Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan ukuran penting dalam menilai keberhasilan pelayanan kesehatan

dan keluarga berencana di suatu negara. Dewasa ini AKI masih tinggi,

berdasarkan data World Health Organization (WHO) dikatakan diseluruh

dunia angka kematian ibu mencapai 500.000 jiwa per tahun dan angka

kematian bayi mencapai 10.000.000 jiwa pertahun (Manuaba, 2009).

Kematian ibu adalah kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan atau dalam

42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, dikarenakan oleh sebab apapun yang

berhubungan dengan kehamilan.

Tingginya AKI di Indonesia, sampai saat ini masih merupakan masalah

kesehatan yang ditempatkan sebagai prioritas utama. Survey Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 / 2003 menunjukkan bahwa AKI di

Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau

setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia. Demikian pula AKB

khususnya AKB baru lahir masih berada pada kisaran 20 per 1.000 kelahiran

hidup.

Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah karena perdarahan

(45 %), eklampsi atau kejang-kejang, dan tekanan darah tinggi (12 %), infeksi

(12 %), gagal aborsi (10 %) dan sisanya karena hal-hal medis lain. Diagnosa
2

medis menyebutkan bahwa fatalitas perdarahan berhubungan dengan anemia

atau kekurangan zat gizi, dimana kondisi ini menunjukkan ketidak mampuan

sel darah merah atau kurangnya jumlah sel darah merah untuk mengangkut zat

asam dan makanan. Disamping penyebab langsung kematian ibu terdapat

penyebab tidak langsung yang dikarenakan keterbatasan informasi kesehatan,

hambatan sosial, ekonomi dan budaya (Sudiatama, 2011). Kejadian anemia

merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkit lebih dari

600 juta manusia. Dengan frekuensi yang cukup tinggi, berkisar antara 10%

dan 35%. Pada tahun 2007 WHO melaporkan bahwa prevalensi ibu hamil

yang mengalami defisiensi besi di Filiphina berkisar 55%, Thailand 45%,

Malaysia 30% dan Singapura 7% (Zakaria, 2014).

AKI di Jawa Barat cukup tinggi mencapai 321 per 100.000 kelahiran

hidup (Dinkes Propinsi Jawa Barat, 2010). Kejadian perdarahan sangat erat

kaitannya dengan kondisi anemia pada ibu hamil, kejadian anemia dalam

kehamilan cukup tinggi pada kehamilan. Menurut WHO kejadian anemia

dalam kehamilan berkisar antara 20 89 % dengan menetapkan hemoglobin

(HB) 11 gr % sebagai batasnya. Frekuensi anemia dalam kehamilan di negara-

negara berkembang cukup tinggi yaitu 10 20 %, sedangkan di Indonesia

frekuensi ibu hamil dengan anemia juga relatif tinggi yaitu 63,5 % (Saifuddin,

2011).

Data mengenai kejadian yang didapat di Kota Banjar memperlihatkan

bahwa angka kejadian anemia pada ibu hamil sebanyak 628 kasus yang terdiri

dari anemia ringan sebanyak 614 kasus dan anemia berat sebanyak 14 kasus.
3

Adapun angka kejadian anemia berat terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas

Langensari 1 sebanyak 7 kasus dan Puskesmas Langensari 2 sebanyak 7

kasus. Sedangkan anemia ringan terjadi di Puskesmas Langensari 1 sebanyak

178 kasus, Puskesmas Langensari 2 sebanyak 108 kasus, Puskesmas

Pataruman 2 sebanyak 86 kasus, Puskesmas Banjar 3 sebanyak 55 kasus,

Puskesmas Banjar 1 sebanyak 48 kasus, Puskesmas Purwaharja 1 sebanyak 41

kasus, Puskesmas Pataruman 3 sebanyak 37 kasus, Puskesmas Pataruman 1

sebanyak 22 kasus, Puskesmas Purwaharja 2 sebanyak 22 kasus, dan

Puskesmas Banjar 2, sehingga berdasarkan data tersebut terlihta bahwa kasus

terbanyak terjadi Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar yaitu sebanyak 178

kasus (Dinas Kesehatan Kota Banjar, 2015).

Anemia dalam kehamilan selain berpengaruh terhadap ibu, baik dalam

kehamilan, persalinan ataupun nifas dan masa selanjutnya, juga berpengaruh

bagi hasil konsepsi. Jadi anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial

terjadinya morbiditas dan mortalitas ibu maupun anak (Wiknjosastro, 2010).

Bahaya anemia pada trimester III dapat menyebabkan terjadinya partus

prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim,

asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosis dan mudah terkena infeksi, dan

dekompensasi kordis hingga kematian ibu (Rosdiana, 2013).

Oleh sebab itu untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu

hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga diketahui data-data

dasar kesehatan umum ibu. Selain itu pengawasan antenatal juga bertujuan
4

untuk menegakkan diagnosis secara dini dan mencegah terjadinya kehamilan

beresiko (Manuaba, 2010).

Faktor Umur, pemeriksaan kehamilan, paritas, dan jarak kehamilan,

sangat berkaitan dengan kejadian anemia pada ibu hamil, karena umur ibu

yang tidak dalam keadaan reproduksi sehat dimana kehamilan <20 tahun dan

>35 tahun, pemeriksaan kehamilan yang tidak sesuai standar, paritas yang

tinggi dan jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menjadi penyebab anemia

(Amiruddin, 2012).

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini termasuk dalam ranah asuhan kebidanan, kejadian

Anemia pada ibu hamil masih terus terjadi dan perlu penanganan, oleh sebab

itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian terkait tentang

Hubungan Antara Usia Ibu Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar Tahun

2015.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara usia ibu dengan kejadian Anemia pada

ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Langensari 1 Kota

Banjar Tahun 2015


5

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui usia ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja

Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar Tahun 2015

b. Untuk mengetahui kejadian Anemia pada ibu hamil trimester III di

Wilayah Kerja Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar Tahun 2015

c. Untuk menganalisa hubungan antara usia ibu dengan kejadian Anemia

pada ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Langensari 1

Kota Banjar Tahun 2015

D. Keaslian Penelitian

Penelitian terkait dengan kejadian Anemia sebelumnya pernah

dilakukan namun terdapat perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang

akan dilakukan. Adapun penelitian terkait tersebut adalah sebagai berikut :

1. Anwar, dkk (2011) dengan judul Hubungan Status Gizi Dengan Anemia

Pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Garuda Kota Bandung. Pada

penelitian ini menggunakan rancangan analitik dengan variabel

independent dan dependent. Populasi penelitian adalah ibu hamil dan

jumlah sampel sebanyak 68 responden dengan teknik pengambilan total

sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar checklist.

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat

sedangkan cara ukur yang digunakan adalah skor 1 jika ya dan skor 0 jika

tidak. Hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan di

Puskesmas Garuda Kota Bandung Periode Juni Tahun 2011 terhadap 68


6

orang ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar ibu hamil

trimester III di Puskesmas Garuda Kota Bandung memiliki status gizi yang

baik dengan tidak risiko Kurang Energi Kronis (KEK ) yaitu sebanyak 57

orang (83,82%) dan status gizi tidak baik yaitu yang risiko KEK sebanyak

11 orang (16,18%). Berdasarkan hasil penelitian anemia pada ibu hamil

trimester III sebagian besar ibu hamil trimester III di Puskesmas Garuda

Kota Bandung yang tidak mengalami anemia yaitu sebanyak 51 orang

(75,00%) dan yang mengalami anemia sebanyak 17 orang (25,00%).

2. Penelitian tentang anemia sebelumnya dilakukan oleh Arsulfa (2002),

dengan judul Karakteristik Ibu Hamil Dengan Anemia di RS. Sarjito

Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskritif

non analitik, data yang diambil secara retrospektif (sekunder) dalam kurun

waktu 1 Januari 31 Desember 2001. Hasil disajikan dalam bentuk tabel

frekuensi sesuai dengan karakteristik yang akan diteliti. Penelitian ini

bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang gambaran karakteristik

ibu hamil dengan kejadian anemia, dimana karakteristik ibu hamil itu

meliputi umur, paritas, jarak kehamilan, tingkat pendidikan, dan frekuensi

Antenatal Care (ANC). Hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 22

responden (34,92 %) berusia lebih dari 35 tahun, paritas ibu adalah paritas

multipara yaitu sebanyak 34 responden (53,97 %), ibu yang mempunyai

jarak kehamilan kurang dari 5 tahun sebanyak 32 responden (50,79 %),

tingkat pendidikan sebagian besar adalah tamat sekolah dasar yaitu


7

sebanyak 37 responden (58,73 %), dan frekuensi pemeriksaan kehamilan

tidak teratur sebanyak 41 responden (65,08 %).

Persamaan kedua penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan

dilakukan terletak pada populasi, instrumen penelitian, dan cara ukur.

Sedangkan perbedaan terletak pada rancangan penelitian dan analisa data.

Tabel keaslian penelitian terlampir.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang berdaya

guna secara teoritis, metodologis dan empiris bagi kepentingan akademik

dalam bidang ilmu kebidanan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan stategi

dalam asuhan kebidanan sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang

berkualitas khususnya kepada ibu hamil. Selain itu juga penelitian ini

diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan kebidanan

khususnya asuhan antenatal yaitu asuhan kepada ibu hamil.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini juga bermanfaat bagi ibu hamil, petugas

kesehatan maupun pihak-pihak yang terkait dengan hasil penelitian ini.

Secara praktis hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi untuk

melakukan penelitian yang selanjutnya tentang pengaruh usia ibu dengan

kejadian anemia khususnya pada ibu hamil dan dapat dijadikan bahan

referensi. Selain itu hasil penelitian ini memberikan manfaat bagi bidan di
8

tempat-tempat pelayanan kesehatan kepada ibu hamil khususnya dalam

anemia yang dipengaruhi oleh faktor usia.


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Usia

Usia adalah usia individu yang dihitung mulai saat lahir sampai

saat berulang tahun (Nursalam, 2009). Menurut Wiknjosastro (2009)

bahwa masa kehidupan reproduksi yang digunakan dalam kehamilan

sampai melahirkan. Masa kehidupan reproduksi pada dasarkan dibedakan

menjadi 3 bagian yaitu :

a. Kurun reproduksi muda (< 20 tahun)

Pada usia kurang dari 20 tahun organ reproduksi belum berfungsi

dengan sempurna. Selain itu terjadi perebutan nutrisi antara ibu yang

masih dalam tahap perkembangan dengan janin.

b. Kurun reproduksi sehat (20 35 tahun)

Pada masa ini organ-organ tubuh sudah siap dan matang secara

psikologis seseorang sudah dapat menyerap, menimbang dan

memutuskan karena wawasan dan intelektual sudah mencapai tahap

kematangan.

c. Kurun reproduksi tua (lebih dari 35 tahun)

Pada usia lebih dari 35 tahun fungsi organ reproduksi juga memiliki

kecenderungan menderita gangguan kesehatan, seperti jantung, ginjal

dan diabetes melitus yang berdampak buruk pada perkembangan janin.

Masa subur atau masa reproduksi bagi seorang wanita meurut

Depkes RI (2011) dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu :

9
10

a. Reproduksi muda : Hamil dan melahirkan pada usia < 21 tahun

b. Reproduksi sehat : Hamil dan melahirkan pada usia 21 35 tahun.

c. Reproduksi tua : Hamil dan melahirkan pada usia > 35 tahun.

2. Anemia Pada Ibu Hamil

a. Pengertian Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia adalah kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah

merah dan zat pewarna merah pada sel darah kurang dari 12 gram %

(Winkjosastro, 2010) sedangkan Anemia dalam kehamilan adalah

kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat pewarna

merah pada sel darah dibawah 11% gram pada usia kehamilan 4-7

bulan (Saifuddin, 2012).

Selama kehamilan, tubuh memproduksi lebih banyak darah

untuk menopang pertumbuhan bayi. Jika tidak mendapatkan cukup zat

besi atau zat gizi lain tertentu, tubuh mungkin tidak mampu

menghasilkan jumlah sel darah merah yang dibutuhkan untuk

membuat tambahan darah (Tiara, 2013).

Anemia dapat membuat ibu hamil merasa lelah dan lemah, jika

anemia terjadi secara signifikan dan tidak diobati maka dapat

meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti kelahiran prematur

(Tiara, 2013).
11

b. Gejala Anemia Pada Ibu Hamil

Menurut Tiara (2013) terdapat beberapa tanda yang

menunjukkan bahwa ibu hamil mengalami anemia diantaranya yaitu

sebagai berikut :

1) Pucat

2) Sering pusing

3) Lemah, lelah, letih, lesu, lunglai

4) Nafas terengah-engah

5) Nyeri dada

6) Mata berkunang-kunang

7) Lidah luka

8) Nafsu makan turun

9) Mual dan muntah yang berlebihan pada hamil muda

Sedangkan menurut Harjana (2013) tanda yang menunjukkan

terjadinya anemia adalah :

1) Kelopak mata pucat

Sangat mudah untuk mendeteksi anemia dengan melihat

mata. Ketika Anda meregangkan kelopak mata dan memperhatikan

bagian bawah mata. Anda akan melihat bahwa bagian dalam

kelopak mata berwarna pucat.

2) Sering Kelelahan

Jika Anda merasa lelah sepanjang waktu selama satu bulan

atau lebih, bisa jadi Anda memiliki jumlah sel darah merah yang
12

rendah. Pasokan energi tubuh sangat bergantung pada oksidasi dan

sel darah merah Semakin rendah sel darah merah, tingkat oksidasi

dalam tubuh ikut berkurang.

3) Sering Mual

Mereka yang menderita anemia seringkali mengalami gejala

morning sickness atau mual segera setelah mereka bangun dari

tempat tidur.

4) Sakit kepala

Orang yang mengalami anemia sering mengeluh sakit kepala

secara terus-menerus. Kekurangan darah merah membuat otak

kekurangan oksigen. Hal ini sering menyebabkan sakit kepala.

5) Ujung Jari Pucat

Ketika Anda menekan ujung jari, daerah itu akan berubah

jadi merah. Tetapi, jika Anda mengalami anemia, ujung jari Anda

akan menjadi putih atau pucat.

6) Sesak napas

Jumlah darah yang rendah menurunkan tingkat oksigen

dalam tubuh. Hal ini membuat penderita anemia sering merasa

sesak napas atau sering terengah-engah ketika melakukan aktivitas

sehari-hari seperti berjalan.

7) Denyut Jantung Tidak Teratur

Palpitasi adalah istilah medis untuk denyut jantung tidak

teratur, terlalu kuat atau memiliki kecepatan abnormal. Ketika


13

tubuh mengalami kekurangan oksigen, denyut jantung meningkat.

Hal ini menyebabkan jantung berdebar tidak teratur dan cepat.

8) Wajah Pucat

Jika Anda mengalami anemia, wajah Anda akan terlihat

pucat. Kulit juga akan menjadi putih kekuningan.

9) Rambut rontok

Rambut rontok bisa menjadi gejala anemia. Ketika kulit

kepala tidak mendapatkan makanan yang cukup dari tubuh, Anda

akan mengalami penipisan rambut dengan cepat.

10) Menurunnya Kekebalan Tubuh

Ketika tubuh Anda memiliki energi yang sangat sedikit,

kekebalan atau kemampuan tubuh untuk melawan penyakit ikut

menurun. Anda akan mudah jatuh sakit atau kelelahan.

c. Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh kekurangan bahan

pembentuk protein sel darah merah dan perdarahan secara mendadak

bahkan tidak jarang keduanya saling berhubungan (Safuddin,2012).

Menurut Tiara (2013) penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai

berikut:

1) Kurangnya bahan pembentuk protein sel darah merah dalam

makanan yang dikonsumsi, Kebutuhannya bagi ibu hamil sekitar

1000mg :

a) 500mg untuk meningkatkan jumlah sel darah merah


14

b) 300mg untuk bayi

c) 200mg untuk mangganti kehilangan bahan pembentuk protein

sel darah merah setiap hari

Rata-rata ibu hamil normal perlu menyerap 3,5mg setiap hari atau

meyerap 20% yang masuk.

2) Penyerapan bahan pembentuk protein sel darah merah yang tidak

sempurna akibat mencret yang sudah berlangsung lama,

pembedahan tertentu pada saluran pencernaan seperti: lambung.

Bahan pembentuk protein sel darah merah diserap dari saluran

pencernaan. Sebagian besar diserap dari usus halus bagian atas

terutama usus 12 jari. Bila terjadi gangguan saluran pencernaan,

maka penyerapan dari saluran pencernaan menjadi tidak sempurna.

Hal itu menyebabkan kurangnya jumlah bahan pembentuk protein

sel darah merah didalam tubuh sehingga pembentukan sel darah

merah terhambat.

3) Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi

berat, luka, kanker dan perdarahan pada lambung dan usus akibat

tindakan pemberian obat. Kehilangan banyak darah tersebut

menyebabkan terkurasnya cadangan bahan pembentuk protein sel

darah merah dalam tubuh sehingga pembentukan sel darah merah

terganggu.
15

4) Kurang gizi

5) Penyakit-penyakit yang sudah berlangsung lama seperti

tuberkulosis paru (TBC), cacing usus, malaria

Faktor Umur, pemeriksaan kehamilan, paritas, dan jarak

kehamilan, sangat berkaitan dengan kejadian anemia pada ibu hamil,

karena umur ibu yang tidak dalam keadaan reproduksi sehat dimana

kehamilan <20 tahun dan >35 tahun, pemeriksaan kehamilan yang

tidak sesuai standar, paritas yang tinggi dan jarak kelahiran yang

terlalu dekat dapat menjadi penyebab anemia (Amiruddin, 2012). Hal

ini juga sesuai dengan pendapat Tiara (2013) yang mengatakan bahwa

faktor predisposisi penyebab anemia pada ibu hamil adalah :

1) Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun

Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,

mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan

membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun

janinnya, berisiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan

ibu mengalami anemia.Wintrobe dalam Tiara (2013) menyatakan

bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu

semakin rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar

hemoglobinnya. Kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka

presentasi anemia semakin besar. Pada penelitian ini belum

menunjukkan adanya kecendrungan semakin tua umur ibu hamil


16

maka kejadian anemia semakin besar. Karena 80% ibu hamil

berusia tidak berisiko yaitu antara 20 tahun hingga 35 tahun.

2) Paritas

Semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin

tinggi angka kejadian anemia. Artinya ibu hamil dengan paritas

tinggi mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami anemia

dibanding yang paritas rendah

3) Jarak Kehamilan Yang terlalu Dekat

Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia

pada wanita adalah jarak kelahiran pendek, hal ini disebabkan

kekurangan nutrisi yang merupakan mekanisme biologis dan

pemulihan factor hormonal dan adanya kecendrungan bahwa

semakin dekat jarak kehamilan, maka akan semakin tinggi angka

kejadian anemia.

4) Pengetahuan

Pengetahuan kesehatan reproduksi menyangkut pemahaman

tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, penyuluhan, tanda dan

cara mengatasi anemia pada ibu hamil diharapkan dapat mencegah

ibu hamil dari anemia. semakin rendah pengetahuan kesehatan

reproduksi, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.

5) Pemeriksaan Antenatal Care

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan

oleh tenaga professional yaitu dokter ginokologi dan bidan serta


17

memenuhi syarat 5 T (tinggi badan, berat badan, tekanan darah,

tinggi fundus, tablet Fe). Jika pemeriksaan Antenatal Care kurang

atau tidak ada sama sekali maka akan semakin tinggi angka

kejadian anemia.

6) Pola makan dan Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe

Gizi seimbang adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai

dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan

produktif. Agar sasaran keseimbangan gizi dapat dicapai, maka

setiap orang harus menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan

dari tiap golongan bahan makanan yaitu karbohidrat, protein

hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu.

Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah

tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara menkonsumsi tablet Fe,

frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian

tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan

menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi.

Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan

besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah

anemia karena kekurangan asam folat.ibu hamil yang kurang patuh

konsumsi tablet Fe mempunyai risiko untuk mengalami anemia

dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe.


18

d. Jenis Anemia Pada Ibu Hamil

Menurut Prawirohardjo (2012) tingkat keparahan anemia dapat

dilihat berdasarkan ukuran hemoglobin yaitu sebagai berikut :

1) Anemia ringan jika kadar Hb 8 10 gram %

2) Anemia sedang jika kadar Hb 5 8 gram %

3) Anemia berat jika kadar Hb kurang dari 5 gram %

B. Kerangka Konsep dan Kerangka Kerja

1. Kerangka Konsep

Faktor Umur, antenatal care, Paritas, dan Jarak Kehamilan, sangat

berkaitan dengan kejadian Anemia pada ibu hamil, karena umur ibu yang

tidak dalam keadaan reproduksi sehat dimana kehamilan <20 tahun dan

>35 tahun, ANC yang tidak sesuai standar, paritas yang tinggi dan jarak

kelahiran yang terlalu dekat dapat menjadi penyebab anemia (Amiruddin,

2012).

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Faktor yang mempengaruhi anemia


pada ibu hamil :
Anemia
Umur
ANC
Pada Ibu Hamil
Paritas
Jarak kehamilan

(Sumber : Amiruddin, 2012)

Bagan 2.1
Kerangka Konsep
19

2. Kerangka Kerja

Adapun kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut : Ada

Hubungan
Ibu Hamil Usia ibu
Anemia

ANC Tidak Ada


Paritas Hubungan
Jarak
Keterangan : kehamilan

: Diteliti

: Tidak diteliti

Bagan 2.2
Kerangka Kerja

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis didalam suatu penelitian adalah jawaban sementara tentang

penelitian, patokan duga atau dalil sementara yang sebenarnya akan

dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo, 2011). Hipotesis dalam penelitian

ini terdiri dari dua yaitu:

Ho : Tidak ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian anemia

pada ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas

Langensari 1 Kota Banjar Tahun 2015


Ha : Ada hubungan antara usia ibu dengan kejadian anemia pada ibu

hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Langensari 1

Kota Banjar Tahun 2015

BAB III
20

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan RancanganPenelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian studi korelasi yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara

dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan

untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala yang lain. Untuk

mengetahui korelasi antara suatu variabel dengan variabel lain tersebut

diusahakan dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu objek,

kemudian diidentifikasi pula variabel lain yang ada pada objek yang sama

dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya (Notoatmodjo, 2010).

2. Rancangan Penelitian

Merujuk pada perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka

rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

restropektif yaitu penelitian yang berusaha melihat kebelakang, artinya

pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi.

