PENDAHULUAN
optimal berkisar antara 25-30o C. Kadar garam air yang disukai antara 0-35
per mil. Kadar pH air pada jenis ini dapat digunakan pada tambak ikan. Jika
nilai pH <6.5 bersifat asam, mengandung ion logam seperti besi, mangan,
tembaga, timbal dan seng beracun. Apabila dikonsumsi secara simultan pada
jangka waktu lama dapat menyebabkan resiko kesehatan pada ikan yakni
keracunan. Sehingga kadar pH pada air jenis ini dikategorikan buruk.
Sedangkan air dengan nilai pH >7.5 adalah basa, mengindikasikan air
mengandung padatan tinggi.
Untuk meningkatkan kualitas air pada tambak, maka diperlukan suatu
alat yang dapat menentukan kadar pH, sehingga jika diketahui kadar pHnya,
akan dapat dipilih jenis air yang akan dikonsumsi termasuk kategori baik atau
tidak. Teknologi alat ukur kadar pH pada air ini dapat membantu pengelola
tambak untuk mengetahui kadar pH yang terkandung pada air tersebut
dengan tepat, untuk itu penting dibangun Sistem Penghitung PH air pada
tambak ikan berbasis Mikrokontroller.
LANDASAN TEORI
1. Asam
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari
7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi
proton (ion H+) kepada zat lain yang disebut basa, atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan
suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
2. pH
PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Konsep
pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan
Denmark Sren Peder Lauritz Srensen pada tahun 1909. Alat
ukur keasaman pada air tersebut digunakan untuk mengukur kandungan
pH atau kadar keasaman pada air mulai dari pH 0 sampai pH 14. Dimana
pH normal memiliki nilai 6.5 hingga 7.5 sementara bila nilai pH < 6.5
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam sedangkan nilai pH > 7.5
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa. pH 0 menunjukkan derajat
keasaman yang tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi.
lapisan kaca setebal 0.1 mm yang berbentuk bulat (bulb). Bulb ini
dipasangkan dengan silinder kaca non konduktor atau plastik memanjang,
yang selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3). Di dalam
larutan HCl, terendam sebuah kawat elektrode panjang berbahan perak
yang pada permukaannya terbentuk senyawa setimbang AgCl. Konstannya
jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki
nilai potensial stabil. Inti sensor pH terdapat pada permukaan bulb kaca
yang memiliki kemampuan untuk bertukar ion positif (H+) dengan larutan
terukur.
Gambar 1.Bagian - bagian Elektroda Referensi
Pada sebuah sistem pH meter secara keseluruhan, selain terdapat
elektrode kaca juga terdapat elektrode referensi. Kedua elektrode tersebut
sama-sama terendam ke dalam media ukur yang sama. Elektrode referensi
digunakan untuk menciptakan rangkaian listrik pH meter. Untuk
menghasilkan pembacaan pH yang valid, elektrode referensi harus
memiliki nilai potensial stabil dan tidak terpengaruh oleh jenis fluida yang
diukur.
1. Algoritma Sistem
Algoritma sistem dapat digambarkan sebagai berikut:#
Tabel.1 Nilai pH
Tingkat
Kadar pH
Keasaman
0 6.4 Asam
7.6 14 Basa
c. Flowchart
Adapun tampilan flowchart sistem adalah sebagai berikut:
Adapun rangkaian
keseluruhan dari alat ukur
keasaman pada air berbasis
mikrokontroler adalah
sebagai berikut:
f. Kebutuhan Sistem
Kebutuhan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Perangkat Keras
a. Perangkat Komputer
b. Perangkat Kelistrikan atau toolset
c. Mesin bor, gergaji
d. Downloader
2. Perangkat Lunak
a. Sistem Operasi
b. Software Eagle
c. Bascom AVR
d. Software SketchUp
g. Komponen
Komponen pembentuk sistem juga dibedakan atas dua bagian besar, yaitu:
2. Perangkat Lunak
a. Program
b. Bahasa Basic yang di compile menjadi kode mesin dengan
Bascom AVR
h. Implementasi Sistem
Implementasi atau tahapan tahapan dalam merancang sistem
yang dirancang, melalui beberapa tahapan. Adapun tahapantahapannya
yaitu sebagai berikut:
1. Perancangan blok diagram.
2. Rancangan rangkaian menggunakan program Eagle.
3. erancang rangkaian dasar dengan komponen komponen elektronika.
4. Rancangan program rangkaian tercetak dalam bentuk program Bascom
AVR diimplementasikan dalam rangkaian tercetak pada PCB
(Printed Circuit Board).
5. Proses pembuatan program pada pengaturan keasaman dan
pengunduhan program dalam IC (Integrated Circuit) Mikrokontroler.
6. Proses pengujian rangkaian dan program.
7. Proses penyempurnaan program dan rangkaian.
i. Hasil Rancangan
Pada gambar 4 dibawah ini dapat diperlihatkan hasil dari
rancang bangun keseluruhan dari alat ukur tingkat keasaman pada air
berbasis
Mikrokontroler.
j. Pengujian
Pada pengujian ini terdapat beberapa bagian bagian yang
dilakukan pengukuran serta pengambilan data data tegangan. Berikut
keterangannya.
1) Pengujian IC Mikrokontroler
Pada pengujian ini dilakukan pengukuran pada tiap pin pin
mikrokontroler, dimana pengukuran merupakan suatu cara untuk
memperoleh data dari tiap pin serta untuk menguji apakah rangkaian
mikrokontroler telah terhubung dengan data sheet maupun data
program. Berikut ini adalah tabel hasil dari pengukuran
Mikrokontroler.
Tabel.2 Ukuran Tegangan pada Pin Pin
Mikrokontroler
Ukuran
Ukuran
Pin Tegangan Pin Tegangan (Volt)
(Volt)
1 0.17 21 5.03
2 0.18 22 0.11
3 0.18 23 0.10
4 0.18 24 5.05
5 0.18 25 0
6 0.18 26 0
7 0.18 27 0
8 0.18 28 0
9 5.03 29 5.06
10 5.08 30 5.08
11 0 31 0
12 0.18 32 5.08
13 0.18 33 0.15
14 0.18 34 3.04
15 0.17 35 0.15
16 0.17 36 0.15
17 0.17 37 0.15
18 0.17 38 0.15
19 0.16 39 0.15
20 0.16 40 0.15
2) Pengujian LCD (Liquid Crystal Display)
Pada pengujian ini dilakukan pengukuran tegangan keluaran
dan tegangan pin pin dari display LCD, untuk mengetahui apakah
rangkaian LCD berfungsi dengan baik atau tidak. Berikut ini adalah
tabel hasil pengukuran rangkaian display LCD.
Ukuran Ukuran
Pi
n Tegangan Pin egangan
(Volt) (Volt)
1 0.17 9 4.98
2 5.08 10 4.98
3 1.14 11 0.18
4 0.18 12 5.05
5 0.18 13 0.18
6 0.18 14 0.18
7 4.98 15 5.08
8 4.98 16 0.17
3) Pengujian Sensor pH
Pengujian pada sensor pH dilakukan
untuk mengetahui apakah sensor pH telah aktif atau tidak sehingga dapat
dilakukan proses pendeteksian kadar pH. Berikut ini adalah tabel hasil
pengukuran rangkaian sensor pH.
1
`Tabel.4. Ukuran Tegangan pada Sensor pH
4) Pengujian Buzzer
Pengujian pada Buzzer dilakukan untuk mengukur sejauh apakah
alat ini sudah terpasang dengan benar sesuai dengan indikator
pengukuran kadar pH yang dihasilkan.
pH
Diuji Pada
Sensor
Air Jeruk
6.33 3.45
Nipis
Air Minum 7 3.05
2
SIMPULAN
Alat ukur kadar pH pada air dapat dirancang berbasis Mikrokontroler
denganmenggunakan sensor pH sebagai pendeteksi keasaman, LCD sebagai
penampil data, serta buzzer sebagai indikator.Sistem bekerja dimulai dengan
sensor pH yang mendeteksi keasaman pada air sebagai input. Selanjutnya,
data dari sensor pH tersebut berupa data analog akan dikonversi ke data
digital pada Mikrokontroler. Lalu Mikrokontroler akan memproses data
digital ke output yaitu LCD dan buzzer. LCD akan menampilkan pembacaan
jenis dan kadar pH yang terdeteksi. Buzzer akan memberikan indikator
berupa bunyi sesuai dengan kriteria kadar pH yang diukur. Penentuan kadar
keasaman pada air dibagi menjadi tiga kategori range tingkatan yaitu; ASAM
dengan nilai pH 0 6.4 maka indikator buzzer akan berbunyi tiga kali,
NETRAL dengan nilai pH 6.57.5 maka indikator buzzer akan berbunyi dua
kali serta BASA dengan nilai pH 7.614 maka indikator buzzer akan berbunyi
satu kali.
1.3.3. pH
Pernyataan kekuatan asam atau basa menggunakan [H+] atau
[OH-] memberikan angka yang cukup kecil dan cara penulisannya sangat
sederhana. Untuk menghindari kesulitan-kesulitan yang dapat ditimbulkan
oleh penggunaan angka-angka yang tidak sederhana ini, pada 1909, Soren
3
Peter Lauritz Sorensen (1868-1939), seorang ahli biokimia dari Denmark
mengajukan istilah pH. Angka pH suatu larutan menyatakan derajat atau
tingkat keasaman larutan tersebut.Nilai pH diperoleh sebagai hasil negative
logaritma 10 dari konsentrasi ion H+. Dengan demikian, untuk larutan asam
berlaku :
pH = -log [H+]
Analog dengan pH, untuk larutan basa berlaku :
pOH = -log [OH-]
Adapun perhitungan pH larutan basa tidak dapat langsung
ditentukan.Pada larutan basa, anda harus menentukan nilai pOH terlebih
dahulu. Setelah menentukan harga pOH, penentuan nilai pH larutan basa
bergantung pada harga kesetimbangan air (KW)
KW = [H+] [OH-]
Pada keadaan standart (suhu 25 oC), harga Kw= 10-14 sehingga pH larutan
basa :
pH = 14 pOH
Dalam perhitungan pH, baik larutan asam maupun larutan basa,
kesetimbangan dari air harus diperhitungkan. Besarnya ion H+ dan ion OH-
dari air adalah 10-7 M. Larutan asam atau basa yang konsentrasinya
mendekati harga 10-7 M atau lebih kecil daripada 10-7 M, ion H+ atau OH-
dari air harus diperhitungkan. Adapun untuk konsentrasi ion H+ atau OH-
yang jauh lebih besar daripada 10-7 tidak perlu diperhitungkan.
1.3.4.Indikator
Oleh karena semua indikator asam basa harus merupakan
protolit, maka pertimbangan seperti diatas berlaku pula pada poerpindahan
indicator dari air kedalam pelarut amfiprotik. Makanya indikator yang
digunakan untuk titrasi dalam air dapat pula digunakan untuk untuk titrasi
nirair. Dalam alkohol peralihan warna indikator hampir sama dengan
4
peralihan warna dalam air, nemiun daerah pH selang peralihan warna
indikator hamper sama dengan peralihan warna itu berpindah.
Pada penetapan secara alkalimetri dan asidimetri dipakai
larutan asam serta berbagai larutan indikator. Dalam hal ini pemilihan
indikator yang tepat merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil
yang akan diperoleh. Oleh karena itu penggunaan indikator pada titrasi
secara alkalimetri dan asidimetri tidak boleh sembarangan.
Penggunaan suatu indikator yang benar pada suatu titrasi
alkalimetri dan asidimetriialah suatu pH yang sesuai dengan titik akhir
titrasi.Misal :Titrasi asam asetat dengan larutan NaOH dengan indikator PP.
Indikator PP berubah warnanya dari tidak berwarna sampai menjadi merah
jambu, bekisar pada pH 9,0 pada mana pH ini merupakan titik akhir dari
titrasi itu pula, sedangkan larutan lindikator Sindur Metil (SM) yang
berubah dari merah menjadi sindur berkisar pada pH 4,0 pada pH ini titrasi
belum selesai.
Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna
berbeda pada larutan asam dan larutan basa.Dengan adanya perbedaan
warna tersebut, indicator dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu
zat bersifat asam atau basa. Perubahan warna pada indikator tidak terjadi
dengan seketika, melainkan sangat beraturan sehingga tidak terdapat titik
perubahan warna. Daerah atau jarak pH yang rendah sampai pH yang tinggi
dimana terjadi perubahan warna indicator yang sempurna dinamakan
dengan trayek pH Indikator.
Indikator Trayek pH
5
Merah Metil 4,2 - 6,2
Asam-Basa Arrhenius
Menurut teori lama tentang penginan elektrolit yang
dikembangkan olehArhennius, elektrolit bila dilarutkan dalam air akan
terurai menjadi zarah-zarah bermuatan positif dan negative yang disebut ion.
Ion yang menyebabkan sifat asam itu adalah proton dan ion hidroksida
menyebabkan sifat basa.
Menurut Arrhenius, senyawa asam adalah senyawa yang jika
dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+, sedangkan senyawa basa adalah
senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-.
Asam-Basa Lewis
Menurut Lewis, asam adalah partikel (ion atau molekul) yang
dapat bertindak sebagai penerima (akseptor) pasangan elektron, sedangkan
6
basa adalah partikel (ion atau moleakul) yang dapat bertindak sebagai
pemberi (donor) pasangan elektron.
1.3.6.Larutan Penyangga
Larutan berair yang mengandung asam dan basa
pasangannya memperlihatkan kecendrungannya menahan pH larutan bila
ditambahkan asam atau basa. Sifat ini disebut kerja penyangga sedangkan
larutan yang berperilaku seperti ini disebut larutan penyangga.Sebagian
besar reaksi kimia dalam industri maupun dalam tubuh manusia memerlukan
pH yang stabil.Agar kondisi pH reaksi tidak berubah, biasanya digunakan
larutan penyangga. Larutan penyangga dapat dibentuk dari beberapa cara,
yaitu campuran asam lemah dan basa konjugasinya serta campuran basa
lemah dengan asam konjugasinya. Larutan penyangga dapat berbentuk dari
campuran asam lemah dan basa konjugasinya atau campuran asam lemah
dengan garamnya.Dapat pula larutan penyangga terbentuk dari campuran
basa lemah dan garamnya.
7
BAB II
ALAT DAN BAHAN
b. Bahan
1) Larutan standar pH 7,28 secukupnya
2) Larutan standar pH 4,90 secukupnya
3) Larutan HCl 0,01 N 70 ml
8
4) Larutan HCl pekat 37 % 0 082 ml
5) Aquadest secukupnya
6) Tissue secukupnya
7) Larutan NaOH 19 N 0,52 ml
8) Larutan NaOH 0,01 N 3,6 ml
9) Serbuk Na2 EDTA 2,23 gr
10) Larutan Na2 EDTA 0,006 M 20 ml
11) Serbuk KCl 2% 2 gr
12) Larutan KCl 7,5 ml
9
b. Pengukuran pH Larutan HCl 0,01 N
1. Alat dan bahan praktikum disediakan.
2. Larutan HCl yang telah dibuat kemudian di pipet sebanyak 30 ml dan 60
ml untuk pengenceran HCl 0,001 N dan HCl 0,002 N kedalam dua buah
beaker glass 500 ml an 300 ml, kemudian ditambahkan aquadest samapai
volumenya 300 ml.
3. Setelah selesai, alat pH meter yang sudah disiapkan dikalibrasi dengan
larutan standar 7,28 dan 4,90 sampai stabil pH yang ditunjukkan.
4. Setelah stabil, larutan HCl 0,001 N yang sudah diencerkan tadi diukur
pHnya dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam larutan tersebut.
5. pH yang ditunjukkan oleh alat pH meter dicatat bersamaan dengan
temperatur dan tegangannya.
6. Percobaan yang sama dilakukan untuk larutan HCl 0,002 N.
10
BAB III
GAMBAR RANGKAIAN
11
Batang Pengaduk Kaca Arloji
12
3.2. Gambar Rangkaian
1
2
3
4
5
6
8
7
13
BAB IV
DATA PENGMATAN
No. Larutan III Volume yang dipipet (ml) Volume Labu (ml)
1. KCl 0,04 % 6 300
No. Larutan III Volume yang dipipet (ml) Volume Labu (ml)
1. HCl 0,002 N 60 300
14
Data pengamatan pembuatan larutan NaOH 1%
No. Larutan I Berat ditimbang (gram) Volume Larutan (ml)
1. NaOH 1% 1,0207 100 ml
No. Larutan III Volume yang dipipet (ml) Volume Labu (ml)
1. NaOH 0,002 N 2,4 300
No. Larutan III Volume yang dipipet (ml) Volume Labu (ml)
1. Na2EDTA 15 300
0,0003 M
15
4.2. Data Pengamatan pH Meter
No.
Sampel pH Suhu Tegangan (mV)
1 NaOH 1% - - -
2 NaOH 0,001 N 10,35 28,5 -198
3 NaOH 0,002 N 10,97 28,5 -233
4 HCl 0,01 N - - -
5 HCl 0,001 N 3,44 28,6 209
6 HCl 0,002 N 3,01 28,5 235
7 KCl 2% - - -
8 KCl 0,01 % 7,02 28,5 -2
9 KCl 0,04 % 7,34 28,5 -18
10 Na2EDTA 0,006M - - -
11 Na2EDTA 0,0001M 6,29 28,6 42
12 Na2EDTA 0,0003M 4,94 28,8 121
16
BAB V
PENGOLAHAN DATA
1 % 1,52 1000
N= 36,5
N = 12,0630 N
Pengenceran larutan HCl 12,0630 N
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 12,0630 N= 100 ml x 0,01 N
V1 =0,082 ml
Dipipet larutan HCl 12,0630 N sebanyak 0,82 ml, kemudian di
masukkan kedalam labu ukur 100 ml yang telah diberikan sedikit
aquadest. Aquadest ditambahkan kedalam labu ukur sampai tanda garis
dan homogenkan.
b. Pengenceran larutan HCl 0,01 N menjadi 0,001 N
Pembuatan larutan HCl 0,001 N dalam 300 ml
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 0,01 N= 300 ml x 0,001 N
V1 = 30 ml
Dipipet larutan HCl 0,01 N sebanyak 30 ml, kemudian dimasukkan
kedalam beaker glass 300 ml lalu diencerkan dengan aquadest sampai
volume 300 ml.
c. Penegenceran larutan HCl 0,01 N menjadi 0,002 N
Pembuatan larutan HCl 0,002 N dalam 300 ml
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 0,01 N= 300 ml x 0,002 N
17
V1 =60ml
Dipipet larutan HCl 0,01 N sebanyak 60 ml lalu diencerkan dalam labu
ukur 100 ml sampai tanda garis dan dihomogenkan.
1% = 100 x 100%
= 1 gr
% 1000
N=
0,01 1,52 1000
N= 40
N = 0,38 N
Ditimbang Kristal NaOH sebanyak 1 gr, kemudian dilarutkan dalam
beaker glass 300 ml sebanyak 100 ml menggunakan aquadest panas lalu
di homogenkan.
b. Pengenceran larutan NaOH 1% menjadi NaOH 0,001N dalam 120
ml
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 0,38 N= 120 ml x 0,001 N
V1 =0,3 ml
Dipipet larutan NaOH 0,1 N sebanyak 0,3 ml lalu dimasukkan dalam
beaker glass 300 ml dan diencerkan dengan aquadest samapai volume
120 ml.
c. Pengenceran larutan NaOH 1% menjadi NaOH 0,002 N dalam 120
ml
V1 x N1 = V2 x N2
18
V1 x 0,38 N = 120 ml x 0,002 N
V1 = 0,63 ml
Dipipet larutan NaOH 0,1 N sebanyak 0,63 ml lalu dilarutkan
diencerkan dengan aquadest dalam beaker glass sampai volume 120 ml.
