Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERWATAN PADA NY.

R DENGAN KATARAK

DIRUANG PUSPANIDRA RSUD KARDINAH

TEGAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Praktek PBK SEMINAT

Pembimbing :
Sadar Prihandana,N,SP,Kep,MB

Disusun Oleh:

Nur Wahyu Nisah


Tri Angga Dewi
Elfera Herniansyah
Uthia Herayunia N
Andi Sugiarto
Siti Eti Nurjanah
Windi Astuti

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL


2014
LAPORAN PENDAHULUAN

KATARAK

A. Pengertian
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang
mengakibatkan pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di
dalam mata, seperti melihat air terjun.
Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah katarak senilis dan
katarak senilis ini merupakan proses degeneratif (kemunduran ). Perubahan
yang terjadi bersamaan dengan presbiopi, tetapi disamping itu juga menjadi
kuning warnanya dan keruh, yang akan mengganggu pembiasan cahaya.
Walaupun disebut katarak senilis tetapi perubahan tadi dapat terjadi
pada umur pertengahan, pada umur 70 tahun sebagian individu telah
mengalami perubahan lensa walau mungkin hanya menyebabkan sedikit
gangguan penglihatan.

B. Etiologi
1. Ketuaan ( Katarak Senilis )
2. Trauma
3. Penyakit mata lain ( Uveitis )
4. Penyakit sistemik (DM)
5. Defek kongenital ( salah satu kelainan herediter sebagai akibat dari
infeksi virus prenatal, seperti German Measles )

C. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih,
transparan, berbentuk seperti kancing baju; mempunyai kekuatan refraksi
yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona
sentral terdapat nucleus, di perifer ada kortek, dan yang mengelilingi
keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya
usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di
sekitar opesitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior
nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang
paling bermakna nampak seperti kristal salju pada jendela.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya


transparansi. Perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang
memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa misalnya
dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia
dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga
mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke
retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal
terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut
lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain
mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi
lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang
menderita katarak.

Katarak biasanya terjadi bilateral namun mempunyai kecepatan yang


berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis,
seperti diabetes, namun sebenarnya mempunyai konsekwensi dari proses
penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik
dan matang ketika seseorang memasuki dekade ketuju. Katarak dapat
bersifat congenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak
terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan
permanent. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak
meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alcohol, merokok,
diabetes, dan asupan vitamin antitoksin yang kurang dala jangka waktu
yang lama.

D. Klasifikasi katarak
Menurut Allen katarak dibagi dalam dua kelompok :
1. Development Catarak
Pembentukan lensa fiber terganggu selama pertumbuhan
( congenital katarak dan juvenile katarak).

2. Degenarativ Catarak
Lensa fiber sudah terbentuk tetapi karena suatu sebab sehingga
terjadi degenerasi dan lensa menjadi keruh ( katarak senile ).

E. Stadium Katarak
1. Stadium insipien
Kekaburan dimulai pada bagian perifer lensa, lambat laun mengarah
pada bagian inti lensa mata sehingga menyerupai terali besi ( roda
sepeda ). Pada keadaan ini biasanya katarak stasioner.

2. Stadium intumesen ( imatur )


Terjadi perubahan pada lensa, dimana lensa menjadi bengkak dan
menarik cairan dari jaringan sekitar. Kelainan yang nampak pada
keadaan ini adalah myopia, astigmatisme, bayangan iris pada lensa
terlihat.

3. Stadium maturesen ( matur )


Kekaburan lensa lebih padat dan lebih mudah dipisahkan dari
kapsulnya, ini merupakan stadium yang tepat untuk dilakukan operasi.

4. Stadium hipermatur
Biasanya akan ditemukan beberapa perubahan, katarak menjadi
lembek, mencair atau menjadi seperti susu.

F. Tanda-Tanda Katarak
Visus menurun, berlangsung lambat sampai cepat tergantung proses
kekeruhannya
Pada katarak tipe nucleus, penglihatan menjadi lebih terang pada
waktu senja dibanding pada waktu siang hari
Pada katarak tipe kortek, sebaliknya
Terlihat bintik-bintik hitam pada suatu lapang pandang pada posisi
tertentu ( pada stadium insipien )
Diplopia atau poliplopia ( pengaruh pembiasan yang ireguler dari lensa
mata )
Myopia, sebagai proses pembentukan katarak dimana lensa
mengabsorpsi air sekitar lensa sehingga lensa menjadi cembung.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu
dengan kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan
refraksi, penyakit sistem saraf, penglihatan ke retina.
2. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis,
glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 25 mmHg)
4. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glukoma.
5. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe gllukoma
6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler,
atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
8. EKG, kolesterol serum, lipid
9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM

H. Penatalaksanaan
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi
kuat sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari,
maka penanganan biasanya konservatif.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan
akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi
tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih
buruk lagi bila ketajaman pandang mempengaruhi keamanan atau kualitas
hidup, atau bila visualisasi segmen posterior sangat perlu untuk mengevaluasi
perkembangan berbagai penyakit retina atau sarf optikus, seperti diabetes dan
glaukoma.

Ada 2 macam teknik pembedahan ;

1. Ekstraksi katarak intrakapsuler


Adalah pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan.

2. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler


Merupakan tehnik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98 %
pembedahan katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata
selama pembedahan.

I. Pengkajian Keperawatan
1. Aktifitas Istirahat
Perubahan aktifitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan.

2. Neurosensori
Gangguan penglihatan kabur/tak jelas, sinar terang menyababkan silau
dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan
kerja dengan dekat/merasa diruang gelap. Penglihatan berawan/kabur,
tampak lingkaran cahaya/pelangi di sekitar sinar, perubahan kacamata,
pengobatan tidak memperbaiki penglihatan, fotofobia ( glukoma akut ).

Tanda : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), pupil
menyempit dan merah/mata keras dan kornea berawan
(glukoma darurat, peningkatan air mata.

3. Nyeri / Kenyamanan
Ketidaknyamanan ringan / mata berair. Nyeri tiba-tiba / berat menetap atau
tekanan pada atau sekitar mata, sakit kepala

J. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi

1. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kehilangan vitreus,


perdarahan intraokuler, peningkatan TIO ditandai dengan :
Adanya tanda-tanda katarak penurunan ketajaman penglihatan
pandangan kabur, dll
Tujuan :

Menyatakan pemahaman terhadap faktor yang terlibat dalam


kemungkinan cedera.

Kriteria hasil :

- Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan


faktor resiko dan untuk melindungi diri dari cedera.
- Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.
Intervensi :

- Diskusikan apa yang terjadi tentang kondisi paska operasi, nyeri,


pembatasan aktifitas, penampilan, balutan mata.
- Beri klien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi yang tak
sakit sesuai keinginan.
- Batasi aktifitas seperti menggerakan kepala tiba-tiba, menggaruk
mata, membongkok.
- Ambulasi dengan bantuan : berikan kamar mandi khusus bila sembuh
dari anestesi.
- Dorong nafas dalam, batuk untuk menjaga kebersihan paru.
- Anjurkan menggunakan tehnik manajemen stress.
- Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi.
- Minta klien membedakan antara ketidaknyamanan dan nyeri tajam
tiba-tiba, Selidiki kegelisahan, disorientasi, gangguan balutan.
Observasi hifema dengan senter sesuai indikasi.
- Observasi pembengkakan lika, bilik anterior kempes, pupil berbentuk
buah pir.
- Berikan obat sesuai indikasi antiemetik, Asetolamid, sikloplegis,
analgesik.

2. Gangguan peersepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan


gangguan penerimaan sensori/status organ indera, lingkungna secara
terapetik dibatasi. Ditandai dengan :
menurunnyaketajaman penglihatan
perubahan respon biasanya terhadap rangsang.
Tujuan :

Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu,


mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.

Kriteria Hasil :

- Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap


perubahan.
- Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
Intervensi :

- Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau dua mata


terlibat.
- Orientasikan klien tehadap lingkungan
- Observasi tanda-tanda disorientasi.
- Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dengan menyentuh.
- Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata,
dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata.
- Ingatkan klien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya
memperbesar kurang lebih 25 persen, pelihatan perifer hilang dan
buta titik mungkin ada.
- Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam
jangkauan/posisi yang tidak dioperasi.

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan


berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang
terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif, yang ditandai dengan :
pertanyaan/pernyataan salah konsepsi
tak akurat mengikuti instruksi
terjadi komplikasi yang dapat dicegah.

Tujuan :

Klien menunjukkan pemhaman tentang kondisi, proses penyakit dan


pengobatan.

Kriteria Hasil :

Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.

Intervensi :

- Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur, lensa.

- Tekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin, beritahu untuk


melaporkan - penglihatan berawan.

- Informasikan klien untuk menghindari tetes mata yang dijual bebas.

- Diskusikan kemungkinan efek/interaksi antar obat mata dan masalah


medis klien.

- Anjurkan klien menghindari membaca, berkedip, mengangkat berat,


mengejan saat defekasi, membongkok pada panggul, dll.

- Dorong aktifitas pengalihan perhatian.

- Anjurkan klien memeriksa ke dokter tentang aktifitas seksual,


tentukan kebutuhan tidur menggunakan kacamata pelindung.
- Anjurkan klien tidur terlentang.

- Dorong pemasukkan cairan adekuat.

- Identifikasi tanda/gejala memerlukan upaya evaluasi medis, misal :


nyeri tiba-tiba.

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyan E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Alih
bahasa: I Made Kariasa. Jakarta . EGC

Long, C Barbara. 1996.Perawatan Medikal Bedah : 2.Bandung.


Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran

Margaret R. Thorpe. Perawatan Mata. Yogyakarta . Yayasan Essentia


Medica

Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih


bahasa : Setiawan Sari. Jakarta. EGC

Sidarta Ilyas. 2001. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. FKUI

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddarth. Alih bahasa : Agung Waluyo. Jakarta. EGC
PENGKAJIAN KEPERWATAN PADA Tn.U DENGAN GANGGUAN
PENGLIHATAN KATARAK SINISTRA

DIRUANG PUSPANIDRA RUMAH SAKIT KARDINAH TEGAL

Tanggal Masuk Rumah Sakit : 29 April 2014

Tanggal Pengkajian : 29 1 Mei 2014

Ruang : Puspanidra

No. Rekam Mesdis : 732114

Diagnose Medis : Katarak Sinistra

A. BIODATA

1. Identitas Klien

Nama : Tn. U

Jenis Kelamin : Laki

Umur : 32 Tahun

Status : Kawin

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Suku Bangsa : Jawa,Indonesia

Pekerjaan : Nelayan

Alamat : Karang mulya 02/07 Suradadi

2. Identitas Penanggungjawab

Nama : Ny. S

Jenis Kelamin : Perempuan


Umur : 30 Tahun

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Hub. Dengan Klien : Istri

Alamat : Karangmulya 02/07 Suradadi

B. RIWAYAT KESEHATAN

1. keluhan utama

- klien mengatakan pandangan kabur pada mata kiri kurang lebih 1


tahun yang lalu.

2. riwayat kesehatan sekarang

- klien mengatakan saat ini setelah di oprasi masih terasa sedikit


nyeri dan pegal disertai rasa gatal.

3. riwayat kesehatan masa lalu

- klien mengatakan pernah sakit asma 5 tahun yang lalu dan dirawat
di rsud brebes , klien mengatakan punya alergi terhadap debu,klien
tidak mempunyai kebiasaan merokok ataupun minum kopi.

4. genogram

Klien

TN. U
Keterangan :

: laki laki

: perempuan

: lki2 meninggal

: perempuan meninggal

: klien

: garis keturunan

: garis perkawinan

: tinggal bersama

Dari denogram diatas klien adalah seorang Laki-laki mempunyai


satu anak perempuan dan hanya tinggal serumah dengan anak istrinya

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan Umum

a. Kesadaran Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis ( E : 4 , V : 5 , M : 6 GCS : 15 )

b. Tanda Tanda Vital

TD : 110/70 mmHg

N : 84 x/mnt

S : 36,3 Derajat Celsius

RR: 24 x/mnt

C. BB ( Berat Badan )

- Sebelum Sakit : 72 Kg

- Selama Sakit : 70Kg

d. Tinggi Badan : 170 cm


2. Pemeriksaan Head To Toe

a. Kepala

- wajah dan kulit kepala

Bentuk wajah simetris, warna rambut htam,kulit kepala


bersih,tidak ada nyeri tekan.

- mata

mata kanan : bentuk mata simetris,papabrae tidak odema, conjungtiva


anemis,sklera unikterik,tidak ada nyeri tekan pada mata,

mata kiri : bentuk mata simetris, palpabrae tidak odema,conjungtiva


anemis,sklera unikterik, nyeri tekan pada mata ,penglihatan
diplopia.

- Hidung

bentuk simetris, tidak ada benjolan,tidak ada polip,tidak ada nyeri


tekan,tidak ada radang, bersih,tidak ada secret.

. - telinga

bentuk simetris, canalis tidak ada serumen,tidak ada benjolan,tidak


menggunakan alat bantu pendengaran.

-.mulut

bentuk simetris,gigi kurang bersih,ada karies,gusi merah, tidak ada


radang,lidah bersih,bibir tidak sianosis,tidak menggunakan gigi
palsu.

b. Leher

- palpasi tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ad nyeri tekan.

c. Torak dan Paru

- inspeksi : bentuk dada simetris,frekuensi pernafasan 24 x/mnt,irama


pernafasan regular,pergerakan dada naik turun.

- palpasi : fokal fomitus anterior kiri lebih besar daripada kanan.


- perkusi : suara paru sonor.

- auskultasi : vesikuler,tidak ada bunyi tambahan.

d. jantung

- inspeksi : ictus cordis normal (SIC midklavikula 5),denyut jantung


Nampak.

- palpasi : teraba denyut jantung,tidak ada nyeri tekan.

- perkusi : di SIC 5 mid axial dan lateral komedial bunyi sonor sampai
mid clavikula,setelah itu redup sampai dengan
sternum 2 jari kanan sternum.

e. Abdomen

- Inspeksi : simetris,tidak ada luka .

- palpasi : tidak ada nyeri tekan pada perut.

- perkusi : tympani

- auskultasi : peristaltic usus 12 x/mnt

f. Genetalia

- jenis kelamin perempuan, klien tidak menggunakan kateter.

g. Muskuluskeletal

- Tangan : tangan kanan dan kiri simetris,gerakan tangan


aktif,terpasang infuse RL 20 tpm tangan sebelah
kiri,tidak oedema,tidak tremor,tidak ada nyeri
tekan,teidak ada lesi,kekuatan otot 5-5 .

D. POLA KEGIATAN SEHARI HARI

1. Manajemen terhadap kesehatan dan persepsi terhadap kesehatan.

Klien mengatakan bahwa kesehatan itu penting untuk melakukan kegiatan sehari
- hari.

2. Pola Nutrisi/Metabolik
- sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x/hari dengan 1 porsi piring
dengan nasi, lauk pauk dan sayuran,sehari minum
air putih 4 gelas.

- selama sakit : klien mengatakan selama dirumahsakit klien makan hanya


3-5 sendok makan habis dalam 1 porsi .minum kira
kira 3 gelas / hari.

3. Eliminasi dan Urine

- sebelum sakit : klien mengatakan BAB 1xsehari dengan warna feses


kuning gelap,konsistensi lembek dan baunya khas.
BAK 3-4x/sehari dengan bau khas amoniak.

- selama sakit : klien mengatakan selama datang di rumah sakit Bhakti


Asih Brebes sampai pengkajian baru 2 kali BAK dan
1 kali BAB dengan warna dan bau yang khas.

4. Pola Istirahat dan Tidur

- sebelum sakit : klien mengatakan tidur malam 7 8 jam 21.00 05.00


WIB, tidur lelap tidak mudah terbangun , tidur siang
kadang kadang.

5. Aktifitas dan Latihan

- sebelum sakit : klien mengatakan aktif dalam melakukan kegiatan selama


dirumah dengan mandiri.

- selama sakit : klien mengatakan selama sakit sebagian aktifitasnya


dibantu karena klien post harus bedrest.

Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan/Minum V

Mandi V

Berpakaian V

Toileting V

Berpindah ditempat tidur V

Keterangan :
0 : Mandiri

1 : Dibantu alat

2 : Dibantu orang lain

3 : Dibantu alat dan orang lain

4 : Dibantu total

6. Persepsi Kognitif

- semua panca indra klien masih baik, kecuali mata kiri mengalami gangguan
penglihatan dan klien mengatakan takut dengan pengobatan dan
pembedahan yang akan dilakukan.

7. Konsep Diri

Klien mengatakan hidup dengan anaknya, karna sudah tua klien hanya bisa
bantu bantu semampunya dirumah .

8. Produksi dan Seksualitas

- klien adalah seorang janda berusia 57 tahun,dan ibu dari 1 orang anak.

9. Peran dan Hubungan

- orang terdekat klien adalah anaknya. Jika ada masalah klien selalu
menceritakan pada anaknya.

10. Koping stress dan toleransi

- klien mengatakan punya cara tersendiri untuk mengatasi stressnya yaitu


dengan cara beres beres rumah .

11. Nilai dan Kebudayaan

- klien beragama islam,sebelum sakit klien selalu menjalankan sholat 5 waktu


namun selama sakit klien tidak pernah melakukan ibadah sholat 5
waktu

E. THERAPY
- inf. RL 20 tpm

- injeksi :

P.O : - Amoxcilin 3x500mg

- Analtram 2x1

- Ranitidin 2x1

- obat tetes mata = medriatil 3 x 1 tetes

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG.

1 mei 2014

Hematologi Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 13,4 g/dl

Eritrosit 4,96 Jt/ul

Leukosit 15.600 /UL

Trombosit 176.000 /UL

Hitung Jenis Lekosit

Basofil 0 %

Eosinofil 0 %

Batang 3 %

Segmen 87 %
Limfosit 8 %

Monosit 3 %

HATI

SGOT 36 U/L

SGPT 26 U/L

G. ANALISA DATA ( PRE OP )


No Hari/ Data Etiologi Problem
Tanggal
1 29/4/14 DS : Klien mengatakan pandangan Gangguan Gangguan
15.30 kabur pada mata sebelah kiri Penerimaan perubahan
DO : - Sensori persepsi
sensori visual

2 29/4/14 DS : Klien mengatakan takut dalam Prosedur Ansietas


prosesPembedahan pembedahan

DO : - Klien tampak cemas


1. Klien tampak gelisah

3 29/4/14 DS : klien tidak mengetahui Kurangnya Kurang


tentang gangguan pada matanya sumber Pengetahuan
informasi tentang
DO : - klien tampak bingung kondisi,progno
- Klien tampak bertanya sis
Tanya pengobatan

PRIORITAS MASALAH / DIAGNOSA

1 . Gangguan perubahan persepsi sensori visual b.d gangguan penerimaan


sensori / status organ

2. Ansietas b.d prosedur pembedahan

3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis ,pengobatan b.d kurangnya


sumber informasi

H. RENCANA KEPERAWATAN
Hari/ No Tujuan dan Intervensi Paraf
tanggal Dx Kriteria Hasil

Minggu 1 Setelah dilakukan 1. kaji ketajaman visus

29/4/14 tindakan keperawatan 2. anjurkan klien untuk

selama 1x24 jam, menjauhi hal hal yang

diharapkan penglihatan memperberat

klien jelas / tidak kabur penglihatan


dengan KH :
- Penglihtan klien 3. kenalkan klien pada
tampak jelas/ tidak
kabur lingkungan yang baru
- Klien dapat melihat
dengan jarak lebih 4. kolaborasikan
dari 1m tanpa
dengan tenaga medis

mengenai pemberian

obat tetes mata.


29/4/14 3. Setelah dilakukan tindakan Kaji tingkat kecemasan
keperawatan selama 1x24 jam pasien
diharapkan klien bisa 1. Beri kemampuan
mengungkapkan penyebab pasien untuk
rasa cemas / takutnya mengungkapkan
berkurang dengan KH: isi pikiran dan
perasaan
- Pasien tampak rileks
tidak tegang dan 2. Observasi TTV
mengungkapkan dan peningkatan
tingkat respon fisik pasien
kecemasannya
berkurang sampai 3. Beri penjelasan
pada tingkat bisa dan support pada
diatasi. pasien setiap
- melakukan
- Pasien dapat tindakan
mengungkapkan
keakuratan 4. Beri penjelasan
pengetahuan tentang pasien tentang
pembedahan prosedur tindakan
- operasi
- Kolaborasikan dengan
dokter mengenai
pemberian anti
cemaas
29/4/14 3 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji informasi
keperawan selama 1x24 jam tentang
diharapkan klien paham kondisi,prognosis,ti
mengenai kondisi yang pe prosedur
dialaminya dengan KH :
2. Informasikan klien
- Klien menunjukan untuk mengindari
pemahaman tentang tetes mata yang
kondisi , proses dijual bebas
penyakit , dan
pengobatan yang 3. Diskusikan
dilakukan kemungkinan/efek
interaksi antara obat
mata dan masalah
medis pasien

4. Anjurkan klien
untuk mengindari
aktifitas yang
memberatkan ,
mengejan saat
defekasi.

5. Anjurkan k
lien dengan tidur
terlentang
I. TINDAKAN KEPERAWATAN

Hari No Jam Implementasi Respon Paraf


tanggal
Mingg 1 08.0 - mengkaji ketajaman lihat S : klien mengatakan
u 0 tidak jelas pada jarak 1
meter .

O : mata klien tampak


banyak selaput putih

- Menganjurkan klien S : klien mengatakan


08.1 untuk menghindari hal hal mau menjauhi hal hal
5 yang memungkinkan yang dapat
memperberat penglihatan memperberat
penglihatan misalnya
membaca , mengejan
saat defekasi

O : klien mengangguk

-memonitor TTV S : klien mengatakan


mau diukur
08.2 TD,Suhu,RR dan Nadi
0
O : TD : 130/90 mmHg
S : 36,3 derajat C
RR: 24 x/mnt
N : 98 x/mnt

-Memberikan obat tetes -klien mau diberi obat


mata ( medriatil 3 x 1 tetes) tets mata

10.0
0
30/4/14 3 09.1 -memberikan kesempatan - klien mau
5 kepada klien untuk mengungkapkan
mengungkapkan isi pikiran kecemasannya dengan
dan perasaannya. tindakan operasi yang
akan dilakukan.

-observasi TTV dan -TD :110/70 mmHg


11.00 peningkatan respon fisik -N : 84 x/mnt
klien -RR:24 x/mnt
-S : 36,3 derajat C

-memberi penjelasan -klien mengangguk iya


mengenai pemberian obat
tetes mata untuk
melebarkan pupil

-memberi penjelasan -klien mengangguk


tentang prosedur tindakan paham
pembedahan

30/4/14 3 07.0 -mengkaji kondisi klien KU : baik (CM)


0

-menginformasikan kepada -Klien mengangguk


13.0 klien untuk tidak memakai mengiyakan
0 obat tets mata yang dijual
bebas

-mendiskusikan efek dari -klien mengangguk


pemakaian obat tetes mata mengiyakan
yang dijual bebas karena
tidak tahu dosis dari
tingkatbkeparahan pada
mata klien

-menganjurkan klien untuk -klien mengangguk


menghindari mengiyakan
membaca,mengejan saat
defekasi dan mengakat
berat.
-menganjurkan klien tidur Klien mengangguk
terlentang mengiyakan

J. CATATAN PERKEMBANGAN

Jam 14.00

Hari / No Respon paraf


tanggal Dx
Minggu 1 S : klien mengatakan pandangan masih kabur

29/04/14 O : penglihatanklien belum jelas untuk melihat tulisan


pada jarak 1 meter

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan Intervensi ( dilanjutkan tindakan


pembedahan oleh dokter bedah sesuai jadwal )

2 S : klien mengatakan rasa takut hilang

O : klien tampak tenang

A : masalah teratasi

P : pertahankan intervensi

3 S : klien mengatakan sudah faham mengenai


penyakitnya .

O : klien tampak bisa menjawab saat ditanya.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi
POST OP

A. ANALISA DATA

No Tanggal Data Fokus Etiologi Problem


1 30/4/14 DS : klien mengatakan nyeri Trauma insisi Gangguan rasa
pada mata yang habis nyaman ;nyeri
dioperasi

DO : -tampak balutan di mata


kiri
-klien tampak meringis
kesakitan

- P : efek post op.


- Q : nyeri seperti
tertekan
- R : nyeri di mata kiri
- S : Skala nyeri 6
- T : nyeri pada saat
kelapa digerakan

Resiko tinggi
2 30/4/14 DS : - Prosedur infeksi
tindakan
DO : Terdapat luka insisi di invasive insisi
mata kiri jaringan tubuh

Resiko cidera
3 30/4/14 DO : klien mengatakan Kerusakan
penglihatannya tidak fungsi sensori
sempurna karena hanya satu penglihatan
mata

DO : Terdapat balutan di mata


sebelah kiri
Prioritas Masalah

1. Gangguan Rasa Nyaman ;Nyeri b.d Trauma Insisi

2. Resiko Tinggi Infeksi b.d Prosedur Tindakan Invasive Insisi Jaringan Tubuh

3. Resiko Cidera b.d Kerusakan Fungsi Sensori Penglihatan

B. RENCANA KEPERAWATAN

Tanggal N Tujuan dan KH Intervensi Para


o f
Dx
1/5/14 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala
07.30 keperawatan selama 3x24 jam nyeri
diharapkan nyeri berkurang dengan 2. Pertahankan
KH : imobilisasi
- Klien tampak tenang bagian yang
sakit dengan
- Skala nyeri 2 atau batas tirah baring
kenyamanan klien 3. Ajarkan teknik
relaksasi dan
distraksi
4. Kolaborasikan
dengan dokter
mengenai
pemberian
obat analgetik

2 Setelah dilakukan tindakan 1. ciptakan


keperawatan selama 3x24 jam lingkungan ruangan
diharapkan tidak terjadi penyebaran yang bersih dan
infeksi dengan KH : bebas dari
- Tidak terdapat tanda tanda kontaminasi dunia
infeksi luar
( dolor,kalor,rubor,tumor,fungs
iolesa) 2. lakukan teknik
aseptic dan
disinfektan secara
tepat dalam merawat
luka
3.kolaborasikan
dengan medis
mengenai pemberian
antibiotic

3 Setelah dilakukan tindakan 1. diskusikan tentang


keperawatan selama 3x24 jam apa yang terjadi
diharapkan menyatakan paham tentang kondisi
terhadap factor yang terlibat dalam paska
kemungkinan cedera dengan KH : operasi,nyeri,pembat
- Klien menujukanperubahan asan
perilaku,pola hidup untuk aktifitas,penampilan,
menurunkan faktor resiko dan balutan mata.
untuk melindungi diri dari
cedera 2. beri klien dengan
- Klien mampu mengubah posisi bersandar,
lingkungan sesuai indikasi kepala tinggi, atau
untuk menungkatkan miring ke sisi yang
keamanan tak sakit sesuai
keinginan

3. batasi aktifitas
seperti menggerakan
kepala tiba tiba dan
menggaruk mata.

.
C. IMPLEMENTASI

Tanggal N jam Implementasi respon Paraf


o
Dx
1/4/14 1 08.00 Menkaji skala nyeri Klien .
Menganjurkan klien menunjukan
untuk tirah baring skala nyeri 4
selama 24 jam Klien bedrest
Mengajak klien
untuk mengobrol hal Klien
hal yang kooperatif
menyenangkan
dalam hidup klien
Memberikan obat
analgetik
meloxicamp
1x7,5Mg

2 08.00 Klien merasa


Menciptakan nyaman
lingkungan yang Klien merasa
bersih dikamar klien nyaman
Memberikan obat
oral ciprofloxacin
2x500

3 15.00 Klien tampak


Mendiskusikan yang
terjadi pasca operasi kooperatif
seperti nyeri,batas
aktifitas.
Mengarahkan klien
untuk miring
keposisi yang
nyaman .
Membatasi aktifitas
klien

D. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal No Respon Paraf
Dx
Senin 1 S : klien mengatakan nyeri berkurang

01/04/1 O : - Skala nyeri 4


4
A : Masalah teratasi sebagian
14.00
P : lanjutkan intervensi ( 2,3,4 )

1. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit


dengan tirah baring
2. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
3. Kolaborasikan dengan dokter mengenai
pemberian obat analgetik

2 S : klien mengatakan tidak menunjukan adanya


tanda tanda infeksi seperti gatal ,tidak ada PUS

O : Balutan tampak bersih

A : masalah teratasi

P ; pertahankan intervensi

Menganjurakn klien menjaga kebersihan


pada matanya

3 S : klien mengatakan sudah mengenal lingkungan


21.00 yang baru

O ; klien tampak nyaman

A : masalah teratasi

P : pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai