Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN TEKNIK INSTRUMENTASI

PADA Ny. H DENGAN LAPARATOMI


ATAS INDIKASI MIOMA UTERI
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL (IBS) RSD MARDI WALUYO
KOTA BLITAR

Oleh:
Danang Widyanata Adhitama
NIM. 1301460063

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN MALANG
2017
A. DEFINISI
Laparatomy adalah suatu tindakan pembedahan yang dilakukan pada bagian
abdomen untuk menguji suatu organ untuk mengetahui suatu gejala dari penyakit yang
diderita pasien. (Brunner & Suddarth, 2002).

B. INDIKASI
1. Adanya masa pada rongga peritoneum
2. Adanya perdarahan pada rongga peritoneum
C. TUJUAN
1. Mengatur alat secara sisternatis di meja instrumen
2. Memperlancar handling instrumen
3. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen selama operasi.
D. PERSIAPAN OPERASI
1. Persiapan Lingkungan
a. Menyiapkan dan mengecek fungsi mesin suction, monopolar, lampu op, meja
op, meja mayo, meja instrument, suhu ruangan dan viewer
b. Memberi perlak dan duk pada meja operasi.
c. Menyiapkan linen dan instrumen yang akan di gunakan
d. Menempatkan tempat sampah agar mudah dijangkau

2. Persiapan Pasien
a. Pasien harus menanggalkan semua perhiasan dan gigi palsu, informed
consent harus terisi/disetujui, dan pasien dipuasakan.
b. Pasien dibaringkan di meja operasi dan dibaringkan dengan posisi supine,
dipasang alat pengukur vital sign dan oksigen.
c. Pasien dipuasakan selama 8 jam
d. Pasien dipasang arde/plat diatermi dibawah pantat, kaki (massa ototnya
banyak dan tidak berambut)

3. Persiapan Alat
a. Alat on steril
1) Meja instrument : 1 buah
2) Meja mayo : 1 buah
3) Meja operasi : 1 buah
4) Mesin couter : 1 buah
5) Mesin suction : 1 buah
6) Lampu operasi : 1 buah
7) Plat diatermi : 1 buah
8) Trolly waskom : 2 buah
9) Viewer Rontgen : 1 buah
10) Tempat sampah : 2 buah

b. Meja mayo
1) Handle mess no.3/4 : 1/1 buah
2) Gunting jaringan kasar : 1 buah
3) Gunting metzemboum : 1 buah
4) Pinset chirurgis : 2 buah
5) Pinset anatomis : 2 buah
6) Desinfeksi klem : 1 buah
7) Doek klem : 5 buah
8) Mosquito klem : 1 buah
9) Klem pean manis : 1 buah
10) Klem pean bengkok : 4 buah
11) Klem kockher : 4 buah
12) Nald voeder : 2 buah
13) Pinset anatomis panjang : 1 buah
14) Canule suction : 1 buah
15) Langenbeck : 2 buah
16) Timan : 2 buah
17) Peritonium klem : 4 buah

c. Meja instrumen
1) Duk Besar : 3 buah
2) Duk Sedang : 4 buah
3) Duk Kecil : 5 buah
4) Baju (Gown Steril) : 4 buah
5) Sarung meja mayo : 1 buah
6) Kom : 1 buah
7) Bengkok : 1 buah
8) Cucing : 1 buah
9) Handuk steril : 5 buah
10) Suction : 1 buah
11) Couter monopolar : 1 buah

d. Bahan habis pakai


1) Hand scoon steril : 6 pasang
2) Mess no. 23 : 1 buah
3) Cairan Nacl 0,9% : 4 x 500 ml
4) Kassa besar steril : 5 buah
5) Kassa kecil steril : 10 buah
6) Spuit 10 cc : 2 buah
7) Cutgut plain Absorble 0-0 : 1 buah
8) Silk 1-0 : 1 buah
9) Polysorb 1-0 : 1 buah
10) Vicryl 2-0 : 1 buah
11) Monofilamen 3-0 : 2 buah
12) Underpad steril : 2 buah
13) Povidon iodine 10% : sesuai kebutuhan
14) Hipafix : sesuai kebutuhan
15) Drain pump no.14 : 1 buah

F. TEKNIK INSTRUMENTASI PEMBEDAHAN


1. Sign In (konfirmasi identitas, informed consent pasien, sign mark area operasi,
kesiapan mesin anastesi dan pulse oksimetri, konfirmasi riwayat alergi pasien,
adanya penyulit airways atau resiko aspirasi).
2. Tim anastesi melakukan induksi.
3. Setelah pasien dibius oleh tim anastesi, selanjutnya perawat sirkuler memasang
kateter. Berikan deppers, povidone iodine, dan desinfeksi klem untuk antisepsis
area pemasangan kateter.
4. Setelah pasien terpasang kateter, atur posisi pasien supine, kemudian letakkan
underpad, pasang arde.
5. Perawat sirkuler mencuci daerah yang akan dioperasi dengan hibiscrub lalu
dikeringkan dengan duk steril.
6. Perawat instrumen: lakukan surgical scrub, gowning dan gloving, kemudian
membantu tim bedah yang lain untuk gowning dan gloving.
7. Berikan desinfeksi klem dan cucing yang berisi deppers dan betadine kepada
asisten untuk melakukan desinfeksi pada daerah, kemudian letakkan underpad
untuk dipasang di bawah daerah simphisis pubis kebawah.
8. Perawat instrument dan asisten melakukan drapping:
a. Doek sedang dibawah area operasi
b. Doek tebal diatas area operasi
c. Doek panjang dibawah area operasi
d. Doek sedang (2) di samping kanan dan kiri area operasi
e. Fiksasi dengan doek klem
9. Pasang kabel couter, selang suction didekat daerah yang akan dioperasi. Ikat
dengan kasa dan difiksasi dengan duk klem. Cek fungsi alat.
10. Time out (konfirmasi nama tim operasi, pemberian antibiotik profilaksis 60 menit
sebelum operasi, tindakan darurat di luar standart operasi, estimasi lama operasi,
antisipasi kehilangan darah, perhatian khusus selama pembiusan, sterilitas
instrumen bedah).
11. Memberikan pinset cirurgis kepada operator dan asisten untuk menandai daerah
insisi (midline).
12. Beri Handvat mess no.23 dan pinset cirurgis kepada operator untuk incici kulit.
13. Mosquito klem dan pinset cirugis + kassa kering kepada asisten lalu mulai
dilakukan insisi, rawat perdarahan dengan coutter dan suction.
14. Incici diperdalam dari fat sampai tampak fasia dengan coutter (mode cut), rawat
perdarahan.
15. Berikan mess no.23 kepada operator untuk membuka fasia (di incisi 1-2 cm).
16. Berikan operator kockher (2) untuk memegang fasia.
17. Berikan gunting kasar dan pinset chirurgis kepada operator untuk memperlebar
fasia dan berikan pinset chirurgis dan langenback kepada asisten untuk
memperluas lapang pandang operasi.
18. Fasia dilebarkan hingga tampak musculus vectus abdominalis, otot displit/dibuka
secara tumpul dengan menggunakan bokong pinset sampai kelihatan peritonium.
19. Berikan double langenback untuk menahan jaringan (memperluas lapang
pandang operasi).
20. Berikan double pinset anatomis untuk memegang peritoneum. Berikan gunting
metzemboum untuk membuka peritoneum.
21. Rawat perdarahan dengan couter monopolar.
22. Berikan double timan untuk memperluas lapang pandang operasi dan operator
23. Operator melakukan explore menyisir dinding miometrium untuk mencari tumor
24. Kemudian operator melakukan pengangkatan tumor dengan insisi daerah sekitar
tumor, operator diberikan handvad mess no.23+klem pean dan instrument stand
by dengan couter.
25. Setelah tumor terangkat, operator membuat lubang di abdomen dextra untuk
drainase di peritoneum, berikan pean manis kepada operator dan drain kateter
yang akan dipasang kedalam abdomen. Fiksasi dengan vicryl 2-0.
26. Keluarkan semua kassa besar, cuci peritoneum dengan menggunakan NS 0.9%
hangat, letakkan bengkok dibawah area operasi, kemudian suction.
27. Sign Out (hitung jumlah kasa, dan jumlah alat), kesesuaian jenis tindakan.
28. Menutup peritoneum, berikan 4 buah klem pean bengkok kepada operator dan
asisten untuk menjepit peritoneum.
29. Menutup fasia, berikan double kocker untuk menjepit bagian distal fasia dan
perlebar lapang pandang dengan langenback, kemudian berikan hecting set (nald
voeder + jarum round) dengan benang vicryl 2-0 dan pinset chirugis.
30. Menutup fat, berikan hecting set (nald voeder + jarum cutting) dengan vicryl 2-0
+ pinset chirugis.
31. Menutup kulit, berikan hecting set (nald voeder + jarum cutting) dengan benang
premiline no. 3.0 + pinset chirugis.
32. Bersihkan luka dengan kassa basah + NS 0.9 % kemudian keringkan dengan kassa
kering, setelah itu berikan betadine dan tutup dengan kassa dan fiksasi
menggunakan hipafix.
33. Bereskan duk dan duk klem dari meja operasi.
34. Semua instrument di dekontaminasi menggunakan larutan Gigazime dalam
2 liter air. Rendam selama 10 - 15 menit lalu cuci bersihkan dan keringkan,
kemudian alat di inventaris dan diset kembali bungkus dengan kain siap untuk di
sterilkan.
35. Bersihkan seluruh ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan
kembalikan semua alat - alat yang dipakai pada tempatnya.

Tim bedah:
Dokter bedah : dr. Marsudji Dokter Anastesi : dr. Jauhar
Perawat Instrumen I : Budi Perawat Anastesi : Yuda
Perawat Instrumen I : Lingga Perawat Sirkuler I : Meisa
Perawat Sirkuler II : Danang

Anda mungkin juga menyukai