Gr = 2 gr
Ditimbang hablur KCl sebanyak 2 gr kemudian dilarutkan dengan
aquadest sebanyak 100 ml pada beaker glass 500 ml.
Pengenceran larutan KCl 2% menjadi 0,01% dalam 300 ml
19
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 2% = 300 ml x 0,01%
V1 = 1,5 ml
Pengencera larutan KCl 2% menjadi 0,04% dalam 300 ml
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 2% = 300 ml x 0,04%
V1 = 6 ml
20
b. Perhitungan pH Basa
a. NaOH 0,001 N
NaOH Na+ + OH-
[OH-] = koefisien OH- x N NaOH
= 1 x 0,001 N
= 1 x 10-3 N
pOH = -log [OH-]
= - log 1 x 10-3
= 3 log 1
= 3- 0
=3
pH = 14 pOH
= 14 3
= 11
b. NaOH 0,001 N
NaOH Na+ + OH-
[OH-] = koefisien OH- x N NaOH
= 1 x 0,002 N
= 2 x 10-3 N
pOH = -log [OH-]
= - log 2 x 10-3
= 3 log 2
= 3- 0,30
=2,7
pH= 14 pOH
= 14 2,7
= 11,3
21
5.5. Perhitungan Persen Error
1. Untuk HCl0,001 N
% Error = x 100 %
33,44
= x 100 %
3
=0,146 x 100%
= 14,6 %
2. Untuk HCl 0,002 N
% Error = x 100 %
2,73,01
= x 100 %
2,7
=0,274 x 100%
= 27,4 %
3. Untuk NaOH 0,001 N
% Error = x 100 %
1110,35
= x 100 %
11
= 0,059 x 100%
= 5,9 %
4. Untuk NaOH 0,002 N
% Error = x 100 %
11,3010,97
= x 100 %
11,30
=0,029 x 100%
= 2,9 %
22
5. Untuk Na2EDTA 0,0001 M
% Error = x 100 %
76,29
= x 100 %
7
=0,101 x 100%
= 10,1 %
6. Untuk Na2EDTA0,0003 M
% Error = x 100 %
74,94
= x 100 %
7
=0,294 x 100%
= 29,4 %
7. Untuk KCl 0,01%
% Error = x 100 %
77,02
= x 100 %
7
=0,0028 x 100%
= 0,28 %
8. Untuk KCl 0,04%
% Error = x 100 %
77,34
= x 100 %
7
=0,048 x 100%
= 4,8 %
23
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Semakin tinggi konsentrasi suatu asam maka akan semakin rendah nilai
pH larutan tersebut.Semakin tinggi konsentrasi suatu basa maka akan
semakin tinggi niai pH larutan basa tersebut.
2. Semakin besar aktivitas ion H+ didalam larutan elektrolit yang diuji maka
akan menunjukan semakin tingginya sifat asam dalam larutan tersebut dan
nilai pH larutan tersebut semakin kecil.
3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pH suatu larutan ialah
temperature, aktifitas ion H+ dan ion OH- dan konsentrasi dari larutan
tersebut.
6.2. Saran
1. Sebaiknya alat pH meter yang digunakan lebih dari satu buah agar saat
melakukan praktikum selesai tepat waktu.
2. Sebelum alat digunakan sebaiknya alat pH meter dikalibrasi terlebih
dahulu agar %Error dari alat tersebut berkurang.
24
DAFTAR PUSTAKA
Polmer ,P Sagala. 2011. Jago Kimia SMA. PT. Kawah Media. Jakarta Selatan.
Rahmawati, Sari, dkk. 2012. Sintesis Partikel NANo CaO Dengan Metode
Kopresipitasi Dan Karakterisasinya. Institut Teknologi Surabaya.
Surabaya
25