Anda di halaman 1dari 4

Disiplin pada masa kanak-kanak akhir

Disiplin pada anak-anak menurut Papalia dkk, 2008

1. Penarikan kasih sayang

Bentuk disiplin dimana orang tua menahan pemberian atensi atau kasih sayang terhadap anak

2.Penegakan kekuasaan

Teknik disiplin dimana orang tua mencoba untuk mengambil alih kontrol dari si anak atau
mengambil alih alih sumber daya yang dimiliki anak

3.Induksi

Teknik disiplin dimana orang tua menggunakan penalaran dan penjelasan tentang konsekuensi
perilaku anak terhadap orang lain

a. Discipline Style

gaya disiplin mempunyai pengaruh besar pada ketrampilan sosial anak. Hart dkk (1992) mengemukakan
tiga gaya disiplin :

- Permissive discipline style


Ditandai dengan kecendrungan orang tua untuk memenuhi keinginan anak, dan tidak memberi
batasan yang tegas.
- Power assertive discipline style
Ditandai dengan pemberian perintah tanpa tujuan dan penjelasan, atau dengan menggunakan
taktik mengancam atau hukuman fisik untuk mengontrol perilaku anak
- Inductive discipline style
Ditandai dengan pemberian alasan tentang konsekuensinya, negoisasi, dan umpan balik.

b. Jenis-jenis hukuman

menurut Wilson (1999) jenis-jenis hukuman meliputi :

- Physical punishment
Hasil riset secara konsisten menunjukan bahwa hukuman fisik berefek negatif seperti
munculnya rasa marah, dendam, rendah diri, dan malu
- Spoken punishment
Berefek pada self-esteem yang rendah
- Withholding rewards
Melarang anak melakukan aktivitas yang menyenangkan karena perilaku buruknya, dan reward
diberikan bila perilaku positif
- Penalties
Anak harus memberikan/melakukan sesuatu yang berefek tidak menyenangkan karena perilaku
salahnya
c. kedisiplinan dan hukuman fisik pada anak

Lansford dkk, (2005) melakukan penelitian dengan subjek ibu dan anak di Italia, Cina, India, Kenya,
Filipina, dan Thailand. Hasilnya menunjukan bahwa hukuman fisik berkaitan erat dengan perilaku agresif
dan kecemasan pada anak.

d. penegakan disiplin pada anak

phelan (2003) children are not born knowing the rule of life jadi bila orang tua menginginkan anaknya
mempunyai disiplin yang baik maka orang tua harus mengajarkan/melatih anak mematuhi aturan-
aturan tertentu dengan cara yang benar.

Hal yang perlu diperhatikan kaitannya dengan disiplin :

- Good discipline is not punishment


- Good discipline teaches
- Good disciplineis not a power struggle
- Good discipline never involves physical violence or threats of violence
- Good discipline does not involve insulting or demeaning comments
- Good discipline does not involve anger and over reactions
- Good discipline uses clear expectations, clear consequences and consisten enforcement
- Good discipline is neither permissive not punitive
- Good discipline solves problems
- The best discipline is kind you never have to uses

Kaitan perkembangan moral dengan pengasuhan orang tua

Hasil penelitian einsenberg dan valiante tahun 2002 (papalia dkk,2008) mnunjukan bahwa anak yang
memiliki perkembangan moral yang baik adalah anak yang orang tuanya memiliki kecendrungan :

- Hangat dan mendukung, ketimbang menhukum


- Menggunakan disiplin model induktif
- Memberi kesempatan pada anak untuk mempelajari memahami perasaan orang lain.
- Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keluarga dan dalam proses pemikiran mengenai
keputusan moral
- Menjadi model (role model) penalaran dan perilaku moral, dan menyediakan kesempatan bagi
anak untuk melakukan hal tersebut
- Menyediakan informasi mengenai perilaku apa yang diharapkan dan mengapa
- Membangun moralitas internal dan bukan eksternal
Pendidikan moral pada anak

Pendidikan moral dapat dilakukan dengan beberapa cara (papalia dkk,2008; santrock,2007)

- Kurikulum tersembunyi
Kuriikulum ini berupa atmosfer moral yang diciptakan oleh peraturan sekolah dan kelas,
orientasi moral dari para guru dan staf adminitrasi sekolah, serta memasukan dala materi teks
pelajaran.
- Pembelajaran pelayanan
Bentuk pendidikan yang mengangkat tanggung jawab sosial dan pelayanan terhadap komunitas.
- Pendidikan karakter
Mengajarkan pada anak/siswa untuk melek moral dengan memahami nilai-nilai/karakter
positif yang harus dimiliki untuk mencegah mereka melakukan perilaku immoral.

Karakter yang harus dikembangkan

Menurut Indonesia heritage foundation(megawangi 2003) ada Sembilan karakter dasar yang penting
dimiliki oleh setiap individu, yaitu :

- Cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya


- Tanggung jawab disiplin dan mandiri
- Jujur
- Hormat dan santun
- Kasih sayang, peduli dan kerja sama
- Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah
- Keadilan dan kepemimpinan
- Baik dan rendah hati
- Toleransi ,cinta damai, dan persatuan

The josephson institute of ethics mengemukakan the six pillars of character yang perlu dilatihkan atau
dikembangkan :

- Trustworthiness
Berintregrasi, jujur, dan royal
- Respect
Menghargai dan menghormati orang lain
- Responsibility
Bertanggung jawab, disiplin, dan selalu melakukan sesuatu sebaik mungkin
- Fairness
Memiliki pemikiran yang terbuka, mau mendengarkan orang lain, dan tidak suka memanfaatkan
orang lain
- Caring
Peduli, memerhatikan orang lain dan kondisi sosial lingkungan
- Citizenship
Memiliki kesadaran tentang peraturan dan hukum serta pedulu terhadap lingkungannya
Perkembangan minat terhadap agama

Minat pada masa kanak-kanak akhir ditampakkan melalui :

- Banyak bercakap dengan temannya tentang agama tapi lebih kepada tata ibadat daripada
doktrin, juga tentang surge, neraka, malaikat, atau iblis
- Minat mengikuti upacara keagamaan makin kuat
- Karena kemampuan menalar makin meningkat, mulai munculkebingungan dan keraguan yang
cenderung melemahkan kepercayaan
- Minat pada doa biasanya berkurang karena merasa sebagian besar doanya tidak terjawab

Anda mungkin juga menyukai