Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ETIKA BISNIS

PRINSIP PRINSIP ETIKA BISNIS

Dosen Pembimbing : Umi Setyorini


Nama Kelompok :
1) Ahliza Arifiani
2) Ayu Indatuz Zahroh
3) Emi Aprilia Pratiwi
4) Ika Silvia Rosaki
5) Kumala Ning Tiyas
6) Lina Wahyunita
7) Fathur Rozak
8) Salman Al Farisyi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yadika - Bangil


Jl. Salem No.3 Kersikan, Bangil - Pasuruan
Tahun Pelajaran 2017/2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul etika
bisnis. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan
oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran
dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman. Amin

Bangil, 2 Maret 2017

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Pengertian Etika Bisnis adalah pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan
pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan
secara ekonomi atau sosial.

Penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan dalam bisnis.
Dalam penerapan etika bisnis, maka bisnis mesti mempertimbangkan unsur norma dan moralitas
yang berlaku di dalam masyarakat. Di samping itu etika bisnis dapat digerakkan dan dimunculkan
dalam perusahaan sendiri karena memiliki relevansi yang kuat dengan profesionalisme bisnis.
Etika dan Bisnis, mendeskripsikan etika bisnis secara umum dan menjelaskan orientasi umum
terhadap bisnis, dan mendeskripsikan beberapa pendekatan khusus terhadap etika bisnis, yang
secara bersama-sama menyediakan dasar untuk menganalisis masalah-masalah etis dalam bisnis.

Namun kalau bisnis punya etika,maka pertanyaan yang segera timbul adalah manakah
norma-norma atau prinsip etika yang berlaku dalam kegiatan bisnis. Apakah prinsip-prinsip itu
berlaku universal, terutama mengingat kenyataan mengenai bisnis global yang tidak mengenal
batas-batas negara dewasa ini? Demikian pula, bagaimana caranya agar prinsip-prinsip tersebut
bisa operasional dalam kegiatan bisnis?

II. Permasalahan

1. Manakah norma norma atau prinsip etika yang berlaku dalam kegiatan bisnis?

2. Bagaimana caranya agar prinsip prinsip tersebut bisa operasional dalam kegiatan bisnis?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Prinsip Prinsip Etika Bisnis

Secara umum etika bisnis merupakan acuan cara yang harus ditempuh oleh perusahaan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, etika bisnis memiliki prinsip-prinsip
umum yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan bisnis yang
dimaksud. Adapun prinsip prinsip etika bisnis tersebut sebagai berikut :

a) Prinsip Otonomi dalam Etika Bisnis

Prinsip otonomi dalam etika bisnis adalah bahwa perusahaan secara bebas memiliki
kewenangan sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya sesuai dengan visi dan misi
yang dipunyainya. Contoh prinsip otonomi dalam etika binis : perusahaan tidak tergantung pada
pihak lain untuk mengambil keputusan tetapi perusahaan memiliki kekuasaan tertentu sesuai
dengan misi dan visi yang diambilnya dan tidak bertentangan dengan pihak lain.
Dalam prinsip otonomi etika bisnis lebih diartikan sebagai kehendak dan rekayasa
bertindak secara penuh berdasar pengetahuan dan keahlian perusahaan dalam usaha untuk
mencapai prestasi-prestasi terbaik sesuai dengan misi, tujuan dan sasaran perusahaan sebagai
kelembagaan. Disamping itu, maksud dan tujuan kelembagaan ini tanpa merugikan pihak lain atau
pihak eksternal.
Dalam pengertian etika bisnis, otonomi bersangkut paut dengan kebijakan eksekutif
perusahaan dalam mengemban misi, visi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran ,
kesejahteraan para pekerjanya ataupun komunitas yang dihadapinya. Otonomi disini harus mampu
mengacu pada nilai-nilai profesionalisme pengelolaan perusahaan dalam menggunakan sumber
daya ekonomi. Kalau perusahaan telah memiliki misi, visi dan wawasan yang baik sesuai dengan
nilai universal maka perusahaan harus secara bebas dalam arti keleluasaan dan keluwesan yang
melekat pada komitmen tanggung jawab yang tinggi dalam menjalankan etika bisnis.
Dua perusahaan atau lebih sama-sama berkomitmen dalam menjalankan etika bisnis,
namun masing-masing perusahaan dimungkinkan menggunakan pendekatan berbeda-beda dalam
menjalankannya. Sebab masing-masing perusahaan dimungkinkan menggunakan pendekatan
berbeda-beda dalam menjalankannya. Sebab masing-masing perusahaan memiliki kondisi
karakter internal dan pendekatan yang berbeda dalam mencapai tujuan, misi dan strategi meskipun
dihadapkan pada kondisi dan karakter eksternal yang sama. Namun masing-masing perusahaan
memiliki otoritas dan otonomi penuh untuk menjalankan etika bisnis. Oleh karena itu konklusinya
dapat diringkaskan bahwa otonomi dalam menjalankan fungsi bisnis yang berwawasan etika bisnis
ini meliputi tindakan manajerial yang terdiri atas :
(1) dalam pengambilan keputusan bisnis,
(2) dalam tanggung jawab kepada : diri sendiri, para pihak yang terkait dan pihak-pihak
masyarakat dalam arti luas.

