PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita
DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya
meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya,
yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus
meninggal sebanyak 871 penderita.1
Kabupaten Demak merupakan salah satu wilayah endemis DBD di Provinsi
Jawa Tengah. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus sebanyak 483 kasus dengan
6 kasus kematian, dibandingkan dengan tahun 2011 dengan 219 kasus dan 2 kasus
kematian. Adanya DBD di Kabupaten Demak didukung dengan beberapa faktor
geografis diantaranya ketinggian tidak lebih dari 100 meter diatas permukaan air
laut, daerah yang padat penduduk, kepadatan vektor yang tinggi, dan juga perilaku
masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk belum optimal.5
Kecamatan Mranggen Demak mempunyai distribusi kepadatan penduduk
tertinggi yakni 2238,64 jiwa/km2 dan memiliki kasus DBD tertinggi yaitu 95 kasus
dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Demak.5
Pemberantasan DBD seperti juga penyakit menular lainnya, didasarkan atas
pemutusan rantai penularan. Dalam hal DBD, komponen penularan pada virus,
nyamuk Aedes aegypti dan manusia. Karena pada saat ini belum ada vaksin yang
efektif terhadap virus ini, maka pemberantasan ditujukan pada manusia dan tempat
vektornya dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk DBD.6
Pengobatan DBD bersifat suportif. Tatalaksaana berdasar kelainan utama
yang terjadi yaitu perembesan plasma sebagai akibat dari peningkatan permeabilitas
kapiler.6
B. Tujuan
Pada laporan kasus ini dibahas seorang anak yang menderita demam berdarah
dengue grade II, dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Semarang.
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui cara menegakkan
diagnosis dan pengelolaan penderita tersebut.
2
C. Manfaat
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai media untuk menegakkan
diagnosis dan mengelola secara benar penyakit tersebut.