Anda di halaman 1dari 4

UploadSign inJoin

apoptosis dan sinyal autokrin TGF-beta. Aktivasi sinyal transduksi TGf-beta intraseluleryang tidak benar melalui
Smad3 phosphorylation
dan kegagalan loop umpan balik negativeSmad-7 tamapak pada Skleroderma. Protein koaktivator inti p300
memfasilitasi transkripsiyang dimediasi Smad dan merupakan lokus yang penting dalam integrasi sinyal
ekstraseluleryang memodulasi fungsi fibroblast. Abnormalitas ekspresi, fungsi dan interaksi antara Smad,p300 dan
protein seluler lain mempengaruhi meneta dan progresifitas proses fibrogenik scleroderma dengan cara memodulasi
transkripsi gen.Gambar 4. Perubahan lesi pada berbagai stadium Skleroderma
Gambaran Patologi Skleroderma pada Organ1.

Patologi Kulit
Fibrosis pada kulit dan organ lainnya, termasuk pembuluh darah, merupakangambaran patologis yang paling sering
ditemukan pada sklerosis sistemik. Peningkatanmatriks ekstraselular pada dermis, terutapa kolagen tipe I dan III,
yang disertai penipisanepidermis dan hilangnya
rete pegs
merupakan gambaran patologis yang khas pada
skleroderma. Hal ini meyebabkan penegangan kulit yang khas pada skleroderma. Padastadium awal, tampak
infiltrasi sel radang mononuklear di dalam dermis, terutama limfosistT dan Mast sel. Sel-sel ini banyak ditemukan
mengelilingi pembuluh darah dermis. Padastadium akhir (fase atrofik), kulit relative aselular.Lesi Vaskuler pada kulit
menunjukkan gambaran yang sama dengan lesi pada organlainnya. Tunika intima arteri dan arteriola tampak
berproliferasi sehingga lumennya menjadisempit. Dengan tekhik
nailfold capilaroscopy
, akan tampak kerusakan dan hilangnya kapileryang makan lama makin banyak. Pada pembuluh darah besar, akan
tampak hiperplasi tunikaintima, sehingga lumennya menyempit dan akhirnya berobliterasi.
2.

Patologi Paru-paru
Pada paru-paru, dapat ditemukan 2 gambaran patologik, yaitu fibrosis paru dankelainan vaskuler. Walaupun kedua
keadaan ini sering bersamaan, tetapi pada wanita denganscleroderma yang terbatas sering hanya didapatkan kelainan
pembuluh darah paru, yaitupenebalan tunika media, sehingga terjadi penyempitan lumen dan timbul hipertensi
pulmonalyang dapat berakhir sebagai gagal jantung kanan.Gambar 5: Gambaran fibrosis paru-paru pada resolusi
tinggi
3.

Patologi Jantung
Sklerosis sistemik dapat menyerang perikardium dan miokardium. Kelainan padaperikardium ditandai oleh fibrosis
dan penebalan perikardium parietal dan viseral yangakhirnya dapat berkembang menjadi perikarditis konstruktif.
Pada miokardium, tammpak proliferasi intima dan penyempitan pembuluh darah koroner. Di sekeliling pembuluh
darahkoroner, ditemukan banyak jaringan fibrosa. Akhirnya dapat timbul vasospasme dan infark miokard.

4.

Patologi Saluran Cerna


Pada saluran cerna, lesi terbanyak terdapat pada esofagus, walaupun gaster, usus halusproksimal dan kolon juga dapat
terserang. Secara histologis, tampak gambaran fibrosis padatunika propria dan submukosa, serta peningkatan sel
radang pada tunika muskularis. Akibatfibrosis, peristaltis usus akan berkurang. Selain itu atrofi lapisan otot dan
berkurangnyaperistaltis akan menimbulkan divertikel di kolon dengan mulut yang lebar.
5.

Patologi Ginjal
Akan tampak lesi arteriol yang berupa proliferasi intima, penipisan tunika media danreduplikasi lamina elastika.
Membaran basal glomeruli mengalami duplikasi, tetapi tidak adatanda-tanda glomerulonefritis. Gambaran sklerotik
pada glomeruli mmerupakan tanda khasinfark kortek ginjal dan stradium akhir skleroderma. Pada sklerosis sitemik
yang disertaikelainan ginjal, sering didapatkan hemolisis mikroangiopatik akibat kerusakan fisis eritrosit yangberedar
pada gangguan sirkulasi renal yang berat.
6.

Patologi Sistem Muskoloskletal


Pada otot rangka, akan tampak jaringan fibrosis perivaskular yang menyebabkanpenurunan kekuatan otot dan
peingkatan ringan enzim otot dalam serum. Selain itu dapat jugaterjadi kelainan seperti tampak pada poli dan
dermatomiositis, yaitu infiltrasi limfositik perivaskular, nekrosis, degenerasi dan regenerasi jaringan otot. Secara klinis
akan tampak kelemahan otot proksimal dan peningkatan enzim otot serum yang bermakna. Pada tendon
akantampak deposisi fibrin dalam sarung tendon, sehingga gerak tendon terbatas dan akhirnya dapattimbul
kontraktur fleksi, teutama pada jari-jari.D.

GEJALA DAN TANDAGajala Klinis:Secara umum Skleroderma mempengaruhi jaringan ikat, terutama pada kulit
dandinding pembuluh darah, dan, pada tingkat yang lebih rendah, dapat mempengaruhi hatisaluran pencernaan,
paru-paru dan ginjal.Cutaneous symptoms (Gejala pada Kulit):

Gejala yang timbu pada kulit, sering dikaitkan atau didahului dengan fenomenaRaynaud dan arthralgias pada jari, hal
ini biasanya menjadi tanda-tanda awal perjalananpenyakit scleroderma. Oleh karena itu gejala awal ini dapat
membantu untuk menegakkan diagnosis dan memulai terapi.Tanda:

akumulasi jaringan ikat yang berlebihan

fibrosis

pembentukan autoantibodi terhadap sejumlah antigen seluler

dan perubahan degeneratif pada kulit, otot rangka, sinovium, pembuluh darah,saluran pencernaan, ginjal, paru dan
jantung.
Tampilan Sklerosis sistemik terbatas Sklerosis sistemik difus
Kulit yang terlibat Terbatas pada jari, lengandistal, wajah, progresifitaslambatDifus: jari-jari, ekstremitas,wajah,
badan, progreifitascepatFenomena Raynaud Mendahului keterlibatan kulit,berhubungan dengan iskemiaSejalan
dengan keterlibatankulitFibrosis pulmonal Mungkin terjadi, moderat Sering, awal dan beratHipertensi
arteripulmonalSering, lambat, mungkinterisolasiDapat terjadi, berhubungandengan fibrosis pulmonalKrisis renal
scleroderma Sangat jarang 15% terjadi, diawalKalsinosis kultis Sering, menonjol Dapat terjadi,
ringanKarakteristik autoantibodyAntisentomer Antitopoisomerase

E.
DIAGNOSISDiagnosis Skleroderma dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaanpenunjang.
Gambaran Klinis
Secara klinis agak sulit menegakkan diagnosis sklerosis sistemik sebelum timbulkelainan kulit yang khas. Tetapi
kemungkinan sklerosis sistemik harus dipikirkan biladitemukan gambaran fenomena Raynaud pada wanita umur
20-50 tahun.

Tahun 1980,
American Rheumatism Association
(ARA) mengajukan kriteria sklerosissistemik dengan sensitifitas 97 % dan spesifisitas 98 %., yaitu bila terdapat:

Satu kriteria mayor, atau

2 dari 3 kriteria Minor


Kriteria Mayor :
Skleroderma proksimal : penebalan, penegangan dan pengerasan kulit yang simetrik padakulit jari dan kulit
proksimal terhadap sendi metakarpofalangeal atau metatarsofalangeal.Perubahan ini dapat mengenai seluruh
ekstremitas, muka, leher dan batang tubuh (toraks danabdomen)

Anda mungkin juga menyukai