnya
tekanan steam akan turun juga.
Pada dapur ketel yang sebagai penerima bahan bakar
untuk dibakar , pada bagian bawahnya dilengkapi dengan
rangka bakar dan papda dinding dapur dikelilingi oleh pipa
pipa air ketel yand dapat menerima panas dari bahan bakar.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Pada setiap 4 jam abu sisa pembakaran yang berada


di rangka bakar harus dibuang karena lubang lalu lintas
udara yang keluar dari damper akan tersumbat oleh abu
sisa pembakaran apabila tidak dibuang dan akan
mengganggu pembakaran bagasse.
Sedangkan abu yang dihisap oleh IDF agar
memisahkan abu dengan asap gas sisa pembakaran yang
kemudian dibunag ke cerobong boiler maka dipasanglah
siklun yang terletak di bawah pipa pipa air heater dan abu
akan jatuh ke dust collector
Dust collector sebagai pengumpul abu pada aliran gas
pembakaran hingga gas buang yang kemudian akan
membawa abu ke penampungan limbah ketel uap. Pada
setiap 4 jam sekali abu yang menempel pada pipa pipa
(water tube)harus dibersihkan (blowing) menggunakan
soot blower yang terdapat pada sisi kanan dan kiri ketel
uap dengan cara menyemprotkan uap dari steam drum
yang bertekanan 11- 13 kg/cm 2 setelah melalui pressure
reducer .
Uap panas pada steam drum yang masih
mengandung air kemudian masuk ke superheater untuk
menghilangkan air dan memastikan uap dari ketel sudah
benar benar kering dan dapat digunakan untuk
menggerakkan turbin uap. Setelah uap tersebut digunakan

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

untuk menggerakkan turbin maka kemudan sisanya untuk


proses masakan yang kemudian uap sisa masakan akan
dikondensat kembali menjadi air yang kemudian dipompa
menuju feed water dan siap mejadi air pengisi ketel uap.

5.1.2 PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)


Pada PG candi baru tenaga diesel digunakan sebagai
sumber listrik apabila supply dari PLN mengalami
gangguan / padam dan untuk penggantinya maka tenaga
diesel dinyalakan . Terdapat dua macam diesel yang
dimiliki oleh PG candi baru dengan fungsi yang berbeda
juga . Tenaga diesel ini jarang digunakan karena biaya
yang mahal karena bahan bakar menggunakan BBM
(Bahan Bakar Minyak) yang semakin lama semakin
mahal , maka penggunaan tenaga diesel ditekan seminimal
mungkin hanya pada keadaan darurat saja. Pada PG candi
baru terdapat 2 macam mesin diesel yaitu kapasitas 350
kva dan 750 kva .

Gambar 5.19 Mesin Diesel

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Kapasitas 350 kva 750 kva


(kva)

Merk A. Van MAN


kaick Nutzfahrzeuge
Isenburg , Aktiengesellschaft
Germany Werk Nurnberg ,
Germany

RPM 1500 rpm 1500 rpm

Frekwensi 50 Hz 50 Hz

Phase 3 phase 3 phase

Cos phi 0,8 0,8

Temperature 40oc 25oc


generator

Tabel 5.10 Spesifikasi Mesin Diesel

1) Komponen PLTD

Terdiri dari komponen utama dan komponen bantu :

a) Komponen utama

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Komponen utama Mesin diesel adalah :

1. Camshaft , berfungsi untuk mengontrol


membuka dan menutupnya katup

2. Crankshaft , berfungsi untuk mengubah


gerakan naik dan turun piston menjadi
gerakkan berputar dan mengantarkan
gerakan putaran tersebut untuk
menggerakkan generator.

3. Flywheel , berfungsi untuk mengurangi


getaran dan mereduksi torsi yang tidak
merata dan tidak seimbang.

4. Bearing , untuk tempat poros crankshaft agar


dapat berputar

5. Turbocharger , untuk meningkatkan keluaran


tenaga mesin dengan meningkatkan massa
oksigen yang masuk kedalam mesin

6. Generator, Berfungsi merubah gerakan putar


dari flywheel menjadi listrik 3 phasa

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

b) Komponen pendukung

Komponen pendukung terdiri dari :

1. Cooling System , untuk mengurangi panas


yang terdapat pada mesin sehingga tidak
terjadi thermal stress , kegagalan / kerusakan
material.

2. Lube Oil System , untuk mengurangi


gesekan pada bagian yang bergerak dan
berputar

3. Fuel System , untuk menyalurkan /


mensupply bahan bakar dari tanki bahan
bakar kedalam ruang bakar.

4. Air System , terdiri dari intake dan exhaust .


Intake untuk menyaring udara luar yang
akan masuk kedalam ruang bakar agar
kotoran udara luar tidak masuk kedalam
ruang bakar , exhaust untuk saluran
pembuangan gas sisa pembakaran.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2) Sistem Pengaman Pada PLTD

Sistem Pengaman Pada PLTD terdiri dari :

a) Oil Pressure

Untuk mengetahui tekanan minyak pelumas


yang berada didalam mesin . Pada mesin diesel PG
candi baru standar adalah 5 kg/cm2 apabila di bawah
tekanan tersebut maka mesin akan otomatis
berhenti.

b) Temperature Sensor

Secara normal saat bekerja kondisi suhu


mesin antara 80oc 90oc. Diharapkan suhu mesin
saat bekerja bisa sedingin mungkin atau dibawah
90oc karena apabila suhu kerja mesin diatas dari
suhu nominal maka akan terjadi overheating dan
bisa menyebabkan kerusakan komponen. Pada

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

mesin diesel diset apabila pada suhu diatas 90 oc


maka akan berhenti bekerja otomatis

3) PROSES KERJA PLTD

Saat terjadi gangguan pada jaringan listrik PLN


maka mwsin diesel akan segera dinyalakan sebagai
supply pengganti PLN . Sebelum menyalakan maka di
cek terlebih dahulu ketinggian oli mesin pastika berada
pada posisi atas kemudian cek fan belt pada
kekencangan yang sesuai serta cek kondisi accu sudah
terpasang dengan benar .kemudian lakukan start mesin
diesel dan tunggu selama 5 menit agar kondisi mesin
stabil. Setelah itu pindah kan CB pada panel ke posisi
supply diesel .
Mesin diesel tersebut menghasilkan gerakan putar
crankshaft (poros mesin) yang kemudian menggerakkan
juga kipas pendingin radiator , kipas pendingin
generator dan menggerakkan poros generator .
Kemudian tegangan output dari generator tersebut
sudah langsung dihubungkan ke panel bagi dengan
tegangan 3 phase 380 V. Setelah bekerja maka mesin

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

diesel disetting pada frekwensi 50 Hz dan cos phi


minimal 0,8
Mesin diesel dengan kapasitas 350 kva sebagai
supply penerangan pabrik sedangkan kapasitas 750 kva
sebagai supply proses produksi

4) Kelebihan Dan Keuntungan PLTD

Kelebihan Penggunaan PLTD

a) Investasi awal relatif lebih rendah.

b) Efisiensi pada setiap tingka beban

c) Membutuhkan operator sedikit

d) Bahan bakar mudah diperoleh

Kekurangan Pengunaan PLTD

a) Kapasitas mesin diesel terbatas

b) Pemeliharaan harus lebih diperhatikan

c) Meni,bulkan suara bising

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

d) Membutuhkan pemanasan lebih lama saat start


dalam kondisi dingin

e) Menimbulkan polusi yang lebih tinggi

f) Biaya operasional lebih tinggi

5.1.3 PLN
Pada PG candi baru sumber tenaga listrik utama
adalah dari PLTU yang kemudian diubah mnejadi listrik
oleh turbin shinko menjadi listrik yang sebesar 1600 kw
sedangkan beban dari PG candi baru adalah 2500 kw maka
sisa nya ditanggung oleh sumber PLN yaitu sebesar 900
kw . Pada PG candi baru menggunakan dua buah sumber
dari PLN karena untuk menghindari apabila jaringan di
PLN mengalami masalah maka jaringan yang satu lagi
masih tetap bisa digunakan .Sumber dari PLN ini
digunakan untuk senagian proses produksi pembuatan gula
dan sebagai sumber penerangan di PG candi baru . Supply
dari PLN sebagai sumber utama pendamping supply dari
turbin shinko . Sumber dari PLN ada dua yaitu : kapasitas
1250 kva dan kapasitas 1000 kva. Dari tegangan menengah
jala jala 3 phasa 20 kv kemudian diturunkan tegangannya
melalui trafo 3 phasa menjadi sebesar 400 V , kemudian

