Anda di halaman 1dari 11

Anatomi sistem saraf

A. Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak
terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otakbesar), serebelum (otak kecil), brainsterm
(batang otak), dan diensefalon.1,2 Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan
korteks serebri. Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang merupakan area
motorik primer yang bertanggung jawab untuk gerakangerakan voluntar, lobur parietalis yang
berperanan pada kegiatan memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi
tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls pendengaran dan lobus
oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan primer, menerima informasi penglihatan dan
menyadari sensasi warna.

Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang
menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum.
Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan
otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap
tubuh.
Bagian-bagian batang otak dari bawak ke atas adalah medula oblongata, pons dan
mesensefalon (otak tengah). Medula oblongata merupakan pusat refleks yang penting untuk
jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah.
Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras kortikosereberalis yang
menyatukan hemisfer serebri dan serebelum. Mesensefalon merupakan bagian pendek dari batang
otak yang berisi aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan desenden dan pusat
stimulus saraf pendengaran dan penglihatan.
Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus, epitalamus dan hipotalamus.
Talamus merupakan stasiun penerima dan pengintegrasi subkortikal yang penting. Subtalamus
fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus akan menimbulkan
hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi
tubuh. Epitalamus berperanan pada beberapa dorongan emosi dasar seseorang. Hipotalamus
berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai
ekspresi tingkah dan emosi.

B. Nervus Cranialis1
1. Nervus olvaktorius
Saraf pembau yang keluar dari otak dibawa oleh dahi, membawa rangsangan aroma (bau-
bauan) dari rongga hidung ke otak.
b. Nervus optikus
Mensarafi bola mata, membawa rangsangan penglihatan ke otak.
c. Nervus okulomotoris
Bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital (otot pengerak bola mata) menghantarkan
serabut-serabut saraf para simpati untuk melayani otot siliaris dan otot iris.
d. Nervus troklearis
Bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital. Saraf pemutar mata yang pusatnya terletak
dibelakang pusat saraf penggerak mata.
e. Nervus trigeminus
Bersifat majemuk (sensoris motoris) saraf ini mempunyai tiga buah cabang. Fungsinya
sebagai saraf kembar tiga, saraf ini merupakan saraf otak besar, sarafnya yaitu:
1) Nervus oltamikus: sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala bagian depan kelopak mata atas,
selaput lendir kelopak mata dan bola mata.
2) Nervus maksilaris: sifatnya sensoris, mensarafi gigi atas, bibir atas, palatum, batang hidung,
ronga hidung dan sinus maksilaris.
3) Nervus mandibula: sifatnya majemuk (sensori dan motoris) mensarafi otot-otot pengunyah.
Serabut-serabut sensorisnya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal dan dagu.

