Halaman Judul-Daftar Pustaka
Halaman Judul-Daftar Pustaka
OLEH
Dicky Reinaldi-30190116115
Stephanus Prihasto-30190116101
PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena
atas rahmat dan berkatNya penyusun dapat menyelesaikan laporan yang berjudul
Laporan Praktek Manajemen Keperawatan Ruang Cosmas Rumah Sakit Santo
Yusup. Penyusun mengalami banyak kesulitan dalam proses pembuatan laporan
ini, namun penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga laporan ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. BM. Siti Rahayu., S. Kp selaku Koordinator praktek manajemen.
2. Ns. Sisilia Heni Sawitri., S. Kep selaku kepala bagian Ruangan Cosmas
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan saran selama
praktik manajemen dan dalam proses pembuatan laporan.
3. Luciana Tati Suparti., AMK selaku PPB Ruangan Cosmas yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan pendampingan, arahan dan saran
selama praktik manajemen dan dalam proses pembuatan laporan.
4. Ns. Lesta Livolina, S. Kep, MH selaku pembimbing akademik yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan pendampingan, arahan dan saran.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, baik dari bahasa maupun isinya. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan ini.
Penyusun mengucapkan terima kasih atas perhatiannya.
Bandung, Mei 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian ............................................................................... 4
c. Pendelegasian ................................................................... 8
Tim .......................................................................................... 12
A. Simpulan ....................................................................................... 82
B. Saran ............................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah salah satu organisasi sektor publik yang bergerak
dalam bidang pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tugas
melaksanakan suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan mengutamakan atau mementingkan upaya penyembuhan dan
pemulihan yang telah dilaksanakan secara serasi dan terpadu oleh pihak
rumah sakit dalam upaya peningkatan dan pencegahan penyakit serta upaya
perbaikan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.983/Men.Kes/SK/XI/1992). Rumah sakit tidak hanya sekedar
menampung orang sakit saja melainkan harus lebih memperhatikan aspek
kepuasan bagi para pemakai jasanya, dalam hal ini pasien. Penilaian
terhadap kegiatan rumah sakit adalah hal yang sangat diperlukan dan sangat
diutamakan. Kegiatan penilaian kinerja organisasi atau instansi seperti
rumah sakit, mempunyai banyak manfaat terutama bagi pihak-pihak yang
memiliki kepentingan terhadap rumah sakit tersebut. Bagi pemilik rumah
sakit, hasil penilaian kegiatan rumah sakit ini dapat memberikan informasi
tentang kinerja manajemen atau pengelola yang telah diberikan kepercayaan
untuk mengelola sumber daya rumah sakit. Bagi masyarakat, semua hasil
penilaian kinerja rumah sakit dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan
pertimbangan kepada siapa (rumah sakit) mereka akan mempercayakan
perawatan kesehatannya.
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefenisikan empat unsur
yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP.
Defenisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan
menetukan kualitas produksi/jasa layanan keperawatan, jika perawat tidak memiliki
nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen, maka
tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasaan pasien tidak
akan dapat terwujud. Unsur unsur dalam praktik keperawatan dapat dibedakan
menjadi empat yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan
sistem MAKP.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pemahaman tentang prinsip manajemen keperawatan dan model
asuhan keperawatan profesional yang sesuai dengan prinsip MAKP yang
dijalankan.
2. Tujuan Khusus
Dalam penulisan laporan kasus ini, diharapkan penulis mampu:
1. Studi kepustakaan
Mengambil beberapa literatur sebagai sumber dan teori dalam tulisan ini
2. Studi kasus
Melakukan pengkajian situasi ruangan menggunakan lembar observasi dan
kuesioner yang ditujukan kepada pasien dan perawat di ruang Cosmas RS. St.
Yusuf, serta mengobservasi kondisi dan keadaan Ruang Cosmas RS. St. Yusuf.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan kasus ini, dimulai dengan Bab I yang terdiri
dari: latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II tinjauan teoritis terdiri dari manajemen keperawatan: perencanaan-
pengorganisasian-ketenagaan-kontroling/pengarahan-delegasi dan MAKP . Bab III
Analisa Situasi terdiri dari pengkajian situasi ruangan, analisa SWOT, perumusan
masalah, POA, Penyelsaian Masalah. Bab IV Pembahasan yang meliputi
kesenjangan teori dan penyelsaian serta analisas dan Bab V penutup yang meliputi
simpulan dan saran, serta diakhiri dengan daftar pustaka.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. PENGERTIAN
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen
mencakup kegiatan POAC (planning, organizing, actuating, controlling)
terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi
(Grant dan Massey, 1999 dikutip dari Nursalam, 2007).
Manajemen merupakan ilmu atau seni tentang bagaimana
menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya
(Muninjaya, 2004).
Manajemen keperawatan adalah berhubungan dengan perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengaturan staf (staffing),
kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling) aktivitas-
aktivitas upaya keperawatan atau divisi departemen keperawatan dan dari
sub unit departemen (Swansburg, 2000).
2. FUNGSI MANAJEMEN
Fungsi Manajemen Keperawatan Henry Fayol (1949 dalam Robins
& Coulter, 2007) merupakan salah satu ahli yang pertama kalinya
mengusulkan bahwa semua manajer melaksanakan empat fungsi
manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
mengarahkan (coordinating or directing), dan pengendalian (controlling).
Henry Fayol juga menyakini bahwa fungsi-fungsi ini mencerminkan inti
dari proses manajemen secara akurat. Swansburg (2000) menyatakan
bahwa fungsi manajemen terdiri atas lima fungsi yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengaturan staf (staffing),
kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling). Fungsi-fungsi
manajemen diuraikan sebagai berikut:
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan merupakan suatu proses berkelanjutan yang
diawali dengan merumuskan tujuan, dan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan, menentukan personal, merancang proses dan kriteria
hasil, memberikan umpan balik pada perencanaan yang sebelumnya
dan memodifikasi rencana yang diperlukan (Swanburg, 1999).
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam
manajemen, oleh karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi
manajemen lainnya.
Menurut Muninjaya, (1999) fungsi perencanaan merupakan
landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada
fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan
dapat dilaksanakan dengan baik.
Di dalam proses keperawatan, perencanaan dapat membantu
menjamin klien atau pasien akan menerima pelayanan kesehatan
yang mereka butuhkan. Pelayanan ini diberikan oleh tenaga
keperawatan agar mendapat hasil yang memuaskan sesuai tujuan
yang diharapkan (Swanburg, 1999).
1) Tujuan Perencanaan
Meningkatkan keberhasilan untuk mencapai sasaran dan
tujuan
Mengefektifkan penggunaan personel dan fasilitas yang
tersedia
Membantu koping dengan situasi kritis
Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
Membantu menurunkan elemen perubahan, karena
perencanaan berdasarkan masa lalu dan yang akan datang.
Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk
berubah
Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
3) Dasar Pertimbangan
5 W + 1 H : What, Where, When, Why, Who, dan How
5) Jenis Perencanaan
Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses
berkesinambungan, proses yang sistematis dalam pembuatan
dan pengambilan keputusan masa kini dengan kemungkinan
pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan
pada masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang
perlu untuk melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang
diharapkan melalui mekanisme umpan balik yang dapat
dipercaya, bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-
sumber yang langka, termasuk uang dan waktu, dan untuk
mengatur pekerjaan divisi keperawatan.
Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan
prosedur yang akan digunakan, serta menyusun jadwal waktu
pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang yang
bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur.
Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja
dan juga standard untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua
bagian yaitu rencana tetap dan rencana sekali pakai. Rencana
tetap adalah rencana yang sudah ada dan menjadi pedoman di
dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan,
standard prosedur operasional dan peraturan sedangkan
rencana sekali pakai terdiri dari program dan proyek.
6) Manfaat Perencanaan
Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan lingkungan.
Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk
pelaksanaan
Memudahkan kordinasi
Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
operasional secara jelas
Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah
dipahami
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
Menghemat waktu dan dana
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pendelegasian
dan manajemen.
3. Komponen MPKP
Berdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai rumah
sakit Hoffart dan Woods menyimpulkan bahwa MPKP terdiri dari lima
komponen, yakni:
a. Nilai-Nilai Profesional
Nilai-nilai profesional menjadi komponen utama pada suatu
praktik keperawatan profesional. Nilai-nilai profesional ini merupakan
inti dari MPKP. Nilai-nilai seperti penghargaan atas otonomi klien,
menghargai klien, dan melakukan yang terbaik untuk klien harus tetap
ditingkatkan dalam suatu proses keperawatan.
b. Pendekatan Manajemen
Dalam melakukan asuhan keperawatan adalah untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia, yang bilamana ingin memenuhi kebutuhan
dasar tersebut seorangperawat harus melakukan pendekatan
penyelesaian masalah, sehingga dapat diidentifikasi masalah klien,
dan nantinya dapat diterapkan terapi keperawatan yang tepat untuk
masalah klien.
c. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan
Dalam perkembangan keperawatan menuju layanan yang
profesional, digunakan beberapa metode pemberian asuhan
keperawatan, misalnya metode kasus, fungsional, tim, dan
keperawatan primer, serta manajemen kasus. Dalam praktik
keperawatan profesional, metode yang paling memungkinkan
pemberian asuhan keperawatan profesional adalah metode yang
menggunakan the breath of keperawatan primer.
d. Hubungan Profesional
Pemberian asuhan kesehatan kepada klien diberikan oleh
beberapa anggota tim kesehatan. Namun, fokus pemberian asuhan
kesehatan adalah klien. Karena banyaknya anggota tim kesehatan
yang terlibat, maka dari itu perlu kesepakatan tentang cara melakukan
hubungan kolaborasi tersebut.
e. Sistem Kompensasi Dan Penghargaan
Pada suatu layanan profesional, seorang profesional mempunyai
hak atas kompensasi dan penghargaan. Pada suatu profesi, kompensasi
yang didapat merupakan imbalan dan kewajiban profesi yang terlebih
dahulu dipenuhi. Kompensasi dan penghargaan yang diberikan pada
MPKP dapat disepakati di setiap institusi dengan mengacu pada
kesepakatan bahwa layanan keperawatan adalah pelayanan
profesional.
4. Karakteristik MAKP
a. Penetapan Jumlah Tenaga Keperawatan
Penetapan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien
sesuai dengan derajat ketergantungan klien.
b. Penetapan Jenis Tenaga Keperawatan
Pada suatu ruang rawat MPKP, terdapat beberapa jenis tenaga
yang memberikan asuhan keperawatan yaitu Clinical Care Manager
(CCM), Perawat Primer (PP), dan Perawat Asosiet (PA). Selain jenis
tenaga tersebut terdapat juga seorang kepala ruang rawat yang
bertanggung jawab terhadap manajemen pelayanan keperawatan di
ruang rawat tersebut. Peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai
dengan kemampuannya dan terdapat tanggungjawab yang jelas dalam
sistem pemberian asuhan keperawatan.
c. Penetapan Standar Rencana Asuhan Keperawatan (Renpra)
Standar renpra perlu ditetapkan, karena berdasarkan hasil
obsevasi, penulisan renpra sangat menyita waktu karena fenomena
keperawatan mencakup 14 kebutuhan dasar manusia (Potter & Perry,
1997).
d. Penggunaan Metode Modifikasi Keperawatan Primer
Pada MPKP digunakan metode modifikasi keperawatn primer,
sehingga terdapat satu orang perawat profesional yang disebut perawat
primer yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan
keperawatan yang diberikan. Disamping itu, terdapat Clinical Care
Manager (CCM) yang mengarahkan dan membimbing PP dalam
memberikan asuhan keperawatan. CCM diharapkan akan menjadi
peran ners spesialis pada masa yang akan datang.
5. Jenis Model Metode Asuhan Keperawatan (MAKP) model Tim
MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/group yang
terdiri atas tenaga profesional, teknikal dan pembantu dalam satu
kelompok kecil yang saling membantu.
a. Kelebihan :
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
3) Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
b. Kelemahan
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
c. Konsep Metode tim
1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan.
2) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin.
3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan
berhasil bila didukung oleh kepala ruang.
d. Tanggung jawab anggota tim
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung
jawabnya.
2) Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
3) Memberikan laporan.
e. Tanggung jawab ketua tim
1) Membuat perencanaan.
2) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
3) Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien.
4) Mengembangkan kemampuan anggota.
5) Menyelenggarakan konferensi.
f. Tanggung jawab kepala ruang.
1) Perencanaan.
a) Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-
masing.
b) Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat, transisi
dan persiapan pulang bersama ketua tim.
d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan dan epenjadwalan.
e) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
f) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien.
g) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk
kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,
membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah,
serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang
baru masuk.
h) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
i) Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
j) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah
sakit.
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
b) Merumuskan tujuan metode penugasan.
c) Membuat rincian tugas, ketua tim dan anggota secara jelas.
d) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua
tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain.
f) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
g) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
h) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada di tempat
kepada ketua tim.
i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien.
j) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.
k) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
b) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
c) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
d) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan askep pasien.
e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
f) Membmbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
g) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4) Pengawasan.
a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien.
b) Melalui supervisi:
(1) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri atau melalui pelaporan langsung secara
lisan dan memperbaiki/ mengawasi kelemahan-kelemahan
yang ada saat itu juga.
(2) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir
ketua tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan
serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.
(3) Evaluasi.
(4) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawata yang telah disusun bersama
ketua tim.
(5) Audit keperawatan.
Kepala Ruang
ANALISA SITUASI
No. Nama PDKK Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
07 Mei 17 08 Mei 17 09 mei 17 10 mei 17 11 mei 17 12 mei 17 13 mei 17
No. Nama PDKK Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
7/05/17 8/05/17 9/05/17 10/05/17 11/05/17 12/05/17 13/05/17
1. Ibu Suprihatin POS S P P12 S L LU17 P
2. Ibu Neni S POS P S S L S S19 LU17
3. Ibu Elisabeth Susi POS L P P P P P S19
Keterangan :
Tingkat Pendidikan
No Kualifikasi Jumlah
1. S-1 Keperawatan 1
2. D-3 Keperawatan 18
3. SPK 3
4. S1 Magang -
5. D3 Magang 6
Total 28
Level Perawat
Data
Jumlah 19 Orang
Dengan Rasio
Jumlah = 19 orang
Jumlah 20 Orang
Dengan Rasio
Jumlah = 20 Orang
Jumlah : 20 Orang
Dengan Rasio
Jumlah = 20 Orang
Jumlah 22 Orang
Dengan Rasio
Jumlah = 22 Orang
Jumlah 21 Orang
Dengan Rasio
Jumlah = 21 Orang
Kabag : 1 Orang
PPB : 1 Orang
Rumus :
Kabag :1
PPB :1
R.Ganti Perawat
Kamar Administrasi Tim 1
19
R.Tindakan, Obat dan Alat Toilet
Emergency
Medis
Trolley
Kamar
18 Tim 2
Nurse
Kamar Station Dapur
R.Obat
17
Tangga
Kamar Kamar 7
16 Slobzink
Pintu Masuk
Kamar
Kamar 5
Nurse Station Tim 3 4 Kamar 3 Kamar 2 Kamar 2
Toilet Toilet
Pasien Pasien
Tabel 1.1 Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Cosmas tahun 2016
A: JUMLAH B: HILANG C: RUSAK D:
TAMBAH
NO. NAMA ALAT
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
A B C D A B C D A B C D
1 Ambu Pediatrik 1 1 1
2 Ambu Bag 1 1 1
3 Bak Instrumen Besar 1 1 1
4 Bak Instrumen Kecil 1 1 1
5 Tabung O2 Kecil 2 2 2
6 Manometer O2 20 20 20
7 Trolley Emergency 1 1 1
8 Nebulizer Omron 2 2 2
9 ECG 1 1 1
10 Tempat Korentang 3 3 3
11 Gantungan Urine Bag 5 5 5
Gelas Ukur 1/2 liter
12
(sonde) 5 5 5
13 Gelas Ukur 1 liter (urine) 5 5 5
14 Glucolet (GDS) 1 1 1
15 Spatel Logam 1 1 1
16 Gunting Jaringan 1 1 1
17 Gunting Plester 1 5 1 5 1 5
18 Arteri Klem 2 2 2
19 Infus Pump JMS 2 2 2
20 Infus Pump Terumo 8 8 8
21 Pincet Anatomis 2 2 2
22 Pincet Cirugis 1 1 1
23 Kocker Bengkok 0 0 0
24 Kom Kecil Bertutup 1 1 1
25 Kom Suction 6 6 6
26 Korentang Medis 3 3 3
27 Korentang Slobzing 1 1 1
28 Kursi Roda 1 1 1
29 Lamp Examination 1 1 1
30 Laringoscope Dewasa 1 1 1
31 Manometer O2 Sentral 20 20 20
32 Mortir tumbukan obat 3 3 3
33 Nierbekken 3 3 3
34 Oxymetri 2 2 2
35 Pispot Stainless 16 16 16
36 Standar Infus Bed 2 2 2
37 Standar Infus Roda 21 21 21
38 Stestocope Dewasa 2 2 2
39 Stetoscope Pediatrik 1 1 1
(Sumber : Inventaris Alat Medis Periode September November 2016)
Tabel 1.2 Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Cosmas tahun 2016
BULAN
NO. LACI III
MARET APRIL
1 SPUILT 1 CC 5 5
2 SPUILT 3 CC 5 5
3 SPUILT 5 CC 5 5
4 SPUILT 10 CC 5 5
5 SPUILT 20 CC 5 5
6 SPUILT 50 5 5
7 SPUILT INSULIN 5 5
8 SENTER 1 1
9 ETT NO 6.5 1 1
10 ETT NO 7 1 1
11 OXYMETRI DEWASA 1 1
12 OXYMETRI ANAK 1 1
13 KY JELLY 1 1
14 AMBU BAG ANAK 1 1
15 AMBU BAG DEWASA 1 1
16 D 5% 2 2
17 D 10% 2 1
18 RL 2 2
19 ASERING 2 0
20 NACL 0.9% 2 2
21 KAEN 4 A 0 0
22 KAEN 3B 0 0
23 HANDSCOEN 2 2
24 MANDRAIN KECIL 1 1
25 MANDRAIN BESAR 1 1
26 SPATEL KAYU 5 5
(Sumber : Inventaris Emergency Trolley Periode Maret - April 2017)
a. Jumlah kamar
1) Ruangan Cosmas terdiri dari 2 kelas yaitu kelas utama dan kelas III.
