PT. Madina Agrolestari (PT MAL) adalah Perusahaan yang berbadan hukum
Jakarta, yang didirikan berdasarkan Akta yang dibuat di hadapan Henry Tjong,
Sarjana Hukum, Notaris di Medan tanggal 30 Agustus 2004 Nomor 56. Akta
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi manusia Republik Indonesia tanggal 23
Berita Acara Rapat yang dibuat di hadapan Cipto Soenaryo, Sarjana Hukum, Notaris
di Medan tanggal 11 Desember 2007 Nomor 5 yang telah disetujui berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Tanggal 22
Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat tanggal 16 Mei 2006 Nomor
TDP.09.05.1.51.53698.
Mandailing Natal yang berada di Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK). PT.
MAL ingin memamfaatkan lahan tersebut untuk perkebunan kelapa sawit. Lokasi
Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Sumatera Utara 2003-2018 (Perda No. 7 Tahun
Disamping itu lokasi proyek tersebut sesuai juga dengan Peta Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten (RTRWK) Mandailing Natal (Perda No. 14 Tahun 2002), areal
areal seluas + 6.500 hektar, sesuai dengan pertimbangan teknis ketersediaan lahan
untuk usaha perkebunan dari Dinas Kehutanan Kabupaten Mandailing Natal atas
51, pertama kali melakukan permohonan izin lokasi pembangunan pembukaan lahan
perkebunan sawit kepada Bupati Mandailing Natal pada tanggal 16 Juni 2004.
1. Gambaran Wilayah
1). Lokasi
Sikapas dan Batu Mundam, Kecamatan Muara Batang Gadis Kabupaten Mandailing
Natal, namun dalam hal ini lokasi penelitian penulis memfokuskan pada satu desa
1. Rantau Panjang
2. Manuncang
3. Lubuk Kapundung
4. Huta Imbaru
5. Panunggulan
6. Tabuyung
7. Psr II Singkuang
8. Singkuang I
9. Sikapas
MAL adalah:
Tabel 1
KECAMATAN
KELOMPOK DESA
NO MUARA BATANG
PENDUDUK SIKAPAS
GADIS
1 Laki-Laki 458 7.546
Sumber: Badan Pusat Statistik, KSK Kec. Muara Batang Gadis, 2010
Tabel 2
Penduduk di desa ini hampir seluruhnya petani dan pada umumnya bermata
pencaharian dari pertanian tanaman pangan dan perkebunan. Selain petani hanya
penduduk ada yang sebagai nelayan dan sedikit yang menjadi pegawai negri sipil dan
pedagang.
pertanian tanaman pangan di lahan kering dan sawah serta perkebunan rakyat. Selain
padi, tanaman pangan lainnya yang ditanam oleh masyarakat adalah palawija, buah-
kehutanan, dengan bercocok tanaman yang telah mereka lakukan secara turun
temurun.
tersebut untuk perkebunan kelapa sawit tersebut sesuai dengan areal pengembangan
pertanian dari Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi Sumatera Utara (Perda No. 7
Tahun 2003) Disamping itu lokasi proyek sesuai dengan Peta Dasar Pengembangan
alam dan usaha pelestariannya maka areal tersebut lebih layak bila diperuntukkan
tanaman hutan.
a. Topografi
b. Curah Hujan
Data curah hujan tahunan berdasarkan data curah hujan Mandailing Natal
menunjukkan bahwa lokasi proyek memiliki curah hujan berkisar 1000 sampai 2000
mm/tahun dan tidak terdapat bulan kering. Jumlah hari hujan rata-rata 13,4
hari/bulan. Dari data curah hujan tersebut, menurut Koppen daerah proyek
diklasifikasikan sebagai tipe D dan E menurut Schmitd dan Ferguson karena merata
sepanjang tahun dengan periode kering sangat pendek. Kelembaban udara rata-rata
80% menunjukkan tingkat kelembaban yang cukup tinggi. Suhu udara maksimum 32
celcius serta suhu udara minimum 23 celcius. Lama penyiraman berkisar antara 6-8
jam/hari. Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada wilayah yang cukup curah
tidak kurang dari 5 jam/hari dan bulan tertentu 7 jam/hari. Kelembaban udara antara
1. Jenis Tanah
Jenis tanah yang dijumpai pada areal pengembangan adalah tanah gambut
(organosol/histosol) dengan ketebalan gambut bervariasi 2-3 meter, tanah mineral dan
marginal.
atau bahan lain dari tumbuhan yang gugur yang mengalami proses pelapukan. Bahan
organic ini sangat peka terhadap bahaya kebakaran terutama pada musim kemarau.
Jenis tanah gambut tersebut perlu perlakuan khusus baik pada saat pembukaan lahan
(konservasi) tanah.
2. Kemampuan Tanah
Tingkat kesuburan tanah pada lokasi proyek cukup baik tetapi dari batuan
induk yang relatif porous meyebabkan terjadinya proses pencucian. Seluruh areal PT
MAL memiliki kedalaman efektif diperkirakan 60-90 cm atau lebih, tekstur halus,
a. Mempertahankan Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai Marait dan sunagi Siriam
46
Progres Kerja PT Madina Agrolestari, Priode 31 Mei 2010
c. Daerah tepi sungai yang tidak ada tegakan kayu dilakukan penanaman Mohoni;
d. Daerah perbukitan terjal dan batu tidak diolah dan dijadikan areal konservasi;
g. Untuk menjaga lingkungan daerah dilakukan system irigasi untuk mengatur air di
areal lokasi dengan memakai program konsultan PT. KPM (Karya Pratama
Mandiri);
memakai konsultan dari peneliti Lingkungan Hidup USU dan hasil sudah keluar
3. Administrasi Kebun 48
47
Progres Kerja PT Madina Agrolestari, Priode 31 Mei 2010
48
Progres Kerja PT Madina Agrolestari, Priode 31 Mei 2010
tahun 2010
49
www.madina.go.id, Selayang Pandang Kabupaten Mandailing Natal, diakses 10 Maret
2011
diberbagai sektor dan wilayah. Hal ini jelas terlihat dalam visi dan misi Kabupaten
dalam bidang Pertanian, yaitu diarahkan dalam rangka upaya meningkatkan taraf
Daya Alam dan kekayaan lainnya. Dengan prioritas pembangunan tersebut Bupati
(4000.Ha),
50
Basyral Hamidy Harahap, Madina membangun masyarakat yang Madani, suatu studi
perbandingan, Pemda Kab. Madina, Penyabungan, 2004, hal 23
51
Wawancara Kasubsi PGT Kantor Pertanahan Kabupaten Mandailing Natal, Bapak
Hidayatsyah, tanggal 25 Maret 2011
Usaha perkebunan sudah sejak lama memberikan andil dan menjadi salah satu
andalan dalam perekonomian Indonesia. Peran tersebut diyakini masih akan tetap
mampu bertahan di masa-masa krisis seperti sekarang ini. Disamping itu komoditas
perkebunan selalu dapat diusahakan dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya
produksinya, jenis usaha perkebunan memberikan andil besar dalam penyedian bahan
baku induustri dalam negeri serta keperluan pemenuhan ekspor ke manca negara,
oleh karenanya secara umum prooyek pembangunan kelapa sawit yang dikelolah oleh
1. Mendaya-gunakan sumberdaya yang ada secara efisien dan efektif yang akan
memberikan keuntungan bagi Pemerintah Daerah dan Perusahaan dengan tidak
melupakan fungsi sosial kemasyarakatan disekitar lokasi proyek.
2. Membantu pencapaian target ekspor hasil-hasil pertanian sebagai komoditas non
migas melalui peningkatan produksi dan perbaikan mutu, di dalamnya terkait
pula kepentingan beberapa manfaat yang akan diperoleh seperti perluasan
lapangan pekerjaan dan pendatang maupun masyarakat di sekitar lokasi proyek
3. Memberikan pemahaman tekhnologi dan manajemen pengelolaan perkebunan
terutama kepada petani disekitar lokasi proyek melalui pembinaan kepada petani,
khususnya petani yang mengembangkan tanaman sejenis dengan yang
dikembangkan oleh proyek.
4. Menjaga dan melestarikan lingkungan, terutama fungsi tanah, air dan vegetasi.
Untuk maksud tersebut maka proyek perkebunan kelapa sawit yang direncanakan
52
Proyek Proposal Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT. MAL
Mandailing Natal;
alternatif.
Sikapas Kecamatan Muara Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal yang berada di
apapun harus ada landasan haknya. Oleh karenanya Undang Undang Pokok Agraria
menyediakan berbagai jenis hak atas tanah untuk memenuhi berbagai keperluan 53.
Misalnya saja disediakan tanah dengan status Hak Milik sebagai sarana untuk
membangun rumah tinggal bagi Warga Negara Indonesia. Jika di desa, selain untuk
bangunan rumah tinggal, tanah Hak Milik juga diperuntukkan bagi pertanian dalam
skala kecil. Tanah-tanah dengan status Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan
Hak Pakai, disediakan sebagai sarana untuk kegiatan usaha (kegiatan usaha di bidang
pertanian dalam arti luas, disediakan tanah Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai). Di
samping untuk kegiatan usaha, tanah dengan status Hak Pakai juga disediakan
sebagai sarana untuk membangun rumah tinggal bagi orang asing, kegiatan-kegiatan
ataupun rumah tinggal bagi para diplomat asing, dan keperluan-keperluan khusus
lainnya, Sebagai sarana untuk membangun sesuatu yang diperlukan bagi kepentingan
umum, disediakan tanah dengan status Hak Pengelolaan, bisa juga Hak Pakai.
atas tanah untuk memenuhi berbagai kebutuhan, haruslah diingat bahwa penguasaan
atas tanah-tanah tersebut tidak bersifat mutlak. Pemilikan dan penguasaan tanah oleh
53
Irene Eka Sihombing, op,cit, hal 53
Sehubungan dengan hal itu, dituntut penguasaan dan penggunaan tanah secara
wajar dan bertanggung jawab, di samping bahwa dalam setiap hak atas tanah yang
umum, karena manusia tidak dapat berkembang sepenuhnya apabila berada di luar
keanggootaan suatu masyarakat mengenai hal ini lihat juga pasal 6 UUPA. 54
Amerika Serikat. Gregory Alexander dari Cornell University pada tahun 1991
54
Sehubungan dengan Pasal 6 UUPA yang menyatakan semua hak atas tanah mempunyai
fungsi sosial
Kalau dalam Hukum Adat tanah Ulayat merupakan tanah bersama warga
masyarakat adat yang bersangkutan, dalam rangka Hukum Tanah Nasional semua
tanah dalam wilayah Negara kita adalah tanah bersama rakyat Indonesia, yang telah
bersatu menjadi bangsa Indonesia. Unsur religius dari konsepsi ini ditunjukkan oleh
pernyataan bahwa bumi, air dan ruang angkasa Indonesia termasuk kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya, merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada
tersebut secara individual, dengan hak-hak atas tanah yang bersifat pribadi, sekaligus
Tanah dan Pembangunan adalah dua unsur yang satu dengan lainnya
berkaitan, Dengan perkataan lain tak ada pembangunan tanpa tanah. Akibat
55
Irene Eka Sihombing, op,cit,hal 55
56
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria, Isi dan Pelaksanannya, Djambatan, Jakarta, 2003, hal 206-207
adalah: 57
1. Bahwa penguasaan dan peggunaan tanah oleh siapapun dan untuk keperluan
apapun, harus dilandasi hak atas tanah yang disediakan oleh Hukum Tanah
Nasional;
2. Bahwa penguasaan dan penggunaan tanah tanpa ada landasan haknya (illegal)
tidak dibenarkan, bahkan diancam dengan sanksi pidana;
3. Bahwa penguasaan dan penggunaan tanah yang berlandaskan hak yang
disediakan Oleh Hukum Tanah Nasional, dilindungi oleh hukum terhadap
gangguan-gangguan dari pihak manapun, baik oleh sesama anggota masyarakat
maupun oleh pihak penguasa sekalipun, jika gangguan tersebut tidak ada
landasan hukumnya.
4. Bahwa oleh Hukum disediakan berbagaisarana hukum untuk menanggulangi
gangguan yang ada yaitu:
a. Gangguan oleh sesama anggota masyarakat: gugatan perdata melalui
Pengadilan Negeri atau meminta perlindungan kepada
Bupati/Walikotamadya menurut UU no.51 Prp Tahun 1960;
b. Gangguan oleh Penguasa: gugatan melalui pengadilan Umum atau
Pengadilan Tata Usaha Negara.
5. Bahwa dalam keadaan biasa, diperlukan oleh siapapun dan untuk keperluan
apapun (juga untuk proyek-proyek kepentingan umum) perolehan tanah yang
dihaki seseorang harus melalui musyawarah untuk mencapai kesepakatan, baik
mengenai penyerahan tanahnya kepada pihak yang memmerlukan maupun
mengenai imbalannya yang merupakan hak pemegang hak atas tanah yang
bersangkutan untuk menerimanya.
6. Bahwa sehubungan apa yang tersebut di atas, dalam keadaan biasa, untuk
memperoleh tanah yang diperlukan tidak dibenarkan adanya paksaan dalam
bentuk apapun dan oleh pihak siapapun kepada pemegang haknya, untuk
menyerahkan tanah kepunyaannya dan atau menerima imbalan yang tidak
disetujuinya, termasuk juga penggunaan lembaga penawaran pembayaran
yang diikuti dengan konsinyasi pada Pengadilan Negeri seperti yang diatur
dalam pasal 1404 kitab Undang Undang hukum Perdata.
7. Bahwa dalam keadaan yang memaksa, jika tanah yang bersangkutan
diperlukan untuk penyelenggaraan kepentingan umum, dan tidak mungkin
menggunakan tanah yang lain, sedang musyawarah yang diadakan tidak
berhasil memperoleh kesepakatan, dapat dilakukan pengambilan secara paksa,
dalam arti tidak memerlukan persetujuan pemegang haknya, dengan
menggunakan acara pencabutan hak yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 1961.
57
Irene Eka Sihombing, op,cit, hal 56-58
dengan baik.
1. Primer
a. Pembukaan hutan;
2. Sekunder
a. Pewarisan;
b. Pemindahan hak;
3. Perubahan hak;
4. Hapusnya hak:
b. Pelepasan/pembebasan hak;
c. Pembatalan hak;
dalam suatu system, yang didasarkan atas kenyataan status tanah yang tersedia:
1. Tanah Negara
2. Tanah Hak (Hak Milik, Hak GunanUsaha, Hak Guna bangunan, Hak pakai).
a. Pemegang hak atas tanahnya bersedia menyerahkan atau memindahkan hak atas
tanahnya;
bersangkutan, ataukah
2) Tidak memenuhi syarat untuk menjadi pemegang hak atas tanah yang
bersangkutan
Untuk menentukan tata cara perolehan tanah yang disediakan dalam Hukum
peroleh. Tanah yang tersedia itu akan digunakan untuk keperluan pribadi,
2. Lokasinya, yaitu letak proyek yang bersangkutan, Untuk itu perlu diketahui
terlebih dahulu Rencana Tata Ruang Wilayah Kota). Apabila untuk keperluan
bisnis/proyek trtentu perlu dimohon ijin Prinsip dan ijin Lokasi (peraturan
Perlu dianalisis data fisik dan data yuridis bidang tanah yang ditawarkan atau
dapat dibaca pada Surat Ukur yang memuat keterangan tentang data
fisiknya.
b. Segi yuridisnya
1. Jenis haknya
2. Pemegang haknya
dibebani dengan hak atas tanah HGB, Hak pakai atau Hak Sewa yang
pemegang hak)
hibah, tukar menukar, atau bentuk pemindahan hak lainnya. Data yuridis
Sertipikat.
Agrolestari
Prosedur yang ditempuh dalam pengadaan tanah oleh PT. MAL dalam
a. Izin Lokasi
1) pengertian
disebutkan bahwa, pengertian izin lokasi adalah izin yang diberikan kepada
perusahaan untuk memperoleh tanah sesuai dengan tata ruang wilayah, yang berlaku
Izin lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah
yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin
penanaman modal. 58
Bahwa izin lokasi ini diberikan setelah pihak yang membutuhkan tanah
usaha penanaman modalnya, setelah memenuhi beberapa syarat yang harus dipenuhi
kegiatan perolehan tanah. Jika kegiatan perolehan tanahanya sudah selesai, maka
investor dapat mengajukan permohonan hak atas tanah, maka atas tanah yang di
mohonkan harus sesuai dengan status juridis pemohon dan sifat usaha kegiatannya.
tanah/lahan yang dibutuhkan, oleh karena itu setelah perusahaan menerima surat
keputusan perusahaan baru dapat menguasai tanah apabila dapat membebaskan tanah
tersebut tentunya harus dengan jual beli. Artinya di dalam perjanjian jaul beli
tersebut harus ada kesepakatan baik mengenai harga ganti kerugian maupun
2) Subjektif
Bahwa yang dapat menjadi subjektif dalam pemberian izin lokasi adalah:
a. Pemerintah
bahwa tanah yang dapat ditunjuk dalam izin lokasi adalah tanah yang menurut
rencana tata ruang wilayah yang berlaku diperuntukkan bagi penggunaan yang sesuai
dengan rencana penanaman modal yang akan dilaksanakan oleh perusahaan menurut
memperoleh tanah dengan luas tertentu sehingga apabila perusahaan tersebut berhasil
membebaskan seluruh areal yang ditunjuk, maka luas penguasaan tanah yang oleh
- komoditas tebu
- komoditas lainnya
- di Pulau Jawa
Khusus untuk daerah Irian Jaya maksimum luas penguasaan tanah adlan dua
c. Izin Lokasi untuk luas lebih dari 50 ha, maka jnagka waktunya 3 tahun.
Sesuai dengan Pasal 8 dari Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan
KANTOR INSTANSI
PERTANAHAN (2) Koordinasi
TERKAIT
DATI II
Permohonan Izin Lokasi
(1) (3)
INVESTOR
Persyaratan Permohonan:
1. Akta Pendirian Perusahaan
2. NPWP
525.25/455/K/2010 tentang izin lokasi untuk keperluan perkebunan kepada PT. MAL
dengan luas 6.500 Ha tanggal. Izin lokasi diatur dalam peraturan Kepala Daerah
berikut: 59
berkepentingan melalui ganti rugi, jual beli atau secara pelepasan hak yang
2. Pembayaran ganti rugi , tanah serta tanam yang tumbuh \, dan bangunan milik/
pemegang hak atas tanah, tidak dibenarkan dilaksanakan melalui perantara dalam
bentuk dan nama apapun juga, melainkan harus dilaksanakan secara langsung
4. Sesudah tanah yang bersangkutan dibebaskan dari hak dan kepentingan pihak
lain, maka kepada pemegang izin lokasi dapat diberikan hak atas tanah yang
59
Surat Keputusan Bupati Mandailing Natal Nomor : 525.25/427/K/2007 tentang pemberian
izin lokasi kepada PT. MAL
(tiga) bulan kepada Kantor Pertanahan mengenai perolehan tanah yang dapat
tersebut.
6. Perolehan tanah harus dilaksanakan dalam jangka waktu 36 (tiga puluh enam)
bulan sejak tanggal ditetapkannya Surat Keputusan ini yang dapat diperpanjang
paling lama 12 (dua belas) bulan dan perkembangan perolehan tanah harus
dilaporkan oleh penerima Izin Lokasi kepada Bupati Mandailing Natal melalui
9. Untuk tanah yang diperoleh, penerima Izin Lokasi diwajibkan segera mengajukan
permohonan pengukuran kadasteral guna penentuan batas dan luas tanah secara
pasti, dan mengajukan permohonan Hak Guna Usaha (HGU), kepada pemerintah
10. Perusahaan berkewajiban memelihara dan menjaga jalur hijau berupa Sempadam
sungai + 100 m dikiri kanan sungai besar dan + 50 m dikiri kanan sungai kecil
besarta studi AMDAL dan persyaratan lainnya setiap 3 (tiga) bulan sekali.
14. Mengolah sendiri tanah yang diberikan Izin Lokasi sesuai dengan peruntukannya
dan tidak dibenarkan memindah tangankan Izin Lokasi dari Instansi yang
berwenang.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa Izin Lokasi yang diperoleh perusahaan,
bukanlah berarti hak yang bisa dimiliki/dikuasai oleh perusahaan tersebut, karena
Izin Lokasi pada dasarnya hanyalah izin untuk memperoleh tanah, dengan kata lain
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Usaha Tani Dinas Kehutanan dan
Proses permohonan Izin Lokasi dapat memakan waktu yang cukup lama,
Permohonan Izin Lokasi yang diajukan oleh perusahaan di tahun 2004 kepada
Bupati Mandailing Natal baru dapat dikeluarkan di tahun 2005, hal ini tentu sangat
merugikan bagi perusahaan yang telah menanamkan modalnya dalam waktu lama. 61
Izin Lokasi (Perusahaan PT. MAL) maupun dari instansi Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Mandailing Natal bahwa dengan Izin Lokasi yang telah
walaupun belum ada surat keputusan pemberian HGU. Sebenarnya dengan pemberian
Izin Lokasi belum berarti pengusaha tersebut berhak mengerjakan tanahnya, tetapi
dalam hal ini pemerintah tidak melarangnya, alasannya hal tersebut dilakukan untuk
bertanggungjawab.
60
Wawancara Kepala Bidang Usaha Tani Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Mandailing Natal, Bapak Panisien Nasution, SP, MM, pada tanggal 25 Maret 2011
61
Wawancara Direktur PT MAL, Bapak Drs. Rustam Honein, MBA pada tanggal 29 Mei
2011
tersendiri menyikapi hal tersebut, keterangan yang diberikan oleh Dinas Kehutanan
Dengan Izin Lokasi yang diterima oleh perusahaan bisa langsung beroperasi,
dengan terbukanya lahan, maka lowongan kerja akan terbuka juga, dan dapat
Kabupaten Mandailing Natal yang baru berkembang, namun dalam hal ini Bupati
dengan Izin Lokasi yang telah diperoleh perusahaan harus segera memenuhi semua
PT. MAL yang telah memperoleh Izin Lokasi dari tahun 2005, langsung
beroperasi, dalam hal ini perusahan lupa akan kewajiban yang akan dilaksanakan,
seperti yang dijelaskan oleh instansi yang terkait, penyimpangan yang dilakukan oleh
memperoleh status HGU setengah dari luas izin lokasi yang diberikan, hal ini
62
Wawancara Kepala Bidang Usaha Tani Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Mandailing Natal, Bapak Panisien Nasution, SP, MM, pada tanggal 25 Maret 2011
b. Pembebasan Tanah
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu dalam perolehan tanahnya, pada umumnya
ditempuh suatu proses yaitu melalui acara pembebasan tanah. 63 Dari kenyataannya,
dapat diketahui bahwa pembebasan tanah merupakan suatu masalah yang sangat
hak/penguasaan atas tanahnya dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang
berhak/penguasa tanah 64
Dalam hal acara pembebasan tanah seperti tersebut di atas, satu permasalahan
yang muncul biasanya adalah sering tidak sepakatnya mengenai besarnya ganti
kerugian antara pemilik tanah dan yang membutuhkan. Pemilik tanah merasa
dirugikan, dan merasa tidak layak atas besarnya ganti kerugian yang diberikan. 65
Tanah yang menjadi objek Hak Guna Usaha yang diatasnya telah ada hak
orang lain atau garapan oleh rakyat harus dibebaskan terlebih dahulu menjadi tanah
63
Tim kerja dibawah pimpinan Moh. Hasan Wargakusumah, , Analisis dan Evaluasi tentang
Ganti Rugi dan Pemberian Uang Pasangan dalam Proses Penyerahan Hak Atas Tanah, Badan
Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Jakarta, 1995, hal 1
64
B.F.Sihombing, Evaluasi Kebijakan Pertanahan dalam Hukum Tanah Indonesia, PT. Toko
Gunung Agung Tbk, Jakarta, 2005, hal 202
65
Tim kerja dibawah pimpinan Moh. Hasan Wargakusumah, loc,cit
oleh PT. MAL adalah tanah negara dan tanah hak perorangan/garapan masyarakat
Sikapas, Maka dari itu untuk PT. MAL melakukan pembebasan tanah di atas tanah
66
Chadijah Dalimunthe, op,cit, hal 69
67
D. Soetrisno, op,cit, hal 37
Peralihan hak atas tanah adalah suatu perbuatan hukum yang dikuatkan
dengan akta otentik yang diperbuat oleh dan di hadapan pajabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) yang mengakibatkan beralihnya pemegang hak atas tanah kepada pihak
lain. 68
Tahun 1997 dapat dilakukan melalui perbuatan hukum seperti jual beli, tukar
menukar, hibah, pemasukan dalam perusaahaan lainnya yang dibuktikan dengan akta
yang dibuat oleh PPAT yang berwenang. Sedangkan dalam Pasal 2 Peraturan
pPemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang PPAT dan Pasal 95 Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1997 ditentukan jenis akta yang dibuat
oleh PPAT antara lain perbuatan hukum mengenai jual beli, tukar menukar, hibah,
Tanggungan.
Dalam kaitan dengan peralihan hak atas tanah tersebut maka yang termasuk
1. Jual beli;
68
Mhd. Yamin Lubis, dan Abd. Rahim Lubis, op.cit,hal 276
3. Hibah;
melalui jual beli hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat
dibuat akta peralihan hak tersebut, pihak yang memindahkan hak dan pihak yang
Dalam hukum pertanahan, transaksi jual beli tanah dapat dilaksanakan oleh
PPAT, Camat juga dapat ditunjuk sebagai PPAT Sementara oleh Kepala BPN,. Hal
ini perlu mendapat perhatian secara serius, dalam rangka melayani masyarakat dalam
70
pembuatan akta jual beli PPAT di daerah yang belum cukup terdapat PPAT. Selain
itu, karena fungsinya dibidang pendaftaran tanah sangat penting bagi masyarakat
negara. Oleh karena itu, di wilayah yang belum cukup terdapat PPAT, Camat perlu
ditunjuk sebagai PPAT Sementara. Yang dimaksud dengan daerah yang belum cukup
terdapat PPAT adalah daerah yang jumlah PPAT-nya belum memenuhi jumlah
69
Adrian Sutedi, Peralihan Hak tas Tanah dan Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2006
hal.80
70
Ibid, hal 87
Pasal 14 PP NO. 37 Tahun 1998. Di daerah yang sudah cukup terdapat PPAT dan
merupakan daerah tertutup untuk mengangkat PPAT baru, camat baru tidak lagi
pelayanan pada rakyat di daerah terpencil yang tidak ada PPAT untuk melaksanakan
perbuatan hukum peralihan hak atas tanah meraka yang ditunjuk sebagai PPAT
Semantara itu di mana untuk satu daerah kecamatan belum diangkat seorang
Pejabat Pembuat Akta Tanha, maka Camat yang mengepalai wilayah Kecamatan
tersebut untuk sementara ditunjuk karena jabatannya sebagai Pejabat Pembuat Akta
Tanah. 71
persoalan lebih ruwet. Khususnya daerah pedesaan yang Camat atau Kepala Desanya
71
G. Kartasapetra, dkk, Hukum Tanha jaminan UUPA bagi Keberhasilan Pendayagunaan
Tanah, Rineka Cipta, Bandung,1991, hal 184
Untuk jual beli tanah dengan status hak milik adat (belum berbentuk
Tanah yang diperoleh PT. MAL untuk usaha perkebunannya yang terletak di
Desa Sikapas tersebut berasal dari Tanah Negara dan Tanah hak/Tanah Garapan
Sementara itu, Desa Sikapas adalah sebuah desa yang sangat terpencil dari
pusat dari kabupaten/kota, dimana di daerah tersebut belum terdapat satu PPAT pun
yang akan melaksanakan kegiatan jual beli seperti yang di amanatkan oleh Pasal 37
PP NO. 24 Tahun 1997, maka dari itu untuk melaksankan peralihak hak atas tanah
kepada perusahaan PT. MAL dilakukan dengan Surat Pelepasan Hak Atas Tanah
dengan Ganti Rugi yang dibuat dibawah tangan dan diketahui oleh Camat Muara
Perlu ditegaskan jual beli yang dimaksudkan adalah sama dengan Pelepasan
Hak Atas dengan Ganti Rugi yang dibuat oleh Notaris atau Camat, hal ini
dikarenakan tanah tersebut belum dimiliki dengan hak tertentu (sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 16 UUPA) dan status tanah tersebut merupakan tanah yang
72
Adrian Sutedi, op.cit, hal 88
menjelaskan bahwa masyarakat menyamakan pengertian antara jual beli dengan ganti
rugi, jual beli yang dikenal dalam Hukum Perdata Barat tidak mereka ketahui sama
Pengertian jual beli tanah menurut hukum adat yaitu perbuatan hukum
penyerahan tanah untuk selama-lamanya disebut dengan jual beli lepas, dimana
Dengan melepaskan haknya itu, tanah yang terlibat menjadi tanah negara,
yaitu dikuasai oleh negara. Langsung dikuasai artinya tidak ada pihak lain selain
Tanah yang diperoleh PT. MAL yang berasal dari tanah garapan masyarakat
yang belum pernah di daftarkan oleh masyarakat desa Sikapas sebagai pemilik dari
tanah tersebut, maka dari itu, untuk membuktikan bahwa masyarakat tersebut
mempunyai lahan garapan yang masuk dalam Izin Loaksi PT. MAL, maka
73
Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, alumni, Bandung, hal 25
74
AP. Parlindungan, Konservasi Hak-Hak Atas Tanah Menurut Sistem UUPA, Mandar Maju,
Bandung, 1997 hal 135
75
Wawancara dengan Kepala Desa Sikpas, dan Camat Muara Batang Gadis, pada tanggal 20-
22 Mei 2011
Yang mana surat tersebut ditanda tangani oleh pihak I sebagi penjual dan pihak II
sebagai Pembeli (perusahaan), dan diketahui oleh Camat dan Kepala Desa Muara
Batang Gadis.
3. Surat Pernyataan;
Yang menyatakan bahwa tanah yang akan dijual tersebut adalah benar garapan si
penjual tersebut, dan Surat Pernyataan tersebut di tanda tangani oleh pemilik
Yang mana surat tersebut ditanda tangani oleh yang membuat pernyataan
Yang mana surat tersebut diketahui oleh camat dan ditanda tangani oleh Kepala
desa, yang menyatakan bahwa lahan garapan tersebut tidak dalam sengketa, baik
6. Surat Pernyataan;
Surat Pernyataan yang kedua ini berguna untuk menyatakan, bahwa yang
lain,yang masih masuk dalam Izin Lokasi PT. MAL, di maksudkan agar yang
prosedur yang harus dipenuhi oleh oleh masyarakat penggarap untuk menjual
tanahnya kepada perusahaan, ini dilakukan oleh perusahaan supaya masyarakat tidak
begitu mudah membuat pengakuan bahwa lahan garapannya ada masuk dalam Izin
membayar sejumlah harga pada saat bersamaan dilakukan secara tunai dan terang.
Tunai artinya ketika jual beli dilakukan, penjual menyerahkan tanah tersebut kepada
pembeli dan penjual menerima pembayaran harganya dari pembeli, dan pembeli
selanjutnya pembuatan jual beli tersebut dianggap telah selesai. Terang artinya telah
diserahkan fisik benda yang dibeli tersebut dalam hal ini adalah tanah. 76
Berdasarkan uraian tersebut di atas, seseorang yang melakukan jual beli tanah
dengan cara sederhana seperti yang di sebutkan diatas yang buktinya hanya
bukti peralihannnya adalah perbuatan hukum yang salah dan tidak mempunyai
kekuatan hukum ketika kepentingan orang tersebut selaku pembeli terhadap pihak
kepemilikan yaitu antara pemilik lama dnegan pemilik baru dengan adanya
pembayaran sesuai dengan harga yang disepakati tanpa memperhatikan prosedur jual
masyarakat maupun bagi perusahaan yang akan menerima dampak yang lebih
banyak.
satu kata mufakat" sedangkan menurut harfiahnya " kegiatan saling mendengar dan
dengan warga, namun apabila jumlah pemegang hak atas tanah tidak
wakilnya yang ditunjuk diantara para pemegang hak atas tanah yang sekaligus
bertindak selaku kuasa mereka. Bila musyawarah telah berkali-kali dilakukan dan
gagal, tidak mencapai kata mufakat maka panitia pengadaan tanah mengeluarkan
77
Woyowarsito, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Apollo, Surabaya, 1997, hal. 108
Pemegang hak atas tanah yang tidak menyetujui keputusan tersebut, dapat
saling menerima pendapat dan keinginan yang didasarkan atas kesukarelaan antara
pihak pemegang hak atas tanah dengan pihak yang memerlukan tanah untuk
dengan baik pengambilan tanah dalam rangka pelaksanaan pengadaan tanah. Oleh
karena itu pengertian dari musyawarah sebagai suatu kegiatan yang mengandung
proses saling mendengar, saling memberi dan saling menerima pendapat, serta
keinginan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi dan
masalah lain harus dilakukan dengan benar. Sehingga dalam kegiatan pengadaan
tanah benar-benar aatas dasar kesukarelaan dan kesataraan antara pihak yang
mempunyai tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang berkaitan dengan
78
D. Soetrisno, op.cit, hal 17
kesediaan si pemilik untuk melepaskan tanahnya apalagi tentang besar dan bentuk
ganti rugi. 79 Merupakan hal yang sangat manusiawi jika si pemilik menghendaki
ganti rugi yang sebesar-besarnya dan pihak yang memerlukan tanah sebaliknya.
Dalam hal inilah ditantang kemampuan Panitia Pengadaan Tanah dengan segala
yang berbeda itu dan sekaligus sebagai arbiter mampu mencari solusi penyelesaian
Pelaksanaan musyawarah: 80
a. Musyawarah dilakukan secara langsung antara tim pembebasan tanah dengan para
pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan atau benda-benda
lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan yang sebaiknya didampingi oleh
kepala desa atau camat.
b. Dalam hal jumlah pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan, tanaman dan
atau benda-benda lain yang terkait dengan tanah yang bersangkutan tidak mungkin
terselenggaranya musyawarah secara efektif, musyawarah dapat dilakukan
bergiliran secara parsial. Atau dengan wakil yang ditunjuk di antara dan oleh
mereka.
c. Dalam hak musyawarah dilaksanakan melalui perwakilan penunjukan wakil dibuat
dalam bentuk surat kuasa yang diketahui oleh lurah kepala desa setempat.
Ganti rugi dalam lapangan hukum perdata adalah pemberian prestasi yang
setimpal akibat dari satu perbuatan yang menyebabkan kerugian diderita oleh salah
satu pihak yang melakukan kesepakatan/ konsensus. Secara harfiah istilah ganti rugi
79
Tampil Anshari Siregar, Mempertahankan Hak atas Tanah, Multi Grafika, Medan, 2007, hal
93
80
D. Soetrisno, loc,cit
pemenuhan kebutuhan dan kepentingan dari lain, Ganti rugi meliputi aspek:
1. Kesebandingan
harus adil menurut hukum dan menurut kebiasaan masyarakat yang berlaku umum.
2. Layak
Selain sebanding ganti rugi harus layak jika penggantian dengan hal lain yang
3. Perhitungan cermat
derajat.
pemilik tanah yang tanahnya dibebaskan, sehingga dapatlah dikatakan bahwa unsur
musyawarah dengan para pemilik/pemegang hak atas tanah dan atau benda/tanaman
a. Nilai tanah berdasarkan nilai nyata atau sebanarnya dengan memperhatikan Nilai
Jual Objek Pajak dan Bangunan (NJOP) tahun terakhir untuk tanah yang
bersangkutan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga tanah :
1. Letak/lokasi tanah
2. Jenis hak atas tanah
3. Status penguasaan tanah
81
D. Soetrisno, op,cit, hal 18
terhadap pola hidup masyarakat sesuai dengan Pasal 13 Keppres no. 55 Tahun 1993
a. Uang;
b. Tanah pengganti;
c. Pemukiman kembali;
d. Gabunagn dari dua atau lebih bentuk ganti kerugian sebagaimana dalam huruf b
Ganti rugi yang biasanya merupakan hal yang paling sensitif harus benar-
kepada yang mempunyai tanah, bangunan, tanaman dan /atau benda-benda lain yang
berkaitan dengan tanah yang dapat memberikan kelangsungan hidup yang lebih baik
Ganti rugi yang diberikan pihak yang memerlukan tanah kepada si pemilik
tanah harus memberikan kelangsungan hidup yang lebih baik dari tingkat sosial
ekonominya sebelum terkena pengadaan tanah tersebut dan ketentuan ini dianggap
sudah lebih tinggi dari pengertian ganti rugi yang layak sebagaimana ketentuan
jangan sampai mundur tingkat sosial ekonomi si pemilik tanah setelah tanahnya
diambil.
Ganti rugi yang diberikan dapat berupa uang dan/atau tanah pengganti
alternatif namun akan lebih baik bentuk ganti rugi yang diberikan itu komulatif
gabungan dari dua atau lebih bentuk ganti rugi diatas bahkan terbuka
bersangkutan.
jelas tempatnya dengan surat undangan resmi yang dilaksanakan langsung antara
kedua belah pihak dan dipimpin langsung oleh Ketua Panitia Pengadaan Tanah. Jika
jumlah pemilik tanah sangat besar, agar musyawarahnya lebih efektif dapat ditunjuk
tersebut namun harus dengan suatu surat kuasa yang bermaterai cukup yang diketahui
oleh Kepala Desa/Lurah atau pejabat yang berwenang. Dalam hal demikian para
pemilik tanah harus cermat jangan sampai posisi mereka menjadi lebih lemah akibat
dengan penggantian ini hidupnya bukan lebih baik tetapi malah semakin jelek.
masyarakat Desa Sikapas yang difasilitasi oleh Camat dan Kepala Desa menetapkan
bahwa besarnya ganti rugi terhadap lahan garapan masyarakat di dasarkan atas 2
masyarakat
2. Tanah kosong yang sama sekali belum digarap atau diatanami apapun.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka harga jual tanah keduanya berbeda,
dimana tanah yang sudah di garap/ditanami masyarakat harganya lebih tinggi dari
tanah kosong/atau tanah yang sama sekali belum digarap masyarakat, dengan syarat
Kesepakatan itu merupakann suatu kesepakan yang baik, dimana lahan yang
sudah ditanami lebih banyak kerugian yang ditimbulkan dari pada lahan lahan yang
82
Wawancara dengan staf PT. MAL, PT. MAL, Bapak Johannes Diodemus M. Sitepu, SH
pada tanggal 30 Mei 2011
ribu rupiah per meter), sementara terhadap tanah ynag sudah di Tanami masyarkata
tersebut besarnya ganti rugi sebesar Rp. 300.000,-/m (tigaratus ribu rupiah per meter).
perkebunan juga dapat berupa usaha budidaya yang terkait dengan tanaman dan usaha
budi daya yang terkait dengan tanaman dan usaha industry pengelolahan hasil
perkebunan. 83 Selain itu, usaha perkebunan merupakan usaha yang berdimensi luas,
karena dapat mempekerjakan tenaga kerja yang begitu banyak dan menyumbang
menyatakan bahwa usaha perkebunan terdiri atas usaha budi daya tanaman
(2) menyebutkan : usaha budi daya tanaman perkebunan sebagaiman dimaksud dalam
jenis tanaman yang akan ditanam dalam perkebunan tersebut ditentukan sepenunya
oleh Menteri yang mempunyai kewenangan untuk itu. Hal ini sesuai dengan
83
Supriadi, op.cit, hal 552
dalam Pasal 15 ayat (1) ditetapkan oleh menteri. Oleh karena itu, selain penentuan
jenis tanaman yang akan ditanam dalam usaha budi daya perkebunan tersebut, maka
dalam ketentuan ini, ini juga mengatur mengenai kewajiban usaha perizinan usaha
luas tertentu.
tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan, pasal 5 Ayat (1) disebutkan bahwa
perkebunan kepada PT. Madina Agrolestari tanggal 28 Juni 2007. Persetujuan Izin
Usaha Perkebunan (IUP) ini diberikan kepada PT MAL berlaku selama perusahaan
yang bersangkutan melakukan kegiatan usaha dengan baik sesuai dengan ketentuan
3. Mengelola usaha budidaya dengan baik sesuai dengan teknologi yang dianjurkan
4. Bibit yang digunakan merupakan Benih Bina yang direkomendasikan oleh Dirjen
Natal;
84
SK Bupati Mandailing Natal No: 525.432/K/2007 tentang persetujuan izin usaha
perkebunan kepada PT. Madina Agrolestari tanggal 28 Juni 2007
11. Apabila didalam lahan yang akan di land clearing terdapat kayu-kayu tegakan,
Pemanfaatan Kayu (IPK) dari pejabat yang berwenang sesuai dengan perundang-
12. Pihak perusahaan tidak diizinkan mengelolah lahan yang berda pada areal hutan
kawasan hutan menjadi kawasan budidaya non kehutanan (KBNK) dari menteri
13. Pihak perusahaan wajib membangun kebun kelapa sawit bagi masyarakat sekitar
undangan berlaku;
15. Pihak perusahaan segera mengajukan permohonan Hak Guna Usaha (HGU) dan
permohonan Pengukuran Kadasteral guna penentuan batas dan luas tanah yang
Mandailing Natal;
16. Menyampaikan laporan kegiatan usaha setiap 6 (enam) bulan sekali kepada
Mandailing Natal;
Mandailing Natal terhadap setiap perubahan dari hal-hal yang tercantum dalam
Pemanfaatan lahan yang dilakukan oleh PT. MAL adalah di manfaatkan untuk Kebun
Kelapa Sawit, dan berdasarkan Izin Lokasi yang diperoleh PT. MAL maka
Namun saat ini areal yang telah diberikan HGU dalam tahap penanaman dan
Land Clearing, sementara areal yang belum berstatus HGU masih berupa tanaman
hutan/tanaman kayu yang siap ditebang, karena proses HGU tahap ke dua ini masih
Penetapan batas lahan ini dimaksudkan untuk mengetahui batas lahan yang
dipunyai PT MAL agar tidak ada yang mengambil lahan secara liar karena sudah
ditetapkan batas lahan. Dalam hal ini penetapan batas wilayah tidak dapat dipungkiri
perusahaan lain. Setelah adanya penetapan batas lahan ini barulah dikelurkan
E. Proses Permohonan Hak Guna Usaha yang dilakukan Oleh PT. Madina
Agrolestari
modern dan hanya diberikan terhadap tanah-tanah yang dikuasai langsung oleh
negara, jadi tidak terhadap tanah selain milik negara dan tidak terjadi atas suatu
pengertian Hak Guna Usaha (HGU) adalah hak untuk mengusahakan tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu paling lama 25 atau 35 tahun ,
85
AP. Parlindungan, Komentar Undang-undang Pokok Agraria Jakarta: CV. Mandar
Maju,1998), Hal. 160
Ketentuan tentang HGU dalam UUPA diatur dalam Pasal 28 s/d Pasal 34.
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan
dan Hak pakai Atas Tanah, dari Pasal 2 sampai dengan Pasal 18.
Subyek Hak Guna Usaha sesuai Pasal 30 ayat (1) Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria (UUPA) juncto Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996
adalah : 86
Indonesia
Berdasarkan ketentuan dalam ayat (1) tersebut, maka jelaslah bahwa memiliki
atau sebagai subyek dari hak ini adalah Warga Negara Indonesia dengan
Hanya warga negara Indonesia yang dapat mempunyai hubungan yang sepenuhnya
dengan bumi, air dan ruang angkasa, dalam batas batas ketentuan Pasal 1 dan Pasal 2.
86
Chadidjah Dalimunthe, Politik Hukum Agraria Nasional terhadap Hak-Hak atas Tanah,
Yayasan Pencerahan Mandailing, MedaN, 2008, hal 137
mendapat manfaat dan hasilnya, baik bagi diri sendiri maupun keluarganya.
Kemudian suatu Badan Hukum Indonesia, dalam arti Badan Hukum yang
Apabila pemegang HGU tidak lagi memenuhi syarat sesuai dengan prinsip
nasionalitas sebagaimana disebutkan pada Pasal 9 UUPA, dan Pasal 30 ayat (1), serta
Pasal 2 ayat (1) PP No. 40 Tahun 1996, maka dalam jangka waktu satu tahun wajib
melepaskan atau mengalihkan haknya tersebut kepada orang lain yang memenuhi
syarat, jika tidak dilepaskan dalam jangka waktu tersebut, maka hak itu hapus demi
hukum. 87
Hak Guna Usaha dapat terjadi dengan Penetapan Pemerintah dan Konversi. 88
pada Pasal 31 dan Pasal 37 Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA) yakni
berasal dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara yang diberikan Pemerintah
sebagai Hak Guna Usaha kepada yang memerlukannya atas permohonan yang telah
87
Ibit,
88
K.Wantjik Saleh, Hak Anda atas Tanah, Ghalia Indonesia, 1977, Jakarta, hal. 41
- Hak Erfpacht untuk perusahaan kebun besar, yang ada pada mulai berlakunya
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA), menjadi Hak Guna Usaha untuk
- Hak-hak atas tanah seperti : Hak Agrarisch Eigendom, Hak Milik Adat, Hak Grant
Sultan, Hak Usaha atas Bekas Tanah Partikulir dan hak-hak lainnya, apabila yang
mempunyai hak tidak memenuhi syarat untuk memiliki Hak Milik, sejak mulai
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 diatur lebih lanjut pada
1. Hak Guna Usaha diberikan dengan Keputusan Pemberian Hak oleh Menteri atau
2. Pemberian Hak Guna Usaha tersebut wajib didaftar dalam Buku Tanah pada
Kantor Pertanahan.
3. Hak Guna Usaha terjadi sejak didaftarkan oleh Kantor Pertanahan dalam Buku
pendaftaran tersebut adalah untuk melakukan pembukuan atas Hak Guna Usaha
atau Perpanjangannya;
berakhir ;
5. Tanah diterlantarkan ;
6. Tanahnya musnah ;
7. Orang atau Badan Hukum yang mempunyai hak itu, tidak lagi memenuhi syarat
untuk memiliki hak tersebut. Diatur secara khusus dalam Pasal 30 ayat (2)
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA) juncto Pasal 3 ayat (2) Peraturan
89
Ibid, hal 43
hapusnya Hak Guna Usaha juga harus dicatat menurut ketentuan Pasal 52 Peraturan
Objek HGU adalah disebut dalam Pasal 28 ayat (1) UUPA dan Pasal 4 PP No.
40 Tahun 1996 adalah yang dikuasai langsung oleh Negara atau disebut juga tanah
Negara. Oleh karena itu HGU hanya dapat terjadi berdasarkan Penetapan Pemerintah
dengan suatu Surat Kepeutusan Pemberian HGU. HGU tidak dapat terjadi karena
perjanjian antara pemilik hak dengan yang memperoleh HGU, karena HGU tidak
didaftarkan pada Kantor Pertanahan untuk dibuat buku tanahnya dan sertifikat. HGU
hak maka pemohon terlebih dahulu harus mengajukan permohonannya secara tertulis
90
Chadijah Dalimunthe, op,cit, hal 138
tentang : 91
1) Diri pemohon
dilengkapi :
Badan Hukum.
3. Studi kelayakan atau Proyek Proposal atau Rencana dalam mengusahakan tanah
Kabupaten/Kotamadya setempat,
91
Ali Achmad Chomzah, Hukum Pertanahan Seri Hukum Pertanahan I Pemberian Hak atas
Tanah Negara dan Seri Hukum Pertanahan II Sertipikat dan Permasalahan, Prestasi Pustaka, 2002,
Jakarta, Hlm. 20.
4. Gambar Situasi atau Surat Ukur yang dibuat oleh Kantor Pertanahan
setempat.
misalnya :
- Dinas Kehutanan
Pertanian.
6. Fatwa Tata Guna Tanah yang dibuat oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Propinsi.
apabila tanah yang dimohon merupakan tanah negara yang belum diusahakan
sebagai perkebunan.
yaitu :
a. foto copy identitas permohonan atau akta pendirian perusahaan yang telah
c. izin lokasi atau surat izin penunjukan penggunaan tanah atau sura izin
dari instansi yang berwenang, akta pelepasan bekas tanah milik adat atau surat-
Asing (PMA) atau surat persetujuan dari Presiden bagiPenanaman Modal Asing
tertentu atau surat persetujuan prinsip dariDepartemen Teknis bagi non Penanaman
Mengenai syarat izin lokasi sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 19huruf
c prosedur untuk mendapatkan izin lokasi tersebut diatur dalam pasal 6 Peraturan
Tata cara pemberian Hak Guna Usaha secara jelas telah diatur dalam Pasal 20
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 9 tahun 1999. Dalam Pasal 20
ayat (1) disebutkan bahwa : permohonan Hak Guna Usaha diajukan kepada Menteri
melalui Kepala Kantor Wilayah, dengan tembusan kepada Kepala Kantor Pertanahan
yang daerah kerjanya meliputi letak tanah tanah yang bersangkutan. Sedangkan
dalam Pasal 20 ayat (2) dijelaskan bahwa apabila tanah yang dimohon terletak
permohonan yang diajukan oleh calon pemegang Hak Guna Usaha. DalamPasal 20
mengajukan permohonan atas beberapa areal tanah yang tersebar ditempat berbeda,
namun permohonan yang ditujukan kepada Menteri melalui Kepala Kantor Wilayah
masing-masing tempat areal atanah itu berada. Keputusan diterima atau ditolaknya
permohonan calon pemegang hak tetap berada pada Menteri dan akan disampaikan
kepada pemohon melalui surat tercatat atau dengan cara lain yang menjamin
sampainya keputusan tersebut kepada pihak yang berhak sebagaimana diatur dalam
dari perusahaan yang bersangkutan kepada Kepala BPN melalui Kakanwil (Kepala
Pengukuran kadasteral atas tanah yang dimohon dengan biaya tertentu yang
didasarkan pada luas bidang tanah yang dimohon. Pelaksana pengukuran sesuai
Agraria PMNA / Keputusan Badan Pertanahan Nasional (KBPN) No. 3 Tahun 1997
yakni seluas 10 Ha oleh Kantor Pertanahan, seluas 10 1000 Ha oleh Kanwil BPN
Propinsi dan lebih dari 1000 Ha oleh BPN Pusat, hasilnya berupa Peta Pendaftaran
Permohonan yang diajukan ke Kanwil apabila luas lahan lebih dari 1000 Ha,
maka disampaikan permohonannya ke BPN RI, untuk diukur. Dalam praktek luas
Setelah keluar peta bidang sebagai hasil dari Pengukuran dan telah dipenuhi
syarat-syarat lainnya sesuai dengan ketentuan PMNA No. 9 Tahun 1999 maka oleh
Kanwil akan dilaksanakan penelitian berkas (data yuridis) dan objek bidang tanahnya
(data fisik) yang dilakukan oleh panitia pemeriksa tanah B, sesuai dengan peraturan
Setelah terdapat kesesuaian data fisik 92 dan data yuridis 93 dan tidak ada lagi
92
Data Fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan satuan
rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan
diatanya.
93
Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah atau satuan rumah
susun yang didaftar, pemengan haknya dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya
Tanah Tertentu. Yakni seluas kurang dari 100 Ha oleh Kakanwil BPN Propinsi dan
Pertanahan dengan biaya pendaftaran dan menunjukkan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB) sesuai dengan isi dari Surat Keputusan yang
Undang-Undnaag Pokok Agraria itu ditegaskan dalam ayat 2 dalam ayat itu
3. pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang
kuat.
Bahwa PT. MAL adalah badan hukum yang kegiatan usahanya antara lain
lahan sebanyak 6.500 Ha, sesuai dengan surat keputusan Bupati Mandailing Natal
seperti yang tersebut diatas. Dan bahwa berdasarkan hasil Laporaan Tim Peninjau
Lapangan tanggal 1 Juli 2010 PT. MAL telah melaksanakan pembebasan tanah seluas
+ 5.350 Ha, berdasarkan Surat Pernyataan Pembebasan Tanah tanggal 15 April 2010
dari H. Rustam Honein, selaku Direktur PT. MAL, dengan catatan sebagai berikut:
1. Izin Lokasi : 94
Catatan :
2. Realisasi Pekerjaan :
Selain status Izin Lokasi yang di peroleh PT. MAL, PT MAL juga
memperoleh status tanah merupakan Hak Guna Usaha (HGU), dimana tanah tersebut
bersumber dari tanah negara dan tanah perorangan dari warga disekitar Desa Sikapas.
PT. MAL telah memperoleh status Hak Guna Usaha secara bertahap dengan
RI/2010 tentang Pemberian Hak Guna Usaha atas Nama PT. Madina Agrolestari atas
Bahwa terhadap tanah yang dimohonkan HGU PT. MAL setelah dilakukan
Ha, dan yang didalamnya terdapat areal yang dienclave seluas 34, 14 Ha., yang mana
tanah yang dienclave tersebut dikeluarkan dari areal yang dimohonkan, sehingga
yang dapat dipertimbangkan untuk HGU seluas 3.196,01 Ha., terletak di desa Sikapas
pada Peta Penunjukan Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Utara sesuai Lampiran
keseluruhan berada diluar kawasan hutan degan fungsi Areal Penggunaan Lain.
cara memberikan ganti rugi kepada masyarakat atas nama Sdr. Barjan Harahap,
Pelepasan Hak Atas Tanah dengan Ganti Rugi yang dibuat dibawah tangan dan
diketahui oleh Kepala Desa Sikapaas dan Camat Muara Batang Gadis.
tentang Pemberian HGU atas nama PT. MAL atas tanah di Kabupaten Mandailing
Kesatu : Memberikan kepada PT. MAL berkedudukan di Jakarta, Hak Guna Usaha
selama 35 (tiga puluh lima tahun) Tahun sejak tanggal surat Keputusan ini,
sebagai mana diuraikan dalam Peta Bidang Tanah tanggal 15 Juli 2010
tersebut.
95
Keputusan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 66/HGU/BPN RI/2010
tentang Pemberian Hak Guna Usaha atas Nama PT. Madina Agrolestari atas tanah di Kabupaten
Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara.
undangan.
tanah Hak Guna Usaha kepada Negara setelah Hak Guna Usaha tersebut
Hak Guna Usaha yang telah hapus kepada Kepala Badan Pertanahan
Mandailing Natal.
tanah Hak Guna Usaha tersebut kepada pihak lain, kecuali dalam hal-hal
Republik Indonesia.
penerima hak.
kewajiban yang harus dipenuhi dan dijalankan oleh perusahaan dalam menjalankan
poin yang di cantumkan dalam Surat Keputusan Hak Guna Usaha, dalam
pembangunan perkebunan sawit PT. MAL, serta menyiapkan sarana fasilitas sosial
dan fasilitas umum. Maka dari itu dengan merealisasikan pion-poin tersebut PT.
MAL telah memperoleh Sertifikat Hak Guna Usaha dari Kantor Pertanahan
Mandailing Natal.