Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara beriklim tropis, dalam pembangunan seharusnya dapat

memanfaatkan keuntungan iklim tropis seperti energy matahari yang berlimpah, wilayah

yang sering hujan, dan tanah yang subur sehingga dapat ditumbuhi berbagai jenis tanaman

seperti yang diterapkan di negara tropis lain dalam pembangunan fisik kota. Pertanian

merupakan salah satu bidang pembangunan yang sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim.

Kebudayaan-kebudayaan besar dari sejak zaman prasejarah selalu tercatat kemampuannya

dalam berinteraksi dan mengenal perilaku serta nampak dalam alam sekitar mereka (Kurnia,

2010).

Pertanian merupakan budaya yang pertama kali dikembangkan manusia sebagai respon

terhadap tantangan kelangsungan hidup yang berangsur menjadi sukar karena semakin

menipisnya sumber pangan dialam bebas akibat laju pertambahan manusia. Pengelolahan

hamparan tanaman (pertanaman) memadukkan faktor-faktor produksi bahan organic secara

sinergi dengan tujuan meningkatkan produksi bahan organik secara optimal baik kuantitatif

maupun kualitatif, atau bertujuan untuk meningkatkan penampilan tanaman menurut selera

konsumen (tanaman ornament dan tanaman bunga). Pengelolahan pertanaman meliputi

kegiatan yang berkaitan dengan efisiensi pemanfaatan radiasi matahari, komponen iklim

makro dan mikro lainnya, hara tanaman dan air tanah oleh tanaman (Nurmala, dkk.

2012).

Cuaca dan iklim merupakan hasil akhir dari proses interaksi atau hubungan timbal balik

dari unsur-unsur atau perubahan fisik atmosfer (unsur-unsur cuaca/iklim). Proses tersebut

berlangsung setiap saat dan berlangsung terus menerus yang disebabkan atau dipicu oleh

beberapa faktor yang disebut sebagai weater and climatic controls. proses interaksi dari

unsur-unsur cuaca atau iklim dengan faktor pengendalinya pada suatu tempat atau wilayah
akan menghasilkan distribusi dan tipe iklim. Tipe iklim yang terjadi pada suatu wilayah pada

dasarnya merupakan refleksi dan karakteristik fisik daerah atau wilayah tersebut (Sabaruddin,

2014)

Perubahan iklim tersebut berdampak pada perubahan unsur-unsur iklim antara lain

curah hujan, suhu, dan kelembaban udara, maupun intensitas radiasi yang dirasakan semakin

bergeser dari kondisi alami. Perubahan tersebut seharusnya dijadikan sebagai bentuk

keprihatinan dan kewaspadaan bagi setiap manusia yang mendiami bumi ini, namun,

sebaliknya kebanyakan orang kurang memandang iklim sebagai sumberdaya melainkan

sebagai faktor penghambat. Faktor antara lain kurangnya aspresiasi atau pemahaman iklim

sebagai sumberdaya melainkan sebagai sumberdaya, masih terbatasnya kemampuan

mengaplikasikan unsur iklim dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, serta munculnya kejadian-kejadian iklim di luar kemampuan mengaplikasikan

unsure iklim dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta

munculnya kejadian-kejadian iklim diluar kemampuan manusia (Sabaruddin, 2014).

Banyaknya alat-alat yang digunakan dalam mengetahui iklim pada suatu tempat,

mengharuskan kita untuk mengeanal dan memahami alat-alat tersebut. Oleh karena itu,

dilakukanlah praktikum pengenalan alat-alat pengukur unsur iklim.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu mengetahui hubungan antara pertanian dengan

klimatologi, alat-alat yang berperan dalam klimatologi terhadap bidang pertanian serta

memahami dengan baik penggunaan dan penempatan alat-alat klimatologi tersebut.

Adapun kegunnaan dari praktikum ini adalah agar mampu memahami agroklimatologi

lebih dalam terutama terkait dengan penggunaan alat-alat secara efisien dalam stasium

klimatologi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika)

Ilmu yang mempelajari mengenai cuaca disebut meteorologi yakni cabang ilmu yang

membahas pembentukan dan perubahan cuaca serta proses-proses fisika yang terjadi

diatmosfer. Secara luas menyatakan bahwa meteorologi sebagai suatu cabang ilmu

pengetahuan dari atomosfer mempunyai kaitan secara fisik, dinamik, dan menyangkut status

kimia atmosfer dan interaksi antara atmosfer bumi dengan permukaan bumi. Nilai total dari

perubah fisik atmosfer yang berlangsung dalam keadaan sesaat yang terjadi pada tempat

terntentu. Nilai tersebut diperoleh melaui pengukuran pada stasium pengamatan terhadap

unsur-unsur cuaca. Meteorologi lebih menekankan proses terjadinya cuaca misalnya mengapa

sampai terjadi suhu ekstrim, hujan lebat, kelembaban rendah, penguapan tinggi, sedangkan

klimatologi penekannya lebih menekan kepada penyebaran hasil dari proses tersebut

misalnya penyebaran suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, frekuensi terjadinya banjir,

kekeringan, El Nino, baik skala harian, bulanan maupun tahunan (Sabaruddin, 2014).

Klimatologi pada dasarnya mempelajari peranan unsure-unsur cuaca/iklim baik skala

global, regional maupun local atau setempat dalam kegiatan pertanian. Dalam mempelajari

klimatologi terlebih dahulu harus memahami istilah cuaca- iklim dan meteorologi-

klimatologi. Batasan secara klasik menyatakan bahwa iklim adalah keadaan rata-rata, ekstrim

(maksimun dan minimum), frekuensi terjadinya nilai tertentu dari unsur cuaca ataupun
frekuensi dari tipe iklim. Iklim mengkaji dan membahas tentang pola tingkah laku cuaca pada

suatu tempat atau wilayah berulang selama waktu periode waktu yang panjang. Sebagai suatu

sistem, wilayah iklim cakupannya sangat luas mulai dari skala planiter sampai pada skala

lokal atau setempat merupakan kisaran atmosfer secara bersambung. Kajiannya menyangkut

berbagai aspek proses pembentukan iklim (Sabaruddin, 2014).

2.2 Agroklimatologi bagi Pertanian

Pertanian diterjemahkan dari kata agriculture berasal dari bahasa latin yaitu terdiri dari

ager yang berarti lapangan/tanah/lading/tegalan dan cultura yang berarti

mengamati/memelihara/membajak.Pertanian adalah sejenis produksi khusus yang didasarkan

atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Produksi pertanian dalam arti luas tergantung

dari faktor genetik yang ditanam, lingkungan termasuk antara lain tanah, iklim dan teknologi

yang dipakai. Dalam arti yang sempit terdiri dari varietas tanaman, tanah, iklim, dan faktor-

faktor non teknis seperti keterampilan petani, biaya produksi dan alat-alat yang kegunaan

(Nurmala, dkk. 2012).

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibedakan pengertian antara meteorologi

pertanian dan klmatologi pertanian. Cabang ilmu meteorologi pertanian (agrometeorologi)

atau klimatologi (agroklimatologi) adalah ilmu terapan yang membahas tanggapan (respon)

organism terhadap lingkungan fisiknya. Dalam ariti sempit klimatologi pertanian adalah

cabang ilmu yang mengkaji proses fisik dari atmosfer yang membentuk kondisi skala mikro

yang berhubungan dengan proses produksi sedangkan dalam arti luas sebagai subyek yang

mengkaji tanggap organisme terhadap lingkungan fisik. Dalam hal ini dapat dijelaskan

bahwa bidang agrometeorologi lebih menerapkan pengetahuan atmosfer untuk mewujudkan

peningkatan produktivitas sedangkan agroklimatologi lebih tertuju kearah pengambilan

kebijakan untuk pengembangan daerah pertanian (Sabaruddin, 2014).

Pengamatan unsur cuaca dan prediksi dampak perubahannnya terhadap produktivitas

padi di suatu daerah yang luas dengan data satelit inderaha adalah sangat efektif dan efisien.
Analisis perubahan cuaca melalui pengamatan liputan awan dan intensitas radiasi surya di

areal persawahan Pulau Jawa dari data satelit inderaja dan memprediksi dampaknya terhadap

produktivitas padi. Kebutuhan pangan akan meningkat dengan bertambahnya penduduk,

untuk itu Pemerintah Indonesia dalam memenuhi kebutuhan tersebut, selain mengadakan

ekstensifikasi yang ditempuh dengan jalan mencetak lahan pertanian baru di luar Pulau Jawa,

juga meningkatkan panca usaha tani untuk peningkaran produksi pertanian. Guna mengambil

kebijaksanaan pemerintah untuk menangani kebutuhan pangan perlu dilakukan pemantauan

terhadap kondisi daerah pertanian, khususnya padi. Produksi tanaman pertanian lebih banyak

dipengaruhi oleh faktor cuaca dan iklim. Pertumbuhan dari produksi padi lebih banyak

ditentukn oleh aktifitas fotosintesa tanaman padi yang banyak dipengaruhi oleh liputan awan

yang menaungi tanaman (Kushardono, 2006).

2.3 Hubungan Alat Stasiun Klimatologi Terhadap Pertanian

Pengaruh iklim terhadap tanaman dapat diamati baik bila letak stasiun dapat mewakili

hubungan alamiah antara iklim dengan tanah, air dan tanaman di suatu daerah pertanian yang.

Tempat yang mempunyai iklim berbeda-beda dalam jarak pendek karena faktor lingkungan

yang bersifat khusus seperti: rawa, bukit, danau, dan kota, sedapat mungkin tidak dipilih

untuk lokasi stasiun. Beberapa faktor lingkungan khusus yang mempengaruhi perubahan

iklim antara lain: Vegetasi, Tinggi tempat, Distribusi darat-laut, Gunung, Perlakuan dan

aktivitas manusia (Taufik, 2010).

Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan

secara terusmenerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta pengamatan

tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lainnya. Taman alat-alat

meteorologi umumnya terdapat pada setiap stasiun meteorologi. Luas taman alat tergantung

pada jenis alat-alat yang dipasang didalamnya. Tempat untuk membangun taman alat-alat
disesuaikan dengan jenis stasiun, agar hasil peramatan cukup representatif, misalnya taman

alat-alat untuk keperluan penerbangan dibangun dekat landasan. Taman alat-alat meteorologi

pertanian dibangun ditempat yang representatif untuk keperluan pertanian (Gunawan, 2007).

2.4 Syarat Penempatan Stasiun

Klimatologi yang pengukurannnya dilakukan secara kontinyu dan meliputi periode

waktu yang lama paling sedikit 10 tahun, bagi stasiun klimatologi pengamatan utama yang

dilakukan meliputi unsur curah hujan, suhu udara, arah dan laju angin, kelembapan, macam

dan tinggi dasar awan, banglash horizontal, durasi penyinaran matahari dan suhu tanah oleh

karena itu persyaratan stasiun klimatologi ialah lokasi, keadaan stasiun dan lingkungan

sekitar yang tidak mengalami perubahan agar pemasangan dan perletakan alat tetap

memenuhi persyaratan untuk menghasilkan pengukuran yang dapat mewakili (Kadir,2006).

Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat untuk mengadakan pengamatan

secara terus menerus keadaan lingkungan (atmosfer). Suatu stasiun meteorologi paling sedikit

mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-turut, sehingga akan didapat gambaran

umum tentang rerata keadaan iklim suatu tempat. Agar diperoleh hasil pemgamatan yang

akurat, maka dibutuhkan persyaratan sebagai berikut :

1. Penempatan lokasi stasiun harus mewakili keadaan lahan yang luas.

2. Masing-masing alat harus dapat memberikan hasil pengukuran parameter cuaca yang absah

(tepat dan akurat), sederhana, kuat atau tidak mudah rusak, mudah penggunaan dan

perawatannya.

3. Pengamatan harus dapat dipercaya, terlatih, dan terampil.

Stasiun meteorologi harus ditempatkan pada daerah terbuka dan representatif

(mewakili). Secara umum. Luas daerah terbuka bagi suatu stasiun meteorologi pertanian

dengan peralatannya lengkap kira-kira 2-2,5 Ha (Kadir, 2006).


2.5 Alat-alat Klimatologi

Jenis Alat-alat Meteorologi, Ditinjau dari cara pembacaannya, alat-alat Meteorologi

dibagi menjadi dua jenis yaitu bersifat Recording dan Non Recording. Alat yang bersifat

Recording adalah alat yang dapat mencatat data dengan sendirinya secara terus menerus sejak

pemasangan pias hingga penggantian pias berikutnya. Dari data yang diperoleh dapat

ditentukan harga minimum dan harga maximum. Sedangkan alat yang bersifat Non

Recording adalah alat-alat yang harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data

(Darsiman, 2006).

A. Aktinograf

Berfungsi untuk mengukur radiasi matahari dalam waktu satu hari, dipasang pada

tempat terbuka diatas pondasi beton setinggi 120 cm. Panas karena radiasi yang diserap

membuat bimetal melengkung. Besarnya lengkungan sebanding radiasi yang diterima sensor.

Lengkungan ini disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas pias yang berputar

menurut waktu. Hasil rekaman sehari ini berbentuk grafik. Luas grafik/integral dari grafik

sebanding dengan jumlah radiasi surya yang ditangkap oleh sensor selama sehari

(Hendayana, 2011).

B. Gun Bellani

Fungsi alat ini sama dengan alat aktinograf yaitu untuk mengukur total radiasi matahari

selama satu hari sejak matahari terbit hingga terbenam. Alat ini tidak secara langsung

mengukur radiasi matahari tetapi melalui suatu proses penguapan zat cair terlebih dahulu.

Jumlah zat cair yang diuapkan berbanding lurus dengan total radiasi matahari yang di terimah

(Hendayana, 2011)

C. Campbell Stokes

Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari. Alat ini berupa bola kaca

masif dengan garis tengah/diameter 10-15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung yang dapat

mengumpulkan sinar matahari kesatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka
diatas pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Kemiringan sumbu

bola lensa disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tidak berubah sepanjang

waktu hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari (Hendayana, 2011).

D. Termometer Maksimum

Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/

tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak

dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air raksa

ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan dengan

menggunakan magnet (Hendayana, 2011).

E. Termometer minimum

Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara

yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa,

sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer minimum

adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga apabila

suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat

maka indek akan tetap pada posisi dibawah atau tetap (Hendayana, 2011).

F. Termometer biasa

Mengukur suhu udara sesaat, zat cair yang digunakan adalah air raksa. Umumnya

termometer ini disebut termometer bola kering yang dipasang berdampingan dengan

termometer bola basah. Kedua termometer ini dipasang dalam keadaan tegak. Semua

termometer pengukur suhu udara pada waktu pengukuran berada di dalam sangkar cuaca.

Maksudnya adalah termometer tidak dipengaruhi radiasi surya langsung maupun radiasi dari

bumi. Kemudian terlindung dari hujan ataupun angin kencang. Warna sangkar cuaca putih

menghindari penyerapan radiasi surya. Panas ini dapat mempengaruhi pengukuran suhu

udara (Hendayana, 2011).

G. Termometer tanah
Prinsipnya sama dengan thermometer air raksa yang lain, hanya aplikasinya digunakan

untuk mengukur suhu tanah dari kedalaman 0, 2, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Untuk kedalaman

50 dan 100 cm, harus tanam sebuah tabung silinder untuk menempatkan thermometer agar

mudah untuk melakukan pembacaan. Untuk kedalaman 0-20 cm, cukup dengan

membenamkan bola tempat air raksa sesuai dengan kedalaman yang diperlukan (Hendayana,

2011).

H. Termohigrograf

Menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur kelembapan udara dan

menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensor dihubungkan secara mekanis

ke jarum penunjuk yang merupakan pena penulis di atas kertas pias

yang berputar menurut waktu. Alat dapat mencatat suhu dan kelembapan setiap waktu secara

otomatis pada pias. Melalui suatu koreksi dengan psikrometer kelembapan saat ke saat

tertentu (Hendayana, 2011).

I. Psikrometer standar

Alat pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer bola basah dan bola

kering. Pembasah termometer bola basah harus dijaga agar jangan sampai kotor. Gantilah

kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali

perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau pembasah cepat sekali kotor oleh

debu. Air pembasah harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air banyak

mengandung mineral akan mengakibatkan terjadinya endapan garam pada termometer bola

basah dan mengganggu pengukuran. Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah termometer

bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukkan termometer bola

kering lebih mudah berubah daripada termometer bola basah. Semua alat pengukur

kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari radiasi surya langsung atau

radiasi bumi serta darihujan (Hendayana, 2011).

J. Penakar Hujan Otomatis Type Hellmann


Alat ini berfungsi untuk mengukur intensitas, jumlah, dan waktu terjadinya hujan,

dipasang dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai ke corong penakar dan luas

penampang corong 200 cm2. Pada alat ini terdapat sebuah silinder jam sebagai tempat

pemasangan pias, sehingga akan dapat diketahui curah hujan maksimum dan minimum serta

waktu terjadinya. Prinsip kerja alat ini yaitu air hujan masuk melalui corong kemudian akan

terkumpul dalam tabung. Dalam tabung ini terdapat pelampung yang dihubungkan dengan

tangkai pena, sehingga air yang masuk kedalam tabung akan menekan pelampung, maka

pelampung akan naik dan tangkai pena turut bergerak keatas. Gerakan pena tersebut akan

mencatat pada pias yang dipasang pada silinder jam, jika gerakan pena mencapai skala 10

mm pada pias maka secara otomatis air akan turun melalui pipa siphon dan jatuh kedalam

bejana plastik. Air dalam tabung terkuras habis sehingga tangkai pena turut bergerak turun

sampai pena menunjuk skala nol, jika hujan masih turun pena akan naik lagi, demikian

seterusnya.Waktu pengamatan : pengamatan dilakukan selama 24 jam dan penggantian

piasdilakukan pada jam 07.00 WIB (Hendayana, 2011)..

K. Penakar Hujan Manual Type Observatorium

Berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan. Alat ini dipasang diatas tonggak kayu

yang dibeton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sampai mulut corong penaka r,

luas penampang corong yaitu 100 cm2 dengan kapasitas menampung curahhujan 5 liter,

dan ditengah corong penakar dipasang kran. Jumlah curah hujan yang tertampung akan

dituangkan melalui kran dan ditakar dengan gelas ukur yang berskala sampai dengan 20 mm.

Pengamatan dilakukan jam 07.00 WS dengan membuka kran dan menampung air hujan

dalam gelas penakar kemudian dibaca skala yang menunjukkan jumlah curah hujan yang

terjadi selama 24 jam setelah itu dilakukan pencatatan (Hendayana, 2011).

L. Open Pan Evaporimeter

Berfungsi untuk mengukur evaporasi/penguapan pada periode waktu tertentu. Alatini

berupa sebuah panci bundar besar terbuat dari besi yang dilapisi bahan anti karatdengan
garistengah/diameter 122cm dan tinggi 25.4 cm.Panci ini ditempatkandiatas tanah

berumputpendek dan tanahgundul, dimana alattersebut diletakkandiatas pondasi terbuatdari

kayu yang bagianatas kayu dicat warnaputih gunanya untukmengurangipenyerapan

radiasi.Tinggi air dari bibir panci 5 cm, bila air berkurang harus segera ditambah

agarbesarnya penguapan sesuai.Waktu pengamatan yaitu I, II, III ( Jam 07.30, 13.30, 17.30

WIB) (Hendayana, 2011).

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pengenalan Alat ini dilakukan di Laboratorium III, Jurusan Agronomi,

Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin pada hari Senin, tanggal 15 Februari 2016 pukul

08.00 WITA sampai selesai. Kemudian pada praktek lapang dilakukan di Kabupaten Pinrang,

Sulawesi Selatan pada hari Sabtu, 02 Appril 2016 pukul 03.00 sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan pada praktikum ini adalah laptop dan proyektor atau LCD

sebagai alat persentase dan bahan persentasenya adalah alat-alat klimatologi dalam bentuk

materi. Pada praktek lapang alat yang digunakan adalah alat tulis menulis dan kamera. Bahan

yang digunakan pada praktek lapang adalah alat-alat klimatologi pada lapangan.

3.3 Metode Praktikum


Pada metode praktikum ini diperkenalkan alat-alat klimatologi dengan cara

menampilkan alat yang ada dilaboratorium. Setelah itu dijelaskan pula cara kerja, prinsip

kerja dan fungsi alat-alat tersebut. Pada praktek lapang hal yang sama dilakukan yaitu dengan

memperlihatkan alat-alat klimatologi kemudian kemudian dijelaskan bagian-bagian dari alat

tersebut serta cara kerjan dan fungsinya. Setelah itu dilakukan pencatatan dan pengambilan

gambar alat yang diperlihatkan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Nama Alat

1. Sangkar Cuaca 2. Penakar Hujan Biasa 3. Campbell Stokes

4. Anemometer 5. Penakar hujan Otomatis 6. Panci


evaporasi
7. Termometer Tanah

4.1.2 Bagian Alat

1. Sangkar Cuaca

Bagian-bagian dari sangkar cuaca adalah beton sebagai pondasi, Permukaan Lantai

Sangkar, Pintu Sangkar 2 (dua)bagian muka dan belakang, papan penutup ruang sangkar

(tebal 2 cm) berlubang 5 (lima). Alat pengukur kelembaban udara dimasukkan ke dalam

Sangkar Cuaca yang di dalamnya antara lain berisi, Temperatur maksimum minimum,

Termometer basah kering, Barograf, Termohigrograf, Swing termometer, Evaporimeter jenis

Piche atau jenis Keshner.


2. Campbell Stokes

Campbell stokes terdiri dari beberapa bagian yaitu bola kaca pejal ( umumnya

berdiameter 96 mm), Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya bercelah celah

sebagai tempat kartu pencatat dan penyanggah tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam

derajat yang sesuai dengan derajat lintang bumi, Bagian Pendiri (stand), bagian dasar terbuat

dari logam yang dapat di-leveling, kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak

matahari.

3. Penakar Curah Hujan Biasa

Penakar hujan biasa terdiri dari Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan

alat, bak tempat penampungan air hujan, kaki yang berbentuk tabung silinder, gelas penakar

hujan dan kran tempat mengeluarkan air.

4. Penakar Hujan Otomatis

Bibir atau mulut corong, lebar corong, tempat kunci atau gembok, tangki pelampung,

silinder jam tempat meletakkan pias, tangki pena, tabung tempat pelampung, pelampung,

pintu penakar hujan, alat penyimpan data, alat pengatur tinggi rendah selang gelas

(siphon),selang gelas, tempat kunci atau gembok, panci pengumpul air hujan bervolume.

5. Anemometer

Anemometer terdiri dari bagian-bagian yaitu Anemometer Cup dan Vane (velocity

anemometer), Pressure Tube Anemometer dan Pressure Plate Anemometer.

6. Panci Evaporasi

Bagian-bagian dari panci evaporasi adalah Pondasi berkayu, panci dari stainless

(ukuran d = 122 cm dan t = 25,2 cm), steell well, magnet, termometer apung (thermometer

minimum dan minimum pada air).

7. Termometer Tanah

Bagian-bagian termometer tanah terdiri atas pipa pelindung (mounting), ujung besi

penusuk, penekan tusukan, termometer tahap-1 dan termometer tahap-2.


4.1.3 Prinsip Kerja Alat

1. Sangkar Cuaca

Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang berlubang-lubang/kisi.

Lubang/kisi itu memungkinkan adanya aliran udara. Temperatur dan kelembaban udara di

dalam sangkar mendekati/hampir sama dengan temperatur dan kelembaban udara di luar.

Sangkar dipasang dengan pintu membuka/ menghadap utara-selatan, sehingga alat-alat yang

terdapat di dalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. Jika matahari

berada pada belahan bumi selatan, pintu sebelah utara yang dibuka untuk observasi atau

sebaliknya.

2. Campbell Stokes

Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada

sekeliling permukaan bola kaca pejal akan difokuskan ke atas permukaan kertas pias yang

telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari

saat itu. Jumlah kumulatif titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar

dalam satu hari (satuan jam/menit)

3. Penakar Curah Hujan Biasa

Cara kerja alat ini adalah jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian

terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Kemudian curah hujan diukur dengan membuka

kran pada alat tersebut kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur lalu dicatat.

4. Penakar Hujan Otomatis

Cara kerja alat ini adalah jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian

terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air hujan ini menyebabkan pelampung serta

tangkainya terangkat atau naik keatas.Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang

gerakkannya selalu mengikuti tangkai pelampung Gerakkan pena dicatat pada pias yang

ditakkan/digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per.
5. Anemometer

Cara Kerja Anemometer adalah dengan adanya hembusan angin yang mengenai baling

baling pada perangkat tersebut. Putaran dari baling baling tersebut akan di konversi

menjadi sebuah besaran dalam bahasa matematika. Baling baling pada anemometer

digunakan sebagai alat reseptor atau yang menangkap suatu rangsangan berupa hembusan

angin. Setelah baling baling berputar maka hal ini akan menggerakan sebuah alat yang akan

mengukur kecepatan angin yang berhembus melalui putaran dari baling baling pada

anemometer.

6. Panci Evaporasi

Evaporasi yang diukur dengan panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya yang datang,

kelembapan udara, suhu udara dan besarnya angin pada tempat pengukuran. Alat ukur

micrometer pancing dan yang kedua alat ukur ujung paku yang dipasang tetap (fixed point).

Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air dalam panci. Oleh

sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5 cm di bawah

bibir panci.

7. Termometer Tanah

Prinsip kerja termometer tanah hampir sama dengan termometer biasa, hanya bentuk dan

panjangnya berbeda. Pengukuran suhu tanah lebih teliti daripada suhu udara. Perubahannya

lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar daripada udara. Sampai

kedalaman 20 cm digunakan termometer air raksa dalam tabung gelas dengan bola

ditempatkan pada kedalaman yang diinginkan. Ciri-ciri dari termometer tanah adalah pada

bagian skala dilengkungkan.halini dibuat adalah untuk memudahkan dalam pembacaan

termometer dan menghindari kesalahan paralaks.

4.1.4 Pemasangan Alat di Lapangan


Dalam penempatan stasiun klimatologi pertanian diutamakan di stasiun
percobaan Agronomi, Hortikultura, Peternakan, Kehutanan, hidrologi, lembaga

penelitian tanah, Kebun raya ataupun cagar alam serta daerah yang perubahan
cuacanya sering menyebabkan kerugian.Penempatan stasiun klimatologi/meteorology

sedapat mungkin memenuhi syarat antara lain :

1. Sekeliling luasan terpelihara dengan tanaman penutup (rerumputan atau tanaman yang

rendah) sebatas pada pengaruh gerakan angin.

2. Disekitar atau dekatnya tidak ada jalan raya (jalan besar)

3. Tempatnya pada tanah yang datar.

4. Bebas atau jauh dari bangunan dan pohon-pohon besar.

5. Letak stasiun jangan terlalu jauh dengan pengamat dan keperluan pengamatan.

Hal ini akan lebih baik dalam ketepatan waktu dan kondisi yang dapat dipercaya.Syarat

tanam peralatan klimatologi yaitu mewakili keadaan iklim seluas mingkin kawasan wilayah

yang diinginkan. Stasiun dibuat pada sebidang lahan datar dengan ditanami rumput seragam

setinggi sekitas 5 cm. Stasiun harus bebas dari penghalang. Stasiun harus diberi pagar kokoh.

Ukuran luas stasiun beragam, mulai dari 2 m x 2 m hingga 50 m x 50 m. Mengetahui

koordinat dan tinggi dari muka laut stasiun tersebut.

4.1.5 Satuan Pengamatan dan Pengambilan Data

Satuan pengamatan dan pengambilan data pada alat-alat klimatologi yaitu:

1. Campbell Stokes, pencatat lama penyinaran matahari dengan satuan : Jam/ Prosentase (%)

Pias harian.

2. Penakar hujan biasa, untuk mengukur curah hujan, satuannya Milimeter (mm)

3. Penakar curah hujan otomatis, satuannya Milimeter (mm).

4. Anemometer, Satuannya arah angin (8 mata angin) kecepatan angin : Knots (1 Knots = 1.8

Km/Jam).
5. Panci evaporasi, Pengukur penguapan satuannya adalah Milimeter (mm).

6. Termometer tanah, pengukur suhu tanah satuannya Derajat Celcius (C).

7. Sangkar Cuaca satuannya adalah Derajat Celcius (C).

4.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Alat

Kelebihan Cup anemometer adalah kita dapat mengetahui kecepatan angin pada

ketinggian yang berbeda sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, terdapat tiga jenis cup

anemometer dengan tinggi 10 m (alat pengukur kecepatan angin untuk tanaman tahunan), cup

anemometer tinggi 2 m (alat pengukur kecepatan pohon), dan cup anemometer tinggi 0,5 m

(alat pengukur kecepatan angin untuk tanaman semusim). Kekurangannya adalah alat harus

benar benar terjaga / terlindungi dari sesuatu yang dapat menghalangi datangnya angin.

Kelebihan dari panci evaporasi adalah penempatan alat pada tempat terbuka sehingga

penguapan air pada suatu lahan dapat diukur dengan baik. Kekurangannya adalah pada saat

hujan turun akan masuk ke panci karena alat tersebut diletakan pada tempat terbuka dengan

ketinggian yang tidak terlalu tinggi.

Termometer tanah kelebihan dari alat ini adalah alat ini dapat mengukur suhu tanah

baik permukaan maupun didalam tanah dengan cepat. Sedangkan kekurangan alat adalah

penggunaannya kurang praktis karena alat ini harus dikubur terlebih dahulu sehingga sulit

mengukur suhu pada tanah yang keras. Selain itu juga tinggkat ketelitiannya juga cukup

rendah.

Type Observatorium kelebihannya adalah mempunyai tingkat ketelitian yang lebih

tinggi dibandingkan tipe perekam data(otomatis). Satuan alat sama dengan satuan

pengukuran sehingga memudahkan pengukuran. Pengukuran : jika gelas penakar pecah dan

diganti dengan mengukur volume air yang terpampang dengan jelas ukuran biasa sebab

penampang curah hujan 100cm sehingga setiap volume 1000 berarti sama dengan 1 mm
muka air. Kekurangan alat ini adalah alat ini harus dipasang dengan ketinggian 120 m

sehingga dibutuhkan alatkhusus untuk menjangkau ketinggian tersebut. Alat ini tidak bisa

mengukur intensitas curah hujan. Alat ini kurang praktis dan efisien dalam waktu dan tenaga

kerja sebab setiaphari harus ada yang membuka kran tersebut agar hari berikutnya dapat

diukur curah hujannya lagi dan tiap hari juga pengamat harus rutin mengukur curahhujan

tersebut.

Kelebihan penakar hujan otomatis adalah dapat mengukur curah hujan secara otomatis.

Data-data curah hujan secara otomatis tersimpan di kertas grafik tanpa harus pengamat

mengukur secaramanual. Selain dapat mengukur banyaknya curah hujan, alat ini bisa

mengukur intensitas curah hujan sehingga melalui alat ini dapat diduga tingkat erosivitasdan

dalam penelitian intersepsi hujan. Kekurangannya adalah adanya kemungkinan terjadinya

kesalahan pembacaan oleh alat tersebut dikarenakan adanya masalah pada alat tersebut.

Kelebihan Campbell Stokes adalah ketelitiannya sangat akurat. Sedangkan

kekurangannya adalah penempatan tidak boleh terhalang oleh benda lain sehingga matahari

dapat masuk dan pemasangan yang harus sesuai arah matahari untuk mendapatkan hasil yang

baik.

4.2 Pembahasan

Dari pengamatan yang telah dilakukan pada alat-alat klimatologi dapat kita ketahui

bahwa dengan alat-alat klimatologi, kita dapat mengatur dengan baik kapan waktu yang tepat

dalam melakkukan aktivitas pertanian yaitu kapan waktu yang tepat untuk menanam dan

memanen. Salasatu hal terpenting yang harus kita ketahui dalam pertanian adalah keadaan

iklim terutama curah hujan. Dengan pengamatan yang dilakukan dengan alat-alat klimatologi

kita bisah memprediksi curah hujan tahun berikutnya dengan kata lain kita bisah

meningkatkan hasil pertanian dan dapat mencegah terjadinya gagal panen.


Pengambilan data cuaca berfungsi untuk meramalkan cuaca dan iklim yangakan terjadi

dimasa yang akan datang. Dalam bidang pertanian, hal ini sangat berguna untuk menentukan

kalender pertanian. Kita dapat menentukan komoditas yang cocok ditanam pada cuaca

dan iklim tertentu, sehingga tidak terjadi kegagalan panen atau kesalahan penanaman.

Kesalahan pengambilan data ini dikarenakan adanya kerusakan alat ataukesalahan

dalam penggunaan alat. Misalnya pada termometer bola basah yangmelakukan kesalahan

dalam menunjukkan suhu, hal ini dikarenakan sensoryangada pada ujung termometer

tidak bekerja dengan baik sehingga suhu yangditunjukkan termometer tidak sesuai dengan

suhu lingkungan.

Alat alat klimatologi ini sangat berpengaruh besar pada bidang pertanian sebagaimana

yang telah kita ketahui bahwa pengetahuan tentang iklim harus kita ketahui agar kita dapat

menentukan waktu yang tepat untuk menanam dan memanen, sehingga kegagalan panen

bisah dicegah seminimal mungkin. Misalnya pada alat penakar hujan, dengan alat ini kita

dapat mengetahui curah hujan dan dapat memprediksi curah hujan tahun berikutnya. Pada

alat Combel stokes, dengan alat ini kita dapat mengetahui lamanya penyinarab matahari,

sehingga kita dapat menentukan tanaman yang membutuhkan banyak sinar matahari dan

mana yang sedikit butuh sinar matahari.

Kelembapan udara yang diukur dengan sangkar cuaca, Dengan mengetahui kelembaban

udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan

pemilihan jenis tanaman yang sesuai, misalnya tanaman bakau yang ditanam pada daerah

yang berkelembaban tinggi. Dengan mengunakan alat Anemometer kita dapat mengetahui

arah dan kecepatan angin, sehingga kita dapat mencegah kerusakan tanaman akibat angin

kencang, kita juga dapat melakukan penyerbukan tanaman dalam waktu yang tepat serta

mencegah penyebaran penyebab penyakit pada tanaman.


Kita bisah mengetahui suhu tanah dengan menggunakan alat ukur Termometer tanah,

dengan mengetahui suhu tanah pada suatu wilaya, kita dapat mengetahui jenis tanaman mana

yang bisah kita tanam pada wilaya tersebut agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pengamatan alat-alat klimatologi yang telah dilakukan, dapat kita simpulkan

bahwa:

1. Alat-alat klimatologi sangat dibutuhkan dalam bidang pertanian, untuk meningkatkan hasil

panen dan untuk mencegah terjadinya gagal panen.

2. Alat-alat yang umum digunakan dalam klimatologi pertanian sesuai dengan pengamatan

yang telah dilakukan yaitu Comble stokes, Penakar hujan manual dan otomatis, Anemometer,

Panci evaporasi, Sangkar cuaca dan Termometer tanah.

3. Penggunaan alat dan penempatan alat harus diketahui secara mendalam, agar hasil data yang

didapatkan sesuai dengan keadaan iklim yang sebenarnya.

5.2 Saran

Hendaknya pengamatan dilakukan secara berkala atau secaraberkelanjutan dengan

tujuan agar diperoleh data yang lengkap dan dalam kurunwaktu yang lama. Apabila data telah

lengkap, maka peta perubahan cuaca dan iklim dapat diramalkan dengan baik dan sempurna.

Jika perubahan cuaca daniklim dapat diramalkan, maka kerugian petani karena ketidak

pastian cuaca daniklim dapat diatasi.


DAFTAR PUSTAKA

Darsiman, B,.Sutrisno., Mukri Siregar., Nazaruddin Hisyam. 2006. Kharakteristik Zone Agroklimat

E2 di Sumatera Utara. Makalah Penunjang Kongres IV PERHIMPI dan Simposium

Internasional I, Bogor, 18-20 Oktober 2006. 9 pp.

Donny Kushardono, dkk. 2006. Analisis Perubahan Cuaca pada areal persawahan di pulau jawa

dan pengaruhnya terhadap produktivitas padi. Volume 14 (No 1-2)

Gunawan Nawawi, Ir., MS 2007. Pengantar Klimatologi Pertanian. Jakarta: Dinas Pendidikan.

Kadir Zailani. 2006.Klimatologi dasar. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala,


Darussalam, Banda Aceh.

Kurnia, Rendy. 2010. Identifikasi Kenyamanan Termal Bangunan (Studi Kasus: Ruang Kuliah

Kampus IPB Baranangsiang dan Darmaga Bogor). Volume 24 (1) : 14- 22.

Nurmala, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Bandung: Graha Pustaka.

Sabaruddin, Laode. 2014. Agroklimatologi Aspek-aspek Klimatik untuk Sistem Budidaya

Tanaman. Bandung: Alfa Beta.

Taufik, 2010. unsur-unsur cuaca dan iklim Diakses, 19 Februari

2016..http://taufikanugrah.blogspot.com.

Taufik, Muhammad. 2010. Analisis Tren Iklim dan Ketersediaan Air Tanah di Palembang, Sumatra

Selatan: Volume 24 (1) : 42-49.

Widiatmo, M. Reza. 2008. Pengertian Geofisika. Diakses tanggal 19 Februari 2016. dari

http://geofisika1b.blogspot.co.id/2009/12/pengantar-geofisika.html.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang
hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan
pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka
pendek.Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro
yakni keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman
atau obyek pertanian tertentu yang bersangkutan.Selain itu dalam hubungan
yang luas, klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian,
hubungan antara laju pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau
unsur-unsur cuaca dari pengamatan jangka panjang.
Untuk menentukan iklim suatu tempat atau daerah diperlukan data cuaca
yang telah terkumpul lama (10-30 tahun)yang didapatkan dari hasil pengukuran
cuaca dengan alat ukur yang khusus atau instrumentasi klimatologi. Alat-alat
yang digunakan harus tahan lama dari pengaruh-pengaruh buruk cuaca untuk
dapat setiap waktu mengukur perubahan cuaca.Alat dibuat sedemikian rupa agar
hasil pengukuran tidak berubah ketelitiannya.Pemeliharaan alat yang baik
membawa keuntungan pemakaian lebih lama.
Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu agar
tidak salah ukur, harus difikirkan tentang halangan dari bangunan-bangunan
ataupun pohon-pohon di dekat alat.Agar data yang diperoleh dapat
dibandingkan, kemudian perbedaan data yang didapat bukanlah akibat
kesalahan prosedur, tetapi betul-betul akibat iklimnya yang berbeda. Berdasakan
hal tersebut perlunya adanya pengetahuan mengenai alat-alat klimatologi
tersebut, baik dari kegunaan atau fungsinya dan cara menggunakannya.
Pengetahuan akan Agriklimatologi sangat dibutuhkan guna menunjang
kemampuan praktikan dalam melakukan kegiatan pertanian. Pada praktikum ini
dibahas tentang pengenalan alat pengukuran lama penyinaran matahari dan suhu
udara serta suhu tanah.
Di bidang meteorologi dan klimatologi pertanian, data tentang lama
penyinaran sinar matahari sangat penting.Pengukuran dilakukan terhadap
cahaya surya yang sampai ke permukaan bumi.Ada beberapa alat yang biasa
digunakan dalam melakukan pengukuran penyinaran matahari ini diantaranya
Tipe Campbel Stokes, Tipe Jordan, Tipe Martin dan Tipe Foster.
Sedangkan pada pengukuran suhu udara hal ini berhubungan langsung
dengan manusia dan kehidupannya dan penting untuk dipelajari
dandipahami.Ada beberapa jenis termometer (alat pengukur suhu) diantaranya
Termometer maksimum, termometer minimum, termometer bola basah dan
kering, hygrometer dan alat klimatologi lainnya.
Seringnya terjadi kesalahan dalam pendataan hasil klimatologi,
menjadikan pentingnya pengetahuan tentang klimatologi dalam hal ini di bidang
pertanian. Oleh sebab itu di adakannya praktikum agroklimatologi ini.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Praktikan dapat mengenal alat-alat klimatologi
2. Praktikan dapat mengetahui nama serta cara penggunaan alat-alat klimatologi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun
meteorologi digunakan beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir
sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di dalam
laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada
penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai
pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain
sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat
meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang
menggunakan (Anonim, 2008)
Pada proses pengamatan keadaan amosfer kita ini, digunakan beberapa
alat. Sebelum ditemukan satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk
mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai keadaan atmosfer adalah dengan
memasukkan keadaan yang diamati pada stasiun cuaca di seluruh dunia ke
dalam peta cuaca (Neiburger, 1982).
Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian
diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer), Alat pengukur
kelembaban relatif udara (Hygrometer), alat pengukur suhu udara (Termometer
Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer
Maximum-Minimumalat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum
Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe
Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Tanah), dan alat
pengukur kecepatan angin (Anemometer) dan masih banyak yang lainnya
(Prawirowardoyo,1996).
Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan
mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk
yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat
menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir
disetiap interval keluaran. Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau
vida, pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur
tanah (Fontain, 2002).
Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca
atau stasiun meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Di indonesia,
berdasarkan ketersediaan data iklim yang ada di sistem database Balitklimat,
hanya ada 166 dari 2.679 stasiun yang menangani data iklim. Umumnya hanya
data curah hujan dan suhu udara, sehingga walaupun metode Penman
merupakan yang terbaik, metode Blaney Criddle akan lebih banyak dipilih
karena hanya memerlukan data suhu udara yang relatif mudah didapatkan
(Runtunuwu et.al., 2008).
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti
penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24
jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya
untuk pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan
dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika
menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan
mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi,
bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai
dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebun percobaan pegok Fakultas Pertanian Universitas Udayana adalah suatu tempat
yang mengadakan pengamatan mengenai keadaan lingkungan (atmosfer) serta pengamatan
tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek pertanian lainnya.
Dalam pengelolaan cuaca (iklim) untuk bidang pertanian data cuaca yang benar
sangat dibutuhkan.Penyasuaian tanaman dengan cuaca (iklim) suatu daerah, peramalan awal
dan akhir musim hujan atau kemarau untuk kegiatan pertanian, pengubahsuaian (modifikasi)
cuaca (iklim) dan penggantian satu atau beberapa unsur cuaca dibutuhkan data cuaca yang
benar dan dari hasil pengamatan yang panjang. Data yang benar tentunya dihasilkan dari
peralatan yang baku, cara, dan waktu pengamatan yang mengikuti aturan yang disepakati
secara nasional. Pearalatan meteorologi haruslah dapat menghasilkan data yang benar dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian data ini dapat dibandingkan dengan
data di tempat lain, sehingga kita dapat menilai cuaca dan iklim.
Peralatan yang digunakan dalam pengamatan cuaca sangat banyak jumlah dan
jenisnya. Peralatan peralatan tersebut terdiri atas alat pengukur curah hujan, pengukur
kelembaban udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu tanah, pengukur hujan, pengukur
panjang penyinaran matahari, pengukur kecepatan angin, dan pengukur evaporasi.
Pengenalan alat dalam praktikum sangat penting karena akan berpengaruh terhadap
kemampuan praktikan itu sendiri. Seorang praktikan akan merasa kesulitan untuk memahami
setiap kegiatan praktikum apabila belum mengenal alat-alat praktikum itu sendiri.
Berdasarkan hal di atas maka perlu dilaksanakan Praktikum Pengenalan Alat agar
Praktikan memahami kegunaan dari alat-alat praktikum tersebut guna melanjutkan
penelitiannya ke observasi yang lebih rumit di mata kuliah agroklimatologi ini.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan pada praktikum ini adalah untuk melatih
mahasiswa agar mengenal dan mengetahui alat-alat
yang pada umumnya digunakan dalam bidang
klimatologi pertanian ( Agroklimatologi ).

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer yang
menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan permukaan bumi di
bawahnya.Dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan hukum dan teknik
matematik.Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca dilakukan pada lokasi yang
dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari
stasiun meteorologi ini ialah menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan
atau data-data yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan
pertumbuhan atau hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili
keadaan pertanian dan keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi meteorogis
yang secara rutin diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling bawah, suhu
dan kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah hujan, dan curahan lainnya, durasi
penyinaran dan reaksi matahari (Prawirowardoyo, 1996).
Dalam bidang pertanian, menurut Wisnubroto (1999) ilmu prakiraan penentuan
kondisi iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah pengembangan
tanaman.Iklim mempengaruhi dunia pertanian.Presipitasi, evaporasi, suhu, angin, dan
kelembaban nisbi udara adalah unsur iklim yang penting. Dalam dunia pertanian, air, udara,
dan temperatur menjadi faktor yang penting. Kemampuan menyimpan air oleh tanah itu
terbatas. Sebagian air meninggalkan tanah dengan cara transpirasi, evaporasi, dan drainase.
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting dan
banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh
BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan
pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada
pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan
musim hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah.Jadi,
bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan
sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan
mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum).Untuk yang keras
menyimpan modul-modul setiap 15 menit.Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari
hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran.Ukuran utama dibuat di
stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban relatif,
temperatur tanah (Fontain, 2002).

Anda mungkin juga menyukai