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

mulai masuk ke PHB (Panel Hubung Bagi) yang kemudian


akan disalurkan kebeban yang dibutuhkan .
Gambar 5.20 Trafo PLN 1250 kVA

Gambar 5.21 Trafo PLN 1000 kVA

1. Sistem Pengaman Transformator PLN

a. Relay Bulcholz

Untuk mengamankan trafo dari gangguan internal


trafo yang menimbulkan gas dimana gas tersebut

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

timbul akibat adanya hubung singkat didalam trafo


atau akibat busur api di dalam trafo.

b. Relay Jansen

Relay untuk mengamankan transformator dari


gangguan didalam tap changer yang menimbulkan
gas .

c. Relay Sudden Pressure

Relay pressure untuk tanki utama transformator


bekerja apabila didalam tanki trafo terjadi enaikan
tekanan udara akibat terjadinya gangguan didalam
trafo

d. Relai Suhu

Relay Suhu Kumparan , bekerja apabila suhu


kumparan trafo melebihi setting daripada relay
kumoaran . Besar kenaikan suhu akan sebanding
dengan faktor pembebanan dan suhu udara luar trafo.

Relay Suhu Oli , bekerja apabila suhu minyak trafo


melebihi setting daripada relay oil . Besar kenaikan

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

suhu akan sebanding dengan faktor pembebanan dan


suhu udara luar trafo.

e. Relay Tangki Tanah

Untuk mengamankan trafo terhadap hubung


singkat antara fasa dengan tanki trafo dan titik netral
trafo yang ditanahkan.

f. Relay Arus Lebih(Over Current Relay)

Berfungsi untuk mengamankan transformator


terhadap gangguan hubung singkat antar fasa didalam
maupun diluar daerah pengaman transformator.

g. Relay Gangguan Tanah Terbatas(Restricted Earth


Fault)

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Untuk mengamankan transformator apabila ada


gangguan satu fasa ketanah di dekat titik netral
transformatir yang tidak dirasakan oleh relay
differential.

h. Relay Pengaman Differenial

Untuk mengamankan transformator terhadap


gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah
pengaman transformator.

E. PEMBAGIAN BEBAN

Pada PG candi baru terdapat 3 supply tenaga listrik . 2


sebagai supply utama dan sisanya yaitu diesel sebagai
supply cadangan emergency dan jarang sekali digunakan
karena selama ini supply listrik sudah tercukupi dari 2
supply yang lain yaitu dari PLTU dan PLN .

PLTU sebagai supply utama di PG candi baru


memiliki 2 macam tenaga yang dihasilkan yaitu:

1. Uap Kering Tekanan Menengah

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Uap kering ini memiliki suhu sekitar 315 oc dengan


tekanan 17 kg/cm2 . Uap kering ini digunakan untuk
menggerakkan turbin shinko melalui sudu-sudu turbin
yang kemudian menggerakkan poros generator , sebelum
menggerakkan poros generator kecepatan turbin tersebut
lebih dulu direduksi oleh gear box agar putaran yang
masuk ke generator adalah 1500 rpm. Selain
menggerakkan turbin shinko , uap kering bertekanan ini
juga menggerakkan turbin elliot yaitu yang
menggerakkan pemotong unigrator , dan juga
menggerakkan turbin dresser rand yang menggerakkan
gilingan 1 hingga 4 . Untuk uap sisa dari menggerakkan
turbin digunakan untuk proses pemasakan proses gula.

2. Tenaga Listrik

Pada PG candi baru sebagian besar alat produksi


menggunakan supply listrik baik yang dihasilkan dari
turbin shinko atau dari PLN . Seluruh electro motor pada
pabrik mengunakan supply listrik dan penerangan pabrik
juga dari listrik .

Asal supply Beban

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

PLN 1250 kva 1. PHB BS

Dust collector

2. PHB 301

P. St. Pemurnian

P. St. Penguapan

Limbah cair

3. BMA 2,4,5,6,7,8

4. PHB 204

Crane demag

KTR

PMK

5. RVF

6. Kompressor puteran

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

1000 kva 1. Electro motor cane


cutter gilingan

1. Boiler cheng chen

Generator shinko 2. Ketel FCB

3. PHB 302

a. VS 1 , 2

b. BMA 1 , 3

c. Crane demag

d. Kapuran

e. Kompresor di st
listrik

f. Tetes

4. PHB 208

a. Omega

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

b. Cooling tower

c. Werstand

d. Idola

e. Pompa vacum

f. Pompa recycle

g. Bagasse carier
ketel

h. KTR

5. PHB 207

a. 3 multijet

b. 1 pompa pengisi

c. 1 omega

6. Broadband

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

7. PHB 105

a. Crane gilingan

b. Besali

c. BC 1 4

d. Reclaimer

e. IMC 1 4

8. Panel control

9. T.U. gilingan 1 4

10. Electro motor


pompa air pendingin
T.U. gilingan.

Tabel 5.11 Pembagian Beban

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

5.2 SISTEM STARTING MOTOR 3 PHASA

Pada PT. PG Candi Sidoarjo dalam kegiatan produksi


nya menggunakan bantuan motor AC 3 phasa untuk
menggerakkan atau memutarkan alat alat produksi .
misalnya pada stasiun gilingan menggunakan motor AC 3
phasa untuk memutarkan cane cutter yang bertujuan
mencacah tebu menjadi bagian yang kecil sehingga
memudahkan masuknya tebu ke unigrator. Selain itu motor
AC 3 phasa juga digunakan untuk memompa air hasil uap
menuju ke tangki kondensat , mengisi air dalam ketel (feed
water pump) dan memompa gula setelah proses masakan
menuju stasiun puteran untuk dipisahkan antara kristal
gula dengan tetes .

Kebanyakan pada proses produksi menggunakan


motor dengan daya yang sangat besar maka untuk

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

mengatasi arus starting yang sangat tinggi sekali yaitu


hingga 7 kali lipat dari arus normal motor maka
digunakanlah rangkaian starting untuk menjalankan motor
sehingga bisa manghemat daya listrik yang digunakan.

A. Komponen utama motor AC 3 phasa

1. Rotor

Bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak


pada bagian luar. Dibuat dari besi bundar berlaminasi
dan mempunyai alur alur sebagai tempat meletakkan
kumparan.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.22 Rotor Tipe Belitan Dan Slip Ring


Rotor Tipe Belitan

2. Stator

Berdasarkan jenis rotor nya, motor induksi tiga fasa


dapat dibedakan menjadi dua jenis, yang juga akan
menjadi penamaan untuk motor tersebut, yaitu rotor
belitan (wound rotor) dan rotor sangkar tupai (squirrel
cage rotor). Jenis rotor belitan terdiri dari satu set lengkap
belitan tiga fasa yang merupakan bayangan dari belitan
pada statornya. Belitan tiga fasa pada rotor belitan
biasanya terhubung Y, dan masing-masing ujung dari tiga
kawat belitan fasa rotor tersebut dihubungkan pada slip
ring yang terdapat pada poros rotor . Belitan-belitan rotor
ini kemudian dihubung singkatkan melalui sikat (brush)
yang menempel pada slip ring , dengan menggunakan
sebuah perpanjangan kawat untuk tahanan luar.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.23 Stator Motor

Gambar 5.24 Skematik Diagram Motor Induksi Rotor


Belitan

Dari gambar dapat dilihat bahwa semata-mata


keberadaan slip ring dan sikat hanyalah sebagai
penghubung belitan rotor ke tahanan luar (exsternal
resistance). Keberadaan tahanan luar disini berfungsi pada
saat pengasutan yang berguna untuk membatasi arus mula
yang besar. Tahanan luar ini kemudian secara perlahan

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

dikurangi sampai resistansinya nol sebagaimana kecepatan


motor bertambah mencapai kecepatan nominalnya. Ketika
motor telah mencapai kecepatan nominalnya, maka tiga
buah sikat akan terhubung singkat tanpa tahanan luar
sehingga rotor belitan akan bekerja seperti halnya rotor
sangkar tupai.

Rotor sangkar mempunyai kumparan yang terdiri


atas beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian
rupa hingga menyerupai sangkar tupai. Rotor terdiri dari
tumpukan lempengan besi tipis yang dilaminasi dan batang
konduktor yang mengitarinya. Tumpukan besi yang
dilaminasi disatukan untuk membentuk inti rotor.
Alumunium (sebagai batang konduktor) dimasukan ke
dalam slot dari inti rotor untuk membentuk serangkaian
konduktor yang mengelilingi inti rotor. Rotor yang terdiri
dari sederetan batang-batang konduktor yang terletak pada
alur-alur sekitar permukaan rotor, ujung-ujungnya
dihubung singkat dengan menggunakan cincin hubung
singkat (shorting ring) atau disebut juga dengan end ring.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.25 Motor Induksi Rotor Sangkar Tupai

Gambar 5.26 Nameplate Motor 3 Phasa

B. Macam Macam Starting Pada Motor AC 3 Phasa

1. Direct On Line (DOL) Starter

Direct On Line (DOL) Starter merupakan starting


langsung. Penggunaan metoda ini sering dilakukan
untuk motor-motor a.c yang mempunyai kapasitas
daya yang kecil. Pengertian penyambungan

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

langsung disini, motor yang akan dijalankan


langsung di swich On ke sumber tegangan jala-jala
sesuai dengan besar tegangan nominal motor.
Artinya tidak perlu mengatur atau menurunkan
tegangan pada saat starting (lihat gambar).

Gambar 5.27 Diagram Direct On Line (DOL) Starter

Besar arus startnya dari 4 sampai 7 dari arus beban


penuhnya (bila tidak diketahui biasanya dipakai 6x arus

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

beban penuhnya). Hal ini terjadi karena motor pada saat


diam memiliki momen inersia (motor dalam keadaan
diam), sehingga untuk mengalahkan momen inersia ini
dibutuhkan arus yang besar.

Starter ini terdiri dari Breaker sebagai proteksi


hubung singkat, Magnetik Contactor, Over Currrent Relay
dan komponen control seperti push button, MCB dan pilot
lamp. Kontrol Start dan Stop dilakukan dengan push
button yang mengontrol tegangan pada coil contactor.
Sementara itu output OCR terangkai secara serrie sehingga
jika OCR trip, maka output OCR akan melepas tegangan
ke coil contactor.

Komponen penyusun starter ini harus mempunyai


ampacity yang cukup besar. Perlu diperhitungkan juga arus
saat start motor, demikian juga ukuran range overloadnya.

2. Star Delta Starter

Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat


start. Tersusun atas 3 buah contactor yaitu Main Contactor,
Star Contactor dan Delta Contactor, Timer untuk
pengalihan dari Star ke Delta serta sebuah overload relay.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Pada saat start, starter terhubung secara Star. Gulungan


stator hanya menerima tegangan sekitar 0,578 (seper akar
tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi yang dihasilkan
akan lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah mendekati

speed normal starter akan berpindah menjadi terkoneksi


secara Delta. Starter ini akan bekerja dengan baik jika saat
start motor tidak terbebani dengan berat.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.28 Diagram Star Delta Starter

Pada star delta starter, arus yang mengalir adalah

I
I= DOL

Dimana IDOL adalah arus start langsung.

Gambar 5.29 Nameplate Motor 3 Phasa Star Delta

3. Autotranformers Starter

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Starter ini pada prinsipnya hampir sama dengan


Star Delta Stater yaitu dengan mengurangi arus dan
torsi saat start. Pada Autotranformer terdapat beberapa
tap yang dapat menurunkan tegangan line. Starter akan
mengatur masuknya tegangan yang mengalir ke motor
dimulai dengan tegangan yang paling rendah bertahap
sampai ke tegangan normal. Jika Star Delta starter
hanya dua step, dengan autotransformer bisa beberapa
step. Ini berguna untuk mengurangi lonjakan arus dan
torsi saat start.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.30 Diagram Autotranformers Starter

Gambar 5.31 Nameplate Motor 3 Phasa


Autotranformers

Pada autotransformer starter, arus yang mengalir


adalah

2

V
I = m x I DOL
V1

Dimana :

Vm adalah tegangan sekunder dari auto tranformers

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

V1 adalah tegangan supply

IDOL adalah arus start langsung

4. Soft Starter

Softstarter sangat berbeda dengan starter lain. Alat


ini mempergunakan thyristor sebagai komponen
utamanya. Tegangan yang masuk ke motor akan diatur
dimulai dengan sangat rendah sehingga arus dan torsi
saat start juga rendah. Pada saat start ini tegangan
yang masuk hanya cukup untuk menggerakkan beban
dan akan menghilangkan kejutan pada beban. Secara
perlahan tegangan dan torsi akan dinaikan sehingga
motor akan mengalami percepatan kehingga tercapai
kecepatan normal. Salah satu keuntungan
mempergunakan alat ini adalah kemungkinan
dilakukannya pengaturan torsi pada saat yang
diperlukan, tidak terpengaruh ada atau tidaknya
beban.

