Anda di halaman 1dari 3

GERAKAN TANAH DAN ARAHAN PENANGGULANGANDI DAERAH DONGKO DAN

SEKITARNYA KECAMATAN DONGKO KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR


Gerakantanah merupakan proses alamiah yang biasa terjadi di alam, akan tetapi
dengan masuknya unsur manusia dengan segala aktivitasnya, maka nilainya dapat
berubah menjadi suatu bencana alam. Pengaruh geologi sangat besar dalam proses
terjadinya suatu gerakantanah ditunjang faktor lain dari aktivitas manusia, hewan, air,
tumbuhan, gempa bumi dan sebagainya.
Jenis-jenis gerakan tanah di daerah penelitian
Dengan mengacu pada Flint & Skinnner (1977), gerakantanah di daerah
penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah: runtuhan batuan (rock
fall), runtuhan debris (debris fall), longsoran batuan (rock slide), longsoran debris
(debris slide), nendatan (slump), aliran debris (debris flow) dan aliran lumpur (mud
flow).
Faktor penyebab terjadinya gerakantanah
1. Faktor geologi : sudut/kemiringan lereng, Kerapatan sungai, Litologi, Struktur
geologi.
2. Faktor non geologi : Tataguna lahan/Budaya manusia, Curah hujan.
Potensi gerakan tanah di daerah penelitian
Dari data yang diperoleh, maka potensi gerakantanah pada daerah penelitian
dapat dikelompokkan menjadi 3 zona, yaitu:
1. Zone kerentanan gerakantanah rendah, dengan litologi batugamping. Zone ini
menempati 15% dari luas daerah penelitian dan merupakan daerah yang relatif
aman untuk didirikan permukiman.
2. Zone kerentanan gerakantanah menengah dengan litologi breksi andesit. Zone ini
menempati 24% dari luas daerah penelitian, lahan sebaiknya digunakan untuk
pertanian, sedikit perumahan dan setempat hutan lindung.
3. Zone kerentanan gerakantanah tinggi dengan litologi breksi andesit. Zone ini
menempati 61% dari luas daerah penelitian, lahan digunakan sebagai hutan lindung
dan setempat ladang.
Arahan Penanggulangan Gerakantanah Di Daerah Penelitian
Penanggulangan gerakantanah di daerah penelitian dapat dilakukan dengan
berbagai cara sesuai dengan jenis dan karakteristik masing-masing : Mengubah
geometri lereng, Perbaikan stabilitas lereng dengan cara mengontrol drainase dan
rembesan, Menutup retakan pada bagian atas lereng, Perataan kembali untuk
menghilangkan genangan air, Perkerasan permukaan lereng, Penanaman tumbuh-
tumbuhan.
Alternatif pengendalian gerakantanah
Selain beberapa cara di atas, ada beberapa alternatif pengendalian gerakantanah
yang dapat digunakan sebagai acuan untuk meminimalisasi. Berikut alternatif-
alternatif pengendalian gerakantanah
1. Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas dekat
pemukiman,
2. Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng terjal bila membangun permukiman.,
3. Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal,
4. Jangan menebang pohon pada daerah lereng,
5. Jangan membangun rumah di bawah tebing,
6. Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal.

UJI POTENSI MENGEMBANG PADA TANAH LEMPUNG DENGAN METODA


FREE SWELLING TEST
Tanah merupakan material yang selalu berhubungan dengan teknologi
konstruksi sipil. Karena besarnya pengaruh tanah terhadap perencanaan seluruh
konstruksi, maka tanah menjadi komponen yang sangat diperhatikan dalam
perencanaan konstruksi.
Dari berbagai jenis tanah, tanah lempung adalah tanah yang banyak ditemukan
dalam kebanyakan masalah keteknikan, karena tanah lempung merupakan tanah yang
kohesif. Tanah kohesif didefinisikan sebagai kumpulan dari partikel mineral yang
mempunyai indeks plastisitas sesuai dengan batas-batas atterberg yang pada waktu
mengering membentuk suatu massa tanah yang bersatu sedemikian rupa sehingga
diperlukan suatu gaya untuk memisahkan setiap butiran mikroskopisnya.
Analisa Sifat Fisik Tanah
Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sifat fisik tanah adalah berat jenis
(spesific gravity), analisa saringan, dan batas konsistensi tanah (atterberg limit). Hasil
dari uji analisa sifat fisik tanah yang terdapat di daerah Limau Manih, Kota Padang,
merupakan tanah lempung yang aktif dan ekspansif dan diindikasikan memiliki
potensi pengembangan yang besar sebagaimana yang terlihat pada nilai hasil uji
Atterberg Limit, Uji Saringan dan uji Hidrometer.
Uji Kepadatan
Uji kepadatan yang dilakukan dengan tiga variasi pukulan yaitu 12x, 25x, dan
50x pukulan. Dari hasil percobaan didapatkan hasil uji pemadatan terlihat bahwa kadar
air optimum pada masing-masing sampel yang akan digunakan pada uji Free Swelling
Test.
Uji Free Swelling Test
Uji free swelling test disimpulkan ternyata tanah lempung pada daerah Limau
Manih merupakan tanah dengan potensi pengembangan kecil sampai sedang untuk
sampel pemadatan dan sedang untuk sampel undisturbed.

Anda mungkin juga menyukai