Anda di halaman 1dari 11

CASE KECIL

OD ASTIGMATUS MIOPIA COMPOSITUS +

OS MIOPIA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Nn HRM
Umur : 19 Tahun (04 05 1997)
Agama : Islam
Alamat : Undaan Tengah, Kudus
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
No. RM : 221428

II. ANAMNESIS
Anamnesis secara : Autoanamnesis pada tanggal 26 September 2016 di Poli Mata

Keluhan Utama : Mata kiri kanan pasien kabur bila melihat LCD sejak 2 bulan
yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke poliklinik mata RS Mardi Rahayu dengan keluhan mata kiri
kanan pasien kabur bila melihat LCD sejak 2 bulan yang lalu dan harus lama dilihat
tulisannya baru jelas. Mata kabur tanpa disertai dengan mata merah maupun nyeri.
Riwayat trauma disangkal. Riwayat penggunaan kacamata, softlens, obat tetes mata
disangkal. Pasien tidak mengeluh pusing, atau pun mual.

Riwayat Penyakit Dahulu

OS belum pernah menggunakan kacamata sebelumnya. Riwayat hipertensi,


diabetes mellitus, maupun trauma disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

1
Ayah dan ibu pasien memiliki riwayat memakai kacamata

Riwayat Sosial Ekonomi


Pengobatan ditanggung BPJS, status ekonomi cukup.

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. VITAL SIGN
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 76 x / menit
Pernafasan : 18 x / menit
Suhu : 36,7 C
Status Gizi : Kurang. TB 150 cm, BB 38 Kg

B. STATUS OPTHALMOLOGIkUS
OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)
Tidak dilakukan Visus Tidak dilakukan
S-1.5 C-0.25 90o (Visus 1.0) Koreksi S-1.75 (Visus 1.0)
Gerak bola mata normal, Gerak bola mata normal,
kedudukan bola mata di Bulbus okuli kedudukan bola mata di
tengah, tengah,
enoftalmus (-), enoftalmus (-),
eksoftalmus (-), eksoftalmus (-),
strabismus (-) strabismus (-)
Edema (-) Edema (-)
hiperemis(-) hiperemis(-)
nyeri tekan (-) Palpebra nyeri tekan (-)
blefarospasme (-) blefarospasme (-)
lagoftalmus (-) lagoftalmus (-)
ektropion (-) ektropion (-)
entropion (-) entropion (-)

2
Edema (-), Edema (-),
injeksi siliar (-), injeksi siliar (-),
injeksi konjungtiva (-), Konjungtiva injeksi konjungtiva (-),
infiltrat (-), infiltrat (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
anemis (-) anemis (-)
Putih Sklera Putih
Bulat, jernih, Bulat, jernih ,
edema (-), edema (-),
keratik presipitat (-), Kornea keratik presipitat (-),
infiltrat (-) infiltrat (-)
sikatriks (-) sikatriks (-)
Jernih, kedalaman cukup, Camera Oculi Anterior Jernih, kedalaman cukup,
hipopion (-) (COA) hipopion (-)
hifema (-) hifema (-)
Kripta(N) Kripta(N)
atrofi (-) Iris atrofi (-)
coklat coklat
edema(-) edema(-)
synekia (-) synekia (-)
Reguler, bentuk bulat Reguler, bentuk bulat
Letak sentral, Pupil Letak sentral,
Diameter 3 mm Diameter 3 mm
Refleks pupil + Refleks pupil +
Jernih Lensa Jernih
Shadow test : negatif Shadow test : negatif
Jernih Vitreus Jernih
Papil bentuk bulat, batas Retina Papil bentuk bulat, batas tegas,
tegas, CD ratio 0,5, Macula CD ratio 0,5, Macula Lutea
Lutea (+), Pelebaran vena (- (+), Pelebaran vena (-), Warna
), Warna orange-kemerahan, orange-kemerahan, A:V = 2:3
A:V = 2:3, Eksudat (-) Eksudat (-)

3
(+) Fundus Refleks (+)
Normal TIO Normal
Tidak tampak kelainan Sistem Lakrimasi Tidak tampak kelainan

V. RESUME
Pasien datang ke poliklinik mata RS Mardi Rahayu dengan keluhan mata kiri
kanan pasien kabur bila melihat LCD sejak 2 bulan yang lalu dan harus lama dilihat
tulisannya baru jelas. Mata kabur tanpa disertai dengan mata merah maupun nyeri.
Riwayat trauma disangkal. Riwayat penggunaan kacamata, softlens, obat tetes mata
disangkal. Pasien tidak mengeluh pusing, atau pun mual.

Pemeriksaan visus tidak dilakukan, namun langsung dilakukan autorefraksi


dan dikoreksi

OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)


Tidak Dilakukan Visus Tidak Dilakukan
S-1.5 C-0.25 90o (Visus 1) Koreksi S-1.75 (Visus 1)

VI. DIAGNOSIS BANDING


OD Astigmatisma Miopi Simpleks
OD Astigmatisma Miopi Mixtus

OS Presbiopi
OS Hipermetropi

VII. DIAGNOSIS KERJA


OD Astigmatisma Miopi Compositus
Dasar diagnosis
o S-1.5 C-0.25 90o
OS Miopi
Dasar diagnosis

4
o S-1.75
VIII. TERAPI
Preventif
Membaca di tempat dengan penerangan yang cukup
Tidak membaca sambil tiduran berbaring
Membaca tidak terlalu dekat ataupun jauh, ( 33 cm)
Istirahat jika mata mulai lelah

Kuratif
Medikamentosa :
C. lyters ED fl No. I
S 4 dd gtt II ODS
Timolol 0.5% ED fl No. I
S 2 dd gtt II ODS
Non Medikamentosa
Kacamata dengan koreksi:
SPH CYL AXIS PRISM
O.D. - 1.5 - 0.25 90o -
O.S. - 1.75 - - -

Rehabilitatif
Kacamata harus selalu dipakai, baik jika melakukan pekerjaan atau melihat
dalam jarak dekat maupun jarak jauh.
Segera memeriksakan diri ke dokter apabila dengan penggunaan kacamata,
pasien merasa sering pusing-pusing maupun timbul keluhan-keluhan lain.
Kontrol ke dokter dilakukan setelah kacamata jadi dibuat dan setiap 2 tahun
sekali sebagai pencegahan dini jika terdapat perubahan refraksi pada kedua
mata pasien.
Penerangan haruslah sesuai, istirahat jika mata mulai lelah
Membaca tidak terlalu dekat ataupun jauh, minimal 33 cm

IX. PROGNOSIS
OKULI DEKSTRA (OD) OKULI SINISTRA(OS)

5
Ad Vitam : ad bonam ad bonam
Ad Fungsionam : ad bonam ad bonam
Ad Sanationam : ad bonam ad bonam
Ad Kosmetikan : ad bonam ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

MIOPIA
Definisi
Miopia adalah ketidakmampuan untuk melihat objek pada jarak jauh dengan jelas.
Pada orang dengan miopia, bola mata akan lebih panjang dari normal sehingga sinar yang
datang dari objek yang jauh difokuskan di depan retina. Miopia dapat diklasifikasikan
menjadi miopia simpleks (miopia yang fisiologik) dan miopia degeneratif (miopia patologik).
Mata dengan miopia simpleks mempunyai kelainan refraksi kurang dari 6 Dioptri dan tidak
terdapat perubahan patologis sedangkan mata dengan miopia degeneratif mempunyai
kelainan refraksi paling sedikit 6 Dioptri dan berhubungan dengan perubahan degeneratif
terutama di segmen posterior bola mata.1
Miopia merupakan kelainan optik yang sering dijumpai. Pada fisiologi miopia,
kekuatan lensa kurang dari -6 D, hal ini dianggap variasi biologi yang normal. Keadaan mata
yang eror yaitu dengan kekuatan lensa lebih dari 6 D disebut sebagai miopia tinggi.
Dimana pada keadaan ini, panjang aksial miopia tersebut tidak dapat stabil selama dewasa
muda. Patofisiologi dari progresivitas kelainan ini sebagai bentuk degeneratif miopi yang
tidak diketahui.`

Penatalaksanaan
- Kacamata
Meskipun masih sedikit bukti ilmiah untuk menyatakan bahwa pemakaian kacamata
koreksi secara terus menerus progresivitas miopia atau mempertahankan visus namun dapat
mengurangi kelelahan pada mata dan melatih mata terutama pada anak-anak. Miopi dikoreksi
dengan lensa konkaf atau lensa negatif. Pada kasus dengan miopi tinggi koreksi yang penuh
jarang diberikan. Pengurangan koreksi dilakukan sampai tercapai penglihatan binokuler yang
masih nyaman. Jika sudah terdapat perubahan patologis pada fundus maka sedikit sekali

6
keuntungan yang didapat pada pemakaian kacamata.Kacamata yang terbuat dari bahan kaca
dan plastik dengan indeks yang tinggi dan lensa polikarbonat cocok digunakan. Bahkan lensa
polikarbonat dapat memberikan derajat proteksi yang lebih tinggi.2,3
- Penggunaan Lensa kontak
Lensa kontak telah menjadi pilihan yang baik untuk miopia tinggi selama bertahun-
tahun karena disamping dapat mengurangi berat dan ketebalan lensa pada kacamata, juga
mengeliminasi kesulitan akibat pemakaian lensa yang tebal tersebut. Pasien miopia biasanya
akan memiliki mengatasi masalah yang timbul pada pemakaian kacamata. Lensa kontak yang
sering digunakan yaitu lensa kontak yang soft dan lensa kontak gas-permeabel. Lensa kontak
yang soft dapat menimbulkan kenyamanan namun harus dimonitor pemakaiannya karena
dapat menyebabkan terjadinya hipoksia. Lensa gas-permeabel memberikan optik yang penuh
dan fisiologi yang baik.Lensa gas-permeabel memberikan optik yang penuh dan fisiologi
yang baik.2,3
- Bedah Refraktif / LASIK (Laser Assisted In-Situ Keratomileusis)
LASIK(Laser Assisted In-situ Keratomileusis) adalah suatu prosedur untuk mengubah
bentuk lapisan kornea mata dengan menggunakan sinar excimer laser. Prosedur LASIK dapat
dilakukan untuk mengoreksi miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat) maupun
astigmatisme (silinder). Tindakan ini bertujuan untuk membantu melepaskan diri dari
ketergantungan pada kacamata dan lensa kontak.
LASIK konvensional menggunakan alat mikrokeratom untuk membuka lapisan
permukaan kornea mata. Kemudian dilakukan excimer laser untuk menghilangkan sebagian
lapisan kornea.
Lapisan permukaan kornea yang dibuka (flap), dikembalikan ke posisi semula.
Karena prosedur LASIK hanya dikerjakan pada lapisan dalam kornea saja (permukaan kornea
sama sekali tidak disentuh), maka tidak ada rasa sakit pasca tindakan. Flap akan secara alami
melekat kembali setelah beberapa menit tanpa perlu dijahit sama sekali.2,3
- Alternatif lain untuk pasien miopia adalah penanaman lensa intraokular yaitu suatu lensa
yang ditanam bilik mata depan melalui insisi kecil sedangkan lensa yang asli masih tetap ada
terutama dilakukan untuk mengoreksi miopi yang berat. Akan tetapi keamanan penggunaan
pada beberapa kasus dapat dilakukan ekstraksi lensa tapi lensa intraokular tidak dipasang.
Dengan mengangkat lensa maka sekitar 15 D dari miopi secara otomatis akan terkoreksi.
Namun harus diingat bahwa teknik ini dapat menimbulkan komplikasi berupa ablasio retina
sehingga jarang digunakan.3

7
ASTIGMATISME
Astigmatisme adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar dengan garis
pandang oleh mata tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih dari satu
titik.3,4

Klasifikasi
Berdasarkan posisi garis fokus dalam retina, astigmatisme dibagi sebagai berikut:3,4
1) Astigmatisme Reguler
Dimana didapatkan dua titik bias pada sumbu mata karena adanya dua bidang yang
saling tegak lurus pada bidang yang lain sehingga pada salah satu bidang memiliki daya
bias yang lebih kuat dari pada bidang yang lain. Astigmatisme jenis ini, jika mendapat
koreksi lensa cylindris yang tepat, akan bisa menghasilkan tajam penglihatan normal.
Tentunya jika tidak disertai dengan adanya kelainan
penglihatan yang lain.

Bila ditinjau dari letak daya bias terkuatnya, bentuk astigmatisme regular ini dibagi
menjadi 2 golongan, yaitu:
i. Astigmatisme With the Rule
Bila pada bidang vertical mempunyai daya bias yang lebih kuat dari pada bidang
horizontal.
ii. Astigmatisme Against the Rule
Bila pada bidang horizontal mempunyai daya bias yang lebih kuat dari pada bidang
vertikal.
2) Astigmatisme Irreguler
Dimana titik bias didapatkan tidak teratur.

Berdasarkan letak titik vertical dan horizontal pada retina, astigmatisme dibagi
sebagai berikut:
1. Astigmatisme Miopia Simpleks
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada tepat
pada retina (dimana titik A adalah titik fokus dari daya bias terkuat sedangkan titik B
adalah titik fokus dari daya bias terlemah). Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme
8
jenis ini adalah Sph 0,00 Cyl -Y atau Sph -X Cyl +Y di mana X dan Y memiliki
angka yang sama.

Gambar 4. Astigmatisme Miopia Simpleks


2. Astigmatisme Hiperopia Simpleks
Astigmatisme jenis ini, titik A berada tepat pada retina, sedangkan titik B berada di
belakang retina.

Gambar 5. Astigmatisme Hiperopia Simpleks


3. Astigmatisme Miopia Kompositus
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di
antara titik A dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph -
X Cyl -Y.

Gambar 6. Astigmatisme Miopia Kompositus

4. Astigmatisme Hiperopia Kompositus


Astigmatisme jenis ini, titik B berada di belakang retina, sedangkan titik A berada di
antara titik B dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph
+X Cyl +Y.

Gambar 7. Astigmatisme Hiperopia Kompositus

9
5. Astigmatisme Mixtus
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di
belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X Cyl -
Y, atau Sph -X Cyl +Y, di mana ukuran tersebut tidak dapat ditransposisi hingga nilai
X menjadi nol, atau notasi X dan Y menjadi sama - sama + atau -.

Gambar 7. Astigmatisme Mixtus

Berdasarkan tingkat kekuatan Dioptri :


1. Astigmatismus Rendah
Astigmatismus yang ukuran powernya < 0,50 Dioptri. Biasanya astigmatis-mus
rendah tidak perlu menggunakan koreksi kacamata. Akan tetapi jika timbul keluhan pada
penderita maka koreksi kacamata sangat perlu diberikan.
2. Astigmatismus Sedang
Astigmatismus yang ukuran powernya berada pada 0,75 Dioptri s/d 2,75 Dioptri. Pada
astigmatismus ini pasien sangat mutlak diberikan kacamata koreksi.
3. Astigmatismus Tinggi
Astigmatismus yang ukuran powernya > 3,00 Dioptri. Astigmatismus ini sangat
mutlak diberikan kacamata koreksi.

Tanda dan Gejala


Pada umunya, seseorang yang menderita astigmatismus tinggi menyebabkan gejala-gejala
sebagai berikut :4,5
- Memiringkan kepala atau disebut dengan titling his head, pada umunya keluhan ini
sering terjadi pada penderita astigmatismus oblique yang tinggi.
- Memutarkan kepala agar dapat melihat benda dengan jelas.

10
- Menyipitkan mata seperti halnya penderita myopia, hal ini dilakukan untuk
mendapatkan efek pinhole atau stenopaic slite. Penderita astigmatismus juga
menyipitkan mata pada saat bekerja dekat seperti membaca.
- Pada saat membaca, penderita astigmatismus ini memegang bacaan mendekati mata,
seperti pada penderita myopia. Hal ini dilakukan untuk memperbesar bayangan,
meskipun bayangan di retina tampak buram.

Sedang pada penderita astigmatismus rendah, biasa ditandai dengan gejala-gejala


sebagai berikut :
- Sakit kepala pada bagian frontal.
- Ada pengaburan sementara / sesaat pada penglihatan dekat, biasanya penderita akan
mengurangi pengaburan itu dengan menutup atau mengucek-ucek mata.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Ilmu penyakit mata: glaukoma. Fakultas Kedokteran Hasanudin. Jakarta:
2007.
2. Smith, Morton. Opthalmology Basic and Clinical Science Course. California:
American Academy of Ophthalmology ;1986.
3. Khaw, Shah, Elkington. ABC of eyes. 4th ed. London: BMJ Publishing Group; 2004.
4. Olver J, Cassidy L. Ophtalmology at a Glance: basic optics and refraction. New York:
Blackwell Science; 2005.
5. Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Absury Oftalmologi Umum. Edisi ke-17. Jakarta:
EGC; 2010.

11

Anda mungkin juga menyukai