tp
://
be
ng
ku
lu
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
://
be
ng
ku
lu
.b
ps
.g
o.
id
INDIKATOR PASAR TENAGA KERJA
PROVINSI BENGKULU 2016
ISSN/ISBN: 978-602-086-153-1
No. Publikasi: 17520.1703
Katalog: 2302004.17
Ukuran Buku: 18,2 cm x 25,7 cm
Jumlah Halaman: xiv + 89 halaman
id
Naskah:
o.
Bidang Statistik Sosial
.g
Gambar Kulit:
ps
Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
.b
lu
Diterbitkan oleh:
Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu
ku
ng
Dicetak oleh:
Perum Percetakan Negara RI Cabang Bengkulu
be
://
menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial
tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu
ht
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
sehingga Publikasi Indikator Pasar Tenaga Kerja Provinsi Bengkulu 2016 dapat
diselesaikan. Publikasi ini diterbitkan untuk pertama kali oleh BPS Provinsi
Bengkulu tahun 2015 dan selanjutnya akan terbit secara rutin setiap tahun. Data
yang digunakan untuk menghitung Indikator Pasar Tenaga Kerja diperoleh dari
Survei angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) yang dilaksanakan di Provinsi
Bengkulu pada bulan Agustus 2016.
id
o.
Publikasi ini menyajikan indikator yang mengacu pada Key Indicators of
.g
the Labour Market (KILM) yang direkomendasikan ILO (International Labour
ps
Organization), dengan harapan bisa dijadikan sebagai acuan mengenai kondisi
.b
pasar tenaga kerja di Provinsi Bengkulu. Series KILM yang ditampilkan meliputi
lu
Agustus 2015, dan Agustus 2016. Dari 20 KILM yang direkomendasikan ILO,
ku
untuk itu kritik dan saran dari pengguna sangat diharapkan demi kesempurnaan
publikasi edisi berikutnya. Semoga Publikasi ini dapat memberi maanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
id
KBLI Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
o.
KILM Key Indicators of the Labour Market
.g
MDGs Millenium Development Goalsps
.b
OECD Organisation for Economic Co- and Operation Development
lu
ku
SP Sensus Penduduk
be
id
Daftar Lampiran ............................................................................................................................. xiii
o.
.g
Bab 1 Pendahuluan.......................................................................................................................... 3
1.1. ps
Sakernas dan Analisis Ketenagakerjaan ........................................................... 3
.b
1.2. Sakernas dan KILM ................................................................................................... 5
lu
ku
Lampiran ................................................................................................................................. 67
id
o.
.g
ps
.b
lu
ku
ng
be
://
tp
ht
id
Provinsi Bengkulu (%), 2016 .................................................................................. 58
o.
Tabel 5. Presentase Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan, 2016 ................ 59
.g
Tabel 6. Penduduk Umur 15 Tahun keatas yang termasuk Setengah Penganggur
ps
(ribu), 2016 ................................................................................................................... 60
.b
lu
2016 ................................................................................................................................ 63
tp
Kelompok Umur...................................................................................................... 41
id
Gambar 6. Pola EPR berdasarkan kelompok umur Provinsi Bengkulu Tahun
o.
2016 ............................................................................................................................. 42
.g
ps
Gambar 7. Presentase Pekerja Rentan Provinsi Bengkulu 2015-2016 ..................... 44
....................................................................................................................................... 47
be
Gambar 10. Tingkat Pekerja Paruh Waktu Menurut Jenis Kelamin Provinsi
://
Bengkulu, 2016........................................................................................................ 47
tp
Gambar 11. Share Laki-laki & Perempuan pada Pekerja Paruh Waktu (persen),
ht
2015-2016 ................................................................................................................. 48
Gambar 12. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja, 2015-
2016 ............................................................................................................................. 49
Gambar 13. Presentase Penduduk bekerja Menurut Jumlah Jam kerja seluruhnya
Gambar 15. TPT Penduduk usia muda Provinsi Bengkulu, 2015-2016 .................... 54
Gambar 16. Tingkat Pengangguran Terbuka Penduduk Usia muda menurut Jenis
Gambar 18. Share Penganggur Usia Muda di Provinsi Bengkulu, 2015-2016 ..... 56
id
o.
.g
ps
.b
lu
ku
ng
be
://
tp
ht
id
Lampiran 4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Menurut Kelompok Umur
o.
dan Daerah Tempat Tinggal (persen), 2015-2016 ................................. 72
.g
ps
Lampiran 5. Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Kelompok
2016 .......................................................................................................................... 78
2016 ......................................................................................................................... 80
id
o.
Lampiran 15. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Kelompok Umur dan
.g
Jenis Kelamin (persen), 2016.......................................................................... 83
2014-2015 ............................................................................................................. 86
://
Lampiran 20. Persentase Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur dan Tingkat
PENDAHULUAN
indikator pasar tenaga kerja di Indonesia. Salah satu sumber penyajian indikator
ini berasal dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilaksanakan
id
ketenagakerjaan, para pengambil keputusan dapat lebih cepat dalam
o.
mengambil kebijakan untuk mengatasi dan memperbaiki permasalahan
.g
ketenagakerjaan khususnya di Provinsi Bengkulu. BPS menyusun publikasi
ps
yang merujuk pada publikasi Organisasi Buruh Internasional (International
.b
Labour Organization-ILO), yaitu Indikator Pasar Tenaga Kerja (Key Indicators of
lu
the Labour Market-KILM). ILO telah meluncurkan KILM pada tahun 1999
ku
meningkatkan penyebaran data pada unsur utama dari pasar tenaga kerja
be
dunia. KILM Indonesia merujuk pada KILM yang diterbitkan ILO pada tahun
://
2005.
tp
ht
dan survei antara lain: Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus
(Supas), Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), dan Survei Angkatan Kerja
wilayah dan rumah tangga. Tahun 1986 sampai dengan 1993 Sakernas
tahunan setiap bulan Agustus, sedangkan tahun 2002 sampai dengan 2004
id
o.
selain secara tahunan juga dilaksanakan secara triwulanan. Mulai tahun 2005
.g
sampai dengan tahun 2010, Sakernas dilakukan secara semesteran.
kembali secara triwulanan yaitu bulan Februari (Triwulan I), Mei (Triwulan II),
ku
Agustus (Triwulan III), dan November (Triwulan IV), yang penyajian datanya
ng
Sakernas Triwulan III (bulan Agustus) selain sampel triwulanan juga terdapat
://
penyajian data sampai tingkat kabupaten/kota. Pada tahun 2016 ini, Sakernas
ht
keadaan umum setiap anggota rumah tangga, yang mencakup nama, hubungan
dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, dan umur. Khusus untuk anggota
dapat disusun serangkaian indikator kunci yang merujuk pada publikasi ILO,
yaitu KILM. Tetapi yang perlu menjadi catatan adalah, pada saat
sumber lain (SP, Supas, dan Susenas), perlu memperhatikan beberapa hal,
id
o.
karena data-data tersebut tidak dapat dibandingkan secara langsung.
.g
Beberapa faktor perlu dipertimbangkan oleh para pengguna data dalam
ps
menginterpretasi dan menganalisis data ketenagakerjaan yang tersedia
.b
meliputi:
lu
1) Tujuan Survei
ku
yang dikumpulkan dalam SP dan SUPAS lebih banyak dan beragam, yang
tp
2) Ukuran Sampel
Ukuran sampel dalam Sakernas berbeda dengan ukuran sampel dalam
sampling error-nya.
3) Faktor Pengali/Penimbang
Data ketenagakerjaan sejak Februari 2014 hingga Agustus 2016
id
dilakukan secara tim, dalam 1 (satu) tim terdiri dari 2 (dua) pencacah dan 1
o.
.g
(satu) koordinator tim. Petugas-petugas tersebut pada umumnya adalah
ps
pegawai BPS yang ada di kecamatan (Koordinator Statistik Kecamatan-KSK)
.b
dan BPS Kabupaten/Kota setempat. Sebagian besar dari mereka umumnya
lu
Sakernas tidak lagi secara tim, tetapi terdiri dari pencacah dan pengawas,
be
5) Perencanaan Kuesioner
tp
6) Waktu Pelaksanaan/Pencacahan
Waktu pelaksanaan lapangan antara Sakernas, Susenas, SP, dan Supas
id
o.
1.3. PERAN KILM DI BIDANG KETENAGAKERJAAN
.g
ps
Identifikasi dan kuantifikasi inefisiensi dalam pasar tenaga kerja,
.b
seperti underutilization tenaga kerja dan defisit pekerjaan yang layak (decent
lu
pengorganisasian, dan analisis informasi pasar tenaga kerja. Dalam konteks ini,
tp
KILM dapat berfungsi sebagai alat dalam memantau dan menilai banyak hal,
ht
yang terkait dengan fungsi pasar tenaga kerja. Berikut ini adalah beberapa
bidang ketenagakerjaan.
Beberapa peran KILM dalam analisis pasar tenaga kerja antara lain:
1) Mempromosikan Agenda ILO: Pekerjaan yang Layak (Decent Work)
Persepsi mengenai upah yang layak dapat berbeda secara signifikan dari
satu orang ke orang lain. Selain pekerjaan yang layak, permasalahan yang
id
o.
kelompok pekerja rentan (vulnerable employment), yaitu penduduk bekerja
.g
berdasarkan status dan sektor (KILM 3 dan KILM 4), jam kerja yang
ps
berlebih/exceeds working hours (KILM 6), penduduk bekerja di sektor
.b
informal (KILM 7), dan setengah penganggur (KILM 12).
lu
pada tahun 2008) yaitu "mencapai pekerja penuh dan layak bagi semua,
20.
id
hal tersebut tidak mencakup orang banyak. Oleh karena itu, perlu satu cara
o.
.g
untuk menghadapi era globalisasi dengan tetap mendorong penciptaan
ps
kesempatan kerja yang layak untuk semua. Salah satu cara untuk
.b
melakukannya adalah membuat tenaga kerja menjadi tujuan sentral dari
lu
mengabaikan unsur-unsur lain dari pasar tenaga kerja yang lain merupakan
merupakan salah satu aspek dalam indikator ketenagakerjaan. Oleh karena itu,
langkah pertama dalam analisis pasar kerja adalah menentukan rincian status
tidak aktif secara ekonomi (di luar tenaga kerja/bukan angkatan kerja, KILM
13); bekerja (KILM 2), atau tidak bekerja dan mencari pekerjaan (menganggur,
id
o.
KILM 8). Semakin besar penduduk yang termasuk dalam kelompok
.g
pengangguran atau bukan angkatan kerja atau keduanya, menunjukkan
ps
underutilized yang besar dari angkatan kerja yang potensial. Pemerintah yang
.b
menghadapi situasi ini semestinya berusaha untuk menganalisis alasan untuk
lu
tidak aktif, yang pada gilirannya bisa menentukan pilihan kebijakan yang
ku
pusat-pusat penitipan anak atau jam kerja yang fleksibel bagi perempuan.
untuk tidak aktif. Hal yang lebih sulit adalah mengembalikan orang yang telah
pekerjaan yang sesuai bagi mereka, dan mereka tidak memiliki kualifikasi
yang tepat, atau karena mereka tidak tahu ke mana harus mencari pekerjaan.
Pengangguran juga harus dianalisis menurut jenis kelamin (KILM 8), usia
(KILM 9), lamanya menganggur (KILM 10), dan tingkat pendidikan (KILM 11),
dalam suatu negara (KILM 20), sedangkan tingkat pengangguran tinggi dapat
id
o.
dengan insiden kemiskinan rendah.
.g
Di negara-negara berkembang dengan ketersediaan perlindungan sosial
ps
yang baik atau bila terdapat berbagai jaminan sosial atau dukungan yang
.b
tersedia, maka bagi penduduk bekerja lebih dapat meluangkan waktu untuk
lu
mencari pekerjaan yang lebih diinginkan. Oleh karena itu, masalah di banyak
ku
kurangnya kesempatan kerja yang layak dan produktif bagi mereka yang
be
bekerja. Hal tersebut membawa kita pada kebutuhan untuk membedah jumlah
://
total lapangan kerja serta untuk menilai kesejahteraan penduduk yang bekerja,
tp
di bawah suatu konsep bahwa tidak semua pekerjaan adalah "pekerjaan yang
ht
layak".
sendiri atau pekerja keluarga (lihat KILM 3), lalu, dibandingkan dengan total
penduduk yang bekerja (KILM 2), apakah indikator ini akan kehilangan nilainya
berusaha sendiri atau pekerja keluarga akan bertahan dengan pekerjaan mereka
saat ini sehingga batas antara bekerja dan menganggur sangat tipis. Hal ini
penduduk yang bekerja tersebut umumnya miskin (KILM 20), terlibat dalam
informal tanpa keamanan kerja (KILM 7), jam kerja yang berlebihan (KILM 6),
id
o.
.g
ps
.b
lu
ku
ng
be
://
tp
ht
id
o.
Penjelasan .g
ps
.b
lu
ku
ng
be
://
tp
ht
Teknis
PENJELASAN TEKNIS
id
dimaksudkan, terutama agar data ketenagakerjaan yang dihasilkan dari
o.
berbagai survei di Indonesia dapat dibandingkan secara internasional,
.g
tanpa mengesampingkan kondisi ketenagakerjaan spesifik Indonesia.
ps
.b
Pendekatan teori ketenagakerjaan yang digunakan dalam Sakernas
lu
adalah Konsep Dasar Angkatan Kerja (Standard Labor Force Concept), seperti
ku
Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang
usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja dibedakan
id
o.
atas dua kelompok, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
.g
Pengukurannya didasarkan pada periode rujukan (time reference), yaitu
ps
kegiatan yang dilakukan selama seminggu yang lalu sampai sehari sebelum
.b
pencacahan.
lu
dikumpulkan informasi mulai dari usia 10 tahun) dan tanpa batas atas usia kerja.
://
Di negara lain, penentuan batas bawah dan batas atas usia kerja bervariasi
tp
menggunakan batas bawah adalah Mesir (6 tahun), Brazil (10 tahun), Swedia,
USA (16 tahun), Kanada (14 dan 15 tahun), India (5 dan 15 tahun), Venezuela
Malaysia, dan Mexico (65 tahun). Banyak negara seperti Indonesia tidak
Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja, atau punya pekerjaan
angkatan kerja terdiri dari penduduk yang pada periode rujukan tidak
keuntungan, paling sedikit selama satu jam dalam seminggu yang lalu. Bekerja
selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus.
Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang punya
misalnya karena cuti, sakit, dan sejenisnya. Konsep bekerja satu jam selama
id
o.
seminggu yang lalu juga digunakan oleh banyak negara, antara lain Pakistan,
.g
Filipina, Bulgaria, Hungaria, Polandia, Romania, Federasi Rusia, dan lainnya.
ps
Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji/pendapatan, termasuk
.b
semua tunjangan dan bonus bagi buruh/ karyawan/pegawai dan hasil usaha
lu
berupa sewa, bunga, atau keuntungan, baik berupa uang atau barang bagi
ku
maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara
be
tidak aktif bekerja, misal karena sakit, cuti, menunggu panen, mogok kerja,
://
mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha baru, atau merasa tidak
mungkin mendapat pekerjaan (putus asa), atau sudah diterima bekerja tetapi
belum mulai bekerja. Yang dimaksud mencari pekerjaan adalah upaya yang
dalam rangka mempersiapkan suatu usaha yang baru, yang bertujuan untuk
alasan bagi mereka yang berkali-kali mencari pekerjaan tetapi tidak berhasil
pekerjaan yang diinginkan. Sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja
karena sudah diterima bekerja, tapi pada saat pencacahan belum mulai bekerja.
id
o.
Periode referensi merupakan periode waktu yang ditetapkan untuk
.g
membatasi keterangan responden. Dalam survei rumah tangga atau individu,
ps
periode referensi yang pendek (a short recent reference period) akan
.b
meminimumkan kesalahan responden dalam mengingat (recall) dan juga
lu
Standar internasional untuk periode referensi yang pendek adalah satu hari
be
atau satu minggu. Periode referensi satu minggu yang lalu paling banyak
://
termasuk Indonesia.
ht
Selain periode referensi seminggu yang lalu, dalam Sakernas juga dikenal
kriteria satu jam. Kriteria satu jam secara berturut-turut digunakan dengan
pertimbangan untuk mencakup semua jenis pekerjaan yang mungkin ada pada
tak beraturan lainnya. Kriteria satu jam juga dikaitkan dengan definisi bekerja
ketiadaan pekerjaan secara total (lack of work), dimana apabila batas minimum
dari jumlah jam kerja dinaikkan, maka akan mengubah definisi penganggur,
produksi total. Hal ini diperlukan, terutama ketika dilakukan analisis gabungan
id
o.
bekerja (currently economically active population), tanpa melihat
.g
lapangan usaha, jabatan, maupun status pekerjaanya.
ps
.b
INDIKATOR PASAR TENAGA KERJA
lu
tahun 1999, untuk melengkapi program pengumpulan data secara rutin dan
be
untuk meningkatkan penyebaran data pada elemen kunci dari pasar tenaga
://
kerja dunia.
tp
1) Partisipasi di dunia kerja, yang terdiri dari KILM 1, yaitu Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja;
2) Indikator penduduk yang bekerja, terdiri dari KILM 2 (Rasio Penduduk yang
(Penduduk yang Bekerja Menurut Jam Kerja), dan KILM 7 (Penduduk yang
Ketidakaktifan);
5) Indikator upah dan biaya tenaga kerja, yang terdiri dari KILM 15 (Indeks
id
o.
Upah Sektor Manufaktur), KILM 16 (Indikator Upah dan Pendapatan
.g
Berdasarkan Jabatan), dan KILM 17 (Upah per Jam);
6) ps
Produktivitas Tenaga Kerja yang termuat dalam KILM 18 (Produktivitas
.b
Tenaga Kerja);
lu
(ElastisitasTenaga Kerja);
ng
usia kerja yang terlibat aktif di pasar tenaga kerja, baik dengan bekerja
atau mencari pekerjaan, yang memberikan indikasi ukuran relatif dari pasokan
tenaga kerja yang tersedia untuk terlibat dalam produksi barang dan jasa.
Rincian angkatan kerja menurut jenis kelamin dan kelompok usia memberikan
profil distribusi penduduk yang aktif secara ekonomi. Secara umum, kegunaan
indikator ini adalah untuk mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja (15
tahun ke atas) yang aktif secara ekonomi di suatu negara atau wilayah, dan
tersedia untuk produksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian. TPAK
usia kerja.
dan kelompok usia, dengan standar sebagai berikut: 15+, 1524, 1564,
id
usia ini digunakan di lebih dari 190 negara selama tahun 1980 sampai 2010.
o.
.g
KILM 2. Rasio Penduduk yang Bekerja Terhadap Jumlah Penduduk
(Employment to Population Ratio-EPR) ps
.b
Rasio penduduk yang bekerja terhadap jumlah penduduk (Employment
lu
negara yang berstatus bekerja terhadap penduduk usia kerja. Rasio yang tinggi
ng
berarti sebagian besar penduduk suatu negara adalah bekerja, sementara rasio
be
rendah berarti bahwa sebagian besar penduduk tidak terlibat langsung dalam
://
(lebih mungkin) tidak termasuk dalam angkatan kerja, yang sering disebut
ht
indikator ini saja tidak cukup untuk menilai tingkat pekerjaan yang layak atau
menilai isu-isu seperti upah/gaji, jam kerja, lapangan kerja sektor informal
setengah pengangguran, dan kondisi kerja. Bahkan, nilai rasio ini bisa tinggi untuk
bahwa indikator ini harus ditinjau ulang secara kolektif dalam setiap evaluasi
id
o.
memahami dinamika pasar tenaga kerja dan tingkat pembangunan suatu negara.
.g
Selama bertahun-tahun, dan dengan kemajuan pembangunan, suatu negara
ps
biasanya akan mengharapkan untuk dapat melihat pergeseran pekerjaan dari
.b
sektor pertanian ke sektor industri dan jasa, dengan peningkatan pada jumlah
lu
1. Berusaha sendiri;
ht
4. Buruh/karyawan/pegawai;
dibayar;
dan nonpertanian;
id
o.
3) Pekerja keluarga atau pekerja tak dibayar
.g
Selain itu, disajikan juga persentase pekerja rentan (vulnerable
ps
employment) terhadap total penduduk bekerja. Konsep pekerja rentan mengacu
.b
pada publikasi KILM-ILO, yaitu penduduk bekerja dengan status dalam pekerjaan
lu
yang besar dalam ketenagakerjaan dan tingkat pem-bangunan. Dalam buku teks
ht
pembangunan ekonomi, tenaga kerja bergeser dari pertanian dan aktivitas tenaga
kerja intensif lainnya ke sektor industri dan akhirnya menuju ke sektor jasa-jasa,
sebagai berikut:
5) Bangunan;
9) Jasa kemasyarakatan.
id
o.
Manufaktur dan S (Services)/Sektor Jasa-jasa, berdasarkan pada definisi sektor
.g
International Standard Industrial Classification (ISIC) System (Revisi 2 dan Revisi 3).
ps
.b
KILM 5. Pekerja Paruh Waktu
lu
yang bekerja serta tingkat produktivitas dan biaya tenaga kerja yang harus
ng
bekerja secara individu, menjadi penting ketika melakukan pemantauan kerja dan
tp
Indikator pekerja paruh waktu berfokus pada individu dengan jumlah jam
kerja kurang dari pekerjaan penuh-waktu (full time), yang merupakan proporsi
dari total penduduk yang bekerja. Dalam hal ini, pekerja paruh waktu yang
tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain.
(full time), biasanya digunakan batas 35 jam seminggu sebagai jam kerja normal.
menurut jumlah jam kerja dari seluruh pekerjaan yang dilakukan (biasanya atau
sebenarnya): 0 jam kerja per minggu (sementara tidak bekerja); antara 1 dan 14
jam; antara 15 dan 34 jam; dan 35 jam ke atas, sebagaimana data yang tersedia.
id
o.
KILM 7. Penduduk yang Bekerja di Sektor Informal
.g
Penduduk yang bekerja di sektor informal terkait perkiraan jumlah orang
ps
yang bekerja di sektor informal dibandingkan dengan jumlah orang bekerja.
.b
Dalam hal ukuran dan pertumbuhan, sektor informal merupakan bagian penting
lu
sebagai unit produksi dalam usaha rumah tangga yang dimiliki oleh rumah
tangga. Mereka yang bekerja di sektor informal terdiri semua orang yang selama
periode acuan tertentu yang bekerja pada setidaknya satu unit produksi yang
memenuhi konsep sektor informal, terlepas dari status mereka dalam pekerjaan
dan apakah itu pekerjaan utama atau pekerjaan sekunder. Resolusi ICLS
indikator ini sering didasarkan pada definisi nasional dan pengukuran ekonomi
informal.
1Hussmanns, R., Mehran, F., Verma, V. Surveys of economically active population, employment, unemployment and
underemployment : An ILO manual in concepts and methods. Geneva, International Labour Office, 1990
perlindungan sosial, hak untuk berbagai jaminan dan tidak tunduk pada undang-
undang tenaga kerja dan pendapatan pajak, yang mungkin tidak sepenuhnya
pendapatan, perlindungan sosial atau hak tertentu untuk jaminan kerja tertentu
id
o.
tahunan atau izin sakit, dll)". Perlu diketahui bahwa definisi ini dibuat untuk
.g
tingkat pekerjaan dan bukan untuk perorangan karena setiap orang dapat secara
sendiri informal dan pekerjaan upahan informal yang mencakup karyawan tanpa
ku
usaha formal atau informal. Yang termasuk usaha sendiri informal adalah
be
pengusaha pada sektor informal, berusaha sendiri pada usaha informal, pekerja
://
keluarga tidak dibayar dan anggota koperasi produksi informal (Chen, 2006
tp
seperti dikutip dalam Maligalig, dkk, 2008). Pembedaan ini menyarankan agar
ht
pekerja informal dibagi dalam seluruh kategori status pekerja: pengusaha, buruh,
berusaha sendiri, pekerja keluarga tidak dibayar dan anggota koperasi produksi.
ini.
