Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

STRATEGI PREVENTIF KARIES GIGI PADA ANAK

Disusun oleh:

KELOMPOK 4A

1. Nuri Ashrissilmi 15189

2. Priscilla Yonava S. 15197

3. Ina Laela Abdillah 15209

4. Nandela Melandy A. 15219

5. Hersinta Retno M. 15225

6. Jessica Claudia A.A. 15229

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut sering kali menjadi hal yang dianggap

kurang penting bagi sebagian orang. Menurut data Riskesdas tahun 2007 dan

2013, presentase penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut

meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%. Pada tahun 2013, penduduk yang

mempunyai kebiasaan menyikat gigi setiap hari sebesar 93,8%. Namun pada

kenyataannya hanya 2,3% diantaranya yang menyikat gigi dengan benar

(sesudah makan pagi dan sebekum tidur malam). Hal ini mungkin terjadi

karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap

kebersihan gigi dan mulut.

Kebiasaan anak mengonsumsi makanan kariogenik seperti coklat,

permen, kue-kue manis, dan sebagainya membuat anak-anak sangat rentan

terhadap masalah gigi, khususnya karies gigi. Dampak yang paling umum

terjadi bila anak mengalami karies gigi yaitu berkurangnya kehadiran anak di

sekolah serta dapat mengganggu konsentrasi belajar. Nafsu makan juga

berkurang sehingga dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan yang

nantinya akan mempengaruhi status gizi anak (Wala, 2014).

Penilaian tingkat risiko karies anak secara individu harus diketahui

oleh dokter gigi, karena semua anak pada umumnya mempunyai tingkatan

risiko karies yang bebeda. Sehingga dalam perawatannya pun berbeda pula

tergantung dari tingkatannya. Anak yang berisiko karies tinggi harus


mendapatkan perhatian khusus. Karena perawatan intensif dan ekstra harus

segera dilakukan untuk menghilangkan karies atau setidaknya mengurangi

risiko karies tinggi menjadi rendah. Berdasarkan masalah yang telah

dijabarkan di atas, penulis akan memberikan penyuluhan mengenai

pencegahan primer pada anak, agar masyarakat memiliki kesadaran yang

tinggi mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi.


BAB II

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan : Strategi Preventif Karies Gigi pada Anak

Sasaran : Seluruh warga PSIK FK UGM.

Penyuluh : Mahasiswa PSIK FK UGM

Waktu : 09.00-10.30 WIB (90 menit)

Hari/tanggal : Kamis, 10 Desember 2015

Tempat : Ruang Skills Lab PSIK FK UGM

A. Pengorganisasian

Penanggung jawab : Nuri Ashrissilmi

Penyaji : Hersinta Retno M.

Moderator : Ina Laela Abdillah

Anggota : Nandela Melandy A.

Priscilla Yonava S.

Jessica Claudia A. A.

B. Tujuan Pembelajaran

Tujuan Umum

Setelah menerima pendidikan kesehatan mengenai strategi preventif

karies gigi pada anak, warga PSIK FK UGM mampu memahami cara yang

bisa dilakukan untuk mencegah karies gigi pada anak.


Tujuan Khusus

Setelah selesai mengikuti pendidikan kesehatan, warga PSIK FK UGM

mampu:

1. Mengetahui pengertian karies gigi.

2. Mengetahui tindakan pencegahan primer karies gigi pada anak.

3. Mengetahui strategi pencegahan karies gigi sesuai umur.

C. Metode

Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab.

D. Media

Media yang digunakan adalah PPT, leaflet, poster dan video.

E. Susunan Acara

No. Waktu Kegiatan Penanggung jawab


1. 09.00 09.15 WIB Registrasi Jessica Claudia
2. 09.15 09.25 WIB Pembukaan Ina Laela Abdillah
3. 09.20 09.25 WIB Sambutan Ketua Prodi Nandela Melandy A.
PSIK FK UGM
4. 09.25 10.00 WIB Penyampaian materi Priscilla Yonava S.

5. 10.00 10.15 WIB Pemutaran video Hersinta Retno M. &


Nuri Ashrissilmi

6. 10.15 10.20 WIB Tanya jawab Nandela Melandy A.


& Priscilla Yonava S.
7. 10.20 10.30 WIB Penutup Ina Laela Abdillah
F. Isi/Materi Penyuluhan

Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan penyakit jaringan

keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas metabolisme mikroorganisme,

sehingga terjadi proses demineralisasi jaringan keras gigi (Tjahja, 2006).

Tindakan pencegahan primer adalah suatu langkah pencegahan yang

dilakukan sebelum terjadinya suatu penyakit (Angela, 2005). Tindakan

pencegahan primer untuk karies gigi meliputi:

1. Kebersihan Mulut

Penyikatan gigi, flossing dan profesional propilaksis disadari sebagai

komponen dasar dalam menjaga kebersihan mulut. Keterampilan penyikatan

gigi harus diajarkan dan ditekankan pada anak di segala umur.

Toothbrushing atau penyikatan gigi dengan menggunakan pasta gigi

flouride adalah metode yang paling penting dalam mencegah terjadinya karies

gigi. Setelah menyikat gigi, biasakan anak untuk meludahkannya. Anak

anak yang meludah setelah menyikat gigi, menurunkan risiko kejadian karies

gigi sebanyak 10% dibandingkan anak yang berkumur dengan air setelah

menyikat gigi. Pemakaian benang gigi juga dianjurkan pada anak yang

berumur 12 tahun ke atas karena penyakit periodontal meningkat pada umur

ini. Namun, flossing sulit dilakukan dan memerlukan latihan yang lama

sebelum anak benar-benar menguasainya. Profesional profilaksis (skeling,

aplikasi flour) juga disarankan dalam mendukung kebersihan mulut anak

yang dilakukan oleh dokter gigi atau tenaga kesehatan anak.


Fluor telah digunakan secara luas untuk mencegah karies. Penggunaan

fluor dapat dilakukan dengan fluoridasi air minum, pasta gigi dan obat kumur

mengandung fluor, pemberian tablet fluor, topikal varnis.

Menurut Depkes RI (1996), cara menyikat gigi adalah sebagai berikut:

a. Pada permukaan sikat gigi digerakkan dengan gerakan maju mundur

yang pendek. Artinya sikat gigi digerakkan ditempat. Gosok terlebih

dahulu gigi gigi yang terletak di belakang.

b. Setelah itu, barulah sikat gigi dipindahkan ke tempat berikutnya,

kemudian gosoklah gigi depan.

c. Pada gigi permukaan dekat lidah, gosok dahulu gigi-gigi yang

terletak di belakang, kemudian dilanjutkan bagian depan.

d. Pada permukaan dataran pengunyahan dari gigi-gigi.

e. Rahang atas maupun rahang bawah digosok dengan gerakan maju

mundur. Cara ini merupakan cara yang dianjurkan, karena cara

menyikat gigi dilakukan berulang pada satu tempat sebelum pindah

ke tempat lain.

2. Diet dan konsumsi gula

Tindakan pencegahan pada anak dengan risiko tinggi karies lebih

menekankan pada pengurangan konsumsi dan pengendalian frekuensi

asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara nasehat

diet dan bahan pengganti gula.

Nasehat diet yang dianjurkan adalah memakan makanan yang cukup

jumlah protein dan fosfat yang dapat menambah sifat basa dari saliva,
memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan yang berserat dan berair

yang akan bersifat membersihkan dan merangsang sekresi saliva,

menghindari makanan yang manis dan lengket serta membatasi jumlah

makan menjadi tiga kali sehari serta menekan keinginan untuk makan di

antara jam makan. Xylitol dan sorbitol merupakan bahan pengganti gula

yang sering digunakan, berasal dari bahan alami serta mempunyai kalori

yang sama dengan glukosa dan sukrosa. Xylitol dan sorbitol dapat

dijumpai dalam bentuk tablet, pastiles, permen karet, minuman ringan,

farmasi dan lainlain. Xylitol dan sorbitol mempunyai efek menstimulasi

daya alir saliva dan menurunkan kolonisasi dari S. Mutans. Menurut

penelitian, xylitol lebih efektif karena xylitol tidak dapat dimetabolisme

oleh bakteri dalam pembentukan asam dan mempunyai efek anti bakteri.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

- Minimal satu kali dalam setahun mengajarkan anak untuk

memperhatikan dietnya berhubungan dengan kesehatan mulutnya.

- Batasi makanan dan minuman yang mengandung gula dimana tidak lebih

dari 4 kali dalam sehari. Tujuan dari membatasi makanan dan minuman

yang mengandung gula adalah untuk mengurangi frekuensi gigi terpajan

zat yang bersifat asam.

- Minum air putih atau susu saat makan.

- Susu sapi bersifat non-cariogenic.

- Minum minuman yang mengandung gula seperti susu manis, susu

kedelai dan jus buah meningkatkan risiko karies.


- Dari usia 1 tahun hingga usia 2 tahun, anak anak sebaiknya minum

susu sapi tinggi lemak. Karena mampu mencukupi kebutuhan kalori, vit

A dan vit D yang diperlukan oleh anak.

- Setelah umur 2 tahun semi-skimmed milk dapat diberikan sedikit demi

sedikit sebagai pengenalan.

- Skimmed milk hanya cocok untuk anak diatas 5 tahun karena sedikit

kalori dan minimal vitamin A.

- Jangan makan dan minum setelah menyikat gigi menjelang tidur.

- Waspada terhadap makanan yag berpotensi mengandung gula. Seperti

misalnya yogurt, sereal dan lainnya.

- Waspada terhadap minuman yang mengandung asam.

3. Strategi pencegahan karies gigi sesuai umur

Menurut Irish Oral Health Services dan National Dental Advisory Committee,

terdapat beberapa strategi pencegahan sesuai dengan golongan umur, yaitu:

a. Strategi pencegahan untuk anak preschool (usia 0-4 tahun)

Population Strategies

Usia <2 tahun: orangtua/wali harus didorong untuk menyikat gigi anaknya

segera setelah gigi pertama muncul, menggunakan sikat gigi

yang lembut atau hanya menggunakan air.

Usia 2-4 tahun : orangtua/wali harus didorong untk menyikat gigi anaknya

atau membantu mereka menyikat gigi.


Hal-hal yang perlu diperhatikan:

- Dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flouride setidaknya

1000 ppm F

- Menyikat gigi 2 kali sehari

- Saat sebelum tidur dan saat waktu lain misalnya siang hari

- Menggunakan sejumlah ukuran pasta gigi sebesar kacang polong

- Anak-anak harus didorong untuk meludahkan pasta gigi setelah

menyikat gigi, jangan menelannya.

Individual Strategies for High Caries Risk Children

Usia 0-4 tahun: orangtua/wali dari anak yang berisiko tinggi mengalami

karies gigi harus didorong untuk menyikat gigi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

- Dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flouride setidaknya

1000 ppm F

- Menyikat gigi 2 kali sehari

- Saat sebelum tidur dan saat waktu lain misalnya siang hari

- Menggunakan sejumlah ukuran pasta gigi sebesar kacang polong.

- Anak-anak harus didorong untuk meludahkan pasta gigi setelah

menyikat gigi, jangan menelannya.


Recommendation:

Pendidikan kesehatan mulut bagi orangtua/wali terhadap anaknya

harus didorong mengikuti pola makan yang sehat, sesuai dengan

pedoman diet nasional.

Orangtua/wali dari anak-anak yangg menggunakan botol bayi

disarankan untuk tidak menempatkan minuman manis termasuk jus

buah kedalam botol.

Orangtua/wali disarankan untuk tidak membiarkan anak-anaknya tidur

atau saat tidur siang dengan botol bayi yang masih menempel di

mulutnya.

Orangtua/wali harus didorong untuk membatasi anak-anaknya dari

konsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula.

Orangtua/wali disarankan untuk menggunakan pengganti gula yang

tersedia untuk anak-anaknya tetapi harus dikonsumsi dalam jumlah

yang sedang

Dianjurkan untuk menggunakan obat yang bebas gula.

Resin based pernis flouride/penambalan gigi (22600 ppm F) harus

ditawarkan pada anak-anak yang memiliki resiko tinggi terkena caries

gigi.

Penggunaan chlorhexidin tidak dianjurkan untuk mencegah karies

gigi.
b. Strategi pencegahan untuk anak usia sekolah (usia 5-15 tahun)

Population Strategies

- Dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flouride setidaknya

1000 ppm F.

- Menyikat gigi 2 kali sehari.

- Saat sebelum tidur dan saat waktu lain misalnya siang hari.

- Menggunakan sejumlah ukuran pasta gigi sebesar kacang sampai umur

7 tahun.

- Anak-anak di bawah usia 7 tahun harus diawasi orang dewasa ketika

menyikat gigi.

- Anak-anak harus didorong untuk meludahkan pasta gigi setelah

menyikat gigi.

Individual strategies for High Caries Risk Children

- Anak-anak yang berisiko mengalami karies gigi sebaiknya dipasang

resin-based fissure sealant (melakukan penambalan gigi) setelah

pemeriksaan gigi setiap 6 bulan maupun 3 bulan

- Penggunaan chlorhexidin tidak dianjurkan untuk mencegah karies gigi.

- Pendidikan kesehatan mulut bagi orangtua/wali terhadap ankanya harus

didorong mengikuti pola makan yang sehat, sesuai dengan pedoman

diet nasional.

- Orangtua/wali harus didorong untuk membatasi anak-anaknya dari

konsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula.


- Anak-anak disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan dan

minuman yang mengandung gula.

- Orangtua/wali disarankan untuk menggunakan pengganti gula yang

tersedia untuk anak-anaknya tetapi harus dikonsumsi dalam jumlah

yang sedang.

- Dianjurkan untuk menggunakan obat yang bebas gula.

- Anak-anak yang berisiko tinggi mengalami karies gigi harus melakukan

kontrol secara rutin ke dokter gigi.

G. Setting Tempat

H. Metode Evaluasi

1. Evaluasi persiapan

Presentator sudah membawa charger laptop dan pointer. Sepuluh

menit sebelum acara dimulai, media yang akan digunakan presentator


untuk menyampaikan materi telah siap. Media yang digunakan untuk

menyampaikan materi berupa powerpoint, leaflet, poster, dan video.

Presentator akan memastikan faktor yang mempengaruhi proses

pembelajaran di bawah kendalinya, seperti kebisingan, suhu ruangan,

pencahayaan dan lain sebagainya. Sehingga nyaman untuk proses

pertukaran informasi.

Presentator akan memastikan tujuan dari proses pembelajaran telah

tercapai.

2. Evaluasi proses

Di akhir penyampaian materi, presentator akan memberikan kesempatan

kepada peserta untuk bertanya terkait materi. Namun apabila tidak ada

peserta yang bertanya, presentator akan memastikan tujuan dari proses

pembelajaran tercapai dengan cara memberikan pertanyaan kepada

peserta.

Pertanyaan:

a. Apa yang dimaksud dengan karies gigi?

Jawab:

Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan penyakit jaringan

keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas metabolisme mikroorganisme,

sehingga terjadi proses demineralisasi jaringan keras gigi.

b. Bagaimana tindakan pencegahan primer karies gigi pada anak?

Jawab:
Penyikatan gigi, flossing dan profesional propilaksis disadari sebagai

komponen dasar dalam menjaga kebersihan mulut. Tindakan

pencegahan pada anak dengan risiko tinggi karies lebih menekankan

pada pengurangan konsumsi dan pengendalian frekuensi asupan gula

yang tinggi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara nasehat diet dan

bahan pengganti gula. Nasehat diet yang dianjurkan adalah memakan

makanan yang cukup jumlah protein dan fosfat yang dapat menambah

sifat basa dari saliva, memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan

yang berserat dan berair yang akan bersifat membersihkan dan

merangsang sekresi saliva, menghindari makanan yang manis dan

lengket serta membatasi jumlah makan menjadi tiga kali sehari serta

menekan keinginan untuk makan di antara jam makan.

c. Bagaimana strategi pencegahan karies gigi sesuai umur?

Jawab:

Strategi pencegahan untuk anak preschool (usia 0-4 tahun)

Usia <2 tahun : orangtua/wali harus didorong untuk menyikat gigi

anaknya segera setelah gigi pertama muncul,

menggunakan sikat gigi yang lembut atau hanya

menggunakan air.

Usia 2-4 tahun : orangtua/wali harus didorong untk menyikat gigi

anaknya atau membantu mereka menyikat gigi.


Strategi pencegahan untuk anak usia sekolah (usia 5-15 tahun)

- Dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flouride

setidaknya 1000 ppm F

- Menyikat gigi 2 kali sehari

- Saat sebelum tidur dan saat waktu lain misalnya siang hari

- Menggunakan sejumlah ukuran pasta gigi sebesar kacang sampai

umur 7 tahun

- Anak-anak di bawah usia 7 tahun harus diawasi orang dewasa

ketika menyikat gigi.

- Anak-anak harus didorong untuk meludahkan pasta gigi setelah

menyikat gigi.

3. Evaluasi sumatif (hasil)


Pesrta mengetahui pengertian karies gigi.

Peserta mengetahui tindakan pencegahan primer karies gigi pada

anak.

Peserta memahami strategi pencegahan karies gigi sesuai umur.


REFERENSI

Angela, A. 2005. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Maj.
Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3: 130134.

Irish Oral Health Services. 2009. Strategies to Prevent Dental Caries in Children
and Adolescents: Guidance on identifying high caries risk children
and developing preventive strategies for high caries risk children in
Ireland.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Infodatin: Pusat Data dan informasi


Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kemenkes RI.

National Dental Advisory Committee. 2010. Prevention and Management of


Dental Caries in Children: Dental Clinical Guidance. Dundee: Scottish
Dental Clinical Effectiveness Programme.

Tjahja, I., Sintawati, F. X., & Yovita, T. A. 2006. Gambaran Karies Gigi
Permanen di Beberapa Puskesmas Kota dan Kabupaten Bandung,
Sukabumi serta Bogor Tahun 2002. Media Litbang Kesehatan XVI
No. 4.

Wala, H. C., Wicaksono, D. A., & Tambunan, E. 2014. Gambaran Status Karies
Gigi Anak Usia 11-12 Tahun pada Keluarga Pemegang Jamkesmas di
Kelurahan Tumatangtang I Kecamatan Tomohon Selatan. Manado:
Universitas Sam Ratulangi Manado

Anda mungkin juga menyukai