Anda di halaman 1dari 139

LKjIP 2016

LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH

Badan Penelitian dan


Pengembangan Energi dan
Sumber Daya Mineral

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral


Jakarta, 2017
LKjIP 2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
2017
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang


telah memberikan anugerah sehingga penyusunan
Laporan Kinerja (LKjIP) Badan Penelitian dan
Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun
2016 dapat diselesaikan. LKjIP Tahun 2016 disusun dalam
rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
LKjIP merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penelitian dan
Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral terhadap pelaksanaan
program dan kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang minyak dan gas
bumi; ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan dan konservasi energi; mineral
dan batubara; serta geologi kelautan selama tahun 2016. Program dan kegiatan
tersebut mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Badan Litbang ESDM Tahun
2015 2019.
LKjIP menguraikan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja
yang disusun berdasarkan rencana kerja yang telah ditetapkan Badan Litbang
ESDM pada tahun 2016 dalam rangka pelaksanaan APBN tahun 2016. LKjIP
disusun dalam bentuk laporan dengan pendekatan pengukuran kinerja, di mana
capaian dari masing-masing sasaran dan indikator kinerja diukur dengan
membandingkan antara realisasi dengan target yang telah ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja Tahun 2016.
Hasil kinerja dan hasil lainnya yang telah dicapai selama 1 (satu) tahun
2016 ini selanjutnya menjadi bahan evaluasi di lingkungan Badan Litbang ESDM
untuk memperbaiki manajemen kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja,
serta mereviu Rencana Strategis Tahun 2015-2019 yang telah disusun, sehingga
pelaksanaan kegiatan litbang dan kegiatan lainnya menjadi lebih efisien dan
efektif.

i
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Ringkasan Eksekutif
Laporan Kinerja (LKjIP) Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan
Sumber Daya Mineral Tahun 2016 disusun dalam rangka memenuhi Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral
(Badan Litbang ESDM) sebagai unit Eselon I di lingkungan Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (KESDM) mengemban tugas menyelenggarakan penelitian
dan pengembangan di bidang minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral
dan batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi
kelautan.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, pada tahun anggaran 2016
telah ditetapkan Perjanjian Kinerja (PK) yang dilakukan Kepala Badan Litbang
ESDM dengan menetapkan sasaran strategis dan target indikator kinerja utama
(IKU). Perjanjian Kinerja tersebut sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis
Badan Litbang ESDM pada Renstra Badan Litbang ESDM 2015-2019. Capaian dari
masing-masing sasaran dan indikator kinerja tahun 2016 tersebut ditunjukkan
pada Tabel 1.
Tabel 1. Pencapaian Kinerja Tahun 2016

Program / %
No Sasaran Program Indikator Target Realisasi
Kegiatan Capaian

1 2 3 4 5 6 7
I PROGRAM Meningkatnya Jumlah Pengembangan dan Produk 204 209 102,45
PENELITIAN berbagai Teknologi serta Produk Survei
DAN penemuan - Laporan Ilmiah 60 63 105
PENGEMBAN terobosan dalam
- Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh 98 109 111,22
GAN ENERGI upaya
SUMBER peningkatan media yang terakreditasi
DAYA Ketahanan - Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang 16 17 106,25
MINERAL Energi dan Nilai Inovasi
Tambah Sektor
ESDM - PilotPlant/Prototipe/Demo Plant atau 12 8 66,67
Rancangan/Rancang Bangun/Formula

- Peta/atlas potensi sektor ESDM 18 19 105,56


Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan 25 0 40
Sektor ESDM
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 95.607 73.005 76,36
Jasa Teknologi juta Rp juta Rp
Jumlah Peningkatan Nilai Tambah 57 11 19,30
- Paten yang terimplementasikan 2 2 100
- Hasil Litbang yang terimplementasikan 55 9 16,36

Pencapaian kinerja terhadap pelaksanaan kegiatan tahun 2016 yang


diukur dari indikator kinerja, sebanyak 5 dari 11 indikator kinerja mencapai 100%
dan ada yang melebihi target Perjanjan Kinerja yang ditetapkan. Jumlah yang
melebihi target ini karena adanya beberapa kegiatan penelitian yang dapat

ii
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

menghasilkan lebih dari satu produk. Sedangkan indikator kinerja yang tidak
mencapai target adalah sebagai berikut:
1. Indikator Pilot Plant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/Rancang
Bangun/Formula hanya mencapai 66,67% karena terkendala waktu dalam
proses pembangunannya sehingga ketika waktunya untuk diuji coba
bersamaan dengan kebijakan pemotongan anggaran, hal tersebut tidak
dapat dilakukan dan tidak diklaim sebagai capaian karena belum berhasil
diuji coba.
2. Indikator Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM hanya
mencapai angka 60% (on progress) karena terkendala pada kajian yang
membutuhkan waktu untuk pengambilan data dan sampel, sehingga
dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran, rumusan kebijakan belum
dapat dibuat sebagai skala nasional dan belum diajukan kepada direktorat
teknis terkait sebagai masukan kebijakan.
3. Indikator Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi dan BLU
hanya mencapai angka 76,36%. Hal ini disebabkan, antara lain: pengaruh
menurunnya harga minyak dunia mengakibatkan penurunan sejumlah
kegiatan eksplorasi, komunikasi dengan pelanggan belum optimal,
penyampaian informasi mengenai kemampuan laboratorium yang dimiliki ke
dunia usaha belum optimal, kebijakan pemerintah mengenai larangan ekspor
hasil tambang berupa bahan mentah sehingga berdampak kepada
kurangnya contoh uji yang masuk, jumlah produksi dan penjualan mineral dan
batubara menurun, terdapat beberapa kerusakan alat, sehingga
menghambat dalam pengujian dan belum seluruh kemampuan tercantum
dalam tarif PNBP.
4. Indikator Jumlah Peningkatan Nilai Tambah, untuk paten terimplementasikan
mencapai angka 100% namun untuk hasil litbang yang terimplementasikan
hanya mencapai 16,36%. Hal ini karena berbagai kendala, yaitu ada
beberapa yang tahapannya dilaksanakan tidak memungkinkan selesai dalam
waktu 1 (satu) tahun, dan pengadaan alat serta bahan yang mengalami
keterlambatan sehingga belum diimplementasikan.
Dalam upaya peningkatan kapasitas kelembagaan telah dilakukan
kegiatan antara lain; Penghargaan Energi tahun 2016, telaah/review keefektifan
pelaksanaan anggaran berdasarkan asas manfaat hasil pekerjaan bagi negara
dan masyarakat di Unit Organisasi di lingkungan Kementerian ESDM; kerja sama
dan Focuss Group Discussion (FGD).
Pada tahun anggaran 2016, anggaran awal Program Penelitian dan
Pengembangan Kementerian ESDM untuk 5 (lima) kegiatan sebesar Rp
857.026.350.000,-, kemudian dengan adanya Instruksi Presiden Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2016 tanggal 12 Mei 2016, anggaran mengalami penghematan
menjadi Rp 807.618.646.000 atau sebesar 6%. Penghematan dilakukan kembali
berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26
Agustus 2016, anggaran menjadi sebesar Rp 642.480.022.000,- atau sebesar 20%
terhadap anggaran penghematan I.
Realisasi penyerapan anggaran sampai akhir tahun 2016 sebesar 97,36%
(Rp 625.494.969.856) dari total pagu anggaran setelah penghematan II sebesar
Rp 642.480.022.000,-. Sisa anggaran sebesar 2,64% salah satunya karena target
PNBP dan BLU yang tidak tercapai.

iii
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Daftar Isi
Halaman

Kata Pengantar i
Ringkasan Eksekutif ii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel v
Daftar Gambar vi
Daftar Lampiran viii
I. Pendahuluan 9
II. Rencana Strategis dan Perjanjian Kinerja 14
A. Rencana Strategis 14
1. Visi dan Misi 14
2. Tujuan Strategis 15
3. Sasaran Strategis 15
4. Peta Strategi Badan Litbang ESDM 2015-2019 18
B. Alokasi Anggaran 19
C. Perjanjian Kinerja (PK) 19
III. Akuntabilitas Kinerja 21
A. Pencapaian Kinerja Tahun 2016 21
1. Pencapaian Indikator Kinerja Utama Badan Litbang ESDM 21
2. Capaian Anggaran/Keuangan 111
3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan 116
B. Evaluasi Pelaksanan Anggaran Tahun 2016 118
IV. Penutup 121

iv
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Daftar Tabel
Halaman

Tabel 1. Pencapaian Kinerja Tahun 2016 ii


Tabel 2. Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Litbang ESDM tahun 2015-2019 dan target
kinerja 16
Tabel 3. Alokasi anggaran belanja per program tahun 2016 19
Tabel 4. Perjanjian Kinerja 2016 20
Tabel 5. Pencapaian Kinerja Tahun 2016 21
Tabel 6. Judul Laporan Ilmiah Bidang Minyak dan Gas Bumi 48
Tabel 7. Judul Laporan Ilmiah Bidang Mineral dan Batubara 50
Tabel 8. Judul Laporan Ilmiah Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan
Konservasi Energi 50
Tabel 9. Judul Laporan Ilmiah Bidang Geologi Kelautan 51
Tabel 10. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Minyak dan Gas Bumi 52
Tabel 11. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Mineral dan Batubara 54
Tabel 12. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang KEBTKE 57
Tabel 13. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Geologi Kelautan 57
Tabel 14. Pengaruh Aditif Antioksidan terhadap karakteristik gemuk lumas bio 65
Tabel 15. Formula Minyak Lumas Sepeda Motor 66
Tabel 16. Karakteristik Minyak Lumas Sepeda Motor 67
Tabel 17. Daftar Peta Geologi Kelautan 75
Tabel 18. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan 94
Tabel 19. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat 95
Tabel 20. Penerima Penghargaan Energi Pratama 96
Tabel 21. Penerima Penghargaan Energi Prabawa 97
Tabel 22. Hasil Penilaian Evaluasi Kemanfaatan Pembangunan Infrastruktur Bidang Migas TA
2017 dengan Nilai Rp 25 Milyar 100
Tabel 23. Hasil Penilaian Evaluasi Kemanfaatan Pembangunan Infrastruktur Bidang EBTKE TA
2017 dengan Nilai Rp 25 Milyar 101
Tabel 24. Hasil Penilaian Evaluasi Kemanfaatan Pembangunan Infrastruktur Bidang Geologi
TA 2017 dengan Nilai Rp 25 Milyar 102
Tabel 25. FGD yang diselenggarakan sepanjang 2016 110
Tabel 26. Alokasi Anggaran Badan Litbang ESDM Awal dan Setelah Revisi Tahun 2016 112
Tabel 27. Realisasi anggaran belanja per program tahun 2016 113
Tabel 28. Pagu Anggaran Awal dan Setelah Penghematan per jenis belanja 113
Tabel 29. Realisasi dan Sisa Anggaran Setelah Penghematan 113
Tabel 30. Pencapaian Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun 2015 - 2016 118

v
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Daftar Gambar
Halaman

Gambar 1. Struktur organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya
Mineral 10
Gambar 2. Strategi implemetasi hasil litbang melalui pola kerja sama Pemerintah, dunia usaha
dan akademisi 13
Gambar 3. Visi, Misi dan IKU Badan Litbang ESDM 2015-2019 18
Gambar 4. Tahapan Program Kaji Ulang Wilayah Kerja Migas 23
Gambar 5. Road map kegiatan Pemanfaatan Lapangan Gas North Kutai Lama (NKL):
Prospek Implementasi Hasil Litbang Migas 25
Gambar 6. Bagan alir percobaan pembuatan PAC secara langsung. 27
Gambar 7. Peralatan pendukung pembuatan PAC: (a) Reaktor PAC, (b) Thickener, (c) Spray
Drier, dan (d) PAC hasil kegiatan. 28
Gambar 8. Roadmap pengembangan GasMin 29
Gambar 9. Acuan desain dan kapasitas GasMin untuk tiga IKM/UMKM Yogyakarta 29
Gambar 10. Pembakar Siklon 31
Gambar 11. Peta batimetri perairan Selat Lembeh 31
Gambar 12. Peta lokasi penempatan ADCP Sontek dan Nortek serta lokasi pasut dan
pengambilan sampel air 32
Gambar 13. Peta sebaran sedimen permukaan dasar laut 33
Gambar 14. Peta karakteristik pantai perairan Selat Lembeh, Bitung Sulawesi Utara 33
Gambar 15. Kurva rapat daya yang dihasilkan dari hasil prediksi tinggi gelombang rata-rata di
perairan sebelah utara Selat Lembeh. 34
Gambar 16. Peta potensi energi arus laut Indonesia, P3GL 36
Gambar 17. Peta sebaran sedimen permukaan dasar laut Pantura Jawa (Godwin, 2016) 37
Gambar 18. Geoportal peta sebaran sedimen permukaan dasar laut Pantura Jawa 37
Gambar 19. Kondisi menara ukur angin dan grafik Pengukuran energi angin di Bogor 38
Gambar 20. (a) Model Smart Grid in Microgrid System skala laboratorium dan (b) peralatan
yang telah terpasang. 41
Gambar 21. Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali 42
Gambar 22. Array PV (a) dan Struktur Pendukungnya (b). 45
Gambar 23. Rancang bangun, implementasi mini airgun di LUSI Sidoarjo, Jatim 61
Gambar 24. Penghargaan karya inovasi 108 tahun 2016 62
Gambar 25. Alat reaktor putar turbin 63
Gambar 26. Uji kinerja mesin menggunakan minyak solar 48, Biodiesel, Minyak Nabati Murni, B-
20 dan O-20. 64
Gambar 27. Hasil uji kinerja mesin dan kompatibilitas material 64
Gambar 28. Pengukuran IFT MES dan AES 66
Gambar 29. Rancangan peralatan simulasi pembakaran secara vertical. 68
Gambar 30. Rancangan peralatan simulasi pembakaran secara horizontal 68
Gambar 31. Rancangan burner 68
Gambar 32. Skema peralatan simulasi pembakaran UCG 69
Gambar 33. Rancang Bangun dan Prototipe Turbin Cross Flow 5 kW 70
Gambar 34. Pilot Plant Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali. 71
Gambar 35. Proses Konstruksi Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali 72
Gambar 36. Posisi Lokasi Terpilih Untuk PLT Arus Laut di Selat Toyapakeh Nusa Penida Bali. 73
Gambar 37. Ilustrasi pemasangan turbin 2 x 5 kW dan 4 x 3.5 kW pada ponton PLTAL 74
Gambar 38. Peta Potensi Energi Angin Indonesia 77
Gambar 39. Peta Potensi Energi Surya Indonesia 78
Gambar 40. Peta Potensi Mikrohidro Pulau Jawa dengan Metode Curah Hujan 78
Gambar 41. Skema mekanik land-airgun. 81
Gambar 42. Alat kontrol airgun darat (bluster). 82
Gambar 43. Skema lengkap eksplorasi seismik di lapangan menggunakan land-airgun sebagai
sumber gelombang. 82
Gambar 44. Pembuatan Alat Filling Gas ANG 83
Gambar 45. Pengujian Adsorpsi 83
Gambar 46. Limbah minyak di area kilang minyak. 84
Gambar 47. Launching Pemanfataan produk minyak lumas LUGAS 85

vi
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Gambar 48. Impelentasi GasMin pada IKM Peleburan Alumunium 86


Gambar 49. Implementasi GasMin pada IKM Batik Nakula Sadewa 87
Gambar 50. Implementasi GasMIN pada IKM Peleburan Alumunium FMZ, Nitikan, Umbulharjo 87
Gambar 51. Implementasi Pembakar Siklon pada IKM Pencucian Blue Jeans 88
Gambar 52. Implementasi Pembakar Siklon pada IKM sterilisasi media tanam jamur tiram 89
Gambar 53. Implementasi Pembakar Siklon pada IKM industri Keramik 90
Gambar 54. Pembiakan Mikroba 91
Gambar 55. Formulasi Pupuk Bio Organo Mineral 91
Gambar 56. Uji teh skala kebun/teh menghasilkan di Perkebunan teh Gambung Jabar 91
Gambar 57. Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka BCEF 2016. 104
Gambar 58. Lokasi pembangunan CoE. 105
Gambar 59. Peta Topografi Lahan COE di Jembrana, Bali 105
Gambar 60. Pengembangan Implementasi Teknologi Gasifikasi Batubara 10 IKM di Provinsi DIY 110
Gambar 61. Alokasi Anggaran Setelah Penghematan berdasarkan jenis Kegiatan. 112
Gambar 62. Pagu anggaran berdasarkan jenis belanja. 114
Gambar 63. Realisasi Anggaran berdasarkan jenis Belanja. 114
Gambar 64. Jumlah kegiatan litbang yang dipantau melalui Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan pada masing-masing unit di Badan Litbang
ESDM 117
Gambar 65. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Monitoring Periode Sampai dengan Bulan Desember
2016 (B12) 117
Gambar 66. Jumlah kegiatan litbang yang dilaksanakan pada tahun 2015-2016. 118
Gambar 67. Anggaran Badan Litbang ESDM Tahun 2015-2016. 119

vii
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Daftar Lampiran
Halaman

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun 2016 123


Lampiran 2. Daftar Kegiatan Litbang Tahun 2016 Badan Litbang ESDM 125
Lampiran 3. Form Usulan Paten dan Sertifikat Inovasi 108 127

viii
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

I. Pendahuluan

T ahun 2016 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis


(Renstra) Badan Litbang ESDM Tahun 2015-2019. Berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, salah satu fungsi Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral adalah pelaksanaan penelitian dan
pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral, yang
dilaksanakan oleh salah satu unit organisasi di bawahnya, yaitu Badan
Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral.
Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral
(Badan Litbang ESDM) merupakan unit Eselon I di lingkungan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) yang dibentuk berdasarkan
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 150 Tahun
2001 tanggal 2 Maret 2001, dan Keputusan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor 1915 tahun 2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja DESDM. Dalam perkembangan selanjutnya,
organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber
Daya Mineral mengalami penyesuaian, terakhir sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13
Tahun 2016 tanggal 24 Mei 2016.
Dalam struktur organisasi tersebut, Badan Litbang ESDM terdiri atas
4 (empat) Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang), yaitu:
Puslitbang Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS; Puslitbang
Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi
Energi; Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara, dan Puslitbang
Geologi Kelautan, serta Sekretariat Badan Litbang. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa Badan Litbang ESDM memiliki kemampuan untuk
menjalankan peran sesuai dengan amanat yang tertuang dalam kedua
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tersebut.
Sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral
mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
di bidang minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara,
energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi kelautan.
Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 1.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, fungsi Badan Litbang ESDM
adalah sebagai berikut :
a. penyusunan kebijakan teknis di bidang penelitian dan
pengembangan minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan

9
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan


geologi kelautan;
b. pelaksanaan tugas di bidang penelitian dan pengembangan minyak
dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru,
energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi kelautan;
c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang
penelitian dan pengembangan minyak dan gas bumi,
ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi
terbarukan, konservasi energi, dan geologi kelautan;
d. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan
Energi dan Sumber Daya Mineral; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

BADAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

SEKRETARIAT
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PUSAT PENELITIAN PUSAT PENELITIAN DAN PUSAT PENELITIAN PUSAT PENELITIAN


DAN PENGEMBANGAN DAN DAN
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI MINYAK KETENAGALISTRIKAN, TEKNOLOGI MINERAL GEOLOGI
DAN GAS BUMI ENERGI BARU, DAN BATUBARA KELAUTAN
LEMIGAS TERBARUKAN, DAN
KONSERVASI ENERGI

Gambar 1. Struktur organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral

Secara umum seluruh Puslitbang di lingkungan Badan Litbang


ESDM mengemban tugas melaksanakan penelitian, pengembangan,
perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei, serta pengelolaan hak
kekayaan intelektual, pengetahuan dan inovasi di bidang minyak dan
gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi
terbarukan, konservasi energi, dan geologi kelautan. Selain itu juga
melaksanakan fungsi yang secara umum sama, yaitu :
a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program
penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan
survei;
b. pelaksanaan penelitian, pengembangan, perekayasaan teknologi,
pengkajian dan survei, serta pelayanan jasa, pengelolaan
pengetahuan dan inovasi;

10
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian,


pengembangan, perekayasaan teknologi, pengkajian dan survei; dan
d. pelaksanaan administrasi.
Pembeda antara satu Puslitbang dengan Puslitbang lainnya
adalah ruang lingkup bidang penelitian dan pengembangan yang
diselenggarakan pada masing-masing Puslitbang.
Arah kebijakan pengembangan kelitbangan di lingkungan Badan
Litbang ESDM ditetapkan berdasarkan kebijakan Kementerian ESDM yang
selaras dengan Kebijakan Nasional pada sektor ESDM. Arah kebijakan ini
menjadi landasan bagi berbagai kegiatan litbang dan non-litbang
(pendukung) dalam mendukung tercapainya visi dan misi Badan Litbang
ESDM sebagai integrator litbang sektor ESDM sebagai bagian dari
pembangunan ekonomi nasional.
Berdasarkan hal tersebut, maka secara umum arah kebijakan
kelitbangan di lingkungan Badan Litbang ESDM ditujukan pada:
1. Kegiatan kajian dan atau litbang selaras dengan kepentingan
pemerintah, masyarakat, lingkungan dan industri
2. Litbang yang mendukung ketahanan energi
3. Litbang yang mendukung peningkatan nilai tambah energi dan
sumber daya mineral
4. Litbang yang berwawasan lingkungan
5. Litbang yang mendukung pembinaan sumber daya manusia
6. Litbang yang mendukung pengembangan sarpras
Selanjutnya, arah kebijakan kelitbangan tercermin dalam upaya
Badan Litbang ESDM mendukung kebijakan Kementerian ESDM dalam
meningkatkan peran sektor ESDM dalam mendukung perekonomian
nasional.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, 4
(empat) kebijakan dan 1 (satu) strategi telah disusun, yaitu:
1. Kebijakan 1: percepatan peningkatan penemuan dan produksi migas
nasional
Kebijakan di bidang migas diarahkan pada penambahan sumber
daya dan cadangan migas melalui pengembangan teknologi, yaitu:
a. Penambahan sumber daya dan cadangan migas
b. Pengembangan migas unconventional
c. Peningkatan cadangan dan produksi migas
d. Pengembangan teknologi pengolahan migas dan hasil olahannya
e. Pengembangan teknologi bahan bakar alternatif
f. Pengembangan teknologi penyimpanan, transportasi dan peman-
faatan migas
g. Pengembangan teknologi pengurangan, penyimpanan dan peman-
faatan CO2

11
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

2. Kebijakan 2: meningkatkan nilai tambah dan hilirisasi dalam


pengelolaan mineral dan batubara
Kebijakan dalam meningkatkan nilai tambah dan hilirisasi dalam
pengelolaan mineral dan batubara diarahkan pada kegiatan
pengolahan, pemurnian dan pemanfaatan mineral dan batubara,
melalui:
a. Pengembangan Mineral Logam untuk Peningkatan Nilai Tambah
Mineral
b. Pengembangan Teknologi Mineral untuk Energi
c. Pengembangan Teknologi Pengolahan Mineral Non Logam
d. Pengembangan Gasifikasi Batubara
e. Pemanfaatan Batubara Melalui Pembakaran
f. Pengolahan Batubara untuk Peningkatan Nilai Tambah
g. Pemanfaatan Batubara Non Pembakaran
h. Penguasaan Teknologi Pengembangan UCG
i. Pengembangan Teknologi Good Mining Practice
j. Pengelolaan Lingkungan Kegiatan Pertambangan Minerba
k. Kajian Kebijakan Mineral dan Batubara

3. Kebijakan 3: mewujudkan peran ketenagalistrikan, energi baru,


terbarukan dan konservasi energi
Kebijakan dalam mewujudkan peran ketenagalistrikan, energi
baru, terbarukan dan konservasi energi diarahkan pada kegiatan
pengolahan, pemurnian dan pemanfaatan mineral dan batubara,
melalui:
a. Litbang Penyediaan Data Potensi EBT untuk Peningkatan Pemanfaatan
b. Litbang Teknologi Panas Bumi untuk Mendukung Pengembangan
Lapangan
c. Litbang Teknologi Bioenergi untuk Mendukung Percepatan Peman-
faatan BBN
d. Litbang Konservasi Energi dan Lingkungan KEBTKE
e. Litbang Teknologi Ketenagalistrikan

4. Kebijakan 4: peningkatan kualitas hasil litbang geologi kelautan dan


integrasi data sektor ESDM dan sektor terkait lainnya
Kebijakan di bidang kemaritiman diarahkan pada penggalian
sumber daya dan potensi ekonomis lainnya dalam mendukung
pembangunan nasional. Kebijakan ini perlu mendapat perhatian,
terutama sumber daya energi dan sumber daya mineral di kawasan
pantai, perairan pantai dan lepas pantai (offshore), melalui:
a. Penelitian, Pengembangan dan Pengkayaan Data Geologi dan
Cekungan Migas
b. Penelitian dan Identifikasi Potensi Energi Baru dan Terbarukan (EBT)
c. Penelitian, Pemetaan dan Identifikasi Potensi Mineral Dasar Laut
d. Studi dan Pengumpulan Data Primer Untuk Mendukung Kawasan/
Daerah Pertumbuhan
e. Kegiatan Kolaborasi Pemetaan Batas Wilayah

12
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Strategi kelitbangan
dalam mewujudkan arah
kebijakan Badan Litbang
ESDM ditetapkan berdasar-
kan kebijakan Kementerian
ESDM yang selaras dengan
Kebijakan Nasional pada
sektor ESDM. Melalui strategi
kelitbangan yang kompre-
hensif, maka arah kebijakan
Badan Litbang ESDM dalam
mewujudkan tercapainya visi
Operasional Kementerian Gambar 2. Strategi implemetasi hasil litbang
ESDM adalah "Terwujudnya melalui pola kerja sama Pemerintah,
Badan Penelitian dan dunia usaha dan akademisi
Pengembangan yang profe-
sional, unggul, dan mandiri, serta menjadi integrator penelitian dan
pengembangan di sektor energi dan sumber daya mineral".
Sebagai bagian dari pemerintah, Badan Litbang ESDM ikut
berperan dalam penyiapan kebijakan dan pengaturan melalui usulan
pengembangan sektor ESDM, kajian kebijakan (policy paper) dan kajian
teknis dan keekonomian setelah divalidasi secara ilmiah oleh pihak
akademisi dan peneliti di lingkungan litbang terkait. Hasil yang
diharapkan adalah: inovasi, paten, prototipe, pilot plant dan demo plant,
sehingga pemanfaatan dan pendanaan inovasi berikutnya dapat
dilakukan oleh dunia usaha (korporasi) dalam bentuk produksi, distribusi
dan tata niaga.
Laporan Kinerja (LKjIP) ini mengkomunikasikan pencapaian kinerja
Badan Litbang ESDM selama tahun 2016. Untuk mengukur keberhasilan
tahunan Badan Litbang ESDM, dilakukan beberapa perbandingan
terhadap capaian kinerja dalam tahun 2016, adalah sebagai berikut:
a. Dengan Pengukuran Kinerja (PK) tahun 2016 untuk mengukur
keberhasilan tahunan organisasi.
b. Dengan membandingkan capaian kinerja tahun sebelumnya (2015)
yang bertujuan untuk melihat kecenderungan (trend) capaian kinerja.
Analisis ini untuk memudahkan Badan Litbang ESDM fokus pada upaya
peningkatan kinerja.
c. Bersama-sama dengan capaian kinerja pada tahun sebelumnya yang
menghasilkan akumulasi capaian kinerja sampai dengan akhir tahun
2016, dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai sebagaimana
diuraikan dalam Rencana Strategis Tahun 2015 2019.

13
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

II. Rencana Strategis dan Perjanjian


Kinerja
A. Rencana Strategis

S
esuai tugas dan fungsinya, Badan Penelitian dan Pengembangan
Energi dan Sumber Daya Mineral telah menyusun Rencana
Strategis 2015-2019 yang pada hakekatnya merupakan wujud dari
langkah dan tindak Visi dan Misi Operasional Kementerian ESDM,
dalam bentuk tujuan dan sasaran yang ingin dicapai di akhir
tahun 2019 oleh segenap unsur di lingkungan Badan Litbang ESDM.
1. Visi dan Misi
Sebagai pelaksanaan agenda prioritas Kedaulatan Energi,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menjabarkan Nawacita
atau 9 Agenda Prioritas Pemerintah pada tahun 2015-2019 sebagai wujud
Visi dan Misi dari Presiden dan Wakil Presiden di dalam Visi dan Misi
Operasional Kementerian.
Sektor ESDM mendukung Nawacita khususnya agenda prioritas ke-
7, yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis ekonomi domestik, yang terdiri dari:
a. Membangun kedaulatan pangan
b. Mewujudkan kedaulatan energi
c. Mewujudkan kedaulatan keuangan
d. Mendirikan Bank Petani/Nelayah dan UMKM termasuk gudang
dengan fasilitas pengolahan paska panen di tiap sentra produksi tani/
nelayan.
e. Mewujudkan penguatan teknologi melalui kebijakan penciptaan
sistem inovasi nasional
Sebagai pelaksanaan agenda prioritas Mewujudkan Kedaulatan
Energi, maka Kementerian ESDM menjabarkan Nawacita di dalam Visi
dan Misi Operasional Kementerian ESDM, yaitu:
Terwujudnya kedaulatan energi dan nilai tambah energi dan
mineral yang berwawasan lingkungan untuk mendorong pertumbuhan
perekonomian dan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi kesejahteraan rakyat.
Sedangkan Misi Operasional Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, adalah:
1. Meningkatkan keamanan pasokan energi dan mineral dalam negeri.
2. Mempercepat pembangunan infrastruktur energi dan mineral.
3. Meningkatkan nilai tambah energi dan mineral.
4. Melakukan percepatan diversifikasi ke energi terbarukan dan
konservasi energi
5. Mengoptimalkan kontribusi sektor ESDM dalam penerimaan negara.

14
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

6. Mendorong penyediaan subsidi yang tepat sasaran serta harga energi


dan mineral yang kompetitif dengan mempertimbangkan kemam-
puan ekonomi masyarakat.
7. Menciptakan iklim investasi sektor ESDM yang kondusif.
8. Meningkatkan kemampuan kelitbangan dan kediklatan.
9. Meningkatkan mitigasi bencana geologi dan pengelolaan lingkungan
berbasis geologi.
10. Mewujudkan good governance dan clean government serta Sumber
Daya Manusia yang profesional.
2. Tujuan Strategis
Badan Litbang ESDM sebagai salah satu organisasi pelaksana
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menjabarkan Visi dan Misi
Operasional Kementerian ESDM di dalam Tujuan dan Sasaran Strategis
yang ingin dicapai di dalam kurun waktu 2015-2019, khususnya kondisi
yang ingin dicapai pada tahun 2019 mendatang.
Tujuan Strategis Badan Litbang ESDM dalam tahun 2015-2019
adalah:
1. Menyusun rumusan masukan dan evaluasi kebijakan di sektor ESDM
2. Mendukung terwujudnya keamanan pasokan energi dan mineral
3. Mengembangkan dan pemanfaatan teknologi energi dan mineral
4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan
3. Sasaran Strategis
Sasaran strategis Badan Litbang ESDM merupakan penjabaran
lebih rinci dari Visi dan Misi Operasional Kementerian ESDM, sekaligus
menggambarkan tujuan yang ingin dicapai Badan Litbang ESDM selama
kurun waktu lima tahun, yang dialokasikan dalam lima periode secara
tahunan melalui rangkaian kegiatan dalam Rencana Kerja Tahunan
(RKT).
Secara keseluruhan Sasaran Strategis Badan Litbang ESDM dalam
tahun 2015-2019 yang terkait dengan tujuan strategis, dijabarkan sebagai
berikut:
1. Terwujudnya kontribusi dalam perumusan kebijakan sektor ESDM
2. Terwujudnya kontribusi dalam evaluasi kebijakan sektor ESDM
3. Terwujudnya kebijakan teknis kelitbangan Bidang ESDM
4. Terwujudnya penambahan pasokan energi dan mineral
5. Terwujudnya penambahan sumber daya energi dan mineral
6. Terwujudnya litbang unggulan
7. Terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM
8. Terwujudnya peningkatan nilai tambah
9. Terwujudnya pengurangan biaya, peningkatan efisiensi dan TKDN
10. Terwujudnya peningkatan jasa teknologi
11. Terwujudnya kegiatan litbang yang mendukung perkembangan dan
menjawab isu strategis sektor ESDM
12. Terwujudnya kegiatan litbang yang akuntabel, efektif, dan efisien
13. Terwujudnya lingkungan dan proses kerja yang kondusif

15
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Untuk mewujudkan Rencana Strategis Badan Litbang ESDM


diperlukan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang selaras dengan
perkembangan pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral.
Badan Litbang ESDM telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU)
untuk kurun waktu 2015-2019. Indikator Kinerja Utama (IKU) ini merupakan
acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh masing-masing unit di
lingkungan Badan Litbang ESDM, yaitu:
1. Menetapkan rencana kinerja tahunan
2. Menyampaikan rencana kerja dan anggaran
3. Menyusun dokumen penetapan kinerja
4. Menyusun laporan akuntabilitas kinerja
5. Melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan organisasi dan
dokumen Rencana Strategis Badan litbang ESDM.
Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Litbang ESDM tahun 2015-2019
dan target kinerja yang ingin dicapai, digambarkan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Litbang ESDM tahun 2015-2019 dan
target kinerja
No IKU / Output Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Total
1 Jumlah Pengembangan dan Jumlah 298 306 332 365 402
Produk Teknologi serta Produk Produk
Survei
Laporan ilmiah Dokumen 113 108 110 113 117 561
Makalah ilmiah yang Makalah 89 86 94 103 114 486
diterbitkan oleh media yang
terakreditasi
Usulan paten, hak cipta dan Buah 25 38 52 72 93 280
litbang inovasi
Pilot plant/prototipe/demo Buah 30 30 31 31 31 153
plant atau rancangan/
rancang bangun/formula
Peta/atlas potensi sektor Peta/atlas 41 44 45 46 47 223
ESDM
2 Jumlah Rumusan dan
Evaluasi Kebijakan Sektor
ESDM
Usulan Masukan/ 39 42 42 42 42 207
Masukan/Rekomendasi Rekomend
kebijakan/regulasi (NSPK) dan asi
Rancangan Standar Nasional
Indonesia (RSNI)
3 Jumlah Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) Jasa
Teknologi
Penerimaan Negara Bukan Miliar 91.79 94.0 97.0 100.0 102.0 484.79
Pajak (PNBP) Jasa Teknologi Rupiah

4 Jumlah Peningkatan Nilai 26 47 51 56 62


Tambah
Paten yang Buah 9 14 18 22 28 91
terimplementasikan
Pilotplant/prototype/ Buah 17 33 33 34 34 151
demoplant atau rancangan/
rancang bangun/formula
yang terimplementasikan

16
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

4 (empat) Tujuan dan 13 (tiga belas) Sasaran Strategis yang telah


disusun kemudian dijabarkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan
Litbang ESDM, sebagai berikut:
a. Tujuan pertama: Menyusun rumusan masukan dan evaluasi kebijakan
di sektor ESDM
1) Sasaran 1: terwujudnya kontribusi dalam perumusan kebijakan sektor
ESDM
2) Sasaran 2: terwujudnya kontribusi dalam evaluasi kebijakan sektor
ESDM
3) Sasaran 3: terwujudnya kebijakan teknis kelitbangan Bidang ESDM
Ketiga sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja utama
Badan Litbang, yaitu Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor
ESDM berupa Usulan Masukan/Rekomendasi kebijakan/regulasi (NSPK)
dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI).
b. Tujuan kedua: Mendukung terwujudnya keamanan pasokan energi
dan mineral
1) Sasaran 4: terwujudnya penambahan pasokan energi dan mineral
2) Sasaran 5: terwujudnya penambahan sumber daya energi dan
mineral
3) Sasaran 6: terwujudnya litbang unggulan
4) Sasaran 7: terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM
Keempat sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja
utama Badan Litbang, yaitu Jumlah Pengembangan dan Produk
Teknologi serta Produk Survei berupa Laporan ilmiah, Makalah ilmiah
yang diterbitkan oleh media yan terakreditasi, Usulan paten, hak cipta
dan litbang inovasi, Pilot plant/prototipe/demo plant atau rancangan/
rancang bangun/formula, Peta/atlas potensi sektor ESDM.
c. Tujuan ketiga: Mengembangkan dan pemanfaatan teknologi energi
dan mineral
1) Sasaran 7: terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM
2) Sasaran 9: terwujudnya pengurangan biaya, peningkatan efisiensi
dan TKDN
3) Sasaran 10: terwujudnya peningkatan jasa teknologi
Ketiga sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja utama
Badan Litbang, yaitu Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi serta
Produk Survei berupa Pilot plant/prototipe/demo plant atau rancangan/
rancang bangun/formula dan Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) Jasa Teknologi.
d. Tujuan keempat: Meningkatkan kapasitas kelembagaan
1) Sasaran 8: terwujudnya peningkatan nilai tambah
2) Sasaran 11: terwujudnya kegiatan litbang yang mendukung
perkembangan dan menjawab isu strategis sektor ESDM
3) Sasaran 12: terwujudnya kegiatan litbang yang akuntabel, efektif,
dan efisien
4) Sasaran 13: terwujudnya lingkungan dan proses kerja yang kondusif

17
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Keempat sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja


utama Badan Litbang, yaitu Jumlah Peningkatan Nilai Tambah berupa: 1)
Paten yang terimplementasikan, dan 2) Pilot plant/prototipe/demo plant
atau rancangan/rancang bangun/formula yang terimplementasikan.
4. Peta Strategi Badan Litbang ESDM 2015-2019
Secara keseluruhan penggambaran Visi, Misi hingga Indikator
Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan
Sumber Daya Mineral diperlihatkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Visi, Misi dan IKU Badan Litbang ESDM 2015-2019

18
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

B. Alokasi Anggaran
Pada tahun anggaran 2016, awalnya pagu anggaran Program
Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM untuk 5 (lima)
kegiatan sebesar Rp 857.026.350.000,-, kemudian berdasarkan Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 tentang Langkah-
Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga
dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2016 tanggal 12 Mei 2016, anggaran mengalami
penghematan menjadi Rp 807.618.646.000,- atau turun sebesar 6%.
Tabel 3. Alokasi anggaran belanja per program tahun 2016
PAGU PAGU
KODE KEGIATAN APBN PAGU (Rupiah) Penghematan I Penghematan II
(Rupiah) (Rupiah)
1910 Penelitian dan Pengembangan 132.976.281.000 132.976.281.000 103.681.925.000
Geologi Kelautan
1911 Penelitian dan Pengembangan 176.107.176.000 155.445.566.000 103.142.939.000
Teknologi Ketenagalistrikan,
Energi Baru Terbarukan, dan
Konservasi Energi
1912 Penelitian dan Pengembangan 190.807.123.000 164.561.029.000 122.366.608.000
Teknologi Mineral dan Batubara
1913 Penelitian dan Pengembangan 312.955.331.000 310.455.331.000 279.228.650.000
Teknologi Minyak dan Gas Bumi
LEMIGAS
1914 Dukungan Manajemen dan 44.180.439.000 44.180.439.000 34.059.900.000
Dukungan Teknis Lainnya Badan
Penelitian dan Pengembangan
Energi dan Sumber Daya
Mineral
TOTAL 857.026.350.000 807.618.646.000 642.480.022.000

Penghematan kembali dilakukan berdasarkan Instruksi Presiden


Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah
Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
Tahun Anggaran 2016 tanggal 26 Agustus 2016, sehingga total anggaran
menjadi sebesar Rp 642.480.022.000,- atau sebesar 20% terhadap
anggaran penghematan I.

