Bab Iv - 131711055
Bab Iv - 131711055
Turbin angin yang telah dirancang, dibuat, dan dirakit diperlukan proses
pengujian untuk mengetahui kinerja turbin angin tersebut. Pengujian yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik turbin angin berupa kurva
hubungan daya keluaran (poros) terhadap kecepatan angin, kurva hubungan torsi
terhadap kecepatan angin, dan kurva hubungan putaran poros terhadap kecepatan
angin.
2. Putaran poros (rpm), yaitu putaran yang dihasilkan oleh poros turbin
setelah sudu turbin dikenai angin dengan kecepatan yang telah
ditentukan.
3. Torsi (Nm), yaitu besarnya torsi yang dihasilkan dari putaran poros
setelah sudu turbin dikenai angin dengan kecepatan yang telah
ditentukan.
1
4. Daya angin (watt) daya turbin (watt), yaitu besarnya daya yang mampu
dihasilkan oleh turbin angin;
5. Koeffiensi Daya (CP), yaitu rasio antara daya mekanik yang dapat
diekstraksi dan daya angin sebelum mencapai rotor.
Benda yang akan diuji yaitu turbin angin sumbu horizontal dengan
diameter rotornya sebesar 2 meter dan menara yang terpasang memiliki
ketinggian sebesar 3 meter. Berikut perlengkapan pengujian turbin angin yang
diperlukan adalah :
2. Anemometer 1 buah
3. Tachometer 1 buah
1. 1,4 1
1,6 82,4 27,5
2. 1,8 1
2,2 144,1 27,5
3. 2,0 1
2,8 278,8 27,5
4. 2,2 1
2,8 314,4 27,4
5. 3,0 1
2,8 440,1 27,3
6. 4,8 1
2,8 626,9 27,0
7. 5,0 1
2,8 656,4 27,0
Pengujian Berbeban
1. 2,0 2,1 1,8 48,3 48,0 23,0 1,3 1,3 1,3 0,2 28,1
2. 1,8 2,0 2,5 150,3 113,4 81,9 1,5 1,5 1,5 0,2 28,6
Tabel IV-3 Data Pengujian Beban Pompa pada Panjang Langkah 160 mm
Tabel IV-4 Data Pengujian Beban Pompa pada Panjang Langkah 120 mm
2 m
2
( )
a= 1,177 3 (3,14 ( 1 m ) ) 3
s
Pa=49,873 Watt
2. Menghitung Torsi
T = m g r
T =( m2m1 ) g r
T =(2,81)kg 9,8 m/s 2 0,01025 m
T =0,181 Nm
3. Menghitung daya poros
Psh =T
2 n
Psh = T
60
2 3,14 440,1rpm
Psh = 0,181 Nm
60
Psh =9,088 Watt
4. Menghitung koefisien daya (Cp)
P
C p = sh
Pa
8,329Watt
Cp=
49,873 Watt
C p =0,167
v
No m nt ud T Pa Psh
(m/s Cp
. (kg) (rpm) (kg/m3) (Nm) (rad/s) (Watt) (Watt)
)
0,06 0,10
1. 1,4 0,6
82,4 1,176 0 8,625 5,065 0,520 3
0,12 15,08 0,16
2. 1,8 1,2
144,1 1,176 1 2 10,765 1,818 9
0,18 29,18 0,35
3. 2,0 1,8
278,8 1,176 1 1 14,767 5,276 7
0,18 32,90 0,30
4. 2,2 1,8
314,4 1,176 1 7 19,662 5,950 3
0,18 46,06 0,16
5. 3,0 1,8
440,1 1,177 1 4 49,873 8,329 7
0,18 65,61 204,48 0,05
6. 4,8 1,8
626,9 1,178 1 6 3 11,864 8
0,18 68,70 231,12 12,42 0,05
7. 5,0 1,8
656,4 1,178 1 3 4 2 4
Tabel IV-6 Data Perhitungan Beban Pompa pada Panjang Langkah 200 mm
0,28 0,08
1. 2,0 39,8
1,1 1,173 1 4,162 14,01 1,168 3
0,33 12,05 0,23
2. 2,1 115,2
1,3 1,171 2 8 17,03 3,998 5
0,37 24,85 0,40
3. 2,3 237,5
1,5 1,177 8 5 23,47 9,404 1
0,43 38,04 16,49 0,26
4. 3,2 363,5
1,7 1,178 4 3 62,52 5 4
0,45 42,07 19,31 0,10
5. 4,7 402,0
1,8 1,174 9 9 19,.40 9 1
0,44 52,51 23,21 0,05
6. 6,2 501,7
1,7 1,171 2 5 445,14 7 2
Tabel IV-7 Data Perhitungan Beban Pompa pada Panjang Langkah 160 mm
Vrata- nt rata-
No rata m rata ud T Pa Psh
Cp
. (m/s (kg) (rpm (kg/m3) (Nm) (rad/s) (Watt) (Watt)
) )
Tabel IV-8 Data Perhitungan Beban Pompa pada Panjang Langkah 120 mm
Vrata- nt rata-
m
No rata rata ud T Pa Psh
(kg Cp
. (m/s (rpm (kg/m3) (Nm) (rad/s) (Watt) (Watt)
)
) )
600
500
Puta ra n Poros (rpm)
400
300
200
100
0
1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
Kecepatan Angi n (m/s )
60
pula dengan persamaan 2.15 yaitu, n=v x x ( ) . Besarnya putaran poros
.D
dipengaruhi oleh kecepatan angin, tip speed ratio, dan diameter rotor.
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
Kecepata n Angi n (m/s )
Dari Gambar IV-3 dapat dilihat bahwa kecepatan angin akan berpengaruh
terhadap torsi yang dihasilkan, semakin tinggi kecepatan angin maka torsi yang
dihasilkan semakin tinggi. Hal ini ada kaitannya dengan putaran poros
dikarenakan pada pengukuran torsi menggunakan neraca pegas yang mana proses
pengukuran dilakukan dengan melilitkan beban dengan tali ke poros. Sehingga
pada putaran poros yang semakin tinggi mengakibatkan adanya gaya tarik neraca
pegas pada beban berubah semakin tinggi. Perbedaan masa ( m yang besar
akan berpengaruh terhadap torsi yang dihasilkan.
IV.3.3. Hubungan antara daya poros dan kecepatan angin.
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
Kecepatan Angi n (m/s )
Pada Gambar IV-4 dapat dilihat semakin besar kecepatan angin maka
daya poros yang dihasilkan semakin besar. Sesuai dengan persamaan 2.15 bahwa
kecepatan angin yang semakin tinggi maka putaran turbin akan meningkat pula,
dari putaran turbin yang dihasilkan didapat kecepatan sudut () dengan
2 n
persamaan = dari rumus tersebut putaran turbin berbanding lurus
60
dengan kecepatan sudut. Daya poros yang dihasilkan didapat dari persamaan
P= .T dimana torsi dan kecepatan sudut yang berhubungan dengan putaran
yang dihasilkan akan semakin besar seiring dengan bertambahnya kecepatan
angin sehingga keduanya dapat mempengaruhi daya poros yang dihasilkan.
Daya poros tertinggi terjadi pada beban pompa torak dengan panjang
langkah 20 cm. Hal ini dikarenakan pada panjang langkah 200 mm nilai jari jari
torsional atau jarak dari pusat poros dengan tempat poros engkol yang lebih
panjang dibanding dengan langkah hisap lainnya. Sehingga torsi menjadi lebih
besar dan mengakibatkan daya poros yang dihasilkan turbin angin pun menjadi
lebih besar
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7
Kecepatan Angi n (m/s )
Dalam Gambar IV-5 terlihat bahwa kondisi awal koefisien daya akan
naik hingga pada suatu kondisi koefisien daya akan turun kembali. Hal ini
dikarenakan apabila dilihat dari karakteristiknya bahwa pada daya angin akan
meningkat besar seiring dengan bertambahnya kecepatan angin namun
peningkatan tersebut tidak diimbangi tren kenaikan daya poros. Parameter utama
yang mempengaruhi koefisien daya disini yaitu jumlah sudu, diameter sudu, dan
karakteristik airfoil aerodinamik sehingga mempengaruhi terhadap daya angin
yang terkonversi menjadi daya poros pada turbin angin.