Anda di halaman 1dari 23

BAB I

KONSEP DASAR MEDIK

A. Pengertian

Osteosarkoma merupakan tumor primer tulang yang sifatnya

paling ganas pada anak dimana sel-sel tumor adalah osteoblast atau

menghasilkan sel osteoblast (Suriasi & Yuliani, 2006)

Osteosarkoma adalah tumor ganas primer tulang yang paling

sering ditemukan, predileksi pada remaja dan dewasa muda, kekhasan

patologi adalah sel sarkoma memproduksi jaringan osteoid. Sebagaian

besar osteosarkoma memiliki derajat kegaganasan tinggi, metastasis

jauh terjadi dini (Desen, 2008)

Osteosarkoma adalah suatu neoplasma ganas sarkomatosa sel

gelondong yang membentuk osteoid, tumor adannya jaringan

osteoblastik, kontroblastik dan fibroblastik didalam suatu tumor

tunggal. Osteosarkoma biasannya mengenai daerah metafisis tulang

panjang dan meluas kedalam rongga medulla dari tulang atau keluar

melalui korteks dan periosteum untuk membentuk massa jaringan

lunak dan dapat mencapai proprosi besar (Rudolph, 2007)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

osteosarkoma merupakan tumor ganas primer tulang yang paling

sering pada anak atau dewasa muda dimana sel-sel tumornya osteoblas

dan membentuk jaringan osteoid biasanya engenai daerah metafisis


tulang panjang sebagian besar osteosarkoma adalah keganasan tinggi.

Tibia (tulang kering) ujung promaksimal os tibia mempunyai dua

bongkol yaitu kostilus medialis dan kondilus lateralis. Pada bagian

depan eminentia terdapat lekuk fosa interkondiloid posterior, selain itu

jiga terdapat benjolan disebut tuberositas tibia (Syaifuddin, 2009)

B. Proses terjadinya masalah

1. Etiologi Osteosarkoma menurut (Suriadi dan Yuliani, 2006) terdiri

dari faktor :

a. Presipitasi

Penyebab secara pasti belum diketahui

b. Predisposisi

1) Faktor genetik

Sindrom genetik tertentu yang diketahui oleh keluarga

dapat meningkatan risiko terjadi kanker tulang

2) Biasanya berhubungan dengan penyakit paget

Kondisi prakanker ini mempengaruhi peningkatan risiko

terkena kanker tulang pada orang dewasa/lebih tua.Penyakit

paget (osteitis deformans) adalah gangguan tulang yang

ditandai oleh pola remodeling tulang yang dipercepat

(Corwin, 2009)

3) Radiasi pada penyakit lain

Paparan radiasi jumlah besar, seperti yang diberikan

selesai terapi kanker, dapat meningkatkan risiko terkena


penyakit kanker tulang di kemudian hari.

2. Patofisiologi

Menurut Suriadi dan Yuliani (2006) Patofisiologi dari

Osteosarcoma yaitu :

a. Pada tumor ini terjadi pembentukan jaringan osteoid dan

jaringan tulang baru oleh sel tumor.

b. Kanker ini menghasilkan sel-sel tulang yang menyerbuk kanal

medular tulang dan menyebar dengan pada sekeliling jaringan.

c. Daerah femur distal adalah yang sering dan dibarengi adanya

lesi di seliling lutut dan bahu. Kira-kira 10-20% pasien dengan

metastase menyebar ke paru-paru

d. Walaupun penyebab osteosarkoma belum diketahui diketahui

secara jelas, terapi pada penyakit lain dapat dihubungkan.

Kemudian tendensi yang terlihat adalah factor genetik.

e. Kira-kira 10-20% klien dengan metastase, prognosisnya buruk.


