Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Tingginya tingkat pengangguran adalah problem akut yang masih menjadi


momok mengkhawatirkan hingga saat ini. Berdasarkan data BPS Tahun 2010, angka
kemiskinan di Indonesia telah sampai pada angka 31 juta orang atau sekitar 13,33
persen dari jumlah penduduk yang berkisar 237 juta orang. Sedangkan jumlah
pengangguran pada Agustus 2010 mencapai 8,3 juta orang atau 7,14 persen dari total
angkatan kerja
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi persoalan
pengangguran di kalangan pemuda tersebut seperti menggalakkan Gerakan
Kewirausahaan Nasional (GKN) yang kini mulai semakin nyata pasca dirilisnya
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 60/2013 tentang susunan organisasi, personalia,
dan mekanisme kerja lembaga permodalan kewirausahaan pemuda (LPKP). Dalam
pasal 2 peraturan pemerintah tentang Susunan Organisasi, Personalia, Dan
Mekanisme Kerja Lembaga Permodalan Kewirasusahaan Pemuda ayat (4)
menyatakan Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda yang selanjutnya
disingkat LPKP adalah lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah untuk mendukung
pengembangan kewirausahaan pemuda guna memperoleh akses permodalan.

Lembaga Permodalan Kewiraan Pemuda (LPKP) berfungsi mendukung program


perluasan lapangan kerja dan penghidupan yang layak bagi para pemuda serta upaya
peningkatan produktivitas nasional melalui pembiayaan wirausaha pemuda.

LPKP adalah satuan kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga yang mempunyai
tugas melaksanakan pembiayaan bagi wirausaha muda dalam skala usaha mikro dan
kecil serta bertanggung jawab kepada Menteri.

1
Maka dengan adanya kebijakan tersebut menjadi angin segar bagi pemuda
Indonesia yang bermental wirausaha. PP ini merupakan tindak lanjut dari amanat
Undang-Undang Nomor: 40/2009 tentang Kepemudaan yang bertujuan untuk
mendorong generasi muda menjadi wirausaha andal dan menjadi generasi yang
menciptakan pekerjaan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan tentu dapat terlihat banyak
hal yang peru dibenahi. Maka dapat ditentukan hal-hal yang akan menjadi rumusan
masalah yaitu :
Apa tujuan disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013
Tentang Susunan Organisasi, Personalia, Dan Mekanisme Kerja
Lembaga Permodalan Kewirasusahaan Pemuda.?
Bagaimana Susunan LPKP dan Susunan Personalia Pengarah?
Apa fungsi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 Tentang
Susunan Organisasi, Personalia, Dan Mekanisme Kerja Lembaga
Permodalan Kewirasusahaan Pemuda.?

C. METODE PENELITIAN

Suatu karya tulis ilmiah haruslah disusun berdasarkan data-data yang benar dan
bersifat objektif sehingga dapat diuji kebenarannya. Data adalah kumpulan
keterangan-keterangan baik tulisan maupun lisan untuk membantu dan menunjang
penelitian.

Penelitian itu sendiri berasal dari bahasa Inggris researchyang berasal dari kata
reyang artinya kembali dan to search yang artinya mencari. Dengan demikian secara
harafiah kata research berarti mencari kembali. Menurut Hillway, research(penelitian)

2
tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan
yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan
yang tepat terhadap masalah-masalah tersebut.

Dalam hal ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber penelitian, teknik
penelitian dan teknik analisis penelitian yang dilakukan penulis.

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelatif yaitu, mengumpulkan
data-data yang telah ada sebelumnya kemudian diteliti dan menghubungkannya
dengan data satu dengan data yang lainnya. Selain itu penelitian ini juga dihubungkan
dengan landasan teori yang telah digunakan. Sehingga diharapkan penelitian ini bisa
menjadi penelitian yang benar dan tepat.

B. Sumber Penelitian
Sumber penelitian ini adalah data-data yang telah ada sebelumnya untuk kemudian
digabungkan menjadi satu untuk bahan penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara
mengumpulkan dan menggabungkan data-data yang telah ada sebelumnya kemudian
menyimpulkannya. Dan dari setiap pernyataan dari data-data yang telah diteliti itu
saling berkaitan.

D. Teknik Analis Data


Cara saya dalam menganalisis hasil penelitian yaitu dengan cara memastikan bahwa
data yang telah didapat itu tepat dan benar sesuai dengan realita, Kemudian
menyimpulkan setiap jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diberikan

3
D. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan sistematika yang secara


garis besar terdiri dari 3 (tiga) bab dan sejumlah sub bab. Penulis menguraikan secara
ringkas pembahasan dalam makalah ini dengan harapan agar mudah dalam
penyusunan dan pemahaman isi serta pesan yang ingin disampaikan.
Secara sistematis penulis membagi makalah ini kedalam beberapa bab,
dimana setiap bab terdiri dari sub bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN, dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang


masalah,rumusan masalah, metode penelitian yang dipakai belakang pemikiran
penulis sehingga mengangkat permasalahan tersebut, serta sistematika penulisan.

BAB II : PEMBAHASAN, pada bab ini penulis akan membahas penjelasan umum
tentang Perpres No.60 Thn.2013 tentang Susunan Organisasi, Personalia, Dan
Mekanisme Kerja Lembaga Permodalan Kewirasusahaan Pemuda.,
Menimbang, Mengingat, dan Memutuskan,

BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN, bab ini merupakan bagian akhir yang
memuat kesimpulan dan saran atas setiap permasalahan yang telah dikemukakan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENJELASAN UMUM

Sudah jelas apa tujuan disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013
Tentang Susunan Organisasi, Personalia, Dan Mekanisme Kerja Lembaga
Permodalan Kewirasusahaan Pemuda.? Seperti apa yang telah dijelaskan di latar
belakang bahwa tujuan disahkannya peraturan pemerintah ini adalah untuk
mensejahterakan rakyat dengan mengatasi persoalan pengangguran di kalangan
pemuda. Contoh dalam kasus tahun lalu melambatnya pergerakan roda ekonomi
membawa dampak bagi sektor ketenagakerjaan Indonesia. Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat dalam kurun waktu satu tahun tingkat pengangguran di Indonesia
mengalami pertambahan sebanyak 300 ribu jiwa.

Kepala BPS Suryamin mengatakan jumlah pengangguran pada Februari 2015


mengalami peningkatan dibandingkan dengan Agustus 2014 sebanyak 210 ribu jiwa.
Sementara jika dibandingkan dengan Februari tahun lalu bertambah 300 ribu jiwa.

Suryamin menjelaskan jumlah pengangguran pada Februari 2015 mencapai 7,4


juta orang, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang mengalami kenaikan
untuk tingkat pendidikan tinggi.

Berdasarkan data BPS, pengangguran untuk lulusan strata satu (S1) pada
Februari 2015 menjadi 5,34 persen dibanding Februari tahun lalu yang hanya 4,31
persen. Begitu juga lulusan diploma mengalami peningkatan pengangguran dari 5,87
persen menjadi 7,49 persen. Serta pengangguran lulusan SMK yang bertambah dari
7,21 persen menjadi 9,05 persen.

5
Sementara untuk tingkat pendidikan SD, SMP, dan SMA mengalami penurunan,
masing-masing yakni dari 3,69 persen menjadi 3,61 persen, 7,44 persen jadi 7,14
persen, dan 9,10 persen menjadi 8,17 persen.

Secara persentase, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2015


sebesar 5,81 persen, meingkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 5,7
persen. Namun, angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan TPT Agustus
2014 yang sebesar 5,94 persen.

Suryamin menjelaskan perubahan tingkat pengangguran di Indonesia terjadi


selaras dengan bertambahnya jumlah angkatan kerja yang sebanyak 3 juta orang
dibandingkan dengan Februari 2014 atau sebanyak 6,4 juta orang jika dibandingkan
dengan posisi Agustus 2014. Sayangnya, angka serapan tenaga kerjanya jauh lebih
rendah yakni hanya 1 juta jiwa selama periode Februari 2014-Februari 2015.

Kendati pengangguran bertambah, Suryamin mengklaim jumlah penduduk yang


bekerja pada Februari 2015 juga bertambah 6,2 juta orang dibanding keadaan
Agustus 2014 atau bertambah 2,7 juta orang dibanding keadaan Februari 2014.
JUmlah penduduk yang bekerja per Februari 2015 tercatat sebanyak 120,8 juta orang.

Pembangunan kepemudaan menurut Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2009


tentang Kepemudaan dilaksanakan dalam bentuk pelayanan kepemudaan, yang
berfungsi melaksanakan penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan potensi
kepemimpinan, kewirausahaan, serta kepeloporan pemuda dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pelayanan kepemudaan
diarahkan untuk, pertama menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan
semangat profesionalitas; dan kedua meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda
dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Berbagai negara telah menerapkan program pemberdayaan wirausaha muda


misalnya semacam Business Incubator yang mampu menyediakan berbagai

6
kebutuhan para wirausaha mulai dari pemula sampai kepada yang sudah berkembang
dengan fasilitasi peningkatan kapasitas (capacity building) di bidang manajemen,
produksi, pemasaran, termasuk juga memfasilitasi pembiayaan bagi usaha tersebut.
Dengan demikian perlu keberpihakan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat
kepada wirausaha muda.

Presiden Republik Indonesia pada tanggal 2 Februari 2011 telah mencanangkan


Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) yang mengkoordinasikan 13 Kementerian
terkait, dengan target bahwa melalui program tersebut jumlah wirausaha dapat
mencapai 1% dari populasi penduduk pada 2014. Gerakan tersebut dapat
mengoptimalkan potensi dan minat pemuda untuk berani memulai usaha sebagai
wirausaha mandiri, kreatif, inovatif, dan produktif. Salah satu kendala yang penting
adalah ketersediaan modal dengan para wirausaha muda untuk memulai atau
memperluas usahanya yang umumnya berskala mikro dan kecil.

Pengaturan usaha berskala mikro dan kecil diatur dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Undang-undang tersebut
menentukan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan pembiayaan
bagi Usaha Mikro dan Kecil dan juga dapat memberikan hibah, mengusahakan
bantuan luar negeri, dan mengusahakan sumber pembiayaan lain yang sah serta tidak
mengikat untuk Usaha Mikro dan Kecil. Dalam rangka meningkatkan sumber
pembiayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil, Pemerintah melakukan upaya:

pengembangan sumber pembiayaan dari kredit perbankan dan lembaga


keuangan bukan bank;
pengembangan lembaga modal ventura;
pelembagaan terhadap transaksi anjak piutang;

7
peningkatan kerjasama antara Usaha Mikro dan Usaha Kecil melalui koperasi
simpan pinjam dan koperasi jasa keuangan konvensional dan syariah; dan
pengembangan sumber pembiayaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Dalam upaya menindaklanjuti Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2009 tentang


Kepemudaan serta mendukung Gerakan Kewirausahaan Nasional khususnya dalam
bidang permodalan wirausaha muda pemula dengan tujuan untuk mendorong agar
generasi muda menjadi wirausaha andal dan menjadi generasi yang menciptakan
pekerjaan, maka dipandang perlu merancang sistem pembiayaan bagi wirausaha
muda melalui pembentukan forum Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda
(LPKP).

Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai kedudukan, fungsi, tugas, susunan


organisasi dan personalia, mekanisme penilaian kelayakan usaha, usulan
mendapatkan bantuan permodalan bagi wirausaha muda pemula. Selanjutnya
Peraturan Pemerintah ini juga mengatur pembentukan LPKP di provinsi,
kabupaten/kota apabila diperlukan, mekanisme kerja, pendanaan serta pelaksanaan
monitoring dan evaluasi.

B. MENIMBANG, MENGINGAT , MEMUTUSKAN

MENIMBANG : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 51 ayat (4)


Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, perlu menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Susunan Organisasi, Personalia, dan Mekanisme Kerja
Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemuda;

MENGINGAT :

8
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 148 Tahun 2009, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2011 tentang Pengembangan
Kewirausahaan dan Kepeloporan Pemuda, serta Penyediaan Prasarana dan
Sarana Kepemudaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 87
Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5238);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SUSUNAN


ORGANISASI, PERSONALIA, DAN MEKANISME KERJA LEMBAGA
PERMODALAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA.

Dalam peraturan pemerintah ini susunan organisasi dibentuk seperti pada :

BAB III
SUSUNAN ORGANISASI DAN PERSONALIA
Pasal5 menyatakan bahwa Susunan organisasi LPKP terdiri atas:

pengarah; dan
pelaksana.
Pasal 6 tertulis bahwa Susunan personalia pengarah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf a terdiri atas:

a) Pembina : Presiden;
b) Ketua : Wakil Presiden;
c) Sekretaris merangkap : Menteri Pemuda dan anggota Olahraga;
d) Anggota :
o Menteri Keuangan;

9
o Menteri Dalam Negeri;
o Menteri Pendidikan dan Kebudayaan;
o Menteri Perdagangan;
o Menteri Perindustrian;
o Menteri Kehutanan;
o .Menteri Tenaga Kerjadan Transmigrasi;
o Menteri Pertanian;
o Menteri Kelautan dan Perikanan;
o Menteri Agama;
o Menteri Sosial;
o Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
o MenteriBadan UsahaMilik Negara;
o Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
o Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal;
o Menteri Riset dan Teknologi.

Fungsi Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 Tentang Susunan


Organisasi, Personalia, Dan Mekanisme Kerja Lembaga Permodalan
Kewirasusahaan Pemuda
BAB II
KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN TUGAS
Pasal 2
1. Dengan Peraturan Pemerintah ini dibentuk LPKP.
2. LPKP merupakan lembaga fasilitasi permodalan guna mendukung
pengembangan kewirausahaan pemuda.
3. LPKP berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.
Pasal 3

10
LPKP berfungsi memfasilitasi akses permodalan bagi Wirausaha Muda
Pemula untuk mulai menjalankan usahanya.

Pasal 4

1. Untuk menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,


LPKP mempunyai tugas:
a. menyusun rencana dan program kegiatan;
b. melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan bantuan
permodalan Wirausaha Muda Pemula;
c. melakukan pendataan sumber dana permodalan;
d. memfasilitasi penyaluran permodalan bagi Wirausaha Muda
Pemula;
e. melakukan penilaian terhadap kelayakan usaha Wirausaha
Muda Pemula;
f. menyiapkan panduan bimbingan teknis di bidang manajemen
keuangan;
g. mengusulkan Wirausaha Muda Pemula untuk mendapatkan
permodalan dari lembaga permodalan;
h. melakukan kerja sama dan kemitraan dengan
kementerian/lembaga, dunia usaha, lembaga permodalan usaha,
dan inkubator bisnis; dan
i. melaksanakan monitoring dan evaluasi.
2. LPKP memberikan fasilitas akses permodalan sampai Wirausaha
Muda Pemula layak memperoleh permodalan dari lembaga
permodalan.

11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Salah satu faktor penyebab sulitnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat


melalui perluasan lapangan kerja adalah banyak lulusan sekolah dan perguruan tinggi
yang lebih memilih menjadi pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan
kerja (job creator).

Upaya pemerintah adalah menggalakkan Gerakan Kewirausahaan Nasional


(GKN) yang kini mulai semakin nyata pasca dirilisnya Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor: 60/2013 tentang susunan organisasi, personalia, dan mekanisme kerja
lembaga permodalan kewirausahaan pemuda (LPKP). Dalam pasal 2 peraturan
pemerintah tentang Susunan Organisasi, Personalia, Dan Mekanisme Kerja Lembaga
Permodalan Kewirasusahaan Pemuda ayat (4) menyatakan Lembaga Permodalan
Kewirausahaan Pemuda yang selanjutnya disingkat LPKP adalah lembaga yang
dibentuk oleh Pemerintah untuk mendukung pengembangan kewirausahaan pemuda
guna memperoleh akses permodalan.

Lembaga Permodalan Kewiraan Pemuda (LPKP) berfungsi mendukung program


perluasan lapangan kerja dan penghidupan yang layak bagi para pemuda serta upaya
peningkatan produktivitas nasional melalui pembiayaan wirausaha pemuda.

Pengangguran bukanlah suatu masalah yang sepele, karena dampaknya begitu


besar bagi perekonomian dan perkembangan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu,
perlu dipikirkan upaya-upaya yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah sosial
ini. Dan sudah barang tentu melibatkan seluruh elemen masyarakat Indonesia, secara
khusus lembaga-lembaga pendidikan di tanah air ini.

12
B. SARAN

Mengamati dampak yang ditimbulkan oleh meningkatnya jumlah pengangguran,


perlu diupayakan solusi yang dapat, sekurang-kurangnya, menurunkan angka
pengangguran dalam suatu negara dan memperbaiki perekonomian negara tersebut.
Sebagai solusinya adalah:

Pemerintah mengadakan atau menyediakan lapangan kerja yang tidak


terlalu menuntut tingkat pendidikan khusus, melainkan keterampilan.
Dalam hal ini, pemerintah dapat menjalin kerjasama dengan pihak-
pihak swasta dan dengan investor asing.
Pemerintah mengubah sistem pendidikan Indonesia dan kurikulum
pendidikan, yaitu menerapkan pendidikan berbasiskan
entrepreneurship dan bisnis sejak pendidikan tingkat dasar dan
pendidikan menengah. Apalagi di era modern ini dan diterapkannya
pasar bebas di beberapa kawasan dan bahkan dapat dikatakan sudah
mengglobal ini
Pemerintah menyediakan lembaga-lembaga pembinaan dan pelatihan
khusus dan gratis. Ini diperlukan terkhusus untuk mereka yang tidak
sempat atau tidak mampu menimba ilmu di sekolah-sekolah formal,
sehingga merekapun dapat memiliki keterampilan khusus yang
diperlukan. Dengan demikian, mereka memiliki modal (Human
Capital) untuk bekerja.

13

Anda mungkin juga menyukai