C. Perjanjian Kinerja (PK)


Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja
tahunan yang akan dicapai oleh setiap instansi pemerintah, sebagai
upaya untuk meningkatkan efektivitas implementasi akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah. Perjanjian kinerja menggambarkan capaian kinerja
yang akan diwujudkan oleh suatu instansi pemerintah/unit kerja dalam
suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang
dikelolanya.
Tujuan Perjanjian Kinerja adalah:
1. Percepatan untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang
efektif, transparan, dan akuntabel;
2. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;

19
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

3. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dengan pemberi


amanah;
4. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi;
5. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi aparatur.
Pada pelaksanaan tahun anggaran 2016, pengukuran kinerja
Badan Litbang ESDM telah dituangkan dalam perjanjian kinerja yang
dilakukan Kepala Badan Litbang ESDM (Lampiran 1) selaku Kuasa
Pengguna Anggaran dengan menetapkan sasaran strategis dan target
indikator kinerja utama (IKU). Perjanjian Kinerja Tahun 2016 Badan Litbang
ESDM (Tabel 4) sebagai berikut.
Tabel 4. Perjanjian Kinerja 2016
Sasaran Program Indikator Target

1 2 3
Meningkatnya Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi serta 204
berbagai Produk Survei
penemuan - Laporan Ilmiah 60
terobosan dalam - Makalah Ilmiah yang diterbitkan oleh media yang 98
upaya peningkatan terakreditasi
Ketahanan Energi - Usulan Paten, Hak Cipta dan Litbang Inovasi 16
dan Nilai Tambah
Sektor ESDM - Pilot Plant/Prototipe/Demo Plant atau 12
Rancangan/Rancang Bangun/Formula

- Peta/atlas potensi sektor ESDM 18

Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM 25


Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa 95.607 juta Rp
Teknologi

Jumlah Peningkatan Nilai Tambah 57


- Paten yang terimplementasikan 2
- Hasil Litbang yang terimplementasikan 55

20
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

III. Akuntabilitas Kinerja

P engukuran tingkat capaian kinerja Badan Penelitian dan


Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2016
dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan
realisasi masing-masing indikator kinerja utama yang dicapai pada
tahun 2016.

A. Pencapaian Kinerja Tahun 2016


1. Pencapaian Indikator Kinerja Utama Badan Litbang ESDM
Ukuran yang digunakan untuk mengetahui rata-rata pencapaian
indikator kinerja setiap sasaran adalah melalui indikator kinerja utama
berdasarkan keluaran (output) dan capaian/realisasi hasil (outcome)
sesuai Perjanjian Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun 2016 (Tabel 5). Secara
keseluruhan capaian sasaran dan indikator yang telah dilaksanakan
Badan Litbang ESDM pada tahun 2016 ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Pencapaian Kinerja Tahun 2016
No Program / Sasaran Indikator Target Realisasi %
Kegiatan Program Capaian

1 2 3 4 5 6 7
I PROGRAM Meningkatnya Jumlah Pengembangan dan 204 209 102,45
PENELITIAN berbagai Produk Teknologi serta Produk
DAN penemuan Survei
PENGEMBA terobosan - Laporan Ilmiah 60 63 105
NGAN dalam upaya - Makalah Ilmiah yang 98 109 111,22
ENERGI peningkatan diterbitkan oleh media
DAN Ketahanan yang terakreditasi
SUMBER Energi dan
- Usulan Paten, Hak Cipta 16 17 106,25
DAYA Nilai Tambah
dan Litbang Inovasi
MINERAL Sektor ESDM
- Pilot Plant/Prototipe/Demo 12 8 66,67
Plant atau
Rancangan/Rancang
Bangun/Formula
- Peta/atlas potensi sektor 18 19 105,56
ESDM
Jumlah Rumusan dan 25 0 40,00
Evaluasi Kebijakan Sektor
ESDM
Penerimaan Negara Bukan 95.607 73.005 76,36
Pajak (PNBP) Jasa Teknologi juta Rp juta Rp
Jumlah Peningkatan Nilai 57 11 19,30
Tambah
- Paten yang 2 2 100
terimplementasikan
- Hasil Litbang yang 55 9 16,36
terimplementasikan

Secara umum, capaian realisasi pada tahun 2016 mengalami


penurunan dibandingkan dengan tahun 2015. Pada tahun 2016, 50%
indikator mencapai realisasi 100% atau lebih. Jumlah yang melebihi target
ini karena adanya beberapa kegiatan penelitian yang dapat
menghasilkan lebih dari satu produk atau output. Namun 50% indikator
lainnya justru mengalami penurunan capaian, dimana penurunan

21
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

capaian realisasi paling rendah adalah pada indikator Hasil Litbang yang
Terimplementasikan, yang hanya mencapai angka 16,36%.
Dalam hal penerimaan negara melalui PNBP/BLU yang tidak
mencapai target, beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain
adalah karena menurunnya harga minyak dunia menyebabkan
berkurangnya kegiatan eksplorasi, komunikasi dengan pelanggan belum
optimal, penyampaian informasi mengenai kemampuan laboratorium
yang dimiliki ke dunia usaha belum optimal, kebijakan pemerintah
mengenai larangan ekspor hasil tambang berupa bahan mentah
sehingga berdampak kepada kurangnya contoh uji yang masuk, jumlah
produksi dan penjualan mineral dan batubara menurun, terdapat
beberapa kerusakan alat, sehingga menghambat dalam pengujian dan
belum seluruh kemampuan tercantum dalam tarif PNBP.
Sementara itu, untuk jumlah rumusan kebijakan terkendala pada
kajian yang membutuhkan waktu untuk pengambilan data dan sampel
sehingga dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran, rumusan
kebijakan belum dapat dibuat sebagai skala nasional dan belum
diajukan kepada direktorat teknis terkait sebagai masukan kebijakan.
Jumlah peningkatan nilai tambah, untuk paten terimplementasikan
mencapai angka 100% namun untuk hasil litbang yang
terimplementasikan hanya mencapai 16,36%. Hal ini karena berbagai
kendala, yaitu ada beberapa yang tahapannya dilaksanakan tidak
memungkinkan selesai dalam waktu 1 (satu) tahun, dan pengadaan alat
serta bahan yang mengalami keterlambatan sehingga belum
diimplementasikan.
Untuk mendukung tercapainya indikator kinerja utama pada tahun
2016, jumlah kegiatan penelitian dan pengembangan yang
diselenggarakan oleh Puslitbang di lingkungan Badan Litbang ESDM
mencapai 37 kegiatan litbang (Lampiran 2). Kegiatan litbang ini pada
awalnya berjumlah 34 kegiatan, kemudian pada Triwulan III atau bulan
kesembilan mengalami perubahan menjadi 37 kegiatan. Penambahan
jumlah kegiatan litbang ini dikarenakan adanya penugasan yang
diberikan kepada Badan Litbang ESDM, dan anggaran pelaksanaannya
diambil dari alokasi anggaran output cadangan.
Dari 37 kegiatan tersebut, terdapat kegiatan litbang prioritas
sebagaimana tercantum dalam Rencana Aksi di dalam Renstra
Kementerian ESDM dan Renstra Badan Litbang ESDM tahun 2015-2019,
antara lain sebagai berikut:
1) Intensifikasi Eksplorasi Migas Kawasan Timur Indonesia
Wilayah Kerja (WK) Baru Migas dari tahun ke tahun mengalami
penurunan hal ini ditunjukkan oleh jumlah blok yang
perkembangannya sangat lambat dan berakibat terhadap
cadangan migas di Indonesia. Intensifikasi Eksplorasi Migas Kawasan
Timur Indonesia dilakukan untuk memperoleh data baru di
cekungan-cekungan frontier yang masih berpotensi untuk
dieksplorasi lebih lanjut. Pengambilan data geologi maupun

22
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

geofisika diperlukan sebagai tahap awal dalam mengidentifikasi


potensi migas di sebuah daerah, yang kemudian dianalisis lebih
lanjut untuk ditentukan daerah prospek di wilayah tersebut.
Diharapkan daerah-daerah baru ini dapat direkomendasikan
menjadi WK baru kepada Ditjen Migas untuk kemudian ditawarkan
kepada investor.

Gambar 4. Tahapan Program Kaji Ulang Wilayah Kerja Migas

Hasil Intensifikasi Eksplorasi Migas Kawasan Timur Indonesia antara


lain:
(1) Rekomendasi akuisisi seismik untuk Cekungan Sengkang sebaiknya
dilakukan pada daerah depresi Walanae (Sub-cekungan Sengkang
Barat) dan penelitian mendatang sebaiknya diarahkan untuk
menemukan kawasan prospek hidrokarbon di daerah Sengkang,
Watampone, Sinjai dan Sepanjang Pantai barat Teluk Bone;
(2) Rekomendasi akuisisi seismik untuk Cekungan Timor (Atambua)
sebaiknya dilakukan di daerah Central Basin dengan play Paleozoik
dan Tersier, dan Pegunungan Selatan dengan play Paleozoik dan
Mesozoik, target play dibawah detachment Formasi Wailuli
diharapkan memiliki struktur yang lebih sederhana dibandingkan
play dibagian atasnya yang memiliki struktur lebih kompleks
(imbricated thrust fault);
(3) Cekungan Mamberamo sebaiknya digeser ke arah Utara yang
masih memiliki daerah terbuka walaupun sebagian besar area telah
menjadi WK aktif, hal ini dikarenakan Formasi Makats yang
merupakan kandidat batuan induk telah tersingkap disebagian
besar daerah penelitian. Berdasarkan analisis data geokimia,
daerah ini memiliki potensi gas biogenik yang dapat diteliti lebih
lanjut.
Dari kegiatan ini juga telah dihasilkan 5 laporan ilmiah, 17 makalah
ilmiah, 1 usulan paten, 1 rancang bangun dan 1 paten
terimplemantasikan.

23
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

2) Pengembangan Migas Non Konvensional Indonesia


Pengembangan migas non konvesional yang dipandang paling
strategis dilakukan dengan melakukan penelitian batuan shale
sebagai reservoir hidrokarbon dan peningkatan produksi gas
metana batubara.
Pencarian migas secara teoritis tidak harus bermigrasi dari batuan
induk (source rock) ke reservoar batuan pasir/gamping, namun bisa
saja terjebak secara permanen di batuan induk yang matang.
Tujuan penelitian adalah mengetahui karakter shale play di Jambi
yang menjadi daerah studi untuk mendukung studi identifikasi sweet
spot dan perhitungan potensi shale hidrocarbon.
Hasil pengamatan dan pengukuran di laboratorium terhadap data
singkapan dan data core/ditch cutting menunjukkan shale play
formasi Talang Akar dan formasi Gumai bagian bawah (kedalaman
> 2050 m) mempunyai karakter penghasil migas non konvensional
yang bagus dan memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
Shale play formasi Talang akar terjadi pada bagian tengah bawah
formasi ini. Ketebalan di sumur studi mencapai 100 m berumur
Oligosen Akhir Miosen Awal dengan pengendapan litoral-neritik
(pinggir tengah). Nilai TOC pada shale ini relatif kecil dengan rata-
rata tidak lebih dari 1%, tetapi hampir semua nilai TOC > 0,5%. Nilai
S1 dan S2 dalam kategori jelek sedang. Nilai PY berkisar antara 0,93
2,06 mg/g. Nilai HI cenderung berkisar 50 300 HC mg/g.
Berdasarkan tipe Karogen dan Nilai Ro (Vr), shale play TAF bagian
tengah bawah mempunyai tipe Karogen III dan masuk dalam
zona pembentukan gas.
Shale play formasi Gumai diperkirakan telah matang pada
kedalaman 2100 m. Shale play ini relatif sangat tebal, hampir
mencapai 300 m, berumur Miosen Awal dengan lingkungan
pengendapan sub-litoral neritik (tengah). Shale play ini mempunyai
nilai TOC relatif kecil berkisar 0,5 1,23%, nilai S1 dalam kategori
sedang (0,5 1,0 mg/g), nilai S2 cenderung kurang dari 2,5 mg/g,
nilai PY berkisar antara 0,38 2,89 mg/g. Nilai HI cenderung berkisar
113 524 HC mg/g. Berdasarkan tipe Karogen masuk kategori Tipe
Karogen II/III. Shale play pada kedalaman sekitar 2050 2400 telah
masuk oil window dengan nilai Ro (Vr) sekitar 0,6 0,7 %. Shale pada
kedalaman kurang dari 2050 m dianggap belum matang dan lebih
dari 2400 m diinterpretasi sudah masuk dalam zona pembentukan
gas.
Shale play formasi Lemat/Lahat cukup masih berpotensi sebagai
source rock reservoir meskipun tidak direkomendasikan untuk
dikembangkan. Formasi ini tergolong sangat dalam diperkirakan
mempunyai Top Lemat pada kedalaman 3615 m. Dengan
kedalaman sebesar itu, secara teoritis formasi ini sangat tinggi
temperatur dan tekanannya. Shale play ini diperkirakan berumur
Late Eosen Oligosen Awal dengan lingkungan pengendapan
supralitoral/litoral. Nilai TOC berkisar 1,16 2,85%, nilai S1 0,23 1,19

24
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

mg/g, nilai S2 0,89 12,31 mg/g, nilai PY berkisar antara 0,12 213,88
mg/g. Nilai HI 77 432 HC mg/g. Kualitas source rock dalam range
jelek sangat bagus. Berdasarkan data singkapan hasilnya tergolog
bagus (porositas > 5% dan permeabilitas > 0,01 mD) meskipun agak
meragukan karena data permukaan dikhawatirkan terkena efek
pelapukan. Komposisi mineral clay cukup besar (>60%). Nilai Vr (Ro)
yang tinggi dan didukung tipe Karogen III diperkirakan sebagai shale
play formasi Lemat/Lahat berpotensi menghasilkan gas dan
sebagian lain sudah dalam kondisi over mature.
Dari kegiatan ini juga telah dihasilkan 4 laporan ilmiah, 7 makalah
ilmiah, dan 1 usulan paten.
3) Pemanfaatan Lapangan Gas North Kutai Lama (NKL): Prospek
Implementasi Hasil Litbang Migas Untuk Masyarakat Sekitar dan
Rencana Bisnis Pengembangannya
Kegiatan ini merupakan kegiatan multiyears guna mengembangkan
rencana bisnis/komersialisasi hasil litbang. Adapun road map
kegiatan ditunjukkan pada Gambar 5.

2015 2016 2017 2018 2019 2020


Kelayakan aspek teknis
Kelayakan aspek ekonomis
Dukungan biaya

Usulan Kegiatan FEED EPC


Multiyears, Kerja Kegiatan (Front-End
Sama dengan PEP
GO
Studi
Decision GO
Engineering
Decision GO (Engineering, Procurement & Construction) Project Operation
& Design)
(INVESTASI BLU LEMIGAS & MITRA)
Asset 5
(Today) STOP STOP

Kebutuhan SDM - 80 orang LEMIGAS & Konsultan Kontraktor PPPTMGB Lemigas

Durasi 10-12 Bulan 12 Bulan 24 Bulan On-stream

Evaluasi hasil subsurface Menyusun kajian Rencana Bisnis Menyiapkan aspek legas dan perizinan terkait Operation, Monitoring dan Evaluasi
Sampling dan analisis pemanfaatan gas pada lapangan Melakukan kajian lingkungan yang detail yang melibatkan pelaku usaha
gas marginal Persiapan pengadaan jasa kontraktor EPC dan yang terkait Penjajakan kerjasama dengan pelaku
Seleksi teknologi Melakukan Engineering, Procurement & Construction usaha dalam rangka komersialisasi
Aktivitas

fasilitas permukaan (gas Menyusun klaster gas suar bakar


pre treatment dan dan mengkaji pemanfaatnnya
pamanfaatannya) Melakukan kajian awal lingkungan
Penentuan kapasitas Melakukan Front-End Engineering
pilot plant Design Pilot Plant
Perhitungan pasokan Menyusun dokumen teknis FEED
dan permintaan energi pilot plant
di lingkungan sekitar Menyusun dokumen Harga
lapangan Penawaran Sendiri (HPS) untuk
Kajian keekonomian kebutuhan tender EPC

Pengadaan jasa Mengkaji dan pemetakan potensi


konsultan FEED pengembangan infrastruktur gas
bumi dalam mendukung program
pembangkit listrik di kawasan
industri baru

PERAN PEMERINTAH: Risiko Teknis dan Komersial Relatif Tinggi PERAN SWASTA (PELAKU USAHA): Risiko Teknis dan Komersial Relatif Rendah

Gambar 5. Road map kegiatan Pemanfaatan Lapangan Gas North Kutai Lama
(NKL): Prospek Implementasi Hasil Litbang Migas

Pada tahun 2016 dilaksanakan kajian kelayakan teknis dan


ekonomis pemanfaatan gas Lapangan NKL (North Kutai lama).
Lapangan NKL yang berlokasi di utara sungai Mahakam merupakan
salah satu lapangan yang menghasilkan gas suar bakar berkisar 2
mmscfd. Gas suar bakar yang dihasilkan merupakan gas ikutan dari
operasi produksi minyak. Gas ikutan yang diproduksikan di
Lapangan NKL hingga saat ini belum dimanfaatkan dan dibakar
begitu saja ke udara karena tidak memenuhi spesifikasi untuk
digunakan sebagai bahan bakar. Komposisi metana dalam gas
ikutan tersebut hanya berkisar 50-67%. Konsep pemanfaatan gas
suar bakar dari lapangan NKL adalah dengan memprosesnya
menjadi LPG untuk desa-desa di sekitarnya.

25
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa komposisi gas


mempengaruhi nilai keekonomian dari gas suar bakar. Gas suar
bakar dengan komposisi metana yang tinggi memiliki indikator
ekonomi proyek yang lebih baik dibandingkan gas dengan
komposisi metana yang rendah. Nilai IRR proyek pemanfaatan gas
suar bakar di atas 15% dapat dicapai jika volume gas suar bakar
minimal sebesar 3 mmscfd.
Dari hasil analisis komposisi yang dilakukan, kualitas gas asosiasi di
Lapangan NKL masih cukup rendah sehingga tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung sebagai bahan bakar gas. Agar
dapat dimanfaatkan, gas asosiasi tersebut harus diproses terlebih
dahulu untuk memisahkan fraksi beratnya. Fraksi berat pada gas
asosiasi yang dihasilkan baik dari SP-998 maupun SP-NKL memiliki
kandungan Propana dan Butana yang relatif tinggi sehingga jika
diekstraksi akan menghasilkan fraksi LPG yang bernilai ekonomis
tinggi. Lokasi kilang LPG dipilih di sekitar SPU Anggana dengan
pertimbangan dapat diakses oleh kendaraan pengangkut LPG dan
CNG. Produk akhir yang dihasilkan dengan fasilitas di atas, yaitu LPG
10,2 TPD, Kondensat 31 BPD, lean gas dari separator 0.42 MMscfd
dan lean gas dari unit deethanizer 0.18 MMscfd. Lean gas dapat
dimanfaatkan melalui beberapa opsi di antaranya jargas, CNG
komunal atau untuk kebutuhan own use PT. PEP Asset 5 sebagai
bahan bakar boiler maupun genset lapangan.
Biaya investasi awal yang dibutuhkan untuk membangun fasilitas
pemanfaatan gas associated di lapangan NKL adalah sebesar 8,634
juta US$. Sebesar 89% dari biaya investasi awal merupakan biaya
investasi peralatan, sedangkan sisanya yang sebesar 11%
merupakan working capital. Biaya operasional tahunan yang
diperlukan untuk menjalankan fasilitas pemanfaatan gas NKL adalah
sebesar 684.433 US$ per tahun. Hasil simulasi perhitungan
deterministik dengan metode deterministik adalah sebagai berikut
POT (PBP) 5 tahun, IRR 3,94%, NPV@DF -305,235 US$, PI (BCR) 0,96.
Berdasarkan indikator keekonomian menggunakan metode
deterministik terlihat bahwa keekonomian dari pengembangan
fasilitas pemanfaatan gas di lapangan NKL belum layak secara
finansial, dikarenakan nilai NPV yang negatif.
Hasil indikator keekonomian dengan metode determinisitik diatas
sangat bergantung pada nilai variabel asumsi yang digunakan
sehingga belum bisa menjawab tingkat kepastian (certainly level)
dari simulasi perhitungan keekonomian tersebut. Oleh karenanya
dilakukan juga simulasi dengan metode probabilistik untuk
mengetahui tingkat kepastian (certainly level) dari simulasi
perhitungan keekonomian tersebut dengan mengasumsikan
beberapa variabel kunci menjadi data historis. Variabel indikator
ekonomi yang akan diamati pada metode probabilistik adalah IRR,
NPV dan PI.

26
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Berdasarkan hasil perhitungan, ditunjukkan bahwa dengan tingkat


kepastian mencapai 80%, keekonomian dari proyek sangat bernilai
positif yaitu IRR 15,57%, NPV : 2,422 juta US$ PI : 1.3. Hal ini
menandakan bahwa proyek pengembangan fasilitas pemanfaatan
gas NKL merupakan proyek yang memiliki probabilitas
menguntungkan yang sangat tinggi dimasa mendatang, walaupun
untuk saat ini terutama ketika harga minyak sedang mengalami
penurunan keekonomian pengembangan NKL masih belum menarik
secara bisnis, namun dalam 5 tahun ke depan seiring dengan
normalnya harga minyak dunia, maka keekonomian proyek
pengembangan fasilitas pemanfaatan gas lapangan NKL akan
menjadi lebih baik.
Dari kegiatan ini juga telah dihasilkan 1 laporan ilmiah dan 1
makalah ilmiah.
4) Pengembangan dan Aplikasi Hasil Litbang Pengolahan dan
Pemurnian Mineral Mendukung Peningkatan Nilai Tambah Mineral
Polialuminium khlorida (PAC) dengan rumus umum Aln(OH)mCl(3n-
m) adalah persenyawaan anorganik kompleks, mengandung ion
hidroksil (OH) dan ion-ion alumunium yang mengalami klorinasi
bertahap. Penelitian pembuatan PAC ini dilakukan dalam upaya
peningkatan nilai tambah bijih bauksit dan merupakan proses
hilirisasi yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah agar
pemanfaatan mineral bauksit lebih optimal.

Gambar 6. Bagan alir percobaan pembuatan PAC secara langsung.

PAC merupakan salah satu koagulan yang banyak digunakan untuk


penjernihan air minum dan pengolahan air limbah industri. PAC
memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan koagulan lain
misalnya tawas. PAC dapat dibuat dari bijih bauksit melalui dua
cara, yaitu proses Bayer dan direct process. Dalam penelitian ini,
PAC dibuat melalui direct process. Penelitian pembuatan PAC cara
langsung dari bauksit ini menunjukkan bahwa kualitas PAC cair yang
dihasilkan memiliki komposisi kimia 10,00 % Al2O3, 10,69% Cl-, 2,5%
SO4, berat jenis 1,281 g/mL dan pH 2,03 dan sudah memenuhi

27
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

spesifikasi produk PAC yang ada di pasaran. Hasil uji jar test
menunjukkan bahwa PAC hasil percobaan memberikan tingkat
kejernihan air limbah terolah yang lebih baik dibandingkan dengan
produk PAC pasar yang digunakan sebagai pembanding.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 7. Peralatan pendukung pembuatan PAC: (a) Reaktor PAC, (b)


Thickener, (c) Spray Drier, dan (d) PAC hasil kegiatan.

Dari kegiatan ini juga telah dihasilkan 1 laporan ilmiah dan 1


makalah ilmiah.
5) Pengembangan Teknologi Gasifikasi Batubara untuk Bahan Bakar
Kegiatan litbang GasMin tahun anggaran 2016 dibagi ke dalam tiga
kegiatan.Kegiatan pertama, yaitu Optimalisasi uji kinerja GasMin di 3
(tiga) IKM yang diimplementasikan pada tahun anggaran 2015.
Kegiatan kedua, yaitu implementasi di 3 (tiga) IKM atau UMKM
(Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Yogyakarta, dan kegiatan
ketiga adalah perumusan konsep RSNI GasMin. Implementasi di
laksanakan di dua IKM Peleburan Aluminium, dan Batik dengan
masing-masing kapasitas 30 kg/jam dan dilanjutkan dengan
kegiatan komisioning.
Parameter uji untuk optimalisasi implementasi GasMin di Peleburan
Aluminium, Tahu dan Minyak Atsiri adalah pengujian komposisi gas,
dan kualitas udara. Sementara di IKM Minyak Atsiri, pengujian dari
hasil rata-rata uji optimalisasi komposisi gas di tiga IKM adalah CO2:
6,83%, CO : 18,4%, O2 : 2,2%, CH4 : 6,44% , H2 : 6,73%, N2: 72,24 dan
HHV: 1395,13 kkal/Nm3. Pengujian kualitas udara terdiri dari udara
ambient dan emisi. Pengujian di IKM Peleburan Aluminium dan IKM

28
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Tahu, dengan hasil sebagai berikut: di IKM Peleburan Aluminium hasil


pengujian udara ambient untuk CO: 547 g/Nm3 (Baku Mutu: 30.000
g/Nm3); SO2: 67 g/Nm3 (Baku Mutu: 900 g/Nm3); NO2: 104 g/Nm3
(Baku mutu: 400 g/Nm3); Debu (TSP): 111 g/Nm3. Hasil pengujian
udara ambient di IKM Tahu CO: 312 g/Nm3 (Baku Mutu: 30.000
g/Nm3); SO2: 46,6 g/Nm3 (Baku Mutu: 900 g/Nm3); NO2: 93,4
g/Nm3 (Baku mutu: 400 g/Nm3); Debu (TSP): 564 g/Nm3. Hasil
pengujian emisi di IKM Peleburan Aluminium untuk NOx: 295 mg/m3;
CO: 0%; NO: 192 mg/m3; NO2: 1,49 mg/m3 (Baku Mutu Emisi: 750
mg/Nm3); CO2: 0,83%; SO2: 417 mg/m3 (Baku Mutu Emisi: 750
mg/Nm3); H2S: 18,4 mg/m3.Hasil pengujian emisi di IKM Tahu untuk
NOx: 78 mg/m3; CO: 0,26%; NO: 78 mg/m3; NO2:18,40 mg/m3 (Baku
Mutu Emisi: 750 mg/Nm3); CO2: 3,02%; SO2: 528 mg/m3 (Baku Mutu
Emisi: 750 mg/Nm3); H2S: 11,4 mg/m3. Data hasil pengujian baik
udara ambient maupun emisi di kedua IKM tersebut masih di bawah
Baku Mutu. Untuk IKM Minyak Atsiri pengukuran kualitas udara tidak
dapat dilakukan karena pada saat itu masih dilakukan modifikasi
boiler.

Gambar 8. Roadmap pengembangan GasMin

Gambar 9. Acuan desain dan kapasitas GasMin untuk tiga IKM/UMKM Yogyakarta

Kegiatan implementasi 3 (tiga) unit GasMin dengan kapasitas 30


kg/jam di tahun anggaran 2016 telah dilaksanakan, yakni di 2(dua)
unit IKM Peleburan Aluminium, masing-masing di Kota Yogyakarta
dan Kabupaten Bantul, serta 1(satu) unit di IKM Batik Nakula Sadewo
di Kabupaten Sleman.

29
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Kegiatan RSNI GasMin, telah didaftarkan ke BSN melalui Komtek


Direktorat Aneka EBTKE yang akan ditindaklanjuti dengan
perumusan pada tahun anggaran 2017.
Dari kegiatan ini dihasilkan 2 makalah ilmiah yang diterbitkan oleh
media yang terakreditasi, 1 rumusan dan evaluasi kebijakan sektor
ESDM, 3 Pilotplant/prototipe/demoplant atau rancangan/rancang
bangun/formula yang terimplementasi.
6) Penerapan dan Pengembangan Pembakar Siklon di UMKM Jabar
Serta Kajian Tekno Ekonomi dan Logistik Teknologi Pembakar Siklon
Pada UMKM di Pulau Jawa
Pemerintah melalui penelitian dan pengembangan pada
Kementerian ESDM, yaitu Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara
(tekMIRA) sejak tahun 2014 telah menerapkan teknologi pembakar
siklon. Lokasi penerapan teknologi untuk tahun 2016 terpusat 3 lokasi
di Provinsi Provinsi Jawa Barat.yakni di UMKM Keramik di Ciwastra,
UMKM Jamur Tiram di Subang, dan UMKM pencucian pakaian blue
jean di Soreang.
Pembakar siklon yang diterapkan di UMKM di Jawa Barat tahun 2016
ini berkapasitas 50 kg/jam dan 120 kg/jam, yang mampu membakar
batubara dari peringkat rendah sampai tinggi dengan stabil, baik
yang berkadar abu tinggi maupun sangat rendah. Ukuran butir
batubara diperkecil sampai -0,5 mm atau -30 mesh. Pembakaran
dapat dilakukan tanpa udara sekunder, karena di dalam ruang
bakar sudah dicapai kondisi turbulensi yang tinggi. Tungku ini
diharapkan menjadi alternatif pengganti liquid petroleum gas (LPG)
atau kayu bakar di masyarakat.
Pembakar siklon bertemperatur antara 1.200C sampai 1.350C
dengan kandungan panas yang besar, karena dibuat dari refraktori
yang tebal. Bahan bakar yang digunakan adalah batubara atau
campuran batubara - biomassa (co-firing), yang merupakan bahan
bakar alternatif masa depan yang baik juga untuk bahan bakar
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), karena penambahan
biomassa ke dalam bahan bakar batubara dapat mengurangi emisi
belerang.
Daya tarik dari sistem pembakar siklon dengan bahan bakar co-
firing ini adalah pemanasannya lebih terfokus, sehingga selain
efisiensi energinya lebih besar, juga proses pemanasan jauh lebih
cepat, lingkungan pabrik menjadi lebih bersih, ruang pabrik yang
lebih dingin dan tidak berasap dibanding dengan penggunaan
kayu bakar. Tujuannya adalah mendukung peningkatan konsumsi
batubara domestik dan memaksimalkan teknologi pengolahan
batubara dalam negeri melalui penerapan pembakar siklon skala
kecil di UMKM Jawa Barat serta mengkaji tekno ekonomi dan logistik
penerapan teknologi pembakar siklon di Pulau Jawa.

30
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Gambar 10. Pembakar Siklon

Dari kegiatan ini dihasilkan 2 buah laporan ilmiah, 2 makalah ilmiah


yang diterbitkan oleh media yang terakreditasi, 3 hasil litbang yang
terimplementasi.
7) Potensi Energi Laut di Perairan Selat Lembeh dan Sekitarnya, Provinsi
Sulawesi Utara
Daerah penelitian di Selat Lembeh, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi
Utara pada koordinat antara 01022 - 01035 Lintang Utara dan
1250 04 - 1250 18 Bujur Timur. Daerah Sulawesi Utara telah lama
dikenal dengan potensi bahan galian untuk industri dan panas bumi.
Hal yang menarik di perairan Sulawesi Utara khususnya di perairan
Selat Lembeh adalah tingkat sedimentasi dan limbah rumah tangga
yang relatif rendah sehingga kawasan ini berpotensi untuk
dikembangkan menjadi daerah pembangkit listrik tenaga energi
laut untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di
daerah tersebut.
Tujuan yang akan dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data dasar mengenai potensi energi laut khususnya
arus laut, energi gelombang dan tatanan litologi permukaan dasar
laut sebagai acuan dalam membangun infrastruktur pembangkit
listrik dari energi laut di perairan Bitung, Sulawesi Utara dan
sekitarnya.

Gambar 11. Peta batimetri perairan Selat Lembeh

31
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Kedalaman dasar laut yang disurvei berkisar antara 20 hingga 100


meter dengan kedalaman bertambah ke arah bagian utara, timur
laut dan selatan (Gambar 11). Dari hasil pemeruman menunjukkan
bahwa umumnya karakter pantulan baik dari echosounder maupun
dari Sea-Bottom Profiling memperlihatkan pola reflektor yang relatif
bergelombang pada permukaan dasar laut dengan kerapatan
kontur sangat rapat dan memperlihatkan morfologi lereng pantai
yang relatif curam.
Dari kontur menunjukkan bahwa di bagian utara Pulau Serena
mempunyai kedalaman laut yang sangat dalam dan curam,
dengan kedalaman mencapai lebih dari 100 meter. Pada jarak
kurang lebih 50 meter ke arah lepas pantai dijumpai banyak
ditumbuhi terumbu karang mengitari hampir di sepanjang daerah
penelitian. Di bagian utara Pulau Serena, permukaan dasar lautnya
relatif berundulasi terutama mendekati Pulau Lembeh.
Pengukuran arus laut di perairan Selat Lembeh dilakukan dengan
menggunakan metode pengukuran tetap (statis) dan bergerak
(mobile). Dari hasil penelitian, kecepatan arus yang terekam oleh
ADCP Sontek (statis) berkisar antara 0,001 m/detik 2,002 m/detik.

SULAWESI UTARA

ADCP Sontek
Pasut
Bitung
ADCP Nortek

P.Serena
Sample air

Kementerian ESDM
Republik Indonesia

Gambar 12. Peta lokasi penempatan ADCP Sontek dan Nortek serta lokasi pasut
dan pengambilan sampel air

Dari hasil pengukuran menggunakan ADCP mobile, secara vertikal


kecepatan arus berbeda antara arus permukaan, menengah, dan
bawah, sedangkan secara horizontal kecepatan arus berbeda
antara satu tempat dengan tempat lainnya. Kecepatan arus
permukaan sampai menengah berkisar antara 0,15 m/detik 0,35
m/detik, sedangkan kecepatan arus bawahnya berkisar 0,2 m/detik
0,4 m/detik. Secara horizontal distribusi kecepatan arus tidak
merata.
Analisis kualitas air dilakukan dengan mengukur dan mengambil 60
sampel air laut pada kedalaman 2 m dan 8 m untuk analisis di
laboratorium. Hasil pengukuran insitu, pH rata-rata 8,2, salinitas rata-
rata 33,5, suhu rata-rata 27,6 C, dan konduktivitas rata-rata 50,3.

32
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Gambar 13. Peta sebaran sedimen permukaan dasar laut

Hasil analisis dari 42 buah percontoh sedimen didominasi oleh


sedimen pasir kerikilan yang ditandai warna oranye muda (gS)
sebanyak 15 buah percontoh sedimen (35, 71 %) yang menempati
permukaan dasar laut bagian tengah hingga ke bagian selatan
daerah penelitian (Gambar 13). Kemudian berikutnya berupa kerikil
pasiran ditandai dengan warna coklat agak muda (sG) sebanyak 8
buah percontoh sedimen (19,05 %) yang menempati permukaan
dasar laut bagian tengah hingga bagian utara daerah penelitian.
Karena besar butir percontoh sedimen ini berukuran kasar
menempati rangking ke dua, hal ini menunjukkan bahwa
kecepatan arus di Selat Lembeh cukup besar yang dibuktikan
dengan hasil pengukuran kecepatan arusnya mencapai lebih dari 2
m/detik.

Gambar 14. Peta karakteristik pantai perairan Selat Lembeh, Bitung Sulawesi Utara

33
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Pengamatan karakteristik pantai secara rinci dilakukan di beberapa


titik menggunakan beberapa parameter oseanologi dan geologi.
Dari hasil pengamatan tersebut dapat dibedakan empat tipe
pantai di kawasan pesisir ini (pantai berbatu, pantai berpasir, pantai
berbatu dan berpasir, dan pantai berbakau). Keempat tipe pantai
ini sangat berbeda baik morfologi, litologi, resistensi dan vegetasi
yang tumbuh di tiap karakter pantai (Gambar 14).
Kajian energi gelombang dilakukan dengan pengambilan data
kecepatan angin yang dikonversi menjadi data gelombang. Data
kecepatan angin diambil dari Stasiun Klimatologi Stamar, Kota
Bitung. Hasil perhitungan besar rapat daya yang dapat dihasilkan
dari energi gelombang dengan data kecepatan angin tersebut
ditunjukkan pada Gambar 15.

2.00
1.80
Rapat Daya (Watt/m2)

1.60
1.40
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40 H (meter)
0.20
T (detik)
0.00
1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547495153555759 Daya
Frekuensi Data Angin

Gambar 15. Kurva rapat daya yang dihasilkan dari hasil prediksi tinggi gelombang
rata-rata di perairan sebelah utara Selat Lembeh.

Kegiatan ini masih membutuhkan data pada musim timur dan data
potensi energi gelombang di daerah penelitian untuk mendapatkan
hasil yang valid.
Dari kegiatan ini telah dihasilkan 1 laporan ilmiah, dan 2 makalah
ilmiah.
8) Penelitian Keterdapatan Endapan Plaser dan Unsur Tanah Jarang di
Pantai dan Perairan Dabo dan Sekitarnya, Kabupaten Lingga,
Provinsi Kepulauan Riau
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi
mengenai prospek keterdapatan endapan plaser dan unsur tanah
jarang (UTJ) yang terkonsentrasi pada endapan sedimen dasar laut,
di mana endapan plaser dan UTJ tersebut merupakan hasil
rombakan batuan intrusi granit yang terdapat di Pulau Singkep.
Pengambilan contoh sedimen pantai di Dabo dan sekitarnya,
dilakukan pada 30 lokasi dan 41 titik pemboran tangan, sedangkan
untuk di laut contoh yang berhasil diperoleh sebanyak 151 buah
contoh sedimen dasar laut dengan menggunakan pemercontoh inti
(gravity sampler) dan pemercontoh comot (grab sampler).

34
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Karakteristik pantai kawasan Dabo dan sekitarnya dapat dibedakan


2 tipe pantai, yaitu pantai berkantong pasir (pocket beach) dan
pantai berpasir (sand beach). Litologi penyusun pantai terdiri dari
endapan aluvium dan Komplek Malihan Persing berupa filit dan
batusabak, sekis dan kuarsit.
Kedalaman laut terkoreksi di daerah penelitian berkisar antara 3 32
meter. Sedimen permukaan dasar laut daerah penelitian dapat
dibagi menjadi 7 jenis sedimen, yaitu pasir kerikilan, pasir lumpuran
kerikilan, pasir lumpuran sedikit kerikilan, pasir lanauan, lanau
pasiran, lanau, dan lumpur pasiran sedikit kerikilan. Sebaran mineral
plaser pada umumnya terakumulasi pada sedimen fraksi kasar.
Hasil pengolahan data rekaman sesmik pantul di Perairan Dabo dan
sekitarnya memperlihatkan 3 runtunan (sekuen), yaitu Runtunan A, B
dan C, serta dijumpai adanya lembah/alur purba yang diduga
merupakan suatu lembah yang berpotensi sebagai cebakan
mineral plaser dan mineral pengikutnya.
Dari kegiatan ini telah dihasilkan 1 laporan ilmiah, dan 8 makalah
ilmiah.
9) Litbang Geologi Kelautan Dalam Mewujudkan Kebijakan Satu Peta
(One Map Policy) Sumber Daya Energi dan Mineral Kelautan
Kebijakan satu peta sektor ESDM yang strategis dan Isu Kemaritiman
di wilayah Perairan Negara Kesatuan Indonesia (NKRI) perlu
dilakukan mengingat potensi kekayaan laut Indonesia termasuk
sumber daya energi dan mineral di bawahnya sangat besar.
Persamaan persepsi dilakukan dalam penyusunan OMP di
lingkungan KESDM terhadap sektor strategis ESDM dan Kemaritiman
di antaranya EBT kelautan (energi laut pasang surut dan arus), gas
biogenik kelautan, geosains kelautan dan isu terkini tentang
kemaritiman di antaranya sebaran sedimen permukaan dasar laut
dan karakterisitik pantai, mineral kelautan, studi awal Migas.
Lokasi kajian penyusunan OMP meliput daerah-daerah yang telah
dilakukan penelitian oleh Puslitbang Geologi Kelautan. Hasil yang
didapat dari kegiatan ini, antara lain adalah:
1. Penyusunan peta energi laut meliputi energi arus laut antara
lain, di Nusa Penida Bali, Larantuka, Selat Lampa Riau, Selat Sugi
Riau, Lombok, Alas, Molo, dan Lirung Sulawesi Utara.
2. Penyusunan peta gas biogenik dangkal (Kuarter) meliputi
daerah Pulau Topang, Riau, Muara Kakap, Kalbar.
3. Penyusunan peta geoscience di utara Pulau Jawa. Hasil
penelitian yang berkaitan dengan geoscience untuk saat ini
diutamakan di Pantura Jawa.
4. Penyusunan peta kebijakan mineral laut di lokasi Bangka Belitung
5. Gas biogenik dalam daerah Utara Bali.
Penyusunan kebijakan satu peta diawali dari pegumpulan data hasil
penelitian yang sudah dilakukan terutama yang sudah dalam
bentuk map, seperti data geospasial, informasi geospasial termasuk

35
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

informasi geospasial dasar (IGD) dan informasi geospasial tematik


(IGT).
Nilai potensi energi arus diperoleh dari hasil pemodelan selama satu
bulan (Hindcast Model). Pemodelan menggunakan Princeton
Ocean Modeling (POM) untuk lokasi Selat Riau, Lombok, Larantuka
dan Alas. Lokasi Selat Lampa Natuna, Lirung Talaud, Sugi Riau,
Toyapakeh Nusa Penida, Sunda dan Mansuar Raja Ampat
dimodelkan dengan Mike 21. Model Regional Ocean Modeling
System (ROMS) digunakan untuk Selat Boleng, Molo, dan Pantar.
Berdasarkan metode di atas diperoleh potensi praktis maksimum dari
daerah potensi hasil pemodelan untuk tiap selat adalah sebagai
berikut (kW): Alas (544.791), Lombok (270.411), Sunda (247.682),
Pantar (220.178), Boleng (81.838), Toyapakeh (40.545), Riau (31.924),
Larantuka (27.740), Molo (23.208), Lembeh (6.642,19), Mansuar
(6.248), Lirung (7.183), Lampa (381,73), dan Sugi (211,52).

Gambar 16. Peta potensi energi arus laut Indonesia, P3GL

Penyusunan peta gas biogenik dangkal (Kuarter) didasarkan hasil


penelitian yang dilakukan di Pulau Topang, Kecamatan Rangsang,
Kabupaten Meranti, Provinsi Riau. Secara keseluruhan dapat
disimpulkan bahwa aspek geologi yang dimiliki Pulau Topang,
meliputi kondisi morfologi, struktur, dan stratigrafi berpotensi
menghasilkan gas biogenik serta mendukung gas biogenik tersebut
terakumulasi, sehingga dapat dilakukan eksplorasi gas biogenik lebih
lanjut karena telah diketahui informasi mengenai persebaran gas
biogenik di Pulau Topang.
Penyusunan peta geosicience di tahun 2016 merupakan
penyusunan peta sebaran sedimen permukaan dasar laut di
perairan Pantai Utara Jawa yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi Kelautan. Lokasi yang digunakan
sebagai penyusunan peta berbasis kebijakan satu peta (OMP)
antara lain : Lembar 1209 1210 (Jakarta) yang diterbitkan pada

36
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

tahun 1992, perairan Cirebon (Lembar 1309) yang diterbitkan pada


tahun 1991, perairan Semarang dan sekitarnya Lembar 1409
(Semarang) yang diterbitkan pada tahun 1992, perairan Lembar
1509 (Pati) yang diterbitkan pada tahun 1993, perairan Lembar 1608
(Surabaya) yang diterbitkan pada tahun 1998.
Kegiatan ini termasuk prioritas, karena keluaran/hasilnya merupakan
parameter input penting sebagai bahan masukan atau
penyempurnaan dalam penetapan zona Wilayah Pertambangan
(WP) maupun dalam memperbaharui (updating) data Minerba One
Map Indonesia (MoMi) oleh Ditjen Minerba, selain juga diharapkan
mampu berperan sebagai cetak-biru (blueprint) dalam
pengembangan mineral dan Unsur Tanah Jarang (UTJ) Kelautan ke
depannya.

Gambar 17. Peta sebaran sedimen permukaan dasar laut Pantura Jawa (Godwin,
2016)

Gambar 18. Geoportal peta sebaran sedimen permukaan dasar laut Pantura Jawa

Dari kegiatan ini telah dihasilkan 1 laporan ilmiah, dan 4 makalah


ilmiah.

37
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

10) Analisis Energi Angin untuk Daerah Berpotensi di Indonesia


Pengembangan teknologi lokal PLT-Angin di Indonesia saat ini masih
terkendala oleh beberapa faktor di antaranya terbatasnya informasi
mengenai potensi energi angin yang akurat untuk seluruh kawasan
Indonesia yang bisa digunakan sebagai alat identifikasi sistematis
dan evaluasi calon lokasi proyek angin. Informasi tersebut dijadikan
dalam bentuk informasi spasial berupa peta potensi energi angin
memuat informasi mengenai kondisi angin di berbagai wilayah
seperti kecepatan angin rata-rata, kecepatan minimum dan
maksimum yang dapat dikonversi menjadi peta daya dan energi
tahunan (dalam kWh/m2 atau W/m2). Informasi tersebut penting
sebagai dasar penentuan lokasi dan pemilihan teknologi turbin yang
tepat.
Tujuan kegiatan adalah untuk melakukan studi potensi energi angin
yang komprehensif, agar tersedia informasi yang cukup sebagai
bahan untuk melakukan studi kelayakan PLT Angin yang komersial.
Metodologi kegiatan adalah pengumpulan data primer dan
sekunder yang kemudian dilanjutkan dengan analisis data profil
angin hasil pengukuran.
Verifikasi dilakukan dengan cara membandingkan hasil model
dengan data observasi atau gabungan keduanya, dan proses ini
kadang disebut validasi atau evaluasi. Data yang digunakan adalah
data hasil running model WRF-ARW dan data hasil pengamatan di
seluruh stasiun meteorology di Indonesia. Data model WRF dihasilkan
melalui running dengan skala waktu 1 Januari 2001 sampai 31
Desember 2010.
Hasil Pengukuran di Dusun Satu Desa Sukadamai Kecamatan
Sukamakmur Kabupaten Bogor ditunjukkan pada Gambar 19.

Gambar 19. Kondisi menara ukur angin dan grafik Pengukuran energi angin di
Bogor

38
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Pagu kegiatan Rp 1.482.580.000,- dengan realisasi Rp 1.479.580.000,-


(99.99%). Capaian kegiatan ini berupa Laporan Ilmiah, karya tulis
ilmiah yang terbit pada prosiding kolokium P3TKEBTKE, Usulan paten
peta potensi energi angin resolusi 5 km granted, Verifikasi Peta
Potensi Energi Angin resolusi 5 km dg metode statistik data model
(data synop), pengunduhan data CCMP dan FNL 2001-2015 sebagai
Bahan data asimilasi peta potensi angin 1 km, pengumpulan data
peta kehutanan, land use dan jaringan transmisi, serta koordinasi,
Survei Menara Ukur Lokasi baru di Kabupaten Sabang, Propinsi DI
Aceh; Kabupaten Merauke, Propinsi Papua dan Kabupaten Lombok
Tengah, Propinsi NTB.
Capaian hasil kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Saat ini P3TKEBTKE memiliki sebelas menara ukur kecepatan angin
yang telah terpasang untuk dilakukan pengambilan data, yaitu di
lokasi Desa Sukadamai, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat; Pulau Sabu, Kabupaten Sabu Raijua, Propinsi Nusa
Tenggara Timur; Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya,
Propinsi Maluku; Pacitan, Jawa Timur; Maluku Tenggara, Maluku;
Maluku Tenggara Barat, Maluku dan Sumba Timur, Nusa Tenggara
Timur, Krueng Raya, Aceh Besar, D.I Aceh; Pulau Nusa Penida, Bali;
Pulau Enggano, Bengkulu.
Telah selesai dilakukan verifikasi untuk peta potensi energi angin
skala 5 km menggunakan data WMO dan ECMWF dengan
menggunakan metode statistik.
Telah diperolehnya sertifikat hak cipta dari Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia RI, untuk peta potensi energi angin skala 5
km.
Telah dilakukan perhitungan untuk potensi energi angin Indonesia
dengan melibatkan penggunaan lahan sebagai hutan (peta
hutan Kemenhut, 2013) juga pemanfaatan lahan kritis pada
daerah berpotensi energi angin.
Telah selesai dilakukan downscaling data angin sekunder yang
bersumber dari NNRP-D: Downscales NCEP/NCAR Global
Reanalysis Product skala 110 km diasimilasi dengan data CCMP ke
skala 1 km dengan lokasi Probolinggo, Jawa Timur untuk kemudian
akan diverifikasi dengan data hasil pengukuran semua lokasi
menara ukur kecepatan angin P3TKEBTKE sebagai update dari
peta potensi energi angin Indonesia 2014 yang lalu.
Telah dilakukan survei dan pengukuran sesaat kecepatan angin di
lokasi-lokasi target sesuai peta kecepatan angin sekunder skala 3
km, untuk pemilihan lokasi baru di tiga kabupaten yaitu
Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat; Kabupaten
Meauke, Papua; Kota Sabang, DI Aceh.
Telah dilakukan verifikasi data tower angin di Desa Ohoidertutu,
Pulau Kai Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Tenggara dengan SODAR.
Telah dilakukan akuisisi menara ukur terpasang beberapa lokasi.
Telah dilakukan pembongkaran menara ukur lokasi yang sudah
selesai dilakukan pengambilan datanya, yaitu menara ukur

39
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

kecepatan angin di: Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat;


Donorejo, Pacitan, Jawa Timur dan Kabupaten Maluku Tenggara,
Maluku
11) Penelitian dan Pengembangan Smart Grid In Microgrid Pada
Teknologi Pembangkit Energi Baru Terbarukan
Kegiatan penelitian ini dilakukan dalam tahun jamak atau multiyear
yang dimulai tahun 2011. Pada tahun 2016 dilakukan monitoring dan
evaluasi akhir model smart grid in microgrid skala laboratorium,
pengujian sistem smart grid in microgrid di gedung P3TKEBTKE dan
pembangunan pilot project smart grid in microgrid di Universitas
Udayana.
Penelitian sistem smart grid in microgrid di Universitas Udayana
dilakukan dalam jangka tahun jamak sesuai dengan Perjanjian Kerja
Sama (PKS) P3TKEBTKE dengan Fakultas Teknik Universitas Udayana
dengan PKS Nomor 2.3/Pj/05/BLE/2015 dan Nomor 1714/UN14.1.31/
KS/2015. Diawali pemasangan alat ukur untuk pengukuran dan
pengumpulan data potensi energi surya dan angin serta
pengukuran beban listrik yang dilakukan pada tahun 2015,
kemudian perancangan Sistem Smart Grid in Microgrid dan
pemasangan 1 (satu) set Pilot Project Smart Grid in Microgrid yang
dilakukan pada tahun 2016.
Pagu kegiatan ini Rp 501.095.000,- dengan realisasi Rp 500.899.000
(99,9%). Capaian kegiatan ini berupa laporan ilmiah dan KTI yang
terbit dalam prosiding International Conference on Smart-Green
Technology in Electrical and Information Systems (ICSGTEIS) 2016
dengan judul Smart Microgrid System With Hybrid System Supply:
Udayana University Pilot Project Design.
Hasil capaian kegiatan ini adalah Evaluasi Akhir, Uji Kinerja,
Perancangan dan Implementasi, sebagai berikut:
a. Evaluasi Akhir Model Smart Grid in Microgrid Skala Laboratorium di
Universitas Indonesia. Dari hasil evaluasi akhir dapat disimpulkan
bahwa :
Model smart grid in microgrid skala laboratorium yang dipasang di
Renewable Energy & Integration Laboratory gedung Mochtar
Riady Plaza Quantum Universitas Indonesia saat ini masih
beroperasi dengan baik dan digunakan untuk mensuplai beban
berupa peralatan elektronik yang digunakan mahasiswa yang
beraktivitas di laboratorium, dan jika ada kelebihan daya atau
excess power akan langsung diekspor ke grid.
Genset yang dipersiapkan untuk standby sebagai back up power
jika terjadi kekurangan pasokan daya masih belum terpakai lagi
sejak dilakukan uji kinerja dan optimasi sistem. Hal ini disebabkan
karena aktivitas mahasiswa di laboratorium tersebut hanya siang
hari, sehingga kebutuhan energi listriknya dapat dipenuhi dari PLTS
dan baterai. Sedangkan pada malam hari tidak ada
penggunaan daya yang signifikan.

40
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Webbase remote monitoring saat ini tidak dapat diakses karena


dosen yang bertanggung jawab untuk mengelola aplikasi
tersebut sedang melaksanakan tugas belajar keluar negeri, dan
belum ada penunjukan dosen pengganti dan pengalihan tugas
oleh pihak Universitas Indonesia.

(a)

(b)
Gambar 20. (a) Model Smart Grid in Microgrid System skala laboratorium dan (b)
peralatan yang telah terpasang.

b. Uji Kinerja Smart Grid in Microgrid di Gedung P3TKEBTKE


Terjadi beberapa kali trip atau shut down pada sistem terutama
saat terjadi jaringan listrik PLN mati dan beban yang terhubung ke
sistem melebihi daya mampu sistem. Hal ini dapat terjadi karena
adanya proteksi pada pembatasan discharge current pada
baterai, dimana untuk menjaga baterai dari kerusakan discharge
current maximal yang dapat diberikan oleh baterai hanya 80 A.
Agar baterai bisa digunakan sesuai dengan setting maximum
DOD yaitu 50%, maka perlu dilakukan penggantian terhadap
MCB DC pada panel baterai menjadi 140 160 A, sesuai dengan
maksimum arus charging dari Bidirectional inverter. Selain itu juga
perlu dilakukan penggantian terhadap kabel penghubung dari
baterai ke panel baterai menjadi 95 mm2 agar tidak terjadi
overheated pada kabel saat arus charge/discharge mencapai
nilai maksimum.

41
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Konfigurasi beban yang disuplai oleh sistem smart grid in microgrid


P3TKEBTKE masih belum jelas dan unbalance, sehingga terjadi
beberapa kali trip pada salah satu fasa. Untuk itu perlu dilakukan
rekonfigurasi beban yang akan disuplai oleh sistem, terutama
untuk beban-beban sensitif atau beban-beban prioritas.
Ruang kontrol terletak di lokasi yang sangat berdekatan dengan
pembuangan panas dari Air Conditioner gedung, sehingga suhu
ruang kontrol sangat panas dan mengganggu kinerja peralatan
kontrol dan baterai. Untuk itu perlu segera dilakukan
penambahan Air Conditioner dan exhaust di ruang kontrol.
Sistem webbase monitoring telah dibuat dan dapat diakses,
namun server yang digunakan adalah server bekas dan
mempunyai spesifikasi yang tidak sesuai dengan minimum
spesifikasi yang dibutuhkan. Sehingga webbase remote
monitoring sering sekali putus atau tidak bisa diakses. Untuk itu
perlu segera dilakukan penggantian atau peningkatan spesifikasi
server. Karena kapasitas baterai yang kurang memadai dan
kapasitas komponen penunjang sistem proteksi yang tidak sesuai,
maka saat PLN mati, baterai tidak bisa memasok beban. Rata-
rata beban adalah 6 kW, sedangkan kemampuan baterai
disetting hanya 1 kVAh. Genset sebagai penyeimbang daya juga
tidak bisa digunakan karena permintaan BBM ke Bidang
Prasarana dan Sarana Litbang P3TKEBTKE tidak dipenuhi.

c. Perancangan dan Implementasi Pilot Project Smart Grid in


Microgrid di Universitas Udayana
Keseluruhan sistem Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas
Udayana, Bali terdiri atas subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) Rooftop kapasitas 26,4 kWp, subsistem Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 5 kW PLTB atau 10 x 500
W, subsistem VRLA Batteries dengan kapasitas 192 kVAh, dan
subsistem Generator kapasitas 20 kVA. Keseluruhan sistem pilot plant
telah terinstal di Gedung DH, Kampus Fakultas Teknik Elektro
Universitas Udayana Unit Jimbaran.

Gambar 21. Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali

42
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

12) Penelitian dan Pengembangan Smart System PLTS di Kawasan


Perkantoran Gubernur Bali
PLTS bisa dioperasikan bersama dengan pembangkit listrik lainnya
baik berbahan bakar fosil ataupun pembangkit listrik berbasis energi
baru dan terbarukan lainnya dalam menyuplai suatu beban listrik
atau jaringan listrik publik. Dalam operasi tersebut, keseluruhan
sistem pembangkit yang terkoneksi harus mampu tersinkronisasi
dengan sempurna, handal, serta aman untuk beban listrik dan
makhluk hidup di sekitarnya. PLTS yang diimplementasikan di
Kawasan Perkantoran Gubernur Bali dirancang agar dapat
beroperasi bersama dengan sumber energi listrik existing yang
menyuplai Kompleks Perkantoran Gubernur Bali, yaitu jaringan listrik
PLN dan generator set (Genset).
Smart System PLTS yang dikembangkan di Kawasan Perkantoran
Gubernur Bali memiliki tujuan untuk optimalisasi dan efisiensi sistem
ketenagalistrikan yang ada di Kawasan Perkantoran Gubernur Bali
baik di sisi pembangkit listrik maupun di sisi pengguna energi listrik.
Sasaran kegiatan ini adalah terbangunnya sistem kelistrikan hibrida
yang handal, efisien dan aman. Ada beberapa keuntungan
penerapan smart system di kantor gubernur ini antara lain:
Jika daya listrik yang dihasilkan oleh PLTS berlebih, daya listrik
akan disalurkan ke battery bank dan berpotensi dapat di salurkan
ke grid PLN.
Jika PLTS tidak menghasilkan daya listrik, beban akan dipasok dari
battery bank jika masih kurang secara otomatis akan di pasok dari
grid PLN.
Jika PLN padam, daya listrik yang dihasilkan dari PLTS tidak dapat
memasok ke beban hingga dapat mendeteksi adanya tegangan
referensi. Tegangan referensi ini di dapat dari battere hingga
genset beroperasi. Proses swiching daya ini berlangsung cepat
diperkirakan kurang dari 1 menit dan sangat smooth tidak
menyebabkan kedip tegangan.
Pemakaian daya listrik di kantor gubernur dapat dikontrol dan
dimonitor sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya
pemakaian listrik.

Pagu kegiatan Rp 1.047.678.000,- dengan realisasi realisasi Rp


995.294.000 (95 %). Hasil capaian kegiatan ini berupa laporan
ilmiah. Keseluruhan sistem Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor
Gubernur Bali terdiri atas subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) di atas lapangan tenis dengan kapasitas 258 kWp, subsistem
VRLA Batteries dengan kapasitas 224 kVAh, dan subsistem
Generator kapasitas 275 kVA. Keseluruhan sistem pilot plant telah
terinstall di Kompleks Perkantoran Gubernur Bali.

43
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Hasil capaian kegiatan ini adalah sebagai berikut:


Pembangunan smart sistem di kawasan perkantoran Gubernur
Bali mempergunakan SCADA untuk mengintegrasikan semua
sistem secara data dan kontrol.
Pemasangan PV ada yang dihubungkan seri dan ada yang
dihubungkan pararel. Cara menentukan hubungan seri dan
pararel PV, sangat tergantung pada daya output solar charge
controller/MPPT.
Kapasitas daya listrik adalah 158 kWp. Sedangkan arah dan
kemiringan modul menyesuaikan arah lintasan matahari di lokasi.
Untuk mendapatkan tegangan dan arus yang sesuai dengan
parameter input power inverter dan sebagai proteksi dari
rangkaian panel surya maka diperlukan string combiner box.
Kegiatan ini menggunakan Bidirectional Inverter Sunny Island.
Sunny Island adalah inverter baterai yang dapat mengontrol
keseimbangan energy listrik dalam posisi off-grid, sebagai sistem
cadangan baterai dan sebagai sistem untuk meningkatkan self-
consumption.
Kegiatan ini menggunakan Sunny Tripower STP 20000 TL sebagai
string inverter (PV Inverter) tiga phasa. Sunny Tripower merupakan
PV inverter transformerless dengan dua MPP tracking yang akan
mengkonversi arus DC dari panel surya menjadi arus AC tiga
phasa dan mengalirkannya ke jaringan (grid). Sunny Tripower STP
20000 TL mempunyai kemampuan: Grid Management Services,
SMA Power Control Module, Multifunction Relay, Q on Demand
24/7.
Baterai yang dipergunakan merupakan baterai yang dikhususkan
untuk energi terbarukan yaitu Hoppecke 6 OPzV solar power 520.
Hibrid monitoring dan Smart System berfungsi untuk menampilkan
parameter operasi secara real time dalam display monitor
dengan ukuran monitor 47. Untuk memudahkan operator
memonitor pengukuran secara langsung seperti pengukuran
daya, tegangan, arus, power factor, harmonic distortion dan
energi listrik, parameter daya listrik dari smart system ini dapat
dipantau dari beberapa tempat, yaitu di ruang monitor di rumah
dinas wakil DPRD Bali, di kantor Badan Litbang dan Puslitbangtek
Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi di
Jakarta dengan layar monitor berukuran 60 inchi.
Lokasi ruang monitoring adalah di rumah dinas DPRD difungsikan
juga sebagai virtual CoE office.
Kesimpulan kegiatan ini adalah:
1. Penelitian dan pengembangan smart sistem di kawasan
perkantoran Gubernur Bali mempunyai kapasitas 158 kWp
dengan baterai sebagai kompensator.
2. Sistem yang dibangun digabungkan secara smart dengan grid
PLN dan Genset eksisting.

44
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

3. Data pengukuran untuk hasil keluaran per masing string inverter


memperlihatkan hasil paling besar 18.3 kW sehingga total semua
string inverter adalah 146.4 kW.

(a)

(b)

Gambar 22. Array PV (a) dan Struktur Pendukungnya (b).

Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan pada Perjanjian


Kinerja Tahun 2016 dijabarkan sesuai dengan urutan tujuan Strategis
Badan Litbang ESDM 2016, adalah berikut ini:
a. Tujuan Pertama: Menyusun rumusan masukan dan evaluasi kebijakan
di sektor ESDM
- Sasaran 1: terwujudnya kontribusi dalam perumusan kebijakan sektor
ESDM
- Sasaran 2: terwujudnya kontribusi dalam evaluasi kebijakan sektor
ESDM
- Sasaran 3: terwujudnya kebijakan teknis kelitbangan Bidang ESDM
Ketiga sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja utama
Badan Litbang, yaitu Jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor
ESDM berupa Usulan Masukan/Rekomendasi kebijakan/regulasi (NSPK)
dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI).