3. Manifestasi klinis

a. Rasa sakit (nyeri), Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas

yang terkena (biasanya menjadi semakin parah pada malam

hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit).

b. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi demam, anemia

(mudah Lelah) (Smeltzer. 2009)

4. Klasifikasi Osteosarkoma

Menurut Desen (2008) Osteosarkoma diklasifikasikan sebagai

berikut :

a. Menurut morfologi sel tumor, dibagi menjadi Osteosarkoma

jenis osteoblast, kondroblas, fibroblast, dan campuran. Ada studi

menemukan, klasifikasi ini tidak banyak nerkaitan dengan

prognosis. Berdasarkan derajat diferensiasi dapat dibagi mnjadi

3 grade :

1) Grade I : Sel tumor berdiferensiasi relative baik, terdapat

heteromorfisme tertentu, mitosis jarang ditemukan.

2) Grade II : Terletak diantara grade I dan II

3) Grade III : Diferensiasi sel tumor sangat buruk,

heteromorfosisisme sangat jelas. Sel datia tumor banyar,

mitosis banyak ditemukan


Subtipe Osteosarkoma sejalan dengan studi mendalam terhadap

osteosakoma ditemukan dalam hal klinis, patologi, tampil

rontgen, lokasi terjadinya, derajat keganasan, prognosis,dll.

Memiliki perbedaan dari Osteosarkoma tipikal, masing-

masing memiliki karakteristik berbeda. Oleh karena itu sebagian

osteosarkoma telah dikeluarkan dari osteosarkoma tipikal

menjadi suptipe osteosarkoma. Osteosarkoma dapat dianggap

sebagai sekelompok tumor yang memiliki kesaaan tertentu,

namun berbentuk dari lesi berkarakteristik biologis dan

klinikopatologis berbeda, derajat kegaganasan mereka juga

terdapat perbedaan.

5. Pemeriksaan diagnostik

Menurut Desen, (2008) Berikut ini adalah pemeriksaan

diagnostik pada osteosarkoma:

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Sedimen darah

Sekitar sepenuh pasien menujukan percepatan sedimen

darah, umumnya pada kasus dengan tumor besar,

diferensiasi buruk, prognosis cepat. Laju sedimentasi

darah dapat menjadi salah satu indikator progesi tumor,

tapi spesifitas dan sensitivasnya kurang kuat.


b. Alkali Fosfase

Meningkat pada srkitar 50-70% pasien, pada

osteosarkoma stadium dini, osteosarcoma jenis

sklerotik, osteosarkoma berdiferensiasi relative baik,

osteosarkoma pararosteal, nilai alkali fosfase normal.

Bila tumor berkembang cepat, bermetastasis, dapat

meninggi mencolok. Paska eksisi tumor dan kemoterapi

dapat menurun, jika timbul metastasis dapat kembali

meninggi, maka alkali fosfatase dapat menjadi salah

satu metastasis serta untuk menilai prognosis.

2. Pemeriksaan penunjang

Menurut Desen, (2008) pemeriksaan pencitraan

osteosarcoma terdiri dari :

a. Foto sinar X

Tampil sinar X tipikal osteosarkoma adalah

destruksi

Tampil sinar X tipikal osteosarkoma adalah

destruksi mtriks tulang difus, infiltrasi di metafisis tulang

panjang. Destruksi tulang dapat berbentuk seperti

saringan, bercak, gigitan serangga,dll. Derajat destruksi

berlainan, lingkupnya bervariasi, batas tidak tegas, lesi

dominan, efek, patah retak, dapat terjadi fraktur

patologis, namun jarang dijumpai. Bila lesi mengenai


jaringan lunak sekitar, tampak sebagai bayangan tulang

tumor beraneka rupa, dapat berbentuk jarum, kapas atau

desintas tinggi seperti gading.


Reaksi periosteum berupa segitiga codman atau

seperti pancaran sinar matahari. Segitiga Codman

adalah periousteum yang terangkat ditepi tumor di tempat

berbatasan korteks tulang, berbentuk tukang baru,

tampak sebagai reaksi periosteum. Bayangan seperti

pancaran sinar matahari merupakan gambaran tumor

menginfiltrasi kedalam jaringan lunak, membentuk

tulang tumor yang ditegak lurus terdapat diafisis. Foto

thoraks dapat menemukan lesi metastasis paru

b. CT Scan

Tampak seperti destruksi tak beraturan matriks

tulang, pembentukan tulang tumor, reaksi periosteal,

massa jaringan lunak dan tulang tumor didalamnya.

menunjukkan lingkup invasi osteosarkoma dalam rongga

sumsum tulang, tulang korteks dan tulang jaringan lunak.

Membantu dalam estimasi stadium tumor dan merancang

operasi preservasi ekstermitas, juga sesuai untuk

osteosarkoma yang terjadi di vertebra, pelvis dan lokasi

relatif dalam lainnya.

Kebanyakan osteosarkoma ketika ditemukan

sudah menginvasi jaringan di luar kompartemen, atau

stadium IIB menurut kriteria bedah keganasaan tulang.

Perbedaan tingkat diferensiasi dan stadium tumor maka


lingkup invasi tumor berbeda derajatnya. Perbedaan

ukuran tumor, lingkup invasi tumor, menyebabkan


perbedaan pola operasi yang dipilih dan prognosisnya. CT

Scan paru dapat menemukan lesi kecil metastasis.

c. Skening radioisotop seluruh tubuh

Memaparkan lokasi dan lingkup osteosarkoma,

lokasi dan jumlah lesi metastasik tulang, sebagai salah satu

kriteria menilai stadium, juga dapat menjadi materi

pemeriksakan dalam bentuk tindak lanjut.

d. MRI

Kegunaan mirip CT Scan, terutama untuk

menunjukkan lesi intrameduler dan jaringan lunak hasilnya

lebih jelas. Sesuai untuk timor berlokasi agak dalam seperti

vertebra, pelvis, dll. Pemeriksaan MRI properasi preservasi

ekstermitas, untuk memahami luas invasi dalam jaringana

lunak, berguna bagi penentuan bidang amputasi, dan lngkup

eksisi.

6. Komplikasi

Menurut Suriadi dan Rita Yulani (2006), adapun komplikasi dari

osteosarkoma, meliputi :

1. Akibat langsung : Patah tulang

2. Akibat tidak langsung : Penurunan berat badan, anemia,

penurunan kekebalan tubuh

3. Akibat pengobatan : Gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel

darah, kebotakan pada kemoterapi.


10

7. Penatalaksanaan

Menurut liao Weiming dalam buku karangan Desen (2008)

penatalaksanaan adalah :

Terapi osteosarcoma bertumpu terapi kombinasi berintik pada

kemoterapi dan operasi. Tetapi operasi mencakup pemastian

stadium praosperasi, teknik bebas tumor dalam operasi ,metode

operasi berkembang dari semata-mata amputasi mnjadi teknik

prevevasi ekstremitas dengan dukungan efektif terapi adjuvan.

Kemoterapi merupakan bagian terapi osteosarcoma, bukanlah

terapi adjuvant yang boleh ada atau tidak ada. Kemoterapi

mencangkup dua tahap, praoperasi dan pasca operasi,

mengombinasikan kemoterapi intravena dan kemoembolisasi

arterial.

a. Kemoterapi osteosarkoma

Obat dan formula yang sering

digunakan pada kemoterapi osteosarkoma:

1) Peranan kemoterapi dan pemilihan obatnya

Operasi dikombinasikan dengan kemoterapi membuat

survival 5 tahun osteosarkoma meningkat dari 20 % menjadi

50% lebih, bahkan mencapai 70% lebih, efek terapinya sungguh

menarik perhatian. Peranan kemoterapi adalah membasmi sel

tumor metastatik subklinis, menghambat atau menunda

metastasis paru yang fatal, sambil mengontrol pertumbuhan


10

tumor primer, berguna bagi tindakan operasi preservasi

ekstremitas lokal.
Dewasa ini yang banyak digunakan untuk kemoterapi

osteosarcoma adalah terapi kombinasi bertumpu pada MTX

dosis tinggi dan salvasi kalsium folinat (HD-MTX-CF). obat

lain yang sering digunakan ADR,DDP,CTX,VCR,dll

2) Terapi MTX dosis tinggi + CF

Dosis tunggal MTX dikalkulasi berdasarkan berat badan

atau luas permukaan tubuh pasien (8-10g/m2, atau 200-

300mg/kg). dosis total mencapai 10-15g tau lebih. Sebelum

diberikan MTX dapat diberikan VCR 1-2 mg/m2, kombinasi

keduanya berguna untuk membasmi sel tumor.

b. Terapi operasi

1) Amputasi

Amputasi merupakan salah satu teknik operasi utama

untuk terapi osteosarkoma. Sesuai untuk tumor berinvasi luas,

otot dan kulit didekatkannya terkena meluas, eksremitas terkena

tak lagi dapat dipreservasi. Bidang amputasi radial menurut

klasifikasi stadium operatif tumor tulang, yaitu reseksi

ekstrakompartemen.

2) Amputasi modifikasi

Dengan prasyarat eksisi tuntas tumor, mempertahankan

sebagai fungsi ekstremitas, sehingga menggurangi kecacatan

akibat amputasi.
a. Diagnosa keperawatan

Diagnosa Keperawatan menurut (NANDA, 2012)

1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologik

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

x jam masalah nyeri akut teratasi seluruhnya.

Tabel 1.1 intervensi dan rasional nyeri akut berhubungan

dengan proses patoik

Intervensi Rasional
a. Kaji nyeri secara menyeluruh a. Kaji nyeri secara menyeluruh
meliputi lokasi durasi kualitas meliputi lokasi durasi
faktor pencetus kualitas keparahan dan
b. Berikan teknik nafas dalam factor pencentus
c. Ajarkan teknik nafas dalam b Dapat mengileks otot
d. Anjurkan menggunakan c. Meningkatkan partisipasi
kompres air hangat saat nyeri pasien dalam pengguanakan
timbul relaksasi
e. Kolaborasi pemberian obat d. Anjurkan
analgetik menggunakan kompres air
hangat saat nyeri timbul
e. Kolaborasi pemberian obat
analgetik paracetamol

2. Hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan dengan

kerusakan mukuluskeletal

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

..x..jam masalah kerusakan mobilitas fisik teratasi

Table 1.2 intervensi dan rasional Hambatan mobilisasi fisik

yang berhubungan dengan kerusakan mukuluskeletal.


Intervensi Rasional
a. Monitor kelemahan serta a. Mengetahui hambatan yang
hambatan mobilitas yang dialami pasien
dialami pasien b. memberikan kesempatan
b. Dorong partipasi dalam untuk mengeluarkan energy,
aktivitas rekreasi ( memusatkan perhatian
meninton tv, membaca c. Membantu agar tidak terjadi
Koran dll) kekakuan otot dan sendi-sendi
c. Lakukan ROM pasif d. Agar keluarga mampu
d. Ajarkan keluarga melakukan secara mandiri
melakukan ROM pasif e. Agar keluarga mengetahui
e. Libatkan keluarga dalam bagaimana cara ROM pasif
melakukan ROM pasif f. Membantu proses
f. Kolaborasi dengan penyembuhan dan melatih
fisioterapi otot

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

status hipermetabolik berkenaan dengan kanker

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

..x..jam masalah nutrisi kurang dari kebutuhan dapat

teratasi

Tabel 1.3 intervensi dan rasional Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan status

hipermetabolik berkenaan dengan kanker

Intervensi Rasional
a. Catat asupan makanan setiap hari a. mengidentifikasikan kekuatan
b. Ukur tinggi, berat badan, atau difiensi nutrisi
ketebalan kulit trisep setiap hari b. berat badan dan pengukuran
c. Berikan diet dan cairan adekuat antropometrik kurang dari
untuk menghilangkan produksi normal
sisa c. memenuhi kebutuhan
d. Kolaborasi pantau pemeriksaan metabolik jaringan. Asupan
laboratrium sesuai indikasi cairan adekuat untuk
menghilangkan produksi sisa
d. membatas mengidentifikasi
derajat
4. Gangguan harga diri karena kehilangan bagian tubuh

atau perubuhan kinerja kerja

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

..x..jam mengungkapan perubahan pemahaman dalam gaya

hidup tentang tubuh, perasaan tidak berdaya

Table 1.4 intervensi dan rasional Gangguan harga diri

karena kehilangan bagian tubuh atau perubuhan kinerja

kerja

Intervensi Rasional
a. Diskusikan dengan orang a. Membantu dalam memastkan
terdekat pengaruh diagnose untuk mulai proses pemecahan
dan pengobatan terhadap b. Membantu dalam pemecahan
kehidupan pribadi pasien dan masalah
keluarga. c. Menunjukkan rasa empati
b. Motivasi pasien dan keluarga
untuk mengungkapkan perasaan
tentang efek kanker atau
pengobatan
c. Pertahankan kontak mata
selama berinteraksi dengan
pasien

5. Berduka berhubungan dengan kemungkinan kehilangan

kehilangan alat

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

..x..jam masalah keluarga kehilangan menghadapi anggota


gerak
Tabel 1.5 intervensi dan rasional Berduka berhubungan

dengan kemungkinan kehilangan kehilangan alat

Intervensi Rasional
a. Lakukan pendekatan langsung a. Meningkatkan rasa percaya
dengan pasien dengan pasien
b. Diskusikan kurangnya b. Memberikan dukungan
alternative pengobatan moril kepada pasien untuk
c. Ajarkan penggunakan alat bantu menerima
seperti kursi roda c. Membantu dalam
kemandirian pasien melakukan mobilitas dan
d. Motivasi dan libatkan pasien meningkatkan kemandirian
dalam aktivitas bermain pasien
d. Secara tidak langsung
memberikan latihan
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep dasar Keperawatan Jakarta: EGC

Alimul Aziz, H.(2008), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Edisi 2.

Jakarta: Salemba Medika

Agustina dan Ahmad. 2003. Antioksidan: Penemuan Revolusioner bagi

kesehatan.Gizi Medikal Indonesia

Carpenito,Lynda juall, 2006.Diagnosa Keperawatan :Aplikasi

Pada Praktik Klinik.Jakarta:EGC

Corwin, Elizabeth J.2009.Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik

Klinik.Edisi 9.Jakarta : EGC

Desen, Wan (ed). 2008. Buku Ajar Ontologi Klinis. Edisi 2.Jakarta : Balai

Penerbit FKUI

Dorland, Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland . Edisi 29,

Jakarta:EGC NANDA. 2012. Dignosis Keperawatan Definisi dan

Klafisikasi 2012-2014

Jakarta :EGC

Noor Helmi,Zairin, 2012; Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal; jilid 1.

salemba Medika, Jakarta

Suriadi & Rita Yuliani 2006.Buku Pegangan Praktik Klinik. Asuhan

Kepererawatan pada Anak :Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto


Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental keperawatan :

Konsep, Proses, Dan Praktik. Edisi 4 Volume I .Alih bahasa :

Yasmin Asih, dkk Jakarta: EGC

Setiati S dkk.Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi IV 2006 , Pusat Penerbitan

Flkutas Kedokteran Univwrsitas Indonesia, Jakarta

Sutedjo, AY. 2008. Buku saku mengenal penyakit melalui hasil

pemeriksaan laboratorium. Yogyakarta: Amara books

Wartonah, Tarwoto (2006), Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

keperawatan.Edisi 3, Jakarta: Salemba

Anda mungkin juga menyukai