Anda di halaman 1dari 20

TUGAS BIOLOGI SEL

MEMBRAN SEL

OLEH
KELOMPOK VIII
NURUL MUKHLISA
KASMAWATI
RENITA
MURSIDA

KELAS G KONVERSI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan sel

hidup dengan sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yang luar biasa ini tebalnya

kira-kira 8 nm. Seperti semua membran biologis, membran plasma memiliki

permeabilitas selektif, yakni membran ini memungkinkan beberapa substansi

dapat melintasinya dengan lebih mudah daripada substansi lainnya.

(Campbell,dkk.,2002).

Membran sel adalah lapisan yang memisahkan satu sel dengan sel lainnya,

serta memisahkan berbagai organel di dalam sel. Membran sel merupakan

membran yang paling luar baik pada sel prokariot maupun pada sel eukariot.

Fungsi membran adalah memelihara isi sel dari pencampuran bebas dengan

molekul di luar sel sebagai penghubung sel dengan lingkungan luarnya, karena

membran sel merupakan salah satu penyusun sel yang memisahkan bagian dalam

sel dengan lingkungan luar sel. Selain fungsi tersebut, membran sel juga sangat

berperan dalam transportasi seluler suatu ion atau molekul. Membran sel tersusun

oleh beberapa molekul, diantaranya adalah lipid, protein, dan karbohidrat.

Masing-masing dari molekul tersebut mempunyai fungsi, peranan, serta

komponen molekul yang berbeda masing-masing.

Terkait dengan struktur dari membran plasma, mengalami perkembangan

dari tahun 1917 hingga tahun 1972, perkembangan terakhir yang sampai sekarang
masih menjadi acuan yaitu tentang fluid mozaic model yang menerangkan bahwa

membran sel tersusun atas dua lapis fosfolipid (fosfolipid bilayer), dimana ujung

permukaan suatu lipid yang bersifat hidrofobik bersembunyi pada bagian interior

lipid dua lapis dan ujung permukaan hidrofilik menghadap ke permukaan dua sisi

membran plasma (baik yang menghadap ke interior sel maupun ke lingkungan

luar sel). Transportasi pada membran meliputi transpor aktif dan transpor pasif.

Contoh dari transpor aktif adalah pompa Na+ dan K+ yang melibatkan ATP dalam

prosesnya, sedangkan transpor pasif dapat berupa difusi, osmosis, endositosis, dan

eksositosi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun membuat rumusan

masalah sebagai berikut :


1. Apa definisi membran sel?
2. Bagaimana model perkembangan sistem membran sel?
3. Bagaimana molekul penyusun membran sel?
4. Bagaiamana komponen membran sel?
5. Bagaimana prinsip transpor membran plasma?
C. Tujuan Penuliasan
1. Untuk mengetahui definisi membran sel
2. Untuk mengetahui perkembangan model sistem membran sel
3. Untuk mengetahu penyusun membran sel
4. Untuk mengetahui komponen komponen membran sel
5. Untuk mengetahui prinsip transpor membran plasma
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Membran Sel


Membran sel atau lebih dikenal dengan membran plasma merupakan

bagian sel yang memisahkan lingkungan internal (bagian dalam) dengan

lingkungan eksternal (bagian luar) suatu sel, atau dengan kata lain merupakan

barier antara sel dengan lingkungannya.


Dengan dibatasi membran tersebut, sel mengorganisir lingkungan

internalnya untuk tujuan aktivitas kehidupan sel. Membran sel bersifat

selektif permeabel, yang berarti hanya molekul tertentu yang dapat melalui

membran plasma ini.


Beberapa substansi lebih sukar melintasinya daripada substansi lain, dan

ada pula molekul-molekul tertentu yang sama sekali tidak dapat lolos.
B. Perkembangan Model Sistem Membran Sel
a. Pada tahun 1935, Hugh Davson dan James Danielli mengajukan model

roti lapis (sandwich): suatu lapisan ganda fosfolipid diantara protein.

Tetapi masalah dari model ini adalah penempatan protein. Tidak seperti

protein yang larut dalam sitosol, protein membrane tidak larut dalam air

karena bersifat ampifatik; artinya protein membrane memiliki wilayah

hidrofobik sekaligus hidrofilik. Jika protein semacam itu melapisi

permukaan membrane bagian hidrofobiknya akan berada dalam

lingkungan yang mengandung air.


b. Pada tahu 1972, Nicholson dan Singer mengajukan hipotesis bahwa

protein membrane tersebut satu-satu terselip pada lapisan ganda

fosfolipid, dengan wilayah hidrofilik yang menonjol keluar. Susunan

molecular ini akan memaksimalkan kontak wilayah hidrofilik pada


protein dan fosfolipid dengan air dalam sitosol dan cairan ekstraseluler,

sambil memberikan lingkungan yang tak-berair untuk wilayah

hidrofobiknya. Pada model mosaic fluid ini, membrane merupakan suatu

mosaic dari molekul protein yang bergerak naik turun dalam lapisan

ganda fosfolipid yang bersifat fluid.


C. Molekul Penyusun Membran Sel

Berdasarkan fluid mozaic model yang masih berkembang sampai sekarang

ini, bahwa membran plasma tersusun oleh fosfolipid yang terdiri atas dua lapis

(lipid bilayer), dimana ujung permukaan suatu lipid yang bersifat hidrofobik

(bagian ekor) bersembunyi pada bagian interior lipid dua lapis. Adapun ujung

permukaan hidrofilik (bagian kepala) menghadap ke permukaan dua sisi membran

plasma (baik yang menghadap ke interior sel, maupun ke lingkungan luar sel).

Selain itu di dalam lipid bilayer tersebut, protein membran terbenam dalam

fosfolipid dua lapis membentuk struktur protein integral yang kokoh dan stabil.

Protein lain menempel di salah satu permukaan fosfolipid membentuk struktur

protein periferal. Dari keterangan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

membran tersusun atas lipid dan protein, namun tidak menutup kemungkinan

adanya molekul lain seperti karbohidrat yang berupa glikolipid yang berperan

sebagai reseptor ataupun molekul penting lain. Berikut merupakan gambar

struktur membran sel dengan keterangan makromolekulnya.Jumlah relative lipid


dan ptotein bervariasi dari yang ekstrem, misalnya myelin yang memiliki

kandungan lipid 80% dan protein 20% (dari beratnya) dibandingkan membrane

dalam mitokondria yang mengandung lebih dari 75% protein. Hampir sebagian

besar membrane pada tumbuhan dan hewan berada di tengah-tengah antara kedua

ekstrem tersebut, dengan kandungan lipid dari 30% sampai 50% dari total protein

membrane. Sedangkan karbohidrat umumnya terdapat sebesar 1%-10% dari berat

kering total komponen membrane.

D. Komponen membran sel

a. Lipid

Molekul lipid menyusun membran sebagai dua lapis lipid yang

kontinyu. Lemak pada membran sel memiliki tingkat variasi yang tinggi

tergantung pada jenis spesies, sel hewan atau sel tumbuhan. Molekul lemak

tersebut terdiri dari fosfogliserida, spingolipid, dan sterol sebagai kelompok

mayor atau kelompok besar. Fosfogliserida dan spingolipid merupakan

senyawa yang terdiri dari gugus fosfat dan secara umum dikenal dengan

sebutan fosfolipid. Sedangkan lemak yang memiliki gugus karbohidrat dan

tidak memiliki gugus fosfat dinamakan sebagai glikolipid. Berikut

merupakan penjelasan beberapa makromolekul lipid dalam membran.

