Anda di halaman 1dari 4

RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME

(RDS)

1. LANDASAN TEORI
1.1 PENGERTIAN
1.1.1 Respiratory distress syndrome (RDS) adalah perkembangan yang imatur pada sistem
pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS dikatakan
sebagai hyaline membrane disease (HMD). (Suriadi SKp, Rita Yuliani SKp, 2001 : 265)
1.1.2 Respiratory distress syndrome (RDS) adalah istilah yang digunakan untuk disfungsi
pernafasan pada neonatus. Gangguan ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan
keterlambatan perkembangan maturitas paru. Gangguan ini biasanya dikenal dengan
nama hyaline membrane disease (HMD) atau penyakit membrane hialin, karena pada
apenyakit ini selalu ditemukan pada membrane hialin yang melapisi alveoli. (Asrining
Surasmi dkk, 2003: 70)
1.2 ETIOLOGI
Dihubungkan dengan usia kehamilan. Berat badan bayi lahir kurang dari 2500 gram. Sering
kali pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. 20% berkembang
dengan bronchopulmunary dysplasia (BPD). (Suriadi SKp, Rita Yuliani SKp, 2001 : 267)
1.3 PATOFISIOLOGI
1.3.1 Pada bayi dengan RDS, dimana adanya ketidakmampuan paru untuk mengembang dan
alveoli terbuka. RDS pada bayi yang belum matur menyebabkan gagal pernafasan karena
imaturnya dinding dada, parenchyma paru, dan imaturnya endothelium kapiler yang
menyebabkan kolaps paru pada akhir ekspirasi.
1.3.2 Pada bayi dengan RDS disebabkan oleh menurunnya jumlah surfaktan atau perubahan
kualitatif surfaktan, dengan demikian menimbulkan ketidakmampuan alveoli untuk ekspansi.
Terjadinya perubahan tekanan intra-extrathoracic dan menurunnya pertukaran udara.
1.4 MANIFESTASI KLINIS
Gejala berikut terlihat pada 6 sampai 8 jam pertama kehidupan
1.4.1 Pernafasan cepat (tachypneu)
1.4.2 Retraksi (tarikan) dada (suprasternal, substernal, intercostal)
1.4.3 Pernafasan terlihat paradoks
1.4.4 Pernafasan cuping hidung
1.4.5 Apnea (berhentinya pernafasan)
1.4.6 Murmur
1.4.7 Sianosis sejalan dengan peningkatan hipoksemia
1.4.8 Menurunnya daya complain paru
1.4.9 Dengkur ekspirator
1.5.0 Hipotensi sistemik (pucat perifer, edema, pengisian kapiler tertunda lebih dari 3 sampai 4
detik
1.5 KOMPLIKASI
1.5.1 Pneumothorax
1.5.2 pneumomediastinum
1.5.3 Pulmonary interstitial dysplasia
1.5.4 Bronchopulmunary dysplasia (BPD)
1.5.5 Patent ductus arteriosus (PDA)
1.5.7 Menurunnya pengeluaran urine
1.5.8 Asidosis
1.6.1 Hipokalemi
1.6.2 Hipoglikemi
1.6.3 Disseminated intravascular coagulation (DIC)
1.8.4 Kejang
1.6.6 Rethinopaty pada premature
1.6.7 Infeksi (pneumonia, septicemia)
1.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.6.1 Foto roentgen
1.6.2 Analisa gas darah
1.6.3 Imatur lechitin/ sphingomyolin (L/S)
1.7 PENATALAKSANAAN TERAPIUTIK
1.7.1 Perbaikan oksigenasi dan pertahankan volume paru optimal
(1) Rumatan PaO2 antara 50 sampai 80 mmHg, PaCO2 antara 40 dan 50 mmHg, PH paling
sedikit 7,25.
(2) Penggantian surfaktan melalui selang endotrakeal (endotrtracheal tube(ET))
(3) Tekanan jalan nafas positif secara tetap melalui nasal prongs untuk mencegah kehilangan
volume selama ekspirasi.
(4) Ventilasi mekanik melalului ET untuk hipoksemia berat (PaO2 kurang dari 50 sampai 60
mmHg) dan/ atau hiperkapnia (PaCO2 lebih dari 60 mmHg)
(5) pemantauan transkutan dan oksimetri nadi
(6) Pemberian aerosol bronkodilator
(7) Fisioterapi thorax
(8) Opsi kardiorespiratori tambahan (ventilasi frekuensi tinggi, oksigenasi membrane
ekstrakorporea, oksida nitrat, ventilasi cairan).
1.7.2 Pertahankan kestabilan suhu.
1.7.3 Berikan asupan cairan elektrolit dan nutrisi yang seimbang.
1.7.4 Pantau nilai gas darah arteri, hemoglobin dan hematokrit serta bilirubin.
1.7.5 Lakukan tranfusi darah seperlunya untuk mempertahankan hematokrit
1.7.6 Pertahankan jalur arteri (arterial line) untuk memantau PaO2 dan pengambilan sampel
darah.
1.7.7 Berikan obat yang diperlukan
(1) Deuretik untuk mengurangi edema interstisial
(2) NaHCO3 untuk asidosis metabolic
(3) Antibiotik untuk infeksi terkait
(4) Analgesik untuk nyeri dan iritabilitas
(5) Teofilin sebagai stimulant respiratori
(6) Vasopresor (dopamine, debutamin)
(7) Kortikosteroid untuk meningkatkan maturitas paru
(8) Bronkodilstor
.2. LANDASAN ASUHAN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai