Proposal Skripsi SO Dan NO
Proposal Skripsi SO Dan NO
PROPOSAL SKRIPSI
Nama : Mohamad Nurhadi
NIM : 4411412057
Jurusan : Biologi
Prodi : Biologi S1
I. JUDUL
Kadar Sulfur dioksida dan Nitrogen dioksida Udara Ambien di SPBU Kota
Semarang
V. TUJUAN
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji Hubungan Kadar
Sulfur Oksida dan Nitrogen Oksida di Udara Ambien dan Tumbuhan di SPBU Kota
Semarang, sedangkan tujuan khusus penelitian terdiri atas:
A. Mengetahui kadar Nitrogen Oksida dan Sulfur Oksida pada udara ambien di
SPBU di Kota semarang.
B. Mengetahui kadar polutan Nitrogen Oksida dan Sulfur Oksida yang pada
tumbuhan sekitar SPBU.
VI. MANFAAT
A. Manfaat Teoritis
Memberikan bukti empiris bahwa kadar Sulfur Oksida dan Nitrogen Oksida di
udara ambien dapat mempengaruhi kadar Sulfur Dioksida dan Nitrogen Dioksida
pada tumbuhan di SPBU
B. Manfaat Aplikatif
1. Bagi SPBU
Sebagai masukan atau saran mengenai atau saran mengenai pengaruh
kadar Sulfur dioksida dan Nitrogen oksida terhadap kesehatan dan
manfaat yang dapat diberikan tumbuhan disekitar SPBU.
3. Bagi Peneliti
Konsentrasi Pengaruh
(ppm)
Bahan pencemar udara masuk ke jaringan mesofil daun melalui stomata yang
terbuka bersamaan dengan proses fotosintesis. Masuknya bahan pencemar SO2 ke
dalam daun melalui proses difusi melewati stomata, mengikuti jalur yang dilalui oleh
gas CO2. (Zeigler, 2006). Pada saat pembukaan stomata rendah, penyerapan bahan
pencemar juga menurun. Stomata adalah tempat berlangsungnya mekanisme control
pergerakan CO2 ke dalam daun dan H2O keluar dari daun. Perubahan dalam stomata
mempengaruhi penyerapan bahan pencemar udara. Perilaku stomata, jumlah dan
persebaran stomata merupakan faktor penting yang mempengaruhi jumlah pencemar
yang terserap kedalam tanaman. (Vallero, 2008)
Didalam daun, SO2 terlarut didalam jarigan mesofil yang mengandung air.
Reaksi air menghasilkan bisulfit (HSO3 -) yang non toksik dan sulfit (SO 3 -) yang
bersifat toksik, selanjutnya didistribusikan ke dalam sel kloroplast, sitosol dan
vakuola. Keduanya didalam kloroplast teroksidasi menjadi sulfat (SO4 -) yang tidak
toksik. Jika laju pembentukan HSO3 dan SO3 lebih cepat dari pembentukan SO4 -,
maka akan terjadi kerusakan berupa nekrotik dan klorosis. Namun, sebaliknya jika
pembentukan SO4- lebih cepat, maka tidak ada kerusakan yang mudah terlihat (Zeiger,
2006). Metabolism sulfur kemudian menghasilkan asam amino dengan kandungan
sulfur, yaitu sistein dan metionin. Jika terlalu banyak sulfur yang terserap, dan
konsentrasi thiol semakin meningkat, sulfur akan diakumulasikan dalam bentuk
glutation. (Larcher, 1995; Herbera dan Huvea, 1997; Hartmann et al.,2004).
Pembentukan glutation dan asimilasi sulfat di dalam daun dapat dilihat pada Gambar
2.2.
Gambar 7.2 Skema asimilasi sulfat dan pembentukan glutation di dalam tanaman
(Modifikasi dari Hartmann 2004)
C. Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida (NOx) adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer, terdiri
dari gas oksida nitrit (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Walaupun bentuk nitrogen
oksida lainnya ada, tetapi kedua gas ini paling banyak dijumpai di udara. NO
merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, sebaliknya NO2 mempunyai
warna coklat kemerahan berbau tajam.
Oksida yang lebih rendah, yaitu NO, terdapat di atmosfer dalam jumlah lebih
besar dari NO2. Udara mengandung sekitar 80% volume nitrogen dan 20% volume
oksigen. Sumber pencemar NOx secara keseluruhan yang dibebaskan ke atmosfer
dengan jumlah terbanyak yaitu NO berasal dari aktifitas bakteri. Pencemaran alami
NO ini tidak terlalu bermasalah, akan tetapi pencemaran yang berasal dair aktifitas
manusia seiring meningkat secara tajam pada daerah tertentu. Konsentrasi NOx di
udara perkotaan biasanya 10-100 kali lebih tinggi dari pedesaan. Konsentrasi NOx
udara daerah perkotaan dapat mencapai 0,5 ppm.
100,0 100,0
(Wardhana, 2004)
E. Siklus Fotolitik
Pengaruh dari siklus di atas adalah terjadinya siklus nitrogen dioksida secara
cepat. Apabila tidak terdapat reaktan lainnya di atmosfer, siklus tersebut tidak akan
berpengaruh apapun. Konsentrasi Nitrogen oksida dan nitrogen dioksida di udara
tidak akan berubah karena ozon dan nitrogen oksida akan terbentuk dan hilang
dengan jumlah yang seimbang.
Dalam keadaan ini, daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai tempat
terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat
bereproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi Nitrogen oksida sebanyak 10 ppm
sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga
70% (Wardhana, 2004).
2. Empat parameter lain yang hanya berlaku untuk menilai kondisi udara
ambien di kawasan industri kimia dasar.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua tumbuhan yang ada di sekitar
SPBU Kota Semarang.
2. Sampel
Sampel pertama dari penelitian ini adalah kualitas udara ambien yang diukur
menggunakan alat Midget impinge.
Sampel kedua dalam penelitian ini adalah tumbuhan sekitar SPBU Kota
Semarang yang dipilih 5 sampel SPBU sebagai stasiun penelitian yang memenuhi
kriteria dan menyetujui informed content, yaitu stasiun 1: SPBU 44.510.05 Ds.
Mangkang Kulon Km. 16,5; setasiun 2: SPBU 44.501.23 Siliwangi Krapyak; setasiun
3: SPBU 44.501.36 Jl. Kaligawe Sidomuncul; setasiun 4: SPBU 44.502.04 Jl.
Setiabudi Gombel; setasiun 5: SPBU 44.501.09 Patemon Gunungpati. Penetapan
stasiun pengambilan sampel didasarkan pada keramaian/kepadatan jumlah kendaraan
pada stasiun tersebut tersebut dengan pembagian lima titik per wilayah Kota
Semarang. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah tanaman atau tumbuhan di
sekitar SPBU dengan memperhatikan arah angin. Sedangkan kriteria eksklusi dalam
penelitian yaitu tanaman atau tumbuhan di sekitar SPBU dengan radius lebih dari 100
meter dari titik pengambilan sampel udara. Tumbuhan yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini ditentukan dengan metode line intercept.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah logam berat dalam asap kendaraan
bermotor.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar Sulfur dioksida (SO 2) dan kadar
Nitrogen dioksida (NO2) dalam pada daun di SPBU Kota Semarang.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan
potong lintang (cross sectional study). Penelitian analitik observasional adalah
penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengujian
hipotesa. Sedangkan cross sectional study yaitu rancangan penelitian dengan
melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu
(Sudigdo dan Sofyan 2011)
Uraian Alat
2. Bahan
Tabel 2 Nama bahan yang dibunakan dalam penelitian
Uraian Bahan
Survei tempat penelitian -
Pengambilan sampel daun tumbuhan Daun tumbuah pada SPBU Kota
Semarang
Pengukuran kadar Sulfur Oksida Akuades,
Pengukuran kadar Nitrogen Oksida Asam sulfanilat, Napthyl ethyle diamine
dihydrocloride,
F. Prosedur Penelitian
1. Survei lokasi penelitian
Survei lokasi penelitian dilaksanakan dengan mendatangi langsung stasiun.
Penentuan stasiun dengan faktor yang mempengaruhi kadar Sulfur dioksida dan
Nitrogen dioksida baik di udara ambien maupun di tumbuhan seperti suhu,
kelembaban, ketinggian tempat, intensitas cahaya, kecepatan angina dan frekuensi
kendaraan yang masuk SPBU dengan jumlah tertinggi, sedang dan rendah.
2. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel tumbuhan dilakukan di SPBU yang telah ditentukan
titik-titiknya dengan menggunkan metode line transect. Metode ini terlebih dahulu
ditentukan dua titik sebagai pusat garis transek. Panjang garis transek dapat 10 meter,
25 m, 50 m atau 100 m. Dalam penelitian ini digunakan garis transek sepanjang 10 m.
Pada garis transek itu kemudian dibuat segmen-segmen yang panjangnya 1 m.
Pengamatan terhadap tanaman dilakukan pada segmen-segmen tersebut. Selanjutnya
mencatat jenis dan mengukur diameter serta tinggi semua spesies tanaman pada
segmen-segmen tersebut. Kemudian diambil daun bagian yang sudah cukup tua. Lalu
daun disimpan pada wadah dengan suhu terjaga. Sampel yang telah diperoleh dibawa
menuju Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah untuk diuji kadar Sulfur
oksida dan Nitrogen oksidanya.
a = y bx; b=
%SO2 = x 100
Dimana
C = Konsentrasi larutan yang diperoleh dari regresi
V = Volume larutan alikuot sampel yang digunakan untuk penetapan SO2
Ws = Berat kering sampel (g)
G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi Pearson
yaitu korelasi Sederhana yang merupakan suatu teknik statistik yang dipergunakan
untuk mengukur kekuatan hubungan 2 variabel dan juga untuk dapat mengetahui
bentuk hubungan antara 2 variabel tersebut dengan hasil yang sifatnya kuantitatif.
Kekuatan hubungan antara 2 variabel yang dimaksud disini adalah apakah hubungan
tersebut erat, lemah, ataupun tidak erat sedangkan bentuk hubungannya adalah
apakah bentuk korelasinya Linear Positif ataupun Linear Negatif.
Kekuatan Hubungan antara 2 Variabel biasanya disebut dengan Koefisien
Korelasi dan dilambangkan dengan symbol r. Nilai Koefisian r akan selalu berada
di antara -1 sampai +1.
Dalam penelitian ini yaitu Perubahan salah satu Nilai Variabel diikuti
perubahan Nilai Variabel yang lainnya secara teratur dengan arah yang sama. Jika
Nilai Variabel Sulfur dioksida dan Nitrogen dioksida di udara ambien mengalami
kenaikan, maka Variabel Sulfur dioksida dan Nitrogen dioksida di daun/tumbuhan
akan ikut naik. Jika Nilai Variabel Sulfur dioksida dan Nitrogen dioksida di udara
ambien mengalami penurunan, maka Variabel Sulfur dioksida dan Nitrogen dioksida
di daun/tumbuhan akan ikut turun. Apabila Nilai Koefisien Korelasi mendekati +1
(positif Satu) berarti pasangan data Variabel Sulfur dioksida dan Nitrogen dioksida
udara ambien dan Variabel Sulfur dioksida dan Nitrogen dioksida di daun/tumbuhan
memiliki Korelasi Linear Positif yang kuat/Erat.
IX. Daftar Pustaka
Alfin, E. 2006. Pengaruh kadar sulfur dioksida (SO 2) di udara terhadap kandungan
glukosa dan nitrogen total daun kelapa sawit (Elaeis guinensis Jaeg.).
Sainmatika 3(1): 4350.
Andikawijaya, K. 2011. Penggunaan tumbuhan sebagai bioindikator dalam
pemantauan pencemaran udara. Tugas Akhir. Institut Teknik Surabaya.
Assman SM & Ken IS. 1999. The multisensory guard cell. Stomata response to blue
light and abscisic acid. Am.J. Plant Physiology. 809 815
Astra DP, N Nizar & LS Elsje. 2004. Kemampuan berbagai jenis tanaman menyerap
pencemar udara (NO2). Risalah Pertemuan Ilmiah Penelitian dan
Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi. Institut Pertanian Bogor
Chang, William. 2014. Metodologi Penulisan Ilmiah. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dea BI, H Mochtar & HD Swi. 2012. Pengaruh kecepatan angin, kelembapan dan
suhu udara terhadap konsentrasi gas pencemar sulfur dioksida (SO 2) dalam
udara ambien di sekitar PT. Inti General Yaja Steel Semarang. Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Semarang: Universitas
Diponegoro.
De KL dan Tausz M. 2001. The role of glutathione in plant reaction and adaptation
to air pollutants. Significance of Glutathione to Plant Adaptation to the
Environment. Volume 2 of the series Plant Ecophysiology pp 185-205.
Springer: Germany. http://link.springer.com/chapter/10.1007%2F0-306-
47644-4_8
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset daerah Provinsi Jawa Tengah 2015. Data
Kendaraan Bermotor Kota Semarang.
(http://dppad.jatengprov.go.id/up3ad-kota-semarang-i/ diakses pada 10
Agustus 2016)
Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.