Oleh :
TRI WARDOYO
I.8706048
BAB 1
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber kehidupan, setiap makhluk hidup membutuhkan air untuk
kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan air untuk minum, mandi,
mencuci dan keperluan lainnya. Begitu pentingnya peranan air bagi manusia,
membuat pengadaannya harus memenuhi beberapa syarat yaitu sesuai dengan
standart kualitas air bersih diantaranya bersih, jernih dan tidak berbau. Standart
kualitas air bersih tersebut merupakan standart mutlak yang harus dipenuhi bagi
instansi penyedia jasa layanan air bersih seperti Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM).
Air adalah salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting di samping
kebutuhan-kebutuhan lain misalnya: sandang, pangan, dan papan. Air yang cukup
dan sehat dapat membantu terlaksananya program penyehatan masyarakat.
Beberapa sumber air untuk kebutuhan sehari-hari antara lain sumur dangkal,
sumur artesis, mata air, air permukaan dan penampung air hujan. Akan tetapi
tidak semua masyarakat mempunyai sumber air yang memenuhi syarat kesehatan,
dan kemudian lebih memilih menggunakan air dari PDAM dengan harapan akan
memperoleh air yang mempunyai kualitas lebih baik dan memenuhi syarat
kesehatan. Seiring dengan bertambahnya penduduk, bertambah pula kebutuhan air
dan berarti bertambah pula masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk
keperluan sehari-hari dengan menjadi pelanggan tetap PDAM.
1
3
sumur dangkal, atau menggunakan sumber lain untuk keperluan setiap harinya.
Padahal belum tentu air yang digunakan tersebut kurang layak untuk dikonsumsi
dan tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat menimbulkan berbagai
macam penyakit.
Kabupaten Sragen terdiri dari 20 Kecamatan dan terdapat 28 sumber air yang
tidak tersebar merata diseluruh Kecamatan. Keadaan topografi wilayah Kabupaten
Sragen relatif datar, berada pada kisaran elevasi 115 di atas permukaan laut.
Gambar 1.1. dibawah ini adalah peta wilayah Kabupaten Sragen.
4
Dalam penulisan Tugas Akhir ini masalah dan pembahasannya terbatas pada:
1. Daerah penelitian di Kabupaten Sragen.
2. Debit dari berbagai sumber air di Kabupaten Sragen yang dikelola oleh
PDAM Sragen.
3. Data penduduk Kabupaten Sragen dari tahun 1999-2008
4. Data penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sragen dari tahun 2004-2008.
5
1. Tujuan
Tujuan analisis ini adalah:
a. Mengetahui seberapa besar debit sumber-sumber air di Kabupaten sragen.
b. Mengetahui wilayah mana saja yang kekurangan atau kelebihan air di
Kabupaten Sragen.
c. Mengetahui apakah potensi sumber-sumber air di Kabupaten Sragen dapat
memenuhi kebutuhan air di Kabupaten Sragen sampai tahun 2025.
d. Mengetahui bagaimana cara pendistribusian dari sumber air ke pelanggan.
2. Manfaat
a. Membantu pekerjaan instansi PDAM Sragen untuk memprediksi potensi
sumber air di Kabupaten Sragen.
b. Mengetahui sumber-sumber air di Kabupaten Sragen untuk dapat melayani
kebutuhan air bersih di Kabupaten Sragen sampai tahun 2025.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Air adalah zat cair yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Semua air
biasanya tidak bersih sempurna, selalu mengandung senyawa pencemar. Bahkan
tetes air hujan mengandung debu dan karbondioksida waktu jatuh ke bumi.
Keberadaan air berhubungan dengan siklus hidrologi. Air yang bergerak dengan
siklus hidrologi akan bersentuhan dengan bahan baku atau senyawa lain, sehingga
tidak ada air yang benar-benar murni.
Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan
rumah tangga, industri, penggelontoran kota dan lain-lain. Prioritas kebutuhan air
meliputi kebutuhan air domestik, industri, pelayanan umum. (Moegijantoro, 1996)
Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan
berdasarkan pemakaian air. (PERPAMSI, 1994)
5
7
Kebutuhan air akan dikategorikan dalam kebutuhan air domestik dan non
domestik. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk
keperluan rumah tangga yaitu untuk keperluan minum, memasak, mandi, mencuci
pakaian serta keperluan lainnya, sedangkan kebutuhan air non domestik
digunakan untuk kegiatan komersil seperti industri, perkantoran, maupun kegiatan
sosial seperti sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dan niaga. Unit konsumsi air
rata-rata untuk sarana dan prasarana non domestik di Kabupaten Sragen dalam
evaluasi disesuaikan dengan standart DPU Ditjen Cipta Karya, 1996 pada tabel
2.2. dan juga sarana dan prasarana domestik terdapat pada tabel 2.3. sebagai
berikut:
1. Kelompok I Sosial
a. Sosial Umum (S1)
1) Hidrant umum
2) Pelanggan khusus yang ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi
3) Terminal air non nomrseil
b. Rumah Tangga 2
Rumah Tangga dengan tipe >21 m2, rumah dengan fisik bangunan
menengah, berlantai keramik, tanah yang berlokasi di komplek
perumahan, perkantoran atau perkampungan.
c. Rumah Tangga 3
1) Rumah berada pada prasarana jalan kabupaten/propinsi, rumah dengan
fisik bangunan mewah, berlokasi di perumahan, perkampungan atau
perkotaan.
2) Rumah yang berada di wilayah pengembangan pelayanan.
3) Rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan milik usaha untuk
menambah pendapatan:
a) Warung makan kecil (tanpa identitas nama usahanya)
b) Toko kecil (tanpa identitas nama usahanya)
c) Penjahit tidak mempunyai karyawan
d) Salon tidak mempunyai karyawan
4. Kelompok IV Niaga
a. Niaga Kecil
1) BUMD
2) Kamar mandi/MCK yang dikomersilkan
3) Praktek dokter (umum, spesialis, gigi, hewan)
4) Kantor profesi (Notaris, PPAT, Pengacara, Penasehat Hukum,
Akuntan Publik, Psikolog, Konsultan Tanah, Konsultan Pajak,
Kontraktor, Konsultan Bangunan)
5) Lembaga/yayasan/organisisi non sosial
6) Rumah makan
7) Praktek bidan
8) Apotik dan toko obat
9) Toko
10) Salon, rias penganten, potong rambut
11) Asrama/kost
12) Studio photo
13) Optical
14) Losmen
15) Gedung olah raga
16) Stasiun radio swasta
17) Katering
18) Panti pijat
12
b. Niaga Besar
1) BUMN
2) Kantor Instansi Swasta (Bank, Asuransi, Koperasi, Lembaga
Pembiayaan/Leasing, Developer, Pemasaran, Distibutor)
3) Badan usaha swasta baik badan yang tidak berbentuk Badan Hukum
maupun yang berbentuk Badan Hukum
4) Dealer sepeda motor dan dealer mobil
5) Rumah sakit dan klinik swasta
6) Hotel berbintang
7) Restaurant
8) Balai pengobatan
9) Laboratorium swasta
10) Bengkel dan tempat cucian mobil
11) Pompa bensin (SPBU)
12) Toserba, Supermarket, Plaza, Swalayan, Mall, Mega Mall, Super Mall.
13) Usaha air minum isi ulang
14) Kolam renang swasta
15) Pedagang besar (distributor)
16) Pengrajin kayu
17) Gedung pertemuan
18) Kerajinan tangan yang menembus pasar nasional
13
b. Industri Besar
1) Pabrik kendaraan
2) Pabrik kimia
3) Pertambangan
4) Perkayuan
5) Pembuatan kapal
6) Pabrik minuman
7) Pabrik air mineral
8) Pabrik es
9) Pabrik gula
10) Pabrik tekstil
11) Usaha-usaha lain yang sejenis
Berikut Tabel 2.4. Data Pelanggan PDAM Sragen yang dikategorikan dalam
beberapa kelompok.
Dilihat dari bentuk dan tekniknya, dapat dibedakan menjadi 2 macam sistem
antara lain:
a. Penyediaan air minum individual (Individual Water Supply System) adalah
sistem penggunaan individual dan untuk pelayanan terbatas. Sistem bentuk ini
pada umumnya sangat sederhana mulai dari sistem yang hanya terdiri dari satu
sumber saja sebagai sistem, seperti halnya sumur yang digunakan dalam
rumah tangga.
b. Penyediaan air minum komunitas/perkotaan (Public Water Supply System)
adalah suatu sistem komunitas, dan untuk pelayanan yang menyeluruh berikut
keperluan domestik, perkotaan maupun industri.
mempergunakan satu atau lebih sumber dalam melayani satu atau beberapa
komunitas dengan pelayanan yang berbeda pula.
Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus diperhatikan persyaratan
utama yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan biaya yang murah dalam
proses pengambilan sampai pada proses pengolahannya. Beberapa sumber baku
yang dapat digunakan untuk menyediakan air bersih dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Air hujan
Air hujan disebut juga dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air hujan
adalah sebagi berikut:
1) Pada saat uap air terkondensi menjadi hujan, maka air hujan merupakan air
murni (H2O), oleh karena itu air hujan yang jatuh ke bumi mengandung
mineral relatif rendah yang bersifat lunak.
2) Gas-gas yang ada di atmosfir umumnya larut dalam butir-butir air hujan
terkontaminasi dengan gas seperti CO2, menjadi agresif. Air hujan yang
beraksi dengan gas SO2 dari daerah vulkanik atau daerah industri akan
menghasilkan senyawa asam (H2SO4), sehingga dikenal dengan acid rain
yang bersifat asam atau agresif.
3) Kontaminan lainnya adalah partikel padat seperti : debu, asap, partikel cair,
mikroorganisme seperti virus, bakteri.
Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada tinggi rendahnya curah hujan,
sehingga air hujan tidak bias mencukupi persediaan air bersih karena jumlahnya
fluktuatif. Begitu pula jika dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat
digunakan secara terus menerus karena tergantung pada musim. Gambar 2.1.
dibawah ini memperlihatkan siklus hidrologi.
16
b. Air permukaan
Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber penyediaan air bersih
adalah:
1) Air waduk (berasal dari air hujan dan air sungai)
2) Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)
3) Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air)
Pada umumnya air permukaan telah terkontminasi oleh zat-zat yang berbahaya
bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi oleh masyarakat yang ada di Indonesia, secara umum dapat
digolongkan menjadi:
Menurut Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, (1984). Sumber air
terdiri dari:
1) Air permukaan dengan tingkat kekeruhan tinggi
2) Air permukaan dengan tingkat kekeruhan rendah sampai sedang
3) Air permukaan dengan tingkat kekeruhan yang temporer
4) Air permukaan dengan kandungan warna sedang sampai tinggi
5) Air permukaan dengan tingkat kesadahan tinggi
6) Air permukaan dengan tingkat kesadahan rendah.
17
Air permukaan adalah air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk
kolan atau danau gambar 2.2. dibawah ini memperlihatkan air permukaan yang
berasal dari sungai.
c. Mata air
Air dalam tanah mengalir pada lapisan tanah berpasir atau bebatuan, mengalir
melalui celah lapisan batu. Bila aliran ini terhalang oleh suatu lapisan kedap air
(seperti tanah liat, tanah padat, batu atau cadas), maka akan mengalir dan muncul
ke permukaan tanah. Dalam segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai
sebagai air baku, karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan
tanah akibat tekanan, pada umumnya mata air cukup jernih dan tidak mengandung
zat padat tersuspensi atau tumbuh-tumbuhan mati, karena mata air melalui proses
penyaringan alami dimana lapisan tanah atau batuan menjadi media penyaring.
Gambar 2.3. dibawah ini memperlihatkan mata air yang berasal dari celah
bebatuan.
18
d. Air tanah
Air tanah banyak mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air
melewati lapisan-lapisan tanah. Tetapi tidak menutup kemungkinan air tanah
dapat tercemar oleh zat-zat seperti Fe, Mn dan kesadahan yang terbawa oleh aliran
permukaan tanah. Gambar 2.4. dibawah ini memeperlihatkan penggambilan air
tanah dengan menggunakan pompa:
a. Reservoir
Reservoir adalah tangki yang terletak pada permukaan tanah maupun diatas
permukaan tanah yang berupa tower air baik untuk sistem gravitasi ataupun
pemompaan yang mempunyai 3 fungsi, yaitu:
1) Penyimpanan, berfungsi untuk:
a) Melayani fluktuasi pemakaian per jam
b) Cadangan air untuk pemadam kebakaran
c) Pelayanan dalam keadaan darurat, diakibatkan oleh terputusnya sumber
pada transmisi, ataupun terjadinya kerusakan atau gangguan pada suatu
bangunan pengolahan air.
2) Pemerataan aliran dan tekanan akibat variasi pemakaian di dalam daerah
distribusi.
3) Sebagai distributor pusat atau sumber pelayanan dalam daerah distribusi.
Lokasi reservoir tergantung dari sumber topografi. Penempatan reservoir
mempengaruhi system pengaliran distribusi, yaitu dengan gravitasi, pemompaan,
atau kombinasi gravitasi pemompaan. Gambar 2.5. dibawah ini memeperlihatkan
reservoir yang terletak diatas permukaan tanah atau dengan menggunakan tower
air yang kemudian didistribusikan kependuduk:
atau sambungan melalui kran (public tap). Gambar 2.6. dibawah ini
memeperlihatkan sistem perpipaan yang sangat panjang dapat menghubungkan
distribusi air dari hulu ke hilir melewati dataran yang berliku-liku:
b) Kerugian:
(1) Endapan dapat berkumpul karena aliran diam bila flushing tidak
dilakukan, sehingga dapat menimbulkan bau dan rasa.
21
(2) Bila ada bagian yang diperbaiki, bagian bawahnya tidak akan mendapat
air.
(3) Tekanan berkurang bila area pelayanan bertambah.
2) Sistem loop/grid
Merupakan sistem perpipaan yang tidak ada ujungnya. Air mengalir lebih dari
satu arah, yang mempunyai keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda yaitu:
a) Keuntungan:
a) Air mengalir dengan arah bebas, tidak ada aliran diam.
b) Perbaikan pipa tidak akan menyebabkan daerah lain tidak kebagian air,
karena ada aliran dari arah lain.
c) Pengaruh karena variasi/fluktuasi pemakaian air dapat dikurangi
(minimal).
b) Kerugian:
(1) Perhitungan perpipaan lebih kompleks
(2) Diperlukan lebih banyak pipa dan perlengkapannya (fittings).
Dalam pendistribusian air bersih tekanan air juga bisa mengalami penurunan.
Penyebab terjadinya penurunan tekanan adalah:
a. Terjadinya gesekan antara aliran air dengan dinding pipa
22
b. Jangkauan pelayanan.
c. Kebocoran pipa
d. Konsumen menggunakan mesin hisap (pompa)
1. Metode Geometrik
Pn = Po (1 + p)n...........................................................................
2.1.
Dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n (jiwa)
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa)
p = Presentase pertumbuhan rata-rata (%)
n = Tahun ke n-tahun dasar
2. Metode Logaritmik
Y = a + bX ............................................................................ 2.3.
23
1
a = (SYi - bS ln Xi )
n
b = S(Yi ln Xi )
s=
( Xi - X ) 2
, .................(2.6)
n
dengan; s = standar deviasi,
Xi = variabel indipenden X (jumlah penduduk),
X = rata-rata jumlah penduduk,
n = jumlah data
Dari tiga metode tersebut yang standart deviasinya paling kecil dapat menjadi
acuan dalam perencanaan perkiraan jumlah penduduk.
24
Dimana:
Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga (liter/detik)
Sl = Konsumsi air dengan sambungan rumah (liter/detik)
Sb = Konsumsi air bak umum (liter/detik)
5. Kehilangan air
Kehilangan air diasumsikan sebesar 20% dari total kebutuhan air bersih, perkiraan
kehilangan jumlah air ini disebabkan adanya sambungan pipa yang bocor, pipa
yang retak dan akibat kurang sempurnanya waktu pemasangan, pencucian pipa,
kerusakan water meter, pelimpah air di menara air dan lain-lain, dengan rumus:
Lo=20%xPr.............................................................................. 2.11.
Dimana:
Lo = Kehilangan air (liter/detik)
Pr = Produksi air (liter/detik)
konsumsi air untuk non rumah tangga kemudian dijumlahkan dengan kehilangan
air akibat kebocoran pipa atau pengglontoran air, dengan rumus:
Pr=Sl + Sb + Kn + Lo................................................................ 2.12.
Dimana:
Pr = Produksi air (liter/detik)
Sl = Konsumsi air dengan sambungan rumah (liter/detik)
Sb = Konsumsi air bak umum (liter/detik)
Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga (liter/detik)
Lo = Kehilangan air (liter/detik)
1. Aliran gravitasi
Aliran gravitasi adalah suatu aliran air yang terjadi dari tempat yang tinggi lalu di
alirkan ke tempat yang lebih rendah. Tekanan air disetiap titik agar dipertahankan
minimum 1 bar.
A
Tanah asli
Pipa H
B
L
hL = hf + hm ............................................................................. 2.15.
Dimana:
hL = Kehilangan energi total
hf = Gesekan air dengan pipa selama pengaliran (major losses)
28
Dimana:
V = Kecepatan aliran (meter/detik)
C = Faktor kekasaran pipa
D = Diameter pipa (meter)
S = Kemiringan hidrolis (meter)
Dengan kemiringan hidrolis hf / L
2. Aliran pompa
Aliran pompa adalah suatu aliran air yang terjadi akibat tekanan yang lebih tinggi
pada bagian atas, dengan fungsi untuk mendapatkan tekanan yang lebih tinggi
sehingga dapat menaikkan air dari elevasi yang lebih rendah.
29
Pompa air adalah suatu alat untuk menambah tenaga dari pada air, dengan adanya
pompa air tersebut tenaga persatuan berat air akan bertambah pada gambar 2.8.
pompa air dibawah ini.
Resevoir
Aliran air
H
Pompa
Alat Pengukur Debit Cipoletti adalah suatu alat pengukur debit yang berdasar
peluapan sempurna dengan ambang tipis. Alat ukur debit ini digunakan untuk
mengukur debit saluran yang tidak begitu besar, dan biasa dipakai pada saluran
yang langsung ke sawah.
Alat ini sesuai dipakai dipegunungan dimana telah mempunyai kemiringan yang
cukup besar, fungsi alat disamping sebagai sebagai alat ukur juga sebagai
bangunan terjunan. Biasanya saluran yang diukur berbentuk trapesium dan dasar
alat ukur pada gambar 2.9. ini adalah peluap segi empat dengan kontraksi
samping.
H H
3
Q = 1,86 B.H 2
........................................................................... 2.20.
Dimana:
Q = Debit (m3 / detik)
B = Lebar saluran (meter)
H = Tinggi air dari dasar saluran (meter)
31
Pada gambar 2.10. dibawah ini memperlihatkan syarat-syarat alat ukur debit
Cipoletti agar dapat berlaku sempurna.
1:4 H
P
L B
30 cm 30 cm
H
H1
2/3 H
Plat baja
r
R
Dengan:
R = 80 cm
R = 10 cm
H1 = 2/3 H
c. Alat ukur ini sekaligus dapat dipakai sebagai pintu air, karena alat ini dapat
digerakkan keatas dan kebawah. Tinggi peluapan (H) sebaik-baiknya dibaca
pada suatu kolam yang tidak dipengaruhi gelombang.
5
Q = 1,40.H 2
............................................................................. 2.22.
Dimana:
Q = Debit (m3 / detik)
H = Tinggi saluran (meter)
= 900
b = 2.H
C = 0,60
g = 9,81 m/s2
4. Alat Pengukur Debit Rehboch
Alat Ukur Debit Romyn adalah pengukur debit yang berdasarkan peluapan
sempurna arus lepas tanpa kontraksi tepi. Dinding saluran (vertikal) dibuat licin
dan diusahakan lebar saluran sama dengan panjang ambang. Gambar 2.13.
dibawah ini dapat menjelaskan Alat Ukur Debit Rehboch.
34
b
P
Alat ukur ini hanya sesuai dipakai di laboratorium, dan rumus dibawah ini
disajikan oleh Rehboch:
H1 3
Q = (1,782 + 0,24 ).b.H 1 2 .................................................... 2.23.
P
Dimana: H1 = H + 0,0011
Keadaan aliran yang bergejolak dan jarak antara dua titik pengamatan di hulu dan
di hilir harus cukup menjamin terjadinya pencampuran garam yang merata
diseluruh penampang aliran. Pada bagian hilir EC (Electrical Conductivity) atau
Daya Hantar Listrik diukur setiap 15 detik, dan hasilnya dicatat pada tabel.
Ketika larutan garam seluruhnya telah melewati titik pengamatan di bagian hilir,
EC akan kembali kedalam normal. EC nilainya akan naik pada saat awal
pengukuran. Setelah dikurangi oleh nilai EC dari air, maka nilai EC inilah yang
digunakan untuk menentukan debit aliran.
35
2,1S
Q= .................................................................................... 2.24.
E.t
Dimana:
Q = Debit (m3 / detik)
S = Berat kering NaCl (mg)
E = Jumlah total E (S/cm)
t = Selang waktu antara dua pengukuran yang berurutan (detik)
Cara pengukuran debit dengan Metode Ember yaitu pertama jatuhkan daun
ditengah sungai, pada bagian hulu bersamaan dengan itu hidupkan stop watch.
Kemudian hentikan stop watch manakala daun melewati titik pengamatan dihilir,
disamping itu juga jarak antara bagian hulu dan bagian hilir juga harus diukur.
Terakhir ukur kedalaman air pada beberapa titik penampang aliran, juga lebar
penampang tersebut.
Cara perhitiungan pengukuran debit dengan benda apung adalah sebagai berikut:
Q = A.V.................................................................................... 2.26.
Dimana:
Q = Debit (liter/detik)
A = Luas penampang (meter)
v = Kecepatan aliran (meter/detik)
37
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data dalam studi kasus ini diperoleh melalui studi literatur
serta menggunakan data yang dimiliki oleh instansi terkait dalam hal ini adalah
Kabupaten Sragen dan PDAM Sragen sebagai pembanding dan pelengkap.
Adapun data tersebut :
1). Data debit air di Kabupaten Sragen.
2). Data jumlah penduduk di Kabupaten Sragen.
3). Data jumlah penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sragen.
Untuk menganalisa jumlah penduduk pada tahun 2025 menggunakan tiga metode
yaitu Metode Aritmatik, Logaritmik dan Regresi Linear. Dari ketiga metode diatas
diambil metode yang standart deviasi yang paling kecil. Langkah selanjutnya 39
adalah mengolah data tersebut sehingga didapat kebutuhan air pada tahun 2025
kemudian dengan deskriptif kuantitatif membandingkan kebutuhan air tersebut
dengan debit sumber air.
Pada tahap analisis data dilakukan dengan menghitung data yang ada, untuk
mencari laju perubahan dari masing-masing jenis pelanggan PDAM Sragen. Data
yang diperlukan yaitu pertumbuhan penduduk, data debit dari berbagai sumber air
dan elevasi dari semua kecamatan di Sragen, kemudian data tersebut dianalisis
menggunakan rumus-rumus untuk membandingkan besarnya potensi sumber air
dengan kebutuhan masyarakat sekitar pada tahun 2025 mendatang. Hasil analisis
tersebut disesuaikan dengan kemampuan potensi air yang ada di Sragen,
kemudian dimasukkan dalam saran. Untuk mempermudah analisis digunakan
diagram alur sebagai berikut:
39
Mulai
Analisis pertumbuhan
jumlah penduduk 10 tahun
terakhir
Prediksi pertumbuhan
penduduk pada tahun 2025
Membandingkan
kebutuhan air pada
tahun 2025 dengan
debit air
BAB 4
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
41
41
air dan sumur dalam menjadi gambaran untuk menyingkat gambar dan dapat
dilihatkan pada gambar 4.1. dan 4.2. dibawah ini
Kabupaten Sragen mempunyai beberapa potensi air yang dapat disajikan pada
tabel 4.3. dibawah ini.
43
Dengan bertolak dari data penduduk tahun 1999 menghitung pertambahan jumlah
penduduk Kabupaten Sragen pada tahun 2025 sejak dari tahun 1999-2008 dengan
menggunakan Metode Geometrik, Metode Aritmatik, dan Metode Regresi Linier
berikut ini.
P08 - P99
Ka =
2008 - 1999
876858 - 844391
Ka =
9
Ka = 3607 jiwa/tahun
Jadi terjadi pertambahan penduduk dari tahun 1999 sampai tahun 2008 sebesar
3607 jiwa/tahun.
3.762%
p =
9
p = 0.418%
Rumus proyeksi pertambahan pertambahan penduduk adalah sebagai berikut:
1. Metode Geometrik
Pn = Po (1 + p)n
P08 = P99 x (1+0.00418)(08-99)
P08 = P99 x (1.00418)9
P99 = P08 / (1+0.00418)9
P99 = 876858/ (1.00418)9
P99 = 844550 jiwa
2. Metode Aritmatik
Ka = 3607 jiwa/tahun
Pn = P08 = 876858 jiwa
Pn = Po + Ka x (Tn- To)
P99 = 876858 + 3607 x (08-99)
P99 = 909321 jiwa
3. Metode Regresi Linier
Y = a + bX
Y . X 2 - X . XY
a=
n. X 2 - ( X ) 2
n. XY - X . Y
b=
n. X 2 - ( X ) 2
(X) (Y)
1999 1 844391 844391 1
2000 2 847231 1694462 4
2001 3 849441 2548323 9
2002 4 851583 3406332 16
2003 5 853711 4268555 25
2004 6 855244 5131464 36
2005 7 858266 6007862 49
2006 8 863914 6911312 64
2007 9 872964 7856676 81
2008 10 876858 8768580 100
Jumlah 55 8573603 47437957 385
Dengan menggunakan rumus di atas maka besarnya a dan b dapat dihitung, yaitu:
Y . X 2 - X . XY
a =
n. X 2 - ( X ) 2
(8573603 x385) - (55 x 47437957)
a =
(10 x385) - (55) 2
a = 838484
n. XY - X . Y
b =
n. X 2 - ( X ) 2
(10 x 47437957) - (55 x8573603)
b =
(10 x385) - (55) 2
b = 3432
Y99 = a + b.(T99-T99)
Y99 = 838484 + 3432.(0)
Y99 = 838484 jiwa
Dengan cara perhitungan yang sama, hasil perhitungan mundur jumlah penduduk
selengkapnya disajikan dalam tabel 4.6. dibawah ini.
Jadi pada tahun 2025 jumlah penduduk Kabupaten Sragen dengan menggunakan
metode regresi linear dapat ditunjukkan dengan perhitungan dibawah ini.
Y2025= a + b.(T2025-T1999)
Y2025= 838484 + 3432.(26)
Y2025= 927716 jiwa
48
Dari persamaan di atas dapat dibuat grafik Regresi Linier Pada Gambar 4.3.
sebagai berikut :
Jumlah Penduduk
Tahun
Dengan menggunakan rumus di atas maka besarnya a dan b dapat dihitung, yaitu:
Y . X 2 - X . XY
a =
n. X 2 - ( X ) 2
(229189 x55) - (15 x689997)
a =
(5 x55) - (15) 2
a = 45109
n. XY - X . Y
b =
n. X 2 - ( X ) 2
(5 x689997) - (15 x 229189)
b =
(5 x55) - (15) 2
b = 234
Y25 = a + b.(T25-T04)
Y99 = 45109 + 234.(21)
Y99 = 50023 jiwa
Dari persamaan di atas dapat dibuat grafik Regresi Linier Pada Gambar 4.4.
sebagai berikut :
Jumlah Penduduk
Tahun
50
Sl = 83123354 liter/hari
Sl = 962.076 liter/detik
4. Kehilangan air
Lo = 20% x Pr
Pr = Sl + Sb + Kn + Lo
Pr = Sl + Sb + Kn + 20% x Pr
80% Pr = Sl + Sb + Kn
Sl + Sb + Kn
Pr =
80%
962.076 + 240.519 + 180.389
Pr =
80%
Pr = 1728.730 liter/detik
Lo = 20% x Pr
Lo = 20% x 1728.730
Lo = 345.746 liter/detik
Jadi kebutuhan air di Kabupaten Sragen pada tahun 2025 menurut prediksi jumlah
penduduk adalah 1728.730 liter/detik. Kebutuhan harian maksimum dan
pemakaian air pada waktu jam puncak juga akan diprediksi untuk memenuhi
seberapa besar kebutuhan air di Kabupaten Sragen dengan analisis dibawah ini.
1. Analisis kebutuhan harian maksimum
Ss = f1 x Sr
= 1.2 x 1728.730
= 2074.476 liter/detik
2. Analisis pemakaian air pada waktu jam puncak
Debit waktu puncak = f2 x Sr
= 1.5 x 1728.730
= 2593.095 liter/detik
4. Kehilangan air
Lo = 20% x Pr
Pr = Sl + Sb + Kn + Lo
Pr = Sl + Sb + Kn + 20% x Pr
80% Pr = Sl + Sb + Kn
Sl + Sb + Kn
Pr =
80%
51.86 + 12.97 + 9.73
Pr =
80%
Pr = 93.21 liter/detik
Lo = 20% x Pr
54
Lo = 20% x 18.64
Lo = 18.64 liter/detik
Selanjutnya hasil perhitungan kebutuhan air per Kecamatan dengan cara yang
sama dengan cara diatas akan disajikan pada tabel 4.12. dibawah ini.
Data jumlah penduduk per Kecamatan dan kebutuhan air per Kecamatan tahun
2025 disajikan pada tabel 4.13. sebagai berikut.
Tabel 4.13. Jumlah Penduduk dan Kebutuhan air per Kecamatan tahun 2025
Penduduk Kebutuhan Air Elevasi
No Kecamatan
(jiwa) (Liter/Detik) (Meter/DPL)
1 Kalijambe 50023 93.214 113
2 Plupuh 63786 118.861 102
3 Masaran 66221 123.398 117
4 Kedawung 73704 137.343 141
5 Sambirejo 54001 100.626 201
6 Gondang 46333 86.338 125
7 Sambung macan 44855 83.585 114
8 Ngrampal 35454 66.067 97
9 Karangmalang 62100 115.718 106
10 Sragen 71001 132.306 112
11 Sidoharjo 54999 102.487 116
12 Tanon 54286 101.159 97
13 Gemolong 51612 96.174 113
14 Miri 33021 61.532 126
15 Sumber lawang 48400 90.190 126
16 Mondokan 36215 67.484 98
56
Sedangkan Data debit potensi sumber air dan elevasi potensi sumber air dapat
disajikan pada tabel 4.14. Dibawah ini.
Tabel 4.14. Data Debit dan Elevasi Potensi Sumber Air Kabupaten Sragen
Untuk memperjelas dapat dilihat pada gambar 4.5. Peta penyebaran sumber air
dibawah ini.
58
59
Distribusi dilakukan dengan cara membagi debit suatu sumber air untuk mengaliri
wilayah-wilayah tertentu. Sehingga pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten
Sragen akan lebih merata.
Data kebutuhan air dan debit sumber air disetiap kecamatan disajikan pada Tabel
4.15. Dibawah ini.
Tabel 4.15. Kebutuhan air dan debit sumber air disetiap Kecamatan tahun 2025
10 Sragen 132.306 55
11 Sidoharjo 102.487 50
12 Tanon 101.159 13
13 Gemolong 96.174 23
14 Miri 61.532 -
15 Sumber lawang 90.190 16
16 Mondokan 67.484 -
17 Sukodono 69.337 25
18 Gesi 38.831 -
Lanjutan Tabel 4.15.
Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa ada kecamatan yang tidak
mempunyai sumber air untuk mencukupi kebutuhan air kecamatan tersebut.
Tetapi ada juga kecamatan yang debit sumber air nya melebihi kebutuhan air
kecamatan itu sendiri, sehingga kelebihan air tersebut dapat dimanfaatkan untuk
mencukupi kebutuhan air dikecamatan yang lain yang membutuhkan.
Pada tabel kekurangan air diatas dapat dibuat flow chart agar mendapat gambaran
yang jelas akan kekurangan air di wilayah Kabupaten Sragen pada Gambar 4.6.
dibawah ini.
Kecamatan
Dari data diatas dapat dibuat diagram agar mendapat gambaran yang lebih jelas
akan pemenuhan kebutuhan air di Kabupaten Sragen pada Gambar 4.7. dibawah
ini.
Tercukupi
Tidak tercukupi
41.70%
58.30 %
Pada setiap kecamatan mempunyai elevasi yang berbeda-beda dan juga potensi air
mempunyai elevasi yang berbeda-beda pula. Teori ailiran air dalam pipa
mempunyai 2 cara yaitu aliran gravitasi dan juga aliran pompa, pada tabel 4.17.
dibawah ini memperlihatkan jenis-jenis aliran air disetiap kecamatan.
Dalam tabel diatas menjelaskan bahwa jenis aliran di Kabupaten Sragen ada yang
menggunakan aliran pompa dan ada juga yang menggunakan gravitasi.
memenuhi kebutuhan air pada tahun 2025 karena kebutuhan air lebih besar dari
pada potensi air yang dapat dilihat pada gambar 4.8. dibawah ini.
65
4.4. Pembahasan
Sumber air di Kabupaten Sragen sebanyak 28 sumber air, yang terdiri dari 26
sumur dalam dan 2 mata air yang tidak tersebar merata diseluruh Kecamatan
Kabupaten Sragen. Besar potensi sumber air di Kabupaten Sragen adalah 753
liter/detik.
Sumber air di Kabupaten Sragen sebanyak 28 sumber air, yang terdiri dari 26
sumur dalam dan 2 mata air dengan Jenis aliran menggunakan gravitasi dan ada
juga yang menggunakan pompa.
67
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
4. Jenis aliran di Kabupaten Sragen ada yang menggunakan aliran secara gravitasi
dan ada juga yang menggunakan pompa air.
5.2. Saran
69
68
sendiri seperti sumur dangkal, atau menggunakan sumber lain untuk keperluan
setiap harinya.
2. PDAM Sragen dapat mengambil air dari Sungai Bengawan Solo untuk diproses
melalui Pengolahan IPA.
3. Mengingat persediaan air baku air bersih semakin hari semakin berkurang,
maka diharapkan dalam penggunaannya sebaik mungkin.
69
71
DAFTAR PUSTKA