KILM 8. Pengangguran
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) atau biasanya disebut sebagai
memiliki pekerjaan dan secara aktif mencari dan bersedia untuk bekerja. Ini tidak
negatif3). Definisi baku untuk penganggur adalah mereka yang tidak mempunyai
dengan rasio penduduk bekerja terhadap jumlah penduduk (KILM 2), tingkat
id
o.
3) Mereka yang tidak bekerja, dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak
.g
mungkin mendapatkan pekerjaan;
4) ps
Mereka yang tidak bekerja, dan tidak mencari pekerjaan karena sudah
.b
diterima bekerja, tetapi belum mulai bekerja.
lu
tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan. Jika bekerja diartikan
ng
sebagai situasi yang diinginkan bagi orang-orang dalam populasi yang secara
be
ekonomi aktif (angkatan kerja), maka pengangguran menjadi situasi yang tidak
://
indikator yang paling informatif yang mencerminkan indikasi pasar umum dan
kinerja pasar tenaga kerja dan ekonomi secara keseluruhan, tidak harus
ekonomi.
id
o.
denominator/faktor pembagi yang berfungsi sebagai dasar statistik ini adalah
.g
tenaga kerja atau penduduk yang aktif secara ekonomi, bukan jumlah penduduk.
ps
Perbedaan ini tidak selalu dipahami oleh publik. Memang, istilah "angkatan kerja"
.b
dan "bekerja" kadang-kadang keliru digunakan secara bergantian. Misalnya,
lu
persen dari penduduk yang aktif secara ekonomi (angkatan kerja) yang saat ini
ng
kepada kita mengenai proporsi angkatan kerja pada kelompok usia muda
dengan kondisi: (a) tidak memiliki pekerjaan, (b) secara aktif mencari pekerjaan,
dan (c) tersedia untuk bekerja dalam pasar tenaga kerja. Penduduk usia muda
kebijakan khusus yang penting bagi banyak negara, terlepas dari tahap
pembangunan. Untuk tujuan indikator ini, istilah "usia muda" mencakup orang
tidak dapat dimanfaatkan, merupakan bagian dari angkatan kerja, tetapi tidak
id
Indikator ini melihat hubungan antara pencapaian pendidikan penduduk
o.
.g
bekerja dan pengangguran yang memberikan gambaran mengenai perubahan
ps
dalam permintaan tenaga kerja. Informasi mengenai tingkat pengangguran
.b
berdasarkan pendidikan memiliki implikasi penting bagi penduduk bekerja dan
lu
yang rendah memiliki risiko yang lebih tinggi menjadi pengangguran, kebijakan
ng
job) di dalam negeri. Di sisi lain, komposisi pengangguran yang lebih tinggi di
tp
pekerjaan teknis yang profesional dan tingkat tinggi. Tabel yang biasanya
negara sesuai dengan lima tingkat sekolah, tingkat pra-dasar, kurang dari satu
tahun, tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat tersier (dalam publikasi ini
hanya dikategorikan dalam empat tingkat sekolah). Sebagai catatan, angka yang
yang jumlah jam kerjanya di bawah ambang batas jam kerja normal (bekerja
yang sekarang dengan pekerjaan lain yang mempunyai jam kerja lebih
id
o.
banyak.
.g
2) Mereka yang bersedia menerima pekerjaan tambahan.
ps
.b
KILM 13. Tingkat Ketidakaktifan
lu
negara yang tidak terlibat aktif dalam pasar tenaga kerja, baik dengan bekerja
ng
atau mencari pekerjaan (bukan angkatan kerja). Tingkat ketidakaktifan ini jika
be
maka hasilnya adalah 100 persen, dengan perkataan lain tingkat ketidakaktifan
tp
populasi tertentu tidak harus selalu dilihat sebagai suatu kondisi "buruk",
misalnya tingkat ketidakaktifan yang relatif tinggi untuk wanita usia 2534
anak. Dengan menggunakan data dalam KILM 13, pengguna dapat melihat
sejauh mana ibu berkaitan dengan pola tenaga kerja perempuan. Telah lama
diakui bahwa aspek-aspek struktur rumah tangga terkait dengan aktivitas pasar
tingkat ketidakaktifan yang relatif rendah. Pada pasangan yang menikah, suami
anak dalam keluarga. Tingkat ketidakaktifan yang rendah pada wanita bisa
terbaik yang tersedia untuk melihat tingkat keahlian tenaga kerja. Pendidikan
id
o.
merupakan salah satu faktor penentu penting untuk menilai kemampuan suatu
.g
negara untuk bersaing dengan sukses di pasar dunia dan membuat efisiensi
ps
penggunaan kemajuan teknologi yang cepat. Tabel KILM 14 menyajikan informasi
.b
mengenai tingkat pendidikan angkatan kerja dengan lima tingkat
lu
tingkat menengah, dan tingkat tinggi (dalam publikasi ini hanya dikategorikan
ng
dalam empat tingkat pendidikan, yaitu tidak pernah bersekolah, tingkat dasar,
be
sama sekali;
2) Sekolah dasar, yaitu mereka yang memiliki pendidikan tidak/belum tamat SD,
Paket C;
4) Sekolah tinggi, yaitu mereka yang memiliki ijazah Diploma I/II, Diploma III,
kelompok usia sebagai berikut: usia muda (15-24 tahun), pemuda (16-30 tahun2),
dan "dewasa" yang didefinisikan sebagai orang yang berusia 25 tahun ke atas.
upah pada sektor ini. Tetapi, terdapat survei khusus seperi Survei Upah dan Survei
id
o.
indikator ini. Survei tersebut bukan merupakan bagian dari Sakernas. Oleh karena
.g
itu, indikator ini tidak dapat disajikan pada publikasi KILM ini.
ps
.b
KILM 16. Indikator Upah dan Pendapatan Berdasarkan Jabatan
lu
itu, indikator ini juga tidak dapat disajikan pada publikasi ini.
://
tp
memiliki informasi upah per jam. Tidak adanya pertanyaan mengenai informasi
upah per jam dikarenakan kebanyakan di Indonesia, orang yang bekerja tidak
dibayar berdasarkan jam kerja, tetapi hari kerja. Hanya sedikit sekali lapangan
pekerjaan yang membayar orang yang bekerja berdasarkan hitungan jam. Selain
sementara untuk jam kerja, ditanyakan jumlah jam kerja seminggu terakhir.
Estimasi upah kerja per jam akan sangat berisiko menimbulkan bias statistik.
Oleh karena itu, indikator ini tidak dipublikasikan pada publikasi KILM ini.
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan
mengenai output yang dihasilkan oleh satu unit tenaga kerja. Semakin
tinggi output yang dihasilkan, maka semakin produktif tenaga kerja tersebut,
demikian sebaliknya. Indikator ini juga penting untuk melihat sektor mana saja
yang memiliki tenaga kerja dengan produktivitas tinggi, dan sektor mana yang
tidak. Identifikasi ini memberikan gambaran sektor padat karya (labour intencive)
id
dan sektor padat modal (capital intencive). Akan tetapi karena keterbatasan
o.
.g
variabel yang dikumpulkan pada Sakernas mengakibatkan indikator ini tidak
banyaknya tenaga kerja yang terserap pada proses produksi untuk menghasilkan
be
nilai tambah tertentu. Dengan kata lain, elastisitas tenaga kerja adalah banyaknya
://
Untuk melakukan analisis ini, diperlukan data nilai tambah (PDB/PDRB). Analisis ini
ht
merupakan analisis lintas sektor, sehingga tidak bisa ditampilkan dalam publikasi
ini.
beberapa variabel tambahan yang tidak ditanyakan pada Sakernas. Selain itu, data
lintas sektor juga penting untuk melengkapi analisis ini. Indikator ini tidak dapat
id
o.
.g
ps
.b
lu
ku
ng
be
://
tp
ht
ribu orang.
id
1,010,000 74
o.
73.59
1,000,000 73.5
.g
73.24 999,861
990,000
997,913 73
980,000 ps 72.69 72.5
.b
72
Angkatan
970,000 975,170
71.5
Kerja
lu
70.67
960,000
71
TPAK
ku
950,000
951,007 70.5
ng
940,000
70
930,000
69.5
be
920,000 69
Februari 2015 Agustus 2015 Februari 2016 Agustus 2016
://
tp
Jumlah tersebut turun sebanyak 1,9 ribu orang apabila dibandingkan dengan
keadaan Februari 2016 (999,9 ribu orang) dan naik sebanyak 46,9 ribu orang
jika dibandingkan keadaan Agustus 2015 (951,0 ribu orang). Pada periode
menurunnya TPAK yaitu dari 73,59 persen pada Februari 2016 menjadi 72,69
juga diiringi peningkatan TPAK dari 70,67 persen pada Agustus 2015 menjadi
61.4 59.91
TPAK Laki-Laki
TPAK Perempuan
id
o.
Di Indonesia, biasanya TPAK laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan
.g
dengan TPAK perempuan. Gambaran tersebut juga terlihat pada keadaan
ps
Februari dan Agustus 2016, dimana TPAK laki-laki di Provinsi Bengkulu
.b
lu
mencapai 85,35 persen dan 85,02 persen sementara pada perempuan hanya
ku
61,4 persen dan 59,91 persen. Pada keadaan Agustus 2016 dapat diartikan
ng
bahwa dari 100 orang penduduk usia kerja laki-laki di Provinsi Bengkulu, yang
termasuk angkatan kerja sekitar 85 orang, sementara pada perempuan dari 100
be
orang penduduk usia kerja perempuan, hanya sekitar 60 orang yang termasuk
://
tp
angkatan kerja. Secara umum, TPAK Agustus 2016 tidak lebih tinggi dari pada
ht
TPAK Februari 2016, hal yang sama juga terjadi pada hampir semua kelompok
umur.
67.07 53.65
59.26
Februari 2016
26.27
Agustus 2016
26.55
id
15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 +
o.
Gambar 3. TPAK Menurut Kelompok Umur (persen)
.g
ps
.b
KILM 2. RASIO PENDUDUK YANG BEKERJA TERHADAP JUMLAH
lu
Salah satu indikator penting dalam pasar kerja adalah EPR, secara
ng
nasional angka EPR pada Agustus 2016 adalah sebesar 62,62. Angka EPR
be
Provinsi Bengkulu keadaan Februari dan Agustus 2016 sebesar 70,77 dan 70,29.
://
Agustus 2016, dari 100 orang penduduk umur 15 tahun ke atas, terdapat sekitar
ht
Perempuan
Total
id
Gambar 4. Employment to Population Ratio Provinsi Bengkulu 2016 menurut Jenis
o.
Kelamin
.g
ps
EPR Agustus 2016 mengalami penurunan jika dibandingkan keadaan
.b
Februari 2016, yaitu sebesar 0,48 persen. Berdasarkan jenis kelamin, Sakernas
lu
Februari 2016 dan Agustus 2016 menunjukkan bahwa EPR laki-laki lebih tinggi
ku
sekitar 1,5 kali dibandingkan EPR perempuan. Pada Agustus 2016, EPR laki-laki
ng
pada periode ini adalah sebesar 82,20 sedangkan EPR perempuan hanya
be
sebesar 57,95.
://
tp
ht
Perkotaan
74.10
Pedesaan 70.40
70.24
63.94
EPR daerah perkotaan dan pedesaan hampir sama, artinya wilayah pedesaan
layak atau tidak. Akan tetapi untuk periode Februari 2015, wilayah perkotaan
id
Umur Muda
o.
Umur Dewasa
.g
79.63 79.71
74.16 ps
.b
lu
ku
43.77
41.17
ng
31.72
be
://
tp
ht
lebih rendah daripada penduduk kelompok umur dewasa baik pada Agustus
2015, Februari 2016, maupun Agustus 2016. EPR penduduk kelompok umur
kelompok umur dewasa. EPR penduduk kelompok umur muda (kelompok umur
1524 tahun), pada periode Februari 2016-Agustus 2016 turun sebesar 2,6
poin dari 43,77. Berbeda dengan periode Agustus 2015-Agustus 2016, dimana
EPR penduduk kelompok umur muda naik sebesar 9,45 poin. Sama dengan
25 tahun ke atas), pada periode Februari 2016-Agustus 2016 turun sebesar 0,08
poin, sedangkan periode Agustus 2015-Agustus 2016 EPR naik sebesar 5,55
poin.
id
60.64
57.44
o.