Komponen utama softstarter adalah thyristor dan


rangkaian yang mengatur trigger thyristor. Seperti
diketahui, output thyristor dapat di atur via pin gate

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

nya. Rangkaian tersebut akan mengontrol level


tegangan yang akan dikeluarkan oleh thyristor.
Thyristor yang terpasang bisa pada 2 phase atau 3
phase.

Selain untuk starting motor, Softstarter juga


dilengkapi fitur soft stop. Jadi saat stop, tegangan juga
dikurangi secara perlahan atau tidak dilepaskan begitu
saja seperti pada starter yang menggunakan contactor.

Gambar 5.32 Diagram Soft Starter

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.33 Nameplate Motor Induksi 3 Phasa

5. Frequency Drive Starter

Frequency Drive sering disebut juga dengan VSD


(Variable Speed Drive), VFD (Variable frequency
Drive) atau Inverter. VSD terdiri dari 2 bagian utama
yaitu penyearah tegangan AC (50 atau 60 HZ) ke DC
dan bagian kedua adalah membalikan dari DC ke
tegangan AC dengan frequency yang diinginkan. VSD
memanfaatkan sifat motor sesuai dengan rumus sbb :

RPM = (120.f)/p

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Dimana

RPM : Kecepatan putar/ speed motor (RPM)

f : Frequency (Hz)

P : pole

Dengan demikian jika frekuensi motor ditingkatkan


maka akan meningkatkan kecepatan motor, sebaliknya
dengan memperkecil frekuensi akan memperlambat
kecepatan motor. Pengendalian frekuensi motor
menggunakan rangkaian inverter, seperti pada gambar:

Gambar 5.34 Diagram Frequency Drive Starter

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Prinsip kerja inverter yang sederhana adalah :

a) Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz


dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC, dan
ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di
jadikan DC.

b) Tegangan DC kemudian diumpankan ke board


inverter untuk dijadikan AC kembali dengan
frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC
yang komponen utamanya adalah Semiconduktor
aktif seperti IGBT (Insulated Gate Bipolar
Transistor). Dengan menggunakan frekuensi
carrier (bisa sampai 20 kHz), tegangan DC
dicacah dan dimodulasi sehingga keluar tegangan
dan frekuensi yang diinginkan.

Pengontrolan start, stop, jogging dll bisa dilakukan


dengan dua cara yaitu via local dan remote. Local
maksudnya adalah dengan menekan tombol pada
keypad di inverternya. Sedangkan remote dengan
menghubungkan terminal di board control dengan
tombol external seperti push button atau switch. Masing

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

masing option tersebut mempunyai kelemahan dan


keunggulan sendiri sendiri.

Frekuensi dikontrol dengan berbagai macam cara


yaitu : melalui keypad (local), dengan external
potensiometer, Input 0 ~ 10 VDC , 4 ~ 20 mA atau
dengan preset memori. Semua itu bisa dilakukan dengan
mengisi parameter program yang sesuai.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Dari kerja praktek yang telah kami lakukan di PT. PG


Candi Baru, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Pada pabrik gula candi baru merupakan suatu sistem


close loop yaitu semua hasil dari produksi tebu masih
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan operasional
pabrik. Seperti air nira dari tebu yang kemudian
menjadi gula, ampas tebu kering (bagasse) menjadi
bahan bakar dari ketel uap yang kemudian
menggerakkan turbin uap pada operasional pabrik, uap
sisa dari turbin uap untuk pemanas pan pada masakan.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2. Supply daya pada PT. PG Candi Baru hampir 70 %


dapat dipenuhi dari turbin alternator shinko dan
sisanya dari supply pln sebesar 30 % dari total beban
operasional pabrik sekitar 2500 kW.

6.2 SARAN

Proses pembuatan gula sangat dipengaruhi oleh


keterampilan dan keahlian dari para karyawan dan
teknisinya.sehingga hendaknya sumber daya manusia
selalu ditingkatkan baik dalam segi teknis maupun non
teknis dengan mengadakan berbagai pelatihan intensif
yang sesuai dengan bidang nya.dengan begitu perusahaan
akan selalu dapat memproduksi gula yang berkualitas yang
sesuai dengan target yang ingin dicapai.
Penekanan terhadap pengguanaan APD (Alat
Pelindung Diri) bagi seluruh karyawan selama bekerja dan
saat berada pada lingkungan kerja untuk menjamin
keselamatan pada semua karyawan .

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Pelaksanaan otomatisasi pada berbagai peralatan


produksi atau instrument perlu untuk dikembangkan
karena untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan
modal yang seminimal mungkin dan dapat meminimalisir
kesalahan yang dapat dilakukan oleh manusia .
Diharapkan diadakannya kerja praktek ini kerja
sama antara perguruan tinggi dengan dunia industriyang
selama ini terjalin khususnya antara PT. PG Candi Baru
dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya khususnya
jurusan Teknik Elektro Industri dapat dipertahankan dan
ditingkatkan lagi. Semoga kerja praktek selanjutnya bisa
lebih baik dan efisien serta dapat memberikan nilai tambah
dan manfaat bagi mahasiswa dan industri yang terkait.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktek di PT. PG
Candi Baru Sidoarjo dengan baik. Laporan kerja praktek
ini merupakan hasil akhir dari salah satu kurikulum wajib
bagi mahasiswa, yaitu kurikulum kerja praktek yang telah
dilaksanakan pada periode 3 28 Agustus 2015.
Kurikulum kerja praktek ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan mahasiswa mengenai hal-hal yang terjadi di
dunia industri sehingga mahasiswa dapat menerapkan ilmu
yang didapatkan selama kuliah secara langsung.
Dalam penyusunan laporan kerja praktek ini, kami
mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orangtua kami tercinta yang telah memberikan dukungan


baik secara moral maupun financial serta dengan kasih
sayang dan pengertian kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
2. Bapak M. Zaenal Arif, M.Eng selaku direktur Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya.

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

3. Bapak Novie Ayub Windarko, MT, Ph.D selaku kepala


departemen Teknik Elektronika PENS.
4. Bapak Ir. Sutedjo, MT selaku kepala program studi D3
Teknik Elektro Industri PENS.
5. Bapak Ir. Irianto, MT selaku koordinator kerja praktek
Teknik Elektro Industri PENS.
6. Bapak Indhana Sudiharto, S.ST, MT selaku dosen
pembimbing kerja praktek kami
7. Bapak Arief Maulana Yamin, S.T selaku Kepala Bagian
Instalasi di PT. PG Candi Baru Sidoarjo.
8. Bapak Ali Muchtar, S.T selaku pembimbing kerja praktek
kami selama di PT. PG Candi Baru Sidoarjo.
9. Semua karyawan PT. PG Candi Baru Sidoarjo yang ramah
dan kooperatif.
10. Teman-teman D3 dan D4 Teknik Elektro Industri angkatan
2013 yang turut membantu dalam penyususnan laporan
kerja praktek.
Kami menyadari bahwa laporan kerja praktek ini
masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 27 November 2015

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Penulis

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR...................................................................
i

DAFTAR ISI................................................................................
iii

DAFTAR GAMBAR...................................................................
vii

DAFTAR TABEL........................................................................
xi

BAB I PENDAHULUAN

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

1.1 Latar belakang .......................................................................


1

1.2 Tujuan....................................................................................
2

1.3 Ruang lingkup........................................................................


3

1.4 Waktu dan tempat pelaksanaan..............................................


4

1.5 Metode pelaksanaan...............................................................


5

1.6 Sistematika pembahasan........................................................


6

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah perusahaan.................................................................


8

2.2 Visi dan misi...........................................................................


9

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2.3 Tujuan ideal dan budaya perusahaan.....................................


10

2.4 Struktur organisasi.................................................................


11

2.5 Anak perusahaan PT. Rajawali Nusantara Indonesia.............


18

BAB III KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

3.1 Panitia pembina kesehatan dan keselamatan kerja................


20

3.1.1 Dasar pembentukan.......................................................


20

3.1.2 Maksud dan tujuan........................................................


20

3.2 Tugas dan kewajiban karyawan.............................................


21

3.3 Kesehatan karyawan di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo...........


22

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

3.3.1 Poliklinik.......................................................................
22

3.3.2 Pemberian masker dan helm lapangan..........................


23

3.4 Keselamatan karyawan di PT. PG. Candi Baru.....................


23

3.5 Kebersihan lingkungan kerja.................................................


23

BAB IV PROSES PRODUKSI

3.1 Proses produksi gula..............................................................


25

3.1.1 Stasiun persiapan..........................................................


26

3.1.2 Stasiun gilingan.............................................................


28

3.1.3 Stasiun pemurnian.........................................................


33

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

3.1.4 Stasiun penguapan........................................................


.42

3.1.5 Stasiun pemasakan........................................................


44

3.1.6 Stasiun puteran .............................................................


51

3.1.7 Stasiun penyelesaian.....................................................


55

BAB V SISTEM PEMBANGKUTAN DAN STARTING


MOTOR

5.1 Sistem pembangkitan tenaga listrik.......................................


59

5.1.1 PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)......................


59

5.1.2 PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)...................


94

5.1.3 PLN...............................................................................
100

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

5.2 Sistem starting motor 3 fasa...................................................


108

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan............................................................................
126

6.2 Saran......................................................................................
127

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Cane table............................................................


29

Gambar 3.2 Gilingan...............................................................


33

Gambar 3.3 Juice heater..........................................................


35

Gambar 3.4 Evaporator............................................................


44

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 3.5 Pan masakan........................................................


50

Gambar 3.6 Puteran gula A......................................................


55

Gambar 5.1 Sistem ketel uap...................................................


60

Gambar 5.2 Ketel uap tekanan menengah...............................


61

Gambar 5.3 Ketel uap tekanan rendah....................................


63

Gambar 5.4 Dust collector.......................................................


68

Gambar 5.5 Super heater.........................................................


69

Gambar 5.6 Water drum and steam drum................................


69

Gambar 5.7 Air heater..............................................................


71

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.8 Soot blower..........................................................


73

Gambar 5.9 Burner..................................................................


74

Gambar 5.10 Tangki kondensat...............................................


75

Gambar 5.11 Deaerator............................................................


76

Gambar 5.12 FDF (Force Draft Fan).......................................


77

Gambar 5.13 IDF (Introduce Draft Fan).................................


77

Gambar 5.14 High pressure feed water pump.........................


78

Gambar 5.15 Secondary fan....................................................


79

Gambar 5.16 Turbin uap Shinko.............................................


82

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.17 Generator synkron 3 phasa................................


88

Gambar 5.18 Trafo turbin Shinko............................................


91

Gambar 5.19 Mesin diesel.......................................................


94

Gambar 5.20 Trafo PLN 1250 kVA.........................................


101

Gambar 5.21 Trafo PLN 1000 kVA.........................................


101

Gambar 5.22 Rotor dan slip ring tipe belitan..........................


109

Gambar 5.23 Stator motor.......................................................


109

Gambar 5.24 Skematik diagram motor induksi......................


111

Gambar 5.25 Rotor sangkar tupai............................................


112

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Gambar 5.26 Nameplate motor 3 phasa..................................


113

Gambar 5.27 Diagram direct on line starter............................


114

Gambar 5.28 Diagram star delta starter...................................


116

Gambar 5.26 Nameplate motor 3 phasa star delta..................


117

Gambar 5.29 Diagram autotraformers.....................................


118

Gambar 5.26 Nameplate motor 3 phasa autotransformers......


119

Gambar 5.30 Diagram soft starter...........................................


121

Gambar 5.26 Nameplate motor induksi 3 phasa.....................


122

Gambar 5.26 Diagram frequency driver starter.......................


123

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Waktu dan pelaksanaa kegiatan...............................


4

Tabel 5.1 Spesifikasi ketel uap Cheng Chen...........................


62

Tabel 5.2 Spesifikasi ketel uap FCB........................................


62

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

Tabel 5.3 Spesifikasi KTR I.....................................................


64

Tabel 5.4 Spesifikasi KTR II...................................................


65

Tabel 5.5 Spesifikasi KTR III..................................................


66

Tabel 5.6 Spesifikasi KTR IV..................................................


67

Tabel 5.7 Spesifikasi turbin uap generator..............................


83

Tabel 5.8 Spesifikasi turbin uap unigrator...............................


83

Tabel 5.9 Spesifikasi Turbin Uap Gilingan 1 4....................


84

Tabel 5.10 Spesifikasi Mesin Diesel.......................................


95

Tabel 5.11 Pembagian Beban...................................................


107

xii
PT. PG CANDI BARU
LAPORAN KERJA PRAKTEK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

xii
PT. PG CANDI BARU

Anda mungkin juga menyukai