Anda di halaman 1dari 49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Pengkajian Keperawatan
Tabel.4. Identitas pasien dengan gangguan sistem neurolgi
(stroke)
Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2
Nama Ny. A Tn. S
Umur 52 tahun 45 tahun
Jenis kelamin Perempuan Laki-laki
Suku bangsa Makassar Makassar
Pekerjaan IRT Honorer
Pendidikan SMP SMA
Alamat Mallengkeri Gowa

Tanggungan BPJS BPJS


Diagnosa medik STROKE+HT STROKE
Sumber informasi
a. Nama
b. Umur Tn. M Ny. B
57 39 tahun
c. Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
d. Pendidikan
SMP SMA
e. Hubungan Suami Istri
dengan pasien

Tabel.5.Riwayat Keperawatan pasien dengan gangguan sistem


neurolgi (stroke)
Riwayat Pasien 1 Pasien 2
Keperawatan
1 2 3
a. Riwayat sebelum Klien mengatakan Istri klien
sakit mengalami serangan mengatakan pernah
Stroke pertama 3 mengalami tekanan
bulan yang lalu, darah tinggi
kemudian mengalami
kelumpuhan
setengah badan
selama 3 bulan.

b. Riwayat penyakit Sakit kepala seperti Istri klien


sekarang ditusuk-tusuk, Mual mengatakan 3 hari
1) Keluhan utama muntah, Lemas, dirumah mengalami
penurunan berat sakit kepala dan
badan 4 kg, susah tiba-tiba mengalami
menelan, penglihatan kelumpuhan
kabur. sebagian badan dan
tidak bisa bicara.
2) Riwayat keluhan Klien mengatakan Istri klien
utama Sakit kepala seperti mengatakan 3 hari
ditusuk-tusuk, Mual dirumah mengalami
muntah, lemas, sakit kepala dan
dirasakan 2 hari tiba-tiba mengalami
dirumah dan kelumpuhan
mengalami sebagian badan dan
penurunan berat tidak bisa bicara
badan ,penglihatan dialami sejak jam 3
kabur selama dia subuh.
menderita Stroke.
c. Riwayat Klien mengatakan Istri klien
kesehatan keluarga tidak ada mengatakan tidak
sekarang yang menderita ada keluarga yang
penyakit Stroke, menderita penyakit
hanya orang tua klien Stroke, dan
mengalami penyakit sekarang sedang
Hipertensi dan klien dirawat di Rumah
sekarang sedang Sakit Haji Makassar
dirawat di Rumah
Sakit Haji Makassar.

Masalah keperawatan Stroke Stroke


d. Riwayat Klien mengatakan Istri klien
kesehatan lingkungan timpat mengatakan
lingkungan tinggalnya bersih. lingkungan tempat
tinggalnya bersih
e. Alat bantu yang Pada saat dilakukan Pada saat dilakukan
dipakai pengkajian gigi pengkajian gigi
pasien nampak masih pasien nampak
lengkap, tidak masih lengkap,tidak
menggunakan menggunakan
kacamata, dan kacamata, dan
pendengaran masih pendengaran masih
baik. baik

Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah


Genogram (pasien 1)

? ? ? ? ? ?

5 57
2
2
2 36 2 2
9 2

Genogram (pasien 2)

? ? ? ?

45 4
1

31 23 19
f. Riwayat G1 : kedua orang tua G1 : kedua orang
kesehatan klien sudah tua klien sudah
keluarga meninggal dan tidak meninggal dan tidak
ada yang menderita ada riwayat Stroke.
penyakit Stroke, ibu G2 : klien anak
dari klien menderita pertama dari dua
penyakit hipertensi. orang bersaudara.
G2 : klien anak ke G3 : klien
dua dari empat orang mempunyai tiga
bersaudara yang orang anak dan
sedang mengalami tidak ada yang
penyakit Stroke. mengalami riwayat
G3 : klien mempunyai penyakit yang sama.
tiga orang anak dan
tidak ada yang
mengalami riwayat
penyakit yang sama
dengan klien.

Tabel.6.Observasi dan Pemeriksaan fisik pasien dengan


gangguan sistem neurolgi (stroke)
Pemeriksaan fisik Pasien 1 Pasien 2
1 2 3
a. Keadaan umum Lemah Lemah
b. Tanda-tanda vital, TD : 150/80 TD : 110/70
TB,dan BB RR : 22x/menit RR : 24x/menit
Nadi : 82x/menit Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,2C Suhu : 36,5C
BB : 51 kg BB : 50 kg
TB : 148 cm TB : 150 cm
c. Body symptoms Tidak ada suara Tidak ada suara
1) Pernafasan nafas tambahan nafas tambahan
(BL :
Breathing)
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
2) Cardiovasku Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
ler (B2 :
Bleeding)
a) Suara Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
jantung suara jantung suara jantung

b) Edema Tidak ada Tidak ada


Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
3) Pernyataan Kesadaran pasien Kesadaran pasien
(B3 : Brain ) composmentis composmentis
a) Glasgow E (eye) : 4 E (eye) : 4
coma scal V (Verbal) : 5 V (Verbal) : 1
M (Motoric) : 6 M (Motoric) : 1
Total : 15 Total : 6
b)Kepala dan
wajah

(1) Mata Klien mengatakan Tidak ada kelainan


( Sclera, mengalami gangguan pada bagian mata.
Konjungtiva, penglihatan sebelah Konjungtiva tidak
Leher, kanan, konjungtiva anemis
Replex). tidak anemis. Tidak ada
Tidak ada pembengkakan dan
pembengkakan dan nyeri tekan pada
nyeri tekan pada leher.
leher.

c)Persepsi
sensori Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
(1) Pendengara pada bagian pada bagian
n penginderaan. penginderaan.
(2) Penciuman
(3) Pengecapa.
4) Perkemihan-
Eliminasi
(B4:Bladder)
a) Produksi urine
b)Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari
c)Warna Kuning Kuning
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
5) Pencernaan-
Eliminasi Alvi (B5-
Bowel)
a)Mulut dan
tenggorokan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
b)Abdomen Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri
c)Bising usus 25x/menit tekan
d)Peristaltic
e)Rektum Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
f) BAB 1x sehari 2x sehari
g)Diet khusus Diet bubur Tidak ada diet
khusus

Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah


6) Tulang-otot-
integumen
(B6:Bone)
a) Kemampuan Pergerakan bebas Pergerakan
pergerakan terbatas
sendi
Tidak ada keluhan Kelumpuhan
b) Ekstremitas bagian ekstremitas tangan dan kaki
sebelah kanan
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Kelumpuhan
c) Kulit Warna kulit sawo Warna kulit sawo
matang, akral matang, akral
hangat, dan turgor hangat, dan turgor
kulit baik. kulit baik.
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
7) System endokrin
a)Terapi hormon Tidak ada Tidak ada
b)Karakteristik Tidak ada Tidak ada
c)Riwayat
pertumbuhan Pasien nampak Pasien nampak
dan lemah lemah dan tidak
perkembangan bisa
fisik bergerak/bergeser
8) System
reproduksi Normal. Normal.
a) Bentuk
b)Kebersihan Bersih Bersih

Tabel.7.Pola aktivitas pasien dengan gangguan sistem neurolgi


(stroke)
Pola aktivitas Pasien 1 Paien 2
1 2 3
a. Makan Klien mengatakan Pasien mengatakan
1) Dirumah nafsu makan frekuensi makan
menurun dengan sewaktu dirumah 3x
frekuwensi makan sehari dengan jenis
3xsehari dengan menu nasi, lauk,
porsi tidak dan
dihabiskan, menu sayur, porsi makan
nasi, sayur dan 1 piring, semua
lauk. makanan disukai
dan tidak ada alergi
apapun.
2) Dirumah sakit Pasien Pasien mengatakan
mengatakan selama dirawat di
selama dirawat di rumah sakit
rumah sakit nafsu frekuensi makan 3x
makan menurun Sehari, dengan
porsi tidak jenis menu nasi
dihabiskan, dan lauk pauk yang
diet bubur disediakan oleh
rumah sakit.
Masalah keperawatan Nutrisi kurang dari Tidak ada masalah
kebutuhan tubuh
b. Minum
1) Dirumah Pasien Pasien mengatakan
mengatakan frekuensi minum
frekuensi minum sewaktu dirumah
sewaktu dirumah kurang lebih 5 botol
kurang lebih 8 dengan jenis menu
gelas sehari air putih dan kopi,
dengan jenis semua minuman
menu air putih, disukai dan tidak
semua minuman ada alergi apapun.
disukai, dan tidak
ada alergi apapun.
2) Dirumah sakit Pasien Pasien mengatakan
mengatakan frekuensi minum
frekuensi minum selama dirumah
sewaktu dirumah sakit kurang lebih 4
sakit kurang lebih botol dengan jenis
5 gelas dengan menu air putih,
jenis menu air semua minuman
putih. disukai dan tidak
ada alergi apapun.
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah

c. Kebersihan diri Pasien Pasien mengatakan


1) Dirumah mengatakan sewaktu dirumah
sewaktu dirumah pasien mandi 3x
pasien mandi 3x sehari, keramas 2x
sehari, keramas seminggu, sikat gigi
2x seminggu, sikat 3x sehari, potong
gigi 3x sehari, kuku 1x seminggu
potong kuku 1x dan ganti pakaian
seminggu dan 3x sehari
ganti pakaian 3x
sehari
2) Dirumah sakit Pasien Pasien mengatakan
mengatakan selama dirumah
selama dirumah sakit pasien tidak
sakit pasien tidak pernah mandi,
pernah mandi, tetapi hanya
tetapi hanya membersihkan diri
membersihkan diri menggunakan
menggunakan waslap, tidak
waslap, tidak pernah keramas,
pernah keramas, tidak pernah gosok
tidak pernah, tidak gigi, tidak pernah
pernah potong potong kuku dan
kuku dan ganti ganti pakaian 2x
pakaian 1x sehari sehari

Masalah keperawatan Tidak ada masalah tidak ada masalah


d. Istirahat dan
aktivitas
1) Istirahat tidur Pasien Pasien mengatakan
a) Dirumah mengatakan sewaktu dirumah
sewaktu dirumah pasien tidur siang
pasien tidur siang selama 2 jam mulai
selama 3 jam jam 13.00 sampai
mulai jam 13.00 jam 15.00,
sampai jam 16.00, sedangkkan tidur
sedangkan tidur malam pasien
malam pasien selama 8 jam mulai
selama 8 jam jam 22.00 sampai
mulai jam 21.00 06.00
sampai 05.00
b) Dirumah sakit Pasien Pasien mengatakan
mengatakan selama dirumah
selama dirumah sakit pasien tidur
sakit pasien tidur siang selama 1 jam
siang selama 1 mulai jam 14.00
jam mulai jam sampai jam 15.00,
13.00 sampai jam sedangkan tidur
14.00, sedangkan malam pasien
tidur malam selama 4 jam mulai
pasien selama jam 23.20 sampai
kurang lebih 5 jam 03.45 dan ketika
dan terbangun terbangun pasien
kemudian tidur sudah tidak bisa
kembali mulai jam tertidur kembali.
23.00 sampai
04.00
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah

2) Aktivitas Pasien Pasien mengatakan


a) Dirumah mengatakan sewaktu dirumah
sewaktu dirumah pasien beraktivitas
pasien beraktivitas sekitar 8 jam,Mulai
sekitar 3-4 jam, jam 07.00 sampai
Mulai jam 07.00 jam 02.00, jenis
sampai jam 11.00, aktivitas yang
jenis aktivitas yang dilakukan yaitu
dilakukan yaitu kerja sebagai
bermacam- honorer.
macam,
membersihkan
rumah dan lain-
lain.
b) Dirumah sakit Pasien Pasien mengatakan
mengatakan selama dirumah
selama dirumah sakit pasien tidak
sakit pasien tidak melakukan aktivitas
melakukan apapun, jenis
aktivitas apapun, aktivitas yang
jenis aktivitas yang dilakukan hanya
dilakukan hanya badrest dan
badrest dan tergantung pada
tergantung pada keluarga dan
keluarga dan perawat.
perawat.
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah

Tabel.8.Psikososial spiritual pasien dengan gangguan sistem


neurolgi (stroke)
Psikososial spiritual Pasien 1 Pasien 2
1 2 3
a. Sosial interaksi Pasien Pasien mengatakan
mengatakan hubungan dengan
hubungan dengan keluarga baik,
keluarga baik, dukungan
dukungan keluarganya kurang
keluarganya aktif, reaksi saat
sangat aktif, reaksi interaksi pasien
saat interaksi kooperatif dan tidak
pasien kooperatif ada konflik yang
dan tidak ada terjadi.
konflik yang
terjadi.
b. Spiritual Klien mengatakan Keluarga pasien
sumber kekuatan mengatakan
saat ini yaitu sumber kekuatan
keluarga dan saat ini yaitu
harapan saat ini keluarga dan
yaitu pasien harapan saat ini
segera sembuh yaitu pasien segera
total dan bisa sembuh dan bisa
keluar dari rumah bicara.
sakit.
c. Persepsi Pasien Pasien mengatakan
mengatakan penyakit yang
penyakit yang diderita sekarang
diderita sekarang adalah cobaan dari
adalah cobaan Allah SWT, dan
dari Allah SWT, akan segera
dan akan segera sembuh
sembuh
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah

Tabel.9.Pemeriksaan penunjang pasien dengan gangguan


sistem neurolgi (stroke)
Pemeriksaan penunjang
Pasien 1
Kimia darah Hasil
Glukosa 138 mg/dl
Sewaktu
Kolestrol total 149 mg/dl
Trigliserida 119 mg/dl
Kolesterol HDL 38 mg/dl
Kolesterol LDL 87 mg/dl

Pasien 2
Kimia darah
Glukosa sewaktu 124 mg/dl
Ureum 35.8 mg/dl
Kreatinin 0.8 mg/dl
SGOT 35 U/L
SGPT 18 U/L
Tabel.10.Terapi pasien dengan gangguan sistem neurolgi
(stroke)
Terapi medis
Pasien 1 Pasien 2
Infus RL 20 tpm Infus RL 20 tpm
Mecobalamin 1 amp/IV Firacetam 39
Soholin 1 amp/IV Citicoline 1 amp/IV
Citicoline 1 amp/IV Dexamethasone 1
Antiemetik amp/IV
compazine Mecobalamin 1 amp/IV
Soholin 1 amp/IV
Kateter
2. Diagnosa keperawatan
a. Pasien 1
1) Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan interupsi aliran darah
2) Resiko gangguan nutrisi berhubungan dengan kelemahan otot untuk mengunyah dan menelan
b. Pasien 2
1) Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan interupsi aliran darah
2) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan denan kelemahan, kerusakan perseptual/kognitif.
3) Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral
Tabel.11. Analisa data pasien dengan gangguan sistem neurolgi (stroke)

No Data Masalah keperawatan No Data Masalah keperawatan

1 2 3 1 2 3

Pasien 1 Pasien 2

1 Diagnosa 1 1 Diagnosa 1
Data subyektif Perubahan perfusi jaringan cerebral
Data subyektif Perubahan perfusi berhubungan dengan interupsi
1. Klien mengatakan sakit jaringan cerebral 1. Keluarga aliran darah
kepala seperti ditusuk- berhubungan dengan mengatakan 2
tusuk interupsi aliran darah hari sebelum
2. Dirasakan 2 hari sebelum masuk rumah
masuk rumah sakit
sakit mengalami
3. Nyeri hilang tombul
Data obyektif sakit kepala
1. Wajah klien tampak 2. Keluarga klien
meringis. mengatakan
2. Keadaan umum lemah bahwa klien tidak
3. Skala nyeri 5 (sedang). bisa bangun
4. TTV: bergerak dan
TD : 150/80 mmHg bergeser
N : 82 x/i 3. Keluarga klien
S : 36,2 C
mengatakan
P : 22 x/i
kekuatan tangan
dan kaki kanan
tidak bisa
digerakkan dan
tidak bisa bicara

Data obyektif

1. Kekuatan tangan
dan kaki klien
sebelah kanan
nilai (1).
2. Aktifitas klien
dibantu oleh istri
atau keluarga
dan perawat
3. Refleks menurun
ketika diajak
bicara hanya bisa
menatap
4. Ttv
TD : 110/80
mmHg
N : 80 x/i
S : 36,5 C
P : 24
x/i
Diagnosa 2 Diagnosa 2 Kerusakan mobilitas fisik
berhubungan dengan
Data subyektif Resiko gangguan nutrisi Data subyektif
1 Klien mengatakan berhubungan dengan 1. Keluarga klien kelemahan, kerusakan
muntah 3 kali. kelemahan otot untuk mengatakan tiba-
perseptual/kognitif.
2 Klien mengatakan mengunyah dan menelan tiba mengalami
nafsu makannya kelumpuhan kaki
menurun dan susah dan tangan
untuk menelan sejak 2 sebelah kanan.
hari dirumah dan 2. Dialami sejak
selama klien dirawat. jam 3 subuh
3 Klien mengatakan
berat badan menurun Data obyektif
Data obyektif 1. Klien terlihat
1 Keadaan umum lemah lemah
2 BB sebelum sakit 55 2. Tidak bisa
kg. melakukan
3 BB selama sakit : 50 aktivitas sendiri
kg 3. Bartel index
4 TTV (fuctional status
Td : 150/80 mmhg assessment)
N : 82 x/i skor 4
P :22 x/i ketergantungan
S :36,2 C 4. Hanya bisa
menggerakkan
badan bagian
sebelah kiri
5. TTV:
TD : 110/80
mmHg
N : 80 x/i
S : 36,5 C
P : 24 x/i

Diagnosa 3 Kerusakan komunikasi


verbal berhubungan dengan
Data subyektif
1. Istri klien kerusakan sirkulasi serebral
mengatakan
sejak subuh
mengalami
kelumpuhan dan
tidak bisaca
2. Istri klien
mengatakan baru
pertama kali
mengalami
penyakit seperti
itu
Data obyektif
1. Keadaan umum
lemah.
2. Infus cairan RL
20 tpm.
3. Pasien ketika
dikaji hanya bisa
menatap tidak
bisa bicara
4. TTV:
Td : 110/80
mmHg
N : 80 x/i
S : 36,5 C
P : 24 x/i

3. Intervensi keperawatan

Tabel.12. Intervensi Keperawatan pasien dengan gangguan sistem neurolgi (stroke)

Diagnosa keperawatan Tujuan dan Hasil Intervensi keperawatan Rasional


1 2 3 4
Pasien 1
Perubahan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau/catat status 1. Mengetahui
selama 2x24 jam diharapkan neurologis sesering kecenderungan tingkat
cerebral berhubungan
klien menunjukkan perfusi mungkin dan bandingkan kesadaran.
dengan interupsi aliran jaringan serebral adekuat dengan nilai standar
Kriteria hasil ( mis, GCS).
darah
1. Gelisah tidak ada 2. Monitoring vital sign
2. Tingkat kesadaran 3. Letakkan kepala dengan 2. Mengetahui perubahan
membaik posisi lebih tinggi dan TTV
3. GCS 12-15 dalam posisi netral 3. Menurunkan tekanan
4. Tidak ada (anatomis). arteri dengan
peningkatakan TIK 4. Kolaborasi pemberian meningkatkan draenase
5. Pengingatan baik obat sesuai dengan dan meningkatkan
6. Orientasi baik indikasi. sirkulasi.
4. Membantu proses
penyembuhan.
Resiko gangguan nutrisi Setelah dilakukan perawtan 1. Monitoring vital sign 1. Mengetahui keadaa
2x24 jam otot menguyah dan 2. Anjurkan pasien umum klien
berhubungan dengan
menelan teratasi untuk meningkatkan 2. Membantu
kelemahan otot untuk Kriteria Hasil intake makan sedikit pemenuhan nutrisi
1. Pasien tidak tapi sering 3. Menambah
mengunyah dan menelan
merasakan mual 3. Berikan informasi pengetahuan klien
2. Tidak ada gangguan tentang kebutuhan tentang nutrisi yang
menelan nutrisi cocok untuk
3. Klien mengatakan 4. Evaluasi penyebab kebutuhan klien
tidak merasakan mual dan muntah 4. Mengetahui
muntah 5. Kolaborasi pemberian penyebab klien
antiemetik muntah
5. Mengurangi mual dan
muntah
4. Implementasi dan Evaluasi

Tabel.13. Implementasi, Evaluasi keperawatan pasien dengan gangguan sistem neurolgi (stroke)

Hari 1
Pelaksanaan Tanggal Implementasi Evaluasi
Jam
Pasien 1
Perubahan perfusi Sabtu 1. Pantau/catat status S :
03 Juni 2017 neurologis sesering
jaringan cerebral 1. Klien mengatakan sakit kepala
09:00 mungkin dan bandingkan
seperti ditusuk-tusuk
berhubungan dengan dengan nilai standar ( mis,
2. Dirasakan 2 hari sebelum masuk
GCS).
interupsi aliran darah rumah sakit
09:15 H:
3. Nyeri hilang timbul
- GCS O:
E: 4. V:4, M:4 1. Wajah klien tampak meringis.
2. Keadaan umum lemah
2. Monitoring vital sign
09:20 3. Skala nyeri 5 (sedang).
H:
4. TTV
- TTV: TD : 150/80 mmHg
09:25 TD : 150/80 mmHg N : 82 x/i
N : 82 x/i S : 36,2 C
S : 36,2 C P : 22 x/i
P : 22 x/i A : Masalah belum teratasi
3. Letakkan kepala dengan P : Lanjutkan intervensi
posisi lebih tinggi dan
1. Pantau/catat status neurologis
dalam posisi netral
sesering mungkin dan
(anatomis). bandingkan dengan nilai standar
H: ( mis, GCS).
- Klien dalam posisi 2. Monitoring vital sign
semifowler 3. Letakkan kepala dengan posisi
4. Kolaborasi pemberian obat lebih tinggi dan dalam posisi
netral (anatomis).
sesuai dengan indikasi.
4. Kolaborasi pemberian obat
H:
sesuai dengan indikasi.
- Pemberian obat 3xsehari

Resiko gangguan Sabtu 1. Monitoring vital sign S:


03 Juni 2017 H:
nutrisi berhubungan 1. Klien mengatakan muntah 3 kali
09:35
- TTV: dirumah sebelum masuk Rumah
dengan kelemahan otot
TD : 150/80 mmHg Sakit
untuk mengunyah dan N : 82 x/i 2. Klien mengatakan nafsu makan
09:40 S : 36,2 C menurun, susah menelan dan
menelan
P : 22 x/i berat badan menurun
1. Anjurkan pasien untuk O:
meningkatkan intake makan
1. Klien nampak lemah
sedikit tapi sering.
2. BB sebelum sakit 55 kg
H:
09:45 3. BB setelah sakit 50 kg
- Klien makan 2-3 sendok 4. Ttv
Td : 150/80 mmhg
tiap 15 menit
N : 82 x/i
2. Berikan informasi tentang P :22 x/i
09:50 kebutuhan nutrisi S :36,2 C
H: A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Klien mengatakan sudah 1. Monitoring vital sign
09:55 2. Anjurkan pasien untuk
mengerti diet makanan
meningkatkan intake makan
untuk kebutuhan nutrisinya. sedikit tapi sering.
3. Berikan informasi tentang
3. Evaluasi penyebab mual
kebutuhan nutrisi
dan muntah
4. Evaluasi penyebab mual dan
H:
muntah
- Makanan mengandung
5. Kolaborasi pemberian antiemetik
rasa asam yang tinggi
4. Kolaborasi pemberian
antiemetik
H:
1. Pemberian obat 3xsehari
Pelaksanaan Hari 2
Perubahan perfusi Minggu 1. Pantau/catat status S :
04 Juni 2017 neurologis sesering
jaringan cerebral 1. Klien mengatakan kadang-
10:05 mungkin dan bandingkan
berhubungan dengan dengan nilai standar ( mis, kadang masih merasakan sakit
GCS).
interupsi aliran darah. kepala
10:10 H:
- E: 4, V:5, M:5 2. Nyeri hilang timbul
2. Monitoring vital sign
O:
H:
TTV 1. Klien nampak tidak meringis
10:15 Td :130/100 mmhg
2. Aktifitas dibantu suami
N : 84 x/i
P :20 x/i 3. TTV
S :36,2 C Td :130/100 mmhg
10:20 3. Letakkan kepala dengan N : 84 x/i
posisi lebih tinggi dan P :20 x/i
dalam posisi netral S :36,2 C
(anatomis). A : Masalah sebagian teratasi
H: P : Lanjutkan intervensi
- Pasien dalam posisi
1 Pantau/catat status neurologis
semifowler
sesering mungkin dan
4. Kolaborasi pemberian obat
bandingkan dengan nilai standar
sesuai dengan indikasi. ( mis, GCS).
2 Monitoring vital sign
H:
Kolaborasi pemberian obat
- Pemberian obat 2xsehari
sesuai dengan indikasi
Resiko gangguan 10:30 1. Monitoring vital sign dan S :
timbang berat badan 1. Klien mengatakan merasa mual
nutrisi berhubungan
H: dan ingin muntah
dengan kelemahan otot - BB 5,10 kg 2. Klien mengatakan masih susah
- TTV untuk menelan sehingga harus
untuk mengunyah dan
10:35 Td :130/100 Mmhg makan hanya beberapa sendok
menelan N : 84 x/i O:
P :20 x/i 1. Klien terlihat lemas
S :36 C 2. BB 5,10 kg
2. Anjurkan pasien untuk TTV
10:40 meningkatkan intake makan Td :130/100 Mmhg
sedikit tapi sering. N : 84 x/i
H: P :20 x/i
S :36 C
- Klien makan 2-3 sendok
A : Masalah belum teratasi
tiap 15 menit P : Lanjutkan intervensi
1. Monitoring vital sign dan timbang
3. Kolaborasi pemberian
berat badan
antiemetik 2. Anjurkan pasien untuk
H: meningkatkan intake makan
sedikit tapi sering
- Pemberian obat
3. Kolaborasi pemberian antiemetik
3xsehari

Pelaksanaan Hari 3
Perubahan perfusi Senin 1. Pantau/catat status S:
neurologis sesering
jaringan cerebral 05 Juni 2017 1. Klien mengatakan terkadang
mungkin dan bandingkan
berhubungan dengan 09:00 dengan nilai standar ( mis, sakit kepala tetapi sudah tidak
GCS).
interupsi aliran darah. terlalu nyeri
H:
- E: 4, V:5, M:5 2. Skala nyeri 2
09:05 2. Monitoring vital sign
3. Klien mengatakan sudah
H:
TTV diperbolehkan pulang oleh
Td :130/80 mmhg
dokter
N : 80 x/i
P :23 x/i O:
09:10 S :36 C
1. Klien terlihat rileks
3. Kolaborasi pemberian obat
sesuai dengan indikasi 2. Tidak ada ekspresi nyeri
H:
3. Ttv
- Pemberian obat 2xsehari
Td :130/80 mmhg
N : 80 x/i
P :23 x/i
S :36 C
A : Masalah sebagian teratasi
P : Lanjutkan intervensi dirumah
1. Memberitahukan pada klien cara
minum obat yang benar
2. Minum obat 2 kali sehari setelah
makan pagi hari dan malam hari.

Resiko gangguan 09:30 1. Monitoring vital sign dan S:


timbang berat badan
nutrisi berhubungan 1. Klien mengatakan sudah
H:
dengan kelemahan otot rencana pulang
- BB 5,10 kg
untuk mengunyah dan - TTV O:
Td :130/80 Mmhg
menelan 09:35 1. BB 5,10 kg
N : 80 x/i
TTV
P :23 x/i
Td :130/100 Mmhg
S :36 C
N : 80 x/i
2. Anjurkan pasien untuk
P :23 x/i
meningkatkan intake makan
S :36 C
sedikit tapi sering.
09:40 A : Masalah sebagian teratasi
H:
P : Lanjutkan intervensi dirumah
- Klien makan 2-7 sendok
1. Timbang berat badan
tiap 15 menit
2. Menganjurkan klien untuk
3. Kolaborasi pemberian
makan sedikit tapi sering dengan
antiemetik
menu makanan yang tidak
H:
terlalu banyak mengandung
- Pemberian vitamin 3x asam
sehari 3. Mengajarkan klien cara terapi
nonfarmakologi yaitu: mengisi
botol akua kecil dengan air
hangat lalu tekan pada bagian
perut/nyeri pada perul maupun
nyeri ulu hari
4. Mengajarkan klien cara minum
obat yang benar 2 kali sehari
pagi hari dan malam hari
ssetelah makan.

Tabel.14. Intervensi keperawatan pasien dengan gangguan sistem neurolgi (stroke)

Diagnosa keperawatan
Tujuan, Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Pasien 2
Perubahan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau/catat status 1. Mengetahui
keperawatan selama 2x24 neurologis sesering kecenderungan
cerebral berhubungan
jam perfusi jaringan cerebral mungkin dan tingkat kesadaran.
dengan interupsi aliran adekuat. bandingkan dengan
darah. Kriteria Hasil : nilai standar ( mis,
1. Klien bisa bergerak GCS).
2. Tidak ada vertigo 2. Monitoring vital sign 2. Mengetahui
3. Kesadaran membaik 3. Letakkan kepala perubahan TTV
dengan posisi lebih 3. Menurunkan tekanan
tinggi dan dalam arteri dengan
posisi netral meningkatkan
(anatomis). draenase dan
4. Kolaborasi pemberian meningkatkan
sirkulasi.
obat sesuai dengan
4. Membantu proses
indikasi. penyembuhan.

Kerusakan mobilitas fisik Setelah dilakukan perawatan 1. Kaji kerusakan secara 1. Mengidentifikasi kekuatan
selama 2x24 jam kerusakan fungsional/luasnya / kelemahan tentang
berhubungan denan
mobilitas fisik teratasi kerusakan awal secara pemulihan, membantu
kelemahan, kerusakan dengan kriteria hasil: teratur. dalam pemilihan
1. mobilisasi dapat 2. Ubah posisi setiap 2 jam intervensi.
perseptual/kognitif.
dilakukan, kesadaran 3. Melakukan latihan gerak 2. Menurunkan resiko
membaik, aktif dan pasif pada dekubitus.
mempertahankan semua ekstremitas. 3. Meminimalkan atrofi otot,
posisi dan fungsi 4. Tinggikan tangan dan meningkatkan sirkulasi,
optimal, kepala. membantu mencegah
mempertahankan 5. Observasi bagian yang kontraktur.
integritas kulit. sakit/terkena gangguan 4. Meningkatkan aliran
sirkulasi. darah balik vena dan
membantu mencegah
edema.
5. Jaringan yang mengalami
cedera mudah
mengalami trauma.
Kerusakan komunikasi Setelah dilakukan perawatan 1. Kaji kemampuan klien 1. Membantu menentukan
selama 2x24 jam klien dapat tampak memahami kata daerah dan derajat
verbal berhubungan dengan
berkomunikasi dengan tepat atau mengalami kesulitan kerusakan serebral yang
kerusakan sirkulasi serebral dan sesuai bicara. terjadi dan kesulitan klien
Kriteria Hasil: 2. Berikan meode dalam berbicara.
1. klien dapat komunikasi alternatif, 2. Memberikan komunikasi
mengidentifikasi seperti menulis dipapan tentang kebutuhan
pemahaman tentang tulis, pelihatkan gambar berdasarkan keadaan.
cara berkomunikasi berikan petunjuk visual. 3. Bermanfaat dalam
yang baik dan sesuai 3. Antisipasi dan penuhi menurunkan prustasi bila
kebutuhan klien. tergantung pada orang
4. Gunakan pertanyaan lain.
terbuka dengan jawaban 4. Menurunkan
ya/tidak selanjutkan kebingungan/ansietas
kembangkan pada selama proses
pertanyaan yang lebih komunikasi
kompleks sesuai dengan
respon klien.
5. Hargai kemampuan klien
sebelum terjadi penyakit,
hindari percakapan yang 5. Menjaga kemampuan
merendahkan klien. klien untuk
6. Ajarkan pasien mempertahankan harga
komunikasih non verbal diri.
dengan menggunakan
tangan yang sebelah kiri 6. Membantu memenuhi
kebutuhan pasien sesuai
keinginan
Tabel.15. Implementasi, Evaluasi pasien dengan gangguan sistem neurolgi (stroke)

Hari 1
Pelaksanaan Tanggal Implementasi Evaluasi
Jam
Pasien 2
Perubahan perfusi Sabtu 1. Pantau/catat status S:
3 Juni 2017 neurologis sesering mungkin 1. Keluarga klien mengatakan
jaringan cerebral
02:00 dan bandingkan dengan nilai lengan dan tungkai kanan bawah
berhubungan dengan standar ( mis, GCS). tidak bisa digerakkan.
H: 2. Keluarga mengatakan 3 hari
interupsi aliran darah.
- E: 4, V:1, M:1 dirumah mengalami sakit kepala
02:05 2. Monitoring vital sign sebelum masuk rumah sakit.
H: O:
- Ttv 1. Kekuatan lengan dan tungkai
TD : 110/80 mmHg menurun
N : 80 x/i 2. Keadaan umum lemah
S : 36,5 C 3. Ttv
P : 24 x/i TD : 110/80 mmHg
02:10 3. Letakkan kepala dengan N : 80 x/i
posisi lebih tinggi dan dalam S : 36,5 C
posisi netral (anatomis). P : 24 x/i
H: A: Masalah belum teratasi
- Pasien dalam posisi P : Lanjutkan intervensi
semifowler 1. Pantau/catat status neurologis
02:15 4. Kolaborasi pemberian obat sesering mungkin dan bandingkan
dengan nilai standar ( mis, GCS).
sesuai dengan indikasi.
2. Monitoring vital sign
H: 3. Letakkan kepala dengan posisi
- Pemberian obat 3xsehari lebih tinggi dan dalam posisi netral
(anatomis).
4. Kolaborasi pemberian obat
Kerusakan 02:30 1. Kaji kemampuan klien S:
tampak memahami kata atau 1. Keluarga mengatakan klien tidak
mobilitas fisik
mengalami kesulitan bicara. bisa menggerkkan badan sebelah
berhubungan H: kanan
- Klien tidak mampu 2. Keluarga mengatakan respon
denan kelemahan,
berbicara hanya menatap
kerusakan 02:35 2. Ubah posisi setiap 2 jam O:
H: 1. Klien terlihat lemah
perseptual/kognitif.
- Keluarga mengubah 2. Tidak bisa melakukan aktivitas
posisi klien dalam posisi sendiri
sims kiri dan sims kanan 3. Bartel index (fuctional status
02:40 3. Melakukan latihan gerak aktif assessment) skor 4
dan pasif pada semua ketergantungan
ekstremitas 4. Hanya bisa menggerakkan badan
H: bagian sebelah kiri
- Klien tidak bisa 5. TTV:
mengangkat ataupun TD : 110/80 mmHg
menggeserkan badannya N : 80 x/i
yang sebelah kanan. S : 36,5 C
02:45 4. Tinggikan tangan dan kepala P : 24 x/i
H: A : Masalah belum teratasi
- Posisi kepala lebih tinggi P : Lanjutkan intervensi
dari kaki, posisi tangan 1. Kaji kemampuan klien tampak
berada diatas bantal memahami kata atau mengalami
02:50 5. Observasi bagian yang kesulitan bicara.
sakit/terkena gangguan 2. Ubah posisi setiap 2 jam
sirkulasi. 3. Melakukan latihan gerak aktif dan
H: pasif pada semua ekstremitas
- Tidak ada bagian tungkai 4. Tinggikan tangan dan kepala
yang kesemutan 5. Observasi bagian yang
sakit/terkena gangguan sirkulasi.
Kerusakan 03:10 1 Kaji kemampuan klien S:
tampak memahami kata atau 1. Istri klien mengatakan sejak subuh
komunikasi verbal
mengalami kesulitan bicara. mengalami kelumpuhan dan tidak
berhubungan H: bicara
dengan kerusakan
- Klien tidak bisa bicara 2. Istri klien mengatakan baru
sirkulasi serebral 03:15 2 Berikan meode komunikasi pertama kali mengalami penyakit
alternatif, seperti menulis seperti itu
dipapan tulis, pelihatkan Data obyektif
gambar berikan petunjuk 1. Keadaan umum lemah.
visual. 2. Infus cairan RL 20 tpm.
H: 3. Pasien ketika dikaji hanya bisa
- Klien hanya bisa menatap tidak bisa bicara
03:20 menatap ketika diajak 4. TTV:
bicara Td : 110/80 mmHg
3 Antisipasi dan penuhi N : 80 x/i
kebutuhan klien. S : 36,5 C
H: P : 24 x/i
- Kebutuhan klien A: Masalah belum teratasi
03:25 terpenuhi dibantu oleh P: Lanjutkan intervensi
keluarga dan perawat 1. Kaji kemampuan klien tampak
4 Gunakan pertanyaan terbuka memahami kata atau mengalami
dengan jawaban ya/tidak. kesulitan bicara.
03:30 H: 2. Berikan meode komunikasi
- Tidak ada respon klien alternatif, seperti menulis dipapan
5 Hargai kemampuan klien tulis, pelihatkan gambar berikan
sebelum terjadi penyakit, petunjuk visual.
hindari percakapan yang 3. Antisipasi dan penuhi kebutuhan
merendahkan klien. klien.
H: 4. Gunakan pertanyaan terbuka
- Keluarga selalu dengan jawaban ya/tidak.
03:35 mengajak bicara klien 5. Hargai kemampuan klien sebelum
untuk melatih terjadi penyakit, hindari
kemampuannya percakapan yang merendahkan
6 Berkolaborasi pemberian klien.
obat 6. Berkolaborasi pemberian obat
H:
- Pemberian obat 3 kali
sehari

Hari 2
Perubahan perfusi Minggu 1 Pantau/catat status S:
04 Juni 2014 neurologis sesering mungkin 1. Keluarga klien mengatakan
jaringan cerebral
02:00 dan bandingkan dengan nilai lengan dan tungkai kanan bawah
berhubungan standar ( mis, GCS). tidak bisa digerakkan.
H: 2. Keluarga mengatakan 3 hari
dengan interupsi
02:05 - E: 4, V:1, M:1 dirumah mengalami sakit kepala
aliran darah. 2 Monitoring vital sign sebelum masuk rumah sakit.
H: O:
- Ttv 1. Kekuatan lengan dan tungkai
TD : 110/80 mmHg menurun
N : 83 x/i 2. Keadaan umum lemah
02:10 S : 36,5 C 3. Hanya respon mata
P : 22 x/i 4. Ttv
3 Letakkan kepala dengan TD : 110/80 mmHg
posisi lebih tinggi dan dalam N : 83 x/i
posisi netral (anatomis). S : 36,5 C
H: P : 22 x/i
02:15 - Pasien dalam posisi A: Masalah belum teratasi
semifowler P : Lanjutkan intervensi
4 Kolaborasi pemberian obat 1. Pantau/catat status neurologis
sesering mungkin dan bandingkan
sesuai dengan indikasi.
dengan nilai standar ( mis, GCS).
H: 2. Monitoring vital sign
- Pemberian obat 3xsehari 3. Letakkan kepala dengan posisi
lebih tinggi dan dalam posisi netral
(anatomis).
4. Kolaborasi pemberian obat
Kerusakan 02:30 1. Mengkaji kemampuan klien S:
tampak memahami kata atau 1. Keluarga mengatakan klien tidak
mobilitas fisik
mengalami kesulitan bicara. bisa menggerkkan badan sebelah
berhubungan H: kanan
- Pasien tidak ada respon O:
denan kelemahan,
02:35 2. Mengubah posisi setiap 2 1. Klien terlihat lemah
kerusakan jam 2. Tidak ada respon
H: 3. Tidak bisa melakukan aktivitas
perseptual/kognitif.
- Keluarga mengubah sendiri
02:40 posisi klien dalam posisi 4. Bartel index (fuctional status
sims kiri dan sims kanan assessment) skor 4
3. Melakukan latihan gerak aktif ketergantungan
dan pasif pada semua 5. Hanya bisa menggerakkan badan
ekstremitas bagian sebelah kiri
H: 6. TTV:
- Pasien tidak bisa TD : 110/80 mmHg
02:45 mengangkat ataupun N : 83 x/i
menggeserkan badannya S : 36,5 C
yang sebelah kanan. P : 22 x/i
4. Memberi rangsangan nyeri A : Masalah belum teratasi
pada bagian badan yang P : Lanjutkan intervensi
mengalami kelumpuhan 1. Kaji kemampuan pasien tampak
02:50 H: memahami kata atau mengalami
- Tidak ada respon nyeri kesulitan bicara.
yg dirasakan pasien 2. Ubah posisi setiap 2 jam
02:55 5. Meniggikan kepala 3. Melakukan latihan gerak aktif dan
H: pasif pada semua ekstremitas
- Pasien dalam posisi 4. Beri rangsangan nyeri pada
kepala lebih tinggi dari bagian badan yang mengalami
kaki kelumpuhan
6. Mengobservasi bagian yang 5. Tinggikan kepala
sakit/terkena gangguan 6. Observasi bagian yang
sirkulasi. sakit/terkena gangguan sirkulasi.
H:
- Tidak ada bagian badan
yang sakit tungkai yang
kesemutan.

Kerusakan 03:05 1. Mengkaji kemampuan S:


pasien tampak memahami 1. Istri pasien mengatakan pasien
komunikasi verbal
kata atau mengalami seperti ingin mengatakan sesuatu
berhubungan kesulitan bicara. padanya tapi tidak tau
03:10 H: mengucapkannya
dengan kerusakan
- Pasien tidak mampu 2. Istri pasien mengatakan baru
sirkulasi serebral bicara pertama kali mengalami penyakit
2. Memberikan meode seperti itu
komunikasi alternatif, seperti O:
menulis dipapan tulis, 1. Keadaan umum lemah.
03:15 pelihatkan gambar berikan 2. Infus cairan RL 20 tpm.
petunjuk visual. 3. Pasien ketika dikaji hanya bisa
H: menatap tidak bisa bicara
- Tidak ada resvon motorik 4. TTV:
dan verbal Td : 110/80 mmHg
3. Mengantisipasi dan penuhi N : 83 x/i
03:20 kebutuhan pasien. S : 36,5 C
H: P : 22 x/i
- Kebutuhan pasien A: Masalah belum teratasi
terpenuhi dibantu oleh P: Lanjutkan intervensi
03:25 keluarga dan perawat 1. Mengkaji kemampuan pasien
4. Menggunakan pertanyaan tampak memahami kata atau
terbuka dengan jawaban mengalami kesulitan bicara.
ya/tidak. 2. Memberikan meode komunikasi
H: alternatif, seperti menulis dipapan
- Tidak ada respon verbal tulis, pelihatkan gambar berikan
5. Menghargai kemampuan petunjuk visual.
pasien sebelum terjadi 3. Mengantisipasi dan penuhi
03:30 penyakit, hindari percakapan kebutuhan pasien.
yang merendahkan pasien. 4. Menggunakan pertanyaan terbuka
H: dengan jawaban ya/tidak.
- Keluarga selalu 5. Menghargai kemampuan pasien
mengajak bicara klien sebelum terjadi penyakit, hindari
untuk melatih percakapan yang merendahkan
kemampuannya pasien.
6. Berkolaborasi pemberian 6. Berkolaborasi pemberian obat
obat
H:
- Pemberian obat 3 kali
sehari

Hari 3
Perubahan perfusi Senin 1. Memantau/catat status S:
05 Juni 2017 neurologis sesering mungkin 1. Keluarga pasien mengatakan
jaringan cerebral
02:00 dan bandingkan dengan nilai lengan dan tungkai kanan bawah
berhubungan standar ( mis, GCS). tidak bisa digerakkan.
dengan interupsi H: 2. Keluarga mengatakan 3 hari
02:05 - E: 4, V:1, M:1 dirumah mengalami sakit kepala
aliran darah.
2. Monitoring vital sign sebelum masuk rumah sakit.
H: 3. Keluarga pasien mengatakan
- Ttv sebelum masuk rumah sakit
TD : 120/80 mmHg pasien sempat dibawa ketukang
N : 84 x/i urut
02:10 S : 36,5 C O:
P : 20 x/i 1. Kekuatan lengan dan tungkai
3. Meletakkan kepala dengan menurun
posisi lebih tinggi dan dalam 2. Keadaan umum lemah
posisi netral (anatomis). 3. Hanya respon mata
H: 4. Ttv
02:15 - Pasien dalam posisi TD : 120/80 mmHg
semifowler N : 84 x/i
4. Berkolaborasi pemberian S : 36,5 C
P : 20 x/i
obat sesuai dengan indikasi.
A: Masalah belum teratasi
H: P : Lanjutkan intervensi
- Pemberian obat 3xsehari 1. Memantau/catat status neurologis
sesering mungkin dan bandingkan
dengan nilai standar ( mis, GCS).
2. Monitoring vital sign
3. Meletakkan kepala dengan posisi
lebih tinggi dan dalam posisi netral
(anatomis).
4. Berkolaborasi pemberian obat
Kerusakan 02:30 1. Mengkaji kemampuan klien S:
tampak memahami kata atau 1. Keluarga mengatakan pasien
mobilitas fisik
mengalami kesulitan bicara. tidak bisa menggerakkan badan
berhubungan H: sebelah kanan
denan kelemahan, 02:35 - Pasien tidak ada respon O:
2. Mengubah posisi setiap 2 1. Pasien terlihat lemah
kerusakan
jam 2. Tidak ada respon
perseptual/kognitif. H: 3. Tidak bisa melakukan aktivitas
- Keluarga mengubah sendiri
02:40 posisi klien dalam posisi 4. Bartel index (fuctional status
sims kiri dan sims kanan assessment) skor 4
3. Melakukan latihan gerak aktif ketergantungan
dan pasif pada semua 5. Hanya bisa menggerakkan badan
ekstremitas bagian sebelah kiri
H: 6. TTV:
- Klien tidak bisa TD : 120/80 mmHg
02:45 mengangkat ataupun N : 84 x/i
menggeserkan badannya S : 36,5 C
yang sebelah kanan. P : 20 x/i
4. Memberi rangsangan nyeri A : Masalah belum teratasi
pada bagian badan yang P : Lanjutkan intervensi
02:50 mengalami kelumpuhan 1. mengkaji kemampuan pasien
H: tampak memahami kata atau
- Tidak ada respon nyeri mengalami kesulitan bicara.
yg dirasakan pasien 2. Ubah posisi setiap 2 jam
5. Meniggikan kepala 3. Melakukan latihan gerak aktif dan
H: pasif pada semua ekstremitas
- Pasien dalam posisi 4. Beri rangsangan nyeri pada
kepala lebih tinggi dari bagian badan yang mengalami
kaki kelumpuhan
6. Mengobservasi bagian yang 5. Tinggikan kepala
sakit/terkena gangguan 6. Observasi bagian yang
sirkulasi. sakit/terkena gangguan sirkulasi
H:
- Tidak ada bagian badan
yang sakit tungkai yang
kesemutan.

Kerusakan 03:05 1. Mengkaji kemampuan klien S:


tampak memahami kata atau 1. Istri pasien mengatakan pasien
komunikasi verbal
mengalami kesulitan bicara. seperti ingin mengatakan sesuatu
berhubungan H: padanya tapi tidak tau
03:10 - Klien tidak mampu bicara mengucapkannya
dengan kerusakan
2. Memberikan meode 2. Istri klien mengatakan baru
sirkulasi serebral komunikasi alternatif, seperti pertama kali mengalami penyakit
menulis dipapan tulis, seperti itu
pelihatkan gambar berikan O:
petunjuk visual. 1. Keadaan umum lemah.
H: 2. Infus cairan RL 20 tpm.
03:15 - Tidak ada resvon motorik 3. Pasien ketika dikaji hanya bisa
dan verbal menatap tidak bisa bicara
3. Mengantisipasi dan penuhi 4. TTV:
kebutuhan klien. Td : 120/80 mmHg
H: N : 84 x/i
03:20 - Kebutuhan klien S : 36,5 C
terpenuhi dibantu oleh P : 20 x/i
keluarga dan perawat A: Masalah belum teratasi
4. Menggunakan pertanyaan P: Lanjutkan intervensi
terbuka dengan jawaban 7. Mengkaji kemampuan klien tampak
03:25 ya/tidak. memahami kata atau mengalami
H: kesulitan bicara.
- Tidak ada respon verbal 8. Memberikan meode komunikasi
5. Menghargai kemampuan alternatif, seperti menulis dipapan
klien sebelum terjadi tulis, pelihatkan gambar berikan
penyakit, hindari percakapan petunjuk visual.
03:30 yang merendahkan klien. 9. Menggunakan pertanyaan terbuka
H: dengan jawaban ya/tidak.
- Keluarga selalu 10. Menghargai kemampuan klien
mengajak bicara klien sebelum terjadi penyakit, hindari
untuk melatih percakapan yang merendahkan klien.
kemampuannya 11. Berkolaborasi pemberian obat
6. Berkolaborasi pemberian 12. Mengajarkan pasien komunikasih non
obat verbal dengan menggunakan tangan
H: yang sebelah kiri
- Pemberian obat 3 kali
sehari
B. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini, penulis akan menguraikan secara sistematis

adanya kesenjangan antara teori dengan kasus nyata yang dirawat

secara langsung selama tiga hari dari tanggal 03 Juni 2017 sampai

05 Juni 2017 pada Ny. A dan Tn. S Dengan Diagnosa medis Stroke di

Ruang Al-Kaudzar dan Rinra Sayang 1 dengan menggunakan proses

keperawatan meliputi :

1. Pengkajian

Pada hasil pengkajian Ny.A dan Tn. S pada pasien Ny.A

mengatakan mengalami sakit kepala seperti ditusuk-tusuk

dirasakan dua hari dirumah sebelum masuk rumah sakit,

mengalami penurunan berat badan, mual dan muntah, kelemahan,

susah menelan dan nafsu makan menurun. Sedangkan pada

pasien Tn.S keluarga mengatakan mengalami sakit kepala

dirasakan 3 hari dirumah sebelum masuk rumah sakit, dan tiba-tiba

mengalami kelumpuhan sebagian badan dan tidak bisa bicara.

Sedangkan Menurut Lumbangtobing (2013), disebutkan bahwa

gejala sistemik pada kasus stroke meliputi: mulut yang mencong,

dimana merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada pasien

stroke serangan pertama, sedangkan pada hasil pengkajian kedua

pasien didapatkan tidak mengalami mulut mencong dan mulut

kedua pasien dalam keadaan simetris sehingga pada pengkajian ini

didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus nyata.


2. Diagnosa Keperawatan

Pada teori disebutkan bahwa diagnosa yang terdapat pada

teori (Dongoes,2012):

a. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

interrupsii aliran darah, gangguan oklusi, hemogragi,

vasospasme serebral, edema serebral.


b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan keterlibatan

neurovaskuler, kelemahan dan flaksid/paralisis hipotonik,

kerusakan perseptual/kognitif
c. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan

sirkulasi serebral, kerusakan neuromuskular, kehilangan

tonus/kontrol otot fasia, kelemahan/kelelahan umum.


d. Gangguan ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan penurunan refleks batuk dan menelan


Sedangkan pada hasil pengkajian diagnosa yang muncul

pada pasien Ny. A ada satu yang sama dengan teori yaitu;

perubahan perfusi jaringan serebral dan diagnosa tambahan

yang dialami oleh pasien yaitu resiko gangguan nutrisi.

Sedangkan pada pasien Tn.S ada tiga diagnosa yang sama

dengan teori yaitu; perubahan perfusi jaringan serebral,

kerusakan mobilitas fisik, dan kerusakan komunikasi verbal dan

tidak didapatkan diagnosa tambahan.


Sehingga pada diagnosa keperawatan ini didapatkan

kesenjangan antara teori dan kasus nyata dimana diagnosa

pada kasus nyata tidak terdapat gangguan ketidak efektifan


bersihan jalan nafas sedangkan pada teori terdapat gangguan

ketidak efektifan bersihan jalan nafas .

3. Intervensi Keperawatan

Dari dua diagnosa keperawatan yang diangkat pada pasien

Ny.A dan tiga diagnosa pada pasien Tn. S Intervensi

keperawatan dilaksanakan secara komprehensif dimana

intervensi berpedoman pada teori dan tetap memperhatikan

kondisi pasien, fasilitas yang ada, dukungan keluarga dan

kebijakan yang diberikan oleh pihak rumah sakit.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan pada pasien Tn. D dan Tn. Z

telah dilaksanakan sesuai intervensi yang telah dibuat untuk

mencapai tujuan yang diharapkan dan telah dilakukan dengan

baik dan tidak ada kendala apapun yang didapatkan., Ny.A dan

Tn.S pada saat diberikan beberapa informasi tentang Stroke

kedua pasien dapat mengerti dan menyimak dengan baik apa

yang telah disampaikan.

5. Evaluasi

Pada pasien Ny.A diagnosa perubahan perfusi jaringan

serebral didaptkan hasil yaitu; pasien tidak gelisah, tingkat


kesadaran membaik, dan nilai (GCS 12), kemudian diagnosa

resiko gangguan nutrisi didapkan hasil yaitu; tidak ada gangguan

menelan, tidak ada mual dan muntah. Sedangkan pada pasien

Tn.S diagnosa perubahan perfusi jaringan serebral didapatkan

hasil yaitu; pasien tidak ada vertigo, kesadaran membaik, pasien

belum bisa menggerakkan badan yang mengalami kelumpuhan.

Diagnosa Kerusakan mobilitas fisik didapatkan hasil yaitu;

kesadaran membaik, belum dapat melakukan mobilisasi,

bedrest. Diagnosa Kerusakan komunikasi verbal didapatkan

hasil yaitu; pasien belum bisa berkomunikasi maupun

mengucapkan satu kata.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada

pasien Ny. A dan Tn.S tidak didapatkan pasien mengalami

mulut yang mencong. Sedangkan menurut teori

(Lumbangtobing ,2013) tanda-tanda pasien menderita stroke

yaitu mengalami mulut ynag mencong.

2. Diagnosa Keperawatan

Pada hasil pengkajian yang didapatkan pada pasien Ny.A


didaptkan diagnosa perubahan perfusi jaringan cerebral, resiko
gangguan nutrisi. Sedangkan pada pasien Tn. S didapatkan
diagnosa perubahan perfusi jaringan cerebral, kerusakan
mobilitas fisik, kerusakan komunikasi verbal.
3. Intervensi Keperawatan
Dari dua diagnosa keperawatan yang diangkat pada pasien
Ny.A dan tiga diagnosa pada pasien Tn.S Intervensi
keperawatan dilaksanakan secara komprehensif dimana
intervensi berpedoman pada teori dan tetap memperhatikan
kondisi pasien, fasilitas yang ada, dan dukungan keluarga.
4. Implementasi Keperawatan
Pada tahap pelaksanaan implementasi berpedoman pada
teori dan sesuai dengan intervensi keperawatan dengan tetap
memperhatikan kondisi pasien, fasilitas yang ada, dan
kebijakan yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
5. Evaluasi

Pada evaluasi keperawatan masalah keperawatan pada

Ny.A tidak ada yang teratasi tetapi intervensi dilanjutkan

dirumah dan pada pasien Tn.S

tidak ada masalah keperawatan yang teratasi.

6. Kesenjangan

Kesenjangan antara teori dan kasus nyata tidak terlalu

banyak perbedaan, hanya saja ada beberapa data yang

didapatkan dari hasil pengkajian yang tidak terdapat pada teori

dan beberapa data yang terdapat pada teori tidak diterapkan

pada pasien.

B. Saran

1. Teoritis

Diharapakan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber

informasi dan memperkaya wawasan ilmu pengetahuan serta

sebagai acuan untuk peneliti selanjutnya.

a. Praktis

1) Rumah sakit

Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk lebih

mengoptimalkan perawatan yang khusus pada pasien

dengan kasus stroke karena merupakan penyakit yang

mengancam jiwa pasien.


b. Institusi

Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk

mengembangkan tentang asuhan keperawatan

khususnya Stroke dengan memperbanyak literature agar

mahasiswa dapat meningkatkan dan mengikuti

perkembangan baru. Juga diharapkan agar mahasiswa

yang melakukan study kasus untuk menambahkan

waktunya.

c. Penulis

Penulis mendapatkan pengalaman nyata dalam

melakukan asuhan keperawatan secara komperensif, dan

juga diharapkan kepada penulis untuk lebih fokus saat

melakukan asuhan keperawatan tepat dalam pembagian

waktu selalu stay untuk memenuhi kebutuhan klien

selama pasien dirawat.

d. Profesi

Diharapkan kepada profesi untuk lebih mendominasikan

asuhan keperawatan pada pasien dengan stoke

berhubungan dengan penyakit stroke dapat mengancam

jiwa pasien secara tiba-tiba, jadi diharapkan untuk selalu

aktif mengecek keadaan pasien.

e. Pasien dan keluarga


Diharapkan kepada pasien untuk mengikuti semua saran

yang telah diberikan oleh perwat, tepat minum obat, dan

mengurangi tingkat kecemasan yang dirasakan.

Kemudian untuk keluarga diharapkan untuk selalu

menemani pasien untuk membenuhi semua kebutuhan

pasien selama dirawat dirumah sakit.


DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, 2013. Epidemologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta :


Jakarta.

Depkes RI, (2008) Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan


Tentang Stroke: Jurnal Epidemologi Indonesia Vol 2. Tgl Akses 1
Januari 2017.

Doenges, Marvlin dan Geissler, Cip Andra Saferi Wijaya, 2013. KMB 1
Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa). Nuha
Medika. Yogyakarta.

Lumbantobing, (2013) Stroke, FKUI: Jakarta.

Price A, S, (2006) Patofisiologi dan Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit:


Jakarta. EGC.

Nurarif & Kusuma, (2015) Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis Nanda Nic-Noc Jilid 3, Yogjakarta: MediAction.
Satyanegara, (2012) Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persyarafan: Salemba Medika: Jakarta

Smeltzer & Bare, (2013) Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan


Sistem Persyarafan: Salemba Medika: Jakarta

Sustrani dkk, (2004) Stroke, Grahamedia: Jakarta.

Wardani & Martini, (2014) Faktor Yang Berhubungan Dengan


Pengetahuan Tentang Stroke. Jurnal Epidemologi Indonesia Vol
2. Tgl Akses 1 Januari 2017.
Word Health Organization (WHO), (2005) Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pengetahuan Tentang Stroke. Jurnal Epidemologi
Indonesia Vol 2. Tgl Akses 1 Januari 2017
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai