Anda di halaman 1dari 69

1

Analisis Potensi Sumber-Sumber Air Untuk Mencukupi


Kebutuhan Air di Kabupaten Sragen Pada Tahun 2025.

Laporan Tugas Akhir

Oleh :
TRI WARDOYO
I.8706048

PROGRAM DIPLOMA TIGA


TEKNIK SIPIL INFRASTRUKTUR PERKOTAAN
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan sumber kehidupan, setiap makhluk hidup membutuhkan air untuk
kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan air untuk minum, mandi,
mencuci dan keperluan lainnya. Begitu pentingnya peranan air bagi manusia,
membuat pengadaannya harus memenuhi beberapa syarat yaitu sesuai dengan
standart kualitas air bersih diantaranya bersih, jernih dan tidak berbau. Standart
kualitas air bersih tersebut merupakan standart mutlak yang harus dipenuhi bagi
instansi penyedia jasa layanan air bersih seperti Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM).

Air adalah salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting di samping
kebutuhan-kebutuhan lain misalnya: sandang, pangan, dan papan. Air yang cukup
dan sehat dapat membantu terlaksananya program penyehatan masyarakat.
Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal,
sumur artesis, mata air, air permukaan dan penampung air hujan. Akan tetapi
tidak semua masyarakat mempunyai sumber air yang memenuhi syarat kesehatan,
dan kemudian lebih memilih menggunakan air dari PDAM dengan harapan akan
memperoleh air yang mempunyai kualitas lebih baik dan memenuhi syarat
kesehatan. Seiring dengan bertambahnya penduduk, bertambah pula kebutuhan air
dan berarti bertambah pula masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk
keperluan sehari-hari dengan menjadi pelanggan tetap PDAM.

Di lain pihak, PDAM memiliki kendala dalam melayani banyaknya pelanggan


dengan sumber air yang jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, banyak masyarakat
yang belum mendapatkan layanan PDAM, tetapi ada juga yang memang tidak
menggunakan layanan PDAM karena mempunyai sumber air sendiri seperti

1
3

sumur dangkal, atau menggunakan sumber lain untuk keperluan setiap harinya.
Padahal belum tentu air yang digunakan tersebut kurang layak untuk dikonsumsi
dan tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat menimbulkan berbagai
macam penyakit.

Dengan keterbatasan sumber-sumber air, sungguh keliru kalau orang


mengeksploitasi air secara berlebih. Mereka memanfaatkan air seolah-olah air
berlimpah dan merupakan "barang bebas". Padahal semakin terbatas jumlahnya,
berlakulah hukum ekonomi, bahwa air merupakan benda ekonomis. Buktinya,
kini orang rela bersusah-susah dan berani membayar mahal untuk membeli air
ketika terjadi krisis air. Masyarakat desa di negara tropis, seperti Indonesia, harus
berjalan puluhan kilometer untuk mencari sumber air di musim kemarau.
Sementara masyarakat perkotaan belum semuanya mendapatkan pelayanan air
bersih, baik kuantitas maupun kualitas. Seiring dengan pertumbuhan penduduk
dan industri yang melaju dengan pesat, kebutuhan air bersih terus meningkat di
Indonesia.

Ketersediaan sumber daya air dirasakan semakin terbatas, sedangkan kebutuhan


air penduduk yang terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Oleh
karena itu perlu diperhatikan sumber-sumber air guna mencukupi kebutuhan air
sekarang dan dimasa mendatang. Dalam hal ini penulis memfokuskan di
Kabupaten Sragen.

Kabupaten Sragen terdiri dari 20 Kecamatan dan terdapat 28 sumber air yang
tidak tersebar merata diseluruh Kecamatan. Keadaan topografi wilayah Kabupaten
Sragen relatif datar, berada pada kisaran elevasi 115 di atas permukaan laut.
Gambar 1.1. dibawah ini adalah peta wilayah Kabupaten Sragen.
4

Gambar 1.1. Peta Kabupaten Sragen

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis merumuskan sebagai berikut:


1. Seberapa besar debit sumber-sumber air di Kabupaten sragen.
2. Wilayah mana saja yang kekurangan atau kelebihan air di Kabupaten Sragen.
3. Apakah potensi sumber-sumber air di Kabupaten Sragen dapat memenuhi
kebutuhan air di Kabupaten Sragen sampai tahun 2025.
4. Bagaimana cara pendistribusian dari sumber air ke pelanggan.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penulisan Tugas Akhir ini masalah dan pembahasannya terbatas pada:
1. Daerah penelitian di Kabupaten Sragen.
2. Debit dari berbagai sumber air di Kabupaten Sragen yang dikelola oleh
PDAM Sragen.
3. Data penduduk Kabupaten Sragen dari tahun 1999-2008
4. Data penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sragen dari tahun 2004-2008.
5

1.4. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan
Tujuan analisis ini adalah:
a. Mengetahui seberapa besar debit sumber-sumber air di Kabupaten sragen.
b. Mengetahui wilayah mana saja yang kekurangan atau kelebihan air di
Kabupaten Sragen.
c. Mengetahui apakah potensi sumber-sumber air di Kabupaten Sragen dapat
memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Sragen sampai tahun 2025.
d. Mengetahui bagaimana cara pendistribusian dari sumber air ke pelanggan.

2. Manfaat
a. Membantu pekerjaan instansi PDAM Sragen untuk memprediksi potensi
sumber air di Kabupaten Sragen.
b. Mengetahui sumber-sumber air di Kabupaten Sragen untuk dapat melayani
kebutuhan air bersih di Kabupaten Sragen sampai tahun 2025.
6

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Umum

2.1.1. Kebutuhan Air Minum

Air adalah zat cair yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Semua air
biasanya tidak bersih sempurna, selalu mengandung senyawa pencemar. Bahkan
tetes air hujan mengandung debu dan karbondioksida waktu jatuh ke bumi.
Keberadaan air berhubungan dengan siklus hidrologi. Air yang bergerak dengan
siklus hidrologi akan bersentuhan dengan bahan baku atau senyawa lain, sehingga
tidak ada air yang benar-benar murni.

Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan
rumah tangga, industri, penggelontoran kota dan lain-lain. Prioritas kebutuhan air
meliputi kebutuhan air domestik, industri, pelayanan umum. (Moegijantoro, 1996)

Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan
berdasarkan pemakaian air. (PERPAMSI, 1994)

Untuk merumuskan penggunaan air oleh masing-masing komponen (kelompok


per Sambungan Rumah) secara pasti sulit dilakukan sehingga dalam perencanaan
dan perhitungan digunakan asumsi-asumsi atau pendekatan-pendekatan
berdasarkan kategori kota seperti pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1. Tabel Kebutuhan Air Bersih di Daerah Perkotaan

5
7

Jumlah Penduduk Kebutuhan Air


Kategori Ukuran Kota
(jiwa) (liter/orang/hari)
I Kota Metropolitan > 1.000.000 190
II Kota Besar 500.000-1.000.000 170
III Kota Sedang 100.000-500.000 150
IV Kota Kecil 20.000-100.000 130
V Kota Kecamatan < 20.000 100
Sumber: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002

Kebutuhan air akan dikategorikan dalam kebutuhan air domestik dan non
domestik. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk
keperluan rumah tangga yaitu untuk keperluan minum, memasak, mandi, mencuci
pakaian serta keperluan lainnya, sedangkan kebutuhan air non domestik
digunakan untuk kegiatan komersil seperti industri, perkantoran, maupun kegiatan
sosial seperti sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dan niaga. Unit konsumsi air
rata-rata untuk sarana dan prasarana non domestik di Kabupaten Sragen dalam
evaluasi disesuaikan dengan standart DPU Ditjen Cipta Karya, 1996 pada tabel
2.2. dan juga sarana dan prasarana domestik terdapat pada tabel 2.3. sebagai
berikut:

Tabel 2.2. Kebutuhan Air Non Domestik


Unit Kebutuhan Konsumsi Air
No. Sarana dan Prasarana
(liter/orang/hari)
1 Masjid 30 untuk 100 orang
2 Gereja 10 untuk 100 orang
3 Toko 10 untuk 20 orang
4 Pasar 10 untuk 20 orang
5 Hotel 25 untuk 300 tempat tidur

Lanjutan tabel 2.2.


8

Unit Kebutuhan Konsumsi Air


No. Sarana dan Prasarana
(liter/orang/hari)
6 Rumah makan 2000 untuk 1 rumah makan
7 Industri 2000 untuk 1 industri
8 Rumah sakit 240 untuk 300
9 Puskesmas 25 untuk 10 orang
10 Apotik 10 untuk 20 orang
11 Sekolah 25 untuk 250 orang
12 Kantor 30 untuk 25 orang
13 Biosop 25 untuk 200 tempat duduk
Sumber: DPU Dirjen Cipta Karya, 1996

Tabel 2.3. Kebutuhan Air Domestik


Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk ( ribuan jiwa)
>1.000 500 s/d 100 s/d 20 s/d <20
No. Uraian
1.000 500 100
Metro Besar Sedang Kecil Desa
Konsumsi unit
1 sambungan rumah 190 170 150 130 30
(liter/orang/hari)
Konsumsi unit hidran
2 30 30 30 30 30
umum (liter/orang/hari)
Konsumsi unit non
3 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
domestik (%)
4 Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20
5 Faktor maksimum day 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
6 Faktor pick hour 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
7 Jumlah jiwa per SR 5 5 6 6 10

Lanjutan tabel 2.3.


No. Uraian Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk ( ribuan jiwa)
9

>1.000 500 s/d 100 s/d 20 s/d <20


1.000 500 100
Metro Besar Sedang Kecil Desa
8 Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100-200 200
Sisa tekan jaringan
9 10 10 10 10 10
distribusi (mka)
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
11 Volume resevoir (%) 20 20 20 20 20
50:50 s/d 50:50 s/d
12 SR:HU 80:20 70 30
70:30 80:20
13 Cakupan pelayanan*) 90**) 90**) 90**) 90**) 70***)

*) : tergantung survei sosial ekonomi


**) : 60% perpipaan, 30% non perpipaan
***) : 25% perpipaan, 45% non perpipaan
Sumber: DPU Dirjen Cipta Karya, 1996

2.1.2. Kelompok PDAM Sragen


Unit pelanggan PDAM Sragen terbagi dalam berbagai kelompok per Sambungan
Rumah (SR), sebagai berikut:

1. Kelompok I Sosial
a. Sosial Umum (S1)
1) Hidrant umum
2) Pelanggan khusus yang ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi
3) Terminal air non nomrseil

b. Sosial Khusus (S2)


1) Panti asuhan
2) Yayasan-yayasan sosial
3) Tempat ibadah (yang instalasi airnya khusus untuk keperluan ibadah)
4) Pelanggan khusus yang ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi
10

2. Kelompok II Non Niaga


a. Rumah Tangga 1
Rumah Tangga dengan tipe <21 m2, rumah dengan fisik bangunan
sederhana, berlantai ubin, tanah yang berlokasi di komplek perumahan
perkampungan atau pedesaan.

b. Rumah Tangga 2
Rumah Tangga dengan tipe >21 m2, rumah dengan fisik bangunan
menengah, berlantai keramik, tanah yang berlokasi di komplek
perumahan, perkantoran atau perkampungan.

c. Rumah Tangga 3
1) Rumah berada pada prasarana jalan kabupaten/propinsi, rumah dengan
fisik bangunan mewah, berlokasi di perumahan, perkampungan atau
perkotaan.
2) Rumah yang berada di wilayah pengembangan pelayanan.
3) Rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan milik usaha untuk
menambah pendapatan:
a) Warung makan kecil (tanpa identitas nama usahanya)
b) Toko kecil (tanpa identitas nama usahanya)
c) Penjahit tidak mempunyai karyawan
d) Salon tidak mempunyai karyawan

3. Kelompok III Sekolah dan Instansi Pemerintah


a. Sekolahan (IP1)
1) Play group
2) Taman kanak-kanak (TK)
3) Sekolah Dasar (SD) atau sederajat
4) Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat
5) Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat
11

6) Perguruan Tinggi (Akademi, Institut, Sekolah Tinggi, Universitas) atau


sederajat.
b. Pemerintahan (IP2)
1) Sarana instansi pemerintah
2) Kantor-kantor pemerintah
3) Markas/kantor angkatan bersenjata dan kepolisian
4) Kolam renang milik pemerintah
5) Asrama TNI/Polri
6) Asrama/rumah dinas milik pemerintah

4. Kelompok IV Niaga
a. Niaga Kecil
1) BUMD
2) Kamar mandi/MCK yang dikomersilkan
3) Praktek dokter (umum, spesialis, gigi, hewan)
4) Kantor profesi (Notaris, PPAT, Pengacara, Penasehat Hukum,
Akuntan Publik, Psikolog, Konsultan Tanah, Konsultan Pajak,
Kontraktor, Konsultan Bangunan)
5) Lembaga/yayasan/organisisi non sosial
6) Rumah makan
7) Praktek bidan
8) Apotik dan toko obat
9) Toko
10) Salon, rias penganten, potong rambut
11) Asrama/kost
12) Studio photo
13) Optical
14) Losmen
15) Gedung olah raga
16) Stasiun radio swasta
17) Katering
18) Panti pijat
12

19) Penjahit yang memepunyai karyawan


20) Sanggar kebugaran
21) Agen travel, bus, kereta api, pesawat terbang
22) Bengkel dan tempat cucian sepeda motor, warnet
23) Warung
24) Sanggar seni lukis
25) Peternak kecil
26) Penggilingan padi
27) Kios
28) Usaha-usaha lain yang sejenis

b. Niaga Besar
1) BUMN
2) Kantor Instansi Swasta (Bank, Asuransi, Koperasi, Lembaga
Pembiayaan/Leasing, Developer, Pemasaran, Distibutor)
3) Badan usaha swasta baik badan yang tidak berbentuk Badan Hukum
maupun yang berbentuk Badan Hukum
4) Dealer sepeda motor dan dealer mobil
5) Rumah sakit dan klinik swasta
6) Hotel berbintang
7) Restaurant
8) Balai pengobatan
9) Laboratorium swasta
10) Bengkel dan tempat cucian mobil
11) Pompa bensin (SPBU)
12) Toserba, Supermarket, Plaza, Swalayan, Mall, Mega Mall, Super Mall.
13) Usaha air minum isi ulang
14) Kolam renang swasta
15) Pedagang besar (distributor)
16) Pengrajin kayu
17) Gedung pertemuan
18) Kerajinan tangan yang menembus pasar nasional
13

19) Kerajinan rumah tangga yang menembus pasar nasional


20) Usaha-usaha lain yang sejenis
5. Kelompok V Industri
a. Industri Kecil
1) Perternakan besar
2) Kerajinan tangan yang menembus pasar internasional
3) Kerajinan rumah tangga yang menembus pasar internasional
4) Usaha-usaha lain yang sejenis

b. Industri Besar
1) Pabrik kendaraan
2) Pabrik kimia
3) Pertambangan
4) Perkayuan
5) Pembuatan kapal
6) Pabrik minuman
7) Pabrik air mineral
8) Pabrik es
9) Pabrik gula
10) Pabrik tekstil
11) Usaha-usaha lain yang sejenis

Berikut Tabel 2.4. Data Pelanggan PDAM Sragen yang dikategorikan dalam
beberapa kelompok.

Tabel 2.4. Tabel Data Kategori Pelanggan PDAM Sragen


No. Kategori PDAM Kategori Perencanaan Simbol
I SOSIAL
Sosial umum kran umum dan non domestik Sb, Kn, Sr
Sosial khusus non domestik Kn, Sr
II NON NIAGA
Rumah tangga 1 domestik S1, Sr
14

Rumah tangga 2 domestik S1, Sr


Rumah tangga 3 domestik S1, Sr
III SEKOLAH DAN PEMERINTAHAN
Sekolahan (IP1) non domestik Kn, Sr
Instansi pemerintahan (IP2) non domestik Kn, Sr
IV NIAGA
Niaga kecil non domestik Kn, Sr
Niaga besar non domestik Kn, Sr
V INDUSTRI
Industri kecil non domestik Kn, Sr
Industri besar non domestik Kn, Sr
Sumber: PDAM Sragen , 2009

2.1.3. Sistem Distribusi Air Minum

Komponen sistem distribusi terdiri atas berbagai komponen antara lain:


1. Komponen sistem penyediaan air minum

Dilihat dari bentuk dan tekniknya, dapat dibedakan menjadi 2 macam sistem
antara lain:
a. Penyediaan air minum individual (Individual Water Supply System) adalah
sistem penggunaan individual dan untuk pelayanan terbatas. Sistem bentuk ini
pada umumnya sangat sederhana mulai dari sistem yang hanya terdiri dari satu
sumber saja sebagai sistem, seperti halnya sumur yang digunakan dalam
rumah tangga.
b. Penyediaan air minum komunitas/perkotaan (Public Water Supply System)
adalah suatu sistem komunitas, dan untuk pelayanan yang menyeluruh berikut
keperluan domestik, perkotaan maupun industri.

Sistem pada umumnya merupakan sistem yang mempunyai kelengkapan


komponen yang menyeluruh dan kadang sangat kompleks, baik dilihat dari sudut
teknik maupun sifat pelayanannya, mungkin merupakan sistem yang
15

mempergunakan satu atau lebih sumber dalam melayani satu atau beberapa
komunitas dengan pelayanan yang berbeda pula.

2. Sistem sumber air bersih

Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus diperhatikan persyaratan
utama yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan biaya yang murah dalam
proses pengambilan sampai pada proses pengolahannya. Beberapa sumber baku
yang dapat digunakan untuk menyediakan air bersih dikelompokkan sebagai
berikut:

a. Air hujan
Air hujan disebut juga dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air hujan
adalah sebagi berikut:
1) Pada saat uap air terkondensi menjadi hujan, maka air hujan merupakan air
murni (H2O), oleh karena itu air hujan yang jatuh ke bumi mengandung
mineral relatif rendah yang bersifat lunak.
2) Gas-gas yang ada di atmosfir umumnya larut dalam butir-butir air hujan
terkontaminasi dengan gas seperti CO2, menjadi agresif. Air hujan yang
beraksi dengan gas SO2 dari daerah vulkanik atau daerah industri akan
menghasilkan senyawa asam (H2SO4), sehingga dikenal dengan acid rain
yang bersifat asam atau agresif.
3) Kontaminan lainnya adalah partikel padat seperti : debu, asap, partikel cair,
mikroorganisme seperti virus, bakteri.

Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada tinggi rendahnya curah hujan,
sehingga air hujan tidak bias mencukupi persediaan air bersih karena jumlahnya
fluktuatif. Begitu pula jika dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat
digunakan secara terus menerus karena tergantung pada musim. Gambar 2.1.
dibawah ini memperlihatkan siklus hidrologi.
16

Gambar 2.1. Siklus Hidrologi

b. Air permukaan
Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber penyediaan air bersih
adalah:
1) Air waduk (berasal dari air hujan dan air sungai)
2) Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)
3) Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air)

Pada umumnya air permukaan telah terkontminasi oleh zat-zat yang berbahaya
bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi oleh masyarakat yang ada di Indonesia, secara umum dapat
digolongkan menjadi:

Menurut Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, (1984). Sumber air
terdiri dari:
1) Air permukaan dengan tingkat kekeruhan tinggi
2) Air permukaan dengan tingkat kekeruhan rendah sampai sedang
3) Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang temporer
4) Air permukaan dengan kandungan warna sedang sampai tinggi
5) Air permukaan dengan tingkat kesadahan tinggi
6) Air permukaan dengan tingkat kesadahan rendah.
17

Air permukaan adalah air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk
kolan atau danau gambar 2.2. dibawah ini memperlihatkan air permukaan yang
berasal dari sungai.

Gambar 2.2. Air permukaan

c. Mata air
Air dalam tanah mengalir pada lapisan tanah berpasir atau bebatuan, mengalir
melalui celah lapisan batu. Bila aliran ini terhalang oleh suatu lapisan kedap air
(seperti tanah liat, tanah padat, batu atau cadas), maka akan mengalir dan muncul
ke permukaan tanah. Dalam segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai
sebagai air baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan
tanah akibat tekanan, pada umumnya mata air cukup jernih dan tidak mengandung
zat padat tersuspensi atau tumbuh-tumbuhan mati, karena mata air melalui proses
penyaringan alami dimana lapisan tanah atau batuan menjadi media penyaring.
Gambar 2.3. dibawah ini memperlihatkan mata air yang berasal dari celah
bebatuan.
18

Gambar 2.3. Mata Air

d. Air tanah
Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air
melewati lapisan-lapisan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan air tanah
dapat tercemar oleh zat-zat seperti Fe, Mn dan kesadahan yang terbawa oleh aliran
permukaan tanah. Gambar 2.4. dibawah ini memeperlihatkan penggambilan air
tanah dengan menggunakan pompa:

Gambar 2.4. Air Tanah

3. Berbagai macam sistem distribusi


19

a. Reservoir
Reservoir adalah tangki yang terletak pada permukaan tanah maupun diatas
permukaan tanah yang berupa tower air baik untuk sistem gravitasi ataupun
pemompaan yang mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1) Penyimpanan, berfungsi untuk:
a) Melayani fluktuasi pemakaian per jam
b) Cadangan air untuk pemadam kebakaran
c) Pelayanan dalam keadaan darurat, diakibatkan oleh terputusnya sumber
pada transmisi, ataupun terjadinya kerusakan atau gangguan pada suatu
bangunan pengolahan air.
2) Pemerataan aliran dan tekanan akibat variasi pemakaian di dalam daerah
distribusi.
3) Sebagai distributor pusat atau sumber pelayanan dalam daerah distribusi.
Lokasi reservoir tergantung dari sumber topografi. Penempatan reservoir
mempengaruhi system pengaliran distribusi, yaitu dengan gravitasi, pemompaan,
atau kombinasi gravitasi pemompaan. Gambar 2.5. dibawah ini memeperlihatkan
reservoir yang terletak diatas permukaan tanah atau dengan menggunakan tower
air yang kemudian didistribusikan kependuduk:

Gambar 2.5. Reservoir

b. Sistem perpipaan distribusi


Adalah sistem yang mampu membagikan air pada setiap konsumen dengan
berbagai cara, baik dalam bentuk sambungan langsung rumah (house connection)
20

atau sambungan melalui kran (public tap). Gambar 2.6. dibawah ini
memeperlihatkan sistem perpipaan yang sangat panjang dapat menghubungkan
distribusi air dari hulu ke hilir melewati dataran yang berliku-liku:

Gambar 2.6. Sistem perpipaan


Perpipaan distribusi menyampaikan air ke masyarakat konsumen. Ada beberapa
pola sistem jaringan distribusi, yaitu:
1) Sistem cabang (branch)
Merupakan sistem sirip cabang pohon. Sistem perpipaan ada akhirnya (bagian
ujung). Tapping untuk suplai ke bangunan dapat diperoleh dari cabang utama
kecil (sub-mains) yang dihubungkan oleh pipa mains (secondary feeders). Pipa
mains dihubungkan ke pipa utama (trunk lines/primary feeders). Aliran dalam
perpipaan cabang selalu sama, yang mempunyai keuntungan dan kerugian yang
berbeda-beda yaitu:
a) Keuntungan:
a) Pendistribusian sangat sederhana
b) Perencanaan pipa mudah
c) Ukuran pipa merupakan ukuran yang ekonomis

b) Kerugian:
(1) Endapan dapat berkumpul karena aliran diam bila flushing tidak
dilakukan, sehingga dapat menimbulkan bau dan rasa.
21

(2) Bila ada bagian yang diperbaiki, bagian bawahnya tidak akan mendapat
air.
(3) Tekanan berkurang bila area pelayanan bertambah.

2) Sistem loop/grid
Merupakan sistem perpipaan yang tidak ada ujungnya. Air mengalir lebih dari
satu arah, yang mempunyai keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda yaitu:
a) Keuntungan:
a) Air mengalir dengan arah bebas, tidak ada aliran diam.
b) Perbaikan pipa tidak akan menyebabkan daerah lain tidak kebagian air,
karena ada aliran dari arah lain.
c) Pengaruh karena variasi/fluktuasi pemakaian air dapat dikurangi
(minimal).

b) Kerugian:
(1) Perhitungan perpipaan lebih kompleks
(2) Diperlukan lebih banyak pipa dan perlengkapannya (fittings).

4. Tekanan air dalam sistem jaringan distribusi


Tekanan air dalam suatu sistem jaringan distribusi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
a. Kecepatan aliran
b. Diameter pipa
c. Perbedaan ketinggian pipa
d. Jenis dan umur pipa
e. Panjang pipa

Dalam pendistribusian air bersih tekanan air juga bisa mengalami penurunan.
Penyebab terjadinya penurunan tekanan adalah:
a. Terjadinya gesekan antara aliran air dengan dinding pipa
22

b. Jangkauan pelayanan.
c. Kebocoran pipa
d. Konsumen menggunakan mesin hisap (pompa)

2.2. Dasar Teori

2.2.1. Perkiraan Jumlah Penduduk

Proyeksi jumlah penduduk adalah menentukan perkiraan jumlah penduduk pada


beberapa tahun mendatang, sesuai dengan periode perencanaan yang diinginkan.
Data yang diperlukan adalah jumlah penduduk maupun presentase pertambahan
jumlah penduduk yang ada selama 10 tahun terakhir, serta rata-rata kenaikan
jumlah penduduk selama 10 tahun terakhir tersebut.
Rumus proyeksi penduduk yang biasa dipakai adalah metode Geometrik, Metode
Logaritmik dan Metode Regresi Linear yang dijelaskan pada rumus dibawah ini.

1. Metode Geometrik
Pn = Po (1 + p)n...........................................................................
2.1.
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n (jiwa)
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)
p = Presentase pertumbuhan rata-rata (%)
n = Tahun ke n-tahun dasar

Dengan koefisien korelasi (r),


nSXi ln Yi - SXi (S ln Yi)
r = ................. 2.2.
[n(SXi ) - (SXi ) 2 ][ n(S ln Yi 2 ) - (S ln Yi) 2 ]
2

2. Metode Logaritmik
Y = a + bX ............................................................................ 2.3.
23

1
a = (SYi - bS ln Xi )
n
b = S(Yi ln Xi )

Dengan koefisien korelasi (r),


nSXi ln Yi - SXi (S ln Yi)
r = ................. 2.4.
[n(SXi 2 ) - (SXi ) 2 ][ n(S ln Yi 2 ) - (S ln Yi) 2 ]

3. Metode Regresi Linier


Y = a + bX ................................................................................ 2.5.
SXi 2 SYi - SXiS( XiYi)
a=
n. Xi 2 - ( Xi ) 2
n. ( XiYi) - SXiSYi
b=
n. Xi 2 - ( Xi ) 2

Rumus standar deviasi untuk ketiga metode di atas sebagai berikut :

s=
( Xi - X ) 2

, .................(2.6)
n
dengan; s = standar deviasi,
Xi = variabel indipenden X (jumlah penduduk),
X = rata-rata jumlah penduduk,
n = jumlah data

Dari tiga metode tersebut yang standart deviasinya paling kecil dapat menjadi
acuan dalam perencanaan perkiraan jumlah penduduk.
24

2.2.2. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih

Sesuai dengan Millinium Development Goals (MDGs) pedoman yang perlu


diketahui selain proyeksi jumlah penduduk dalam memprediksi jumlah kebutuhan
air bersih adalah:
1. Tingkat pelayanan masyarakat
Cakupan pelayanan air bersih kepada masyarakat rata-rata tingkat nasional adalah
80% dari jumlah penduduk, dengan rumus:
Cp=80%xPn................................................................................ 2.7.
Dimana:
Cp = Cakupan pelayanan air bersih (liter/detik)
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n proyeksi (jiwa)

2. Pelayanan sambungan rumah


Jumlah penduduk yang mendapat air bersih melalui sambungan rumah adalah,
dengan rumus:
Sl=80%xCp................................................................................. 2.8.
Dimana:
Sl = Konsumsi air dengan sambungan rumah (liter/detik)
Cp = Cakupan pelayanan air bersih (liter/detik)

3. Sambungan tak langsung atau sambungan bak umum


Sambungan tak langsung atau sambungan bak umum adalah sambungan untuk
melayani penduduk tidak mampu dimana sebuah bak umum dapat melayani
kurang lebih 100 jiwa atau sekitar 20 keluarga. Jumlah penduduk yang
mendapatkan air bersih melalui sambungan tak langsung atau bak umum dihitung
dengan rumus:
Sb=20%xCp................................................................................ 2.9.
Dimana:
Sb = Konsumsi air bak umum (liter/detik)
Cp = Cakupan pelayanan air bersih (liter/detik)
25

4. Konsumsi air bersih


Konsumsi kebutuhan air bersih sesuai dengan Departemen Pemukiman dan
Prasarana Wilayah, 2002 diasumsikan sebagai berikut:
a. Konsumsi air bersih untuk sambungan rumah/sambungan langsung sebanyak
140 liter/orang/hari.
b. Konsumsi air bersih untuk sambungan tak langsung/bak umum untuk
masyarakat kurang mampu sebanyak 30 liter/orang/hari.
c. Konsumsi air bersih non rumah tangga (kantor, sekolahan, tempat ibadah,
industri, pemadam kebakaran dan lain-lain) ditentukan sebesar 15% dari
jumlah pemakaian air untuk sambungan rumah dan bak umum dengan rumus:
Kn=15%x(Sl+Sb)...................................................................... 2.10.

Dimana:
Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga (liter/detik)
Sl = Konsumsi air dengan sambungan rumah (liter/detik)
Sb = Konsumsi air bak umum (liter/detik)

5. Kehilangan air
Kehilangan air diasumsikan sebesar 20% dari total kebutuhan air bersih, perkiraan
kehilangan jumlah air ini disebabkan adanya sambungan pipa yang bocor, pipa
yang retak dan akibat kurang sempurnanya waktu pemasangan, pencucian pipa,
kerusakan water meter, pelimpah air di menara air dan lain-lain, dengan rumus:
Lo=20%xPr.............................................................................. 2.11.
Dimana:
Lo = Kehilangan air (liter/detik)
Pr = Produksi air (liter/detik)

6. Analisis kebutuhan air PDAM


Analisis produksi air total yang dibutuhkan oleh PDAM adalah jumlah konsumsi
air sambungan langsung ditambah dengan konsumsi air dari bak umum dan
26

konsumsi air untuk non rumah tangga kemudian dijumlahkan dengan kehilangan
air akibat kebocoran pipa atau pengglontoran air, dengan rumus:
Pr=Sl + Sb + Kn + Lo................................................................ 2.12.
Dimana:
Pr = Produksi air (liter/detik)
Sl = Konsumsi air dengan sambungan rumah (liter/detik)
Sb = Konsumsi air bak umum (liter/detik)
Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga (liter/detik)
Lo = Kehilangan air (liter/detik)

7. Analisis kebutuhan harian maksimum


Kebutuhan harian maksimum adalah banyaknya air yang dibutuhkan terbesar
dalam satu tahun. Kebutuhan air pada harian maksimum digunakan untuk
mengetahui berapa kapasitas pengolahan (produksi) dan dihitung berdasarkan
kebutuhan air rata-rata sebagai berikut:
Ss=f1xSr..................................................................................... 2.13.
Dimana:
Ss = Kebutuhan harian maksimum (liter/detik)
Sr = Jumlah total kebutuhan air domestik dan non domestik
(liter/detik)
f1 = Faktor maksimum day PDAM Sragen

8. Analisis pemakaian air pada waktu jam puncak


Pemakaian air pada waktu jam puncak adalah pemakaian air tertinggi pada jam-
jam tertentu dalam satu hari. Kebutuhan air pada waktu jam puncak digunakan
untuk mengetahui beberapa kapasitas distribusi dari besarnya diameter pipa dan
dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-rata sebagai berikut:
Debit waktu puncak=f2xSr......................................................... 2.14.
Dimana:
Sr = Jumlah total kebutuhan air domestik dan non domestik
(liter/detik)
f2 = Faktor peak hour PDAM Sragen
27

2.2.3. Teori Aliran Air dalam Pipa

Pengukuran aliran air dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1. Aliran gravitasi
Aliran gravitasi adalah suatu aliran air yang terjadi dari tempat yang tinggi lalu di
alirkan ke tempat yang lebih rendah. Tekanan air disetiap titik agar dipertahankan
minimum 1 bar.

Pada aliran gravitasi terdapat kehilangan energi yang diakibatkan karena


perbedaan ketinggian pada suatu daerah, aliran ini dianggap lebih ekonomis
dibandingkan jenis aliran lainnya. Di bawah ini menggambarkan kehilangan
energi menurut HAZEN WILLIAM pada gambar 2.7. kehilangan energi di bawah
ini.

A
Tanah asli

Pipa H

B
L

Gambar 2.7. Kehilangan Energi

hL = hf + hm ............................................................................. 2.15.
Dimana:
hL = Kehilangan energi total
hf = Gesekan air dengan pipa selama pengaliran (major losses)
28

hm = Perubahan besar dan arah kecepatan aliran selama perjalanan


(minor losses)
hm 0
hL = hf
Berdasarkan aliran kontinuitas debit (Q) yang keluar sama dengan luas
penampang (A) dikalikan kecepatan (v) atau dapat dijadikan rumus:
Q = A . v.................................................................................. 2.16.

V dan Q menurut HAZEN WILLIAM untuk satuan matrik adalah:


V = 0,849 x C x (0,25D)0,63 x S0,54 .... 2.17.

Dimana:
V = Kecepatan aliran (meter/detik)
C = Faktor kekasaran pipa
D = Diameter pipa (meter)
S = Kemiringan hidrolis (meter)
Dengan kemiringan hidrolis hf / L

Q = 0,2785 x C x D2,63 x S0,54 ................................................ 2.18.


Dimana:
Q = Debit (m3 / detik)
C = Faktor kekasaran pipa
D = Diameter pipa (meter)
S = Kemiringan hidrolis (meter)
Dengan kemiringan hidrolis hf / L

2. Aliran pompa
Aliran pompa adalah suatu aliran air yang terjadi akibat tekanan yang lebih tinggi
pada bagian atas, dengan fungsi untuk mendapatkan tekanan yang lebih tinggi
sehingga dapat menaikkan air dari elevasi yang lebih rendah.
29

Pompa air adalah suatu alat untuk menambah tenaga dari pada air, dengan adanya
pompa air tersebut tenaga persatuan berat air akan bertambah pada gambar 2.8.
pompa air dibawah ini.

Resevoir
Aliran air

H
Pompa

Gambar 2.8. Pompa Air

Persamaan Bernoulli pada titik 1 dan 2 didapatkan rumus sebagai berikut:


2 2
p V p V
z1 + 1 + 1 + hp = z 2 + 2 + 2 + h .................................... 2.19.
g 2g g 2g
Dimana:
hp = Pertambahan tenaga persatuan berat air yang diberikan oleh
pompa (meter)
h = Tenaga yang hilang (meter)

2.2.4. Teori Pengukuran Debit Saluran

Dalam pengukuran debit saluran dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai


berikut:
1. Alat Pengukur Debit Cipoletti
30

Alat Pengukur Debit Cipoletti adalah suatu alat pengukur debit yang berdasar
peluapan sempurna dengan ambang tipis. Alat ukur debit ini digunakan untuk
mengukur debit saluran yang tidak begitu besar, dan biasa dipakai pada saluran
yang langsung ke sawah.

Alat ini sesuai dipakai dipegunungan dimana telah mempunyai kemiringan yang
cukup besar, fungsi alat disamping sebagai sebagai alat ukur juga sebagai
bangunan terjunan. Biasanya saluran yang diukur berbentuk trapesium dan dasar
alat ukur pada gambar 2.9. ini adalah peluap segi empat dengan kontraksi
samping.

H H

Gambar 2.9. Sekat Cipoletti

Oleh Cipoletti diadakan penyelidikan supaya pengaruh kontraksi tepi dapat


dihilangkan. Untuk itu dibuat peluap dengan bentuk trapesium dengan kemiringan
vertikal:horisontal = 4:1, sehingga apabila H naik akan diimbangi dengan
bertambahnya lebar permukaan air.

3
Q = 1,86 B.H 2
........................................................................... 2.20.
Dimana:
Q = Debit (m3 / detik)
B = Lebar saluran (meter)
H = Tinggi air dari dasar saluran (meter)
31

Syarat-syarat supaya rumus tersebut diatas dapat berlaku sempurna jika:


a. H tidak boleh lebih dari 60 cm
b. Tebal ambang 0,1 H
c. Panjang peluap (B) 3 H
d. Tinggi peluapan (H) diambil jarak 3 H di sebelah hulu
e. Diambil 2 H
f. Peluapan sempurna, arus lepas
g. Kecepatan datang arus kecil
h. Tinggi ambang diambil 3 H (P)

Pada gambar 2.10. dibawah ini memperlihatkan syarat-syarat alat ukur debit
Cipoletti agar dapat berlaku sempurna.

1:4 H
P
L B

Gambar 2.10. Syarat Alat Ukur Debit

2. Alat Pengukur Debit Romyn


Alat Ukur Debit Romyn adalah pengukur debit yang berdasarkan peluapan
sempurna ambang lebar yang dapat dijelsakan pada gambar 2.11. dibawah ini:
32

30 cm 30 cm
H
H1
2/3 H

Plat baja

r
R

Gambar 2.11. Alat Ukur Debit Romyn

Dengan:
R = 80 cm
R = 10 cm
H1 = 2/3 H

Keuntungan alat ukur ini:


a. Rumus Bundchu tidak berubah
Q = m.b.d . g.d ......................................................................... 2.21.
Dimana:
m =1
d = 2/3 H
H1 2/3 H

b. Kadang-kadang dalam praktek pada keadaan H1 5/6 H, air di bagian hilir


belum mempengaruhi d sehingga rumus tersebut diatas masih dapat dipakai.
Dengan demikian kehilangan tenaga pada alat ukur ini relatif kecil dan sesuai
untuk dearah dataran rendah. Pada alat ukur debit Cipoletti kehilangan tinggi
air minimum.
33

c. Alat ukur ini sekaligus dapat dipakai sebagai pintu air, karena alat ini dapat
digerakkan keatas dan kebawah. Tinggi peluapan (H) sebaik-baiknya dibaca
pada suatu kolam yang tidak dipengaruhi gelombang.

3. Alat Pengukur Debit Thomson


Alat Ukur Debit Romyn adalah pengukur debit yang berdasarkan peluapan
sempurna ambang tipis berbentuk segi tiga siku-siku. Alat ukur ini kecil, biasa
dipergunakan pada laboratorium atau perkebunan tebu. Gambar 2.12. dibawah ini
dapat menjelaskan Alat Ukur Debit Thomson.

Gambar 2.12. Alat Ukur Debit Thomson

5
Q = 1,40.H 2
............................................................................. 2.22.
Dimana:
Q = Debit (m3 / detik)
H = Tinggi saluran (meter)
= 900
b = 2.H
C = 0,60
g = 9,81 m/s2
4. Alat Pengukur Debit Rehboch
Alat Ukur Debit Romyn adalah pengukur debit yang berdasarkan peluapan
sempurna arus lepas tanpa kontraksi tepi. Dinding saluran (vertikal) dibuat licin
dan diusahakan lebar saluran sama dengan panjang ambang. Gambar 2.13.
dibawah ini dapat menjelaskan Alat Ukur Debit Rehboch.
34

b
P

Lubang untuk menjamin


supaya terjadi arus lepas

Alat ukur ini hanya sesuai dipakai di laboratorium, dan rumus dibawah ini
disajikan oleh Rehboch:
H1 3
Q = (1,782 + 0,24 ).b.H 1 2 .................................................... 2.23.
P
Dimana: H1 = H + 0,0011

5. Metode Pembubuhan Garam


Metode ini bisa dipergunakan pada keadaan dimana badan air mudah didekati
pada dualokasi yang berjarak 30 m, dan aliran dibagian hulu bersifat turbulen
(bergejolak). Garam yang sudah dilarutkan di dalam seember air, ditumpahkan
dibagian hulu aliran.

Keadaan aliran yang bergejolak dan jarak antara dua titik pengamatan di hulu dan
di hilir harus cukup menjamin terjadinya pencampuran garam yang merata
diseluruh penampang aliran. Pada bagian hilir EC (Electrical Conductivity) atau
Daya Hantar Listrik diukur setiap 15 detik, dan hasilnya dicatat pada tabel.
Ketika larutan garam seluruhnya telah melewati titik pengamatan di bagian hilir,
EC akan kembali kedalam normal. EC nilainya akan naik pada saat awal
pengukuran. Setelah dikurangi oleh nilai EC dari air, maka nilai EC inilah yang
digunakan untuk menentukan debit aliran.
35

2,1S
Q= .................................................................................... 2.24.
E.t
Dimana:
Q = Debit (m3 / detik)
S = Berat kering NaCl (mg)
E = Jumlah total E (S/cm)
t = Selang waktu antara dua pengukuran yang berurutan (detik)

6. Metode Sederhana Pengukuran Debit


Pengukuran debit dengan cara sederhana dapat dibedakan dalam 2 macam metode
,yaitu:
a. Metode Ember
Metode ini hanya bisa digunakan bila seluruh aliran air bisa ditampung dalam
wadah atau ember tertentu, misalnya air yang keluar dari mata air melalui sebuah
pipa dengan catatan ember atau wadah lainnya yang volumenya diketahui dengan
stop watch. Langkah-langkah cara pengukuran sederhana melalui ember yaitu:
1) Hidupkan stop watch tepat pada saat ember atau wadah yang disimpan untuk
menampung air.
2) Matikan stop watch tepat pada saat ember atau wadah terisi penuh.
Cara perhitiungan pengukuran debit dengan ember adalah sebagai berikut:
V
Q= ........................................................................................ 2.25.
t
Dimana:
Q = Debit (liter/detik)
V = Volume ember atau wadah (liter)
t = Waktu (detik)
b. Metode Benda Apung
Pengukuran melalui Metode Benda Apung dapat terjadi jika pada lokasi yang baik
pada beban air dengan lebar, kedalaman dan kecepatan yang dianggap tetap
sepanjang 2 meter. Disamping itu juga harus diperhatikan agar tidak ada
rintangan, halangan atau gangguan lainnya sampai tempat pengamatan dihilir.
36

Cara pengukuran debit dengan Metode Ember yaitu pertama jatuhkan daun
ditengah sungai, pada bagian hulu bersamaan dengan itu hidupkan stop watch.
Kemudian hentikan stop watch manakala daun melewati titik pengamatan dihilir,
disamping itu juga jarak antara bagian hulu dan bagian hilir juga harus diukur.
Terakhir ukur kedalaman air pada beberapa titik penampang aliran, juga lebar
penampang tersebut.

Cara perhitiungan pengukuran debit dengan benda apung adalah sebagai berikut:
Q = A.V.................................................................................... 2.26.
Dimana:
Q = Debit (liter/detik)
A = Luas penampang (meter)
v = Kecepatan aliran (meter/detik)
37

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif studi untuk mengetahui potensi-
potensi sumber air di Kabupaten Sragen, untuk memenuhi kebutuhan air di
Kabupaten Sragen pada tahun 2025.

3.2. Variabel Penelitian


Variabel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jumlah sumber air, debit air,
jumlah penduduk.

3.3. Teknik Pengumpulan Data


3.3.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dimaksud untuk mempermudah jalanya penelitian, seperti :
pengumpulan data, analisis, penyusunan laporan.
Tahap persiapan meliputi :
a). Studi Pustaka
Studi pustaka dimaksudkan untuk memberikan arahan dan wawasan sehingga38
mepermudah dalam pengumpulan data, analisis maupun dalam penyusunan hasil
penelitian.

b). Pembuatan Proposal


Pembuatan proposal dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara tertulis
37
mengenai tujuan, rencana, serta langkah-langkah yang akan diambil dalam
pelaksanaan penelitian.

3.3.2. Pengumpulan Data


38

Metode pengumpulan data dalam studi kasus ini diperoleh melalui studi literatur
serta menggunakan data yang dimiliki oleh instansi terkait dalam hal ini adalah
Kabupaten Sragen dan PDAM Sragen sebagai pembanding dan pelengkap.
Adapun data tersebut :
1). Data debit air di Kabupaten Sragen.
2). Data jumlah penduduk di Kabupaten Sragen.
3). Data jumlah penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sragen.

3.4. Analisis Data

Untuk menganalisa jumlah penduduk pada tahun 2025 menggunakan tiga metode
yaitu Metode Aritmatik, Logaritmik dan Regresi Linear. Dari ketiga metode diatas
diambil metode yang standart deviasi yang paling kecil. Langkah selanjutnya 39
adalah mengolah data tersebut sehingga didapat kebutuhan air pada tahun 2025
kemudian dengan deskriptif kuantitatif membandingkan kebutuhan air tersebut
dengan debit sumber air.

3.5. Metode Penelitian

Pada tahap analisis data dilakukan dengan menghitung data yang ada, untuk
mencari laju perubahan dari masing-masing jenis pelanggan PDAM Sragen. Data
yang diperlukan yaitu pertumbuhan penduduk, data debit dari berbagai sumber air
dan elevasi dari semua kecamatan di Sragen, kemudian data tersebut dianalisis
menggunakan rumus-rumus untuk membandingkan besarnya potensi sumber air
dengan kebutuhan masyarakat sekitar pada tahun 2025 mendatang. Hasil analisis
tersebut disesuaikan dengan kemampuan potensi air yang ada di Sragen,
kemudian dimasukkan dalam saran. Untuk mempermudah analisis digunakan
diagram alur sebagai berikut:
39

Mulai

Pengumpulan data jumlah Pengumpulan data debit


penduduk 10 tahun sumber air dan data
terakhir dan jumlah elevasi dari berbagai
penduduk disetiap kecamatan
kecamatan

Analisis pertumbuhan
jumlah penduduk 10 tahun
terakhir

Prediksi pertumbuhan
penduduk pada tahun 2025

Kebutuhan air pada tahun


2025

Membandingkan
kebutuhan air pada
tahun 2025 dengan
debit air

Kesinpulan dan Selesai


saran

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian


40

BAB 4
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengumpulan Data

4.1.1. Data jumlah penduduk Kabupaten Sragen dari tahun 1999-2008

Hasil pengumpulan data di lapangan ditemukan bahwa data jumlah penduduk 10


tahun terakhir Kabupaten Sragen dari tahun 1999-2008 dapat dilihat pada tebel
4.1. dibawah ini:

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Sragen


Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk
Tahun Tahun
(jiwa) (jiwa)
1999 844391 2004 855244
2000 847231 2005 858266
2001 849441 2006 863914
2002 851583 2007 872964
2003 853711 2008 876858
Sumber: Badan Pusat Statistik, Kabupaten Sragen

4.1.2. Data jumlah penduduk per Kecamatan

Sedangkan hasil pengumpulan data di lapangan ditemukan bahwa data jumlah


penduduk 5 tahun terakhir diseluruh Kecamatan di Kabupaten Sragen dari tahun
2004-2008 dapat dilihat pada tebel 4.2. dibawah ini.

41
41

Tabel 4.2. Jumlah Penduduk per Kecamatan


Jumlah Penduduk (jiwa)
No. Kecamatan
2004 2005 2006 2007 2008
1 Kalijambe 45323 45537 45939 46167 46223
2 Plupuh 45479 45702 46041 48597 48720
3 Masaran 64680 64623 64704 64823 64985
4 Kedawung 55260 55443 57922 58233 58486
5 Sambirejo 37007 37061 36978 39962 39948
6 Gondang 42493 42476 42523 42523 43479
7 Sambung macan 43614 43597 43637 43778 43846
8 Ngrampal 36742 36613 36597 36532 36467
9 Karangmalang 56940 57029 57314 57665 57934
10 Sragen 64463 64936 64953 65451 65837
11 Sidoharjo 50498 50257 50836 51190 51199
12 Tanon 54264 54380 54581 54266 54301
13 Gemolong 44632 44866 45072 45263 46212
14 Miri 32231 32309 32317 32351 32404
15 Sumber lawang 44681 44756 44915 45192 45410
16 Mondokan 33683 33812 33939 34071 34186
17 Sukodono 30065 30205 30727 31175 31385
18 Gesi 20450 21583 21596 20676 20850
19 Tangen 26518 26669 26816 28090 28200
20 Jenar 26226 26409 26507 26663 26786

4.1.3. Data Sumber Air

Kabupaten Sragen mempunyai beberapa potensi air yang berguna untuk


mencukupi kebutuhan masyarakat Sragen, potensi sumber air di Kabupaten
Sragen dibedakan menjadi mata air dan sumur dalam yang mempunyai jumlah
sebanyak 25 sumber air. Oleh karena gambar potensi air sangat banyak maka mata
42

air dan sumur dalam menjadi gambaran untuk menyingkat gambar dan dapat
dilihatkan pada gambar 4.1. dan 4.2. dibawah ini

Gambar 4.1. Mata air Sambirejo

Gambar 4.2. Sumur dalam Ngablak

Kabupaten Sragen mempunyai beberapa potensi air yang dapat disajikan pada
tabel 4.3. dibawah ini.
43

Tabel 4.3. Data Sumber Air


Debit
No Sumber Air (liter/detik) Kode Jenis Sumber
1 PS I Gandil 20 SA1 Sumur Dalam
2 PS II Dulang 20 SA2 Sumur Dalam
PS III
3 Karangampah 20 SA3 Sumur Dalam
PS IV
4 Karangampah 25 SA4 Sumur Dalam
5 PS V Kedawung 20 SA5 Sumur Dalam
6 PS VII Candi 10 SA6 Sumur Dalam
7 PS VIII Kemangi 25 SA7 Sumur Dalam
8 PS IX Puro 77 SA8 Sumur Dalam
9 PS X Sragen 55 SA9 Sumur Dalam
10 PS XI Brambang 26 SA10 Sumur Dalam
11 PS XII Ngablak 60 SA11 Sumur Dalam
12 PS XIII Ngrampal 25 SA12 Sumur Dalam
13 PS XIV Dulang 80 SA13 Sumur Dalam
14 PS Sukodono 25 SA14 Sumur Dalam
15 PS Gemolong I - SA15 Sumur Dalam
16 PS Gemolong II 18 SA16 Sumur Dalam
17 PS Gemolong III 5 SA17 Sumur Dalam
18 PS Tanon 13 SA18 Sumur Dalam
19 PS Sumberlawang 16 SA19 Sumur Dalam
20 PS Masaran 15 SA20 Sumur Dalam
21 PS Sidoharjo 50 SA21 Sumur Dalam
22 PS Pengkok I 8 SA22 Sumur Dalam
23 PS Pengkok II 8 SA23 Sumur Dalam
24 PS Sambirejo I 20 SA24 Sumur Dalam
25 PS Sambirejo II 40 SA25 Mata Air
26 PS Gondang 30 SA26 Mata Air
27 PS Mojokerto 23 SA27 Sumur Dalam
PS
28 Sambungmacan 19 SA28 Sumur Dalam
Debit Total 753

4.2.Hasil Analisa Data

4.2.1. Prediksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sragen Tahun 2025


44

Dengan bertolak dari data penduduk tahun 1999 menghitung pertambahan jumlah
penduduk Kabupaten Sragen pada tahun 2025 sejak dari tahun 1999-2008 dengan
menggunakan Metode Geometrik, Metode Aritmatik, dan Metode Regresi Linier
berikut ini.

Rata-rata pertambahan penduduk dari tahun 1999-2008 adalah:

P08 - P99
Ka =
2008 - 1999
876858 - 844391
Ka =
9
Ka = 3607 jiwa/tahun

Jadi terjadi pertambahan penduduk dari tahun 1999 sampai tahun 2008 sebesar
3607 jiwa/tahun.

Persentase pertambahan penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sragen akan


disajikan ke dalam tabel 4.4. dibawah ini.

Tabel 4.4. Presentase Pertambahan Penduduk Kabupaten Sragen


Pertumbuhan
Tahun Jumlah penduduk
Jiwa %
1999 844391 - -
2000 847231 2840 0.335209642
2001 849441 2210 0.260171101
2002 851583 2142 0.251531559
2003 853711 2128 0.249264681
2004 855244 1533 0.179247092

Lanjutan Tabel 4.4.


Pertumbuhan
Tahun Jumlah penduduk
Jiwa %
2005 858266 3022 0.352105291
2006 863914 5648 0.653768778
45

2007 872964 9050 1.036697962


2008 876858 3894 0.444085587
jumlah 8573603 32467 3.762081694

Presentase pertambahan penduduk rata-rata per tahun:


Jumlah _ pertambahan
p=
tahun n - tahuno

3.762%
p =
9
p = 0.418%
Rumus proyeksi pertambahan pertambahan penduduk adalah sebagai berikut:
1. Metode Geometrik
Pn = Po (1 + p)n
P08 = P99 x (1+0.00418)(08-99)
P08 = P99 x (1.00418)9
P99 = P08 / (1+0.00418)9
P99 = 876858/ (1.00418)9
P99 = 844550 jiwa
2. Metode Aritmatik
Ka = 3607 jiwa/tahun
Pn = P08 = 876858 jiwa
Pn = Po + Ka x (Tn- To)
P99 = 876858 + 3607 x (08-99)
P99 = 909321 jiwa
3. Metode Regresi Linier
Y = a + bX
Y . X 2 - X . XY
a=
n. X 2 - ( X ) 2
n. XY - X . Y
b=
n. X 2 - ( X ) 2

Tabel 4.5. Metode Regresi Linier


Tahun Tahun ke Jumlah Penduduk X.Y X
46

(X) (Y)
1999 1 844391 844391 1
2000 2 847231 1694462 4
2001 3 849441 2548323 9
2002 4 851583 3406332 16
2003 5 853711 4268555 25
2004 6 855244 5131464 36
2005 7 858266 6007862 49
2006 8 863914 6911312 64
2007 9 872964 7856676 81
2008 10 876858 8768580 100
Jumlah 55 8573603 47437957 385

Dengan menggunakan rumus di atas maka besarnya a dan b dapat dihitung, yaitu:
Y . X 2 - X . XY
a =
n. X 2 - ( X ) 2
(8573603 x385) - (55 x 47437957)
a =
(10 x385) - (55) 2
a = 838484

n. XY - X . Y
b =
n. X 2 - ( X ) 2
(10 x 47437957) - (55 x8573603)
b =
(10 x385) - (55) 2
b = 3432
Y99 = a + b.(T99-T99)
Y99 = 838484 + 3432.(0)
Y99 = 838484 jiwa

Dengan cara perhitungan yang sama, hasil perhitungan mundur jumlah penduduk
selengkapnya disajikan dalam tabel 4.6. dibawah ini.

Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Mundur Jumlah Penduduk


Tahun Stastistik Jumlah Hasil Perhitungan Mundur
(X) Penduduk (Y) Geometrik Aritmatik Regresi Linier
47

1999 844391 844550 909321 838484


2000 847231 848080 905714 841916
2001 849441 851625 902107 845348
2002 851583 855185 898500 848780
2003 853711 858759 894893 852212
2004 855244 862349 891286 855644
2005 858266 865953 887679 859076
2006 863914 869573 884072 862508
2007 872964 873208 880465 865940
2008 876858 876858 876858 869372
Jumlah 8573603 8606140 8930895 8539280

Selanjutnya hasil deviasi standart perhitungan Aritmatik, Geometik, dan Regresi


Linier selengkapnya disajikan pada tabel lampiran.

Tabel 4.7. Hasil Deviasi Standart Perhitungan


Metode Standart Deviasi
Aritmatik 37201
Geometik 10812
Regresi Linier 10438

Hasil perhitungan standart deviasi memperlihatkan angka yang berbeda untuk


ketiga Metode Proyeksi. Angka terkecil adalah hasil perhitungan proyeksi dengan
metode Regresi Linear. Jadi untuk memperkirakan jumlah penduduk Kabupaten
Sragen pada tahun 2025 mendatang dipilih Metode Regresi Linear.

Jadi pada tahun 2025 jumlah penduduk Kabupaten Sragen dengan menggunakan
metode regresi linear dapat ditunjukkan dengan perhitungan dibawah ini.

Y2025= a + b.(T2025-T1999)
Y2025= 838484 + 3432.(26)
Y2025= 927716 jiwa
48

Dari persamaan di atas dapat dibuat grafik Regresi Linier Pada Gambar 4.3.
sebagai berikut :
Jumlah Penduduk

Tahun

Gambar 4.3. Grafik Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sragen tahun 1999-2025

4.2.2. Prediksi Pertumbuhan Penduduk per Kecamatan Tahun 2025

Pertambahan penduduk diseluruh kecamatan di Kabupaten Sragen dapat dianalisis


dengan mengunakan rumus geometrik dengan data jumlah penduduk yang didapat
dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen sejak tahun 2004-2008 dengan
prediksi pada tahun 2025.

Contoh perhitungan pertumbuhan penduduk per Kecamatan adalah sebagai


berikut:
1. Kecamatan Kalijambe

Tabel 4.8. Metode Regresi Linier Kecamatan Kalijambe


Jumlah
Tahun Tahun ke (X) X.Y X
Penduduk (Y)
2004 1 45323 45323 1
2005 2 45537 91074 4
2006 3 45939 137817 9
49

2007 4 46167 184668 16


2008 5 46223 231115 25
Jumlah 15 229189 689997 55

Dengan menggunakan rumus di atas maka besarnya a dan b dapat dihitung, yaitu:
Y . X 2 - X . XY
a =
n. X 2 - ( X ) 2
(229189 x55) - (15 x689997)
a =
(5 x55) - (15) 2
a = 45109

n. XY - X . Y
b =
n. X 2 - ( X ) 2
(5 x689997) - (15 x 229189)
b =
(5 x55) - (15) 2
b = 234
Y25 = a + b.(T25-T04)
Y99 = 45109 + 234.(21)
Y99 = 50023 jiwa

Dari persamaan di atas dapat dibuat grafik Regresi Linier Pada Gambar 4.4.
sebagai berikut :
Jumlah Penduduk

Tahun
50

Gambar 4.4. Grafik Pertumbuhan Penduduk Kec Kalijambe tahun 2004-2025

Selanjutnya jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten Sragen dengan cara


yang sama pada tahun 2025 akan disajikan ke dalam tabel 4.9. dibawah ini.

Tabel 4.9. Jumlah penduduk per kecamatan pada tahun 2025


Penduduk Penduduk
No Kecamatan No Kecamatan
(jiwa) (jiwa)
1 Kalijambe 50023 11 Sidoharjo 54999
2 Plupuh 63786 12 Tanon 54286
3 Masaran 66221 13 Gemolong 51612
4 Kedawung 73704 14 Miri 33021
5 Sambirejo 54001 15 Sumber lawang 48400
6 Gondang 46333 16 Mondokan 36215
7 Sambung macan 44855 17 Sukodono 37209
8 Ngrampal 35454 18 Gesi 20838
9 Karangmalang 62100 19 Tangen 35872
10 Sragen 71001 20 Jenar 28991

4.2.3. Prediksi kebutuhan air Kabupaten Sragen tahun 2025

Kebutuhan air di Kabupaten Sragen pada tahun 2025 akan mengalami


peningkatan, oleh sebab itu sebelum pertambahan kebutuhan air terjadi terlebih
dahulu diprediksi untuk melihat apakah potensi air di Kabupaten Sragen dapat
memenuhi kebutuhan dimasyarakat sekitar.

1. Kebutuhan air bersih domestik (SI)


Sl = 80% x Cp
Cp = 80% x Pn
Sl = 80% x (80% x Pn)
Sl = 80% x (80% x 927716 jiwa) x 140 liter/orang/hari
51

Sl = 83123354 liter/hari
Sl = 962.076 liter/detik

2. Kebutuhan sosial/umum (Sb)


Sb = 20% x Cp
Cp = 80% x Pn
Sb = 20% x (80% x Pn)
Sb = 20% x (80% x 927716 jiwa) x 140 liter/orang/hari
Sb = 20780838 liter/hari
Sb = 240.519 liter/detik

3. Kebutuhan air bersih non domestik (SI)


Kn = 15% x (Sl+Sb)
Kn = 15% x (962.076 + 240.519)
Kn = 180.389 liter/detik

4. Kehilangan air
Lo = 20% x Pr
Pr = Sl + Sb + Kn + Lo
Pr = Sl + Sb + Kn + 20% x Pr
80% Pr = Sl + Sb + Kn
Sl + Sb + Kn
Pr =
80%
962.076 + 240.519 + 180.389
Pr =
80%
Pr = 1728.730 liter/detik

Lo = 20% x Pr
Lo = 20% x 1728.730
Lo = 345.746 liter/detik

Perhitungan kebutuhan air berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Sragen diatas


dapat dibuat tabel 4.10. dibawah ini:
52

Tabel 4.10. Prediksi kebutuhan air bersih Kabupaten Sragen


No Keterangan Jumlah kebutuhan (liter/detik)
1 Domestik 962.076
2 Sosial/umum 240.519
3 Non domestik 180.389
4 Kehilangan air 345.746
Total kebutuhan 1728.730

Jadi kebutuhan air di Kabupaten Sragen pada tahun 2025 menurut prediksi jumlah
penduduk adalah 1728.730 liter/detik. Kebutuhan harian maksimum dan
pemakaian air pada waktu jam puncak juga akan diprediksi untuk memenuhi
seberapa besar kebutuhan air di Kabupaten Sragen dengan analisis dibawah ini.
1. Analisis kebutuhan harian maksimum
Ss = f1 x Sr
= 1.2 x 1728.730
= 2074.476 liter/detik
2. Analisis pemakaian air pada waktu jam puncak
Debit waktu puncak = f2 x Sr
= 1.5 x 1728.730
= 2593.095 liter/detik

4.2.4. Prediksi kebutuhan air per Kecamatan tahun 2025

Kebutuhan air di setiap Kecamatan pada tahun 2025 akan mengalami


peningkatan, oleh sebab itu sebelum pertambahan kebutuhan air terjadi, terlebih
dahulu diprediksi untuk melihat apakah potensi air di setiap Kecamatan dapat
memenuhi kebutuhan dimasyarakat sekitar.

Contoh perhitungan kebutuhan air Kecamatan Kalijambe adalah sebagai berikut:


53

1. Kebutuhan air bersih domestik (SI)


Sl = 80% x Cp
Cp = 80% x Pn
Sl = 80% x (80% x Pn)
Sl = 80% x (80% x 50023 jiwa) x 140 liter/orang/hari
Sl = 4482042.88 liter/hari
Sl = 51.86 liter/detik

2. Kebutuhan sosial/umum (Sb)


Sb = 20% x Cp
Cp = 80% x Pn
Sb = 20% x (80% x Pn)
Sb = 20% x (80% x 50023 jiwa) x 140 liter/orang/hari
Sb = 1120510.72 liter/hari
Sb = 12.97 liter/detik

3. Kebutuhan air bersih non domestik (SI)


Kn = 15% x (Sl+Sb)
Kn = 15% x (51.86 + 12.97)
Kn = 9.73 liter/detik

4. Kehilangan air
Lo = 20% x Pr
Pr = Sl + Sb + Kn + Lo
Pr = Sl + Sb + Kn + 20% x Pr
80% Pr = Sl + Sb + Kn
Sl + Sb + Kn
Pr =
80%
51.86 + 12.97 + 9.73
Pr =
80%
Pr = 93.21 liter/detik

Lo = 20% x Pr
54

Lo = 20% x 18.64
Lo = 18.64 liter/detik

Perhitungan kebutuhan air berdasarkan jumlah penduduk Kec Kalijambe diatas


dapat dibuat tabel 4.11. dibawah ini:

Tabel 4.11. Prediksi kebutuhan air bersih Kec Kalijambe


No Keterangan Jumlah kebutuhan (liter/detik)
1 Domestik 51.86
2 Sosial/umum 12.97
3 Non domestik 9.73
4 Kehilangan air 18.64
Total kebutuhan 93.21

Selanjutnya hasil perhitungan kebutuhan air per Kecamatan dengan cara yang
sama dengan cara diatas akan disajikan pada tabel 4.12. dibawah ini.

Tabel 4.12. Kebutuhan air per Kecamatan


Kebutuhan Kebutuhan
No Kecamatan Air No Kecamatan Air
(Liter/Detik) (Liter/Detik)
1 Kalijambe 93.214 11 Sidoharjo 102.487
2 Plupuh 118.861 12 Tanon 101.159
3 Masaran 123.398 13 Gemolong 96.174
4 Kedawung 137.343 14 Miri 61.532
5 Sambirejo 100.626 15 Sumber lawang 90.190
6 Gondang 86.338 16 Mondokan 67.484
7 Sambung macan 83.585 17 Sukodono 69.337
8 Ngrampal 66.067 18 Gesi 38.831
9 Karangmalang 115.718 19 Tangen 66.844
10 Sragen 132.306 20 Jenar 54.023

Berdasarkan Konsumsi kebutuhan air bersih sesuai dengan Departemen


Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2002. Bahwa Konsumsi air bersih untuk
sambungan rumah/sambungan langsung sebanyak 140 liter/orang/hari.
55

4.3. Penyajian Hasil Analisa Data

4.3.1. Penyebaran Sumber Air Kabupaten Sragen

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dalam rangka


meningkatkan kebutuhan air di Kabupaten Sragen, penulis memprediksi
kebutuhan air pada tahun 2025 apakah pada tahun tersebut Kabupaten Sragen
kekurangan air dan daerah mana saja yang kekurangan air.

Data jumlah penduduk per Kecamatan dan kebutuhan air per Kecamatan tahun
2025 disajikan pada tabel 4.13. sebagai berikut.

Tabel 4.13. Jumlah Penduduk dan Kebutuhan air per Kecamatan tahun 2025
Penduduk Kebutuhan Air Elevasi
No Kecamatan
(jiwa) (Liter/Detik) (Meter/DPL)
1 Kalijambe 50023 93.214 113
2 Plupuh 63786 118.861 102
3 Masaran 66221 123.398 117
4 Kedawung 73704 137.343 141
5 Sambirejo 54001 100.626 201
6 Gondang 46333 86.338 125
7 Sambung macan 44855 83.585 114
8 Ngrampal 35454 66.067 97
9 Karangmalang 62100 115.718 106
10 Sragen 71001 132.306 112
11 Sidoharjo 54999 102.487 116
12 Tanon 54286 101.159 97
13 Gemolong 51612 96.174 113
14 Miri 33021 61.532 126
15 Sumber lawang 48400 90.190 126
16 Mondokan 36215 67.484 98
56

17 Sukodono 37209 69.337 88


18 Gesi 20838 38.831 90
19 Tangen 35872 66.844 89
20 Jenar 28991 54.023 92

Sedangkan Data debit potensi sumber air dan elevasi potensi sumber air dapat
disajikan pada tabel 4.14. Dibawah ini.
Tabel 4.14. Data Debit dan Elevasi Potensi Sumber Air Kabupaten Sragen

No Kecamatan Sumber Air Baku Debit Elevasi Kode


(Liter/Detik) (Meter/DPL)
1 Kalijambe - -
2 Plupuh - -

No Kecamatan Sumber Air Baku Debit Elevasi Kode


(Liter/Detik) (Meter/DPL)
3 Masaran SA Masaran 15 116 SA20
4 Kedawung PS II Dulang 20 134 SA2
PS III
Karangampah 20 128 SA3
PS IV
Karangampah 25 130 SA4
PS V Kedawung 20 160 SA5
PS VII Candi 10 161 SA6
PS VIII Kemangi 25 137 SA7
PS XI Brambang 26 159 SA10
PS XIV Dulang 80 128 SA13
PS Pengkok I 8 130 SA22
PS Pengkok II 8 141 SA23
PS Mojokerto 23 170 SA27
5 Sambirejo PS Sambirejo I 20 209 SA24
PS Sambirejo II 40 212 SA25
6 Gondang PS Gondang 30 123 SA26
Sambung PS
7 macan Sambungmacan 19 112 SA28
8 Ngrampal PS XIII Ngrampal 25 98 SA12
9 Karangmalang PS I Gandil 20 113 SA1
PS IX Puro 77 107 SA8
PS XII Ngablak 60 114 SA11
10 Sragen PS X Sragen 55 113 SA9
11 Sidoharjo PS Sidoharjo 50 114 SA21
57

12 Tanon PS Tanon 13 95 SA18


13 Gemolong PS Gemolong I 112 SA15
PS Gemolong II 18 115 SA16
PS Gemolong III 5 111 SA17
14 Miri - -
Sumber
15 lawang PS Sumberlawang 16 121 SA19
16 Mondokan - -
17 Sukodono PS Sukodono 25 86 SA14
18 Gesi - -
19 Tangen - -
20 Jenar - -
Total Debit 753
Sumber air di Kabupaten Sragen sebanyak 28 sumber air, yang terdiri dari 26
sumur dalam dan 2 mata air yang tidak tersebar merata diseluruh Kecamatan
Kabupaten Sragen.

Untuk memperjelas dapat dilihat pada gambar 4.5. Peta penyebaran sumber air
dibawah ini.
58
59

4.3.2. Rencana distribusi Kabupaten Sragen

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan air juga


mengalami peningkatan. Dikarenakan oleh Penyebaran Sumber air di Kabupaten
sragen yang tidak merata, maka diperlukan perencanaan distribusi air. Sehingga
penyebaran air di Kabupaten Sragen lebih merata.

Distribusi dilakukan dengan cara membagi debit suatu sumber air untuk mengaliri
wilayah-wilayah tertentu. Sehingga pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten
Sragen akan lebih merata.

Data kebutuhan air dan debit sumber air disetiap kecamatan disajikan pada Tabel
4.15. Dibawah ini.

Tabel 4.15. Kebutuhan air dan debit sumber air disetiap Kecamatan tahun 2025

Debit Kecamatan Debit Sumber Air


No Kecamatan
QK (liter/detik) QSA (liter/detik)
1 Kalijambe 93.214 -
2 Plupuh 118.861 -
3 Masaran 123.398 15
4 Kedawung 137.343 265
5 Sambirejo 100.626 60
6 Gondang 86.338 30
7 Sambung macan 83.585 19
8 Ngrampal 66.067 25
9 Karangmalang 115.718 157
60

10 Sragen 132.306 55
11 Sidoharjo 102.487 50
12 Tanon 101.159 13
13 Gemolong 96.174 23
14 Miri 61.532 -
15 Sumber lawang 90.190 16
16 Mondokan 67.484 -
17 Sukodono 69.337 25
18 Gesi 38.831 -
Lanjutan Tabel 4.15.

Debit Kecamatan Debit Sumber Air


No Kecamatan
QK (liter/detik) QSA (liter/detik)
19 Tangen 66.844
20 Jenar 54.023
Jumlah 1728.730 753

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa ada kecamatan yang tidak
mempunyai sumber air untuk mencukupi kebutuhan air kecamatan tersebut.
Tetapi ada juga kecamatan yang debit sumber air nya melebihi kebutuhan air
kecamatan itu sendiri, sehingga kelebihan air tersebut dapat dimanfaatkan untuk
mencukupi kebutuhan air dikecamatan yang lain yang membutuhkan.

Kabupaten Sragen mempunyai 20 Kecamatan yang tersebar diseluruh wilayah


Sragen dengan jumlah penduduk 927716 jiwa pada tahun 2025. seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk kebutuhan air bertambah, oleh sebab itu penulis
memprediksi berapa besar kebutuhan air juga wilayah mana saja yang kekurangan
air dan berapa besar kekurangannya. Secara umum seluruh kecamatan di
Kabupaten Sragen kekurangan air, tetapi besar kekurangan airnya berbeda-beda.
Pada tabel 4.16. di bawah ini menggambarkan besar kekurangan air di seluruh
Kecamatan Kabupaten Sragen.
Tabel 4.16. Kekurangan air di seluruh Kecamatan Kabupaten Sragen
Kekurangan Air Kekurangan Air
No Kecamatan No Kecamatan
(liter/detik) (liter/detik)
1 Kalijambe 53.214 11 Sidoharjo 52.487
2 Plupuh 68.861 12 Tanon 68.159
3 Masaran 67.398 13 Gemolong 63.174
61

4 Kedawung 68.343 14 Miri 36.532


5 Sambirejo 50.626 15 Sumber lawang 64.190
6 Gondang 46.338 16 Mondokan 41.817
7 Sambung macan 64.585 17 Sukodono 44.337
8 Ngrampal 41.067 18 Gesi 28.831
9 Karangmalang 55.718 19 Tangen 41.177
10 Sragen 67.306 20 Jenar 28.356

Pada tabel kekurangan air diatas dapat dibuat flow chart agar mendapat gambaran
yang jelas akan kekurangan air di wilayah Kabupaten Sragen pada Gambar 4.6.
dibawah ini.

Perbandingan Antara Kebutuhan Dan Kekurangan Air


Jumlah

Kecamatan

Gambar 4.6. Pebandingan kebutuhan air dengan kekurangan air


Keterangan:
Series 1 = Kebutuhan air
Series 2 = Kekurangan air

Secara keseluruhan Kabupaten Sragen kekurangan air. Dari kebutuhan air


Kabupaten Sragen sebesar 1728.730 liter/detik, hanya tersedia debit air 753
liter/detik. Sehingga kekurangan air di Kabupaten Sragen 975.73 liter/detik.
62

Dari data diatas dapat dibuat diagram agar mendapat gambaran yang lebih jelas
akan pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen pada Gambar 4.7. dibawah
ini.

Tercukupi

Tidak tercukupi
41.70%

58.30 %

Gambar 4.7. Digram Pemenuhan Kebutuhan Air

4.3.3. Elevasi sumber air dan pelanggan

Pada setiap kecamatan mempunyai elevasi yang berbeda-beda dan juga potensi air
mempunyai elevasi yang berbeda-beda pula. Teori ailiran air dalam pipa
mempunyai 2 cara yaitu aliran gravitasi dan juga aliran pompa, pada tabel 4.17.
dibawah ini memperlihatkan jenis-jenis aliran air disetiap kecamatan.

Tabel 4.17. Tabel elevasi sumber air dan pelanggan


Elevasi Elevasi
Kecamatan Ep - Jenis
No Pelanggan Sumber Air sumber air
(Pelanggan) Es distribusi
(Ep) (Es)
1 Kalijambe 113 (1/2)SA13 128 15 Gravitasi
2 Plupuh 102 (1/2)SA13 128 26 Gravitasi
(1/2)SA5 160 58 Gravitasi
3 Masaran 117 SA20 116 -1 Pompa
SA23 141 24 Gravitasi
SA22 130 13 Gravitasi
SA4 130 13 Gravitasi
63

4 Kedawung 141 SA10 159 18 Gravitasi


SA27 170 29 Gravitasi
SA2 134 -7 Pompa
Lanjutan Tabel 4.17.
Elevasi Elevasi
Kecamatan Jenis
No Pelanggan Sumber Air sumber air Ep-Es
(Pelanggan) aliran
(Ep) (Es)
5 Sambirejo 201 (1/2)SA24 209 8 Pompa
SA25 212 11 Gravitasi
6 Gondang 125 (1/2)SA24 209 84 Gravitasi
SA26 123 -2 Pompa
Sambung
7 macan 114 SA28 112 -2 Pompa
8 Ngrampal 97 SA12 98 1 Pompa
9 Karangmalang 106 SA11 114 8 Pompa
10 Sragen 112 SA9 113 1 Pompa
SA6 161 49 Gravitasi
11 Sidoharjo 116 SA21 114 -2 Pompa
12 Tanon 97 SA18 95 -2 Pompa
SA3 128 31 Gravitasi
13 Gemolong 113 SA15 112 -1 Pompa
SA16 115 2 Pompa
SA17 111 -2 Pompa
(1/2)SA5 160 47 Gravitasi
14 Miri 126 SA7 137 11 Gravitasi
15 Sumber lawang 126 SA19 121 -5 Pompa
(1/2)SA1 113 -13 Pompa
16 Mondokan 98 (1/3)SA8 107 9 Pompa
17 Sukodono 88 SA14 86 -2 Pompa
18 Gesi 90 (1/2)SA1 113 23 Gravitasi
19 Tangen 89 (1/3)SA8 107 18 Gravitasi
20 Jenar 92 (1/3)SA8 107 15 Gravitasi

Dalam tabel diatas menjelaskan bahwa jenis aliran di Kabupaten Sragen ada yang
menggunakan aliran pompa dan ada juga yang menggunakan gravitasi.

Peta penyebaran rencana distribusi air dibawah ini dapat menggambarkan


penyebaran potensi-potensi air di Kabupaten Sragen agar penyaluran distribusi
airnya dapat merata diseluruh kecamatan. Tetapi tidak semua kecamatan dapat
64

memenuhi kebutuhan air pada tahun 2025 karena kebutuhan air lebih besar dari
pada potensi air yang dapat dilihat pada gambar 4.8. dibawah ini.
65

4.4. Pembahasan

Pembahasan adalah menjelaskan pertanyaan yang ada pada rumusan masalah


yang terdapat pada bab 2 sehingga pembaca dapat memahami apa yang Penulis
sampaikan pada tugas Akhir ini. Di bawah ini menjelaskan masalah yang dibahas
pada Tugas Akhir ini

4.4.1. Besar potensi sumber air

Sumber air di Kabupaten Sragen sebanyak 28 sumber air, yang terdiri dari 26
sumur dalam dan 2 mata air yang tidak tersebar merata diseluruh Kecamatan
Kabupaten Sragen. Besar potensi sumber air di Kabupaten Sragen adalah 753
liter/detik.

4.4.2. Wilayah kekurangan air di Kabupaten Sragen

Kabupaten Sragen mempunyai 20 Kecamatan yang tersebar diseluruh wilayah


Sragen dengan jumlah penduduk 927716 jiwa pada tahun 2025. seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk kebutuhan air bertambah, oleh sebab itu penulis
memprediksi berapa besar kebutuhan air juga wilayah mana saja yang kekurangan
air dan berapa besar kekurangannya. Secara umum seluruh kecamatan di
Kabupaten Sragen kekurangan air, tetapi besar kekurangan airnya berbeda-beda.
Secara keseluruhan rata-rata kekurangan air di setiap Kecamatan di Kabupaten
Sragen adalah sebesar 52.626 liter/detik.
66

4.4.3. Pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen

Secara keseluruhan Kabupaten Sragen kekurangan air. Dari kebutuhan air


Kabupaten Sragen sebesar 1728.730 liter/detik, hanya tersedia debit air 753
liter/detik. Sehingga kekurangan air di Kabupaten Sragen 975.73 liter/detik. Jadi
pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen 43.56% tercukupi dan 56.44%
tidak tercukupi.

4.4.4. Jenis aliran dari sumber air ke pelanggan

Sumber air di Kabupaten Sragen sebanyak 28 sumber air, yang terdiri dari 26
sumur dalam dan 2 mata air dengan Jenis aliran menggunakan gravitasi dan ada
juga yang menggunakan pompa.
67

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Mengamati hasil analisis potensi sumber-sumber air di Kabupaten Sragen dapat di


tarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Sumber air di Kabupaten Sragen sebanyak 28 sumber air, yang terdiri dari 26
sumur dalam dan 2 mata air yang tidak tersebar merata diseluruh Kecamatan
Kabupaten Sragen. Besar potensi sumber air di Kabupaten Sragen adalah 753
liter/detik. Dikarenakan sumber air tidak tersebar merata diseluruh kecamatan
di Kabupaten Sragen maka perlu pendistribusian air secara efektif dan efisien.
2. Kebutuhan air masyarakat Kabupaten Sragen sebesar 1728.730 liter/detik,
tetapi hanya tersedia debit air 753 liter/detik. Sehingga kekurangan air di
Kabupaten Sragen 975.73 liter/detik. Jadi pemenuhan kebutuhan air di
Kabupaten Sragen 43.56% tercukupi dan 56.44% tidak tercukupi.

3. Secara keseluruhan rata-rata kekurangan air di setiap Kecamatan di Kabupaten


Sragen adalah sebesar 52.626 liter/detik.

4. Jenis aliran di Kabupaten Sragen ada yang menggunakan aliran secara gravitasi
dan ada juga yang menggunakan pompa air.

5.2. Saran

Mengamati hasil analisis potensi sumber-sumber air di Kabupaten Sragen dapat di


tarik beberapa saran yaitu :

1. Untuk mengatasi kekurangan air dan seiring dengan pertambahan penduduk


maka kebutuhan air akan terus bertambah maka sebaiknya PDAM Kabupaten
Sragen mencari sumber-sumber air baru. walaupun seluruh kecamatan di
Kabupaten Sragen kekurangan air. Masyarakat juga mempunyai sumber air

69
68

sendiri seperti sumur dangkal, atau menggunakan sumber lain untuk keperluan
setiap harinya.
2. PDAM Sragen dapat mengambil air dari Sungai Bengawan Solo untuk diproses
melalui Pengolahan IPA.
3. Mengingat persediaan air baku air bersih semakin hari semakin berkurang,
maka diharapkan dalam penggunaannya sebaik mungkin.
69
71

DAFTAR PUSTKA

Anonim, 2002, Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan,


DEPKIMPRASWIL, Jakarta.
Anonim, 1996, Kebutuhan Air Minum Masyarakat, DPU Dirjen Cipta Karya,
Jakarta.
Anonim, 2009, Profil PDAM Sragen, PDAM Sragen, Sragen.
Anonim, 2009, Jumlah Penduduk Kabupaten Sragen, BPS, Sragen.
Nur Yuwono, 2000, Hidrolika 1, Hanindiya, Jogjakarta.
http://www.ampl.or.id
http://google.co.id/Sumberdaya_Air
http://diglib.ampl.or.id/detail/detail/php

Anda mungkin juga menyukai