Kemudian dari efek tersebut ditelusuri penyebabnya atau variabel-variabel

yang mempengaruhi akibat tersebut (Notoatmodjo, 2010).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah


20
21

seluruh ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Langensari 1

Kota Banjar pada tahun 2015 yang berjumlah 409 responden.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diwakilkan sebagai

objek penelitian dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,

2010). Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling.

Total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota

populasi dijadikan sebagai sampel penelitian (Sugiyono, 2014).

Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan oleh peneliti karena

penelitian ini ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat

kecil, sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 409 responden.

Tabel 3.1
Distribusi Jumlah Populasi dan Sampel Dari Tiap Desa
NO Desa Populasi
1 Bojong kantong 142
2 Kujangsari 131
3 Rejasari 139
Jumlah 409

Adapun kriteria inklusi dalam penentuan sampel pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Ibu yang hamil trimester III pada tahun 2015

b. Ibu yang hamil pada trimester III dan tercatat data lengkapnya di

Wilayah Kerja Puskesmas Langensari 1 KotaBanjar

Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Ibu hamil yang tidak bersedia diteliti

b. Ibu hamil yang tidak tercatat data tentang usia dan kejadian anemia

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


22

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2012). Variabel dalam penelitian ini

adalah :

a. Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi

objek lain (Notoatmodjo, 2011). Variabel independent dalam

penelitian ini adalah usia.

b. Variabel terikat (dependent) merupakan variabel akibat atau variabel

yang terpengaruh (Notoatmodjo, 2011). Adapun variabel dependent

dalam penelitian ini adalah kejadian anemia.

2. Definisi Operasional
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Cara ukur
Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
Usia ibu Usia ibu Lembar 1. Jika usia - Nominal
hamil hamil pada Checklis reproduksi Usia Muda : < 20
saat hamil di t muda tahun
tahun 2015 2. Jika usia -
reproduksi Usia Sehat : 20 -
sehat 35 tahun
3. Jika usia -
reproduksi Usia Tua : > 35
tua tahun
Anemia Kondisi Lembar 1 jika ya - Nominal
kesehatan ibu checklist 0 jika tidak Tidak anemia :
berdasarkan Jika kadar HB
kadar 11 gram %
hemoglobin -
Anemia jika
kadar Hb
kurang dari <
11 gram %

D. Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder dalam penelitian ini adalah data pendukung yang diperoleh dari

hasil literatur, jurnal, atau laporan yang dilakukan melalui metode studi
23

kepustakaan atau melalui internet browsing (pencarian data di internet), dan

data yang diperoleh dari instansi terkait, misalnya dari puskesmas. Data

sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah usia dan kejadian

anemia.

E. Jalannya Penelitian

Langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah

meliputi studi pendahuluan untuk meminta data sekunder. Setelah semua

lengkap kemudian dibuatkan outline yang ditujukan kepada program studi

Ilmu Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bina Putera Banjar.

Setelah outline mendapatkan persetujuan dari institusi pendidikan, kemudian

proposal penelitian dibuat dengan terlebih dahulu melakukan studi

pendahuluan untuk mengetahui gambaran awal tentang permasalahan yang

akan diteliti, penentuan kerangka konsep dan kerangka kerja penelitian,

penentuan jenis dan metode penelitian penentuan definisi operasional,

menentukan variabel dan sumber data, kemudian menentukan instrumen

penelitian yang berguna untuk mengumpulkan data. Setelah proposal

penelitian dibuat dan mendapatkan rekomendasi dari dosen pembimbing untuk

diseminarkan, maka proposal diseminarkan di depan dosen penguji dan rekan

mahasiswa yang lain.

Setelah proposal diseminarkan dan perbaikan-perbaikan yang

disarankan dewan penguji direvisi, kemudian memohon pengesahan dari

semua dewan penguji untuk melanjutkan penelitian. Sebelum penelitian


24

dimulai, penulis meminta surat pengantar dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKes) Bina Putera Banjar serta dibuatkan surat rekomendasi untuk Badan

Kesatuan Bangsa, barulah penulis memohon izin untuk melakukan penelitian.

Penulis melakukan penelitian dengan melakukan pendekatan kepada

puskesmas kemudian peneliti mencari data yang diperlukan. Data yang

didapat oleh peneliti dicatat dan diisikan pada angket / lembar checklist.

Setelah dilakukan penelitian maka langkah selanjutnya adalah

melakukan pengolahan data untuk selanjutnya dijadikan dalam bentuk

laporan. Langkah pertama yang dilakukan setelah penelitian adalah

melakukan editing yaitu melihat kembali kecocokan data. Setelah itu adalah

melakukan pengkodean pada masing-masing variabel penelitian. Langkah

selanjutnya adalah melakukan entry data yaitu memasukkan data angket /

lembar checklist ke dalam program komputer dan setelah data dientry maka

peneliti melihat kembali kecocokan data yang terdapat dalam angket / lembar

checklist dengan data di komputer, lalu setelah itu peneliti melakukan tabulasi

data. Tabulasi data dilakukan terhadap analisa univariat dan bivarat. Setelah

data diolah maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah

menuangkan hasil penelitian kedalam bentuk riset. Setelah riset dibuat maka

langkah selanjutnya adalah melakukan bimbingan riset kepada dosen

pembimbing dan setelah mendapatkan persetujuan sidang hasil maka peneliti

melakukan sidang hasil dan setelah sidang hasil maka peneliti merevisi hasil

sidang tersebut.
25

F. Strategi Analisis

1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan alat bantu program komputer,

dengan langkah-langkah sebagai berikut (Arikunto, 2012) :

a. Editing

Kegiatan ini untuk mengecek dan perbaikan isian lembar checklist,

apakah sudah lengkap, apakah isian atau tulisan masing-masing.

b. Coding

Pengkodean pada checklist dalam penelitian ini diberi kode. Untuk

variabel independent yaitu usia diberi 1 untuk usia < 20 tahun, kode

2 untuk usia 20 35 tahun, dan kode 3 untuk usia > 35 tahun.

Sedangkan untuk variabel dependent yaitu anemia diberi kode 0 jika

tidak anemia dan 1 jika anemia.

c. Skroring

Nilai pada lembar checklist dalam penelitian ini diberi nilai 1 jika ya

dan 0 jika tidak.

d. Entry

Entry data yakni isian dari masing-masing data pada angket / lembar

checklist yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke

dalam program software komputer.

e. Cleaning

Setelah semua data dari setiap sumber selesai dimasukkan, dicek

kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.


26

f. Tabulating

Melakukan pengolahan data berdasarkan hasil pengisian kuesioner,

untuk mempermudah hasil pemahaman, maka data yang diperoleh

disajikan dalam bentuk tabel.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

Adapun data yang dianalisis menggunakan analisa univariat adalah :

usia dan kejadian anemia, selanjutnya hasil prosentase dimasukkan ke

dalam standar kriteria objek

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Adapun data yang

dianalisis menggunakan analisa bivariat dalam penelitian ini adalah :

hubungan usia dengan kejadian anemia.

Selanjutnya dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji

statistik dengan alat bantu komputer untuk menganalisa dengan

metode uji chi-square (Uji Kai Kuadrat).

Rumus Chi-square :
2
(fo fh)
=
2
fh
27

Keterangan :

: Chi-square
fo : Frekuensi yang diobservasi/diperoleh dari hasil
pengisian kuesioner.
fh : Frekuensi yang diharapkan.
(Sugiyono, 2014)

a. Ho diterima jika nilai value > (0,05) yang berarti tidak ada

hubungan usia dengan kejadian anemia

b. Ho ditolak jika nilai value < (0,05) yang berarti ada hubungan

hubungan usia dengan kejadian anemia

G. Etika Penelitian

Menurut Umar (2014), etika dalam penelitian merupakan hal yang

sangat penting karena penelitian yang dilakukan langsung berhubungan

dengan manusia. Beberapa etika yang harus diperhatikan antara lain adalah

sebagai berikut :

1. Benefience

Prinsip ini mengandung 3 dimensi, yaitu :

a. Bebas dari bahaya, yaitu peneliti harus

berusaha melindungi subjek yang diteliti, terhindar dari bahaya atau

ketidaknyamanan fisik atau mental.

b. Bebas dari eksploitasi, keterlibatan peserta

dalam penelitian tidak seharusnya merugikan mereka atau

memaparkan mereka pada situasi yang mereka tidak disiapkan.


28

c. Manfaat dari penelitian, manfaat penelitian

yang paling penting adalah meningkatnya pengetahuan atau

penghalusan pengetahuan yang akan berdampak pada subjek individu,

namun lebih penting lagi apabila pengetahuan tersebut dapat

mempengaruhi suatu disiplin dan anggota masyarakat.

2. Menghargai martabat manusia

Menghormati martabat subjek meliputi :

a. Hak untuk self determination (menetapkan

sendiri)

Prinsip self determination ini mengandung arti bahwa subjek

mempunyai hak untuk memutuskan secara sukarela apakah dia ingin

berpatisipasi dalam suatu penelitian, tanpa beresiko untuk dihukum,

dipaksa, atau diperlakukan tidak adil.

b. Hak untuk mendapatkan penjelasan lengkap

(full disclosure)

Penjelasan lengkap berarti bahwa peneliti telah secara penuh

menjelaskan tentang sifat penelitian, tanggung jawab peneliti, serta

kemungkinan resiko dan manfaat yang bisa terjadi.

3. Mendapatkan keadilan

Prinsip ini mengandung hak subjek untuk mendapatkan perlakuan

yang adil dan hak mereka untuk mendapatkan keleluasaan pribadi. Hak

mendapatkan perlakuan yang adil berarti subjek mempunyai hak yang


29

sama, sebelum, selama, dan setelah partisipasi mereka dalam penelitian.

Perlakuan yang adil mencakup aspek-aspek sebagai berikut:

a. Seleksi subjek yang adil dan tidak

diskriminatif.

b. Perlakuan yang tidak menghukum bagi

mereka yang menolak atau mengundurkan diri dari kesertaannya

dalam penelitian, walaupun dia pernah menyetujui untuk

berpartisipasi.

c. Penghargaan terhadap semua persetujuan

yang telah dibuat antara peneliti atau subjek, termasuk prosedur

penelitian.

d. Subjek dapat mengakses penelitian setiap

saat diperlukan untuk mengklarifikasi informasi.

e. Subjek dapat mengakses bantuan

professional yang sesuai apabila terjadi gangguan fisik atau

psikologis.

f. Mendapatkan penjelasan, jika diperlukan

yang tidak diberikan sebelum penelitian dilakukan atau

mengklarifikasi isu yang timbul selama penelitian.

g. Perlakuan yang penuh rasa hormat selama

penelitian

H. Lokasi dan Waktu Penelitian


30

Penelitian mengenai hubungan antara usia ibu dengan kejadian anemia

pada ibu hamil trimeter III akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas

Langensari 1 Jalan Madjalikin No 56 Desa Langensari Kecamatan Langensari

Kota Banjar No Telpon (0265) 740285 pada bulan Februari Sampai dengan

Bulan Juli 2016, dengan jadwal penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.3
Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan
Tahapan
No Februar Maret Apri Mei Jun Juli
Kegiatan
i l i
A PERSIAPAN
1 Studi kepustakaan
2 Pengajuan judul
3 Pembuatan
proposal
4 Sidang proposal
B PELAKSANAAN
5 Pengumpulan data
6 Pemeriksaan data
7 Pengolahan data
8 Analisa data
C PENYUSUNAN
DAN LAPORAN
9 Pengumpulan
laporan data
10 Seminar laporan
11 Penyusunan
laporan
12 Pengadaan,
penjilidan dan
penyampaian
laporan
31
32

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin. 2012. Masalah Kesehatan Ibu Dan Anak. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Anwar, dkk. 2011. Hubungan Status Gizi Dengan Anemia Pada Ibu Hamil
Trimester III di Puskesmas Garuda Kota Bandung.
http://www.academia.edu.

Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.


Jakarta.

_______. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.


Jakarta.

Arsulfa. 2002, Karakteristik Ibu Hamil Dengan Anemia di RS. Sarjito Yogyakarta.
http://www.academia.edu.

Depkes RI. 2011. Pedoman Penaggulangan Ibu Hamil Dengan Anemia.


Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Banjar. 2015. Data Kasus Kejadian Anemia Kota Banjar
Tahun 2015. Dinas Kesehatan. Banjar.

Harjana. 2013. Memantau dan Menjaga Kesehatan Ketika Hamil.Sagung Seto.


Jakarta.

Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC. Jakarta.

Manuaba. 2010. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC. Jakarta.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

__________. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Nursalam.2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Prawirohardjo. 2012. Ilmu Kandungan. YBPSP. Jakarta.

Rosdiana. 2013. Skripsi :Anemia Kurang Besi Dalam Hubungannya Dengan


Infeksi Cacing Pada Ibu Hamil. Universitas Sumatera Utara. Sumatera
Utara.

Saifuddin. 2012. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. UNPKKR-POGI Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Sudiatama. 2011. Buku Pintar : Kesehatan Wanita Asia. Gagas Media.Jakarta.


33

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Alfabeta. Bandung.

__________. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Alfabeta. Bandung.

Tiara. 2013. Perawatan Kehamilan. Dian Rakyat. Jakarta.

Umar. 2014. Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.

Wiknjosastro. 2009. Ilmu Kandungan. YBPSP. Jakarta.

__________. 2010. Ilmu Kandungan. YBPSP. Jakarta.

Zakaria. 2104. Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia. Bangkit. Yokyakarta.

Anda mungkin juga menyukai