2) Kelas utama terdiri dari : Kamar 16, 17, 18, 19, 20, 21 dengan tarif Rp:
400.000
3) Kelas III terdiri dari : Kamar 2, 3, 7, 9, 10, ISO 4, ISO 5, ISO 11, ISO 12
dengan tarif Rp: 150.000 dengan fasilitas tempat tidur manual, 1 buah nakas.
b. Rencana Kegiatan Anggaran (Tahunan)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan,
didapatkan data bahwa rencana anggaran biaya yang dilakukan tidak setiap
bulannya tetapi dilakukan rencana anggaran tiap tahunnya. Perencanaan untuk
tahun berikutnya dilakukan di akhir tahun yaitu pada bulan Desember, jika ruangan
memiliki alat atau barang yang hilang maka dapat digantikan sementara dengan
rancangan yang sudah tersusun. Rencana anggaran yang dianggarkan oleh Ruang
Cosmas di antaranya adalah:
No Nama Barang Jumlah Biaya Bulan
c. Jumlah Pasien
Objective Realisasi bulan Realisasi bulan Realisasi bulan Realisasi bulan
Quality januari 2017 Februari 2017 Maret 2017 April 2017
Pasien JKN 197 154 592 179
NPBI
Pasien JKN 101 79 166 97
PBI
Pasien 17 19 32 15
kontraktur/
ASURANSI
Pasien umum 115 50 121 111
d. Jalur BPJS :
1) Melalui IGD
2) Melalui klinik
3) Peserta BPJS
Perawat
memperkenalkan diri
Ya
30%
50% Kadang
20% Tidak
2) Perawat menjelaskan peraturan atau tata tertib rumah sakit saat anda
pertama kali masuk rumah sakit.
Kategori Jumlah Persentase (%)
Ya 16 80%
Kadang 2 10%
Tidak 2 10%
10%
10% Ya
Kadang
Tidak
80%
3) Perawat menjelaskan fasilitas yang tersedia di rumah sakit pada anda.
Penjelasan Fasilitas
20% Ya
15% Kadang
65%
Tidak
Perawat memperhatikan
keluhan pasien
10% 0%
Ya
Kadang
90% Tidak
7) Perawat menanggapi keluhan pasien.
20% Ya
Kadang
80% Tidak
9) Perawat selalu menjaga kebersihan rumah sakit.
Kategori Jumlah Persentase (%)
Ya 19 95 %
Kadang 1 5%
Tidak 0 0%
Kehati-hatian perawat
0%
10%
Ya
Kadang
Tidak
90%
15% Ya
Kadang
85% Tidak
B. ANALISA SWOT
INTERNAL EKSTERNAL
NO ANALISA SWOT
STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY TREATH
M1 (MAN) 1. Jenis Ketenagaan : 1. Perawat magang 1. Adanya program 1.Persaingan antar
2. S1 Keperawatan : 1 Orang bertanggung jawab dari RS RS yang semakin
yang berpendidikan S1 mengelola pasien 2. Adanya kerjasama kuat 2.Adanya
keperawatan yaitu Kabag 2. Perawat primer ikut serta antara RS dengan tuntutan tinggi dari
3. D3 Keperawatan: 24 orang memegang kamar institusi pendidikan. masyarakat untuk
yang terdiri dari 18 orang 3. Kabag : 1 Orang 3. Adanya program mendapatkan
Kertap, 2 Orang PKWT, 4 - Perawat Level VI : 11 akreditasi RS yang pelayanan yang
Orang Magang orang mengharuskan RS lebih baik
4. SPK : 3 orang diantaranya - Perawat Level V : 6 berbenah untuk 3.Makin tingginya
masih berpendidikan SPK orang menjadi lebih baik kesadaran
5. Petugas administrasi : 2 - Perawat Levet IV : 3 masyarakat terhadap
Orang orang pentingnya
6. POS : 3 Orang - Perawat Level III ; 1 kesehatan
1.
Orang
Perawat SPK : 3 Orang
5. Kurangnya tenaga SDM
untuk mengatur dan
mengecek kerapihan
serta penataan ruangan.
6. Adanya beban kerja
yang tinggi untuk
perawat
7. Kurang disiplinnya
perawat dalam
penyimpanan format ke
tempatnya yang semula
apabila tidak dipakai
8. Adanya tugas dan fungsi
masing-masing tiap
perawat.
9. Alur pemberian obat
belum ada secara tulisan.
10. Hanya beberapa
karyawan yang
mengetahui cara
pengisian inventaris alat
medis dengan baik.
11. Tidak adanya orientasi
dalam pengisian
inventaris alat medis
atau yang lain.
12. Tidak adanya orientasi
perawat saat overan
siang dan malam
13. Tidak adanya
penanggung jawab
dalam tim yang bertugas
untuk mencatat overan di
ruangan.
14. Tidak adanya orientasi
dalam pembuatan overan
yang baik dan benar.
M2 (MATERIAL) 1. Ruang Cosmas 1. Pencatatan inventaris 1. Pengajuan 1. Terdapat
memiliki 21 Ruang masih ada yang kosong peralatan rusak rumah sakit
perawatan yang terdiri 2. Masih menggunakan bisa diajukan dan dan ruangan
dari: telepon seluler pribadi dilakukan lain yang
Kelas Utama: Kamar untuk menghubungi perbaikan ke menggunakan
15 21 dokter (memberitahukan bagian alat medis
Kelas III: Kamar 1 14 keadaan pasien atau hasil pemeliharaan RS yang lebih
2. Ruang Cosmas lab dan pemeriksaan 2. Permohonan canggih
mempunyai 60 tempat lain) pengajuan alat 2. Tuntutan
tidur perawatan dan 3. Tempat obat tidak bisa dilakukan masyarakat
mampu menampung 60 memiliki sticker nama saat ada alat terhadap
pasien pasien yang rusak oleh fasilitas yang
3. Mempunyai ruang 4. Kurangnya Penataan dan Kepala bagian ke memadai
penyimpanan obat dan Kerapihan di ruangan bagian logistik.
2.
alat medis yang obat, penyimpanan alat 3. Berkembangnya
terpisah medis dan Nurse Station. kemajuan alat-
4. Pengecekan alat-alat 5. Bagian Nurse station dan alat medis
medis setiap hari oleh ruang penyimpanan yang
POS minim.
5. Perawat mampu 6. Dapur, ruang
menggunakan semua penyimpananan dan
alat medis lemari format yang
6. Mempunyai 1 trolley digabung sehingga dirasa
emergency dan sempit.
dilakukan inventaris 7. Terbatasnya tempat-
setelah digunakan tempat penyimpanan
seperti lemari
8. Tidak terdapat buku
atau catatan yang jelas
tentang bukti perawat
melakukan cross check.
9. Terdapat buku
pencatatan pemakaian
alat medis yang kadang
kurang berjalan.
10. Tidak terdapat buku
khusus untuk overan.
11. Data untuk overan hanya
dituliskan pada selembar
kertas.
12. Terdapat jarak yang
cukup jauh antara Tim 1
dan 2 (Ruangan 1)
dengan Tim 3 (Ruangan
2), sedangkan tempat
penyimpanan utama
terdapat di Ruangan 1
sehingga perawat dari
ruangan 2 harus
mengambil barang ke
ruangan 1 bila habis.
13. Tata letak Nurse Station
di Ruangan 1 berada di
tengah antara Tim 1 dan
Tim 2 sedangkan Nurse
Station di Tim 3 terdapat
di dekat pintu masuk
14. Terdapat belokan antara
Nurse Station dan Kamar
di tim 3 sehingga
perawat kesulitan untuk
memantau klien dari
jarak dekat.
M3 (METHOD) 1. Sudah menggunakan 1. Metode MAKP tim 1.adanya mahasiswa 1.Persaingan dengan
metode MAKP kombinasi fungsional yang praktek di rumah sakit swasta
2. Ruangan mempunyai ruangan yang semakin ketat
SAK dan SOP tindakan 2. Pelaporan timbang terima
3. Timbang terima/overan hanya berfokus pada 2. adanya kebijakan 2.adanya ruangan
masalah medis lain yang sudah
dilakukan tiga kali pemerintah tentang
setiap pergantian shift menggunakan
3. pemberian obat yang kurang profesionalitas metode MAKP tim
4. Sudah tersedia sarana sesuai waktu pemberian perawat
perencanan pulang
seperti: resume klien 3.Makin tinggi
4. persiapan dan pemberian
pulang dan kartu kesadaran
3. obat tidak ada cross-check
masyarakat akan
discharge planning antar perawat
hukum
5. Memberikan health 5. Tidak adanya perawat
education kepada penanggung jawab untuk
4.Makin tinggi
keluarga klien saat melaksanakan kegiatan
kesadaran
pulang penataan ruang obat dll.
masyarakat akan
6. Tidak adanya aturan tertulis
6. Tempat sentralisasi obat kesehatan
dalam pengecekan obat.
sudah tersedia 7. Khusus Tim 3: perawat
hanya berdinas sendiri
7. Pendokumentasian sehingga tidak dapat
melakukan cross-check.
implementasi dan evaluasi 8. Pertanggungjawaban
inventaris seluruh ruangan
di lakukan per shift
dibebankan kepada salah
satu atau beberapa karyawan
saja.
9. Overan shift siang dan
malam tidak dilakukan di
hadapan pasien sehingga
pasien tidak mengetahui
dengan pasti perawat yang
akan berjaga.
10. Belum adanya tata
cara overan yang baku
11. Tidak adanya buku
khusus untuk overan.
12. Terdapat beberapa
asuhan keperawatan yang
berbeda-beda:
Bedah,Internis, Anak,
Obgyn dalam satu ruangan,
sehingga pengelompokkan
ruangan di Cosmas tidak
terpisah.
M4 (MONEY) a. Adanya rencana anggaran a. Sebagian besar pasien a. Penggunaan alat-alat Adanya tuntutan
menggunakan biaya BPJS kesehatan sesuai lebih dari
yang di buat oleh ruangan
b. Biaya BPJS yang melebihi rujukan BPJS dan masyarakat untuk
4. dalam upaya pemenuhan plafon akan ditanggungkan ruangan. mendapatkan
kepada pasien. b. Pemantauan pelayanan kesehatan
kebutuhan ruangan terkait
c. Tidak terdapat anggaran pemakaian alat-alat yang lebih
medis dengan profesional sehingga
pemberian asuhan kepada untuk melakukan perbaikan menggunakan membutuhkan
atau penggubahan nurse lembar pemakaian pendanaan yang
pasien di ruangan cosmas.
station,penyimpanan alat sehingga pemakaian lebih besar untuk
b. Tiap perawat memperoleh medis, dan ruang obat lebih terkontrol. mendanai sarana dan
pendapatan dari rumah d. Penulisan pemakaian prasarana.
sakit berupa makan pasien yang kadang
c. Adanya penggunan form terlewat sehingga
pengurangan barang tidak
pemakaian alat dan obat terlihat.
untuk setiap kamar e. Tidak adanya anggaran
untuk pembuatan buku
d. Adanya tenaga FO untuk overan shift.
mengatur persediaan obat,
alat kesehatan, dan jasa
pemakaian alkes.
e. BOR mencapai ...
D. PERUMUSAN MASALAH
1. Tenaga ahli belum sesuai dengan kebutuhan ruangan.
2. Pencatatan inventaris masih ada yang kosong.
3. Kurangnya Penataan dan kerapihan di ruangan obat, penyimpanan alat medis
dan Nurse Station.
4. Pelaporan Timbang terima hanya berfokus pada masalah medis.
5. Persiapan dan pemberian obat tidak ada cross-check antar perawat.
6. Perawat memperkenalkan diri sebanyak 50% .
Perawat atau kepala ruangan yang menginformasikan tentang perawat yang
bertanggung jawab terhadap pasien sebanyak 55%.
PERUMUSAN MASALAH
1 : Sangat kecil
2 : Kecil
3 : Cukup
4 : Besar
5 : Sangat Besar
E. FISH BONE
MUTU
METHODE
- Kurangnya pengetahuan
- Tidak adanya perawat pegawai akan pentingnya
penanggung jawab untuk menjaga kerapihan ruangan.
melaksanakan kegiatan Kurangnya
penataan ruang obat dll. Penataan dan
kerapihan di
MAN ruangan obat,
penyimpanan
- Kurangnya tenaga SDM untuk alat medis dan
- Bagian Nurse station dan
mengatur dan mengecek kerapihan Nurse Station.
ruang penyimpanan yang
serta penataan ruangan. minim.
- Adanya beban kerja yang tinggi - Dapur, ruang
untuk perawat penyimpananan dan
- Kurang disiplinnya perawat dalam lemari format yang
penyimpanan format ke tempatnya digabung sehingga dirasa - Tidak terdapat anggaran untuk
yang semula apabila tidak dipakai sempit. melakukan perbaikan atau
- Terbatasnya tempat- penggubahan nurse
tempat penyimpanan MONEY
MATERIAL station,penyimpanan alat medis,
seperti lemari dan ruang obat
MUTU
METHODE
Adanya pembagian tim,
sehingga kemungkinan tim
- Tidak adanya aturan tertulis perawat lain kurang
dalam pengecekan obat. mengetahui terapi yang
- Khusus Tim 3: perawat hanya diberikan kepada pasien
Persiapan dan
berdinas sendiri sehingga tidak dari tim lain
pemberian obat
dapat melakukan cross-check. tidak ada cross-
MAN check antar
perawat
- Tidak terdapat buku atau
- Adanya tugas dan fungsi masing-
catatan yang jelas tentang
masing tiap perawat.
bukti perawatt melakukan
- Alur pemberian obat belum ada MONEY
cross check.
secara tulisan.
MATERIAL
MUTU
MUTU
METHODE
- Kurangnya pengetahuan
- Belum adanya tata cara overan perawat tentang prinsip teknik
yang baku penyampaian overan diagnosa
- Tidak adanya buku khusus keperawatan.
untuk overan.
Pelaporan
MAN Timbang terima
hanya berfokus
- Tidak terdapat buku khusus pada masalah
- Tidak adanya penanggung jawab
untuk overan. medis
dalam tim yang bertugas untuk
- Data untuk overan hanya
mencatat overan di ruangan.
dituliskan pada selembar
- Tidak adanya orientasi dalam
kertas.
pembuatan overan yang baik dan
benar.
- Tidak adanya anggaran untuk
pembuatan buku overan shift.
MONEY
MATERIAL
F. POA (Planning Of Action)
Kurangnya Penataan Membuat Ruangan - Merapihkan Perawat Diskusi - - 19 Mei 17 Natalia dan
dan kerapihan di obat, alat medis ruangan obat Ruangan Caecilia
ruangan obat, dan Nurse Station dan menata
Persiapan dan Adanya Cross-check - Melakukan Perawat Diskusi - - 18 Mei 17 Mawar dan
pemberian obat antar perawat saat Cross-check Ruangan Dicky
tidak ada cross- pemberian obat dengan
Pencatatan Meningkatkan - Menginventaris Perawat Diskusi TAK Rp. 50.000 19 Mei 17 Jhon dan
inventaris masih ada efektivitas perlengkapan Ruangan Stepanus
yang kosong. pelayanan dan alat medis
keperawatan yang ada di
ruangan
cosmas
4. - Mengingatkan
kepada
perawat
ruangan untuk
menginventaris
perlengkapan
dan alat medis
Pelaporan Timbang Meningkatkan - Melakukan Perawat Diskusi - - 18 Mei 17 Jhon dan
terima hanya mutu pelayanan overan Ruangan Santa
berfokus pada perawat dalam hal mengenai
Alternatif Penyelesaian
NO Masalah C A R L Prioritas
masalah
Skor :
1 : Sangat Kecil
2 : Kecil
3 : Cukup
4 : Besar
5 : Sangat Besar
H. IMPLEMENTASI MASALAH
1. Kurangnya Penataan dan kerapihan di ruangan obat, penyimpanan alat medis dan
Nurse Station.
Melakukan penataan dan kerapihan ruangan di ruang obat, penyimpanan alat
medis dan Nurse Station.
Before
After
RUANGAN COSMAS
RUANG COSMAS
PEMBAHASAN
penyelenggaraan,
efisiensi kerja
Terjadi kesenjagan diruangan dan teori, diruangan masih
ditemukan ruang obat, penyimpanan alat medis dan Nurse station yang
selanjutnya
perawat.
kesalahan
keselamatan pasien
Terjadi kesenjangan diruangan dan teori, diruangan ditemukan
55%.
perawat dan
pasien
pasien.
BAB V
A. Simpulan
2. Bagi Pendidikan