Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 telah terbentuk


melalui proses jang pandjang. Penjusunannja telah menghabiskan
waktu tiada kurang dari 21 bulan sedjak dibentuknja Panitia
Pembaharuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia didalam
Symposium Beton bulan Djanuari 1970. Hal ini dapat dimengerti
apabila kita ingat betapa pesat berkembannja pengetahuan kita
mengenai beton bertulang selama beberapa tahun terackhir ini, yang
mana sudah harus ditampung didalam Peraturan Beton Bertulang
Indonesia, Sedangkan mengolah hal-hal baru hingga tjotjol untuk
dimasukan kedalam peraturan memerlukan banjak waktu.
Dikalangan Internasional, sedjak beberapa tahun berselang
terlah tertjapai koordinasi dan kerdja sama yang erat dalam
mengusahakan keseragaman dalam peraturan-peraturan beton. Hal
ini dipelopori oleh CIB (Conseil International du Btiment) jang
telah menetapkan prinsip-prinsip dasarnja dalam tahun 1953,
kemudian disempurnakan oleh CEB (Comit Europe du Bton)
dalam tahun 1964 untuk selandjutnja diambil alih Oleh ISO
(International Standarization Organization). Dalam tahun 1970 CEB
dan FIP (Fdration International de la Prcontraint) telah tertjapai
persesuaian dalam berbagai-bagai prinsip, sehingga dikeluarkan
suatu buku rekomendasi bersama FIB-CEB. Adanja rekomendasi-
rekomendasi jang disusun oleh badan-badan koordinasi International
dalam peraturan-peraturan beton bertulang dan beton pratekan,
tetapi djuga sangat memudahkan panitia-panitia nasional dalam
menjusun peraturan beton nasional dinegara masing-masing. Dengan
demikian tidak mengherankan kiranja, bahwa tahun tudjuhpuluhan
ini adalah tahun-tahun pengeluaran peraturan beton jang baru
dibanjak Negara, seperti di Amerika Serikat (ACI 318-70), Inggris
(Unified B.S Code 1970), Nederland (VB 1972), dan lain-lain,
termasuk di Indonesia (PBI 1971).
Walaupun pekerdjaan dari Panitia Pembaharuan Peraturan
Beton Bertulang Indonesia sangat dipermudah oleh adanja
rekomendasi-rekomendasi badan-badan International seperti FIP-
CEB dan tersedianja berbagai-bagai konsep peraturan beton jang
baru dari berbagai-bagai negara (Amerika Serikat , Inggris,
Nederland, dan lain-lain, namun djelas kiranja bahwa berbagai-bagai
ketentuan perlu dievaluasikan lebih lanjdut untuk disesuaikan
kepada kondisi-kondisi di Indonesia dan djuga perlu dibanding-
bandingkan satu dengan lainnja dengan hal adanja beberapa
alternatif ketentuan. Selandjutnya, mengingat Indonesia termasuk
kedalam daerah gempa jang tjukup berarti, maka perhatian chusus
perlu ditjurahkan terhadap masalah kegempaan tersebut, untuk mana
harus diteliti peraturan-peraturan dinegara-negara jang sudah madju
dalam bidang ini, sesuai peraturan dari AIJ (Architectural Institute
of Japan), dan lain-lain. Hal-hal ini memerlukan desk research jang
mendalam jang telah dilakukan dilingkungan Lembaga Penyelidikan
Masalah Bangunan dan Bagian Sipil Institut Teknologi Bandung.
Agar PBI 1971 langsung dapat digunakan didalam praktek, maka
telah disusun pula berbagai-bagai tabel dan nomogram, jang dalam
penjusunannja telah didapat bantuan jang berharga dari Data Center
ITB serta fasilitas-fasilitas penggunaan computer dari Computer
Center Dep. PUTL di Djakarta. Semua pekerdjaan diatas telah dapat
diselesaikan dalam rangka bagian suatu projek dari Direktorat
Djenderal Tjipta Karya jang bernama ,,Projek penjusunan sistim,
norma dan standar teknik pembangunan gedung dan perumahan.
Demikianlah, setelah mengalami proses jang pandjang, a.l. melalui
pembahasan dalam Seminar ke-II Tertib Pembangunan bulan Maret
1970 dan Workshop Beton bulan Djanuari 1971, achirnja naskah
achir PBI 1971 dapat dirampungkan pada bulan September 1971.

Peraturan Beton Bertulang 1971 ini adalah hasil maksimal


jang dapat ditjapai oleh Panitia pada saat ini. Hal ini tidak berarti
bahwa PBI 1971 sudah lengkap dan sepenuhnja sesuai dengan
gagasan-gagasan modern dalam teknik beton betulang dewasa ini.
Masih tjukup banjak kiranja masalah-masalah jang dalam waktu
tidak terlalu lama lagi perlu disempurnakan lebih landjut dan/atau
ditindjau kembali. Untuk sekedar gambaran, hal-hal jang belum
dapat/sempat ditampung oleh Panitia ini adalah a.l. jang
menjangkut:

Masalah geser dan punter dalam keadaan batas;


Masalah keruntuhan dan stabilitas konstruksi dalam
keadaan batas;
Masalah satuan, jang dewasa ini masih dalam satuan
tjampuran CGS dan MKS, sedangkan sedjak 1960 telah
terbentuk satuan SI (Systme International dUnits);
Masalah notasi, jang masih perlu disesuaikan dengan
notasi bersama FIP-CEB-ACI jang djuga akan mendjadi
notasi ISO.
dan lain-lain.

Dari pendjelasan diatas djelas kiranja, bahwa keluarnja


Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ini sebenarnja baru
merupakan langkah pertama kearah penjusunan peraturan beton
bertulang di Indonesia jang lebih modern. Namun demikian, apa
jang dimuat didalam PBI 1971 ini sudah didasarkan pada filosofi
dan konsep-konsepsi modern jang radikal berbeda dengan gagasan-
gagasan diwaktu jang lampau, sehingga tidak berlebih-lebihan
kiranja bila terbitnja PBI 1971 dikatakan merupakan suatu lontjatan
kemuka. Dalam hubungan ini. Panitia menjadari bahwa kesulitan
jang segera akan dihadapi setelah keluarnja PBI 1971 ini adalah
bagaimana melaksanakan program penjuluhan jang efektif dan
esisien kepada dunia pembangunan di Indonesia. Sudah selajaknja
hal ini perlu didjadikan program Nasional, demi suksesnja
pembangunan Negara kita, untuk mana perlu adanja koordinasi jang
baik antara lembaga-lembaga penelitian, perguruan-perguruan tinggi
dan instansi-instansi lain jang berketjimpung dalam bidang
pembangunan.

Achirnja, melalui djalan ini Panitia ingin mengutjapkan banjak


terima kasih kepada semua pihak, baik instansi maupun perorangan,
jang telah turut memungkinkan terbitnja PBI 1971 ini.

Bandung, 1 Oktober 1971


Panitia Pembaharuan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia
Ketua,

Ir. Wiratman Wangsadinata


Panitia Pembaharuan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971

Ketua :
Ir. Wiratman Wangsadinata

Anggota :
Prof. Ir. Achmad Antono
Ir. Teddy Boen
Ir. Oerip Djojosantoso
Soemardi Kartomidjojo
Ir. Soedjono Kramadibrata
Ir. A. M. Luthfi
Ir. Soeharto Prodjowijono
Ir. Rachmat Purwono
Ir. S. M. Ritonga
Ir. Hamid Shahab
Prof. Ir. R. Soemono
Dr. Ir. Sosrowinarso
Ir. Tony Suwandito
Ir. R. B. Tular
Ir. Suwarno Wirjomartono
DAFTAR ISI

BAGIAN I UMUM Halaman

Bab 1 Sjarat-sjarat umum


1.1. Ruang tjakap ................................................ 17
1.2. Idjin pelaksanaan, perhitungan dan gambar-
gambar ......................................................... 17
1.3. Pengawasan ................................................. 18
1.4. Tjara perhitungan dan/atau pelaksanaan jang
menjimpang ................................................. 18
Bab 2 Definisi
2.1. Umum .......................................................... 19

BAGIAN 2 BAHAN-BAHAN
Bab 3 Bahan-bahan
3.1. Pemeriksaan bahan-bahan ........................... 22
3.2. Semen .......................................................... 22
3.3. Agregat halus (pasir) ................................... 23
3.4. Agregat kasar (kerikil dan batu petjah) ....... 23
3.5. Agregat tjampuran (agregat halus dan kasar 25
3.6. Air ................................................................ 28
3.7. Badja dan batang tulangan ........................... 29
3.8. Bahan pembantu .......................................... 31
3.9. Penjimpanan bahan-bahan ........................... 31

BAGAN 3 PELAKSANAAN
Bab 4 Pekerdjaan beton
4.1. Umum .......................................................... 33
4.2. Kelas dan mutu beton .................................. 34
4.3. Tjampuran beton .......................................... 36
4.4. Kekentalan adukan beton ............................ 36
4.5. Mutu pelaksanaan dan kekuatan tekan beton
karakteristik ................................................. 39
4.6. Pertjobaan pendahuluan ............................... 40
4.7. Pemeriksaan mutu beton dan mutu pelaksa-
naan selama masa pelaksanaan .................... 42
4.8. Tindakan-tindakan jang diambil apabila ha-
sil pemeriksaan benda udji menundjukkan
mutu beton jang tidak memenuhi sjarat ....... 45
4.9. Pembuatan dan pemeriksaan benda udji ...... 46

Bab 5 Tjetakan, atjuan, tulangan dan pipa-pipa jang akan


Tertanam dalam beton.
5.1. Tjetakan dan atjuan ...................................... 48
5.2. Lantai kerdja ................................................ 49
5.3. Pembengkokan tulangan .............................. 49
5.4. Toleransi pada pemotongan dan pembeng-
kokan tulangan ............................................. 50
5.5. Pemasangan tulangan .................................. 50
5.6. Toleransi pada pemasangan tulangan .......... 52
5.7. Pemasangan pipa-pipa jang akan tertanam
dalam beton ................................................. 52
5.8. Pembongkaran tjetakan dan atjuan .............. 54

Bab 6 Pengadukan, pengangkutan, pengetjoran, pema-


datan dan perawatan beton.
6.1. Persiapan ...................................................... 55
6.2. Pengadukan .................................................. 55
6.3. Pengangkutan .............................................. 56
6.4. Pengetjoran dan pemadatan ......................... 57
6.5. Siar pelaksanaan .......................................... 58
6.6. Perawatan .................................................... 58

BAGIAN 4 DETAIL-DETAIL KONSTRUKSI

Bab 7 Penutup beton dan ketahanan dalam kebakaran


7.1. Umum .......................................................... 60
7.2. Penutup beton berhubungan dengan keada-
an keliling .................................................... 60
7.3. Penutup beton dan ukuran konstruksi berhu-
Bungan dengan ketahanan dalam kebakaran 62

Bab 8 Tulangan
8.1. Umum .......................................................... 66
8.2. Kait dan bengkokan ..................................... 66
8.3. Sjarat-sjarat penjaluran tegangan ................. 68
8.4. Tulangan moment positif ............................. 71
8.5. Tulangan moment negative ......................... 73
8.6. Pandjang penjaluran tulangan tarik ............. 74
8.7. Pandjang penjaluran tulangan tekan ............ 75
8.8. Pandjang penjaluran ekivalen dari tarik ...... 78
8.9. Kombinasi penjaluran tegangan .................. 81
8.10. Pandjangan penjaluran tulangan didalam
Berkas tulangan ............................................ 81
8.11. Sambungan tulangan Umum .................. 82
8.12. Sambungan lewatan tulangan tarik .............. 82
8.13. Sambungan lewatan tulangan tekan ............ 84
8.14. Sambungan lewatan tulangan didalam berkas
tulangan ....................................................... 85
8.15. Sambungan las ............................................. 86
8.16. Djarak antara batang tulangan ..................... 87
8.17. Tulangan geser ............................................. 88
Bab 9 Bagian-bagian konstruksi
9.1. Pelat ............................................................. 89
9.2. Dinding ........................................................ 90
9.3. Balok ............................................................ 91
9.4. Pelat berusuk ............................................... 93
9.5. Balok tinggi ................................................. 93
9.6. Kolom dengan sengkang ............................. 94
9.7. Kolom dengan lilitan spiral ......................... 95
9.8. Kelos, djangkar dan alat-alat pengikat ........ 96
9.9. Siar pemisah ................................................ 96

BAGIAN 5 DASAR-DASAR PERHITUNGAN DAN


SJARAT-SJARAT UMUM KONSTRUKSI

Bab 10 Dasar-dasar perhitungan dan sjarat-sjarat umum


Konstruksi
10.1. Koefisien-koefisien keamanan .................... 97
10.2. Kekuatan-kekuatan beton ............................ 100
10.3. Pembebanan ................................................. 101
10.4. Tjara perhitungan konstruksi ....................... 102
10.5. Kekakuan konstruksi ................................... 108
10.6. Stabilitasi konstruksi; lentur dengan gaja
normal .......................................................... 111
10.7. Lebar retak ................................................... 114
10.8. Lebar manfaat flens balok T ........................ 116
10.9. Ketentuan-ketentuan lain untuk perhitungan 121

BAGIAN 6 PERHITUNGAN KEKUATAN

Bab 11 Perhitungan kekuatan berdasarkan prinsip-prinsip


teori elastisitas (tjara n)
11.0. Notasi ........................................................... 128
11.1. Umum .......................................................... 131
11.2. Keadaan seimbang elastis dan pembatasan
tulangan ....................................................... 133
11.3. Penampang persegi akibat lentur murni ...... 133
11.4. Penampang T akibat lentur murni ............... 136
11.5. Penampang kolom persegi dengan tulangan
simetris ........................................................ 139
11.6. Penampang kolom bulat dengan tulangan si-
metris ........................................................... 140
11.7. Tegangan geser lentur dan tulangan geser
Lentur ........................................................... 141
11.8. Tegangan geser punter dan tulangan geser
Lentur-puntir ................................................ 144
11.9. Tegangan geser pons dan tulangan geser
pons .............................................................. 147
11.10. Konsol pendek ............................................. 152
11.11. Perletakan .................................................... 153

Bab 12 Perhitungan kekuatan berdasarkan prinsip-prinsip


kekuatan batas.
12.0. Notasi............................................................ 154
12.1. Umum .......................................................... 159
12.2. Keadaan seimbang batas dan pembatasan tu-
langan .......................................................... 162
12.3. Penampang persegi akibat lentur murni ...... 164
12.4. Penampang T akibat lentur murni ............... 167
12.5. Penampang kolom persegi dengan tulangan
simetris ........................................................ 171
12.6. Penampang kolom bulat dengan tulangan si-
metris ........................................................... 173
12.7. Tegangan geser lentur dan tulangan geser len-
tur ................................................................. 178
12.8. Tegangan geser puntir dan tulangan geser
lentur-puntir ................................................. 182
12.9 Tegangan geser pons dan tulangan geser
pons .............................................................. 183
12.10. Konsol pendek ............................................. 188
12.11. Perletakan .................................................... 189

BAGIAN 7 STATISTIK DAN PERHITUNGAN


KEKUATAN PADA KONSTRUKSI-KON-
STRUKSI TERTENTU

Bab 13 Pelat, balok dan portal (umum)


13.0. Notasi............................................................ 191
13.1. Umum .......................................................... 192
13.2. Balok dengan tinggi tetap dan dengan ben-
tang-bentang jang sama ............................... 193
13.3. Pelat persegi dengan tebal tetap menumpu
pada keempat tepinja dengan beban terbagi
rata ............................................................... 201
13.4. Pelat dengan tebal tetap jang memikul dalam
satu arah ....................................................... 206

Bab 14 Sistim lantai menerus dengan atau tanpa balok pemikul


14.0. Notasi ........................................................... 210
14.1. Ruang tjakup dan definisi-definisi ............... 212
14.2. Tjara perhitungan ......................................... 212
14.3. Tjara koefisien momen ................................ 213
14.4. Tjara portal ekivalen .................................... 219
14.5. Tulangan pelat ............................................. 222
14.6. Lubang-lubang pada pelat ........................... 226
14.7. Penjaluran beban kolom kepada lantai ........ 227

Bab 15 Dinding
15.0. Notasi ........................................................... 228
15.1. Perhitungan dinding ..................................... 228
15.2. Perhitungan empiris dari dinding ................ 228

Bab 16 Konstruksi tahan gempa


16.0. Notasi ........................................................... 229
16.1. Ruang tjakup................................................. 231
16.2. Sjarat-sjarat umum ....................................... 232
16.3. Balok portal ................................................. 232
16.4. Kolom portal ................................................ 234
16.5. Pertemuan balok portal dengan kolom ........ 237
16.6. Dinding geser ............................................... 237

Bab 17 Fondasi telapak


17.0. Notasi ........................................................... 241
17.1. Ruang tjakup ................................................ 241
17.2. Beban-beban dan reaksi ............................... 241
17.3. Fondasi telapak dengan bidang atas jang mi-
ring atau bertangga ...................................... 242
17.4. Momen lentur .............................................. 242
17.5. Tegangan geser dan penjaluran tegangan .... 243
17.6. Penjaluran tegangan pada dasar kolom atau
Kaki kolom .................................................. 244
17.7. Kaki kolom dan fondasi telapak dari beton
tidak bertulang ............................................. 244
17.8. Fondasi telapak jang memikul kolom bulat.. 245
17.9. Tebal tepi minimum .................................... 245
17.10. Fondasi telapak menerus ............................. 245

Bab 18 Konstruksi selaput


18.0. Notasi ........................................................... 246
18.1. Ruang tjakup dan definisi-definisi ............... 246
18.2. Anggapan-anggapan .................................... 247
18.3. Ketentuan-ketentuan umum ......................... 247
18.4. Mutu beton dan badja .................................. 248
18.5. Sjarat-sjarat tulangan ................................... 248

Bab 19 Konstruksi beton pratjetak


19.1. Ruang tjakup ................................................ 249
19.2. Perentjanaan ................................................ 249
19.3. Dinding panil pemikul dan buka pemikul ... 250
19.4. Detail ........................................................... 250
19.5. Indentifikasi dan pemberian tanda ............... 250

Bab 20 Statika konstruksi berdasarkan prinsip-prinsip teori


keruntuhan dan modifikasi-modifikasinja
20.1. Sjarat-sjarat penggunaan .............................. 251
20.2. Portal-portal bertingkat ................................ 251
20.3. Balok-balok menerus ................................... 252
20.4. Pelat-pelat .................................................... 252
20.5. Modifikasi-modifikasi, redistribusi momen
fiktif ............................................................. 253

BAGIAN 8 SJARAT-SJARAT CHUSUS

Bab 21 Evaluasi kekuatan konstruksi-konstruksi jang sudah


berdiri dan pertjobaan beban.
21.0. Notasi ........................................................... 254
21.1. Ruang tjakup ................................................ 254
21.2. Sjarat-sjarat untuk pemeriksaan analtis ....... 255
21.3. Sjarat-sjarat untuk pertjobaan beban ........... 255
21.4. Pertjobaan beban pada bagian konstruksi jang
Mengalami lentur ......................................... 256
21.5. Bagian-bagian konstruksi lain ..................... 257
21.6. Pertjobaan beban sampai runtuh .................. 258

Anda mungkin juga menyukai