Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL OBSERVASI

TENTANG WAQAF
TAHUN PELAJARAN 2016-2017

Disusun oleh :
Rinaldi Adiba X MIPA 6 absen 31

PEMBIMBING Mata Pelajaran PAI


RATNA PURWANINGSIH, S.Pd.I M.Ag
SMA NEGERI 1 TUREN
Jl. Mayjend. Panjaitan 65, (0341) 824711 Turen, Kab. Malang 65175

1|Laporan hasil Observasi


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat Nyalah, tugas
membuat laporan pengamatan tentang tanah waqaf dapat terselesaikan sesuai waktu yang disediakan
tanpa halangan yang berarti. Laporan pengamatan ini disusun setelah melakukan wawancara kepada
pihak yang terkait yang merupakan sumber yang terpercaya dalam rangka untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) semester 2 kelas X. Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ratna Purwaningsih, S.Pd.I M.Ag selaku guru pembimbing mata pelajar PAI kelas
X MIPA 6
2. Orang tua kami yang ikut mendukung secara moral maupun materiil.
3. Keluarga bapak margono yang bersedia untuk saya wawancarai.
Saya menyadari bahwa Laporan Pengamatan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kami
mengharapkan adanya masukan baik itu saran ataupun kritik yang bersifat membangun, serta
bimbingan lebih lanjut yang sifatnya membangun dari semua pihak demi sempurnanya makalah ini.
Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam Laporan Hasil Observasi ini terdapat
kesalahan baik itu penulisan maupun penyusunan yang telah penulis lakukan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 13 April 2017

2|Laporan hasil Observasi


TEORI DASAR
A. Pengertian Waqaf
Secara bahasa, wakaf berasal dari bahasa Arab yang artinya menahan (alhabs)
dan mencegah (al-manu). Maksudnya adalah menahan untuk tidak
dijual, tidak dihadiahkan, atau diwariskan.
Wakaf menurut istilah syari adalah suatu ungkapan yang mengandung
penahanan harta miliknya kepada orang lain atau lembaga dengan cara menyerahkan
suatu benda yang kekal zatnyauntuk diambil manfaatnya oleh masyarakat
B. Rukun Waqaf dan Syarat Waqaf
Rukun Wakaf Ada empat rukun yang mesti dipenuhi dalam berwakaf.

1. Orang yang berwakaf (al-waqif) dengan syarat sebagai berikut


a) Memiliki secara penuh harta itu, artinya dia merdeka untuk mewakafkan harta
itu kepada siapa yang ia kehendaki.
b) Berakal, tidak sah wakaf orang bodoh, orang gila, atau orang yang sedang
mabuk.
c) Balig.
d) Mampu bertindak secara hukum (rasyid). Implikasinya orang bodoh, orang
yang sedang bangkrut (muflis) dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan
hartanya.
2. Benda yang diwakafkan (al-mauquf) dengan syarat sebagai berikut.
a) Barang yang diwakafkan itu harus barang yang berharga.
b) Harta yang diwakafkan itu harus diketahui kadarnya. Jadi, apabila harta itu
tidak diketahui jumlahnya (majhul), pengalihan milik pada ketika itu tidak
sah.
c) Harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf
(wakif).
d) Harta itu harus berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta lain (mufarrazan)
atau disebut juga dengan istilah gaira ai.

3|Laporan hasil Observasi


TEORI DASAR
3. Orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf alaihi) atau sekelompok
orang/badan hukum yang disertai tugas mengurus dan memelihara barang
wakaf (nazir). Dari segi klasifikasinya orang yang menerima wakaf ini ada
dua macam, yaitu seperti berikut.
a) Tertentu (muayyan), yaitu jelas orang yang menerima wakaf itu, apakah
seorang, dua orang, atau satu kumpulan yang semuanya tertentu dan
tidak boleh diubah. Persyaratan bagi orang yang menerima wakaf
tertentu ini (al-mawquf muayyan) bahwa ia adalah orang yang boleh
untuk memiliki harta (ahlan li al-tamlik). Maka, orang muslim, merdeka
dan kafir zimni (non muslim yang bersahabat) yang memenuhi syarat ini,
boleh memiliki harta wakaf. Adapun orang bodoh, hamba sahaya, dan
orang gila tidak sah menerima wakaf.
b) Tidak tertentu (gaira muayyan), yaitu tempat berwakaf itu
tidakditentukan secara terperinci, umpamanya seseorang untuk orang
fakir, miskin, tempat ibadah, dan lain-lain. Syarat-syarat yang berkaitan
dengan ghaira muayyan, yaitu bahwa yang akan menerima wakaf itu
hendaklah dapat menjadikan wakaf itu untuk kebaikan yang dengannya
dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan hanya ditujukan untuk
kepentingan Islam saja.
4. lafadz atau ikrar wakaf (sighah) dengan syarat sebagai berikut.
a) Ucapan itu harus mengandung kata-kata yang menunjukkan kekalnya
(tabid). Tidak sah wakaf kalau ucapan dengan batas waktu tertentu.
b) Ucapan itu dapat direalisasikan segera (tanjiz), tanpa disangkutkan
atau digantungkan kepada syarat tertentu.
c) Ucapan itu bersifat pasti.
d) Ucapan itu tidak diikuti oleh syarat yang membatalkan.

4|Laporan hasil Observasi


PELAKSANAAN
A. Tujuan Penelitian
Mengetahui data tanah wakaf berupa Mushola yang digunakan untuk
kemaslahatan umat Islam di daerah masyarakat setempat.
B. Manfaat Penelitian
1. Mengembangkan ilmu tentang tanah wakaf guna menambah wawasan dibidang terkait

baik dari segi penulis maupun pembaca.

2. Dapat menjadi acuan dan referensi untuk bahan penelitian lanjutan.

3. Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan mengenai kendala-kendala peranan tanah

wakaf untuk kemaslhatan umat Islam kedepannya.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam membuat laporan ini, saya
menggunakan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

a. Wawancara

Dalam pengumpulan data, saya berhadapan langsung dengan narasumber untuk


mendapatkan informasi tentang waqaf. Wawancara ini dilaksanakan oleh saya dengan
menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya.

b. Observasi

Cara memperoleh data dengan mengadakan pengamatan dilakukan untuk memperoleh


data-data berdasarkan kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan dengan melakukan
pencatatan-pencatatan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

c. Buku

Sebagai landasan teori dan data untuk memperkuat data penyusunan

d. Jurnal dan Internet

Saya melihat atau meninjau dari berbagai jenis laporan dalam penyusunan laporan ini
yang sumbernya didapati dari internet yaitu blog slide share

5|Laporan hasil Observasi


PELAKSANAAN
D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 April 2017 di dusun


Jatirengga, Desa Talok, Kecamatan Turen. Alasan yang melatar belakangi saya
memilih lokasi ini yakni karena saya sudah mengenal kondisi lingkungan tanah
wakaf serta terdapat banyak narasumber yang relevan. Saya juga mudah
mendapatkan data karena sebagian masyarakat sudah sesuai dengan saya.

E. Narasumber
1. Ibu Lina (Selaku Suami pewaqaf)
F. Pertanyaan Saya kepada Narasumber
1. Siapakah yang mewakafkan (Wakif)?
2. Siapa yang menjadi Nadzir ?
3. Siapa yang menjadi Saksinya?
4. Apa yang diwakafkan?
5. Dimana lokasinya?
6. Prosedur dalam melakukan waqaf tersebut?
7. Mengapa diwakafkan/ latar belakang terjadinya waqaf tersebut?
8. Pengelolaan dan pengembangan tanah waqaf tersebut?
9. Status tanah tersebut?
10.Kapan waqaf terjadi?
11.Kendala-kendala dalam mewaqafkan?
12.Proses Perkembangan dari awal pembanguna sampai sekarang?
13.Kegiatan yang dilakukan di tanah waqaf tersebut?
14.Siapa yang menjadi takmir ?
15. Fasilitas yang ada di mushola tsb?
16.Kapan mendapatkan akte waqaf?
17. Nama Mushalah?

6|Laporan hasil Observasi


DATA PELAKSANAAN
A.Jawaban Narasumber
1. Yang mewakafkan adalah Bapak Margono dan Ibu Lina
2. Nadzirnya adalah Bapak Ibnu Masyihidi
3. Saksinya ada dua yakni: Bapak Kusnan (Perangkat desa)
Bapak Mulyanto (Perangkat desa)
4. Yang diwakafkan adalah Pekarangan dengan panjang 11m dan lebar 11m
5. Lokasinya Desa Tanggung, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, JATIM
6. A. Mengajukan kepada Kantor Nahdatul Ulama (Lalu diproses oleh NU)
B. Lalu tanda tangan ke kantor kepala desa
7. Rasa keinginan dari pihak pewaqaf untuk mewaqafkan tanahnya
dikarenakan melihat kebutuhan akan adanya mushalah dikalangan warga
seperti untuk shalat, tempat untuk pengajian oleh warga sekitar
8. Yang mengelola dan mengembangkan adalah dana dari warga melalui kas
9. Hak Milik
10.2015, setelah 3 bulan jadi mushalah
11.Tidak ada, Saat itu yang menyumbang untuk membangun mushalah sangat
banyak sehingga dalam 3 bulan sudah jadi mushalah tersebut
12. Dari awal hingga sekarang tetap mungkin hanya penamabahan fasilitas
seperti karpet, rukuh, sarung, kopiah, dampar dan alquran
13.Kegiatan yang dilakukan di tanah waqaf tersebut yakni:
a. Khataman oleh Ibu ibu setiap minggu kliwon
b. Dibaan oleh Bapak bapak setiap hari selasa
c. Khataman Bapak bapak setiap jumat legi
d. Istigosah
e. Ngaji anak anak sore hari
f. Shalat lima waktu

7|Laporan hasil Observasi


DATA PELAKSANAAN

14. Bapak
15. Fasilitas yang ada di mushola tsb:
a. Tempat wudhu
b. Toilet
c. Gudang penyimpanan barang barang penting milik mushola tsb
d. Perlenkapan Shalat
e. Dampar / Meja kecil untuk ngaji
f. Pengeras Suara
16. Mendapat kan akte ikrar waqaf pada th 2016 / 1 tahun setelah terjadinya
ikrar
17. Mushalah Al-Habib Al-Ikhlas
B. Bukti Gambar
a. Proses Wawancara

8|Laporan hasil Observasi


b. Akta Ikrar Waqaf

c. Tempat wudhu

d. Mushola tampak luar

9|Laporan hasil Observasi


PENUTUP
Kesimpulan
Pada tanggal 25 Djumadil Awal 1436 H atau tanggal 16 maret 2015 telah diwaqafkan
sebuah pekarangan yang memiliki panjang 11m dan lebar 11m serta luas 121m2 dengan
syarat untuk dijadikan mushola oleh bapak Margono (41 th) dan istrinya Ibu Lina yang lalu
diterima oleh (Nadzir) Ibnu Masyihidi (51th) yang telah disksikan oleh bapak Kusnan (41th)
dan bapak Mulyanto (50th) yang merupakan perangkat desa. Pada bulan maret, sudah mulai
dibangun mushola diatas tanah waqaf tsb melalui dana masyarakat sekitar yang akhirnya
rampung pada bulan Juni 2015.
Pak Margono mewaqafkan tanahnya karena melihat disekitar desanya itu masih
belum ada langgar sehingga untuk kegiatan sehari hari masyarakat seperti mengaji, shalat
berjamaah, dan acara-acara islam lainnya menjadi kurang efektif karena ketidak
tersedianya tempat yang layak.
Pengelolaan mushola seperti kebersihan, air, listrik, pengembangan dan lain lain
berasal dari dana kas yang diperoleh dari warga setiap melakukan kegiatan. Hingga saat ini
mushola Mushalah Al-Habib Al-Ikhlas telah memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti:
a. Tempat wudhu
b. Toilet
c. Gudang penyimpanan barang barang penting milik mushola tsb
d. Perlenkapan Shalat
e. Dampar / Meja kecil untuk ngaji
f. Pengeras Suara
Dalam melakukan waqaf tidak ada kendala apapun, mulai dari pendaftaran sampai
pengelolaan. Pendaftaran dilakukan dikantor cabang NU lalu akan diproses oleh NU setelah
itu tinggal klarifikasi ke kantor Desa, untuk pengelolaan dan pembangunan mushola itu
murni dari sumbangan warga sekitar.

10 | L a p o r a n h a s i l O b s e r v a s i
Saran
1. Dalam mushala Al-Habib Al-Ikhlas saya mendapati bahwasanya mushola tsb tidak
ada takmir yang mengurus keuangan dan kegiatan mushala, hal ini sangat
disayangkan.
2. Sebaiknya jumlah dana yang terkumpul dan pengeluaran mushala itu harus ditulis di
dalam sebuah papan agar semua warga tahu jumlah keuangan mushala untuk
menghindari fitnah
3. Sebaiknya Takmir meminta kepada pengurus NU, mencarikan ustad ahli tafsir untuk
mengisi kuliah subuh sebab dengan adanya kuliah subuh orang akan rajin ke mushola
sebab penasaran dengan kandungan alquran.

Daftar Pustaka
Buku PAI kelas X
Internet

11 | L a p o r a n h a s i l O b s e r v a s i

Anda mungkin juga menyukai