HAL : 1
PABRIK UTILITAS
Water treatment plant adalah bagian dari pabrik Utilitas yang berfungsi mengolah air sungai
menjadi air bersih (filtered water). Bahan baku yang digunakan adalah berasal dari air
sungai Musi yang diolah dengan menggunakan proses koagulasi, flokulasi, dan filtrasi.
Bahan kimia yang digunakan pada water treatment adalah sbb :
Produk filter water digunakan untuk keperluan make up cooling water, bahan baku demin
water, air minum dan service water.
Semua air yang berasal dari alam mengandung bermacam-macam jenis dan jumlah bahan
pengotor (impurities). Bahan pengotor ini dapat berupa padatan terlarut, mineral-mineral
seperti CaCO3, CaSO4, NaCl, Silica, gas-gas terlarut seperti CO 2, O2, padatan tak terlarut,
limbah industri rumah tangga, mikroorganisme, algae, lumut dan bahan pengotor lainnya
dalam bentuk turbidity (kekeruhan), warna, tanah, endapan mineral, minyak dll.
Partikel tersuspensi berukuran besar dapat dihilangkan melalui penyaringan (filtrasi), akan
tetapi senyawa koloidal tersuspensi harus dihilangkan dengan proses clarification
(penjernihan). Partikel-partikel halus ini dinyatakan sebagai turbidity (kekeruhan). Adapun
tahapan dalam proses di Water treatment plant adalah sebagai berikut :
Zat-zat pengotor dalam bentuk senyawa suspensi koloidal tersusun dari ion-ion bermuatan
negatif yang saling tolak-menolak. Dengan adanya penambahan Aluminium Sulfat dalam
air sungai yang digunakan sebagai bahan baku, makaAluminium Sulfat akan larut
membentuk ion Al+3 dan OH- serta menghasilkan asam sulfat dengan reaksi sebagai berikut
:
Al2(SO4)3 + 3H2O 2Al+3 3OH~ + 3H2SO4
Ketika ion yang bermuatan positif dalam koagulan (Alum, Al+3) bertemu dengan ion negatif
dalam air pada kondisi pH tertentu, maka akan terbentuk floc (butiran gelatin). Butiran
partikel (floc) ini akan terus bertambah besar dan berat sehingga cenderung akan
mengendap ke bawah. Pada proses ini pH air cenderung turun karena terbentuk juga
H2SO4. Pembentukan floc untuk air sungai Musi paling baik terjadi pada pH 5.5 6.2.
Untuk menjamin proses koagulasi yang efisien pada dosis bahan kimia yang minimal maka
koagulant harus dicampur secara cepat dengan air. Proses pencampuran bahan kimia ini
dilakukan di Premix Tank / Flocculator. Tahap selanjutnya adalah menjaga pembentukan
floc (flokulasi) dan mengendapkan partikel floc sambil memperhatikan pembentukan
lapisan lumpur (sludge blanket) dengan pengadukan pelan, sehingga air yang jernih akan
terpisah dari endapan floc. Proses ini terjadi di Clarifier/ Floctreator.
UPGRADING STAF OPERASI
HAL : 2
PABRIK UTILITAS
b. Proses filtrasi
Proses filtrasi berfungsi untuk menyaring pengotor tersuspensi yang masih lolos dari tahap
Penjernihan. Pengotor yang disaring diantaranya yaitu senyawa organik, partikel halus,
senyawa warna, dan mikroorganisme. Proses filtrasi ini dilakukan di Sand Filter yang berisi
media pasir. Apabila Sand Filter sudah jenuh akibat akumulasi pengotor pada permukaanya
sehingga mengakibatkan pressure dropnya tinggi, maka dilakukan backwash untuk
membersihkan kembali media pasir dari kotoran tersebut.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
Untuk keperluan proses, terutama untuk keperluan air boiler tidak cukup hanya
menggunakan air bersih, akan tetapi air bersih masih perlu dilakukan proses lebih
lanjut yaitu dengan menghilangan kandungan mineral berupa garam-garam terlarut.
Garam-garam terlarut dalam air berikatan dalam bentuk ion positif (cation) dan
negatif (anion). Ion-ion tersebut dihilangkan dengan cara pertukaran ion di alat
Penukar Ion (Ion Exchanger).
Mula-mula air bersih (Filtered Water) dialirkan ke Carbon Filter (CF) yang di
dalamnya diisi activated carbon untuk pengikatan zat organik dan penghilangan
bau/ warna.
Dari Carbon Filter, air mengalir ke Cation Exchanger yang diisi resin cation yang
akan mengikat cation dan melepaskan ion H +. Selanjutnya air mengalir ke Anion
Exchanger dimana anion dalam air bertukar dgn ion OH- dari resin anion.
Air keluar dari Anion Exchanger hampir seluruh garam terlarutnya telah diikat.
Selanjutnya dilakukan proses akhir (finishing) di Mixed Bed Exchanger yang diisi
dengan campuran resin cation dan anion dalam satu bejana (vessel) untuk
mengikat cation maupun anion yang masih tersisa. Air Demin yang dihasilkan
kemudian disimpan di tanki penyimpanan (Demin Water Storage).
Setiap perioda tertentu, resin yang dioperasikan utk pelayanan (service) akan
mengalami kejenuhan dan tidak mampu mengikat cation atau anion secara optimal.
Untuk itu perlu dilakukan penyegaran/pengaktifan kembali dengan cara regenerasi.
UPGRADING STAF OPERASI
HAL : 4
PABRIK UTILITAS
Regenerasi resin dilakukan dengan proses kebalikan dari operasi service. Resin
cation diregenerasi menggunakan larutan H2SO4 sedangkan resin anion
menggunakan larutan NaOH.
Reaksi pengikatan ion positif dan ion negatif pada resin adalah seperti proses
berikut :
1. Reaksi pengikatan cation pada resin H-Z:
Cation(aq) + Anion(aq) + H-Z(s) Cation-Z(s) + 2H+(aq) + Anion(aq)
2. Reaksi regenerasi cation:
Cation-Z (s) + H2SO4(aq) H-Z(s) + Cation-SO4(aq)
3. Reaksi pengikatan anion pada resin R-OH:
2H+(aq) + Anion(aq) + R-OH(s) R-Anion(s) + H2O(l)
4. Reaksi regenerasi anion:
R-Anion(s) + NaOH(aq) R-OH(s) + Na-Anion(aq)
Sistim air pendingin merupakan sistem pengolahan air yang menyediakan air pendingin
dengan kualitas dan kuantitas tertentu yang digunakan untuk pendinginan fluida proses di
pabrik. Terdapat beberapa macam type sisitim air pendingin, dan type sistem air pendingin
yang dipakai PUSRI adalah Open recirculating system.
Terdapat beberapa tipe cooling tower yang sering dipakai di industri, diantaranya yaitu :
Aliran Lawan Arah Jujut Mekanis (Counter Flow - Mechanical Draft)
Tipe cooling tower ini yang dipakai di pabrik Utilitas P-IB
Cooling Water yang telah menyerap panas fluida proses pabrik akan dialirkan kembali ke
Cooling Tower untuk didinginkan. Air dialirkan ke bagian atas Cooling Tower kemudian
dijatuhkan ke bawah dan akan kontak dengan aliran udara yang dihisap oleh Induce Draft
(ID) Fan. Akibat kontak dengan aliran udara, terjadi proses pengambilan panas dari air
oleh udara dan juga terjadi proses penguapan sebagian air dengan melepas panas laten
yang akan mendinginkan air yang jatuh ke bawah. Air yang telah menjadi dingin tersebut
dapat ditampung di Basin dan dapat dipergunakan kembali sebagai cooling water. Air
dingin dari Basin dikirim kembali ke pabrik dengan menggunakan pompa sirkulasi Cooling
water. Akibat adanya proses penguapan air, di basin cooling harus ditambahkan air make
up untuk menggantikan air yang hilang.
UPGRADING STAF OPERASI
HAL : 7
PABRIK UTILITAS
Evaporas
i Hot Water, T= 42 oC
COOLER
COOLING PROSES
TOWER
Make
Up
Cooling Water, P=5.1 kg/cm2
T = 32 oC
Blow Down
Pada saat Cooling water dijalankan untuk pertama kali sehabis Turn around, maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sebelum cooling water dishutdownkan untuk pelaksanaan TA, maka perlu diperhatikan
urutan-urutan sebagai berikut :
1. Stop injeksi bahan kimia (sekitar 24 jam sebelum shut down).
2. Stop salah satu pompa sirkulasi CW (pelayanan 1 pompa).
3. Stop ID Fan satu persatu.
4. Tutup supply make-up ke Basin.
5. Tutup BV discharge pompa sirkulasi bila diperlukan.
6. Tutup BV exhaust vakum turbin.
7. Blow down Basin, kosongkan bila diperlukan.
Steam (uap air bertekanan) di pabrik umumnya digunakan untuk menggerakkan turbin
yang akan menggerakkan pompa atau kompresor, sebagai pemanas di heater atau reboiler
serta sebagai media stripping di Stripper.
Alat untuk menghasilkan steam disebut boiler dengan menggunakan bahan baku air bebas
mineral (air demin).
Steam yang dihasilkan oleh Pabrik Utilitas umumnya dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Steam tekanan menengah (Medium Steam)
Tekanan : 42 kg/cm2
Temperatur : 390 oC
Dihasilkan dari Boiler (WHB dan P. Boiler)
Terdapat berbagai macam tipe boiler yang banyak digunakan di Industri, akan tetapi yang
dipakai di pabrik PT. Pusri hanya dua jenis yaitu :
Air Demin sebelum digunakan sebagai air umpan boiler harus dihilangkan terlebih dahulu
kandungan gas-gas terlarutnya terutama oksigen dan CO2 melalui proses Deaerasi.
Adanya kandungan Oksigen dan CO2 pada air umpan boiler dapat menyebabkan korosi
pada perpipaan dan tube-tube boiler.
Proses deaerasi ini dilakukan dalam deaerator dengan 2 tahap :
1. Secara mekanis, yaitu dengan proses stripping menggunakan steam LS.
Proses deaerasi secara mekanis papat menghilangkan kandungan Oksigen sampai
0,007 ppm.
2. Secara Kimia, yaitu dengan menggunakan bahan kimia yang dikenal dengan nama
oksigen scavenger. Oksigen scavenger yang biasa digunakan adalah Hydrazine(N2H4)
yang dapat menghilangkan sisa oksigen yang tidak terstripping secara mekanis di
deaerator. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
N2H4 + O2 N2 + H2O
Hydrazine dapat juga bereaksi dengan besi dengan reaksi sebagai berikut :
N2H4 + 6Fe2O3 4Fe3O4 + 2H2O + N2
Dari Economizer tube, BFW masuk ke Steam Drum dan kemudian turun ke Evaporator
tube sehingga terjadi proses pembentukan steam (jenuh) dan kemudian aliran Steam
kembali ke Steam Drum.
Steam jenuh dari Steam Drum dialirkan ke Superheater tube untuk dilewatjenuhkan
dengan menaikkan temperaturnya diatas temperatur jenuh.
Spesifikasi produk steam yang keluar dari WHB dan PB adalah bertekanan 42 kg/cm 2
dan temperatur 400 oC.
Pada steam drum dilakukan injeksi senyawa phosphate (Na3PO4) untuk menjaga pH
dan mengendapkan senyawa Ca dan SiO2.
Untuk menghilangkan endapan/kotoran di boiler dilakukan blow down intermitten dan
blowdown kontinyu.
V. LISTRIK
Guna menunjang operasional pabrik yang beroperasi secara terus menerus, handal, stabil
dan kontinu, PT. Pusri mempunyai Pembangkit (Generator) yang dikelola dan juga untuk
dikonsumsi sendiri.
Sistem pembangkit Tenaga Listrik PT. Pusri merupakan sistem pembangkit tersendiri yang
terdiri dari :
1. Pembangkit utama
Pembangkit Utama yang digunakan adalah berupa Gas Turbine Generator (GTG) yang
berfungsi untuk melayani kebutuhan tenaga listrik untuk Pabrik,
perbengkelan, perkantoran, perumahan dan kebutuhan lainnya. Spesifikasi GTG yang
dipakai PT. Pusri adalah sebagai berikut :
Bahan bakar : gas alam
Spesifikasi : 13.8 kV; 50 Hz; 3 phase
Kapasitas / Daya (desain) :
P-2 : 15 MW
P-3 : 15 MW
P-4 : 15 MW
P-1B : 22 MW
TOTAL : 67 MW
UPGRADING STAF OPERASI
HAL : 15
PABRIK UTILITAS
GTG P-II, P-III, P-IV dan P-IB pada kondisi normal beroperasi secara paralel melalui
synchronizing bus. Pada kondisi tertentu seperti pada saat ada pekerjaan perbaikan di
salah satu GTG, maka salah satu atau keempat GTG dapat dioperasikan secara terpisah
(berdiri sendiri).
2. Pembangkit emergency
Pembangkit emergency adalah sistim pembangkit yang digunakan apabila pembangkit
Utama mengalami gangguan. Ada dua macam alat yang digunakan sebagai pembangkit
emergency yaitu :
a. Emergency Diesel Generator
Alat ini berfungsi untuk melayani beban-beban yang sangat kritis di
pabrik apabila pembangkit utama mengalami gangguan. Sistim kerja Emergency
Generator akan bekerja secara otomatis apabila sumber listrik dari sumber normal
hilang sehingga transfer switch dari ATS secara otomatis akan bekerja mengalihkan
sumber listrik dari sumber normal ke sumber emergency.
b. Uninteruptible Power Supply (UPS)
Alat ini berfungsi untuk melayani beban-beban listrik yang tidak boleh
terputus supply listriknya, seperti power supply untuk panel kendali (Control Room).
UPS secara kontinu mensuply tegangan 120 Volt ke panel kontrol dan DCS, dan
apabila supply utama ke UPS hilang maka supply listrik langsung diambil alih oleh
battery.
EMERGENCY GENERATOR
Spesifikasi:
P-2 : 300 kW, 440 V, 3
1,6 MW, 2400 V, 3
P-3 : 300 kW, 440 V, 3
P-4 : 1000 kW, 440 V, 3
P-1B: 300 kW, 440 V, 3
UPS
Spesifikasi:
40 kW, 120 V
UPGRADING STAF OPERASI
HAL : 16
PABRIK UTILITAS
Sistim tegangan listrik yang dimiliki oleh pembangkit listrik PT. Pusri adalah terdiri dari :
a. Sistem tegangan 13,8 kv; 3 phase; 50 hz
Sistim tegangan ini merupakan jaringan distribusi utama dari sumber pembangkit ke
Pusat-Pusat Beban yang berupa :
Transformator (13,8 KV / 2,4 KV)
Transformator (13,8 KV / 480 V )
Motor dgn beban di atas 2000 HP seperti: 101-J1 P-III/IV, 5209-JCM P-1B.
Secara garis besar, arsitektur dari load shedding system dapat dijelaskan pada gambar
berikut :
Gambar 19. Arsitektur Load Shedding System
UPGRADING STAF OPERASI
HAL : 19
PABRIK UTILITAS
Plant air (Udara Pabrik) adalah udara bertekanan yang digunakan untuk berbagai
keperluan pabrik sedangkan Instrumen Air (Udara Instrument) adalah udara bertekanan
yang telah dikeringkan atau dihilangkan kandungan airnya digunakan untuk mengerakan
peralatan instrument.
Udara pabrik maupun udara instrumen digunakan juga untuk keperluan lain :
Udara purging
Mesin pengantongan pupuk (bagging)
Udara pembersih area
Pengadukan
Peralatan lain seperti: snapper dll.
Sumber Utama udara pabrik adalah berasal dari kompresor Udara 101-J Pabrik Amoniak,
Kompresor Udara Standby (Centac) dan Kompressor udara baru (2004-JA dan 4004-JA).
VI.1. PROSES PEMBUATAN UDARA INSTRUMENT
Pada proses pembuatan udara instrumen, udara pabrik yang berasal kompressor masuk ke
Instrument Air Receiver untuk dipisahkan kandungan airnya dan sebagai penampung udara
sementara pada tekanan 8.0 kg/cm2. Dari Receiver ini, udara masuk ke filter inlet yang
berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran dan minyak yang terbawa dan kemudian udara
masuk melalui 4-way valve ke salah satu Dryer (A atau B) yang berisi Silica Gel atau
Activated Alumina. Kandungan air di udara (moisture) akan diserap oleh Silica Gel atau
Activated Alumina yang bersifat higroskopis. Setelah keluar dari Dryer, udara yang telah
kering disaring kembali di filter outlet. Udara Instrumen yang keluar dari Dryer mempunyai
tekanan 7.0 kg/cm2 dan titik embun (dew point): -40 oC
Gas metering station berfungsi sebagai tempat untuk mengukur jumlah pemakaian gas
yang digunakan pabrik PT. Pusri. Adapun gas alam yang dipakai digunakan untuk :
Gas alam yang dipakai PT. Pusri berasal dari Pertamina, dengan karakteristik sebagai
berikut :
Tekanan 28 32 kg/cm2 (400 454 psig)
Temperatur ambient
Gas yang mudah sekali terbakar
Tidak berwarna
Bila terbakar berwarna biru
Bau khas (harum)
Kadar CO2 dan H2S yang rendah
Tidak mengandung Mercury (Hg)
Berasal dari Lapangan Gas daerah Pendopo dan Prabumulih
Komposisi gas alam aktual yang ada saat ini adalah seperti table berikut :
Aliran proses gas alam yang diolah di GMS adalah sebagai berikut :
Gas alam dari Pertamina masuk ke KO Drum Central Pertamina.
Dari KO Drum Central Pertamina dibagi untuk keempat GMS P-IB, P-II, P-III dan P-IV.
UPGRADING STAF OPERASI
HAL : 22
PABRIK UTILITAS
Gas alam kemudian masuk ke KO Drum upstream untuk dipisahkan kandungan liquid
HHC.
Dari KO drum upstream, gas masuk ke Filter scrubber untuk menghilangkan kotoran-
kotoran dan juga liquid HHC.
Gas kemudian diturunkan dan diatur tekanannya melalui dua buah control valve.
Setelah itu gas masuk ke KO Drum downstream untuk dipisahkan kembali kandungan
liquid HHC.
Kemudian gas masuk ke KO drum Pusri untuk dipisahkan kembali kandungan liquid
HHC
Liquid HHC dikirim sebagai tambahan bahan bakar di Package Boiler P-3 dan sisanya
dibakar di Burning Pit
Pusri Effluent Treatment (PET) merupakan unit pengolahan limbah cair yang dimiliki PT.
Pusri yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan Urea dan Ammonia yang terbawa
bersama limbah cair keluaran pabrik. Dari pengolahan limbah ini dihasilkan offgas yang
mengandung NH3 dan CO2 yang selanjutnya dikirim kembali ke pabrik Urea. Unit
pengolahan limbah ini dibangun pada tahun 1993.
Limbah cair keluaran pabrik Ammonia dan Urea pada umumnya mengandung Urea dan
Ammonia selanjutnya dikirim ke Dissolving tank masing-masing pabrik. Limbah cair
tersebut selanjutnya baru dikirim ke PET dengan spesifikasi sebagai berikut :
Komposisi : NH3 : 3000 mg/l
UPGRADING STAF OPERASI
HAL : 23
PABRIK UTILITAS
CO2 : nil
Urea : 9500 mg/l
Tekanan : Atmosferik
Temperatur : 30-40 oC
Flow rate : Max 65 m3/hr (normal : 50 m3/hr)
Prinsip pengolahan limbah cair di PET adalah menguraikan (menghidrolisa) Urea yang
terkandung dalam limbah dengan cara pemanasan pada temperatur 210 oC dan tekanan
22 kg/cm2G. Setelah Urea dihidrolisa, gas NH 3 dan CO2 yang dihasilkan dari proses
Hydrolisa selanjutnya dikirim ke top Stripper, begitu juga dengan limbah cair yang sudah
dihydrolisa. Di Stripper, limbah cair tersebut yang masih mengandung Ammonia dilakukan
stripping menggunakan steam pada tekanan 6 kg/cm 2G. Kandungan treated water setelah
diolah di PET mengandung Ammonia dan Urea dengan konsentrasi 5 ppm (design).
Keuntungan dari proses pengolahan limbah dengan proses Stripper dan Hydrolizer ini
adalah sebagai berikut :
1. Tidak mengandung polusi, karena kandungan Ammonia da Urea hasil treatment kecil
dari 5 ppm.
2. Mempunyai effisiensi yang tinggi karena adanya recovery Ammonia dan CO 2 yang
dikirim kembali ke pabrik Urea.
3. Mempunyai efisiensi Hydrolizer yang tinggi, karena di Hydrolizer terdapat dua proses
yaitu Hydrolisis dan Stripping. Segmen hydrolizer yang mempunyai tray berfungsi
sebagai hydrolizer sedangkan segmen lain yang kosong berfungsi sebagai Stripping
pada saat liquid dari bagian hydrolizer part turun ke bawah dan distripping
mengunakan steam dari bawah.
4. Efisiensi Stripping yang tinggi dikarenakan Stripper mempunyai multistage sieve tray
yang telah terbukti efisiensinya.
Instalasi pengolahan limbah (IPAL) dirancang untuk mengatasi air limbah dari PT. Pusri (P-
IB/P-II/P-III dan P-IV) yang telah dipisahkan sebelumnya dari air hujan pada collecting PIT
masing-masing pabrik. IPAL dirancang untuk menangani air limbah dengan kapasitas
sebesar 500 M3/hr.