45
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM


Capaian
Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi %
Jumlah Rumusan dan Evaluasi Masukan/ 25 0 60%
Kebijakan Sektor ESDM rekomendasi
kebijakan

Kegiatan yang terkait dalam masukan/rekomendasi kebijakan


merupakan kegiatan yang hasilnya berupa data dan informasi yang
dapat mendukung dan menjadi masukan/rekomendasi kebijakan bagi
Kementerian ESDM. Capaian untuk IKU ini adalah 60% (on progress).
Sampai dengan akhir tahun 2016, setiap Unit masih dalam tahap
penyusunan dan penyelesaian rekomendasi kebijakan (policy brief),
beberapa terkendala karena beberapa kajian membutuhkan waktu
untuk pengambilan data dan sampel. Selain itu, adanya kebijakan
pemotongan anggaran melalui Inpres No. 8 tahun 2016 tentang
Langkah-langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga,
penyusunan rumusan/masukan kebijakan belum dapat diselesaikan,
sehingga belum dapat disampaikan kepada direktorat teknis terkait
atau pihak terkait lainnya. Untuk penyusunan RSNI, diperlukan
pembahasan mendalam dan waktu yang panjang dengan
melibatkan para pakar serta institusi yang menangani usulan RSNI.
Dari beberapa kegiatan penelitian, pengembangan dan kajian
yang dilakukan pada tahun 2016, telah dihasilkan beberapa draft dan
konsep usulan masukan/rekomendasi kebijakan dan RSNI sebagai
berikut:
a. Masukan kebijakan Intensifikasi Eksplorasi Migas di Indonesia untuk:
- Cekungan Sengkang
- Cekungan Timor (Atambua)
- Cekungan Mamberamo
b. Masukan kebijakan Blok Wilayah Kerja Migas:
- Blok Wilayah Kerja Migas Tanimbar Timur
- Blok Wilayah Kerja Migas Teluk Bone
- Blok Wilayah Kerja Migas Gorontalo Tomini II
- Blok Wilayah Kerja Migas Tomini Bay V
- Blok Wilayah Kerja Migas Sula II
- Blok Wilayah Kerja Migas Dolok
- Blok Wilayah Kerja Migas Karaeng.
c. Masukan Kebijakan Peningkatan Produktivitas Biomassa dan Minyak
Alga dari Mikroalga Air Laut Sebagai Bahan Dasar Biofuel
d. Feasibility Study Kilang Minyak Mini Pulau Seram
e. Masukan Kebijakan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN)
Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak (BBM)
f. RSNI0 Tabung gas Tabung bertekanan tinggi untuk penyimpanan
gas bumi sebagai bahan bakar kendaraan bermotor
g. Policy Brief tentang Pemanfaatan Flare Gas
h. Penyusunan Proyeksi Pemanfaatan Teknologi Energi
i. Usulan RSNI Gasifier skala IKM

46
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

j. Perbandingan Regulasi air tanah beberapa negara dan


kemungkinan aplikasinya di Indonesia
k. Analisis neraca sumber daya sebagai bahan masukan
pengambilan kebijakan untuk mendukung pembangunan jumlah
smelter di Indonesia
l. Analisis rantai nilai besi dan nikel sebagai masukan pengambilan
kebijakan untuk mendukung pasar industri hilir sektor pertambangan
m. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Untuk Mendukung
Pengembangan Cold Storage Di Sentra Kelautan Dan Perikanan
Terpadu
n. Pengembangan Industri Bahan Bakar Nabati (BBN) di Daerah
Istimewa Yogyakarta
o. Komersialisasi Pemanfaatan Biogas
p. Strategi Pengendalian Dampak Lingkungan dari PLTU Batubara
q. Kebijakan Waste to Energy di Indonesia
r. Membangun P3GL Sebagai Pusat Survei ESDM Kelautan
s. Pemanfaatan dan Pengembangan Gas Biogenik Kuarter

b. Tujuan kedua: Mendukung terwujudnya keamanan pasokan energi


dan mineral
- Sasaran 4: terwujudnya penambahan pasokan energi dan mineral
- Sasaran 5: terwujudnya penambahan sumber daya energi dan
mineral
- Sasaran 6: terwujudnya litbang unggulan
- Sasaran 8: terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM
Keempat sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja
utama Badan Litbang, yaitu Jumlah Pengembangan dan Produk
Teknologi serta Produk Survei berupa Laporan ilmiah, Makalah ilmiah
yang diterbitkan oleh media yan terakreditasi, Usulan paten, hak cipta
dan litbang inovasi, Pilot plant/prototipe/demo plant atau rancangan/
rancang bangun/ formula, Peta/atlas potensi sektor ESDM.
Capaian
Indikator Kinerja
Satuan Target Realisasi %
Jumlah Pengembangan dan Produk 204 209 102,45
Produk Teknologi serta
Produk Survei
Laporan Ilmiah Laporan 60 63 105
Makalah Ilmiah yang Makalah 98 109 111,22
diterbitkan oleh media yang
terakreditasi
Usulan Paten, Hak Cipta Usulan Paten/Hak 16 17 106,25
dan Litbang Inovasi Cipta
Pilot 12 8 66,67
Pilot Plant/Prototipe/Demo
Plant/Prototipe/Demo
Plant atau
Plant atau
Rancangan/Rancang
Rancangan/Rancang
Bangun/Formula
Bangun/Formula
Peta/atlas potensi sektor Peta/atlas 18 19 105,56
ESDM

47
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Rincian untuk tujuan strategis kedua Badan Litbang ESDM 2016


adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi serta Produk Survei
Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi serta Produk Survei
merupakan penjumlahan dari IKU Laporan Ilmiah, Makalah Ilmiah yang
diterbitkan oleh media yang terakreditasi, Usulan Paten, Hak Cipta
dan Litbang Inovasi, PilotPlant/Prototipe/Demo Plant atau
Rancangan/Rancang Bangun/Formula, dan Peta/atlas potensi sektor
ESDM yang merupakan hasil kegiatan litbang berupa pengembangan
maupun produk survei. Capaian IKU ini mencapai 102,45% atau 209
dari 204 target produk survei.
2. Laporan Ilmiah
Setiap akhir pelaksanaan kegiatan litbang, penanggung jawab
kegiatan litbang menyusun laporan akhir berupa Laporan Ilmiah. Pada
tahun 2016, target Laporan Ilmiah sebanyak 60 laporan, sedangkan
realisasi Laporan Ilmiah adalah sebanyak 63 laporan. Meningkatnya
jumlah Laporan Ilmiah ini dikarenakan adanya: 1) penambahan
kegiatan litbang selama tahun berjalan melalui optimalisasi anggaran
melalui anggaran output cadangan, 2) kegiatan litbang baru berupa
kajian-kajian di sektor ESDM sesuai arahan Menteri ESDM, 3) satu judul
kegiatan litbang menghasilkan lebih dari satu laporan.
a. Bidang Minyak dan Gas Bumi
Laporan ilmiah bidang Minyak dan Gas Bumi tahun 2016
dihasilkan sebanyak 35 laporan dari target 35 laporan. Tabel 6
menunjukkan judul Laporan Ilmiah bidang minyak dan gas bumi
dengan rincian hulu migas sebanyak 15 laporan dan hilir migas
sebanyak 20 laporan.
Tabel 6. Judul Laporan Ilmiah Bidang Minyak dan Gas Bumi
No JUDUL LAPORAN Keterangan
1. Intensifikasi Eksplorasi Migas di Kawasan Timur Indonesia Hulu
2. Evaluasi Bersama Kaji Ulang WK Migas Hulu
3. Implementasi Mini Airgun Hulu
4. Rekayasa Software Geofisika Program Reduksi Data Gravity V.01 Hulu
5. Perekayasaan Geophone Laser Pintar 3 Komponen Hulu
Identifikasi Sweet spot dan Perhitungan Potensi dari Shale
6. Hydrocarbon di Blok Pertamina Sub-Cekungan Jambi Hulu
(Area Sekitar Sumur Azalea-1
Produksi Gas Metana Skala Mini Plan Dengan Pemanfaatkan Campuran
7. Hulu
Cairan Rumen, Batubara Dan Air Formasi II
Identifikasi Karakter Shale Play pada Formasi Gumai, Formasi Talang Akar
8. dan Formasi Lemat/Lahat di Blok Pertamina Sub-Cekungan Jambi Hulu
dengan Dukungan Data Core Sumur Azalea-1
Karakterisasi dan Identifikasi Potensi Shale Hidrokarbon di Cekungan
9. Sumatera Utara melalui Akuisisi Core Sumur Meulucut-01 dan Investigasi Hulu
Tahapan Inisiasi Dan Propagasi Hydraulic Fracturing Pada Formasi Shale
10. Peningkatan Cadangan dan Produksi Minyak Melalui EOR Hulu

48
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

No JUDUL LAPORAN Keterangan


Optimasi Pengujian Surfaktan LEMIGAS Berbasis Bahan Nabati Dengan
11. Hulu
Metode Injeksi Berpola di Lapangan Jirak
Feasibility Study Untuk Implementasi Skala Pilot Injeksi CO2 EOR-CCS di
12. Hulu
Daerah Sumatera Selatan
Evaluasi Produksi Lapangan Eksisting dan Inventarisasi Data Cadangan
13. Hulu
Migas Indonesia 01 Januari 2016
14. Pengembangan Pilot Plant Kilang Mini Mobile Hilir
15. Feasibility Study Pembangunan Kilang Mini Pulau Seram Hilir
Implementasi demo plant unit oil recovery (oil off-spec treatment) yang
16. Hilir
dihasilkan Refinary Unit.
Penangkapan CO2 menggunakan pelarut kalium karbonat berpromotor
17. Hilir
asam borat
Peningkatan Produktivitas biomassa Dan Minyak Alga dari Mikroalga Air
18. Hilir
Laut Sebagai Bahan Dasar Biofuel
Pemanfaatan Zeolit Alam Sebagai Katalis Konversi Biomassa Menjadi
19. Hilir
Biofuel
Pembuatan Biofuel dari Biomassa Secara Katalitik Menggunakan Reaktor
20. Hilir
Putar Turbin
21. Kajian Strategis Penentuan Faktor Emisi CO2 Bahan Bakar Gas Hilir
22. Kajian Strategis Penentuan Faktor Emisi CO2 LPG Hilir
23. Kajian Strategis Penentuan Faktor Emisi CO2 LGV Hilir
24. Studi Pemanfaatan Bahan Dasar Nabati untuk Minyak Lumas Roda Gigi Hilir
25. Pembuatan Bio-Grease Menggunakan Aditif Antioksidan Hilir
26. Intensifikasi Pemanfaatan Produk Hilir Migas Nasional Hilir
Pemanfaatan Bahan Nabati Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak
27. Hilir
Dan Bahan Dasar Minyak Lumas Dan Gemuk Lumas Di Indonesia
Pemanfaatan DME Sebagai Bahan Bakar Mesin Penggerak Generator
28. Hilir
Sektor Komersil
29. Analisis Pola Rantai Suplai Pada Kelayakan Usaha DIMETHYL ETHER (DME) Hilir
Studi Pengembangan Aditif Nano Untuk Meningkatkan Kinerja Minyak
30. Hilir
Lumas
Intensifikasi Pemanfaatan Gas Bumi Pada Sektor Rumah Tangga, Industri
31. Hilir
dan Transportasi
Pilot Plant Pemanfaatan Tabung ANG (Adsorbed Natural Gas) Untuk
32. Hilir
Rumah Tangga
Desain Pilot Plant Adsorben Komponen Korosif Untuk Menyerap Gas Asam Hilir
33.
Berbahan Dasar Karbon Aktif
Implementasi dan Penyusunan Konsep RSNI Rancangan Tabung CNG Hilir
34.
Tipe 4 untuk Kendaraan Bermotor Sistem Bi-Fuel
Pemanfaatan Gas NKL:Implementasi Hasil Litbang Untuk Masyarakat Hilir
35.
Sekitar

b. Bidang Mineral dan Batubara


Laporan ilmiah bidang Mineral dan Batubara tahun 2016
dihasilkan sebanyak 6 laporan dari target 6 laporan, dengan rincian
teknologi pengolahan dan pemanfaatan mineral sebanyak 2 laporan,
teknologi pengolahan dan pemanfaatan batubara sebanyak 2
laporan, dan teknologi eksploitasi tambang dan pengelolaan sumber
daya sebanyak 2 laporan (Tabel 7).

49
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Tabel 7. Judul Laporan Ilmiah Bidang Mineral dan Batubara

No JUDUL LAPORAN Keterangan


Pengembangan Proses Ekstraksi Unsur Logam Tanah Teknologi Pengolahan dan
1.
Jarang dan Unsur Logam Jarang Untuk Mineral Maju Pemanfaatan Mineral
Pengembangan dan Aplikasi Hasil Litbang
Teknologi Pengolahan dan
2. Pengolahan Dan Pemurnian Mineral Mendukung PNT
Pemanfaatan Mineral
Mineral
Pengembangan Pembakaran Batubara Model Siklon
Teknologi Pengolahan dan
3. Untuk Substitusi Bahan Bakar Minyak dan Bahan Bakar
Pemanfaatan Batubara
Gas Pada Boiler PLTU
Pengembangan Teknologi Gasifikasi Batubara untuk Teknologi Pengolahan dan
4.
Bahan Baku dan Bahan Bakar Pemanfaatan Batubara
Pengembangan Aplikasi Teknologi Underground Coal Teknologi Eksploitasi Tambang
5.
Gasification (UCG) di Indonesia Tahap 3 dan Pengelolaan Sumber Daya
Kajian Peran Pengusahaan Pertambangan Mineral
Teknologi Eksploitasi Tambang
6. dan Batubara Dalam Mendukung Perekonomian
dan Pengelolaan Sumber Daya
Nasional

c. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi


Energi
Laporan ilmiah bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan,
dan Konservasi Energi tahun 2016 dihasilkan sebanyak 17 laporan,
dengan rincian teknologi energi baru terbarukan sebanyak 6 laporan,
Teknologi Ketenagalistrikan sebanyak 3 laporan, dan Tekno Ekonomi,
Konservasi dan Lingkungan Ketenagalistrikan sebanyak 8 laporan
(Tabel 8).
Tabel 8. Judul Laporan Ilmiah Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan
Konservasi Energi

No JUDUL LAPORAN Keterangan


1. Analisis Potensi Energi Angin Teknologi Energi Baru Terbarukan
2. Analisis Potensi Energi Surya Indonesia Teknologi Energi Baru Terbarukan
3. Pengembangan Peta Potensi Energi Mikrohidro Teknologi Energi Baru Terbarukan
Studi Simulasi Reservoar Panas Bumi untuk
4. Mendukung Pengembangan Lapangan Panas Teknologi Energi Baru Terbarukan
Bumi
Pengembangan Pilot Project BBN Berbasis Kemiri
5. Sunan yang Terintegrasi dengan Sorgum dan Teknologi Energi Baru Terbarukan
Komoditas Lainnya
6. Pengembangan Teknologi BBN Generasi - 2 Teknologi Energi Baru Terbarukan
Penelitian dan Pengembangan Sistem Smart
7. Teknologi Ketenagalistrikan
Microgrids pada Teknologi Pembangkit EBT
Penelitian dan Pengembangan Teknologi
8. Teknologi Ketenagalistrikan
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Siklus Biner
Pengelolaan PLTMH untuk Mendukung
9. Teknologi Ketenagalistrikan
Pemanfaatannya secara Masiv di Indonesia
Penelitian dan Pengembangan Smart System Tekno Ekonomi, Konservasi dan
10.
PLTS di Kawasan Perkantoran Gubernur Bali Lingkungan Ketenagalistrikan
Tekno Ekonomi, Konservasi dan
11. Pemanfaatan Panas Buang PLTG
Lingkungan Ketenagalistrikan
Penyusunan FS dan DED Center of Excellence di Tekno Ekonomi, Konservasi dan
12.
Kawasan Nasional Energi Bersih Provinsi Bali Lingkungan Ketenagalistrikan

50
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

No JUDUL LAPORAN Keterangan


Strategi Pengendalian Dampak Lingkungan dari Tekno Ekonomi, Konservasi dan
13.
Pemakaian Energi Lingkungan Ketenagalistrikan
Penyusunanan Proyeksi Pemanfaatan Teknologi Tekno Ekonomi, Konservasi dan
14.
Energi (Rekomendasi Kebijakan) Lingkungan Ketenagalistrikan
Tekno Ekonomi, Konservasi dan
15. Penyusunan FS PLTSa Payakumbuh
Lingkungan Ketenagalistrikan
Tekno Ekonomi, Konservasi dan
16. Penyusunan FS PLTSa Balikpapan
Lingkungan Ketenagalistrikan
Pengembangan Energi untuk Kegiatan Produktif Tekno Ekonomi, Konservasi dan
17.
di Pulau-Pulau Terluar Lingkungan Ketenagalistrikan

d. Bidang Geologi Kelautan


Laporan ilmiah bidang Geologi Kelautan tahun 2016 dihasilkan
sebanyak 5 laporan, dengan rincian Pemetaan Geologi Kelautan
sebanyak 1 laporan, Sumber Daya Energi Kelautan sebanyak 2
laporan, Sumber Daya Mineral Kelautan sebanyak 1 laporan dan
Geologi Lingkungan dan Kewilayahan Pantai dan Laut sebanyak 1
laporan (Tabel 9).
Tabel 9. Judul Laporan Ilmiah Bidang Geologi Kelautan

No JUDUL LAPORAN Keterangan

1. Penelitian dan Identifikasi Cekungan Sedimenter KP3 Pemetaan Geologi Kelautan


untuk mendukung penyiapan wilayah kerja (WK)
Migas Perairan Kep. Aru, Papua Barat
2. Penelitian Potensi Energi Laut Perairan Selat Lembeh, KP3 Sumber Daya Energi Kelautan
Prov. Sulawesi Utara
3. Litbang Geologi Kelautan dalam Mewujudkan KP3 Sumber Daya Energi Kelautan
Kebijakan Satu Peta (One Map Policy) Sumber Daya
Energi dan Mineral Kelautan
4. Penelitian Keterdapatan Endapan Plaser dan UTJ di KP3 Sumber Daya Mineral
Perairan Dabo dan Sekitarnya, Kabupaten Lingga, Kelautan
Provinsi Kepulauan Riau
5. Penelitian Lingkungan Geologi Kelautan dalam KP3 Geologi Lingkungan dan
Rangka Mewujudkan Pengembangan Energi dan Kewilayahan Pantai dan Laut
Sumber Daya Mineral Kelautan yang berkelanjutan di
Perairan Laut Sulawesi

3. Makalah Ilmiah yang Dipublikasikan Pada Jurnal Baik di Tingkat


Nasional Maupun Internasional, dan Laporan Ilmiah
a. Bidang Minyak dan Gas Bumi
Makalah ilmiah bidang Minyak dan Gas Bumi terdapat 39 makalah
ilmiah yang dimuat dalam Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi
(LPMGB) Tahun 2016 dengan nomor ISSN 20893396 dan Scientific
Contribution Oil and Gas (SCOG) Tahun 2016 dengan nomor ISSN
20893361 serta seminar nasional dan internasional yang terbit dalam
buku prosiding. Judul makalah tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.

51
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Tabel 10. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Minyak dan Gas
Bumi

No. Judul Makalah Ilmiah Media


Pembuatan Gemuk Lumas Bio Menggunakan
1. LMPGB Nomor 1, April 2016
Thickener Berbasis 12-HSA Produksi Lokal
Simulasi Percobaan Coreflooding Injeksi Surfaktan
2. LMPGB Nomor 1, April 2016
Polimer Pada Batuan Reservoir
Peningkatan Kapasitas Adsorpsi CO2 dari Adsorben
3. Metil Dietanol Amina (MDEA) Berpenyangga Zeolit LMPGB Nomor 1, April 2016
Alam
4. Perekayasaan Sistem Giroskop Gravity Meter LMPGB Nomor 2, Agustus 2016
Potensi Hidrokarbon Sedimen Pra-Tersier Daerah
5. LMPGB Nomor 2, Agustus 2016
Atambua, Timor Barat

Rekayasa Reaktor Turbin Untuk Pembuatan Biofuel


6. LMPGB Nomor 2, Agustus 2016
dari Biomassa

Studi Awal Kinerja Alat Penangkap CO2


Menggunakan Pelarut Kalium Karbonat
7. LMPGB Nomor 2, Agustus 2016
Berpromotor Asam Borat pada Berbagai Variasi
Kandungan CO2
8. Permo-Triassic Palynology of The West Timor SCOG Nomor 1, April 2016
Effect of Optimum Salinity On Microemulsion
9. Formation To Attain Ultralow Interfacial Tension For SCOG Nomor 2, Agustus 2016
Chemical Flooding Applicaton
10. Shale as Hydrocarbon Reservoirs SCOG Nomor 2, Agustus 2016
In Silico Potential Analysis Of X6D Model of Peptide
11. SCOG Nomor 2, Agustus 2016
Surfactant for Enhanced Oil Recovery
Construction and Expression on Quarted
12. Recombinant Peptide Surfactant for EOR SCOG Nomor 3, Desember 2016
Application
Design of Lubricants of Gasoline Engines Converted
13. to Compressed Natural Gas (LNG-Converted SCOG Nomor 3, Desember 2016
Gasoline Engines)
Techno-Economic Evaluation of Carbon Capture The ASTECHNOVA 2016
14. Storage for Coal-Based Power Generation in International Energy Conference.
Indonesia 2-3 November 2016, Yogyakarta,
Alkoxy Goups of Sulfonated Natural Oil-Based International Joint Conference on
15. Surfactant to Reduce Oil-Water Interfacial Tension Science and Technology (IJCST)
for Chemcal Flooding 2016, 12-13 Oktober 2016, Bali
Assessment of CO2-EOR and Storage Capacity in
16. Energy Procedia
South Sumatera and West Java Basins
ASEAN Microbial Biotechnology
Construction and Expression of Single Recombinant
17. Conference (AMBC) 2016, 3-4
Surfactant Peptide for EOR Application
Agustus 2016, Denpasar-Bali
th
Mesozoic-Aged Oils in The Northeast Java Basin, The 40 Annual Convention &
18. Exhibition IPA 2016, 25-27 May 2016,
Indonesia : Evidence from Triaromatic Dinostreoid
Jakarta Convention Center
th
Paleozoic Lacustrine Sedimen at West Timor and The 40 Annual Convention &
Tectonic Implication for Timor Island, New Exhibition IPA 2016, 25-27 May 2016,
19.
Exploration Concept of Hydrocarbon Jakarta Convention Center

the 5th International Conference


Cooling Evant in the Boundary of Middle/Late on Earth Science & Climate
20.
Eocene of Java Change, 25-27 July 2016, Bangkok,
Thailand

52
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

No. Judul Makalah Ilmiah Media

Biostratigraphu and Sequence Stratigraphy Analysis IPA Exploration, 8-10 Nopember


21.
at Louise Field in Kutei Basin 2016, The Fairmont Hotel, Jakarta

Correlation of Mud Vulcanoes Seepage, Outcrop


IPA Exploration, 8-10 Nopember
22. Atambua and East Timor Crue Oil by Biomarker
2016, The Fairmont Hotel, Jakarta
Analysis
Petroleum System and Potential Play Types in The
IPA Exploration, 8-10 Nopember
23. Cross Border Area of The North Sumatera-Mergui
2016, The Fairmont Hotel, Jakarta
Basin

Shale Oil and Gas Potential of Talang Akar and IPA Exploration, 8-10 Nopember
24.
Lemat/Lahat Formations in The Jambi Sub-basin 2016, The Fairmont Hotel, Jakarta

Re-Evaluation of Hydrocarbon Shale Potential in IPA Exploration, 8-10 Nopember


25.
Penagn Group Metas Field, Central Sumatera Badin 2016, The Fairmont Hotel, Jakarta

Forensic Geochemistry, Study Case: Illegal Loading Asia Africa Association of


26. of Crude Oil from Four Tankers around Riau Island, Petroleum Geochemistry (AAAPG),
Indonesia 15-17 Nopember 2016

Pengembangan Mini Airgun Darat Ramah IndoHSSE, 22-23 March 2016,


27.
Lingkungan Bandung

Mapping of Volcanic Features in Atambua, NTT


Seminar Nasional Geofisika 2016, 6
Area Based on Magnetic Method:
28. Agustus 2016, Makassar
Horizontal/Vertical Derivative, Euler Deconvolution
and Pseudogravity Methods
Geosea XIV and 45th IAGI Annual
Palynological Investigation of The Permian
29. Convention, 10-13 Oktober 2016,
Sediments in the Onshore West Timor
Bandung
Paleogeography Maps based on Sequence Geosea XIV and 45th IAGI Annual
30. Stratigraphy Analysis in Jambi Sub-Basin and Convention, 10-13 Oktober 2016,
Implication to Shale Hydrocarbon Play Distribution Bandung
Geosea XIV and 45th IAGI Annual
Exposed Basement Characteristics of Norhern Barito
31. Convention, 10-13 Oktober 2016,
Basin, Siung Malopot Area, Central Kalimantan
Bandung
Study of Paleoenvironmental Changes Based on
Geosea XIV and 45th IAGI Annual
Lithofacies and Foraminifera Analysis in Padalarang
32. Convention, 10-13 Oktober 2016,
Area, West Bandung Regency, West Java
Bandung
Provincee
The 1st Indonesia International
Conference on Science
Innovation of Seismic Source Technology
33. Technology Park 2016, 12-13
Enviromental-Friendly With Land-Airgun
Oktober 2016, IPB Convention
Center, Bogor
Mapping of Local Basin in Atambua, NTT Based on
Pertemuan Ilmiah tahunan ke-41,
34. Gravity Method : Moving Average and Upward
HAGI, 26-27 September, Lampung
Continuation Methods
The Correlation between Radon Emmision
Pertemuan Ilmiah tahunan ke-41,
35. Concentration and Subsurface Geological
HAGI, 26-27 September, Lampung
Condition
Application of Geophysical Methods to Identify
Pertemuan Ilmiah tahunan ke-41,
36. Sweet Spot of Shale Hydrocarbon Plays (care in the
HAGI, 26-27 September, Lampung
Jambi Sub-Basin)
Completed ensemble Empirical Mode
Pertemuan Ilmiah tahunan ke-41,
37. Decomposition : a Robust Signal Processing Tool to
HAGI, 26-27 September, Lampung
Identify Sequence Strata
Hydrocarbon Potential in Standstone Reservoir
Pertemuan Ilmiah tahunan ke-41,
38. Isolated in Low Permeability Shale Rock (Case Study
HAGI
: Beruk Field, Central Sumatera Basin)

53
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

No. Judul Makalah Ilmiah Media


Pemanfaatan Batubara Kalori Rendah dengan
Simposium dan Kongres Nasional
39. Cairan Rumen Menjadi Sumber Gas Metana untuk
IATMI XIV - 2016
Energi Listrik Masa Depan
Pengaruh Volume dan Komposisi Gas Terhadap LIPI Seminar Nasional
40. Keekonomian Pengembangan Gas Suar Bakar di Technopreneurship dan Alih
Indonesia Tehnologi (Techno-Altek) 2016

Efektivitas penambahan antioksidan terhadap


41. Seminar Nasional ITENAS
stabilitas oksidasi biodiesel

Pemanfaatan dimethyl ether sebagai bahan bakar


42. Seminar Nasional ITENAS
pada mesin generator

Analisis kinerja konverter kit LPG pada motor OHV


43. Seminar Nasional ITENAS
160 cc

Perbandingan biodiesel B-20 dan minyak nabati


44. murni O-20 pada kinerja mesin diesel generator dan Seminar Nasional ITENAS
emisinya
Karakterisasi lifted frame, flame high, dan flame
45. length, dimethyl ether (DME) dan liquified Seminar Nasional ITENAS
petroleum gas (LPG)

b. Bidang Mineral dan Batubara


Makalah Ilmiah di bidang mineral dan batubara pada Tahun 2016
diterbitkan pada Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara dengan nomor
ISSN 1979656 dan Indonesian Mining Journal dengan nomor ISSN
08549931 (Tabel 11).
Tabel 11. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Mineral dan
Batubara

No. Judul Makalah Ilmiah Media


Analisis teknoekonomi pengembangan pabrik Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
1. peleburan bijih besi dalam rangka Vol. 12, No. 1 Januari 2016
memperkuat industri besi baja di Indonesia
Analisis Lost Opportunity (LO) bauksit Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
2.
Indonesia Vol. 12, No. 1 Januari 2016
Implikasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
3. 2014 terhadap pengembangan mineral dan
Vol. 12, No. 1 Januari 2016
batubara
Prediksi pergerakan tanah menggunakan
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
seismik refraksi dan permodelan numerik
4. Vol. 12, No. 2 Mei 2016
dengan metode sirt dan gauss-seidel

Analisis SWOT pengembangan usaha Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara


5.
pengolahan pasir zirkon Vol. 12, No. 2 Mei 2016
Pembuatan PAC cair dari alumina hidrat Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
6.
pada skala laboratorium Vol. 12, No. 2 Mei 2016
Analisis teknoekonomi pengembangan Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
7.
mineral tembaga di Indonesia Vol. 12, No. 2 Mei 2016
Sintesis dan karakterisasi material berpori Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
8.
berbasis mineral silika Pulau Belitung Vol. 12, No. 3 September 2016
Analisis perkiraan biaya pengolahan pasir
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
9. zirkon (ZrSiO4) menjadi pasir zirkon berkadar
Vol. 12, No. 3 September 2016
ZrO2 65,5 %
Implementation of Mathematical Equation for
Indonesian Mining Journal Vol. 19 No. 1
10. Calculating Alumina Extraction from Bauxite
February 2016
Tailing Digestion

54
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

No. Judul Makalah Ilmiah Media


Indonesian Mining Journal Vol. 19 No. 1
11. Analisis terms of trade of Indonesias nickel
February 2016
Utilization of coal gasification producer gas for
Indonesian Mining Journal Vol. 19 No. 1
12. power generation using 10 kw spark ignition
February 2016
engine
Processing zirconia through zircon sand Indonesian Mining Journal Vol. 19 No. 1
13.
smelting with naoh as a flux February 2016
A characteristics study of popay zircon sand
Indonesian Mining Journal Vol. 19 No. 1
14. used for ceramics, refractory and foundry raw
February 2016
materials
Kinetic analysis of coal gasification process in Indonesian Mining Journal Vol. 19 No. 2
15.
Mini Gasifier (Gasmin) reactor June 2016
Pembuatan karbon aktif batubara untuk
16. Prosiding Jasa Kiai 2016
adsorbed natural gas
Rancang Bangun Pembuatan PDU Proses
17. Prosiding Jasa Kiai 2016
Reforming Ter
Kajian efisiensi energi co-firing dan sumber
18. Prosiding Jasa Kiai 2016
energi lainnya
Pengaruh suhu karbonisasi terhadap
19. Prosiding Jasa Kiai 2016
perubahan komponen-komponen batubara
Studi potensi pembakaran spontan beberapa
20. Prosiding Jasa Kiai 2016
batubara di Indonesia
Studi ketercucian batubara untuk proses
21. Prosiding Jasa Kiai 2016
gasifikasi &pembakaran
Identifikasi dan Karakterisasi Unsur Logam
Tanah Jarang pada Abu Terbang (Fly Ash)
22. Prosiding Jasa Kiai 2016
dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Ombilin
Simulasi thermodinamika proses reduksi Nd
23. Jurnal UI
Oksida menjadi logam Nd
Comparison of an internal combustion engine
Advanced Science Engineering
24. derating operated on producer gas from coal
Information Technology
and biomass gasification
Teknologi Pembuatan Besi Nuget Dengan Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
25.
Tungku Putar 2016
Rancangan bangun alat percobaan Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
26.
(simulasi) underground coal gasification 2016
Kajian percepatan penerapan teknologi
Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
27. pemanfaatan batubara di Indonesia
2016
berdasarkan hasil litbang
Analisis tekno-ekonomi pengembangan Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
28.
smelter nikel di Indonesia 2016
Kajian ekonomi penerapan tungku pembakar Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
29.
siklon di IKM Provinsi Jawabarat 2016
Efisiensi pembakaran menggunakan
Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
30. pembakaran siklon pada pengeringan
2016
batubara skala pilot plant
Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
31. Gasifikasi batubara untuk pembangkit listrik
2016
Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
32. Implementasi Pembakar Siklon Pada Industri
2016
Reduksi oksida logam tanah jarang melalui Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
33.
proses metalotermik 2016

Tantangan dan peluang teknologi gasifikasi


Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
34. skala industri kecil (gasmin) untuk
2016
menggantikan bahan bakar minyak dan kayu
bakar menuju komersialisasi

55
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

No. Judul Makalah Ilmiah Media


Analisis prospek pengembangan usaha pasir
zirkon dalam rangka mendukung permen no. Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
35.
8/2015 tentang peningkatan nilai tambah 2016
mineral
Kajian teknologi dan kebijakan underground
Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
36. coal gasification: Study of underground coal
2016
gasification technology and policy
Sifat pembakaran batubara hasil proses Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
37.
upgrading dengan Teknologi hot water drying 2016
Prediksi terjadinya slagging dan fouling pada Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
38.
boiler berbahan Bakar batubara 2016
Rancang bangun pembuatan process
Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
39. development unit (PDU) proses
2016
Reforming ter secara autothermal
40. Pengembangan tungku pembakar ter hasil Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
samping gasifikasi Batubara 2016
Analisis implementasi kebijakan penetapan
kebutuhan dan Persentase minimal Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
41.
penjualan batubara untuk kepentingan 2016
dalam negri
Analisis dampak keberadaan usaha
Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
42. pertambangan tembaga terhadap
2016
perekonomian di provinsi Papua
Analisis manfaat dan kerugian kebijakan
hilirisasi (Peningkatan Nilai Tambah) mineral Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
43.
terhadap pertambangan mineral dan 2016
Batubara nasional
Pemanfaatan dan investasi granit di Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
44.
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi 2016
Analisis pengaruh perubahan panas terhadap
kekuatan penyemenan sumur injeksi dan Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
45.
produksi pada gasifikasi batubara bahwa 2016
tanah skala laboratorium
Integrasi perencanaan program
pengembangan masyarakat: PT. Freeport Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
46.
Indonesia dengan pemerintah daerah 2016
Kabupaten Mimika
Rancangan demo plant pencucian bauksit
Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
47. dengan rotary drum Scrubber (rds) kapasitas
2016
50 ton/jam
48. Kajian dampak implementasi cofiring pada Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
pembangkit Listrik di Indonesia 2016
Pendugaan area prospek bijih besi dengan
metode geomagnet: Dari eksplorasi geofisika Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
49.
di daerah ABC Kabupaten Katapang, 2016
Kalimantan Barat
Karakteristik geomekanika batuan pada suhu
Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
50. tinggi dalam kasus: Reaktor Underground
2016
Coal Gasification (UCG)
Kestabilan lubang bukaan Underground Coal
Gasification (UCG) Menggunakan klasifikasi
rock mass rating dan analisis tegangan di Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
51.
lokasi gasifikasi batubara bawah tanah, 2016
kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi
Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Kajian pembangunan smelter mineral logam
Prosiding Kolokium Puslitbang tekMIRA
52. terintegrasi dengan Rencana PLTA Sungai
2016
Mamberamo di Papua

56
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

c. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi


Energi
Jumlah makalah ilmiah yang diterbitkan oleh media yang
terakreditasi Jurnal Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan pada
tahun 2016 dengan nomor ISSN 1978-2365 sebanyak 9 makalah ilmiah
(Tabel 12).
Tabel 12. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang KEBTKE
NO. Judul Makalah Ilmiah Media
1. Simulasi Pengembangan Lapangan Panas Bumi Jurnal "Ketenagalistrikan Dan Energi
Sumani Terbarukan" Vol.15 No.1 Juni 2016.
Jurnal "Ketenagalistrikan Dan Energi
Uji Kinerja Ballast Elektronik Untuk Satu Lampu
2. Terbarukan" Vol.15 No.1 Juni 2016.
Fluoresen (Tl)
(Issn 1978-2365)
Jurnal "Ketenagalistrikan Dan Energi
Simulasi Numerik Fenomena Turbulensi di Dalam
3. Terbarukan" Vol.15 No.1 Juni 2016.
Pembakar Siklon
(Issn 1978-2365)
Pengaruh Penurunan Karakteristik Sumber Panas Jurnal "Ketenagalistrikan Dan Energi
4. Terhadap Kinerja Heat Exchanger di PLTP Biner Terbarukan" Vol.15 No.1 Juni 2016.
Dieng (Issn 1978-2365)
Desain Dan Analisis Struktur Menara Lattice
Jurnal "Ketenagalistrikan Dan Energi
Pembangkit Listrik Tenaga Angin 100 Kw Desain
5. Terbarukan" Vol.15 No.1 Juni 2016.
dan Analisis Struktur di Desa Tamanjaya,
(Issn 1978-2365)
Sukabumi, Jawa Barat
International Journal Of Power
Critical Condition Of Sensorless Induction Electronics And Drive
6. Generator Using Flux Weakening In Wind Turbine Systems (IJPEDS, ISSN: 2088-8694,
Application A SCOPUS Indexed Journal) Vol 7, No
1 March 2016
International Journal of Power
Electronics and Drive
Control Of Dfig Stator Voltage On Autonomous
7. Systems (IJPEDS, ISSN: 2088-8694,
Micro Hydro Power Plant
a SCOPUS indexed Journal) Vol 7, No
2 June 2016
A Survey Based Approach To Estimating The Renewable and Sustainable Energy
8. Benefits Of Energy Efficiency Improvements In Reviews, Vol. 58, May 2016, p. 1569-
Street Lighting Systems In Indonesia 1577
Prosiding International Conference
Smart Microgrid System With Hybrid System on Smart-Green Technology in
9.
Supply: Udayana University Pilot Project Design Electrical and Information Systems
(ICSGTEIS) 2016

d. Bidang Geologi Kelautan


Puslitbang Geologi Kelautan mempunyai sarana publikasi karya tulis
ilmiah yang sudah terakreditasi, yaitu Jurnal Geologi Kelautan yang
berbahasa Indonesia dengan akreditasi/ISSN B/1693-4415 dan
Bulletin of the Marine Geology yang berbahasa Inggris dengan
akreditasi/ISSN 1410-6175. Pada Tabel 13 merupakan makalah ilmiah
geologi kelautan yang termuat dalam masing-masing publikasi
pada tahun 2016.
Tabel 13. Judul makalah ilmiah yang telah terpublikasikan di Bidang Geologi Kelautan

No Judul Makalah Ilmiah Media


Ostracoda Sebagai Indikator Perubahan
Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No.
1 Lingkungan Perairan Sekitar PLTU Tarahan, Teluk
1, Juni 2016
Lampung, Sumatera

57
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

No Judul Makalah Ilmiah Media


Foraminifera Bentonik Kaitannya Dengan Kualitas
Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No.
2 Perairan di Wilayah Barat Daya Pulau Morotai,
1, Juni 2016
Maluku Utara
Kebencanaan Geologi Kelautan di Bagian Utara Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No.
3
Pulau Obi, Maluku 1, Juni 2016
Proses Sedimentasi Cekungan Bone Berdasarkan
Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No.
4 Penafsiran Seismik Refleksi di Perairan Teluk Bone
1, Juni 2016
Sulawesi Selatan
Keterdapatan Mineral Lempung Smektit Yang
Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No.
5 Mempunyai Sifat Plastisitas Tinggi Di Perairan
1, Juni 2016
Cirebon, Jawa Barat.
Rekam Sedimen Inti Untuk Memperkirakan Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No.
6
Perubahan Lingkungan di Perairan Lereng Kangean 2, Nopember 2016
Perubahan Garis Pantai Pulau Putri Kota Batam
Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No.
7 Dengan Menggunakan Data Citra Satelit Tahun
2, Nopember 2016
2000 2016
Keterdapatan Pasir besi Di Pantai Beo dan
Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No.
8 sekitarnya, Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi
2, Nopember 2016
Utara
Indikasi Gas Biogenik Di Perairan Delta Mahakam, Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No.
9
Provinsi Kalimantan Timur 2, Nopember 2016
Potensi Tenggelamnya Pulau-Pulau Kecil Terluar Jurnal Geologi Kelautan Volume 14 No.
10
Wilayah NKRI 2, Nopember 2016
Shallow Gas Features Based on Interpretation of
Bulletin of Marine Geology Volume 31,
11 Bottom Profilling Records at Topang Delta, Meranti
No. 1 June 2016
Regency, Riau Province
The Mechanism of Sediment Depositional
Environment of Core Drilling of Gilimanuk Coast, Bali Bulletin Of Marine Geology Volume 31
12
and Ketapang, East Java, Based on Sediment No. 1 June 2016
Texture
Interpretation of Paleo Channel Based on Shallow
Bulletin of Marine Geology Volume 31
13 Seismic Reflection Record in Banten Bay, Banten
No. 1, June 2016
Province
The Content of Placer Heavy Mineral and
Bulletin of Marine Geology, Volume 31
14 Characteristic of REE at Toboali Coast and its
No. 1, June 2016
Surrounding Area, Bangka Belitung Procince
Geological Structures Appearances and its Relation
Bulletin of Marine Geology Volume 31
15 to Mechanism of Arc Collision Northen Alor Wetar
No. 2, December 2016
Islands
The Study of Seafloor Tin Placer Resources of
Bulletin of Marine Geology Volume 31
16 Quaternary Sediment at Toboali Waters, South
No. 2, December 2016
Bangka
Microflora Analysis On Marine Sediment Cores at Bulletin of Marine Geology Volume 31
17
Western Sumatra Waters and Andaman Sea No. 2, December 2016
REE Characteristics On Sea Floor, Weh Island, Bulletin of Marine Geology Volume 31
18
Province NAD No. 2, December 2016
Jurnal Geologi dan Sumber Daya
Depositional Modification in Seram Through, Eastern
19 Mineral, Pusat Survey Geologi vol. 17,
Indonesia
No. 2, Mei 2016
Jurnal Geologi dan Sumber Daya
Initial Studies of the Marine Geophysical Survey in
20 Mineral, Pusat Survey Geologi vol. 17,
the Offshore Waigeo, West Papua
No. 3, Agustus 2016
Late Quaternary Fingerprints of Precession and Sea
Level Variation Over The Past 35kyr as Revealed By Elsevier, Quaternary Internasinal xxx,
21
Sea Surface Temperature and Upwelling Records 2016 (1-10)
From The Indian Ocean Near Southermost Sumatera

58
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

No Judul Makalah Ilmiah Media

Stable carbon and oxygen isotopes of four


planktonicforaminiferal species from core-top
22 Acta Oceanol. Sin., 2016, Vol. 35, No. 8
sediments of the Indonesian throughflow region and
their significance
Sabang Submarine Volcano Aceh, Indonesia:
Review of Some Trace and Rare Earth Elements Indonesian Journal on Geoscience Vol.
23
Abundances Produced by Seafloor Fumarole 3 No. 3 December 2016: 173-182
Activities
The Third International Conference on
The Study of Tidal Energy Selection- The Case of
24 Ocean, Mechanical and Aerospace for
Strait of Toyopakeh, Nusa Penida, Bali
Scientist and Engineer (OMAse, 2016)
The Study of System Planning of Assets Security on ASTECHNOVA, International Energy
25
Marine Current Renewable Energy Conference

4. Usulan Paten/Hak Cipta/Litbang Inovasi


a. Bidang Minyak dan Gas Bumi
Terdapat 4 judul kegiatan penelitian yang menghasilkan usulan
paten dan telah terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual pada tahun anggaran 2016 untuk mendapatkan paten.
Penelitian tersebut yaitu:
3D Geophone laser pintar (Alat Getaran Seismik 3 Dimensi yang
Dikembangkan) dengan nomor pendaftaran P00201606915
tanggal 14 Oktober 2016.
Teknologi Biosurfaktan Multiple Supel00 Construction (MSC)
Recombinan dengan nomor pendaftaran P00201602349 tanggal 8
April 2016.
Alat Konversi Biomassa dari Bahan Berbasis Selulosa menjadi
Bahan Bakar Setara Solar dengan nomor pendaftaran
P0020160326 tanggal 21 September 2016.
Formula Pengembangbiakan Bibit Mikroba Rumen Dengan
Metode Upscale Untuk Peningkatan Produksi GMB dengan nomor
pendaftaran P00201608925 tanggal 22 Desember 2016.
Selain itu, 3 kegiatan litbang telah terpilih dalam penetapan 108
inovasi Indonesia - 2016 yang diadakan oleh Bussiness Innovation
Center. Judul litbang inovasi tersebut sebagai berikut:
Teknologi Airgun-Darat Ramah Lingkungan Untuk Eksplorasi Sektor
ESDM
Formulasi Mikroba Cairan Rumen untuk Peningkatan Volume Gas
Metana Batubara (GMB)
Alat Konversi Biomassa menjadi bahan bakar Solar menggunakan
Reaktor Putar Cepat
b. Bidang Mineral dan Batubara
Terdapat 2 judul penelitian yang sudah didaftarkan untuk
mendapatkan paten kepada Direktorat Jenderal HaKI pada tahun
anggaran 2016, yaitu:

59
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Pembuatan material penetral air asam tambang, pupuk amonium


sulfat dan perolehan besi oksida dari residu bauksit dengan nomor
pengajuan HKI-APP-3417015 tanggal 7 Desember 2016.
Pembuat Nikel Pig Iron Nugget/Ferro Nikel Nugget dari Bijih Nikel
Kadar Rendah-Tinggi dengan Teknologi Rotary Kiln dengan nomor
pengajuan HKI-APP-3417060 tanggal 7 Desember 2016.
Sedangkan pengajuan usulan Litbang Inovasi bidang mineral dan
batubara yang telah disampaikan kepada Business Innovation
Center (BIC) dalam rangka 108 Inovasi Indonesia adalah Teknologi
roasting oksidasi untuk mempermudah proses pembuatan pig iron
nuget dari konsentrat pasir besi.
c. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi
Energi
Terdapat 5 judul penelitian yang sudah didaftarkan untuk
mendapatkan hak cipta kepada Direktorat Jenderal HaKI pada
tahun anggaran 2016, yaitu:
Peta Potensi Energi Angin Indonesia Resolusi 5 km dengan nomor
pendaftaran C00201601598 tanggal 29 April 2016.
Peta Potensi Energi Surya Indonesia Resolusi 5 km dengan nomor
pendaftaran C00201601600 tanggal 29 April 2016.
Peta Potensi Energi Mikro Hidro Indonesia Resolusi 27 km dengan
nomor pendaftaran C00201601599 tanggal 29 April 2016.
Peta Potensi Energi Mikro Hidro Jawa dengan nomor pendaftaran
C00201603711 tanggal 27 September 2016.
Peta Potensi Energi Mikro Hidro Sulawesi dengan nomor
pendaftaran C00201603709 tanggal 27 September 2016.
d. Bidang Geologi Kelautan
Usulan Hak cipta bidang geologi kelautan pada tahun 2016,
sebagai berikut:
Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 1014 (Jambi) dengan
nomor pendaftaran C00201603820.
Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 1310 (Pulau Rakit)
dengan nomor pendaftaran C00201603821.
Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 1210 (Kepulauan
Seribu) dengan nomor pendaftaran C00201603822.
Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 1113
(Pangkalpinang) dengan nomor pendaftaran C00201603823.
Peta Anomali Magnet Total Perairan Lembar 2209 (P. Batuata)
dengan nomor pendaftaran C00201603824.
Sedangkan usulan paten bidang geologi kelautan pada tahun 2016
adalah dengan Judul Alat Untuk Pengukur Arus Bouy Float Tracking
dengan nomor pendaftaran S00201607571 tanggal 14 Desember
2016.

60
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

5. Pilot Plant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/


Formula
a. Bidang Minyak dan Gas Bumi
Pada tahun 2016 ada 5 judul kegiatan yang menghasilkan
rancang bangun/prototype/formula/rekayasa penerapan teknologi
unggulan, kegiatan tersebut, yaitu:
1) Rancang Bangun Airgun Mini
2) Pembuatan biofuel dari biomassa secara katalitik menggunakan
reaktor putar turbin
3) Formula Gemuk Lumas Bio Dengan Ketahanan Oksidasi Tinggi
4) Formula Surfactant Lapangan Jirak
5) Formula Minyak Lumas Sepeda Motor Dengan Aditif Nano
Berikut penjelasan singkat tujuan dan hasil kegiatan rancang
bangun/ prototype/ formula/ rekayasa penerapan teknologi di bidang
minyak dan gas bumi.
1) Rancang Bangun Airgun Mini
Untuk meningkatkan jumlah sumber daya hidrokarbon dan
cadangan migas baru maka dilakukan percepatan pengusahaan
migas di Indonesia melalui rancang bangun airgun mini. Perancangan
dilakukan di PPPTMGB "LEMIGAS" dan telah diuji coba di lapangan Lusi,
Sidoarjo, Jawa Timur.

Gambar 23. Rancang bangun, implementasi mini airgun di LUSI Sidoarjo, Jatim

Hasil rekayasa instrumentasi geofisika mini airgun berupa rancang


bangun yang digunakan untuk sumber getaran seismik di lapangan.
Hasil instrumentasi tersebut adalah mini airgun (5G-Gun) beserta alat
kontrol dan aksesoriesnya. Hasil rekayasa mini airgun dan alat
kontrolnya telah dilaksanakan dan diuji coba memberikan hasil yang
baik. Kegiatan rekayasa mini airgun 2016 berhasil mengatasi sebagian
besar kelemahan yang ada pada mini airgun generasi sebelumnya

61
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

seperti pada cara kerja yang lebih baik, aspek HSE/LK3 yang lebih baik,
sifat portabel yang lebih baik, desain yang lebih baik, dan
kemungkinan perbaikan atau pengembangan lebih mudah dilakukan
serta kendali elektronika yang kompatibel dengan shot pro seismic
standar industri.

Gambar 24. Penghargaan karya inovasi 108 tahun 2016

2) Pembuatan biofuel dari biomassa secara katalitik menggunakan


reaktor putar turbin
Pilot plant ini bertujuan untuk mengembangkan dan
memanfaatkan potensi biomassa di Indonesia serta Inovasi rekayasa
reaktor turbin dan katalis untuk pembuatan biofuel menggunakan
teknik Catalytic Pressureless Depolymerization.
Hasil penelitian merupakan penyempurnaan alat reaktor turbin
untuk mengetahui karakterisasi katalis, menguji kinerja alat dan katalis
sehingga diperoleh produk hasil uji biofuel dan identifikasi biofuel GC
MS, komposisi, C H O N S, FTIR.
Biofuel yang dihasilkan terdiri dari yield crude biofuel 14-17 % dan
komponen senyawa hidrokarbon C5 C8 berkisar 5%. Penelitian masih
perlu terus dilakukan lebih jauh, terutama mengenai konversi biomassa
menjadi biofuel menggunakan reaktor turbin untuk mengoptimalkan

62
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

hasil yield dan mutu biofuel dan memperoleh metode konversi yang
paling ekonomis.

Gambar 25. Alat reaktor putar turbin

3) Formula Gemuk Lumas Bio Dengan Ketahanan Oksidasi Tinggi


Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan teknologi pembuatan
gemuk lumas bio untuk industri, menggunakan minyak jarak sebagai
bahan dasar dan bahan thickener lokal berbasis minyak jarak yang
mempunyai kinerja yang baik dan aman bagi lingkungan. Serta
penambahan aditif antioksidan sebagai upaya meningkatkan
ketahanan gemuk lumas terhadap oksidasi.
Proses pembuatan gemuk lumas dalam penelitian ini
menggunakan sistem cold set yaitu menggunakan suhu yang tidak
terlalu tinggi diantaranya meliputi: Pemanasan asam 12-Hidroksistearat
pada temperatur lelehnya yaitu 85oC selama 1 jam, pelarutan LiOH
dalam air, serta blending gemuk lumas yang dilakukan selama 90 s/d
120 menit sampai homogen dengan menjaga temperatur blending
pada suhu 65-70oC.
Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan formulasi dengan cara uji coba di laboratorium dilanjutkan
dengan uji karakteristik gemuk lumas meliputi dropping point, penetrasi,
scar diameter, dan copper strip corrosion.
Pada tahun 2013-2014, tim studi PPPTMGB LEMIGAS telah
berhasil membuat suatu produk berupa asam 12 hidroksitearat (HSA)
yang digunakan sebagai bahan dasar thickener untuk gemuk lumas
yang berasal dari minyak jarak. Itu sebabnya pembuatan bio grease
menggunakan thickener berbasis minyak jarak produksi lokal hasil
penelitian tahun 2013-2014 diharapkan akan meningkatkan nilai
tambah pada minyak jarak sekaligus meningkatkan total kandungan
dalam negeri (TKDN) produk gemuk lumas.

63
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Gambar 26. Uji kinerja mesin menggunakan minyak solar 48, Biodiesel, Minyak Nabati
Murni, B-20 dan O-20.

Gambar 27. Hasil uji kinerja mesin dan kompatibilitas material

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh aditif


antioksidan terhadap karakteristik gemuk lumas bio, dapat disimpulkan
bahwa, yang memiliki tingkat ketahanan cukup tinggi adalah
penambahan antioksidan 1,5% (Tabel 14). Penelitian ini merupakan
inovasi dalam penelitian di bidang pelumas yang berkomitmen untuk
menghasilkan jenis-jenis gemuk lumas yang aman, ramah lingkungan
dan terbarukan. Pemanfaatan minyak jarak dalam penelitian
menghasilkan peningkatan TKDN produk hingga mencapai > 95%.

64
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Tabel 14. Pengaruh Aditif Antioksidan terhadap karakteristik gemuk lumas bio

Minyak Anti
Formula LiOH (%) 12-HSA (%)
Jarak (%) Oksidan (%)
G0 36.4 36.2 36.4 0.0

G1 35.9 47.2 47.8 0.5

G2 81.5 1.2 16.3 1.0

G3 81.0 1.2 16.3 1.5

G4 80.0 1.2 16.3 2.0

4) Formula Surfactant Lapangan Jirak


Pada bahan baku surfaktan MES telah dilakukan berbagai
formulasi dengan melakukan penambahan ko-surfaktan, pelarut yang
kemudian dilarutkan dengan air formasi dan air sintetik, tetapi hasil
screening laboratorium menunjukkan bahwa formulasi surfaktan dari
bahan baku MES belum layak sebagai surfaktan EOR atau belum
kompatibel dengan fluida reservoir lapangan Jirak.
Berdasarkan hasil pengujian formulasi tahap VII s.d IX belum
didapatkannya formula yang memenuhi persyaratan sebagai
surfaktan untuk aplikasi injeksi kimia EOR, sehingga dikembangkan
optimasi sintesis terhadap bahan baku surfaktan PDO menjadi PDOS
atau AES. Hasil pengukuran IFT pada larutan AES menunjukkan harga
IFT yang lebih kecil dari IFT MES ditunjukkan pada Gambar 28.
Selanjutnya pada bahan surfaktan ini dilakukan pengujian IFT, filtrasi,
thermal stability, phase behavior dan core flooding. Hasilnya
menunjukkan larutan surfaktan sudah memenuhi beberapa
persyaratan seperti:
1. Harga IFT 10-3 dyne/cm,
2. FR < 1.2 pada konsentrasi surfaktan < 0.5%,
3. Thermal stability 1 bulan menunjukkan harga IFT 10-3 dyne/cm
dengan konsentrasi surfaktan 0.5%
Persyaratan yang belum terpenuhi:
1. Kompatibilitas
2. Phase behavior
Uji kinerja surfaktan dilanjutkan dengan pengujian core flooding
untuk mengetahui RF dari larutan surfaktan dalam meningkatkan
produksi minyak. Peningkatan produksi minyak atau RF dari hasil
pengujian core flooding ini menunjukkan bahwa kinerja larutan
surfaktan belum optimum dalam meningkatkan produksi minyak,
dikarenakan volume larutan surfaktan yang diinjeksikan belum
ekonomis/masih terlalu besar. Masih perlu dilakukan pengembangan
sintesis untuk mendapatkan bahan baku surfaktan dengan formula
yang kompatibel dan ekonomis untuk reservoir target.

65
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Gambar 28. Pengukuran IFT MES dan AES

5) Formula Minyak Lumas Sepeda Motor Dengan Aditif Nano


Kegiatan dilakukan untuk mendapatkan spesifikasi minyak lumas
dengan aditif nano untuk peningkatan pemanfaatan bahan bakar
alternatif dalam rangka ketahanan energi nasional.
Formulasi mencakup spesifikasi sebagaimana dipersyaratkan
dalam standar SAE dan API Service. Hasil formulasi sudah terbukti
memenuhi spesifikasi yang ditentukan dengan beberapa pengujian
karakteristik.
Dari hasil percobaan disimpulkan bahwa dosis penambahan
aditif pemodifikasi gesekan optimum adalah sebesar 0,1 % berat dan
akan ditambahkan ke minyak lumas agar mendapatkan performa
yang lebih baik terutama dari segi gesekan dan perlindungan
keausannya.
Setelah mendapatkan dosis optimal penambahan aditif nano
dan cara preparasinya, kemudian dibuat 4 buah minyak lumas yang
tersaji pada Tabel 15 dengan karakteristik pada 0.
Tabel 15. Formula Minyak Lumas Sepeda Motor
SAE10W-40 API SL/JASO MB SAE 10W-30 API SL/JASO MB

Masena YR Masena YN Masena HR Masena HN


Komposisi Konsentrasi (% berat)

Base Oil I 37 36.7 71.4 71.1

Base Oil II 19.4 19.4 0 0

Base Oil III 25 25 10.00 10.00


Aditif I 10 10 10 10
Aditif II 8.5 8.5 8.50 8.50
Aditif III 0.1 0.1 0.10 0.10
Nano MoS2 0.10 0.10
SDS 0.20 0.20

66
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Tabel 16. Karakteristik Minyak Lumas Sepeda Motor


No Parameter Spesifikasi MASENA MASENA Spesifikasi MASENA MASENA
10W-40 API YR YN 10W-30 API HR HN
SL/MB SL/MB
1. Visk. Kinematik 12.5-16.3 14.115 14.148 9.3-12.5 12.411 12.465
100 oC, cSt
2. Indeks Viskositas, min 125 154 152 min 125
3. CCS @-25oC (cP), maks 7000 4609 4614 maks 7000 4617 4597
4. Pour Point (oC) Maks -28 -33 -30 Maks -28 -33 -30
5. TBS (cP), min 3.5 4.62 4.65 min 2.9 4.13 4.16
6. Flash Point, oC, min 200 240 216 min 200 230 227
7. TBN, mg-KOH/gr, min 5 7.2 7.53 min 5 7.07 6.98
8. Sulfated Ash min 0.6 0,73 0,76 min 0.6 0,71 0,69
9. Foaming T&S Sq.1 max 10/0 nil/nil nil/nil max 10/0 nil/nil 10/nil
(mL),
10. Sq.2 (mL) max 50/0 10/nil 10/nil max 50/0 10/nil 50/nil
11. Sq.3 (mL) max 10/0 nil/nil nil/nil max 10/0 nil/nil 10/nil
12. Sq.4 (mL) max 100/0 50/NIL 30/NIL max 100/0 40/NIL 50/NIL
13. Sifat Penguapan max 15 11.23 8.43 max 15 10.72 10.92
Noack, %-wt

b. Bidang Mineral dan Batubara


Bidang mineral dan batubara merealisasikan 1 dari 2 Pilot
plant/prototipe/demoplant atau rancangan/ rancang bangun/
formula yang direncanakan, yaitu: Rancang Bangun Inovasi Burner
Untuk Aplikasi UCG. Realisasi satu rancangan tidak tercapai karena
ada proses yang belum dilaksanakan yakni pembuatan simulasi
pembakaran
Proses UCG diawali dengan penyalaan batubara pada zona
yang sudah ditentukan. Pada penelitian ini digunakan bahan bakar
LPG untuk proses penyalaan batubara karena selain mudah diperoleh
juga menghasilkan nyala api yang dapat kontak dengan batubara.
Untuk melakukan simulasi penyalaan UCG disiapkan reaktor,
burner, alat ukur laju alir udara dan LPG, pipa dan slang. Gambar 29
dan Gambar 30 menampilkan gambar teknik rancangan peralatan
simulasi secara vertikal dan horizontal yang telah dibuat. Reaktor
terbuat dari pelat baja tebal 6 mm. Pada bagian bawah reaktor diisi
dengan batubara yang telah dipadatkan serta tanah pada bagian
atasnya dengan lubang vertikal berdiameter 6 inchi pada bagian
tengah sehingga serupa dengan lubang hasil pemboran. Pada bagian
bawah reaktor dipasang rel untuk menggeser bagian bawah reaktor
bila sekiranya diperlukan pemasangan lagi batubara atau diperlukan
perbaikan burner. Pada bagian atas reaktor dipasang alat pembakar
gas buang proses penyalaan awal.
Burner yang dirancang untuk penyalaan awal batubara pada
proses UCG tidak jauh berbeda dengan burner pada umumnya,
dibuat dari pipa baja 1 inchi dengan jumlah lubang nozle dan
udara masing-masing 6 buah.

67
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Gambar 29. Rancangan peralatan simulasi pembakaran secara vertical.

Gambar 30. Rancangan peralatan simulasi pembakaran secara horizontal

Gambar 31. Rancangan burner

68
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Di bagian bawah burner dibuat semacam reflektor berbentuk


setengah lingkaran untuk memantulkan/ mengarahkan lidah api ke
arah samping yaitu batubara. Selanjutnya untuk mengalirkan bahan
bakar LPG dan udara dari tabung gas dan kompressor ke burner
digunakan dua set selang yang tahan terhadap perubahan suhu
panas dengan panjang 80 meter atau sesuai dengan
jarak/kedalaman burner. Sedangkan pemantik terbuat dari satu
buah elektrode berbahan nikelin berukuran 2 mm diletakan pada
permukaan lubang api burner dan terhubung ke ignitor bertegangan
7.5KV 10 KV melalui kabel silikon.
Compressor LPG Ignitor

Valve
Valve
Valve

Pressure Pressure
Flow meter
gauge gauge

Valve Valve Valve

Valve

Flow meter Flow meter

Valve

Elektroda

Burner

Gambar 32. Skema peralatan simulasi pembakaran UCG

Tujuan rancang bangun ini adalah membuat burner serta


mendapatkan komposisi udara dan LPG yang tepat untuk aplikasi UCG
dan mengembangkan standard operating procedure (SOP) untuk
penyalaan awal UCG sehingga prosesnya dapat berjalan dengan
lancar dan aman. Untuk kegiatan tersebut telah disusun mekanisme
simulasi penyalaan serta peralatan yang digunakan seperti pada
Gambar 32.
c. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Bidang ketenagalistrikan dan EBTKE merealisasikan 1 Pilot
plant/prototipe/demoplant atau rancangan/ rancang bangun/
formula dari 3 yang ditargetkan, yaitu Rancang bangun Turbin Cross
Flow Turbine Daya 5 s/d 35 kVA sesuai dengan SNI dan Prototipe
berdaya 5 kVA.
1. Rancang bangun Turbin Cross Flow Turbine Daya 5 s/d 35 kVA sesuai
dengan SNI dan Prototipe berdaya 5 kVA
Tujuan dari desain turbin cross flow adalah untuk mendapatkan
desain serta blue print agar siap pabrikasi dan memenuhi Standar
Nasional Indonesia. Turbin Cross Flow yang didesain mempunyai 4
jenis diameter roda turbin yang disesuaikan dengan head yang

69
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

tersedia dan bahan sudu pipa baja diameter 2,5; 3; 4 dan 6 inchi.
Simulasi numerik sudah dilakukan dengan menggunakan ANSYS
2016 dan prototipe yang dibuat telah diuji coba di lokasi PLTMH
Cijedil, Cianjur dan di analisis performansi serta kehandalannya.
Proses desain, pembuatan prototipe turbin cross flow atau arus
lintang dilakukan di Laboratorium Mesin Fluida FTMD ITB dan bekerja
sama dengan Pusat Penelitian Energi Baru Terbarukan (PPEBT-ITB).
Hasil Pengujian di Laboratorium menunjukkan:
Efisiensi maksimum pada 419 rpm, simulasi menghasilkan 82%dan
hasil pengujian 77,9%
Visualisasi aliran dalam turbin,menunjukan Hal yang serupa pada
simulasi dan pengujian
Turbin arus lintang dapat dilanjutkan ke pembuatan prototype
dengan daya yang lebih besar dan akan diuji lapangan,dengan
melakukan pengukuran dari hasil keluaran generator.

Gambar 33. Rancang Bangun dan Prototipe Turbin Cross Flow 5 kW

Pengujian lapangan dilakukan di PLTMH Cijedil dari Pusharlis PT PLN,


dengan head gross yang tersedia 40 meter. Pada instalasi pengujian
dipasang penstock dari 650 mm ke 350 mm, dan untuk meratakan
kecepatan pada penstock dipasang straightened atau pelurus
aliran, berupa Honneycomb, serta alat ukur aliran berupa orifice
yang dipadukan dengan weirmeter. Head statik turbin didapat dari
pressure gage yang di pasang pada flens masuk turbin. Efisiensi
Turbin didapat sekitar 70%, sedangkan efisiensi sistem 40% hal ini
terjadi dikarenakan efisiensi generator yang sangat rendah. Pada
saat pengujian sistem turbin generator dilakukan terdapat beberapa

70
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

kebocoran pada turbin arus lintang, terutama pada sisi gland


packing mekanisme katup. Namun demikian kebocoran tidak
mengganggu pengujian dan pencuplikan data dengan sistem data
aquisisi dan komputer. Pengujian sistem turbin akan dilanjutkan
dengan mengganti generator 3 phasa 50 Hz yang telah diuji
performansinya, yakni generator milik Lab Mesin Fluida ITB dengan
merk OHATSU berdaya 12,5 kVA. Kebocoran dalam sistem packing
akan diperbaiki dan solusi telah didapat dengan melakukan sedikit
perubahan pada sistem packing.
2 (dua) jumlah pilot plant, demo plant, atau rancang bangun
penerapan teknologi unggulan bidang ESDM tahun 2016 yang menjadi
target kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi masih
dalam proses penelitian dan pengembangan, yaitu:
1. Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali
Keseluruhan sistem Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas
Udayana, Bali terdiri atas subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) Rooftop kapasitas 26,4 kWp, subsitem Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 5 kW PLTB atau 10 x 500
W, subsistem VRLA Batteries dengan kapasitas 192 kVAh, dan
subsistem Generator kapasitas 20 kVA. Keseluruhan sistem pilot plant
telah terinstall di Gedung DH, Kampus Fakultas Teknik Elektro
Universitas Udayana Unit Jimbaran. Namun, hingga tanggal 31
Desember 2016 belum bisa dilakukan uji kinerja system secara
keseluruhan dengan alasan tidak adanya anggaran SPPD akibat
pemotongan anggaran tahap II sehingga IKU Pilot Plant Smart Grid
in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali tidak bisa diklaim sebagai
capaian IKU jumlah pilot plant, demo plant, atau rancang bangun
penerapan teknologi unggulan bidang ESDM.

Gambar 34. Pilot Plant Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana,
Bali.
2. Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali
Keseluruhan sistem Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur
Bali terdiri atas subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di
atas lapangan tenis dengan kapasitas 258 kWp, subsistem VRLA
Batteries dengan kapasitas 224 kVAh, dan subsistem Generator

71
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

kapasitas 275 kVA. Keseluruhan sistem pilot plant telah terinstall di


Kompleks Perkantoran Gubernur Bali. Namun, hingga tanggal 31
Desember 2016 belum bisa dilakukan uji kinerja system secara
keseluruhan dengan alasan tidak adanya anggaran SPPD akibat
pemotongan anggaran tahap II sehingga IKU Pilot Plant Smart
System PLTS di Kantor Gubernur Bali tidak bisa diklaim sebagai
capaian IKU jumlah pilot plant, demo plant, atau rancang bangun
penerapan teknologi unggulan bidang ESDM.

Gambar 35. Proses Konstruksi Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali

d. Bidang Geologi Kelautan


Bidang geologi kelautan merealisasikan 1 Pilot plant/prototipe/
demoplant atau rancangan/rancang bangun/formula dari target 2
yang direncanakan. 1 (satu) Rancangan Model Keekonomian Industri
Maritim tidak dilaksanakan karena kegiatannya terkena dampak
kebijakan penghematan anggaran.
Berikut adalah satu rancang bangun yang berhasil direalisasikan
di bidang geologi kelautan, yaitu:
Prototipe PLT Arus Laut
Pada tahun 2016 dilaksanakan kegiatan Pembangunan Prototipe
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) bekerjasama dengan
Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS Surabaya). Output
dari kegiatan ini menghasilkan 1 (satu) buah prototipe dengan
capaian realisasi Indikator Kinerja Kegiatan sebesar 100%.
Kegiatan pembangunan prototipe PLTAL ini dilaksanakan melalui
2 tahapan pelaksanaan kegiatan yakni penyusunan Dokumen UKL/
UPL dan pembuatan Design Engineering Detail (DED) Pembangkit Listrik
Tenaga Arus Laut (PLTAL). Pembangunan PLTAL di Bali ini menjadi awal

72
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

proyek percontohan untuk kawasan Bali sebagai Kawasan Nasional


Energi Bersih dan Pengembangan Bali sebagai Centre of Excellent
Energi Bersih.
Garis besar ruang lingkup kegiatan ini adalah Pembuatan
Dokumen Detail Engineering Design (DED) Pembangkit Listrik Tenaga
(PLT) Arus Laut Kapasitas terpasang 21 kW dengan beberapa kegiatan
yang meliputi:
1. Evaluasi dan Rekomendasi hasil dari Basic Desain PLT Arus Laut
tahun 2015.
2. Pembuatan Detail Desain Sistem Turbin dan Pengujian Turbin Vertikal
untuk validasi Scale Up dimensi.
3. Pembuatan Detail Desain Sistem Transmisi Mekanik & Elektrik
4. Pembuatan Detail Desain Sistem Konstruksi Platform PL Arus Laut
5. Pembuatan Detail Desain Sistem Mooring
6. Pembuatan Sistem Detail Pengendalian dan Monitoring
7. Pembuatan Dokumen Detail Prosedur Produksi & Instalasi
8. Pembuatan Daftar Bahan, Komponen dan Harga Perkiraan Sendiri
(HPS) PLTAL

Gambar 36. Posisi Lokasi Terpilih Untuk PLT Arus Laut di Selat Toyapakeh Nusa Penida
Bali.

Rencana lokasi penempatan prototipe Pembangkit Listrik Tenaga


Arus Laut (PLTAL) ini terletak pada koordinat geografis 08o4025,2 LS
dan 115o2916,2 BT (UTM 50L 333627 mT, 9040895 mU) atau 200-220
meter dari Pantai Desa Toyapakeh, Kecamatan Nusa Penida. Lokasi
tersebut berada pada Selat Toyapakeh Pulau Nusa Penida Bali. Lokasi
tersebut dipilih berdasarkan aspek teknis seperti morfologi dasar laut,
lebar selat dan potensi kecepatan arusnya prototipe turbin arus laut
yang bisa dikembangkan. Potensi arus laut pada lokasi terpilih berkisar
antara 0,5-2,5 m/detik. Sehingga, mempunyai potensi praktis sebagai
pembangkit listrik arus laut dengan daya yang dapat dihasilkan
sebesar 758 W tiap turbin. Selain itu, juga mengacu aspek non teknis

73
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

yang meliputi aksesbilitas dan penerimaan masyarakat. Lokasi terpilih


juga tidak berada pada kawasan konservasi dan daerah yang
dilindungi.
Turbin yang digunakan sebagai rancangan desain PLTAL adalah
Turbin Darrieus Passive-Pitch dengan total kapasitas 24 kW. Pemenuhan
kapasitas ini dilakukan melalui 6 unit turbin yang terdiri dari : 2 unit x 5
kW dan 4 unit x 3,5 kW. Dimensi turbin yang mengikuti kapasitas
tersebut adalah sebagai berikut :
Ilustrasi rencana pemasangan turbin pada desain ponton
disajikan seperti pada Gambar 37.

Gambar 37. Ilustrasi pemasangan turbin 2 x 5 kW dan 4 x 3.5 kW pada ponton PLTAL

Turbin Darrieus dengan passive pitch memiliki banyak keunggulan,


diantaranya ialah memiliki kemampuan self starting yang lebih baik
daripada Turbin Darrieus fix pitch, meminimalisir stall, dan meningkatkan
gaya lift pada sebagian besar azimuth putar turbin. Untuk mengetahui
performa (daya mekanik dan efisiensi) Turbin Darrieus Passive Pitch
dilakukan penelitian secara eksperimental. Berikut adalah parameter
desain rancang bangun Turbin Darrieus Passive Pitch yang dijadikan
variabel tetap dalam penelitian ini.

6. Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi, Ketenagalistrikan, Energi


Baru dan Terbarukan, serta Geologi Kelautan
a. Peta yang dihasilkan oleh Puslitbang Geologi Kelautan pada tahun
2016 berhasil merealisasikan 7 peta seperti ditunjukkan pada Tabel
17.

74
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Tabel 17. Daftar Peta Geologi Kelautan

NO JUDUL GAMBAR PETA


1 Peta Intensitas
Magnet Total
Perairan Lembar 3113
(Waren)

2 Peta Sebaran Tekstur


Sedimen Permukaan
Dasar Laut Perairan
Lembar 1110
(Tanjungkarang)

3 Peta Intensitas
Magnet Total
Perairan Lembar 3114
(Bosnik)

75
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

NO JUDUL GAMBAR PETA


4 Peta Intensitas
Magnet Total
Perairan Lembar 2714
(P. Misool)

5 Peta Sebaran Tekstur


Sedimen Permukaan
Dasar Laut Perairan
Lembar 0718
(Pematang Siantar)

6 Peta Intensitas
Magnet Total
Perairan Lembar 2713
(Wahai)

76
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

NO JUDUL GAMBAR PETA


7 Peta Sebaran Tekstur
Sedimen Permukaan
Dasar Laut Perairan
Lembar 0719
(Tebingtinggi)

b. Peta/Atlas Potensi Minyak dan Gas Bumi pada tahun 2016 dihasilkan
12 peta/atlas potensi sektor energi dan sumber daya mineral. Peta
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Peta potensi Sengkang
2. Peta potensi Mamberamo
3. Peta potensi Atambua
4. Peta potensi Blok Tanimbar Timur
5. Peta potensi Blok Teluk Bone
6. Peta potensi Blok Dolok Karaeng Sulawesi
7. Peta Potensi Blok Dolok Papua
8. Peta Potensi Blok Sula II
9. Peta Potensi BlokGorontalo Tomini III
10. Peta Potensi Blok Tomini Bay V
11. Peta Sweet Spot Shale Play Formasi Talang Akar
12. Peta Sweet Spot Shale Play Gumai (bagian bawah)
c. Peta/Atlas Ketenagalistrikan, Energi Baru dan Terbarukan yang
bertarget 3 peta. Peta tersebut tidak dapat dicetak karena adanya
pemotongan anggaran, sehingga peta yang telah selesai disusun
masih dalam bentuk softfile. Peta tersebut, adalah:
1. Peta Potensi Energi Angin

Gambar 38. Peta Potensi Energi Angin Indonesia

77
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

2. Peta Potensi Energi Surya

Gambar 39. Peta Potensi Energi Surya Indonesia

3. Peta Potensi Mikrohidro Pulau Jawa

Gambar 40. Peta Potensi Mikrohidro Pulau Jawa dengan Metode Curah Hujan

c. Tujuan ketiga: Mengembangkan dan pemanfaatan teknologi energi


dan mineral
1) Sasaran 7: terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM
2) Sasaran 9: terwujudnya pengurangan biaya, peningkatan efisiensi
dan TKDN
3) Sasaran 10: terwujudnya peningkatan jasa teknologi

78
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Ketiga sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja utama


Badan Litbang, yaitu Jumlah Pengembangan dan Produk Teknologi
serta Produk Survei berupa Pilot plant/prototipe/demo plant atau
rancangan/ rancang bangun/ formula dan Jumlah Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi.

Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi

Indikator Target Realisasi % Capaian

Penerimaan Negara Bukan Pajak 95.607 juta Rp 73.005 juta Rp 76,36


(PNBP) Jasa Teknologi

Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi


terdapat pada dua bidang, yaitu minyak dan gas bumi dan mineral
dan batubara. Capaian jumlah PNBP Jastek adalah 76,36%, dengan
rincian sebagai berikut:
a. Bidang Minyak dan Gas Bumi
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi di Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
LEMIGAS dikelola melalui Badan Layanan Umum (BLU).
Pelayanan jasa teknologi diarahkan untuk memberikan nilai
tambah dari kebutuhan pelanggan/industri hulu dan hilir migas melalui
pelayanan Jasa Studi, Jasa Laboratorium, dan Jasa Kalibrasi.
Realisasi PNBP BLU sebesar 77,52% (67,52 M) dari target Rp 87,4 M.
Realisasi tersebut tidak mencapai target karena beberapa faktor,
antara lain adalah pengaruh menurunnya harga minyak dunia
menyebabkan penurunan sejumlah kegiatan eksplorasi, komunikasi
dengan pelanggan belum optimal, penyampaian informasi mengenai
kemampuan laboratorium yang dimiliki ke dunia usaha belum optimal.
Kebijakan pemerintah mengenai larangan ekspor hasil tambang
berupa bahan mentah sehingga berdampak kepada kurangnya
contoh uji yang masuk, jumlah produksi dan penjualan mineral dan
batubara menurun, terdapat beberapa kerusakan alat, sehingga
menghambat dalam pengujian dan belum seluruh kemampuan
tercantum dalam tarif PNB. Selain itu, beberapa hasil litbang belum
dapat dikomersialisasikan.
Realisasi ini melebihi target (104,8%) bila dibandingkan dengan
target Kontrak Kinerja (KK) BLU dengan Kementerian Keuangan, yaitu
sebesar Rp 64,4 M.
b. Bidang Mineral dan Batubara
Realisasi PNBP Bidang Mineral dan Batubara Tahun Anggaran
2016 adalah sebesar Rp 4.048.007.550,- atau sebesar 49,52% dari target
penerimaan. Realisasi penerimaan PNBP dari jasa pengujian
laboratorium masih belum memenuhi target, salah satu penyebabnya
adalah terjadinya persaingan pelayanan pengujian laboratorium.
Layanan pengujian dan laboratorium merupakan bidang jasa yang

79
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

luas cakupannya sehingga layanan tersebut dilakukan oleh beberapa


Kementerian atau Lembaga (Pemerintah), BUMN dan swasta.
Adapun kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan
secara umum, yaitu:
Kurang penyampaian informasi mengenai kemampuan
Laboratorium Pengujian tekMIRA ke dunia usaha.
Kebijakan Pemerintah mengenai larangan ekspor hasil tambang
berupa bahan mentah sehingga berdampak kepada kurangnya
contoh uji yang masuk.
Jumlah produksi dan penjualan mineral dan batubara menurun.
Penurunan kegiatan eksplorasi.
Adanya kerusakan alat, sehingga menghambat dalam pengujian.
Banyaknya pengujian sampel internal dan mahasiswa yang
hanya dikenai biaya sebesar 50% dari tarif normal.
Kurangnya personil laboratorium terutama untuk Laboratorium
Geomekanika.
d. Tujuan keempat: Meningkatkan kapasitas kelembagaan
1) Sasaran 8: terwujudnya peningkatan nilai tambah
2) Sasaran 11: terwujudnya kegiatan litbang yang mendukung
perkembangan dan menjawab isu strategis sektor ESDM
3) Sasaran 12: terwujudnya kegiatan litbang yang akuntabel, efektif,
dan efisien
4) Sasaran 13: terwujudnya lingkungan dan proses kerja yang kondusif
Keempat sasaran tersebut dijabarkan dalam indikator kinerja
utama Badan Litbang, yaitu Jumlah Peningkatan Nilai Tambah berupa
Paten yang terimplementasikan dan Hasil Litbang yang
terimplementasikan.
Selain itu, dari tujuan keempat ini dihasilkan juga kegiatan-
kegiatan yang mendukung peningkatan kapasitas kelembagaan,
seperti: kegiatan Penghargaan Energi yang merupakan penugasan
tambahan sejak tahun 2011; telaah/review keefektifan pelaksanaan
anggaran berdasarkan asas manfaat hasil pekerjaan bagi negara dan
masyarakat di lingkungan Kementerian ESDM; kerja sama dan Focuss
Group Discussion (FGD).
1. Peningkatan Nilai Tambah
Peningkatan nilai tambah diwujudkan dalam kegiatan litbang,
yaitu paten yang terimplementasikan dan Pilot Plant/Prototipe/Demo
Plant atau Rancangan/Rancang Bangun/Formula yang terimple-
mentasikan. Capaian kegiatan ini secara keseluruhan adalah 19,3%
atau 11 dari 57 yang ditargetkan.

Indikator Target Realisasi % Capaian

Jumlah Peningkatan Nilai Tambah 57 11 19,30


- Paten yang terimplementasikan 2 2 100
- Hasil Litbang yang terimplementasikan 55 9 16,36

80
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

a. Jumlah Paten yang terimplementasikan


Pada tahun 2016 terdapat 2 (dua) buah paten yang
terimplementasikan dari 2 buah yang ditargetkan, atau mencapai
100%. Paten yang terimplementasikan diwujudkan di bidang minyak
dan gas bumi, yaitu:
1) Rancang Bangun Airgun Mini
2) Tabung ANG (Adsorbed Natural Gas) Untuk Rumah Tangga
Rinciannya adalah sebagai berikut:
1) Rancang Bangun Airgun Mini
Invensi ini berhubungan dengan peralatan yang bekerja sebagai
sumber gelombang seismik untuk kegiatan pencitraan bawah
permukaan darat baik eksplorasi migas maupun non-migas. Invensi
ini bertujuan untuk mengatasi kelemahan dan permasalahan proses
akuisisi. Invensi tersebut terdiri dari blaster dan land-airgun. Blaster
adalah sistem pengendali land-airgun yang kemampuannya
meliputi penentuan tekanan yang digunakan, waktu peledakan,
sinkronisasi dengan alat perekam gelombang seismik.
Invensi ini menindaklanjuti invesi oleh Suprayitno Munadi, dkk
(Sertifikat Paten P00201300366 No. ID 000040433) Gambar 41
mengilustrasikan skema mekanik land-airgun hasil invensi. Skema
tersebut terdiri dari piston (1) dengan bagian-bagiannya yaitu
dinding piston (1a), jendela piston (1b) dan penahan seal (1c);poros
piston (2); casing luar (3) yang mempunyai ruang sayap (3a) dan
ruang pembuang (4). Ruang utama didefinisikan sebagai ruang di
dalam piston ditambah ruang sayap (1 + 3a).

3 1
a
c
1

1
3 a
1
b
2

4 4

Gambar 41. Skema mekanik land-airgun.

Gambar 42 mengilustrasikan alat kontrol airgun darat yang disebut


blaster. Gambar 43 mengilustrasikan skema lengkap eksplorasi
seismik di lapangan menggunakan land-airgun sebagai sumber
gelombang.

81
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Gambar 42. Alat kontrol airgun darat (bluster).

Gambar 43. Skema lengkap eksplorasi seismik di lapangan menggunakan land-


airgun sebagai sumber gelombang.

Land-airgun hasil invensi menggunakan prinsip kerja dan mekanisme


yang sama dengan airgun yang sudah banyak digunakan pada
eksplorasi seismik laut. Modifikasi yang dilakukan terletak pada
pengaturan arah pelepasan energi. Modifikasi tersebut
memungkinkan land-airgun untuk mempunyai daya tembus yang
lebih besar pada lapisan-lapisan batuan bawah permukaan
sehingga informasi yang diperoleh dari data rekaman semakin
dalam. Selain itu, modifikasi tersebut dapat mengurangi derau
(noise) sinyal langsung (direct signal) yaitu gelombang yang
menjalar secara horisontal di sepanjang permukaan tanah. Dalam
eksplorasi seismik, sinyal langsung dapat menenggelamkan sinyal
data, sehingga mengurangi kualitas data yang terekam.
2) Tabung ANG (Adsorbed Natural Gas) Untuk Rumah Tangga
Tujuan kegiatan adalah mendapatkan sistem tabung ANG untuk
penyimpanan gas metana optimum untuk rumah tangga. Kegiatan
ini merupaka implementasi paten dengan nomor Sertifikat Paten
Nomor ID S00001369.
Penelitian ini telah dilaksanakan dan diperoleh hasil berupa sistem
tabung ANG yang dapat digunakan untuk penyimpanan gas

82
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

metana pada sektor rumah tangga. Kegiatan ini menghasilkan


adsorben yang memiliki daya serap tinggi sesuai dengan target
yang ditetapkan, namun dari sudut pandang sistem tabung ANG
adsorben yang digunakan belum mencermikan kemampuannya
seperti ditunjukkan pada saat pengujian sampel adsorben, karena
densitas adsorben dalam sistem ANG masih rendah. Hasil
perhitungan keekonomian tabung ANG memperlihatkan harga jual
gas Rp.7300,-/kg, dalam tabung ANG lebih murah 38% dari LPG non-
subsidi (LPG 12 kg) yang dijual Rp. 11.750/kg. Program pemanfaatan
gas menggunakan teknologi ini memberikan harapan besar untuk
dapat diterapkan dengan syarat stasiun pengisian telah tersedia,
serta jumlah volume penjualan gas 0,06 MMscfd yang setara
dengan 425 tabung per hari. Volume gas tiap tabung 4 m3 (3.29 Kg
(slpg)), untuk pemakaian ANG di pelanggan selama 7 hari/tabung.

Gambar 44. Pembuatan Alat Filling Gas ANG

Gambar 45. Pengujian Adsorpsi

b. Hasil Litbang yang terimplementasikan


1. Bidang Minyak dan Gas Bumi
Bidang minyak dan gas bumi merealisasikan 2 (dua) dari target 10
(sepuluh) hasil litbang yang terimplementasikan. Terdapat 8 (delapan)
hasil litbang yang tidak dapat terimplementasikan karena adanya
pemotongan anggaran (selfblocking) yang cukup signifikan, yaitu
terkait biaya operasional dan jasa profesi sehingga hasil litbang
tersebut belum dapat diimplementasikan (penghematan uang berapa
persen). Dua hasil litbang yang terimplementasikan di bidang migas
adalah sebagai berikut:

83
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

a) Implementasi Demo Plant Unit Oil Recovery


Unit Oil Recovery dapat meningkatkan perolehan/produksi minyak
dengan pengolahan tanah tercemar minyakn oil sludge, dan
meremediasi lingkungan yang tercemar minyak.
Kegiatan dilaksanakan di Laboratorium Proses PPPTMGB "LEMIGAS"
dan diuji coba di kilang minyak Refinary Unit II PT PERTAMINA Dumai -
Riau.
Kilang minyak merupakan fasilitas proses pengolahan minyak bumi
menjadi produk-produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan
Bakar Minyak (Non-BBM). Dalam prosesnya dihasilkan juga material
sisa dalam bentuk limbah padat, cair, dan gas yang dapat
mencemari tanah, air atau udara. Limbah minyak bumi berasal dari
sisa atau residu minyak yang terbentuk dari proses pengumpulan
dan pengendapan kontaminan minyak yang terdiri atas
kontaminan yang sudah ada di dalam minyak, maupun kontaminan
yang terkumpul dan terbentuk dalam penanganan suatu proses
dan tidak dapat digunakan kembali dalam proses produksi.
Limbah minyak sering ditemukan mencemari tanah atau lahan di
area kilang minyak, keberadaannya dapat berasal dari tumpahan
atau bocoran pipa saat pengolahan, transportasi dari tanker ke unit
pengolahan atau tangki timbun, serta rembesan dari kolam
penampungan (sludge pit). Selain itu dalam proses penyimpanan
minyak bumi dan produknya sering dijumpai oily sludge, misalnya
yang terdapat pada dasar tangki timbun. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor: 18 Tahun 1999 bahwa limbah oily sludge
termasuk dalam katagori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun), sehingga memerlukan penanganan yang baik dan tidak
berdampak buruk pada lingkungan di sekitarnya.
Teknologi pengolahan tanah tercemar minyak dan oily sludge yang
ada di industri migas pada dasarnya menggunakan beberapa
teknik, yaitu teknik pengolahan secara fisik/mekanik, termal, kimia,
dan biologi. Teknologi pengolahan tersebut dapat diaplikasikan
secara terpisah atau dikombinasikan satu dengan lainnya sehingga
diperoleh hasil yang maksimal.

Gambar 46. Limbah minyak di area kilang minyak.

84
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Dalam beberapa kasus yang terjadi di industri minyak, tanah yang


terkontaminasi minyak dan oily sludge dibuang saja melalui
perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah B-3 (PPLI
misalnya), walaupun tanah atau oily sludge tersebut masih banyak
mengandung minyak. Dengan cara ini, masalah yang ada di lokasi
bisa di atasi tetapi di sisi lain diperlukan biaya yang lebih besar dan
terjadinya oil losses yang signifikan (tergantung total hidrokarbon
minyak atau Total Petroleum Hydrocarbon-TPH dari tanah tercemar
dan oily sludge tersebut). Ada cara pengolahan limbah minyak
yang lain (konvensional), yaitu dengan cara ditampung dalam
suatu kolam penampungan terbuka (open pit) kemudian ditimbun
dengan pasir, tetapi cara ini sudah dilarang setelah keluarnya
peraturan pemerintah tentang pengelolaan limbah B3.
b) Implementasi Produk Pelumas kendaraan berbahan bakar Gas
(LUGAS)
Tujuan kegiatan adalah mendukung komersialisasi hasil litbang
khususnya minyak lumas untuk kendaraan berbahan bakar gas
yang lebih tahan terhadap panas dan oksidasi yang saat ini belum
tersedia di pasaran.

Gambar 47. Launching Pemanfataan produk minyak lumas LUGAS

Hasil analisis dan evaluasi menunjukkan bahwa minyak lumas hasil


litbang PPPTMGB LEMIGAS yang digunakan untuk kendaraan umum
berbahan bakar gas mendapat sambutan yang baik dari
masyarakat dan menunjukkan kinerja yang baik ketika digunakan
pada angkutan kota (angkot) dan bajaj biru, sehingga dapat
dilanjutkan ke tahap komersialisasi.

85
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

2. Bidang Mineral dan Batubara


Pada bidang mineral dan batubara dihasilkan 7 buah hasil
litbang yang terimplementasikan, yaitu 3 (tiga) buah implementasi
teknologi Gasifier Batubara Mini (GasMin) pada IKM di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY), 3 (tiga) buah implementasi teknologi
pembakar siklon (Tufi) pada IKM di Provinsi Jawa Barat, dan 1 (satu)
buah implementasi formula Pupuk Bio-Organo mineral pada tanaman
teh di Perkebunan Teh dan Kina Gambung Jawa Barat.
Target awal adalah 42 buah hasil litbang yang dibangun, namun
karena kebijakan pemotongan anggaran (selfblocking)
mengakibatkan hanya dapat dibangun 7 buah saja. Namun langkah-
langkah kegiatan telah dilaksanakan mulai dari survei potensi IKM,
FGD, penandatanganan pakta integritas oleh 10 IKM, hingga
koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat.
Sosialisasi pengenalan teknologi pembakar siklon kepada berbagai
IKM padat energi bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Jawa Barat telah meningkatkan animo pengusaha IKM
untuk mendaftarkan lokasinya dipasang pembakar siklon. Selain itu
terdapat tahapan kegiatan yang tidak memungkinkan selesai dalam
waktu 1 (satu) tahun, seperti pembuatan dokumen pendukung (FS, UKL
UPL, FEED atau DED), perencanaan pembangunan yang melibatkan
konsultan perencana dan manajemen konstruksi, pematangan lahan
dan pengadaan alat, utilitas dan bahan pendukung operasional.
Implementasi GasMin yang dipasang pada 3 (tiga) IKM tahun
2016 ini dengan kapasitas sama yaitu 30 kg/jam. Ketiga implementasi
tersebut adalah sebagai berikut:

1) Implementasi GasMin pada IKM Peleburan Alumunium, Jl.


Pringgolayan 67 Bangun Tapan, Bantul

Gambar 48. Impelentasi GasMin pada IKM Peleburan Alumunium

86
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

2) Implementasi GasMin pada IKM Batik Nakula Sadewa, Jl. Kapten


Haryadi 92 Iropaten Triharjo, Sleman

Gambar 49. Implementasi GasMin pada IKM Batik Nakula Sadewa


3) Implementasi GasMin pada IKM Peleburan Alumunium FMZ, Nitikan,
Umbulharjo

Gambar 50. Implementasi GasMIN pada IKM Peleburan Alumunium FMZ,


Nitikan, Umbulharjo

Implementasi teknologi 3 (tiga) buah pembakar siklon (Tufi)


pada IKM di Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:
1) Implementasi Pembakar siklon pada IKM Pencucian Blue Jeans
UGW, Desa Ciharuman, Jalan Raya Soreang Cipatik, Kabupaten
Bandung

87
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Gambar 51. Implementasi Pembakar Siklon pada IKM Pencucian Blue Jeans

Pemasangan pada boiler 1,3 ton uap per jam. Saat ini boiler dilayani
tungku kayu bakar, sehingga harus dilaksanakan teknik
penyambungan pembakar siklon dengan boiler dengan cepat.
Pabrik memberi waktu pemasangan dalam jangka 2 hari sehingga
pembakar siklon di-preheating dalam kondisi belum tersambung
dengan boiler. Untuk kapasitas 1,3 ton uap per jam diperlukan
batubara 150 kg/jam dengan pembakar siklon berukuran 110 cm
panjang 190 cm dengan lining setebal 17,5 cm. Feeder screw
dengan motor 1/2 hp dan inverter 1 hp. Jarak screw 1 in diameter
3 in dengan as 1 in. Blower yang digunakan dengan tekanan statis
>2000 Pa daya 2200 watt 3 phasa 380 V untuk mengirim bubuk
batubara/cofiring serbuk gergaji ke dalam burner siklon.
Karena preheating di luar boiler/tidak tersambung maka preheating
dilakukan dengan menambah cerobong pada moncong
pembakar siklon 15 cm panjang 150 cm untuk menstabilkan api
kayu pembakar 800C. Preheating dilakukan selama 28 jam.
2) Implementasi Pembakar siklon pada IKM sterilisasi media tanam
jamur tiram pada IKM Jamur Tiram Alam Sari, Desa Tambak Mekar
Kec Jalan Cagak, Subang
Saat ini steaming jamur dilakukan dengan kayu bakar. Karena mutu
kayu bakar yang rendah dan mahal, suhu pembakaran hanya
mencapai 600 700C sehingga memerlukan waktu steaming
sampai 8 jam. Dengan diganti pembakar siklon yang bersuhu
1225C diharapkan steaming dalam waktu lebih cepat dan hasil
badlog (media jamur dari serbuk gergaji) lebih berkualitas dan lebih
steril dari bibit-bibit jamur lain yang tidak dikehendaki.
Pembakar siklon vertikal 80 cm tinggi 75 cm dipasang di bagian
bawah dandang dari kayu untuk memasak air dalam drum yang
berfungsi sebagai boiler (wet steam). Dandang kayu bagian dalam
dilapis dengan isolator dan lembar plastik tahan 100C. Diisi 300
buah badlog 15 x 30 cm panjang.
Dilakukan steaming pipa temperatur dalam dandang minimal 70C
untuk sterilisasi badlog sehingga saat panen tidak muncul species-
species lain seperti jamur oncom, dan jamur-jamur lain yang
kadang-kadang beracun.

88
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Gambar 52. Implementasi Pembakar Siklon pada IKM sterilisasi media tanam jamur
tiram

3) Implementasi Pembakar Siklon pada IKM Keramik, Jalan Terusan


Ciwastra no 186, Kota Bandung
Pemasangan pembakar siklon model vertikal di pabrik keramik,
untuk menggerakkan ceramic kiln 2 x 2 x 2,5 m, untuk
pembakarannya memerlukan 200 kg LPG seharga Rp 2.000.000,-.
Bila menggunakan campuran batubara-serbuk gergaji selama 8 jam
diperlukan 500 kg dengan kecepatan pembakaran 62,5 kg/jam.
Untuk keperluan tersebut diperlukan pembakar siklon vertikal
dengan diameter atas bawah = 85 95 cm dengan ketinggian 72
cm. Pipa umpan batubara yang diperlukan adalah pipa berukuran
4 in sepanjang 30 cm. Blower yang diperlukan adalah blower 1500
Pa dengan kecepatan udara pembakar 700 m3/jam, 370 watt 3
phasa 380 V.
Pada pemasangan pembakar siklon disisi tungku keramik, api dari
pembakar siklon naik keatas menyusuri dinding sisi kanan dapur
keramik, kemudian didalam dapur (kiln) api turun ke bawah masuk
lubang cerobong bawah terus mengalir menuju cerobong keatas
(down draft kiln). Dinding sisi kanan dilapis dengan ceramic wool 5
cm untuk melindungi dari api pembakar siklon 1225C.

89
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Gambar 53. Implementasi Pembakar Siklon pada IKM industri Keramik

Implementasi lain, yaitu 1 (satu) buah implementasi formula Pupuk


Bio-Organo mineral diterapkan pada tanaman teh di Perkebunan Teh
dan Kina Gambung Jawa Barat.
1) Implementasi formula Pupuk Bio-Organo mineral pada tanaman teh
di Perkebunan Teh dan Kina Gambung, Jawa Barat
Pupuk Bio Organo Mineral adalah kombinasi atau gabungan pupuk
berbasis mineral dengan bahan organik dari limbah hewan dan
mikroba pengurai fosfat, kalium dan magnesium didalam mineral.
Pupuk berbasis mineral adalah mineral non logam yang
mengandung unsur fosfor (misal rockfosfat), unsur kalium (misal leusit,
felsfar), unsur magnesium (misal dolomit, magnesit), dan unsur sulfur
(misal kiserit). Limbah hewan berupa kotoran hewan khususnya
ternak domba, kambing, sapi, ayam.
Keuntungan yang diperoleh menggunakan pupuk bio organo
mineral di antaranya adalah:
hanya dilakukan satu kali karena tiga komponen tersebut sudah
dicampur menjadi satu sehingga dapat mengurangi biaya
pemupukan. Di samping itu, karena pupuk ini mengandung
mikroba tertentu yang mempunyai kemampuan selain dapat
menguraikan unsur-unsur di dalam mineral, dapat pula
memperbaiki keadaan tanah agar tidak mudah mengeras dan
gersang.
Mineral bermanfaat untuk pupuk tanaman, banyak dan tersebar
di Indonesia.
Bisa dikombinasi/diformulasi sesuai kebutuhan jenis tanaman.

90
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Sedangkan kelemahannya sebagai berikut:


Mineral yang mengandung unsur kalium belum tertambang
(belum di jual di pasaran).
Perlu dibuat kelompok peternak untuk pengumpulan kotoran
hewannya.
Perlu dibuat plant perbanyakan/pembiakan mikroba.

Gambar 54. Pembiakan Mikroba Gambar 55. Formulasi Pupuk Bio Organo
Mineral

Gambar 56. Uji teh skala kebun/teh menghasilkan di Perkebunan teh Gambung Jabar

Hasil uji coba/aplikasi:


Pada tanaman bibit teh, pertumbuhan lebih baik 35%
dibandingkan dengan pupuk standar kebun.
Pada tanaman bibit Kopi dengan hasil pertumbuhan lebih baik
30% dibandingkan dengan pupuk standar kebun.

91
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Pada tanaman bibit Kakao dengan hasil pertumbuhan lebih baik


16% dibandingkan dengan pupuk standar kebun.
Pada tanaman teh produksi/menghasilkan dengan hasil produksi
teh meningkat mencapai 15% (white tea).
3. Bidang Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi
Energi
Pada tahun 2016, hasil litbang yang terimplementasikan yang
diharapkan menjadi kinerja Puslitbang Teknologi Ketenagalistrikan
Energi Baru dan Terbarukan sebanyak 3 (tiga) buah, namun ketiganya
belum dapat diimplementasikan secara optimal. Pada tahun 2016,
ketiga kegiatan litbang ini masih dalam tahap uji coba
pengembangan, yaitu:
a) Pemanfaatan Hasil Litbang Smart Grid in Micro Grid di Universitas
Udayana, Bali
Pilot Plant Smart Grid in Micro Grid di Universitas Udayana, Bali terdiri
atas subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop
kapasitas 26,4 kWp, subsitem Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)
dengan total kapasitas 5 kW PLTB atau 10 x 500 W, subsistem VRLA
Batteries dengan kapasitas 192 kVAh, dan subsistem Generator
kapasitas 20 kVA belum bisa terimplementasi dan dimanfaatkan
oleh Universitas Udayana untuk penelitian, pengujian, dan
pensupport daya hingga tanggal 31 Desember 2016 karena belum
bisa dilakukan uji kinerja system secara keseluruhan dengan alasan
tidak adanya anggaran SPPD akibat pemotongan anggaran tahap
II sehingga IKU Pemanfaatan Hasil Litbang Smart Grid in Micro Grid di
Universitas Udayana, Bali tidak bisa diklaim sebagai capaian IKU
jumlah hasil litbang yang terimplementasikan.
b) Pemanfaatan Hasil Litbang Smart System PLTS di Kawasan
Perkantoran Gubernur Bali
Pilot Plant Smart System PLTS di Kantor Gubernur Bali yang terdiri atas
subsistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atas lapangan
tenis dengan kapasitas 258 kWp, subsistem VRLA Batteries dengan
kapasitas 224 kVAh, dan subsistem Generator kapasitas 275 kVA
belum bisa terimplementasi dan dimanfaatkan oleh Pemerintah
Provinsi Bali untuk penelitian, pengujian, dan pensupport daya
hingga tanggal 31 Desember 2016 karena belum bisa dilakukan uji
kinerja system secara keseluruhan dengan alasan tidak adanya
anggaran SPPD akibat pemotongan anggaran tahap II sehingga IKU
Pemanfaatan Hasil Litbang Smart System PLTS di Kawasan
Perkantoran Gubernur Bali tidak bisa diklaim sebagai capaian IKU
jumlah hasil litbang yang terimplementasikan.
c) Percontohan Bioetanol Aren Terintegrasi di Sulawesi Utara
IKU hasil litbang yang terimplementasikan yang berasal dari
kegiatan Percontohan Bioetanol Aren Terintegrasi di Sulawesi Utara
tidak dapat dilaksanakan berdasarkan rekomendasi Inspektorat
Jenderal Kementerian ESDM karena tidak adanya Memorandum of

92
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Understanding (MoU) antara Kepala Badan Litbang ESDM dengan


Gubernur Sulawesi Utara dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara
Kepala P3TKEBTKE dengan Kepala Dinas ESDM Provinsi Sulawesi
Utara. Oleh karenanya, anggaran Percontohan Bioetanol Aren
Terintegrasi di Sulawesi Utara diblokir sehingga pagu P3TKEBTKE
berubah dalam APBN-P dari Rp 176 Milyar menjadi Rp 155 Milyar.
2. Kegiatan Yang Mendukung Peningkatan Kapasitas Kelembagaan ESDM
Pada tahun 2016, selain kegiatan penelitian dan pengembangan,
didukung juga kegiatan-kegiatan lain sebagai upaya untuk
meningkatkan kapasitas kelembagaan, antara lain: Penghargaan Energi
yang merupakan tugas tambahan yang diberikan oleh Menteri ESDM
sejak tahun 2011 yang pada tahun 2016 menetapkan 15 (lima belas)
penerima penghargaan; kegiatan evaluasi kemanfaatan infrastruktur
sebagai penugasan Menteri ESDM melalui Instruksi MESDM No. 1 I/82/
MEM/2016 tanggal 28 Oktober 2016 tentang Pengelolaan Anggaran di
Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang
menunjuk Badan Litbang ESDM untuk melakukan telaah/review
keefektifan pelaksanaan anggaran berdasarkan asas manfaat hasil
pekerjaan bagi negara dan masyarakat di di lingkungan Kementerian
ESDM; kerja sama dan Focuss Group Discussion (FGD).
a. Penghargaan Energi
Penghargaan Energi pada tahun 2016 merupakan pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan untuk keenam kalinya. Jumlah keseluruhan
Calon Penerima Penghargaan Energi tahun 2016 sebanyak 131 Calon
dengan rincian 72 Calon Prakarsa, 40 Calon Pratama, dan 19 Calon
Prabawa. Calon tersebut tersebar di 31 Provinsi, dan 83
Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor: 35696
K/73/MEM/2016 Tanggal 10 Mei 2016 Tentang Dewan Juri Penghargaan
Energi Tahun 2016, telah ditetapkan 9 Anggota Dewan Juri, yaitu:
Dr. Ir. Surya Darma, MBA
Sandiaga Salahuddin Uno
Prof. Dr. Rinaldy Dalimi, M.Sc., Ph.D.
Sammy Hamzah
Prof. Dr. Hotman Siahaan
Anton S. Wahjosoedibjo
Suryo Pratomo
Ir. Hilmi Panigoro, M.Sc
Budiarto Shambazy, M.B.
Penerima Penghargaan Energi Prakarsa, Pratama atau Prabawa
pada tahun 2016 sebanyak 15 Penerima Penghargaan Energi yang
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Pada tahun 2016, telah terpilih The Most Inspiring, yaitu Distrik Makki
karena dianggap dapat menjadi percontohan bagi Kota/Kabupaten/
Provinsi lain untuk melaksanakan pengembangan dan pemanfaatan
serta pengelolaan PLTMH di daerah pedalaman dan jauh dari Ibukota

93
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

yang masih membutuhkan perhatian dari pemerintah pusat. Selain itu


juga terpilih Best of the Best, yaitu PT Bumibraja Nusantara karena
dianggap dapat menjadi pionir bagi perusahaan lain karena mampu
dengan pesat memecahkan solusi bahan bakar bagi UKM yang ramah
lingkungan dan hemat biaya.
Penerima Penghargaan Energi Tahun 2016 ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor: 7264 K/74/MEM/2016 tanggal 3 Oktober 2016 Tentang
Penerima Penghargaan Energi Prabawa Tahun 2016, Nomor 7265
K/74/MEM/2016 tanggal 3 Oktober 2016 Tentang Penerima
Penghargaan Energi Prakarsa Tahun 2016 dan Nomor: 7266
K/74/MEM/2016 tanggal 3 Oktober 2016 Tentang Penerima
Penghargaan Energi Pratama Tahun 2016.
Tabel 18. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan
Lokasi
No Nama Uraian Jasa
Kegiatan/Produk
1. Budiharto Berjasa luar biasa sebagai Kabupaten
pemrakarsa, pelopor Sragen, Provinsi
pembangunan, pendorong Jawa Tengah
perubahan pola pikir dan
berkomitmen tinggi untuk
mewujudkan kemandirian energi
dengan merancang, membuat
serta menerapkan peralatan 132
unit PLTMH untuk melistriki 10.610 KK
di berbagai pelosok Desa di
Indonesia sehingga meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang
berdampak besar terhadap
peningkatan perekonomian dan
pemanfaatan potensi lokal
masyarakat.
2. Dede Miftahul Anwar Berjasa sebagai pemrakarsa, Kabupaten
pendorong perubahan, Subang, Provinsi
berkomitmen tinggi mewujudkan Jawa Barat
dan mengembangkan reaktor
pembangkit hidrogen, kompor
hidrogen, formulasi komposit dan
tabung hidrogen guna
menyediakan energi alternatif yang
murah dan ramah lingkungan bagi
masyarakat yang berdampak
terhadap penghematan biaya dan
peningkatan perekonomian
masyarakat.
3. I Gusti Ngurah Agung Berjasa luar biasa sebagai Kabupaten
Putradhyana, ST pemrakarsa, pendorong perubahan Tabanan, Provinsi
pola piker, berkomitmen tinggi Bali
mengembangkan inovasi energi
baru terbarukan dengan
mewujudkan 13 unit pemotong
rumput listrik tenaga surya (RULI)
portable, alat pertanian bertenaga
surya, dan rumah tinggal pedesaan
sebagai tempat pengembangan
dan model penggunaan energi

94
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Lokasi
No Nama Uraian Jasa
Kegiatan/Produk
baru terbarukan dengan
membentuk Komunitas Kayon dan
GusTu (Gugus Tugas) Desa yang
berdampak besar terhadap
pemanfaatan energi ramah
lingkungan.

4. Marselus Hasan Berjasa luar biasa sebagai Kabupaten


pemrakarsa, pelopor Manggarai Timur,
pembangunan, pendorong Provinsi Nusa
perubahan pola pikir serta Tenggara Timur
berkomitmen tinggi untuk
mewujudkan kemandirian energi
dengan mengembangkan 4 unit
PLTMH/260kW untuk 1117 KK dan
fasilitas umum sehingga
menumbuhkan industri rumah
tangga, berdampak besar
terhadap perekonomian
masyarakat dan kesadaran
lingkungan.

Tabel 19. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat


No. Nama Kelompok Uraian Jasa Lokasi Kegiatan/
Masyarakat Produk
1. Koperasi Amoghasiddhi Berjasa luar biasa sebagai Kota Denpasar,
pemrakarsa, pelopor pembangunan, Provinsi Bali
pendorong perubahan pola pikir
masyarakat, berkomitmen tinggi
untuk mewujudkan kemandirian
energi dengan memfasilitasi
kepemilikan panel surya, sepeda
listrik, cikar surya, dan membentuk
organisasi Sepeda Listrik Denpasar
(SeLiD), berdampak besar terhadap
kesadaran lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat.

2. Koperasi Jasa Peduli Kasih Berjasa luar biasa sebagai Kabupaten


pemrakarsa, pelopor pembangunan, Sumba Timur,
pendorong perubahan pola pikir Provinsi Nusa
masyarakat, serta berkomitmen tinggi Tenggara Timur
mewujudkan kemandirian energi
dengan membangun dan mengelola
unit PLTMH, PLT Angin, biogas
komunal bagi 318 KK serta air bersih
bagi 235 KK yang berdampak besar
terhadap tumbuhnya home industry,
meningkatnya kesadaran kelestarian
lingkungan dan kesejahteraan
masyarakat.

95
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

No. Nama Kelompok Uraian Jasa Lokasi Kegiatan/


Masyarakat Produk
3. Lembaga Energi Hijau Berjasa luar biasa sebagai Kota Pontianak,
pemrakarsa, pelopor pembangunan, Provinsi
pendorong perubahan pola pikir Kalimantan Barat
masyarakat, berkomitmen tinggi
mewujudkan kemandirian energi
dengan membangun 15 unit
PLTMH/530 kW untuk 1050 KK guna
mewujudkan Kampung Energi melalui
transfer teknologi kepada
masyarakat dan pengelolaan hutan
berkelanjutan yang berdampak
besar terhadap kesadaran
kelestarian lingkungan dan
peningkatan ekonomi masyarakat.
4. Wulfilia Maximilian Berjasa sebagai pemrakarsa, pelopor Kota Ambon,
Rumaherang dan Tim pembangunan, pendorong Provinsi Maluku
perubahan pola pikir masyarakat dan
berkomitmen tinggi melalui Tri Darma
Perguruan Tinggi, khususnya
penelitian dan pengabdian
masyarakat dengan membangun
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut
(PLTAL) yang berpotensi di wilayah
pesisir/pulau luar Indonesia tak
terlistriki yang berdampak besar
terhadap alih teknologi dan
peningkatan nilai tingkat kandungan
dalam negeri (TKDN).
Tabel 20. Penerima Penghargaan Energi Pratama
No. Nama Uraian Jasa Lokasi Kegiatan/
Produk
1. PT Badak Natural Gas Berjasa luar biasa, berkomitmen Kota Bontang,
Liquefaction tinggi, berpartisipasi aktif dalam Provinsi
mewujudkan pengelolaan energi Kalimantan
berkelanjutan, efisien, melalui Timur
pengembangan teknologi dan
inovasi pemanfaatan LNG
berwawasan lingkungan,
mewujudkan 5 paten terkait energi
yang berhasil memberikan nilai
penghematan sebesar 25,6
Miliar/tahun, mendukung
pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat melalui LNG Academy,
pelopor LNG Center of Excellence
dunia, yang berdampak besar
terhadap devisa negara, program
energi terbarukan, sektor energi,
bangsa dan negara.
2. PT Bukit Asam (Persero) Berjasa luar biasa, sebagai pionir Kabupaten
Tbk. perusahaan tambang batubara Muara Enim,
yang bertransformasi menjadi Provinsi Sumatera
perusahaan energi, berkomitmen Selatan
tinggi, berpartisipasi aktif dalam
mewujudkan pengelolaan energi
berkelanjutan melalui membangun
PLTU 3 x 10 MW di Banko Barat-

96
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

No. Nama Uraian Jasa Lokasi Kegiatan/


Produk
Tanjung Enim dan PLTU 2 x 8 MW di
Pelabuhan Tarahan menggunakan
Batubara Kalori Rendah dan Waste
Coal, yang berdampak besar
terhadap peningkatan nilai tambah
batubara kalori rendah, program
penyediaan listrik nasional 35 ribu
watt, sektor energi, bangsa dan
negara.

3. PT Bumibraja Nusantara Berjasa luar biasa, berkomitmen Kota Bandung,


(Best of The Best) tinggi, berpartisipasi aktif dalam Provinsi Jawa
mewujudkan pengelolaan energi Barat
berkelanjutan, efisien dengan
memberikan solusi teknologi tepat
guna bagi industri dan masyarakat,
khususnya usaha kecil menengah
(UKM) dengan mendesain,
membangun dan memasarkan Mini
Boiler portable sistem pembakaran
terbalik, berbahan bakar padat,
ramah lingkungan, yang mampu
menghemat bahan bakar (80%) dan
waktu (70%) yang berdampak besar
terhadap peningkatan taraf hidup
pelaku UKM, sektor energi, bangsa
dan negara.
4. PT Pelayanan Listrik Berjasa luar biasa, berkomitmen Kota Batam,
Nasional Batam tinggi, berpartisipasi aktif dalam Provinsi
mewujudkan pengelolaan energi Kepulauan Riau
berkelanjutan, efisien melalui
pemanfaatan dan penyediaan
energi Compressed Natural Gas
(CNG) Maritim untuk 7 unit
Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas
(PLTMG) total kapasitas 21 MW dan
menjadi pilot project
pengembangan model kelistrikan
daerah kepulauan lainnya yang
berdampak besar terhadap
elektrifikasi khususnya Kepulauan Riau
dan bagi sektor energi, bangsa dan
negara.

Tabel 21. Penerima Penghargaan Energi Prabawa


Lokasi
No. Nama Uraian Jasa Kegiatan/
Produk
1. Dinas Pertanian Tanaman Berjasa luar biasa mengimplementasikan Provinsi Bali
Pangan Provinsi Bali peran, tanggung jawab, dan wewenang
Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Bali untuk pemenuhan energi
masyarakat dan pengolahan limbah
ternak melalui program Sistem Pertanian
Terintergrasi (Simantri) dengan
mewujudkan pembangunan biogas

97
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Lokasi
No. Nama Uraian Jasa Kegiatan/
Produk
sebanyak 1.174 unit untuk rumah tangga
dari 549 Simantri yang dinikmati oleh
3.531 KK, yang berdampak besar
terhadap berkembangnya
perekonomian masyarakat, kemandirian
pangan dan energi.

2. Pemerintah Kabupaten Solok Berjasa luar biasa mengimplementasikan Provinsi


Selatan peran, tanggung jawab, dan wewenang Sumatera
utama Pemerintah Kabupaten Solok Barat
Selatan sebagai penggerak perubahan
yang secara konsisten mengembangkan
energi baru terbarukan, dengan
mewujudkan pembangunan dan
pengembangan PLTMH/Pikohidro 27
unit/741kW, PLTM 2 unit/18 MW, PLTS
Terpusat 1 unit/10 kWp, Biogas 4 Unit,
dan pembangunan PLTP 1 Unit, sehingga
tercapai rasio elektrifikasi 69,07 %, yang
berdampak besar terhadap
pertumbuhan industri energi baru
terbarukan dan perekonomian
masyarakat.
3. Pemerintah Distrik Makki Berjasa luar biasa mengimplementasikan Provinsi
Kabupaten Lanny Jaya peran, tanggung jawab, wewenang Papua
(The Most Inspiring) utama Pemerintah Distrik Makki,
Kabupaten Lanny Jaya sebagai
penggerak perubahan masyarakat
daerah terpencil tidak terlistriki dengan
tingkat kesulitan alam tinggi melalui
pengelolaan dan pemeliharaan PLTMH
secara berkesinambungan dengan
swadaya masyarakat untuk pemenuhan
energi masyarakat, yang berdampak
besar terhadap berkembangnya
perekonomian masyarakat dan
kemandirian energi.

b. Evaluasi Kemanfaatan Kegiatan di Atas Rp. 25 M Tahun Anggaran 2017


Kegiatan pembangunan dengan nilai di atas 25 milyar rupiah
oleh Kementerian ESDM diharapkan mampu memberikan manfaat
bagi pemangku kepentingan dan daya tarik bagi investor. Guna
menghindari hambatan dalam pelaksanaan kegiatan di sektor ESDM
maka diperlukan adanya perencanaan kegiatan yang komprehensif
dan matang. Untuk meminimalkan resiko agar dicapai kemanfaatan
kegiatan di Sektor ESDM maka Badan Litbang ESDM ditugaskan untuk
melaksanakan Evaluasi Kemanfaatan Kegiatan di Atas Rp. 25 M Tahun
Anggaran 2017 pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi,
Direktorat Jenderal EBTKE dan Badan Geologi sesuai dengan Instruksi
Menteri ESDM No. 1 I/82/MEM/2016 tanggal 28 Oktober 2016 tentang

98
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Pengelolaan Anggaran di Lingkungan Kementerian Energi dan Sumber


Daya Mineral.
Metode evaluasi yang dilakukan oleh Badan Litbang ESDM
meliputi lingkup kegiatan dan asas manfaat. Adapun lingkup
kegiatannya sebagai berikut:
1. Nilai pagu anggaran > Rp. 25 Milyar
2. Anggaran Pendapatan Belanja Negara
3. Kegiatan Fisik dan Non Fisik Sektor ESDM
Sedangkan aspek asas manfaat dilihat dari:
1. Proyek sukses terbangun:
a. Perencanaan matang,
b. ketersediaan lahan,
c. dukungan sumber daya,
d. adanya FS, FEED/DED yang memadai,
e. memenuhi skala ekonomi
2. Proyek berfungsi dan bermanfaat secara berkelanjutan: dikelola
oleh pengelola yang kompeten dan profesional
Sistem penilaian dilakukan dengan pembobotan nilai yang
proporsional untuk masing-masing kriteria, khususnya perencanaan
proyek sebesar 40% dan kemanfaatan proyek sebesar 60%. Hasil
penilaian berupa rekomendasi kepada Ditjen Migas, Ditjen EBTKE dan
Badan Geologi dengan kategori risiko besar, sedang, dan kecil.
Rekomendasi tersebut tidak menghentikan proses lelang pada Unit
tersebut namun memberikan perbaikan agar perencanaan yang ada
jauh lebih baik untuk mengurangi risiko kemanfaatan proyek.
Hasil evaluasi yang dilakukan tidak akan mempengaruhi proses
lelang yang harus dilaksanakan pada akhir tahun 2016. Akan tetapi,
saat melaksanakan tanda tangan kontrak dengan pihak ketiga, Ditjen
Migas, Ditjen EBTKE dan Badan Geologi harus dapat
mempertimbangkan rekomendasi yang disampaikan Badan Litbang
ESDM atas rencana kegiatan yang telah dievaluasi tersebut.
Pada tahun 2016, Badan Litbang ESDM mengevaluasi 7 (tujuh)
kegiatan pada Ditjen Migas, 15 (lima belas) kegiatan pada Ditjen EBTKE
dan 3 (tiga) kegiatan pada Badan Geologi yang nilai anggaran setiap
kegiatannya masing-masing di atas Rp 25 M.
Hasil evaluasi tim evaluasi Badan Litbang ESDM adalah sebagai
berikut:
1. Ditjen Migas: 5 (lima) kegiatan berpotensi kategori risiko besar dan 2
(dua) kegiatan berpotensi risiko sedang.
2. Ditjen EBTKE: 15 (lima belas) kegiatan berpotensi risiko besar.
3. Badan Geologi: 2 (dua) kegiatan berpotensi risiko sedang dan 1
(satu) kegiatan berpotensi risiko kecil.
Pada Tabel 22, Tabel 23, dan Tabel 24 merupakan rincian pada
masing-masing kegiatan hasil evaluasi tim Badan Litbang ESDM.

99
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Tabel 22. Hasil Penilaian Evaluasi Kemanfaatan Pembangunan Infrastruktur Bidang


Migas TA 2017 dengan Nilai Rp 25 Milyar
No Status / Kategori Jumlah Paket Permasalahan Rekomendasi/Mitigasi
1. Pembangunan Jargas pada 10 Perlu dibuatkan PJBG
Lokasi pasokan gas antara
a. 7 lokasi ada data penyedia gas dengan
Belum ada PJBG dan Pengelola Jargas
penunjukan pengelola Perizinan harus
Belum ada izin fasilitas utama diselesaikan di awal
dan jalur pipa dari instansi pelaksanaan proyek
terkait. Izin sudah diidentifikasi Perlu verifikasi atas
Tidak ada verifikasi atas DED FEED/DED serta
yang menjadi dasar pembuatan standar
penyusunan RAB MRS/RS
Perencanaan proyek tidak Perencanaan proyek
mengikuti kaidah manajemen mengikuti kaidah
proyek yang baku manajemen proyek
b. 3 lokasi belum ada data, tidak yang baku: FS,
bisa dilakukan evaluasi. UKL/UPL, FEED/DEDC,
EPC
2. Konversi BBM ke BBG Perahu Perlu survei pada 27
Nelayan lokasi sesuai usulan
Belum ada kepastian Calon KKP agar diperoleh
Penerima pada 27 lokasi usulan kepastian Calon
KKP Penerima
3. Konkit BBM ke BBG untuk Dipastikan penetapan
Kendaraan calon penerima Konkit
Belum ada surat pernyataan dari Pemda dan
kesedian penerimaan dari Angkutan Umum
Pemda dan Perusahaan berdekatan dengan
Angkutan Umum lokasi SPBG
Belum ada kepastian Calon Dipastikan pasokan
Penerima gas dan PJBG sudah
Beberapa SPBG di lokasi ada pada SPBG yang
MERAH / 5 Paket /
1 rencana pembagian belum belum beroperasi
RISIKO BESAR Pekerjaan
beroperasi atau bahkan Dipastikan
masih proses konstruksi pengoperasian SPBG
Jumlah pembagian Konkit per yang sedang dalam
lokasi jauh lebih kecil dari konstruksi bersamaan
skala keekonomian dengan pembagian
TKDN masih kecil Konkit dan Konkit dan tabung
tabung CNG tipe 4 masih CNG
impor Pembagian Konkit
perlu memperhatikan
skala keekonomian
SPBG di suatu lokasi
Ada upaya
peningkatan TKDN
4. Konversi Minyak Tanah ke LPG Data penerima harus
3 Kg lengkap
Belum ada kepastian Calon Harus dilakukan
Penerima, antara lain karena verifikasi data calon
belum dilakukan verifikasi penerima paket
Daftar Calon Penerima Paket perdana.
Perdana yang diusulkan Dipastikan
Pemda dan bahkan survei Insfrastruktur sumber
belum dilaksanakan secara daya /pasokan LPG
menyeluruh dan akses menuju
Infrastruktur pasokan di NTB lokasi kegiatan
(yang merupakan salah satu konversi Mitan ke LPG
dari 7 lokasi kegiatan) belum harus dipastikan siap
siap
Infrastruktur jalan untuk
distribusi LPG 3 KG di wilayah
Banggai (Sulawesi Tengah)
tidak memadai

100
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

No Status / Kategori Jumlah Paket Permasalahan Rekomendasi/Mitigasi


5.Pembangunan SPBG dan Pipa
Distribusinya
Belum ada data untuk evaluasi
6. Tangki Timbun BBM di Wilayah FS perlu dilengkapi
Timur data alur distribusi BBM
Tidak ada data alokasi berdasarkan sektor
pasokan BBM dan data alur penguna
distribusi BBM berdasarkan Dokumen FEED perlu
sektor penguna dilengkapi list harga
Dokumen FEED belum satuan material
dilengkapi list harga satuan Perlu dibuat Cost &
material Benefit Analysis
Penambahan Tangki BBM Proyek agar disipakan
secara ekonomis tidak layak mengikuti tata-urut
Catatan: kegiatan proyek fisik,
Proyek akan dilaksanakan oleh yaitu: FS, UKL/UPL,
Pertamina dan sudah FEED/DEDC, EPC
direncanakan pada tahun
sebelumnya
7. Tangki Timbun LPG di Wilayah Dipastikan
KUNING/ 2 Paket/ Timur penyelesaian izin
2
RISIKO SEDANG Pekerjaan a. 3 lokasi sudah ada data penggunaan lahan
(Jayapura, Wayame, Kupang) dan lokasi jetty, dan
Belum ada izin instansi terkait persetujuan UKL/UPL
untuk penggunaan lahan dan Dokumen FEED perlu
lokasi jetty. dilengkapi list harga
Belum ada persetujuan UKL/UPL satuan material
Dokumen FEED belum dilengkapi Perlu dibuat Cost &
list harga satuan material Benefit Analysis
Data Pengguna LPG tidak ada Proyek agar disiapkan
Penambahan Tangki BBM secara mengikuti tata-urut
ekonomis tidak layak kegiatan proyek fisik,
b. 1 lokasi belum ada data yaitu: FS, UKL/UPL,
(Bima) FEED/DEDC, EPC
Catatan:
Proyek akan dilaksanakan oleh
Pertamina dan sudah
direncanakan pada tahun
sebelumnya

Tabel 23. Hasil Penilaian Evaluasi Kemanfaatan Pembangunan Infrastruktur Bidang


EBTKE TA 2017 dengan Nilai Rp 25 Milyar
Status /
No Jumlah Paket Permasalahan Rekomendasi/Mitigasi
Kategori
12 Paket/ Pekerjaan Izin dan status kepemilikan Perizinan /Pernyataan
Pembangunan PLTS lahan tidak ada penyerahan / Status
Terpusat di : Tidak tersedia Kepemilikan lahan dari
1. Sumatera Barat Pihak/Lembaga pemilik tanah/kepala
2. Kalimantan Barat I pengelola yang adat/kepala dusun
3. Kalimantan Barat II akuntabel (kompeten dan setempat harus sudah
4. Kalimantan Selatan, profesional). ada.
Utara & Timur Tidak tersedia data hasil Pihak/Lembaga
5. Nusa Tenggara pengukuran potensi pengelola
MERAH / Timur radiasi matahari di lokasi. pembangkit yang
1
RISIKO BESAR 6. Sulawesi Selatan & Bahkan untuk lokasi Kalbar akuntabel harus sudah
Tenggara dan Sumbar memiliki ditetapkan sebelum
7. Sulawesi Selatan I potensi radiasi matahari pembangunan.
8. Sulawesi Selatan II yang rendah. Potensi kapasitas PLTS
9. Sulawesi Tengah, Pada dokumen DED tidak perlu didasarkan pada
Utara & Tenggara mencakup analisis resiko data hasil pengukuran
10. Tahap II* teknis dan ekonomi. di lapangan.
11. Pelabuhan Kajian/analisis resiko
Lampulo, Provinsi baik secara teknis
NAD maupun ekonomi

101
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Status /
No Jumlah Paket Permasalahan Rekomendasi/Mitigasi
Kategori
harus dilakukan secara
12. Sumatera Utara, lengkap dan
komprehensif untuk
Barat, Jambi &
mengantisipasi
Riau* berbagai
Ket : * dibatalkan. kemungkinan/dam
pak yang akan terjadi.
Surat izin pemanfaatan Surat Izin
lahan dari pemerintah pemanfaatan lahan
setempat untuk dari pemerintah
pembangunan PLT- setempat harus segera
Minihidro tidak ada. dibuat.
1 Paket/ Pekerjaan : Data untuk penentuan Metodologi
MERAH/ debit tidak dijelaskan penentuan debit air
RISIKO BESAR Pembangunan sumber dan metodanya, dan debit andalan
2 Pembangkit Listrik sehingga data potensi harus dijelaskan dalam
Kegiatan Tenaga Minihidro kapasitas PLT-Minihidro dokumen FS.
Dibatalkan (PLTM) Supiori di tidak akurat Desain mekanikal-
Provinsi Papua Dokumen DED tidak elektrikal dan
mencakup desain kajian/analisis resiko
mekanikal-elektrikal dan teknis harus dibuat
analisis resiko teknis. secara lengkap dan
komprehensif pada
dokumen DED.
Surat Izin dan status Surat Izin/Status
kepemilikan lahan tidak Kepemilikan lahan
ada dari pemilik
tanah/kepala
Tidak tersedia
adat/kepala dusun
Pihak/Lembaga pengelola
setempat harus
yang akuntabel.
segera diselesaikan.
Dokumen DED tidak Pihak/Lembaga
1 Paket/ Pekerjaan : mencakup metodologi pengelola
MERAH/ pemilihan teknologi serta pembangkit yang
RISIKO BESAR Pembangunan
analisis resiko teknis dan akuntabel harus
3 Pembangkit Listrik ekonomi sudah ditetapkan
Kegiatan Tenaga Bayu di Jawa sebelum
Dibatalkan Barat pembangunan.
Metodologi pemilihan
teknologi pembangkit
dan kajian/analisis
resiko teknis harus
dibuat secara
lengkap dan
komprehensif pada
dokumen DED.

Tabel 24. Hasil Penilaian Evaluasi Kemanfaatan Pembangunan Infrastruktur Bidang


Geologi TA 2017 dengan Nilai Rp 25 Milyar
Status /
No Jumlah Paket Permasalahan Rekomendasi/Mitigasi
Kategori
Kualitas recording Interval shot point
kurang bagus karena perlu direvisi dari 37.5
interval shot point terlalu m menjadi 12.5 m-25
lebar: 37.5 m, Best m.
Practice 12.5 m Processing data hasil
KUNING / 2 Paket / Pekerjaan Akuisisi dan processing akuisisi harus dilakukan
data seismik dilakukan oleh penyedia jasa
1 RISIKO (Lokasi Survei Selaru
oleh pihak yang sama yang berbeda.
SEDANG dan Buru)
sehingga Quality Control Perlu dilakukan akuisisi
tidak dapat berjalan data multibeam untuk
baik identifikasi rembesan
Migas, bersamaan
dengan akuisisi data
seismik.

102
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Status /
No Jumlah Paket Permasalahan Rekomendasi/Mitigasi
Kategori
Belum ada indikasi Migas di Perlu diintegrasikan
wilayah survei data dari wilayah
Akuisisi ini bersifat Australia bagian utara
penambahan akibat untuk kelengkapan
kekurangan data (Selaru) data (Selaru)
Termasuk daerah deep Survei diutamakan di
water karena umumnya wilayah deep water <
memiliki kedalaman di atas 500 m atau darat
500 m (Buru) (Buru)
Kualitas recording kurang Interval shot point
bagus karena interval perlu direvisi dari 37.5
shot point terlalu lebar: m menjadi 12.5 m-25
37.5 m, Best Practice 12.5 m.
m Processing data hasil
Akuisisi dan processing akuisisi harus
1 Paket / Pekerjaan data seismik dilakukan dilakukan oleh
HIJAU /
2 (Lokasi Survei Arafuru oleh pihak yang sama penyedia jasa yang
RISIKO KECIL
Selatan) sehingga Quality Control berbeda.
tidak dapat berjalan baik Akuisisi data
Belum ada indikasi Migas multibeam untuk
di wilayah survei mendapatkan indikasi
Migas (bersamaan
dengan akuisisi data
seismik).

Hasil rekomendasi Tim Evaluasi ini telah dilaporkan kepada


Menteri ESDM pada tanggal 4 Januari 2017.
c. Bali Clean Energy Forum
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan
Bali Clean Energy Forum (BCEF) tahun 2016 dengan Badan Litbang
ESDM sebagai fasilitator pelaksanaan BCEF. Penyelenggaraan ini
merupakan kerja sama dengan International Energy Agency (IEA)
sebagai bentuk komitmen Indonesia untuk mempercepat
pengembangan energi bersih dan berpartisipasi secara aktif dalam
kancah pengembangan energi bersih ditingkat regional dan global.
BCEF diselenggarakan pada 11-12 Februari 2016 di Bali Nusa Dua
Convention Center, Nusa Dua, Bali dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf
Kalla dan dihadiri oleh perwakilan dari 26 negara dunia. Dalam forum
ini dilaksanakan beberapa pertemuan, antara lain Pertemuan Tingkat
Menteri dan Lembaga Internasional, Pertemuan Tingkat Ahli dan
Pemangku Kepentingan, Pertemuan Bisnis, Pertemuan Masyarakat
Sipil dan Pertemuan Komunitas Muda.
Dari pertemuan ini, ditindaklanjuti dengan pembangunan kawasan
energi bersih di Provinsi Bali. Bali dipilih sebagai kawasan nasional
pengembangan energi bersih dengan pertimbangan pemilihan,
antara lain karena Bali merupakan daerah kunjungan dan menarik
bagi wisatawan; ukuran pulau yang tidak terlalu kecil dan juga tidak
terlalu besar; memiliki lokasi yang strategis; infrastruktur sudah
terbangun dan semangat serta kepemimpinan yang tinggi dari
pemerintah dan masyarakat Bali.

103
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Gambar 57. Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka BCEF 2016.

d. Pembangunan Pusat Unggulan Energi Bersih (Centre Of Excellence


Energi Bersih) Untuk Mendukung Terwujudnya Provinsi Bali Sebagai
Kawasan Nasional Energi Bersih
Kegiatan ini merupakan tahun kedua yang diawali pada tahun 2015
dengan rancangan fasilitas CoE yang disayembarakan secara
nasional dan terbuka bagi semua masyarakat Indonesia dan
mahasiswa arsitektur, baik perorangan/kelompok yang dilaksanakan
dalam Satu Tahap yang langsung dipilih pemenangnya.
Pada tahun 2016 dilakukan beberapa kegiatan, antara lain:
1. Detail Engineering Design (DED) Rancangan Gedung (2016).
Desain Bangunan Gedung yang telah dirancang memenuhi
kriteria, antara lain:
Green Building, yaitu memiliki lokasi, sistem perencanaan dan
perancangan, renovasi dan pengoperasian yang menganut
prinsip hemat energi serta berdampak positif bagi lingkungan,
ekonomi dan sosial.
Sustainable Architechture, yaitu konsep terapan dalam
bidang arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan,
dengan mempertahankan sumber daya alam agar bertahan
lebih lama.
2. Penetapan lahan lokasi pembangunan Center Of Excellence
(CoE) tertuang dalam Berita Acara Pengukuran dan Penetapan
Lokasi Pembangunan Center Of Excellence Energi Bersih untuk
Mendukung Terwujudnya Provinsi Bali sebagai Kawasan Nasional
Energi Bersih Nomor: 099/PD/UM/X/2016 dan 3/05/BLE/2016
antara P3TKEBTKE dengan Perusda Provinsi Bali.
3. Penyusunan Naskah Perjanjian Kerja Sama antara P3TKEBTKE
dengan Perusahaan Daerah Provinsi Bali
4. Koordinasi pelaksanaan pengukuran dan pematokan batas
wilayah tanah yang telah diserahkan oleh Perusda Provinsi Bali

104
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

kepada P3TKEBTKE oleh pihak Kementerian Agraria dan Tata


Ruang, Kantor Pertanahan Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.
5. Surat Ijin penggunaan lahan dari Gubernur Bali di Jembrana
seluas 30 Ha telah terbit
6. Pemetaan topografi dan batas-batas lahan di Jembrana telah
dilakukan.

Gambar 58. Lokasi pembangunan CoE.

Gambar 59. Peta Topografi Lahan COE di Jembrana, Bali

e. Mission Innovation (MI)


MI berawal dari inisiatif global 22 negara dan negara-negara uni
eropa (EU) yang diluncurkan pertama kali di COP 21 Paris 2015 (the
2015 Paris Climate Conference) untuk melaksanakan percepatan
inovasi dan pemanfaatan energi bersih. Guna melaksanakan

105
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

percepatan tersebut maka telah diambil langkah-langkah sebagai


berikut:
Komitmen untuk melipatgandakan dana litbang energi bersih
dalam 5 tahun ke depan;
Dukungan/komitmen para Investor yang bergabung dalam
Energy Breakthrough Coalition dipimpin oleh Bill Gates akan
mendorong keterlibatan lebih luas dari investor/swasta dalam
transformasi teknologi energi bersih;
Arah terobosan inovasi yang dirumuskan dalam tujuh Innovation
Challenges (IC).
Tujuh Innovation Challenges (IC) yaitu:
Smart Grids
Akses Listrik Off-Grid
Carbon Capture
Sustainable Biofuels
Converting Sunlight to create storable solar fuels
Clean Energy Materials
Affordable Heating and Cooling for Buildings
Indonesia merupakan salah satu pemrakarsa inisiatif MI. Peluncuran
MI dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Kementerian ESDM merupakan
penanggung jawab MI di Indonesia. Peranan Indonesia dalam MI:
Indonesia menjadi wakil ketua bersama Inggris dan India,
sementara ketua MI adalah Amerika Serikat;
Indonesia menjadi anggota Steering Committee MI bersama
dengan 9 negara lainnya;
Indonesia menjadi Co-chair Sub Grup Innovation Analysis and
Roadmapping (WG IA&R) bersama Inggris;
Pada Ministerial Meeting I di San Fransisco Juni 2016, Indonesia
menyampaikan komitmen untuk meningkatkan secara drastis
anggaran litbang dari USD 17 juta pada tahun 2016 menjadi USD
150 juta pada tahun 2021.
Tujuan MI bagi Indonesia adalah mendorong terobosan inovasi dan
implementasi energi bersih di Indonesia untuk mewujudkan energi
bersih yang dapat diandalkan dan terjangkau oleh masyarakat.
Sedangkan sasaran MI adalah inventarisasi inovasi, melaksanakan
penilaian, pemilihan, dan penentuan inovasi yang layak diusulkan
komersialisasi melalui MI, dan mendorong komersialisasi inovasi ke MI.
Manfaat MI sebagai berikut:
Akses yang luas terhadap informasi, teknologi dan inovasi energi
bersih diseluruh dunia;
Akses terhadap sumber-sumber pendanaan internasional, baik
dana dari publik dan swasta bagi inovasi, penelitian dan sekaligus
investasi;
Dapat berkolaborasi dengan berbagai negara dan sektor swasta;
Kesempatan untuk memperkenalkan program-program strategis
Indonesia kepada dunia.

106
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Untuk menindaklanjuti MI di tingkat nasional, maka akan dilakukan


langkah-langkah berikut:
Koordinasi dengan stakeholder terkait;
Pembentukan organisasi MI Nasional: lintas Kementerian/
Lembaga:
Sekretariat, Tim Teknis, dan Tim Evaluator Inovasi;
Penyusunan rencana kerja;
Penetapan Indikator Evaluasi Inovasi;
Mengadakan Kegiatan FGD, dan Roadshow.
f. Kerja Sama
1. Kerja Sama Dalam Negeri
Kegiatan pelaksanaan kerja sama kelitbangan dalam negeri
pada Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya
Mineral Tahun 2016 adalah dalam bentuk koordinasi dengan unit di
lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber
Daya Mineral dalam menyelenggarakan kerja sama dengan pihak
Pemerintah, BUMN, Swasta, dan Perguruan tinggi yang telah kami
susun sebagai berikut:
1. MoU dengan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)
2. MoU dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
(BPDPKS)
3. MoU dengan PT. Riset Perkebunan Nusantara (RPN)
4. MoU dengan PT. Optima Energi Indonesia
5. MoU dengan Ditjen Potensi Pertahanan, Badan Litbang
Pertahanan, Ditjen Minerba, Badan Litbang ESDM, Badan Geologi,
Pustek Bahan Galian Nuklir BATAN, Pustek Pengembangan Sumber
Daya Mineral BPPT
6. MoU dengan Yayasan Institut Sumbet Daya Dunia
7. MoU dengan Universitas Semarang
8. PKS dengan Universitas Indonesia
9. PKS dengan UPN Veteran
10. PKS dengan Akamigas Balongan
11. PKS dengan Tanry Abeng University
12. PKS dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air
13. PKS dengan Universitas Gadjah Mada (UGM)
14. PKS dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
15. PKS dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan (Badan Litbang KP)
16. PKS dengan Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung
Ciwidey
2. Kerja Sama Luar Negeri
Kegiatan pelaksanaan kerja sama kelitbangan luar negeri pada
Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya
Mineral Tahun 2016 adalah dalam bentuk koordinasi dengan unit di
lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber
Daya Mineral dalam menyelenggarakan kerja sama dengan pihak

107
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Swasta dan Perguruan tinggi di luar negeri yang telah kami susun
sebagai berikut:
1. MoU dengan Australia-Indonesia Center (AIC)
2. MoU dengan Korea Institute of Energy Technology Evaluation and
Planning (KETEP)
3. MoU dengan Korea Institute of Geoscience and Mineral Resources
(KIGAM)
4. MoU dengan Korea Gas Cooperation (KOGAS)
5. PKS dengan Inha University
6. PKS dengan Australian Volunteer International
7. PKS dengan John Crane
g. Focused Group Discussion (FGD)
Sepanjang tahun 2016 diselenggarakan beberapa Forum/
Workshop antara lain sebagai berikut:
1. Workshop on Clean Coal Tehnology
Badan Litbang ESDM menyelenggarakan Workshop on Clean Coal
Tehnology pada tanggal 24-25 Agustus 2016 di Pusat Litbang
Geologi Kelautan, Cirebon. Workshop ini dilaksanakan sebagai
tindak lanjut dari pertemuan the 9th AFOC Council Meeting yang
dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2015 di Ha Long City, Vietnam,
dimana pada tahun 2016 Indonesia cq Badan Litbang ESDM
mendapat tugas tersebut. Kegiatan ini juga telah dipresentasikan
pada the 14th AFOC Council Meeting pada tanggal 14 Mei 2016 di
Pnom Penh, Cambodia.
Workshop dihadiri oleh para peserta yang berasal dari negara-
negara ASEAN seperti Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina dan
Thailand. Peserta dari Indonesia yang hadir berasal dari
pemerintahan, swasta dan akademisi yang tertarik untuk
mengembangkan teknologi batubara bersih.
Melalui pelaksanaan workshop ini diharapkan akan diperoleh
masukan-masukan yang pada akhirnya dapat membantu
percepatan implementasi teknologi batubara bersih di Indonesia
khususnya dan ASEAN umumnya.
2. FGD Energi Laut
Focus Group Discussion (FGD) Energi Laut dengan tema
Peningkatan dan Pemanfaatan Hasil Litbang Energi Laut untuk
Mendukung Ketahanan Energi Nasional diselenggarakan di kantor
Puslitbang Geologi Kelautan di Cirebon pada 11 Maret 2016.
FGD dihadiri oleh Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia (DEKIN), Dr.
Aryo Hanggono dengan narasumber dan pakar bidang energi laut,
antara lain Adhi Satriya (Senior Advisor Andritz Hydro), Evie H.
Sudjono, Ai Yuningsih, dan DelyuzarIlahude (Puslitbang Geologi
Kelautan), Erwandi (BPPH-BPPT), Totok Suprijo (ITB), Mutiara R. Putri
(ITB), Bambang Adithiya Nugraha (DEKIN-KKP) dan Ridho Hantoro, S
(ITS).

108
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Kegiatan ini bertujuan menghimpun masukan berupa ide, hasil studi


sebelumnya, data baru, akses data dan arahan teknis lainnya dari
para narasumber dan peserta. Forum ini juga diharapkan dapat
menyamakan persepsi tentang kondisi terkini tentang potensi dan
pemanfaatan energi baru terbarukan dari laut (arus laut,
gelombang dan Konversi Energi termal Lautan (Ocean Thermal
Energy Conversion-OTEC)).
3. Pengembangan Implementasi Teknologi Gasifikasi Batubara
untuk 10 IKM di Provinsi DIY
FGD diselenggarakan di Kantor Dinas Perindustrian Perdagangan
dan UMKM Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tanggal 12
Mei 2016. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Tahun
Anggaran 2015, yakni Pengembangan Implementasi Gasifier Mini
Batubara di 3 IKM yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara, Badan Litbang
Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral.
Tujuan FGD selain untuk menyampaikan perkembangan hasil
implementasi di 3 IKM percontohan, yakni peleburan aluminum,
minyak atsiri dan tahu juga untuk menyampaikan program yang
akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2016 kepada pemangku
kepentingan khususnya di Provinsi DIY tentang Pengembangan
Implementasi Teknologi Gasifikasi di 10 IKM. Dengan pengem-
bangan tersebut diharapkan dapat mempercepat program hilirisasi
hasil Litbang menuju komersialisasi.
Tahun 2015 telah dibangun 3 (tiga) percontohan masing-masing di
industri kecil Peleburan Aluminium, Minyak Atsiri dan industri kecil
Tahu di DIY, dengan masing-masing kapasitas 50 kg/jam; 30 kg/jam
dan 20 kg/jam. Dari hasil uji coba implementasi GasMin di 3 IKM,
industri peleburan aluminium dinilai lebih cepat beradaptasi
dibandingkan dengan minyak atsiri dan tahu. Sejak bulan Oktober
2015 sampai sekarang, percontohan GasMin di peleburan
aluminium telah mengganti bahan bakarnya dari solar ke gas
batubara. Hasil pengamatan Tim peneliti GasMin, disampaikan
bahwa peggunaan gas batubara untuk peleburan aluminium telah
menghemat biaya produksi sebesar 40%.
Pada tahun 2016 ini akan ditempatkan di 10 IKM/UMKM di Provinsi DI
Yogyakarta sebagai program pengembangan dari kegiatan pada
TA 2015, yaitu:
Dua IKM peleburan aluminium masing-masing berada di Kota
Yogyayakarta dan Kabupaten Bantul.
Dua IKM Batik masing-masing berada di Kabupaten Sleman untuk
energi pada proses pelorotan lilin/malam dan di Kabupaten Kulon
Progo untuk proses pengeringan kain.
Dua IKM Kerupuk, keduanya berada di Kabupaten Bantul namun
peruntukannya berbeda, masing-masing sebagai energi pada
boiler dan energi pada ruang pengering produk.

