BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
2.1 Air Pendingin
Sistem pendinginan adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya over heating (panas yang
berlebihan) pada mesin agar mesin bisa bekerja secara stabil. Air pendingin adalah air limbah
yang berasal dari aliran air yang digunakan untuk penghilangan panas dan tidak berkontak
langsung dengan bahan baku, produk antara dan produk akhir (KEP-49/MENLH/11/2010).
Sistem air pendingin merupakan bagian yang terintegrasi dari proses operasi pada industri.
Untuk produktifitas pabrik yang kontinu, sistem tersebut memerlukan pengolahan kimia yang
tepat, tindakan pencegahan, dan perawatan yang baik. Kebanyakan proses produksi pada
industri memerlukan air pendingin untuk efisiensi dan operasi yang baik. Air pendingin sistem
mengontrol suhu dan tekanan dengan cara memindahkan panas dari fluida proses ke air
pendingin yang kemudian akan membawa panasnya. Total nilai dari proses produksi akan
menjadi berarti jika sistem pendingin ini dapat menjaga suhu dan tekanan proses dengan baik.
Memonitor & mengatur korosi, deposisi, pertumbuhan mikroba, dan sistem operasi sangat
penting untuk mencapai Total Cost of Operation (TCO) yang optimal. Air pendingin mempunyai
pengaruh yang cukup besar terhadap efisiensi total engine serta umur engine. Apabila temperatur
air pendingin masuk engine terlalu tinggi, maka efisiensi mekanis engine akan menurun dan
dikhawatirkan dapat terjadi over - heatingi pada engine. Sedang bila temperatur air terlalu
rendah, maka efisiensi termal akan menurun (Handoyo, 1999). Proses pendinginan melibatkan
pemindahan panas dari satu substansi ke substansi yang lain. Substansi yang kehilangan panas
disebut cooled, dan yang menerima panas disebut coolant. Beberapa faktor yang membuat air
menjadi coolant yang baik adalah :
1. Sangar berlimpah dan tidak mahal.
2. Dapat ditangani dengan mudah dan aman digunakan.
3. Dapat membawa panas per unit volume dalam jumlah yang besar.
4. Tidak mengembang ataupun menyusut (volumenya) pada perubahan suhu dalam range
normal.
5. Tidak terdekomposisi.
Berikut ini adalah standar industri terhadap air pendingin yang digunakan:
No. Jenis Air Limbah Parameter Kadar Maksimum (mg/L) Metode Pengukuran
1. Air Pendingin Residu Klorin 2 Standard Method 4500-Cl Karbon Organik Total 5 SNI-
06-6989.28-2005 atau APHA 5310