BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4 HE setiap hari
Keterangan :
H = INH (5 mg/kgbb/hari)
R = Rifampisin (10 mg/kgbb/hari)
Z = Pirazinamid(25 mg/kgbb/hari)
S = Streptomycin (15 mg/kgbb/hari)
E = Ethambutol (15 mg/kgbb/hari)
Gambar 2.3 Limfadenopati hilus pada foto thorax seorang anak (A). Pada
foto thorax AP didapatkan multilobulated mass dari kelenjar
limfe yang terproyeksi di batas kanan jantung (panah pendek)
dan didapatkan kompresi dari bronkus internedius (panah
panjang). (B) pada foto torax lateral terdapat massa padat
berbentuk oval yang menunjukkan adanya massa pada
limfadenopati hilus. (Andronikou et al, 2009)
3. Tuberkuloma
Kelainan ini menyerupai tumor. Bila terdapat di otak,
tuberkuloma juga besifat suatu lesi yang mengambil tempat (space
occupying lession). Pada hakekatnya tuberkuloma adalah sarang keju
12
4. TB Milier
Tuberkulosis milier ditandai terutama dengan persebaran yang
luas dan merata dari lesi-lesi kecil noduler (1 5 mm). Penyebaran
milier ini terjadi akibat adanya penyebaran hematogen di parenkim
13
paru. Pada foto thorax X-ray ini tampak seperti bintik-bintik lesi
berbentuk noduler opaque yang tersebar rata di seluruh lapang paru,
5. Kavitas
Kavitas dalam foto X-ray thorax adalah bentukan menyerupai
lubang di parenkim paru. Ini merupakan pusat peningkatan densitas
dimana bagian tengahnya telah digantikan (terisi) oleh udara. Dinding
14
lubang sering tipis berbatas licin, tetapi mungkin juga tebal dan
berbatas tidak licin. Di dalamnya mungkin terlihat cairan yang
biasanya berjumlah sedikit.
Kavitas yang multiple dan bilateral dapat berarti adanya suatu
proses bronkogenik maupun hematogenik. Yang termasuk di
dalamnya antara lain: abses paru, lesi metastatic dan tuberculosis.
Sedangkan kavitas yang tunggal biasanya terdapat pada kanker paru
primer dan post-traumatic lung cyst.
Lokasi dari kavitas juga akan sangat membantu penegakan
diagnosis maupun diagnosis banding. Sebagai contoh abses paru
sering kali berada pada segmen superior dari lobus inferior sementara
tuberculosis berada ada segmen superior dari lobus superior, walaupun
dapat pula muncul di lobus inferior. Selain itu pada tuberculosis
seringkali cavitanya akan dikelilingi oleh infiltrate dan jaringan
fibrotik disekitarnya. (Rasad et al,1999)
Gambar 2.10: Tampak kavitas bilateral pada kedua lapang paru dengan
konsolidasi di sekelilingnya. Tampak pula gambaran air fluid
level di dalam kavitas.
Gambar 2.11 Tampak gambaran kavitas berbatas tegas dan tebal yang
terdapat di dalam apical tuberculoma (tanda panah).
(Andronikou et al, 2009)
16
6. Pleural TB
Sebelumnya, pleuritis eksudatif terlihat terutama pada anak-anak
dan remaja. Saat ini juga terlihat pada orang dewasa (di negara-negara
dengan insiden rendah infeksi TB) dan anak-anak muda. Pleuritis
terjadi 3 sampai 6 bulan setelah infeksi primer dan sering unilateral
(dan tanpa gejala). Cairan pleura hanya menghasilkan kultur positif
pada 20% sampai 40% sampel pada pasien dengan TB. Efusi biasanya
disertai dengan adanya parenchymal disease dan keterlibatan pleura
pada TB ini biasanya didapatkan pada TB post primer (Agrawal,
2013). Tetapi efusi hanya menjadi tanda kecil pada radiografi infeksi
TB primer. Sudut costophrenicus yang tumpul pada orang dewasa
tidak dianggap signifikan untuk TB aktif. Teapi jumlah yang lebih
besar dari cairan pleura dapat dipertimbangkan untuk diagnosis TB
aktif. (Andronikou et al, 2009)
Pleuritis dapat terjadi karena meluasnya infiltrat primer
langsung ke pleura atau melalui penyebaran hematogen, sering
ditemukan pada remaja belasan tahun tetapi jarang pada balita. (Rasad
et al,1999)
Gambar 2.14 Foto thorax PA pada pasien dengan keluhan batuk lama
dengan tes tuberkulin positif. Menggambarkan adanya
konsolidasi pada paru kiri bawah dan efusi pleura pada paru
kiri. (Andronikou et al, 2009)
18
Gambar 2.15 Fibrosis dan scarring. Terdapat gambaran densitas yang linier
dan panjang disertai kavitas dan multipel. Hilus kanan dan
kiri tertarik ke superior oleh bagian paru yang mengalami
fibrosis. (Andronikou, 2009)
19
BAB 3
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA