Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBAHASAN
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
Berawal dari rasa keinginan untuk membantu dan mensejaterakan para petani,
pegawai, dan buruh untuk melepaskan diri dari jerat para pelepas uang (rentenir) yang selalu
memberikan kredit dengan bunga tinggi,maka dengan itu lembaga perkreditan rakyat mulai
didirikan. Sekilas ini dapat dipaparkan runtutan sejarah pendirian BPR di indonesi:
(BKPD).
Pemerintah Daerah.
(PAKTO 1988) melalui adanya Keputusan Presiden RI No.38 yang telah menjadi
kejelasan mengenai keberadaan dan kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat atau
BPR
1
1992:Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang Perbankan, BPR telah diberikan
landasan hukum yang jelas sebagai salah satu jenis bank selain Bank Umum yang ada
di indonesia.
PP No.71/1992 Sebagai lembaga Keuangan bukan bank yang telah memperoleh izin
usaha dari Menteri Keuangan serta lembaga-lembaga keuangan kecil seperti Bank
Desa,
diubah dengan membuat UU No.10/1998. Dalam UU tersebut secara tegas telah disebutkan
bahwa BPR adalah Bank yang melaksanakan segala kegiatan usaha secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha
kecil serta masyarakat di daerah pedesaan pada dasarnya. Bentuk hukum BPR dapat berupa
Memberikan kredit.
2
Menerima jenis simpanan berupa giro dan ikut serta dalam melakukan lalu lintas
pembayaran.
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pelaku pedagang valuta
Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana disebutkan pada butir 1
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu jenis bank yang dikenal
perbankan resmi yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan yang berfungsi tidak hanya
sekedar menyalurkan kredit dalam bentuk kredit modal kerja,investasi maupun konsumsi
juga dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), selama penempatan yang dilakukan
Pada bulan Desember 2012 lalu,Bank Indonesia menerbitkan peraturan yang mengatur
tentang pemberian kredit atau pembiayaan oleh Bank Umum dan bantuan teknis dalam
rangka pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah. Disebutkan secara bertahap
hingga tahun 2018, Bank Umum wajib memberikan kredit atau pembiayaan UMKM paling
rendah 20% dari total kredit atau pembiayaan. Pembiayaan tersebut dapat dilakukan secara
3
langsung kepada UMKM atau tidak langsung melalui kerjasama pola executing, channeling
atau secara sindikasi. Pembiayaan tidak langsung dapat dilakukan antara lain melalui BPR.
Menyimak statistik perbankan BPR konvensional hingga Maret 2013 dan keberhasilan
BPR dalam melakukan fungsi intermediasi, masih terbuka luas kesempatan bagi Bank
Umum untuk melakukan channeling melalui BPR.Keuntungan yang diperoleh oleh Bank
Umum melalui cara tersebut antara lain adalah dapat mengandalkan BPR dalam
infrastruktur serta pengalamannya menilai resiko kredit debitur UMKM, yang selama ini
mungkin belum didalami oleh Bank Umum.Dalam jangka panjang dengan kebijakan yang
ditempuh Bank Indonesia tersebut, diharapkan dapat menekan suku bunga kredit BPR
konvensional karena semakin meningkatnya supply dan kemudahan akses dana dari Bank
Umum melalui penyaluran kredit langsung atau tidak langsung kepada UMKM tersebut.
1. Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR adalah salah satu jenis bank
yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan menengah dengan lokasi
yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat yang membutuhkan. (BI)
2. BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan denganitu dan
Fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha mikro, kecil
dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat. Dalam penyaluran kredit
kepada masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat
Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat
4
mengerti akan kebutuhan Nasabah. BPR merupakan lembaga perbankan resmi yang diatur
berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut secara
jelas disebutkan bawah ada dua jenis bank, yaitu Bank Umum dan BPR. Jenis layanan yg
1. Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau
2. Memberikan kredit dalam bentuk Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, maupun Kredit
Konsumsi.
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan
berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. SBI adalah sertifikat
yang ditawarkan Bank Indonesia kepada BPR apabila BPR mengalami over likuiditas.
Ada beberapa jenis usaha seperti yang dilakukan bank umum tetapi tidak boleh
3. Melakukan penyertaan modal dengan prinsip prudent banking dan concern terhadap
5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam usaha
BPR.
5
Dalam mengalokasikan kredit, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh BPR, yaitu :
1. Dalam memberikan kredit, BPR wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan
2. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai
batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang
dapat dilakukan oleh BPR kepada peminjam atau sekelompok peminjam yang terkait,
tersebut. Batas maksimum tersebut adalah tidak melebihi 30% dari modal yang sesuai
3. Dalam memberikan kredit, BPR wajib memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai
batas maksimum pemberian kredit, pemberian jaminan, atau hal lain yang serupa, yang
dapat dilakukan oleh BPR kepada pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10%
atau lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi
terdapat kepentingan pihak pemegang saham (dan keluarga) yang memiliki 10% atau
lebih dari modal disetor, anggota dewan komisaris (dan keluarga), anggota direksi (dan
keluarga), pejabat BPR lainnya. Batas maksimum tersebut tidak melebihi 10% dari
6
D. Peranan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
diubah dengan UU No.10/1998. Dalam UU tersebut secara tegas disebutkan bahwa BPR
sebagai satu jenis bank yangkegiatan usahanya terutama ditujukan untuk melayani usaha-
usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. Dalam pelaksanaan kegiatan usahanya
BPR dapat menjalankan usahanya secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah.
Melalui kebijakan tersebut diharapkan dapat tercapai struktur perbankan yang terdiri
2. Bank nasional yang memiliki cakupan usaha sangat luas dan beroperasi secara nasional
serta memiliki modal antara Rp10 triliun sampai dengan Rp50 triliun;
3. Bank dengan fokus usaha tertentu yaitu bank yang kegiatan usahanya terfokus pada
segmen usaha tertentu sesuai dengan kapabilitas dan kompetensi masing-masing bank
serta memiliki modal antara Rp100 miliar sampai dengan Rp10 triliun; serta
4. BPR dan bank dengan kegiatan usaha terbatas yang memiliki modal di bawah Rp100
miliar.
Dalam rangka mencapai visi tersebut di atas, program-program API telah memberikan
perhatian pada perlunya penguatan permodalan, kelembagaan dan manajemen BPR, serta
7
a. Posisi Strategis BPR
Disadari bahwa selama ini sebagian besar pengusaha mikro dan kecil, serta masyarakat
di daerah pedesaan belum mendapatkan pelayanan jasa keuangan perbankan baik dari
aspek pembiayaan maupun penyimpanan dana. Adapun lembaga keuangan yang tepat dan
strategis untuk melayani kebutuhan masyarakat tersebut adalah BPR dengan pertimbangan:
BPR merupakan lembaga keuangan yang diatur dan diawasi secara ketat oleh Bank
Indonesia.
Adanya penjaminan oleh LPS atas dana masyarakat yang disimpan di BPR.
BPR memiliki karakteristik operasional yang spesifik yang memungkinkan BPR dapat
Sebagai lembaga keuangan yang berorientasi bisnis, bank juga melakukan berbagai
kegiatan, seperti telah dijelaskan sebelumnya. Sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank
sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan perbankan yang paling
pokok adalah membeli uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat luas.
8
Kemudian menjual uang yang berhasil dihimpun dengan cara menyalurkan kembali
kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit. Dari kegiatan jual beli uang
inilah bank akan memperoleh keuntungan yaitu dari selisih harga beli (bunga simpanan)
dengan harga jual (bunga pinjaman). Disamping itu kegiatan bank lainnya dalam rangka
menyalurkan dana.
Dalam praktiknya kegiatan bank dibedakan sesuai dengan jenis bank tersebut. Setiap
jenis bank memiliki ciri dan tugas tersendiri dalam melakukan kegiatannya, misalnya
dilihat dari segi fungsi bank yaitu antara kegiatan bank umum dengan kegiatan bank
perkreditan rakyat, jelas memiliki tugas atau kegiatan yang berbeda. Kegiatan bank umum
lebih luas dari bank perkreditan rakyat. Artinya produk yang ditawarkan oleh bank umum
lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk menentukan
produk dan jasanya. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat mempunyai keterbatasan tertentu,
sehingga kegiatannya lebih sempit. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dijelaskan
Kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank umum, hanya yang menjadi
perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit. BPR dibatasi
oleh berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat berbuat seleluasa bank umum.
Keterbatasan kegiatan BPR juga dikaitkan dengan misi pendirian BPR itu sendiri.
9
Dalam praktiknya kegiatan BPR adalah sebagai berikut:
- Simpanan Tabungan
- Simpanan Deposito
- Kredit Investasi
- Kredit Perdagangan
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka ada beberapa larangan yang tidak
- Mengikuti Miring
ekonomi itu sendiri adalah sistem ekonomi yang dijalankan di Indonesia berdasarkan pasal
33 UUD 1945 yang memiliki 8 ciri positif sebagai pendukung dan 3 ciri negatif yang harus
1. WNI
10
3. Pemda
mikro.
realisasi kegiatannya.
d. Proyeksi keuangan bulanan untuk th.pertama, dan tahunan untuk dua tahun
berikutnya.
e. Perencanaan SDM.
a. Menerima simpanan berupa giro & ikut serta dlam lalulintas pembayaran.
pengawasan & pembinaan kegiatan operasional BPR diserahkan pada BRI menurut UU
11
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu jenis bank yang dikenal
perbankan resmi yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan yang berfungsi tidak hanya
sekedar menyalurkan kredit dalam bentuk kredit modal kerja,investasi maupun konsumsi
B. Saran
disebutkan bahwa BPR sebagai satu jenis bank yang kegiatan usahanya terutama ditujukan
untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. Dalam pelaksanaan
kegiatan usahanya BPR dapat menjalankan usahanya secara konvensional atau berdasarkan
Prinsip Syariah.
12