KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Fisika
Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam dari segi materi
usaha, temuan, wawasan dan kearifan yang bersifat kolektif dari umat
fisika sebagai ilmu dasar memiliki karakteristik yang mencakup bangun ilmu
yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, hukum, postulat, dan teori serta
sekedar kumpulan ilmu pengetahuan semata. Lebih dari itu menurut Collette
pengetahuan).
Aspek dari hakikat fisika yang pertama adalah fisika sebagai sikap (a
way of thinking). Fisika yang merupakan cabang ilmu IPA (sains) memiliki
tahu, percaya diri, dan lain-lain, yang melekat kuat. Menurut Collette dan
9
Chiappetta (1994), beberapa karakter tersebut adalah sebagai beliefs
sungguh, dan juga berarti sebagai bagian agama atau religi yang berwujud
yang benar dan dapat dicapai (Sugeng, 2015). Keyakinan adalah sebuah hal
berpikir.
Aspek dari hakikat fisika yang kedua adalah fisika sebagai proses (a
way of investigating).
10
penting daripada ilmu pengetahuan itu sendiri. Mundilarto, membagi
Aspek dari hakikat fisika yang ketiga adalah fisika sebagai produk (a
Menurut Collette dan Chiappetta (1994), fisika sebagai produk tersusun dari
fakta, konsep, prinsip, hukum, hipotesis, teori, dan model. Fisika sebagai
2. Pembelajaran Fisika
11
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
(Sugihartono, dkk. 2012: 74). Adapun menurut Mundilarto (2002: 1), belajar
memiliki tiga aspek utama yaitu aspek afektif, proses , dan ilmu. Sehingga
ketiga aspek tersebut. Mata pelajaran fisika di SMA bertujuan agar siswa
keagungan Tuhan Yang Maha Esa (Mundilarto, 2002: 5). Masih menurut
siswa akan pentingnya berpikir kritis akan hal-hal baru yang ditemuinya
kebenarannya.
12
fenomena dan pengetahuan yang diperoleh serta mampu memahami
masalah (Greenstein, 2012: 70). Secara garis besar, problem solving atau
pemecahan masalah adalah proses untuk menentukan solusi terkait hal yang
langsung.
(2009: 250), pemecahan masalah memiliki dua tujuan, yaitu tujuan jangka
pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah agar siswa
balik masalah tersebut. Tujuan jangka panjang adalah agar siswa memahami
13
directed (siswa mengatur dan mengontrol belajar mereka sendiri). Pemecahan
masalah) masih dibantu oleh guru atau buku teks, namun untuk penentuan
solusi permasalahan dilakukan oleh peserta didik. Tingkat kedua sama seperti
tingkat pertama, akan tetapi untuk tahap kedua sudah dilakkan oleh peserta
mencerminkan salah satu aspek dari fisika yaitu aspek fisika sebagai proses.
14
4. Problem Based Learning
banyak pendekatan pedagogis lain (Savin dan Howell, 2004). Problem Based
dan mendukung pemikiran tingkat tinggi. Menurut Savin dan Harrow (2004),
bermasalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik yang berfungsi
15
Learning merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa/peserta didik
untuk berpikir kritis dan terampil serta memproleh pengetahuan yang esensial
permasalaan yang ada di dunia nyata sebagai suatu konteks berpikir siswa.
Vanderbilt, Krajick, et al., Slavin, Madden, Dolan & Wasik, dan Torp &
penting secara social dan dekat secara personal dengan peserta didik.
peserta didik.
sebagainya.
16
untuk permasalahan yang nyata pula. Mereka harus menganalisis dan
Hamir serupa, menurut Barrows dan Tamblyn (1980) yang dikutip oleh
rumit, peserta didik bekerja dalam tim, peserta didik mencari informasi secara
buku pelajaran SMA. Selain itu pula, dengan menggunakan model Problem
17
Based Learning, peserta didik lebih terlatih untuk dapat bekerja sma dengan
tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah
apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat
masalah. Kegiatan ini dilakukan dalam diskusi kecil, hingga pada akhirnya
dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa di dorong
18
Adapun sintak pembelajaran dengan menggunakan model Problem
Based Learning dalam Anita Woolfolk (2009: 160) disajikan dalam Tabel 1.
pemecahan masalah.
19
b. Terkadang memakan biaya yang cukup mahal dan waktu yang cukup
panjang.
1. Pada tahun 2012, Puji Rahayu Ningsih dan Wasis dengan judul penelitian
2. Pada tahun 2014, Mutia, Agus Setyo Budi, dan Vina Serevina dengan judul
3. Pada tahun 2014, I. Wiryanti, IB. P. Arnyana, dan N. P. Ristiati dengan judul
20
C. Kerangka berpikir
Menurut hakikatnya, fisika terdiri dari tiga aspek yaitu aspek sikap,
Akibatnya peserta didik hanya menguasai fisika secara parsial. Peserta didik
mengembangkan problem solving skill peserta didik. Akan tetapi, model PBL
mengembangkan probem solving skill belum dapat dikuasai oleh banyak guru.
optimal.
21
Dari uraian di atas, bisa kita tarik sebuah kesimpulan bahwa perlu
dengan nature of physics sehingga dapat digunakan sebagai acuan guru dan
KONDISI PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran fisika dilaksanakan tidak sesuai dengan hakikatnya.
Guru masih kesulitan untuk melakukan proses pembelajaran model PBL.
PERMASALAHAN
Peserta didik tidak menguasai fisika secara meyeluruh, yaitu the way of
thinking, the way of investigating, dan the body of knowledge.
Problem Solving Skill sebagai aspek penting fisika belum dapat
dikembangkan dengan baik.
SOLUSI
Perangkat pembelajaran yang mampu membantu proses pembelajaran
berbasis masalah sesuai dengan nature of physics
Perangkat pembelajaran yang mampu membantu mengoptimalkan
problem solving skill.
PRODUK
Perangkat pembelajaran yang mampu membantu proses pembelajaran
berbasis masalah sesuai dengan nature of physics dan mengoptimalkan
problem solving skill.
22
D. Pertanyaan Penelitian
3. Bagaimana standar gain antara hasil tes prestest dan postest peserta didik?
23