f. Nervus abdusen
Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya sebagai saraf penggoyang sisi mata.
g. Nervus fasialis
Sifatnya majemuk (sensori dan motori) serabut-serabut motorisnya mensarafi otot-otot lidah
dan selaput lendir ronga mulut. Di dalam saraf ini terdapat serabut-serabut saraf otonom
(parasimpatis) untuk wajah dan kulit kepala fungsinya sebagai mimik wajah untuk menghantarkan
rasa pengecap.
h. Nervus auditoris
Sifatnya sensori, mensarafi alat pendengar, membawa rangsangan dari pendengaran dan dari
telinga ke otak. Fungsinya sebagai saraf pendengar.
i. Nervus glosofaringeus
Sifatnya majemuk (sensori dan motoris) mensarafi faring, tonsil dan lidah, saraf ini dapat
membawa rangsangan cita rasa ke otak.
j. Nervus vagus
Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris) mengandung saraf-saraf motorik, sensorik dan
parasimpatis faring, laring, paru-paru, esofagus, gaster intestinum minor, kelenjar-kelenjar
pencernaan dalam abdomen. Fungsinya sebagai saraf perasa.
k. Nervus asesorius
Saraf ini mensarafi muskulus sternokleidomastoid dan muskulus trapezium, fungsinya sebagai
saraf tambahan.
l. Nervus hipoglosus
Saraf ini mensarafi otot-otot lidah, fungsinya sebagai saraf lidah. Saraf ini terdapat di dalam
sumsum penyambung.
C. UMN dan LMN
Sistem motorik berhubungan dengan sistem neuromuskular. Sistem neuron muskular terdiri
atas Upper motor neuron (UMN) dan lower motor neuron (LMN). Upper motor neuron (UMN)
merupakan kumpulan saraf-saraf motorik yang menyalurkan impuls dan area motorik di korteks
motorik sampai inti-inti motorik di saraf kranial di batang otak atau kornu anterior medula
spinalis.Berdasarkan perbedaan anatomik dan fisiologik kelompok UMN dibagi dalam susunan
piramidal dan susunan ekstrapiramidal.Susunan piramidal terdiri dari traktus kortikospinal dan
traktus kortikobulbar.Traktus kortikobulbar fungsinya untuk gerakan-gerakan otot kepala dan
leher, sedangkan traktus kortikospinal fungsinya untuk gerakan-gerakan otot tubuh dan anggota
gerak.3,4
Melalui lower motor neuron (LMN), yang merupakan kumpulan saraf-saraf motorik yang
berasal dari batang otak, pesan tersebut dari otak dilanjutkan ke berbagai otot dalam tubuh
seseorang.Kedua saraf motorik tersebut mempunyai peranan penting di dalam sistem
neuromuscular tubuh.Sistem ini yang memungkinkan tubuh kita untuk bergerak secara terencana
dan terukur. 3,4
Lesi UMN dapat terletak pada korteks serebri, traktus kortiko-bulbar, atau traktus
kortikospinalis; lesi LMN mengenai sel-sel kornu anterior medula spinalis atau aksonnya. Lesi
UMN khususnya menyebabkan kelemahan otot dengan meningginya tonus (spatisitas),
meningkatnya refleks tegangan otot dan tanda Babinski positif, sedangkan lesi LMN
mengakibatkan kelemahan dengan hipotoni, penggisutan otot (muscle wasting) dan fasikulasi,
berkurang atau tidak adanya refleks, serta tidak ada tanda babinski. Perbedaan gambaran penyakit
motor neuron atas dan motor neuron bawah dapat dilihat pada tabel berikut :4

UMN LMN
Hipertonia / Spastisitas, dimana terjadi Hipotonia / Atonia (Tonus otot berkurang
peningkatan tonus otot ekstensor ekstremitas atau bahkan hilang).
bawah atau otot fleksor ekstremitas atas.
- Lesi serabut-serabut penghantar impuls
pyramidal (hipertonia dalam posisi ekstensi).
- Lesi serabut-serabut penghantar impuls
ekstrapyramidal ikut terlibat (hipertonia dalam
posisi fleksi).
Kelemahan pada otot fleksor ekstremita bawah Ada atrofi otot.
atau ekstensor ekstremitas atas (tapi tidak ada
atrofi otot).
Refleks Babinski (+) / Refleks Patologis (+). Refleks Babinski (-) / Refleks Patologis (-).
Hiperefleksia / Peningkatan refleks tendon Hiporefleksia / Arefleksia (Karena lesi LMN
dalam. di motoneuron, aksonnya, motor end-plate,
Klonus (gerak otot reflektorik, bangkit secara atau otot skeletal, sehingga tidak terdapat
berulang-ulang selama perangsangan masih gerakan apapun walaupun impuls motorik
berlangsung). dapat tiba pada motoneuron).

D. Jaras Ascending
Jaras ascending merupakan jaras yang membawa impuls sensorik dari reseptor menuju korteks
serebri. Saat memasuki medulla spinalis, serabut-serabut saraf sensorik dengan berbagai ukuran
dan fungsi dipisahkan menjadi berkas-berkas atau traktus-traktus saraf di substansia alba.
Beberapa berfungsi untuk menghubungkan segmen-segmen medulla spinalis yang berbeda,
sedangkan serabut lain naik dari medulla spinalis ke pusat-pusat yang lebih tinggi, sehingga
menghubungkan medulla spinalis dengan otak. Berkas-berkas serabut yang berjalan ke atas ini
disebut traktus ascendens.5

Pada umumnya, traktus ascendens memiliki dan terdiri dari 3 neuron, yaitu sebagai berikut. 5
1. Neuron tingkat pertama, memiliki badan sel yang terletak di dalam ganglion radiks
posterior saraf tepi. Prosesus perifer berhubungan dengan ujung reseptor sensorik,
sedangkan prosesus sentral masuk ke medulla spinalis dan bersinaps dengan neuron
tingkat dua.
2. Neuron tingkat dua, memiliki akson yang menyilang garis tengah (kontralateral) dan naik
ke tingkat susunan saraf yang lebih tinggi, yaitu tempat dimana akan tersebut bersinaps
dengan neuron tingkat tiga.
3. Neuron tingkat tiga, berada di thalamus dan memiliki tonjolan serabut yang berjalan ke
area sensorik korteks serebri.

Gambar 1. Serabut Jaras Ascending dan Descending pada Medulla Spinalis

1. Jaras Nyeri dan Suhu : Traktus Spinotalamikus Lateralis


Reseptor nyeri dan suhu pada kulit serta jaringan lainnya adalah ujung-ujung saraf bebas.
Akson-akson dari sensorik nyeri dan suhu akan masuk kedalam medulla spinalis dari ganglion
radiks posterior langsung menuju columna grisea posterior melalui traktus posterolateral lissauer.
Sebelum masuk ke kolumna grisea posterior, neuron tingkat pertama akan naik 1-3 levels segmen
medulla spinalis melalui traktus posterolateral lissauer tersebut. Kemudian akson bersinaps pada
substansia gelatinosa atau nucleus propius dalam kolumna grisea posterior dan menjadi neuron
tingkat kedua. Kemudian neuron tingkat kedua ini akan menyilang menuju sisi kontralateral di
substansia grisea anterior dan komisura alba melalui anterior white comissura dalam satu segmen
medulla spinalis, serta naik sebagai traktus spinotalamikus lateral. 5
Traktus spinotalamikus lateral akan naik melalui medulla oblongata, traktus ini terletak di
dekat permukaan lateral serta diantara nucleus olivarius inferior dan nucleus traktus spinalis nervus
trigeminus. Disini, traktus spinotalamikus anterior dan traktus spinotektalus beserta traktus
spinotalamikus lateralis; ketiganya bersama-sama akan membentuk lemniscus spinalis. 5
Lemniscus spinalis terus berjalan ke atas melalui bagian posterior pons.Di dalan
mesensefalon, lemnicus terletak dalam tegmentum di lateralis lemniscus medialis.Banyak serabut
traktus spinotalamikus lateralis berakhir dan bersinaps dengan neuron tingkat ketiga di dalam
nucleus ventroposterolateralis thalami. Akson-akson neuron tingkat ketiga di dalam nucleus
ventroposterolateral thalami berjalan melalui srus posterior capsula interna dan corona radiate
untuk mencapai area somesthesia di gyrus presentralis posterior korteks serebri. 5
2. Jaras Raba dan Tekanan: Traktus Spinotalamikus Anterior
Reseptor raba dan tekanan pada kulit serta jaringan lainnya adalah ujung-ujung saraf bebas.
Akson-akson dari sensorik raba dan tekanan ringan akan masuk ked alam medulla spinalis dari
ganglion radiks posterior langsung menuju columna grisea posterior melalui traktus posterolateral
lissauer. Sebelum masuk ke kolumna grisea posterior, neuron tingkat pertama akan naik 1-3 levels
segmen medulla spinalis melalui traktus posterolateral lissauer tersebut. Kemudian akson
bersinaps pada substansia gelatinosa atau nucleus propius dalam kolumna grisea posterior dan
menjadi neuron tingkat kedua. Kemudian neuron tingkat kedua ini akan menyilang menuju sisi
kontralateral di substansia grisea anterior dan komisura alba melalui anterior white comissura
dalam satu segmen medulla spinalis, serta naik sebagai traktus spinotalamikus anterior. 5
Traktus spinotalamikus anterior akan naik melalui medulla oblongata, traktus ini terletak di
dekat permukaan lateral serta diantara nucleus olivarius inferior dan nucleus traktus spinalis nervus
trigeminus. Disini, traktus spinotalamikus anterior dan traktus spinotektalus beserta traktus
spinotalamikus lateralis; ketiganya bersama-sama akan membentuk lemniscus spinalis. 5
Lemniscus spinalis terus berjalan ke atas melalui bagian posterior pons.Di dalan
mesensefalon, lemnicus terletak dalam tegmentum di lateralis lemniscus medialis.Banyak serabut
traktus spinotalamikus lateralis berakhir dan bersinaps dengan neuron tingkat ketiga di dalam
nucleus ventroposterolateralis thalami. Akson-akson neuron tingkat ketiga di dalam nucleus
ventroposterolateral thalami berjalan melalui srus posterior capsula interna dan corona radiate
untuk mencapai area somesthesia di gyrus presentralis posterior korteks serebri. 5
3. Jaras Funikulus Dorsalis
Akson-akson masuk ke medulla spinalis dari ganglion radix posterior di sisi yang sama. Di
sini serabut bercabang menjadi cabang panjang ascendens dan cabang pendek desendens.Cabang-
cabang desedens berjalan ke bawah beberapa segmen yang memberikan cabang-cabang kolateral
yang bersinaps dengan sel-sel di cornu grisea posterior, yaitu dengan neuron-neuron internuncial
dan sel-sel cornu anterior.5

Gambar 2. Jaras Funikulus Dorsalis

Serabut-serabut panjang asendens juga dapat berakhir dengan membentuk sinaps dengan sel-
sel di cornu grisea posterior, neuron-neuron internuncial, dan sel-sel di cornu anterior. Banyak
serabut panjang ascendens berjalan ke atas di dalam columna alba posterior sebagai fasciculus
gracillis dan fasciculus cuneatus. fasciculus gracillis terdapat di sepanjang medulla spinalis dan
berisi serabut panjang ascendens dari nervi spinals sacralis, lumbalis, dan 6 thoracicae bagian
bawah. Fasciculus cuneatus terletak di sebelah lateral segmen tharacicae atas dan servicalis
medulla spinalis dan dipisahkan dari fasciculus gracillis oleh sebuah septum. Fasciculus cuneatus
berisi serabut panjang ascendens dari 6 nervi spinales thoracicae bagian atas dan semua nervi
spinales servicalis.5
Serabut fasciculus gracillis dan fasciculus cuneatus berjalan ke atas pada sisi ipsilateral serta
berakhir dan membentuk sinaps dengn neuron tingkat kedua di dalamm nucleus gracillis dan
nucleus cuneatus pada medulla oblongata. Akson-akosn neuron tingkat kedua yang disebut serabut
arkuata interna berjalan ke anterior medial di sekitar substansia grisea sentralis dan menyilang
bidang median, serta saling bersilangan dengan serabut-serabut yang sama dari sisi kontralateral;
di decussatio sensorik. Selanjutnya, serabut berjalan ke atas sebagai sebuah berkas padat disebut
lemniskus medialis yang melalui medulla oiblongata, pons, dan mesensefalon. Serabut ini berakhir
dan bersinaps dengan neuron tingkat ketiga di nucleus ventroposterolateralis talami.5
Akson-akson neuron tingkat ketiga berjalan melalui krus posterius kapsula interna dan corona
radiata.Untuk mencapai area somestesia di gyrus postcentralis korteks serebri.Setengah bagian
kontralateral tubuh diwakili secara terbalik, yaitu dengan tangan dan mulut terletak di inferior.
Dengan cara ini, maka dapat diapresiasikan kesan rasa raba dengan perbedaan intensitas yang
halus, lokalisasi yang tepat, dan diskriminasi dua titik. Sensasi getar dan posisi berbagai bagian
tubuh dapat disadari dengan tepat.5
Serabut-serabut di dalam fasciculus cuneatus dari segmen servicalis dan thoracicae bagian
atas, setelah berakhir pada neuron tingkat kedua di nucleus cuneatus, kemudian diteruskan dan
berjalan sebagai neuron tingkat kedua untuk memasuki cerebelum melalui pedunculus serebeli
inferior sisi yang sama. Jaras ini disebut traktus cuneocereberalis dan serabut-serabutnya disebut
vibrae arcuatae externae posteriores. Fungsi serabut saraf ini adalah membawa informasi sensasi
sendi otot ke cerebelum.5

4. Jaras Kortikospinal
Jaras kortikospinal berguna menghantarkan impuls terutama untuk gerakan disadari
(voluntary) dan gerakan dilatih (skilled movements) Jaras ini bermula dari akson sel-sel piramidal
yang terletak di lapis kelima korteks serebri. Sekitar dua pertiga total serabut yang membentuk
jaras kortikospinal berasal dari girus presentral, sementara itu sisanya berasal dari girus
postsentral. Serabut ini berkumpul di korona radiata, lalu diteruskan ke bagian posterior kapsula
interna, dan bergerak menuju crus serebri, dan pada akhirnya masuk ke pons.Jaras ini terus melalui
batang otak, dan di daerah ventral medulla oblongata membentuk tonjolan yang disebut
piramid.Atas dasar inilah jaras ini juga dinamai jaras piramidal. Sekitar 85% hingga 90% akson
akan membentuk dekusasi (bersilangan) di daerah kaudal medulla oblongata, membentuk struktur
dekusasi piramidal. Akson-akson yang berdekusasi ini memasuki medulla spinalis melalui daerah
lateral kortikospinal, dan kebanyakan berakhir di medulla spinalis dengan ketinggian servikal,
lumbal, atau sakral. Sementara itu 10% hingga 15% sisa akson yang tidak berdekusasi akan
memasuki medulla spinalis melalui daerah anterior kortikospinal dan berakhir di ketinggian
servikal dan torakal atas medulla spinalis. Kebanyakan jaras kortikospinal bersinaps dengan
neuron perantara (internuncial neuron), yang kemudian bersinaps dengan alfa motor neuron dan
beberapa gamma motor neuron.Jaras kortikospinal juga membentuk percabangan dengan nukelus
kaudatus dan lentiformis (basal nuclei), nukleus ruber, nukleus olivari, dan formasi retikuler.
Percabangan ini menginformasikan daerah subkorteks akan gerakan-gerakan disadari dan
disengaja (gerakan kortikal). Selain sebagai sarana informasi, percabangan ini juga dapat
mengirimkan impuls pengaturan terhadap motor neuron, khususnya alfa motor neuron.6,7

Gambar 3.Jaras Kortikospinal


1. Mardjono M & Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar, Cetakan ke 14. Jakarta : Dian Rakyat.
2009. h. 1-2, 21-26, 42, 87, 176, 421.
2. Satyanegara. Ilmu Bedah Saraf Satyanegraha Edisi ke 4. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
2010. h. 139-141.
3. Budiman G & Darmawan G. Basic neuroanatomical pathways, 2nd Ed. Jakarta : Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009.
4. Mardjono. Perbedaan Gambaran Klinis UMN dan LMN. 2009.
5. Snell. Neuroanatomi Klinik. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. 2006.
6. Patestas MA. Gartner LP. A textbook of neuroanatomy. Malden : Blackwell Publishing. 2006.
Waxman SG. Clinical neuranatomy, 26th Ed. New York : McGraw-Hill Medical. 2010

Anda mungkin juga menyukai