b) Prinsip Kejujuran dalam Etika Bisnis

Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam
mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika dikelola dengan
prinsip kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para pemasok dan pihak-pihak lain yang
terkait dengan kegiatan bisnis ini. Prinsip yang paling hakiki dalam aplikasi bisnis berdasarkan
kejujuran ini terutama dalam pemakai kejujuran terhadap diri sendiri. Namun jika prinsip kejujuran
terhadap diri sendiri ini mampu dijalankan oleh setiap manajer atau pengelola perusahaan maka
pasti akan terjamin pengelolaan bisnis yang dijalankan dengan prinsip kejujuran terhadap semua
pihak terkait.

c) Prinsip Keadilan dalam Etika Bisnis

Prinsip keadilan yang dipergunakan untuk mengukur bisnis menggunakan etika bisnis
adalah keadilan bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung atau tidak
langsung terhadap keberhasilan bisnis. Para pihak ini terklasifikasi ke dalam stakeholder. Oleh
karena itu, semua pihak ini harus mendapat akses positif dan sesuai dengan peran yang diberikan
oleh masing-masing pihak ini pada bisnis. Semua pihak harus mendapat akses layak dari bisnis.
Tolak ukur yang dipakai menentukan atau memberikan kelayakan ini sesuai dengan ukuran-ukuran
umum yang telah diterima oleh masyarakat bisnis dan umum.
Contoh prinsip keadilan dalam etika bisnis : dalam alokasi sumber daya ekonomi kepada
semua pemilik faktor ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan harga yang layak
bagi para konsumen, menyepakati harga yang pantas bagi para pemasok bahan dan alat produksi,
mendapatkan keuntungan yang wajar bagi pemilik perusahaan dan lain-lain.

d) Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri dalam Etika Bisnis

Prinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis merupakan prinsip tindakan yang
dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Dalam aktivitas bisnis tertentu ke
masyarakat merupakan cermin diri bisnis yang bersangkutan. Namun jika bisnis memberikan
kontribusi yang menyenangkan bagi masyarakat, tentu masyarakat memberikan respon sama.
Sebaliknya jika bisnis memberikan image yang tidak menyenangkan maka masyarakat tentu tidak
menyenangi terhadap bisnis yang bersangkutan. Namun jika para pengelola perusahaan ingin
memberikan respek kehormatan terhadap perusahaan, maka lakukanlah respek tersebut para pihak
yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Segala aspek aktivitas perusahaan yang dilakukan oleh semua armada di dalam perusahaan,
senantiasa diorientasikan untuk memberikan respek kepada semua pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan. Dengan demikian, pasti para pihak ini akan memberikan respek yang sama
terhadap perusahaan. Sebagai contoh prinsip hormat pada diri sendiri dalam etika bisnis :
manajemen perusahaan dengan team wornya memiliki falsafah kerja dan berorientasikan para
pelanggan akan makin fanatik terhadap perusahaan. Demikian juga, jika para manajemennya
berorientasikan pada pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi karena sepadan
dengan prestasinya maka dapat dipastikan karyawan akan makin loya terhadap perusahaan.

2. Pertanyaannya bagaimana prinsip-prinsip etika bisnis harus benar benar dapat oprasional?
Maka dari itu dijelaskan bahwa sesungguhnya banyak perusahaan besar telah mengambil langka
yang tepat kea rah penerapan prinsip prinsip etika bisnis ini, kendati prinsip yang dianut bias
beragam. Pertama tama membangun apa yang dikenal sebagai budaya perusahaan (corporate
culture ) . Budaya perusahaan ini mula pertama dibangun atas dasar visi atau filsafat bisnis pendiri
suatu perusahaan sebagai penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang baik. Visi ini
kemudian menjadi sikap dan prilaku organisasi dari perusahaan tersebut. Maka terbangunlah
sebuah etika bisnis yang menjadi jiwa yang menyatu sekaligus juga menyemangati seluruh
karyawan untuk bersikap dan berpola prilaku yang sama berdasarkan prinsip prinsip etika bisnis
yang dianut perusahaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi
sertamempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik,sistem
prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan
yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

Anda mungkin juga menyukai