109
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

IKM Tempe (tempe Super Dangsul) di Kabupaten Bantul (sebagai


energi pada boiler).
Petani jamur, untuk sterilisasi media jamur di Kabupaten Bantul
(sebagai energi pada boiler).
IKM kue (bakpia) di Kabupaten Kulon Progo (sebagai energi pada
boiler).
Industri penggilingan padi, untuk pengering gabah di Kabupaten
Kulon Progo.
Narasumber FGD berasal dari Dinas Perindagkop dan UMKM Provinsi
DIY, Dinas PU dan ESDM Provinsi DIY, Asisten Deputi Industri Ekstraktif
Kementrian Koordinator Perekonomian. Juga dihadirkan pimpinan
dari 3 IKM yang menjadi percontohan Implementasi GasMin tahun
2015, yakni IKM peleburan aluminium, minyak atsiri dan tahu yang
diwakili oleh Bambang Suryanto (IKM Minyak Atsiri) untuk
menyampaikan testimoni penggunaan GasMin.

Gambar 60. Pengembangan Implementasi Teknologi Gasifikasi Batubara 10 IKM di


Provinsi DIY

Selain itu diselenggarakan juga beberapa FGD lain sepanjang tahun


2016 (Tabel 25).
Tabel 25. FGD yang diselenggarakan sepanjang 2016

NO JUDUL FGD TANGGAL TEMPAT

1 Pengelolaan Jurnal Secara 17 - 19 Februari 2016 Auditorium H.S. Hartono


Elektronik P3GL, Bandung

2 Manajemen Pernerbitan Jurnal 3 Mei 2016 P3TKEBTKE, Jakarta


Elektronik dalam Rangka
Peningkatan Kualitas Publikasi
Ilmiah Berbasis Web Menuju E-
Library P3TKEBTKE Untuk
Akreditasi Nasional

110
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

NO JUDUL FGD TANGGAL TEMPAT

3 Akreditasi dan Indexasi Jurnal 24 Juni 2016 Auditorium H.S. Hartono


Elektronik P3GL, Bandung

4 FGD Migas (Penelitian Gas 22 s.d. 24 Agustus PPPGL Cirebon


Biogenik dan Cekungan 2016
Sedimenter untuk Menunjang
WK Migas di Perairan Indonesia)
5 FGD dan Workshop 29 s.d. 31 Agustus PPPGL Cirebon
Geomagnet (Lapan dan 2016
PPPGL)
6 FGD Mineral-KIGAM 26 September s.d. 4 PPPGL Cirebon
(Keterdapatan Kandungan Oktober 2016
Mineral Berat Plaser, Unsur
Tanah Jarang dan
Penyebaran Lembah Purba di
Kawasan Perairan Indonesia
Bagian Barat)
7 Seminar Internasional Energi 7 s.d. 9 Desember Hotel Aston, Pasteur,
Laut (Research, Development, 2016 Bandung
and Implementation of Ocean
Energy in Indonesia as
Renewable Energy Resources)
8 Aplikasi Pemanfaatan DME 22 24 Maret 2016 Purwokerto, Jawa
Sebagai Bahan Bakar Industri Tengah
Kecil
25 27 Juli 2016 Ngawi, Jawa Timur
8 September 2016 Lampung
9 UCG "Policy Brief" 23-24 Juni 2016 Palimanan - Cirebon
10 Pembangkit Listrik Tenaga 13 April 2016 Universitas Tanjungpura,
Gasifikasi Batubara (PTGB) Kalimantan Barat
merupakan salah satu solusi
penyediaan energi listrik di
Provinsi Kalimantan Barat
(Kalbar)
11 Pengelolaan Kerja Sama dalam 10 Maret 2016 Sentra Pengolahan dan
Mendorong Implementasi Hasil Pemanfaatan Teknologi
Litbang Mineral, Cipatat,
Bandung Barat.

2. Capaian Anggaran/Keuangan
1. Realisasi Anggaran/DIPA Tahun 2016
Pagu anggaran/DIPA tahun 2016 (pagu awal) sebesar Rp
857.026.350.000,-, dengan dokumen Surat Pengesahan Daftar Isian
Pelaksana Anggaran (DIPA) tahun anggaran 2016 Nomor: SP DIPA-
020.11-0/2016 diterbitkan oleh Kementerian Keuangan pada tanggal
7 Desember 2015.

111
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Tabel 26. Alokasi Anggaran Badan Litbang ESDM Awal dan Setelah Revisi Tahun 2016
PAGU PAGU
KODE KEGIATAN APBN PAGU (Rupiah) Penghematan I Penghematan II
(Rupiah) (Rupiah)
1910 Penelitian dan Pengembangan 132.976.281.000 132.976.281.000 103.681.925.000
Geologi Kelautan
1911 Penelitian dan Pengembangan 176.107.176.000 155.445.566.000 103.142.939.000
Teknologi Ketenagalistrikan, Energi
Baru Terbarukan, dan Konservasi
Energi
1912 Penelitian dan Pengembangan 190.807.123.000 164.561.029.000 122.366.608.000
Teknologi Mineral dan Batubara
1913 Penelitian dan Pengembangan 312.955.331.000 310.455.331.000 279.228.650.000
Teknologi Minyak dan Gas Bumi
LEMIGAS
1914 Dukungan Manajemen dan 44.180.439.000 44.180.439.000 34.059.900.000
Dukungan Teknis Lainnya Badan
Penelitian dan Pengembangan
Energi dan Sumber Daya Mineral
TOTAL 857.026.350.000 807.618.646.000 642.480.022.000

Pada tahun anggaran 2016, pagu anggaran awal Program


Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM untuk 5 (lima)
kegiatan sebesar Rp 857.026.350.000,-. Kemudian berdasarkan Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 tanggal 12 Mei 2016,
anggaran mengalami penghematan menjadi Rp 807.618.646.000,- atau
sebesar 6%. Penghematan dilakukan kembali berdasarkan Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016,
anggaran menjadi sebesar Rp 642.480.022.000,- atau sebesar 20%
terhadap anggaran penghematan I (Tabel 26).

Pagu Awal APBNP I APBNP II (selfblocking)


350
Alokasi Anggaran (Miliar Rupiah)

300

250

200

150

100

50

0
1910 1911 1912 1913 1914
Kode Kegiatan

Gambar 61. Alokasi Anggaran Setelah Penghematan berdasarkan jenis Kegiatan.

Realisasi penyerapan anggaran sampai akhir tahun 2016 adalah


97,36%, atau sebesar Rp 625.494.969.856,- dari total pagu anggaran
setelah penghematan II sebesar Rp 642.480.022.000,- (Tabel 27).

112
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Tabel 27. Realisasi anggaran belanja per program tahun 2016


PAGU Penghematan II REALISASI
KODE KEGIATAN APBN (Rupiah) %
(Rupiah)
Penelitian dan Pengembangan
1910 103.681.925.000 102.163.366.441 98,54%
Geologi Kelautan

Penelitian dan Pengembangan


Teknologi Ketenagalistrikan,
1911 103.142.939.000 98.534.461.992 95,53%
Energi Baru Terbarukan, dan
Konservasi Energi

Penelitian dan Pengembangan


1912 122.366.608.000 117.288.377.337 95,85%
Teknologi Mineral dan Batubara

Penelitian dan Pengembangan


1913 Teknologi Minyak dan Gas Bumi 279.228.650.000 273.989.301.596 98,12%
LEMIGAS

Dukungan Manajemen dan


Dukungan Teknis Lainnya Badan
1914 34.059.900.000 33.519.462.490 98,41%
Penelitian dan Pengembangan
Energi dan Sumber Daya Mineral

TOTAL 642.480.022.000 625.494.969.856 97,36%

Dari 5 (lima) kegiatan yang ada di lingkungan Badan Penelitian


dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun
anggaran 2016, seluruhnya terealisasi mencapai di atas 90%.
Tabel 28 menyajikan pagu anggaran awal dan pagu anggaran
penghematan berdasarkan jenis belanja.
Tabel 28. Pagu Anggaran Awal dan Setelah Penghematan per jenis belanja
Pagu Penghematan I Pagu Penghematan II
Jenis Belanja Pagu Anggaran (Rp.)
(Rp) (Rp)
Belanja Pegawai 139.389.820.000 138.889.820.000 123.538.991.000
Belanja Barang 478.073.941.000 454.079.969.000 341.358.690.000
Belanja Modal 239.562.589.000 214.648.857.000 177.582.341.000
Jumlah 857.026.350.000 807.618.646.000 642.480.022.000

Tabel 29 menyajikan realisasi dan sisa anggaran berdasarkan jenis


belanja, yaitu belanja pegawai dengan realisasi 93,97%, belanja barang
realisasi 97,88%, dan belanja modal dengan realisasi 98,70%.
Tabel 29. Realisasi dan Sisa Anggaran Setelah Penghematan

Pagu Anggaran Realisasi Sisa Anggaran


Jenis Belanja
(Rp.) (Rp.) % (Rp.) %
Belanja Pegawai 123.538.991.000 116.094.889.813 93,97% 7.444.101.187 6,03%
Belanja Barang 341.358.690.000 334.126.659.456 97,88% 7.232.030.544 2,12%
Belanja Modal 177.582.341.000 175.273.420.587 98,70% 2.308.920.413 1,30%
Jumlah 642.480.022.000 625.494.969.856 97,36% 16.985.052.144 2,64%

Pagu anggaran berdasarkan jenis belanja dapat dilihat pada


Gambar 62, terbesar pada belanja barang, yaitu sebesar 53% (Rp.
341.358.690.000,-), kemudian pada belanja modal sebesar 28% (Rp.
177.582.341.000,-), dan belanja pegawai sebesar 19% (Rp.
123.538.991.000,-).

113
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Pagu Anggaran
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

177,582,341,000,
28%
123,538,991,000,
19%

341,358,690,000,
53%

Gambar 62. Pagu anggaran berdasarkan jenis belanja.

Realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja (Gambar 63) paling


besar dicapai pada belanja modal sebesar 98,7% (Rp. 175.273.420.587,-),
kemudian belanja barang sebesar 97,88% (Rp. 334.126.659.456,-), dan
belanja pegawai sebesar 93,97% (Rp. 116.094.889.813,-).

Pagu vs Realisasi
97,88%
350
Anggaran (Miliar Rupiah)

300
250
Pagu Anggaran
200 98,7%
Realisasi
150 93,97% 2,12%
Sisa Anggaran
100
1,3%
50 6,03%

0
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Jenis Belanja

Gambar 63. Realisasi Anggaran berdasarkan jenis Belanja.

Sisa anggaran berdasarkan jenis belanja (Gambar 63) paling besar


pada belanja pegawai sebesar 6,03% (Rp. 22.794.930.187,-), kemudian
belanja barang sebesar 2,12% (Rp. 119.953.309.544,-), dan belanja modal
sebesar 1,3% (Rp. 39.375.436.413,-). Sisa anggaran sebesar 2,64% karena
adanya capaian penerimaan dari PNBP dan BLU tidak tercapai sebesar
Rp 5.532.600.426,-.
Berdasarkan data dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa
secara umum dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2016 telah menyerap
anggaran yang tersedia secara optimal untuk menghasilkan output
berdasarkan target kinerja. Namun demikian terdapat beberapa
kegiatan tahun 2016 yang tidak terlaksana atau realisasi rendah sehingga
mempengaruhi jumlah realisasi anggaran. Hal ini disebabkan antara lain:

114
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

a. Capaian perolehan atau penerimaan kegiatan jasa teknologi (PNBP)


yang meliputi jasa studi, jasa laboratorium dan kalibrasi di
Puslitbangtek Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS (BLU) adalah Rp.
67.522.521.243,- dari target Rp. 87.432.108.000,-. Sedangkan capaian
penerimaan kegiatan jasa teknologi (PNBP) di Puslitbangtek Mineral
dan Batubara adalah Rp. 4.048.007.550,- dari target Rp. 8.175.000.000,-.
Tidak tercapainya target ini disebabkan, antara lain kurangnya
penyampaian informasi mengenai kemampuan Laboratorium
Pengujian tekMIRA ke dunia usaha, kebijakan pemerintah mengenai
larangan ekspor hasil tambang berupa bahan mentah sehingga
berdampak kepada kurangnya contoh uji yang masuk, jumlah
produksi dan penjualan mineral dan batubara menurun, penurunan
kegiatan eksplorasi, adanya kerusakan alat, sehingga menghambat
dalam pengujian, banyaknya pengujian sampel internal dan
mahasiswa yang hanya dikenai biaya sebesar 50% dari tarif normal,
dan kurangnya personil laboratorium terutama untuk Laboratorium
Geomekanika.
b. Terdapat beberapa kegiatan yang terkendala karena adanya
kebijakan pemotongan anggaran sehingga tidak dapat sampai pada
tahap implementasi. Hal ini tidak dapat diklaim sebagai capaian
implementasi. Hal tersebut menimbulkan sebab akibat antara
ketercapaian, kendala dan pemotongan anggaran. Contohnya
adalah sebagai berikut:
Adanya perubahan aturan pada pertengahan tahun kegiatan
mengenai harga bahan yang ditawarkan untuk usulan
pengadaan bahan semula dari penyedia menjadi dari agen
langsung, sehingga dibutuhkan waktu untuk mengumpulkan
daftar harga yang diperlukan, sehingga terjadi keterlambatan
pengadaan bahan.
Keterlambatan proses administrasi pembelian bahan kimia
dikarenakan ada perubahan anggaran, sehingga proses
pembelian baru dilaksanakan pada Triwulan III.
Penyedia yang ditunjuk untuk pengadaan bahan tidak
menyanggupi pekerjaan yang ditawarkan setelah berjalan 2
bulan, akibatnya diserahkan kepada penyedia lain menjelang
akhir tahun, sehingga bahan baru tersedia pada akhir tahun
anggaran.
Ketergantungan kegiatan pada hasil keputusan pelaksanaan
pekerjaan pengeboran/coring dari mitra, antara lain PERTAMINA
EP-PHE dan SKKMIGAS.
Tidak terlaksananya pengambilan sampel di pihak mitra untuk
bahan kajian.
Persediaan bahan baku penelitian terbilang langka (BBN).
PLTG tidak beroperasi secara kontinu (standby) hanya 30%
beroperasi dari potensi yang ada selama satu tahun.
Terjadi keterlambatan pekerjaan oleh pemenang lelang sehingga
mempengaruhi capaian target.
Manajemen instalasi belum tepat sehingga beberapa pekerjaan
sangat tergantung cuaca.

115
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Ada kegiatan penelitian yang tidak dapat dilaksanakan


sepenuhnya pada musim timur.
Data-data dan peta-peta hasil penelitian berupa seismik laut
belum dapat diinput ke dalam geoportal karena masih dalam
bentuk image belum digital.
Memerlukan waktu untuk meyakinkan UKM/IKM/masyarakat untuk
mengimplementasikan hasil litbang.
3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan
Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan anggaran dan kegiatan
telah dilakukan pengendalian internal melalui penerbitan Instruksi
Kepala Badan Litbang tentang monitoring dan evaluasi sebagai
berikut :
Instruksi Kepala Badan Nomor 186.K/82/BLB/2012 tanggal 27
Januari 2012 tentang Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Anggaran Satuan Kerja di Lingkungan Badan Litbang ESDM;
Instruksi Kepala Badan Nomor 211.K/82/BLB/2012 tanggal 16 Maret
2012 tentang Monitoring Pelaksanaan Kegiatan di Lingkungan
Badan Litbang ESDM
Monitoring pelaksanaan anggaran pada periode 2013 selanjutnya
mengalami perubahan dengan dibentuknya Tim Evaluasi
Pengawasan dan Penyerapan Anggaran (TEPPA) oleh Presiden RI
tahun 2012. Pelaksanaan kegiatan ini melalui Sistem Monitoring
TEPPA (sismontep) untuk mendorong penyerapan anggaran.
Kegiatan Sismontep ini pada tahun 2014 sudah tindak berlanjut,
namun demkian upaya monitoring pelaksanaan anggaran tetap
dilaksanakan melalui kegiatan rekonsiliasi dan forum pertemuan
dengan para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Satuan Kerja
di lingkungan Badan Litbang ESDM.
Melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran telah
dilakukan upaya-upaya percepatan absorbsi penyerapan
anggaran tahun 2016, melakukan bimbingan teknis dan
pendampingan secara terus menerus kepada para Pengelola APBN
dalam proses pelaksanaan anggaran dan pencairan dana.
Monitoring kemajuan pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada
tahun berjalan, yaitu akhir bulan ke-3 (B03), akhir bulan ke-6 (B06),
akhir bulan ke-9 (B09), dan akhir bulan ke-12 (B12), dilakukan
terhadap 125 kegiatan Litbang.
Berdasarkan hasil evaluasi dengan melakukan Penilaian
Pencapaian Ukuran Keberhasilan untuk setiap kegiatan yang telah
dilaporkan (37 kegiatan), dapat diidentifikasi capaian terhadap
target yaitu:
a. Kategori Biru (Sangat Memuaskan) : 0 kegiatan (0%)
b. Kategori Hijau (Memuaskan) : 37 kegiatan (100%)
c. Kategori Kuning (Kurang Memuaskan) : 0 kegiatan (0%)
d. Kategori Merah (Mengecewakan) : 0 kegiatan (0%)

116
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Secara umum target Ukuran Keberhasilan pada checkpoint B12


dapat dicapai sebesar 100% (37 kegiatan) dengan kategori Hijau.

5, 14%
9, 24%

6, 16% BLM
BLE
BLT
BLK
17, 46%

Gambar 64. Jumlah kegiatan litbang yang dipantau melalui Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan pada masing-masing unit di Badan
Litbang ESDM

0, 0.0%

Sudah
melaporkan
37, Belum
100.0% melaporkan

Gambar 65. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Monitoring Periode Sampai dengan Bulan
Desember 2016 (B12)

117
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

B. Evaluasi Pelaksanan Anggaran Tahun 2016


1. Capaian Kinerja Tahun 2016 dan Tahun 2015
Selama periode 2015 2019, telah dan akan dilaksanakan kegiatan yang
didanai oleh APBN (DIPA) melalui Program Penelitian dan Pengembangan Energi
dan Sumber Daya Mineral. Program ini menghasilkan output dan outcome yang
mendukung tercapainya Indikator Kinerja Utama (IKU) yang tercantum dalam
Perjanjian Kinerja (PK) pada tahun berjalan melalui pelaksanaan kegiatan litbang.
Jumlah kegiatan litbang yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 2016
sebagaimana tercantum dalam Gambar 66.

45
40
35
Jumlah Kegiatan

30
25
20
15
10
5
0
BLM BLT BLE BLK
2015 36 30 20 40
2016 9 6 17 5

Gambar 66. Jumlah kegiatan litbang yang dilaksanakan pada tahun 2015-2016.

Jika dibandingkan tahun 2015 (based year Renstra), jumlah kegiatan


litbang menurun 70,6% pada tahun 2016. Hal ini karena kegiatan litbang hanya
difokuskan pada kegiatan-kegiatan strategis yang mendukung sektor ESDM.
Tabel 30. Pencapaian Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun 2015 - 2016

Program / Sasaran Realisasi % Realisasi %


No Indikator
Kegiatan Program 2015 Capaian 2016 Capaian

1 2 3 4 5 6 7 8
I PROGRAM Meningkatny Jumlah Pengembangan 364 122,15 209 102,45
PENELITIAN a berbagai dan Produk Teknologi
DAN penemuan serta Produk Survei
PENGEMBA terobosan - Laporan Ilmiah 142 125,66 63 105
NGAN dalam - Makalah Ilmiah yang 108 121,35 109 111,22
ENERGI upaya diterbitkan oleh
DAN peningkatan media yang
SUMBER Ketahanan terakreditasi
DAYA Energi dan
- Usulan Paten, Hak 25 100 17 106,25
MINERAL Nilai Tambah
Cipta dan Litbang
Sektor ESDM
Inovasi
- Pilot 44 146,67 8 66,67
Plant/Prototipe/Demo
Plant atau
Rancangan/Rancang
Bangun/Formula
- Peta/atlas potensi 45 109,76 19 105,56
sektor ESDM

Jumlah Rumusan dan 35 89,74 0 40


Evaluasi Kebijakan
Sektor ESDM

118
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Program / Sasaran Realisasi % Realisasi %


No Indikator
Kegiatan Program 2015 Capaian 2016 Capaian

Penerimaan Negara 65,605 71,47 73.005 76,36


Bukan Pajak (PNBP) juta Rp juta Rp
Jasa Teknologi
Jumlah Peningkatan 22 84,6 11 19,30
Nilai Tambah
- Paten yang 3 50 2 100
terimplementasikan
- Hasil Litbang yang 19 95 9 16,36
terimplementasikan

Pada umumnya realisasi capaian kinerja di tahun 2016 menurun


dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015. Faktor utama penurunan
kinerja tersebut karena adanya kebijakan pemotongan anggaran sehingga meski
seluruh kegiatan telah dilaksanakan lebih dari 50% namun untuk beberapa
kegiatan strategis belum dilaksanakan tahap uji coba pada saat pemotongan
anggaran dilakukan sehingga tidak dapat diklaim sebagai keberhasilan/capaian
sesuai indikator kinerja.
Pagu anggaran Badan Litbang ESDM pada tahun 2016 mengalami
penurunan sebesar 27,4% dibandingkan dengan tahun 2015 dengan rincian
pada Gambar 67.

1,000,000
Anggaran (juta Rupiah)

900,000
800,000
700,000
600,000
500,000
400,000
300,000
200,000
100,000
0
BLM BLT BLE BLK SBL TOTAL
2015 361,058,266 157,343,191 105,579,151 129,661,498 131,391,741 885,033,847
2016 279,228,650 122,366,608 103,142,939 103,681,925 34,059,900 642,480,022

Gambar 67. Anggaran Badan Litbang ESDM Tahun 2015-2016.

Sedangkan realisasi anggaran pada tahun 2016 (97,36%) mengalami


peningkatan sebesar 14,98% dibandingkan tahun 2015 (82,38%), karena faktor
dilakukannya penghematan 2 kali selama tahun 2016 berdampak pada realisasi
anggaran yang lebih baik.
2. Analisis Permasalahan dan Tindak Lanjut
a. Permasalahan:
1) Ketergantungan kegiatan pada pihak mitra kerja sama, misalnya
ketergantungan waktu pemboran, ketergantungan waktu pengoperasian

119
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

alat, ketergantungan waktu pemberian data akuisisi sehingga


pengambilan data sampel untuk penelitian dan kajian pun terlambat.
2) Pembelian bahan mengalami keterlambatan karena adanya perubahan
aturan pada pertengahan tahun kegiatan mengenai harga bahan dan
adanya perubahan anggaran.
3) Langkanya bahan baku penelitian sehingga tidak menghasilkan analisis
yang akurat.
4) Kurang penyampaian informasi mengenai kemampuan Laboratorium
Pengujian LEMIGAS dan tekMIRA ke dunia usaha.
5) Menurunnya harga minyak dan kegiatan eksplorasi migas.
6) Adanya kebijakan pembatasan ekspor bahan tambang mentah.
6) Kerusakan alat yang menghambat waktu pengujian.
7) Kurangnya personil laboratorium terutama untuk Laboratorium
Geomekanika.
8) Terjadi keterlambatan pekerjaan oleh pemenang lelang sehingga
mempengaruhi capaian target.
9) Terdapat kegiatan yang masih sangat bergantung pada cuaca.
10) Terdapat beberapa data dan peta hasil penelitian masih dalam bentuk
image belum digital sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk
pengolahannya.
11)Memerlukan waktu untuk meyakinkan UKM/IKM/masyarakat untuk mengim-
plementasikan hasil litbang.
12) Berkurangnya personil peneliti, perekayasa, laboran yang mengalami masa
pensiun dan terdapat jeda/jurang waktu antara peneliti dan perekayasa
madya dengan peneliti muda.
13)Perubahan kebijakan untuk menerbitkan jurnal online melalui prosedur
panjang.
b. Solusi dan Tindak Lanjut
1) Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mewujudkan
SDM yang kompeten dan profesional di bidangnya;
2) Perlunya dukungan manajemen untuk memperlancar proses kerja sama,
khususnya jika kegiatan atau survei dilaksanakan di lapangan Migas atau
WP;
3) Peningkatan dan pengawasan kinerja perlu terus ditingkatkan guna
meningkatkan renumerasi melalui Tunjangan Kinerja sebagai salah satu
reward dan punishment bagi pegawai;
4) Peningkatan perluasan jejaring (network) dalam riset dan litbang, khususnya
dengan lembaga atau asosiasi yang ada di luar negeri;
5) Peningkatan dan pengembangan komersialisasi hasil litbang, sekaligus
mempersiapkan unit litbang yang ada di lingkungan Badan Litbang ESDM
sebagai Badan Layanan Umum (BLU);
6) Perlu terus digalakkan dan dikembangkan sosialisasi dan publikasi hasil
litbang melalui berbagai forum, pameran, dan khususnya melalui media
sosial dan digital.

120
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

IV. Penutup

B erdasarkan pengukuran kinerja tahun 2016 telah dilakukan sejumlah


kegiatan untuk menunjang tugas dan fungsi Badan Penelitian dan
Pengembangan ESDM, yaitu: Melaksanakan Penelitian dan
Pengembangan di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, dan dalam
rangka pencapaian sasaran tahun 2016 dengan hasil sebagai berikut:
1) Keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan telah mendukung 13 (tiga belas)
Sasaran yang telah disusun dalam Renstra Badan Litbang ESDM Tahun 2015
2019, yaitu: 1) Terwujudnya kontribusi dalam perumusan kebijakan sektor ESDM;
2) Terwujudnya konstribusi dalam evaluasi kebijakan sektor ESDM; 3)
Terwujudnya peningkatan kebijakan teknis kelitbangan Bidang ESDM; 4)
Terwujudnya penambahan pasokan energi dan mineral; 5) Terwujudnya
penambahan sumber daya energi dan mineral; 6) Terwujudnya litbang
unggulan; 7) Terwujudnya sentra teknologi di bidang ESDM; 8) Terwujudnya
peningkatan nilai tambah; 9) Terwujudnya pengurangan biaya, peningkatan
efisiensi dan TKDN; 10) Terwujudnya peningkatan jasa teknologi; 11)
Terwujudnya kegiatan litbang yang mendukung perkembangan dan
menjawab isu strategis sektor ESDM; 12) Terwujudnya kegiatan litbang yang
akuntabel, efektif, dan efisien; 13) Terwujudnya lingkungan dan proses kerja
yang kondusif.
2) Realisasi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Badan Penelitian dan
Pengembangan ESDM tahun 2016 sebesar Rp 625.494.969.856,- atau 97,36%
dibandingkan dengan anggaran yang tersedia (pagu) setelah penghematan
sebesar Rp 642.480.022.000,-. Pembiayaan kegiatan yang bersumber dari DIPA
tersebut dialokasikan dalam Program Penelitian dan Pengembangan Energi
dan Sumber Daya Mineral yang terdiri atas 5 (lima) kegiatan, yaitu: a)
Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, b) Penelitian dan
Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan, dan
Konservasi Energi, c) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan
Batubara, d) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi,
dan e) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian
dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral.
3) Pencapaian kinerja yang diukur melalui indikator masukan (input) dan
indikator keluaran (output) serta indikator hasil (outcome) menunjukkan
keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan
sebelumnya. Namun demikian terdapat beberapa kegiatan tahun 2016 yang
capaian realisasinya rendah.
4) Pencapaian kinerja terhadap pelaksanaan kegiatan tahun 2016 yang diukur
dari indikator kinerja, sebanyak 5 dari 11 indikator kinerja realisasinya
mencapai 100%, dan ada yang melebihi target Perjanjian Kinerja yang
ditetapkan. Jumlah yang melebihi target ini karena adanya beberapa
kegiatan penelitian yang dapat menghasilkan lebih dari satu produk.
Sedangkan indikator kinerja yang tidak mencapai target, adalah:
Indikator Pilot Plant/Prototipe/Demo Plant atau Rancangan/ Rancang
Bangun/Formula hanya mencapai 66,67%. Penyebabnya antara lain

121
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

terkendala waktu dalam proses pembangunannya, dan ketika saat akan


untuk diuji coba bersamaan dengan adanya kebijakan pemotongan
anggaran, sehingga tahapan proses uji coba tidak dapat dilaksanakan.
Indikator jumlah Rumusan dan Evaluasi Kebijakan Sektor ESDM hanya
mencapai angka 60% (on progess). Hal ini terkendala pada kajian yang
membutuhkan waktu untuk pengambilan data dan sampel, dan
bersamaan dengan adanya kebijakan pemotongan anggaran, rumusan/
masukan kebijakan belum selesai dibuat dan disampaikan kepada
direktorat teknis atau pihak terkait lainnya.
Indikator Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Jasa Teknologi tidak
mencapai angka 100%, disebabkan tidak tercapainya target penerimaan
PNBP dan BLU. Hal ini antara lain disebabkan oleh pengaruh menurunnya
harga minyak dunia menyebabkan penurunan kegiatan eksplorasi,
komunikasi dengan pelanggan belum optimal, penyampaian informasi
mengenai kemampuan laboratorium yang dimiliki ke dunia usaha belum
optimal, kebijakan pemerintah mengenai larangan ekspor hasil tambang
berupa bahan mentah sehingga berdampak kepada kurangnya contoh
uji yang masuk, jumlah produksi dan penjualan mineral dan batubara
menurun, terdapat beberapa kerusakan alat yang menghambat proses
pengujian, dan belum seluruh kemampuan laboratorium pengujian
tercantum dalam tarif PNBP.
Indikator Jumlah Peningkatan Nilai Tambah, di mana untuk paten
terimplementasikan mencapai angka 100%, namun untuk hasil litbang
yang terimplementasikan hanya mencapai angka 16,36%. Kendalanya
adalah beberapa tahapan kegiatan litbang tidak memungkinkan untuk
diselesaikan dalam waktu 1 (satu) tahun, pengadaan alat serta bahan
yang mengalami keterlambatan, dan bersamaan dengan adanya
kebijakan pemotongan anggaran sehingga proses tahapan litbang
mengalami kemunduran jadwal dan bahkan tidak dapat diselesaikan.

---------- 0 ----------

122
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Badan Litbang ESDM Tahun 2016

123
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

124
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Lampiran 2. Daftar Kegiatan Litbang Tahun 2016 Badan Litbang ESDM


No NAMA UNIT/KEGIATAN
I. PUSLITBANG TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI LEMIGAS
1. Intensifikasi Eksplorasi Migas di Indonesia
2. Pengembangan Migas Non-Konvensional Indonesia
3. Peningkatan Cadangan dan Produksi Minyak Melalui EOR
4. Pengembangan Pilot Plan Kilang Mobile
5. Peningkatan Efektivitas Pembuatan Solar Nabati
6. Kajian Strategis Penentuan Nilai Faktor Emisi CO2 Nasional
7. Intensifikasi Pemanfaatan Produk Hilir Migas Nasional
8. Pemanfaatan Lapangan Gas North Kutai Lama (NKL): Prospek Implementasi Hasil
Litbang Migas Untuk Masyarakat Sekitar dan Rencana Bisnis Pengembangannya
9. Intensifikasi Pemanfaatan Gas Bumi Pada Sektor Rumah dan Industri Transportasi
II. PUSLITBANG TEKNOLOGI KETENAGALISTRIKAN, EBT DAN KE
1. Analisis Potensi Energi Angin
2. Analisis Potensi Energi Surya
3. Analisis Potensi Energi Mikrohidro
4. Studi Simulasi reservoar Panas Bumi untuk Mendukung Pengembangan Lapangan
Panas Bumi
5. Strategi Pengembangan Energi Pulau-Pulau Terluar
6. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Siklus Biner
7. Pengelolaan PLTMH untuk Mendukung Pemanfaatannya secara Massiv di Indonesia
8. Pengembangan Pilot Project BBN berbasis Kemiri Sunan yang terintegrasi dengan
Sorgum, Komoditas Lainnya
9. Kegiatan BBN Generasi 2
10. Penelitian dan Pengembangan Sistem Smart Microgrid pada Teknologi Pembangkit
EBT
11. Kegiatan Pemanfaatan Panas Buang PLTG
12. Kegiatan Penyusunan FS dan DED Center of Excellence di Kawasan Nasional Energi
Bersih Provinsi Bali
13. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Smart System PLTS di Kawasan Perkantoran
14. Penyusunan FS PLTSa Payakumbuh
15. Penyusunan FS PLTSa Balikpapan
16. Strategi Pengendalian Dampak Lingkungan dari Pemakaian Energi
17. Penyusunan Proyeksi Pemanfaatan Teknologi Energi
III. PUSLITBANG TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA
1. Pengembangan dan Aplikasi Hasil Litbang Pengolahan dan Pemurnian Mineral
Mendukung Peningkatan Nilai Tambah Mineral
2. Pengembangan Sistem Proses Produksi Unsur Logam Tanah Jarang dan Unsur Logam
Jarang Untuk Material Maju
3. Pengembangan Teknologi Gasifikasi Batubara untuk Bahan Bakar
4. Penerapan dan Pengembangan Pembakar Siklon pada UMKM dan Ponpes di Jawa
Barat serta Kajian Tekno Ekonomi dan Logistik Teknologi Pembakaran Siklon pada
UMKM dan Ponpes di Pulau Jawa
5. Pengembangan Aplikasi Teknologi Underground Coal Gasification (UCG) di
Indonesia Tahap III
6. Kajian Peran Pengusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara dalam
Mendukung Perekonomian Nasional
IV. PUSLITBANG GEOLOGI KELAUTAN
1. Penelitian dan Identifikasi Cekungan Sedimenter untuk Mendukung Penyiapan
Wilayah Kerja (WK) Migas Perairan Kep. Aru, Papua Barat.
2. Penelitian dan Pengembangan Potensi Energi Laut di Perairan Selat Lembeh,
Sulawesi Utara
3. Litbang Geologi Kelautan Dalam Mewujudkan Kebijakan Satu Peta (One Map
Policy) Sumber Daya Energi dan Mineral Kelautan

125
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

No NAMA UNIT/KEGIATAN
4. Penelitian Keterdapatan Endapan Plaser dan Unsur Tanah Jarang di pantai dan
perairan Dabo dan sekitarnya, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau
5. Penelitian Lingkungan Geologi Kelautan dalam Rangka Mewujudkan
Pengembanga Energi dan Sumber Daya Mineral Kelautan yang Berkelanjutan di
Perairan Laut Sulawesi

126
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

Lampiran 3. Form Usulan Paten dan Sertifikat Inovasi 108

127
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

128
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

129
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

130
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

131
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

132
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

133
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

134
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

135
LKjIP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ESDM 2016

136
Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai