Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.5 Penatalaksanaan
2.1.5.1 Prinsip pengobatan kwashiorkor adalah:
1. Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologi
tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral.
2. Makanan harus mudah dicerna dan diserap.
3. Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan
sangat rendah.
4. Penanganan terhadap penyakit penyerta.
5. Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi
terhadap keluarga. (A.H. Markum, 1991)
2.1.5.2 Pemberian terapi
1. Bila ada dehidrasi, atasi dahulu.
2. Perbaiki diit:
Formula harus mudah dicerna, murah, pekat kalori/protein: Modisco I, II,
dan III memenuhi syarat-syarat tertentu.
Bila ada intoleransi, mulailah dengan susu skim yang diencerkan (2,5-5-
7,5) + glukosa 5%, disusul dengan modisco . I, II, III.
3. Vitamin A 100.000-200.000 IU IM 1 kali.
Vitamin B komplek, C, A, D tetes per oral.
4. Bila perlu beri transfusi sel darah merah padat (PRC) atau plasma.
5. Pengobatan penyakit penyerta/penyebab. Bila lemah, ada hipotermi,
hipertensi dan gangguan pembekuan darah ada kemungkinan infeksi
kuman gram negatif serta endotoksemia. Resiko meningkat bila disertai
kekurangan vitamin A.
6. Terapi gentamicin 6-7,5 mg/kg perhari dibagi 2 kali Amikin 15 mg/kg/hari
dibagi 2 kali.
7. Penyuluhan pada ibu disertai demonstrasi cara membuat modisco.
8. Kontrol di poliklinik anak.
(Ratna Indrawati, dkk, 1994).
2.1.6 Prognosa
Dengan pengobatan adekuat, diperlukan waktu 2-3 bulan untuk tercapainya
berat badan yang idel. Pertumbuhan fisis hanya terpaut sedikit dengan anak
sebayanya. Namun perkembangan intelektualnya akan mengalami
keterlambatan yang menetap, khususnya kelainan mental dan defisiensi
persepsi.
2. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine meliputi urine lengkap dan kulture urine
3. Uji faal hati
4. EKG
5. X foto paru
6. Konsul THT : adanya otitis media
(Ratna Indrawti, 1994).
Setelah dilakukan pengkajian, kemudian data dikelompokan yang
meliputi data subyektif dan obyektif. Selanjutnya data dianalisa dengan
mengkaitkan, menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep, teori,
prinsip yang relevan untuk mengetahui masalah kesehatan pasien.
Selanjutnya diidentifikasi sesuai dengan prioritas masalah-masalah yang
mengancam jiwa, merusak sistem jaringan maupun merusak fungsi organ.
Rencana:
1. Kaji faktor penyebab gangguan kebutuhan gizi.
Rasional : Menentukan penatalaksanaan dari penyakit.
2. Berikan makanan bertahap dan formula mudahdicerna, pekat protein.
Rasioanl : Karena intoleransi terhadap makanan dan susu maka harus
diberikan secara bertahap.
3. Berikan Modisco , 1, atau 2, atau 3 sesuai kebutuhan
Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan akan kalori, protein, lemak dan
karbohidrat.
4. Observasi berat badan setiap hari.
Rasional : Deteksi pertumbuhan dan perkembangan anak.
5. Berikan vitamin A 1x 100.000 IU IM dan vitamin BC + C 3x1 tablet
oral.
Rasional : Vitamin tersebut diperlukan untuk berbagai enzim yang
dibutuhkan untuk pencernaan makanan dan membantu
penyerapan makanan.
2.2.4.2. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan s/d diare, muntah, tidak
adekuatnya masukan makanan dan cairan.
Tujuan :
Mempertahankan keseimbangan elektrolit dan volume cairan.
Kriteria hasil:
- Pasien tidak diare.
- Muntah teratasi.
- Tanda-tanda dehidrasi tidak nampak.
- Turgor kulit baik.
Rencana :
1. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Deteksi dini adanya tanda-tanda kelainan.
2. Kaji status hidrasi (turgor kulit).
Rasional : Untuk mengetahui dehidrasi dilihat dari buruknya
turgor dan kekeringan kulit.
3. Observasi jumlah dan tipe masukan cairan.
Rasional : Mengetahui asupan cairan yang masuk dan keluar
sehingga dehidrasi teratasi.
4. Observasi diare.
Rasional : Bila diare masih terus berlangsung dapat diberikan
obat untuk diare.
5. Atur pola diit untuk mengatasi muntah dengan cara makan sedikit-
sedikit tapi sering, bila masih muntah, pasang sonde.
Rasional : Pada anak terjadi toleransi terhadap makanan yang
rendah maka pemberian makananya harus bertahap.
2.2.4.3. Resiko terjadinya komplikasi s/d daya tahan tubuh turun
Tujuan :
Tidak terjadi komplikasi.
Kriteria Hasil :
- Kebutuhan nutrisi anak terpenuhi sehingga meningkatkan daya tahan
tubuh.
- Anak dalam keadaan baik.
Rencana :
1. Ajarkan pada keluarga cara menjaga kebersihan mulut dan kulit.
Rasional : Mencegah terjadinya noma dan decubitus.
2. Awasi pemberian diit bila perlu pasang sonde.
Rasional : Kecukupan kalori dan protein terpenuhi dan meningkatkan
daya tahan tubuh.
3. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Deteksi dini adanya kelainan.
2.2.4.4. Gangguan integritas kulit s/d gangguan nutrisi, odema, dehidrasi.
Tujuan:
Integritas kulit kembali normal.
Kriteria hasil:
- Gatal hilang/berkurang.
- Kulit kembali halus, kenyal dan utuh.
Rencana:
1. Anjurkan pada keluarga tentang pentingnya merubah posisi sesering
mungkin.
Rasional : Mencegah ulcus decubitus.
2. Anjurkan keluarga lebih sering mengganti pakaian anak bila basah atau
kotor dan kulit anak tetap kering.
Rasional : Mencegah iritasi kulit dan mengurangi gatal.
3. Kolaborasi dengan dokter kulit untuk pengobatan lebih lanjut.
Rasional : Tindakan interdependent bidan/perawat dengan dokter.
2.2.4.5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosi dan kebutuhan nutrisi.
Tujuan:
Pengetahuan keluarga bertambah.
Kriteria hasil:
- Keluarga mengerti dan memahami isi penyuluhan.
- Dapat mengulangi isi penyuluhan.
- Mampu menerapkan isi penyuluhan di rumah sakit dan nanti sampai di
rumah.
Rencana:
1. Tentukan tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar.
Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kebenaran
informasi yang di dapat dan kesiapan untuk belajar.
2. Jelaskan tentang:
- Nama penyakit anak.
- Penyebab penyakit.
- Akibat yang ditimbulkan.
- Pengobatan yang dilakukan.
Rasional : Keluarga mengerti dan memahami penyakit anak dan
menambah pengetahuan keluarga.
3. Jelaskan tentang:
- Pengertian nutrisi dan pentingnya.
- Pola makan yang betul untuk anak sesuai umurnya.
- Bahan makanan yang banyak mengandung vitamin terutama banyak
mengandung protein.
Rasional : Keluarga mengerti dan memahami serta menambah
pengetahuan tentang nutrisi.
4. Beri kesempatan keluarga untuk mengulangi isi penyuluhan.
Rasional :Mengetahui sejauh mana isi penyuluhan dipahami oleh
keluarga.
5. Anjurkan keluarga untuk membawa anak kontrol di poli gizi setelah
pulang dari rumah sakit.
Rasional : Pemantauan tumbuh kembang anak selanjutnya
2.2.5 Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan atau tindakan yang
diberikan kepada pasien/klien, yang meliputi pelaksanaan rencana pelayanan
keperawatan. (Pusdiknakes, 1985).
Pada kasus kwashiorkor ini pelaksanaan keperawatan dilaksanakan sesuai
rencana.
2.2.6 Evaluasi.
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan
data obyektif dan subyektif yang akan menunjukan apakah tujuan pelayanan
keperawatan sudah dicapai atau belum, masalah apa yang sudah dipecahkan
dan apa yang perlu dikaji, direncanakan, dilaksanakan dan dinilai kembali.
Evaluasi yang diharapkan dari kasus ini adalah:
2.3.6.1 Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2.3.6.2 Diare dan muntah teratasi serta adekuatnya masukan makanan dan cairan
sehingga tidak terjadi kekurangan volume cairan tubuh.
2.3.6.3 Kulit kembali halus dan utuh serta terbebas dari kerusakan integrasi kulit.
2.3.6.4 Pengetahuan keluarga bertambah tentang kebutuhan nutrisi
2.3.6.5 Tubuh tidak terjadi komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ester Monica dkk, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 3,
Jakarta EGC
Kariasa I Made dkk, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi Ke 3, Jakarta, EGC.
Depkes RI, 1993, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Jakarta ,
Depkes RI.
Matondang Corry, S, 2000, Diagnosis Fisik Pada Anak Edisi Ke II, Jakarta PT.
Sagung Seto.
RSUD Dr. Soetomo, 1994, Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Lab. / UPF Ilmu
kesehatan anak Surabaya FK Unair.