Anda di halaman 1dari 5

B.

Peranan Manusia terhadap Keanekaragaman Makhluk Hidup sebagai


Sumber Daya Hayati

1. Peranan Manusia terhadap Perubahan Keanekaragaman


Sesuai dengan kodratnya, manusia memiliki derajat paling tinggi dan
paling sempurna mempunyai daya penyesuaian diri yang paling baik
dibandingkan dengan makhluk hidup lain di dunia ini.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, energi, kesehatan
dan pendidikan, sejak semula manusia telah bergantung pada sumber daya
alam keanekaragaman hayati yang berada di lingkungannya. Bangsa
Indonesia telah mengenal manfaat dan telah menggunakan sekitar 6.000
jenis flora yang tumbuh di sekitarnya. Mulai dari bakteri sebagai bahan
pembuat terasi, ganggang penghasil agar-agar, sejenis tanaman paku sebagai
bahan obat, sampai batang anggrek untuk dianyam menjadi tas.
No Jenis Tumbuhan Jumlah (Jenis)
1. Tanaman obat 940
2. Tanaman hias 1.100
3. Penghasil zat warna dan penyamak 228
4. Sayur-mayur 340
5. Buah yang dapat dimakan 400
6. Rempah-rempah 54
7. Kayu untuk diperdagangkan 267

Pemanfaatan kenekaragaman hayati secara terus-menerus dan berlebihan


dapat mempengaruhi kelestarian jenis tertentu dan menyebabkan penurunan
jumlah keanekaragaman hayati. Sebenarnya penurunan keanekaragaman suatu
kelompok makhluk hidup dapat terjadi secara alami di luar campur tangan
manusia. Namun, dewasa ini campur tangan manusia ternyata berperan
sangat besar terhadap penurunan keanekaragaman hayati, baik yang disadari
maupun yang tidak disadari. Beberapa contoh perbuatan manusia yang dapat
menurunkan keanekaragaman hayati, antara lain sebagai berikut.
a. Pembabatan hutan alam untuk keperluan pengambilan hasil hutan,
perkebunan, pabrik, jalan raya, atau perumahan.
b. Penggunaan pestisida, insektisida, dan fungsisida secara terus-menerus
dan tidak bertanggung jawab.
c. Pembuangan limbah ke lingkungan dalam jumlah yang tinggi dan
terus-menerus.
d. Perburuan hewan yang tidak bertanggung jawab, termasuk untuk
diperdagangkan.
e. Perusakan lingkungan akibat perang.
Jika hal itu dibiarkan terus berlanjut, maka jenis makhluk hidup yang
musnah semakin bertambah banyak. Oleh karena itu, diperlukan langkah
pengamanan untuk mencegah semakin banyaknya kerusakan lingkungan.
Pengamanan keanekaragaman jenis lain dilakukan secara in situ dan
dapat juga dilakukan secara ex situ. Upaya tersebut dilakukan dengan
tujuan untuk menambah jumlah individu dalam populasi sehingga
pemanfaatannya tidak menganggu keseimbangan populasi alami.

2. Keanekaragaman Hayati bagi Kehidupan Manusia


Manusia hidup di dunia tidak sendirian melainkan bersama makhluk hidup
lainnya, seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Tanpa mereka, kita
sebagai manusia tidak dapat hidup. Hidup kita sangat erat dengan
tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Oleh karena itu, anggapan bahwa
manusia adalah yang paling berkuasa dibanding makhluk lain tidaklah
benar. Sebaiknya kita harus menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan
tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme untuk kelangsungan hidup kita.
Kebutuhan manusia bukan hanya masalah pangan, tetapi juga masalah
papan dan pemenuhan keperluan rohaniah. Hal itu menunjukkan
kompleksnya kebutuhan manusia akan alam lingkungan. Lingkungan yang
indah dan menyejukkan menjadi tempat yang dicari manusia modern
sekarang ini untuk melepaskan ketegangan jiwa akibat perjuangan hidup
yang ketat.
Keanekaragaman hayati sebagai kekayaan alam dapat dimanfaatkan sebagai
sumber daya alam yang menopang kehidupan manusia. Namun, kita perlu
mamanfaatkan sebaik-baiknya agar terjadi hubungan yang selaras dan
seimbang antara manusia dan lingkungannya.

C. Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Usaha pelestarian harus secara ketat dilaksanakan karena sudah banyak spesies,
terutama hewan asli Indonesia berada diambang kepunahan. Usaha pelestarian
kenekaragaman hayati dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut.

1. Pelestarian secara In situ dan Ex Situ


Pelestarian secara In situ artinya dilakukan di habitatnya, sedangkan secara
Ex situ artinya, dikeluarkan dari habitatnya dan dipelihara di tempat lain.
Contoh dari In situ adalah hutan lindung, taman nasional, perlindungan bunga
bangkai di Bengkulu, dan perlindungan komodo di Pulau Komodo. Pelestarian
secara Ex situ, misalnya kebun koleksi. Di kebun koleksi tersebut tanaman
dikumpulkan dalam satu tempat dari asal yang berbeda, biasanya dikumpulkan
jenis yang dianggap unggul. Contohnya adalah kebun anggrek.
2. Cagar alam
Cagar alam merupakan daerah atau kawasan yang dilindungi karena
memiliki ekosistem yang unik seperti Cagar Alam Ujung Kulon di Jawa
Barat, Gunung Leuser di Aceh dan Loro Lindu di Sulawesi Tengah.
3. Kebun Plasma Nutfah
Kebun plasma nutfah merupakan pengembangan kebun koleksi yang
cakupannya lebih luas. Di kebun plasma nutfah bukan hanya tanaman unggul
saja yang dipelihara, tetapi juga sumber hayati lainnya. Contoh kebun plasma
nutfah yang dimiliki oleh LIPI terdapat di Cibinong.
4. Kebun Botani
Salah satu contoh yang terkenal di Indonesia adalah Kebun Raya Bogor.
Kebun tersebut didirikan pada tahun 1917. Selain itu, masih ada contoh lain
seperti Cibodas di Jawa Barat, Purwodadi di Jawa Timur, dan Bedugul di
Bali.
5. Taman Nasional
Daerah ini merupakan kawasan pelestarian alam yang masih memiliki
ekosistem asli. Kawasan ini dapat digunakan untuk tujuan peneliti, pendidikan,
pariwisata, budi daya, dan rekreasi. Contohnya adalah Taman Nasional
Komodo di Nusa Tenggara Timur dan Taman Nasional Gunung Gede di Jawa
Barat.
6. Suaka Marga Satwa
Suaka marga satwa merupakan kawasan yang memiliki jenis satwa dan
keanekaragaman yang unik. Pelestarian dapat dilakukan secara sengaja atau
alami untuk menjaga kelangsungan hidup satwa tersebut.

Manfaat Pelestarian dan Perlindungan Alam


Dengan terlindunginya keanekaragaman hayati, kita dapat merasakan
manfaatnya baik secara langsung atau tidak langsung. Beberapa manfaat
pelestarian dan perlindungan alam di antaranya sebagai berikut.
1. Memelihara proses ekologi yang esensial dan sistem pendukung kehidupan
seperti terjaminnya ketersediaan air dan oksigen bebas di udara.
2. Mempertahankan keanekaan genetis makhluk hidup
3. Menjamin pemanfaatan jenis dan ekosistem secara berkelanjutan sehingga
nilai pendidikan, ekonomi, dan reaksi alam dapat selalu terjaga.

Indonesia terdiri dari atas lebih kurang 18.108 pulau besar dan kecil yang
proses pembentikannya berbeda-beda dengan sejarah geologi yang berbeda
pula. Bentangan yang luas dengan susunan daratan dan lautan yang tidak
seragam mengakibatkan keanekaragaman hayati dan kisaran iklim yang luas.
Hal itu mengkibatkan keanekaragaman jenis yang luar biasa banyaknya.
Dengan keanekaragaman ekosistem, terdapat pula keanekaragaman flora dan
fauna. Keadaan tersebut memungkinkan terjadinya pembauran genetik yang
semakin memperkaya keanekaragaman hayati. Selain itu, keadaan tersebut
dapat pula mempertinggi ketahanan ekosistem terhadap pengaruh dari luar.

Anda mungkin juga menyukai