SIMPEL-PDB
(SISTEM PENYELENGGARAAN PEMBERSIHAN LINGKUNGAN PADA KEADAAN DARURAT BENCANA)
Disusun Oleh :
SIMPEL-PDB
(SISTEM PENYELENGGARAAN PEMBERSIHAN LINGKUNGAN PADA KEADAAN DARURAT BENCANA)
DISUSUN OLEH:
BUNGA EKAPENY
NIP 19880502 201012 2 001
Diseminarkan di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
Menyetujui
Mentor, Coach,
Bunga Ekapeny, ST
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
GAGASAN PERUBAHAN
1. LATAR BELAKANG
a UMUM
Indonesia, secara geografis, merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia. Terdiri dari pulau-pulau besar dan kepulauan/pulau-pulau. Terletak
pada tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-
Australia, dan lempeng Samudera Pasifik. Suatu episentrum yang
dicirikan dengan banyaknya gunung berapi aktif dan curah hujan yang
tinggi. Kondisi geografis tersebut menjadikan Indonesia rawan dengan
berbagai macam jenis bencana, seperti erupsi gunung berapi yang
disertai debu vulkanik, awan panas dan banjir lahar dingin, curah hujan
tinggi disertai banjir, banjir bandang, longsor (gerakan tanah), gempa
bumi, tsunami, kebakaran hutan dan lahan, dsb.
Bencana menyebabkan kehancuran fisik lingkungan, sarana dan
prasarana vital, perumahan dan pemukiman, sumber daya manusia,
fasilitas sosial ekonomi masyarakat, budaya dan peradaban pada
masyarakat. Kenyataan tersebut diperburuk ketika intensitas kejadian
bencana tidak dapat diprediksi, sehingga mengakibatkan dampak
kehancuran yang sangat besar. Kejadian bencana menghasilkan puing-
puing, sampah, lumpur, bahan-bahan yang rusak dan berbahaya yang
menghambat upaya penanggulangan bencana dan bila tidak tertangani
dengan baik akan menyebabkan timbulnya bencana baru.
Kegiatan pembersihan lingkungan pada keadaan darurat bencana dalam
penanganan darurat tidak hanya fokus pada pembersihan untuk
pemulihan prasarana dan sarana vital, tetapi juga mendukung upaya
pencarian dan penyelamatan korban, pertolongan darurat, evakuasi
d IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Dari kondisi pelayanan penyelenggaraan pembersihan lingkungan saat ini,
didapatkan permasalahan penyebab belum optimalnya penyelenggaraan
pembersihan lingkungan saat ini.
e PRIORITAS MASALAH
Dari beberapa permasalahan yang ada telah disusun skala prioritas
permasalahan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Untuk
menyusun skala prioritas permasalahan digunakan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth) dengan skala 1 - 5 sebagai berikut:
5. Belum terintegrasi 3 5 5 13
6. Sarana prasarana belum 4 4 4 12
memadai
7. Metode belum terstandar 4 5 5 14
8. Metode Manual 3 3 3 9
2. GAGASAN PERUBAHAN
Menyusun PERKA BNPB tentang Sistem Penyelenggaraan Pembersihan
Lingkungan pada Keadaan Darurat Bencana SIMPEL-PDB sebagai dasar
penyelenggaraan/regulasi/legalitas formal/payung hukum untuk pelayanan
pembersihan lingkungan yang cepat, tepat, efektif, efisien, aman, terpadu dan
akuntable.
3. TUJUAN PERUBAHAN
a JANGKA PENDEK (2 BLN)
Tersusunnya Konsep PERKA BNPB tentang Sistem Penyelenggaraan
Pembersihan Lingkungan pada Keadaan Darurat Bencana (SIMPEL-
PDB).
4. MANFAAT PERUBAHAN
Pemanfaatan PERKA BNPB tentang Sistem Penyelenggaraan Pembersihan
Lingkungan pada Keadaan Darurat Bencana SIMPEL-PDB sebagai dasar
dari Sistem Penyelenggaraan Pembersihan Lingkungan pada Keadaan
Darurat Bencana dalam kegiatan pembersihan lingkungan akibat dampak
bencana akan menghasilkan pelayanan pembersihan lingkungan yang cepat,
tepat, efektif, efisien, aman, terpadu dan akuntable, Hal tersebut dapat
disampaikan sebagai berikut :
a Manfaat bagi Organisasi
Perbaikan capaian kinerja terkait pembersihan lingkungan.
Kegiatan identifikasi dan supervisi pembersihan lingkungan dapat
berjalan optimal.
Dapat aktif, kreatif dan responsif menghasilkan produk terkait
penyelenggaraan pembersihan lingkungan untuk menjawab tantangan
jaman.
Meminimalkan kendala penyelenggaraan pembersihan lingkungan.
Meningkatnya kepercayaan stakeholder terhadap organisasi.
b Manfaat bagi Stakeholder
MJM6 Pengecekan Konsep Final Perka dan Konsep Final Akhir Desember 2017 Tim Efektif
Persetujuan Perka
Stakeholder
Pengecekan dan persetujuan Konsep
Perka final oleh Deputi Bidang
Penanganan Darurat
Pengecekan dan persetujuan Konsep
Perka final oleh Karo Hukum dan
Kerjasama.
Pengecekan dan persetujuan Konsep
Perka final oleh Karo Perencanaan.
Pengecekan dan persetujuan Konsep
Perka final oleh Sekretaris Utama
MJPA JANGKA PANJANG > 1 TAHUN Tersedia PERKA BNPB tentang SIMPEL-PDB
MJPA1 Pengesahan Konsep Final Perka oleh Surat pengantar Tim Efektif
Kepala BNPB. Perka di tanda
Stakeholder
Membuat surat pengantar dan tangani.
ditandatangani oleh Sekretaris 2018
Utama.
Penyampaian Konsep Perka final.
MJPA2 Tersedianya Perka BNPB tentang SIMPEL- PERKA BNPB
PDB
MJPA3 Sosialisasi Perka BNPB tentang sistem Surat undangan
penyelenggaraan pembersihan lingkungan Absensi
pada keadaan darurat bencana Dokumentasi
MJPA4 Integrasi dengan produk hukum yang ada Dokumentasi
di organisasi
MJPA5 Pengembangan lanjutan dari PERKA BNPB 2018 sd 2019
tentang sistem penyelenggaraan
pembersihan lingkungan pada keadaan
darurat bencana serta Evaluasi dan
Implementasi.
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN| 2017 19
04 IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
NO STAKEHOLDER PERAN
1 INTERNAL
Deputi Bidang Penanganan Darurat; Direktur Pengarah
Tanggap Darurat, Direktur Bantuan Darurat,
Direktur Penanganan Pengungsi,
(D.2,Dir.TD,DirBD, Dir.BD)
Direktur Perbaikan Darurat Pengarah & PPK
Kasubdit Pembersihan Lingkungan Mentor
Kepala Subdirektorat Pemantauan dan Pelaporan Pemberi masukan informasi
format pelaporan, penanggung
jawab kegiatan sosialisasi/
pembinaan
Subdirektorat Perbaikan Prasarana vital Pemberi masukan informasi
kegiatan perbaikan darurat,
klasifikasi kerusakan
infrastruktur, Dampak
kerusakan, area kerusakan,
analisa perhitungan Sarpras
yang dibutuhkan
Kepala Subdirektorat Pencarian, Penyelamatan Pemberi masukan Sistem
dan Evakuasi Komando, Mekanisme
Koordinasi. Status Keadaan
Darurat
Subdirektorat Perencanaan Darurat Pemberi masukan perencanaan
operasi darurat bencana
Kepala Subdirektorat Pengendali Operasi Pemberi masukan tata laksana
keposkoan dan unsur
pendukung operasi
INFLUENCE
Latent Promotor
- Sekretaris Utama - Kepala BNPB
- Direktur Tanggap Darurat - Deputi Bidang Penanganan Darurat
- Direktur Bantuan Darurat - Direktur Perbaikan Darurat
- Direktur Penanganan Pengungsi - Kasubdit Pembersihan Lingkungan
- Biro Hukum dan Kerjasama - Kasi Penyiapan Peralatan
- PUSDALOPS -Staf Direktorat
- Pusdatin Humas
- POKJA ULP
- Pejabat Ess III , IV dan Staf di Ling D2
INTEREST
Apathetic Defenders
- Deputi 1 BNPB
Konsultan Teknologi
- Deputi 3 BNPB
- Deputi 4 BNPB
- Pejabat/Staf Unit Kerja lain di BNPB
- Pejabat/Staf di BPBD
- Pejabat/Staf di Kementerian Lembaga lain
- Relawan
- Masyarakat
1. Komitmen Pimpinan
2. Komunikasi Efektif
3. Adanya Koordinasi dan Kolaborasi
4. Kontrol, pentargetan waktu pekerjaan.
LATENT
- SEKRETARIS UTAMA PROMOTOR
- DIREKTUR TANGGAP DARURAT - KEPALA BNPB
- DIREKTUR BANTUAN DARURAT - DEPUTI BID. PENANGANAN DARURAT
- DIREKTUR PENANGANAN PENGUNGSI - DIREKTUR PERBAIKAN DARURAT
- BIRO HUKUM DAN KERJASAMA - KASUBDIT PEMBERSIHANLINGKUNGAN
- PUSDALOPS - KASI PENYIAPAN PERALATAN
- PUSDATIN HUMAS -STAF DIREKTORAT
- POKJA ULP
- PEJABAT ESS III , IV DAN STAF DI D2
APATHETIC DEFENDERS
- DEPUTI 1 BNPB
KONSULTAN TEKNOLOGI
- DEPUTI 3 BNPB
- DEPUTI 4 BNPB
- PEJABAT/STAF UNIT LAIN DI BNPB
- PEJABAT/STAF DI BPBD
- PEJABAT/STAF DI K.L. LAIN
- RELAWAN
- MASYARAKAT
1. KESIMPULAN
a Dukungan pimpinan, Kontrol, Komunikasi Efektif, Pembentukan tim, Koordinasi dan
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek perubahan agar setiap
tahapan dapat terlaksana dan tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan.
b Seluruh tahapan di jangka pendek dari rencana kegiatan dari proyek perubahan
telah dilaksanakan dan tercapai
c Adapun hasil proyek yang dapat tercapai yaitu Konsep/Draf Peraturan kepala BNPB
tentang Sistem Penyelenggaraan Pembersihan Lingkungan pada Status Keadaan
Darurat Bencana SIMPEL-PDB.
2. REKOMENDASI
Proyek ini telah mendapatkan dukungan dari pimpinan dan stakeholder untuk
dapat ditindak lanjuti, maka perlu dapat terus berproses sesuai dengan
pentahapan/milestones yang telah ditetapkan agar tujuan proyek dapat tercapai.
Penyampaian Hasil akhir Draft Perka pada Deputi Bidang Penanganan Darurat