1. Fosfolipid

Menyusun membran dengan susunan dua lapis (fosfolipid bilayer)

yang mempunyai ujung kepala polar atau hidrofilik dan ujung ekor

yang non polar atau hidrofobik. Fungsi fosfolipid adalah untuk

pembatas sel dengan lingkungannya. Fungsi ini dapat dilakukan karena


membran bersifat hidrofobik (tidak suka akan air), sekaligus

memperkenankan difusi molekul kecil seperti air, oksigen, dan

karbondioksida.

2. Kolesterol

Merupakan komponen membran pada sel hewan. Kolesterol

merupakan turunan asam lemak berantai karbon siklik, sehingga sangat

hidrofobik.

Kolesterol sangat berperan penting pada fluiditas membran. Pada

temperatur tinggi, kolesterol mejaga membran agar tidak terlalu fluid

dan menjadikan membran kurang permeabel terhadap molekul kecil

dengan ikatannya terhadap dengan interaksi antar ikatan asam

lemaknya. Begitu pula sebaliknya, dengan interaksi antar ikatan asam

lemak tersebut pada temperatur yang sangat rendah kolesterol

mencegah membran dari kekakuan.

3. Glikolipid

Merupakan modifikasi dari lipid membran dengan adanya

penambahan karbohidrat (monosakarida atau oligosakarida). Contoh

dari glikolipid adalah Serebrosida (glukoserebrosida dan

galaktoserebrosida) yang mempunyai rangka karbon sfingosin (bukan

gliserol).

Perbedaan susunan lipid pada membran juga penting dipahami

karena masing-masing lipid mempunyai karakter fisik yang berbeda,

sehingga dapat berguna untuk menjelaskan kemampuan sel berhadapan


dengan lingkungannya. Seperti yang kita tahu, ada sel yang mampu

hidup di tempat sangat dingin dan ada pula sel di tempat yang bersuhu

tinggi namun tidak mengalami denaturasi. Organisme yang hidup di

daerah dingin memiliki komposisi lipid yang ekor hidrofobiknya

pendek, ikatan rangkapnya banyak (tak jenuh), dan muatan ujung

kepala lipid meningkat. Sedangkan organisme yang hidup pada

temperatur tinggi menyesuaikan diri dengan susunan lipid yang ekor

hidrofobiknya panjang, ikatan rangkanya sedikit (jenuh), dan muatan

ujung kepala lipid lebih kecil. Hewan-hewan poikiloterm, yang hidup

pada temperatur yang berubah-ubah juga menyesuaikan diri dengan

perubahan komposisi lipid membran secara tepat.

b. Protein

Jumlah dan tipe protein yang ada pada membran sangat bervariasi

pada setiap membran dari sel tergantung pada fungsi spesifik yang

diembannya. Secara umum protein membran digolongkan menjadi dua,

yaitu protein integral dan protein membran.


1. Protein Integral

Protein membran terpadu (integral membrane proteins) adalah

protein yang menembus membran pada kedua permukaannya atau

membentang diantara kedua permukaan membran.

2. Protein Perifer

Protein ini merupakan protein yang terletak di daerah perifer dari

kedua sisi membran (sisi sitoplasmik dan sisi luar) dan berinteraksi

dengan protein membran lain secara non kovalen.

3. Protein Anchored

Merupakan protein yang terjangkar pada plasma membran oleh

ikatan kovalen lipid atau glikolipid.

Fungsi protein membrane

1. Transport, suatu protein yang membentang di kedua sisi membrane dapat

menyediakan saluran hidrofilik melintasi membrane yang bersifat

selektif untuk zat terlarut tertentu. Protein transport lain mengalami

perubahan bentuk untuk mengantarkan suatu zat dari satu sisi ke sisi

lain. Beberapa dari protein ini menghidrolisis ATP sebagai sumber

energy untuk memompa zat-zat secara aktif melintasi membrane

(transport aktif)

Jenis-jenis protein transport :

a. Protein saluran (channel protein) berfungsi dengan cara

memiliki saluran hidrofilik yang dapat digunakan oleh molekul

atau ion atomic tertentu sebagai saluran menyeberangi


membrane. Misalnya, lalu-lalang molekul air melalui

membrane pada sel tertentu sangat terbantu dengan protein

saluran akuaporin.

b. Protein pembawa (carrier protein), memegang molekul yang

dilewatkannya dan berubah bentuk sedemikian rupa sehingga

molekul tersebut terkirim melintasi membrane, bersifat spesifik

bagi zat yang ditranslokasikan hanya memungkinkan zat

tertentu menyeberangi membrane, seperti pada glukosa yang

diangkut dalam darah dan dibutuhkan RBC untuk aktivitas

selular.

2. Aktivitas enzimatik, protein yang tertanam pada membrane mungkin

berupa enzim dengan sisi aktifnya menghadap ke zat-zat dalam larutan

disekeliling membrane.

3. Transduksi sinyal. Protein membrane (reseptor) mungkin punya tempat

pengikatan dengan bentuk spesifik yang sesuai dengan bentuk pembawa

pesan kimiawi, misalnya hormone. Pembawa pesan eksternal (molekul

persinyalan) bisa menyebabkan perubahan bentuk pada prtein yang

merelai pesan itu ke bagian dalam sel, biasanya melalui pengikatan ke

protein sitoplasma.

c. Karbohidrat

Semua sel eukariotik mempunyai karbohidrat pada permukaan sel,

baik sebagai oligosakarida maupun polisakarida yang berikatan secara

kovalen dengan lipid atau protein integral. Persenyawaan karbohidrat


dengan lipid disebut glikolipid. Pada membran plasma, prosentase

glikolipid berkisar antara 2-10% dari berat total membran. Glikolipid hanya

didapatkan pada sisi eksoplasmik dari membran. Fungsi dari glikolipid

antara lain adalah :

1. Sebagai pelindung sel atau glikocalyx (contoh pada permukaan apikal

sel epidermis intestinum)

2. Sebagai insulator sel <Insulator adalah materi yang dapat mencegah

penghantaran panas, ataupun muatan listrik> (contoh pada sel saraf)

3. Sebagai penanda sel atau cell recognition (contoh sebagai reseptor toksin

kolera)

4. Sebagai penambat sel terhadap matrik ekstraseluler atau sel lain. Selain

glikolipid, membran biologi juga mempunyai glikoprotein, yaitu protein

membran yang mempunyai residu karbohidrat.

E. Fungsi Membran pada Transport Ion dan Molekul

Membran plasma merupakan salah satu bagian sel yang berfungsi sebagai

sarana perlintasan zat-zat. Setiap zat yang hendak masuk maupun keluar sel

tentunya harus melewati membran sel. Bagian utama dari membran plasma

merupakan lapisan lipid bilayer, dimana kepala hidrofilik berada di sisi luar

sedangkan ekor hidrofobiknya berada di bagian dalam. Bagian dalam yang

hidrofobik menyebabkan lapisan tersebut relatif impermeabel terhadap ion

dan beberapa molekul yang bersifat polar. Karena itu, membran plasma dapat

mencegah agar sebagian besar isi sel yang larut dalam air tidak keluar dari

sel. Sebaliknya, molekul-molekul kecil yang tidak bermuatan dapat


menyelinap di antara bagian pospolipid yang bersifat hidrofobik dan berdifusi

melalui lapisan tersebut.

1. Transport pasif

a. Difusi zat disebut melintasi membrane biologis disebut sebagai

transport pasif karena sel tidak haru mengeluarkan energy agar hal ini

terjadi.

Difusi air melintasi membrane permeabel aktif dinamakan osmosis.

Keseimbangan air pada sel tak berdinding: Jika suatu sel tanpa

dinding direndam dalam lingkungan yang isotonic terhadap

sel, tidak aka nada pergerakan netto air melintasi membrane

plasma, karena air melintasi membrane namun dengan

lajuyang sama dalam kedua arah, sehingga volume sel hewan

stabil. Dalam larutan yang hipertonik terhadap sel, sel akan

kehilangan air ke lingkungan, mengerut dan mati. Sedangkan

jika menempatkan sel dalam larutan yang hipotonik terhadap

sel, air akan memasuki sel lebih cepat daripada keluar dari sel,

dan sel akan membengkan serta lisis (meletus). Hal ini

disebabkan karena sel tanpa dinding kaku tidak dapat

mentoleransi pengamvilan air maupun kehilangan air yang

berlebih.

Keseimbangan air pada sel berdinding: Pada larutan hipotonis,

sel berdinding seperti sel tumbuhan, dinding yang relative tak

elastic akan mengembang hanya sampai batas tertentu sebelum


memberikan tekanan balik pada sel yang melawan

pengambilan air lebih lanjut. Pada titik ini sel bersifat turgid

(amat kaku). Jika keberadaan lingkungan isotonic maka tidak

ada kecenderungan air untuk masuk, sehingga sel menjadi

lembek (flaccid). Akan tetapi pada larutan hipertonik, sel

berdinding akan kehilangan air keluar sel dan menyusut.

Ketika sel tumbuhan mengkerut maka membrane plasmanya

terlepas dari dinding sel yang disebut dengan plasmolisis.

2. Transport aktif, adalah lalu lintas untuk memompa zat terlarut melintasi

membrane melawan gradient konsentrasinya dengan menggunakan energy.

a. ATP menyediakan energy bagi sebagian besar transport aktif, dengan

cara mentransfer gugus fosfat terminalnya secara langsung pada

protein transport. Ini akan menginduksi protein sedemikian rupa

sehingga mentranslokasi zat terlarut yang terikat ke protein sehingga

melintasi membrane.

b. Salah satu system transport yang bekerja adalah pompa natrium-

kalium yang mempertukarkan natrium (Na+) dengan kalium (K+)

melintasi membrane plasma sel hewan.

Sitoplasma bermuatan negative relative terhadap cairan

ekstraseluler akibat distribusi anion dan kation yang tidak merata di

kedua sisi membrane yang berseberangan. Voltase di kedua sisi

membrane, disebut potensial membrane, berkisar antara -50 mV


sampai -200 mV. Tanda minus mengidentifikasikan bahwa bagian

dalam sel bersifat negative terhadap bagian luar.

Siklus pompa kalium-natrium


1) Na+ pada sitoplasma berikatan dengan pompa natrium-kalium.

Afinitas terhadap Na+ sangat tinggi saat protein berbentuk seperti

ini.

2) Pengikatan Na+ merangsang fosforilasi (penambahan gugus fosfat)

protein oleh ATP

3) Fosforilasi menyebabkan protein berubah bentuk, sehingga

afinitasnya terhadap Na+ akan menurun, yang dilepaskan ke

sebelah luar

4) Bentuk baru protein memiliki afinitas yang tinggi terhadap ion K +,

yang berikatan ke sisi ekstraselular, dan memicu pelepasan gugus

fosfat

5) Hilangnya fosfat mengembalikan bentuk awal protein, yang

memiliki afinitas yang rendah terhadap K+

6) K+ dilepaskan; afinitas terhadap Na+ tinggi lagi, dan siklus ini

berulang lagi.

Karena bagian dalam sel itu lebih negative daripada bagian luar,

potensial membrane mendukung transport pasif kation ke dalam sel

dan anion keluar sel. Dengan demikian, dua gaya menggerakan

difusi ion melintasi membrane: gaya kimiawi (gradient konsentrasi

ion) dan gaya listrik (efek potensial membrane terhadap pergerakan

ion) yang disebut kombinasi gradient elektrokimiawi.

Protein transport yang membangkitkan voltase di kedua sisi

membrane disebut pompa elektrogenik, dimana pompa kalium


natrium adalah pompa elektrogenik utama pada sel hewan. Pompa

elektrogenik utama pada tumbuhan, fungi dan bakteri adalah

pompa proton, yang secara aktif memompa ion H + ke luar sel.

Pemompaan H+ mentransfer muatan positif dari sitoplasma ke

larutan ekstraselular.

3. Transport masal melintasi membrane plasma terjadi melalui eksositosis

dan endositosis :

a. Eksositosis adalah sel mengekskresikan molekul biologis tertentu

melalui penyatuan (fusi) vesikel dengan membrane plasma. Misalnya

sel beta pancreas membuat dan menyekresikan insulin ke dalam cairan

ekstraselular melalui eksositosis atau neuron (sel saraf) yang

menggunakan eksositosis untuk melepaskan neurotransmitter yang

memberikan sinyal kepada neuron lain atau sel otot.

b. Endositosis, dimana sel mengambil molekul biologis dan partikel

dengan cara membentuk vesikel baru dari membrane plasma. Ada tiga

tipe dari endositosis yaitu fagositosis (pemakanan selular), pinositosis

(peminuman selular) dan endositosis diperantarai oleh reseprot

(receptor-mediated-endocytosis)

Sel manusia menggunakan endositosis diperantarai reseptor untuk

mengambil kolesterol yang dimanfaatkan dalam sintesis membrane

dan steroid-steroid lain. Kolesterol mengalir dalam darah sebagai

partikel LDL (low density lipoprotein), kompleks yang terdiri dari


lipida dan protein. LDL bekerja sebagai ligan dengan cara

mengikat pada reseptor LDL pada membrane plasma dan

memasuki sel melalui endositosis.

Pada pinositosis sel meneguk droplet-droplet pada cairan

ekstraselular ke dalam vesikel kecil. Bukan cairan itu sendiri yang

dibutuhkan oleh sel, melainkan molekul-molekul yang terlarut

dalam droplet tersebut. Karena semua zat yang ditelan, oleh sel,

zat-zat yang ditranspor oleh pinositosis tidak bersifat spesifik.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan materi membran biologis di atas maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Membran sel memelihara kondisi intraselular pada kisaran tertentu yang

tidak selalu sama dengan komposisi cairan ekstrasel dengan jalan mengatur

keluar masuknya bahan/molekul-molekul/ ion-ion.

2. Potensial membran istirahat dipelihara tetap pada nilai tertentu oleh adanya

protein integral yang disebut Na+, K+, ATP-ase yang dapat membuang

kelebihan ion sodium keluar dan mengambil potasium ke dalam sel secara

aktif.

3. Potensial aksi terjadi jika stimulus menyebabkan depolarisasi membran

mencapai nilai ambang. Stimulus dengan kekuatan di bawah nilai ambang

tidak dapat menimbulkan potensial aksi dan di atas nilai ambang tidak

berkorelasi dengan kekuatan potensial aksi

B. Saran
Diperlukan referensi yang labih banyak untuk membahas menganai

membran sel ini.


DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.academia.edu/5158509/Membran_Sel-Biology_Campbell
2. http://sains-resources.blogspot.co.id/2013/06/protein-membran-sel.html
3. http://nuzula-setya.blogspot.co.id/p/protein-plasma.html
4. https://farmol.wordpress.com/2012/09/13/transport-by-carrier-protein/
5. http://budikolonjono.blogspot.co.id/2011/12/protein-carrier-pembawa.html
6. http://www.sridianti.com/transportasi-difusi-difasilitasi.html
7. http://tatangsma.com/2015/03/fungsi-transpor-protein-dalam-sel.html
8. Campbell, Neil A.,dkk.Biologi.Penerbit Erlangga.Jakarta.2000

Anda mungkin juga menyukai