Anda di halaman 1dari 5

PENGOLAHAN LIMBAH

SECARA AEROBIK

1. ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Aerator
2. Galon ukuran 3 Liter
3. Beaker glass 1 Liter
4. Kaca arloji
5. Spatula
BAHAN
1. Untuk media bakteri
- Gliserin 1 sdm
- KH2PO4 0,5 gr
- Air 700 ml
- Bakteri (Lactobacillus sp. Dan Saccharomyces sp.) 1 sdm
2. Limbah
- Limbah cair tahu 1 Liter
2. SKEMA KERJA

Siapkan Alat dan bahan


Buatlah

Media untuk bakteri


Ukur

Gliserin 1 sdm

KH2PO4 0,5 gr

Air 700 ml

Campurkan

Ke dalam beaker glass 1 L


Diamkan

Selama 1 jam dengan suhu 30C

Tuangkan
Aerator
Perubahan
Sampel
yangMedia
limbah
telah
kekeruhan
Limbah
Gallon
Gallon
terpasang
yang
setap
cair
telah
33limbah
Liter
hari
Liter
tahu
pada
dibuat
selama
Kedalam
Tuangkan
Nyalakan
Kedalam
Amat
Ambil selama
rangkaian
7 7hari
harialat
Amat

Tiap perubahan sampel

3. DATA PENGAMATAN

Waktu (hari) pH Turbidity


1 1 188
2 1 188
3 1 188
4 1 170
5 1 92,8
6 1 81,3
7 1 165

4. Pembahasan
Pembahasan Elita Rahayu
Proses pengolahan air limbah secara mikrobiologis aerob adalah pemanfaatan aktivitas
mikroba aerob dalam kondisi aerob untuk menguraikan zat organic yang terdapat dalam air
limbah menjadi zat inorganic yang stabil dan tidak memberikan dampak pencemaran terhadap
lingkungan. Bakteri yang digunakan pada pengolahan limbah kali ini adalah Lactobacillus sp.
dan Saccharomyces sp. Bakteri tersebut digunakan untuk menghilangkan bahan organic dan
mineral-mineral yang tidak diinginkan dari air limbah. Bagian reaktif dari sel bakteri adalah
membrane sitoplasmik.
Dengan adanya oksigen, mikroba aerob akan mengoksidasi senyawa organic senyawa
membentuk sel-sel baru dan bentuk yang lebih stabil disamping menghasilkan CO, NH, dan
HO. kecepatan reaksi mikrobiologis ini dikontrol oleh adanya enzim sebagai katalis biologis
yang dihasilkan oleh mikroba. Perombakan bahan organic oleh mikroorganisme tersebut terjadi
pada gallon yang sudah dilengkapi dengan alat aerator tersebut.
Dari hasil praktikum didapatkan nilai pH pada limbah sebesar 1 (asam), tidak ada
perubahan pH yang terjadi. Seharusnya pH hasil pengolahan berada pada nilai normal.
Kemungkinan kesalah pada hasil praktikum kali ini adalah kurang maksimalnya dalam
pengolahan media untuk bakteri serta laju alir udara dari aerator yang tidak terukur. Dengan nilai
turbidity yang berbeda-beda. Nilai turbidity terkecil adalah pada hari ke 4 yaitu 170 NTU.

Pembahasan Muhammad Iqbal


Praktikum kali ini membahas tentang pengolahan limbah secara aerobik dengan
menggunakan aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan limbah. Pengolahan limbah secara
aerobik merupakan pengolahan dengan meng-inject-kan udara ke dalam reaktor yang telah berisi
limbah. Limbah yang digunakan pada kelompok kami adalah limbah tahu. Limbah cair tahu ini
memiliki kandungan senyawa organik tinggi. Limbah tahu juga merupakan limbah yang bersifat
asam sehingga membutuhkan bakteri yang dapat menguraikannya. Dan kelompok kami mencoba
menggunakan bakteri Saccharomyces sp. dan Lactobacillus sp sebagai pencerna limbah..
Sebelum melakukan pengurain limbah, mikro-organisme tersebut dikembangbiakkan terlebih
dahulu dengan membuat nutrisi campuran Gliserin 1 sdm , KH2PO4, Air 700 ml dan isolat
bakteri 1 sdm. Bakteri dapat tumbuh dengan optimum pada suhu 31C dan dipanaskan
dibawah sinar matahari untuk mendapatkan suhu yang lebih tinggi dari suhu ruang. Setelah
dikira cukup dalam mengembangkannya selama 1 jam , bakteri dicampurkan ke dalam limbah
yang telah dialiri udara dengan kecepatan 3L/menit. Aliran udara ini juga berfungsi untuk
memberikan oksigen pada mikro-organisme sehingga mikro-organisme dapat tumbuh dan
berkembang dalam limbah karena mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri aerob. Dalam
proses pengolahan aerobik ini terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan yaitu
pertumbuhan bakteri dan proses pertambahan oksigen atau udara.
Data/sampel yang kami ambil adalah sampel limbah yang sudah di proses selama hari ke 1
hingga hari ke 7, dapat disimpulkan bahwa mikro-organisme dalam menguraikan limbah secara
maksimal sampai hari ke-6. Pada hari ke-4 mulai menunjukan hasil kekeruhan yang berkurang
yaitu sebesar 81,3.dan semakin berwarna putih sedikit bening/bersih pada hari ke 7. Namun, ada
penyebab lain dari kurang maksimumnya kerja mikro-organisme adalah munculnya busa dalam
bak aerasi atau galon. Munculnya busa dapat menyebabkan bakteri collaps dan mati serta air
limbah tidak bisa terolah dengan sempurna. Adapun yang dapat menyebabkan munculnya limbah
yaitu kondisi air limbah yang mengandung detergen, perbadingan food / mikroorganisme yang
tidak normal dan adanya kandungan chemical yang digunakan yang dapat memicu terbentuknya
busa. Dalam usaha penghilangan busa juga terdapat banyak cara, tetapi kelompok kami tidak
menambahkan bahan tambahan apapun untuk menghilangkan busa, namun hanya memperkecil
aliran udara pada saat aerasi karena aliran udara yang terlalu besar dapat menimbulkan busa.

Pembahasan Nadya Rizkita

Pada praktikum ini kami melakukan percobaan pengolahan limbah dengan metode
mikrobiologis aerob, Aerob adalah proses yang berlangsung secara biologis dengan
menggunakan oksigen. Oksidasi bahan organic menggunakan molekul oksigen adalah proses
utama yang menghasilkan energy kimia untuk mikroorgansme. Proses aerob adalah proses
respirasi sel menggunakan oksigen untuk mengoksidasi substrat.
Limbah yang kami gunakan dari percobaan ini adalah limbah kimia yang terdapat di
laboratorium Teknik kimia. Sebelum melakukan pengurain limbah, mikro-organisme tersebut
dikembangbiakkan terlebih dahulu dengan membuat nutrisi campuran Gliserin 1 sdm ,
KH2PO4, Air 700 ml dan isolat bakteri 1 sdm. Bakteri dapat tumbuh dengan optimum pada
suhu 31C dan dipanaskan dibawah sinar matahari untuk mendapatkan suhu yang lebih tinggi
dari suhu ruang. Setelah dikira cukup dalam mengembangkannya selama 1 jam , bakteri
dicampurkan ke dalam limbah yang telah dialiri udara dengan kecepatan 3L/menit. Aliran udara
ini juga berfungsi untuk memberikan oksigen pada mikro-organisme sehingga mikro-organisme
dapat tumbuh dan berkembang dalam limbah karena mikroorganisme yang digunakan adalah
bakteri aerob.
Dalam percobaan ini pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengamati perubahan
pH,warna dan turbidity suatu limbah. Dari data yang diperoleh limbah tidak mengalami
perubahan yaitu dari pengamatan pertama sampai pengamatan terakhir pH tetap 1 (asam), serta
muncul busa dalam galon tempat proses berlangsung. Selain itu diperoleh nilai turbidity yang
berbeda-beda dari setiap sampel, nilai turbidity terkecil adalah pada hari ke 4 yaitu 170 NTU.

Anda mungkin juga menyukai