.g
Februari 2016
22.84 Agustus 2016
ps
.b
22.24
lu
ku
15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 +
ng
Gambar 6. Pola EPR berdasarkan kelompok umur Provinsi Bengkulu Tahun 2016
be
Pola EPR berdasarkan kelompok umur yang terlihat pada Gambar 6 mirip
://
tp
dengan pola TPAK pada Grafik 3. Hal ini menunjukkan dominasi jumlah
ht
penduduk bekerja pada komponen penduduk usia kerja. Dari Grafik 8 terlihat
bahwa puncak EPR untuk keadaan Agustus 2016 ini berada pada kelompok
umur 40-44 tahun dengan EPR 87,30. Grafik EPR periode Februari 2016 dan
Agustus 2016 ini distribusinya tidak begitu berbeda jika dibandingkan dengan
pekerja bebas.
2015 2016
Status Pekerjaan Utama
Agustus Februari Agustus
(1) (2) (3) (4)
Berusaha 42.13 42,62 40,95
Berusaha sendiri 17.21 17,22 18,47
id
Berusaha dibantu buruh 21.80 20,97 19,01
tidak tetap/tak dibayar
o.
Berusaha dibantu buruh 3.12 4,43 3,47
.g
tetap/dibayar
Buruh/karyawan/pegawai 28.06 31,27 30,61
Pekerja bebas ps
8.82 7,23 9,04
.b
Pekerja keluarga/tak dibayar 20.99 18,88 19,39
Total 100 100 100
lu
ku
persen poin, sedangkan pekerja keluarga turun sebesar 1,6 persen poin.
65.91
64.30
id
o.
Pekerja rentan/vulnerable employment mencakup berusaha sendiri,
.g
berusaha dibantu buruh tidak tetap/tak dibayar, pekerja bebas dan pekerja
ps
keluarga. Pada Agustus 2016 pekerja rentan mencapai 65,91 persen, hal ini
.b
lu
dapat diinterpretasikan bahwa dari 100 orang penduduk Provinsi Bengkulu yang
ku
Agustus 2015 ke Februari 2016, sebesar 4,52 persen poin. Kemudian pada
be
periode Agustus 2016 juga mengalami kenaikan lagi sebesar 1,61 persen poin.
://
tp
ht
72.09
68.51 70.10
66.90
63.08 perkotaan
55.56 53.30
pedesaan
40.29
Laki-Laki
Perempuan
rentan sebesar 70,63 persen, yang berarti dari 100 pekerja perempuan, sekitar
70 orang masuk kategori rentan. Walaupun begitu, Proposi pekerja rentan laki-
laki lebih rendah dari perempuan (63,08 persen). Jika dibandingkan keadaan
yang cukup besar yaitu 13,01 persen selama periode 6 bulan (Februari-Agustus
id
o.
wilayah perkotaan.
.g
KILM 4. PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN USAHA
ps
.b
Keadaan lapangan pekerjaan utama di Provinsi Bengkulu Agustus 2016
lu
masih mempunyai pola yang sama dengan keadaan Februari 2016 dan Agustus
ku
2015, yaitu didominasi oleh sektor Pertanian dengan persentase penduduk yang
ng
bekerja pada sektor Pertanian sebesar 54,21 persen. Selanjutnya adalah sektor
be
Jasa-jasa sebesar 35,76 persen, dan sektor manufaktur sebesar 10,03 persen.
://
Konstruksi (5,33 persen) dan sektor industri (5,19 persen). Periode Agustus
penurunan sebesar 11,86 persen sedangkan sektor manufaktur dan sektor jasa-
persen.
2015 2016
Lapangan Pekerjaan Utama
Agustus Agustus
(1) (2) (3)
Total 100 100
Pertanian 54,21 42,35
Manufaktur 10,03 12,48
Pertambangan 1,25 1,91
Industri 3,92 5,19
id
Listrik, Gas dan Air 0,17 N/A
o.
Konstruksi 4,69 5,33
.g
Jasa-Jasa 35.76 45,15
Perdagangan
Transportasi
ps 14.50 19.32
2.57 2.87
.b
Keuangan 1.93 1.66
lu
penduduk yang bekerja, serta tingkat produktivitas dan biaya tenaga kerja
ht
perusahaan. Mengukur tingkat dan tren jam kerja di masyarakat untuk berbagai
waktu terfokus pada individu dengan jumlah jam kerja kurang dari full time,
id
o.
Pada Agustus 2016, tingkat pekerja paruh waktu mencapai 20,41 persen. Hal ini
.g
dapat diartikan bahwa dari 100 orang yang bekerja, terdapat sekitar 20 orang yang bekerja
ps
kurang dari 35 jam per minggu. Tingkat pekerja paruh waktu ini mengalami penurunan bila
.b
dibanding Februari 2016 dan Agustus 2015, masing-masing sebesar 3,61 persen poin dan
lu
33.23
32.10
be
25.72
://
23.09
tp
19.97
17.74 Perkotaan
ht
14.93 Pedesaan
12.46
Laki-Laki
Perempuan
Gambar 10. Tingkat Pekerja Paruh Waktu Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bengkulu, 2016
dibandingkan tingkat pekerja paruh waktu laki-laki. Apabila dibandingkan dengan keadaan
Februari 2016, tingkat pekerja paruh waktu perempuan pada Agustus 2016 turun sebesar
pada Agustus 2016 sebesar 14,93 persen sementara di perdesaan mencapai 23,09 persen.
Tingkat pekerja paruh waktu di perkotaan mengalami penurunan sebesar 5,04 persen poin
apabila dibandingkan dengan keadaan Februari 2016. Begitu juga di wilayah pedesaan
Laki-laki Perempuan
id
55.52 56.09
o.
63.67
.g
ps
.b
44.48 43.91
36.33
lu
ku
Gambar 11. Share Laki-laki & Perempuan pada Pekerja Paruh Waktu (persen),
be
2015-2016
://
Share perempuan pada pekerja paruh waktu berdasarkan hasil Sakernas Agustus
tp
2016 sebesar 63,67 persen, yang dapat diartikan bahwa dari 100 pekerja paruh waktu,
ht
sekitar 64 orang diantaranya adalah perempuan. Share perempuan pada pekerja paruh
waktu Agustus 2016 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan keadaan Agustus
2015 maupun Februari 2016 dengan masing-masing kenaikan sebesar 8,15 persen poin
Berdasarkan hasil Sakernas 2016 (Februari dan Agustus), sebagian besar penduduk
bekerja diatas 35 jam per minggu, yang mencapai lebih dari setengah total penduduk yang
bekerja. Jika dibandingkan dengan Agustus 2015 dan Februari 2016 penduduk bekerja
diatas 35 jam per minggu mengalami peningkatan sebesar 5,86 persen poin dan 8,93
persen poin.
Februari 2016
Agustus 2016 38.29 35.59
30.78
id
Gambar 12. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja, 2015-2016
o.
.g
Pada Agustus 2016 secara umum menunjukkan bahwa lebih banyak penduduk
ps
perempuan yang bekerja di bawah 35 jam per minggu dibanding penduduk laki-laki.
.b
Persentase penduduk perempuan yang jam kerjanya di bawah 35 jam per minggu
lu
mencapai 42,62 persen, sementara persentase pada laki-laki dengan kategori jam kerja
ku
yang sama sebesar 22,72 persen. Sebaliknya, penduduk laki-laki yang bekerja diatas 35 jam
ng
per minggu lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan yaitu sebesar 76,18 persen
be
dari total pekerja laki-laki. Penduduk yang sementara tidak bekerja juga lebih banyak
://
berjenis kelamin perempuan (2,12 persen) dibandingkan dengan laki-laki yang hanya
tp
Apabila diamati lebih lanjut, terdapat perbedaan karakteristik menurut jam kerja
antara penduduk yang bekerja di perdesaan dan di perkotaan. Penduduk di pedesaan lebih
banyak yang bekerja dibawah 35 jam per minggu dibanding penduduk perkotaan.
Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2016, persentase penduduk pedesaan yang bekerja
dibawah jam kerja normal sebesar 35,05 persen, sedangkan penduduk perkotaan hanya
Laki-Laki 55.26
Perempuan
42.62
35.05
22.04 22.72
3.11 2.12
0.73 1.10
id
0 jam (sementara tidak bekerja) 1-34 jam > 35 jam
o.
.g
Gambar 13. Presentase Penduduk bekerja Menurut Jumlah Jam kerja seluruhnya di
Provinsi Bengkulu, 2016 ps
.b
lu
Sektor informal merupakan bagian penting dari kehidupan ekonomi, sosial, dan
politik di sebagian besar negara berkembang, serta beberapa negara maju. Di negara-
be
negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk atau urbanisasi yang tinggi, ekonomi
://
tp
informal cenderung tumbuh untuk menyerap sebagian besar tenaga kerja. ICLS ke-15
ht
mendefinisikan sektor informal sebagai unit produksi dalam usaha rumah tangga yang
dimiliki oleh rumah tangga. Mereka yang bekerja di sektor informal terdiri dari semua
orang yang selama periode acuan tertentu bekerja setidaknya di satu unit produksi yang
memenuhi konsep sektor informal, terlepas dari status mereka dalam pekerjaan tersebut
beberapa variasi konsep nasional. Akibatnya, informasi untuk indikator sering didasarkan
43.63 41.51
38.40 Perkotaan
36.60
33.64 35.46 33.79
Pedesaan
24.76
Laki-Laki
Perempuan
total
id
63.4066.3664.54 66.21
o.
61.60 58.49
56.37
.g
Perkotaan
42.68
39.89
ps Pedesaan
.b
Laki-Laki
lu
Perempuan
ku
Total
ng
Gambar 14. Persentase Penduduk Bekerja Menurut Sektor Formal/Informal, Daerah tempat
://
Hasil Sakernas Agustus 2016 menunjukkan bahwa dari 904,3 ribu orang yang
bekerja, sebanyak 58,49 persen merupakan penduduk yang bekerja di sektor informal
(564,4 ribu orang). Pada periode Agustus 2015-Agustus 2016 tampak adanya fluktuasi
persentase penduduk bekerja di sektor informal, sesuai dengan usaha pemerintah untuk
informal pada Agustus 2015 sebesar 64,54 persen, turun menjadi 58,49 persen pada
Agustus 2016,. Sedangkan persentase sektor formal pada Agustus 2015 mencapai 35,46
menunjukkan bahwa sektor formal masih didominasi kaum laki-laki, yang mencapai
36,60 persen keadaan Agustus 2015 dan mencapai 43,63 persen pada keadaan Agustus
2016. Sementara pada sektor informal kaum perempuan lebih mendominasi daripada laki-
laki. Keadaan Agustus 2015 mencapai 66,36 persen dan turun menjadi 61,60 persen
keadaan Agustus 2016. Pada Agustus 2016 persentase penduduk yang bekerja di sektor
Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2016 seperti yang tampak pada Gambar 14
menunjukkan bahwa penduduk bekerja pada sektor formal yang tinggal di perkotaan
id
mencapai 57,32 persen. Angka ini mengalami penurunan sebesar 2,79 persen poin bila
o.
dibandingkan dengan keadaan Agustus 2015. Di sisi lain, persentase penduduk yang
.g
ps
bekerja pada sektor informal lebih didominasi oleh daerah perdesaan, bila dibandingkan
.b
dengan perkotaan. Pada keadaan Agustus 2015 pekerja informal di pedesaan mencapai
lu
75,24 persen yang artinya sekitar tiga perempat penduduk bekerja di wilayah pedesaan
ku
bekerja di sektor informal. Angka ini kemudian turun menjadi 66,21 persen pada Agustus
ng
2016.
be
KILM 8. PENGANGGURAN
://
tp
TPT Provinsi Bengkulu berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2016 mencapai 3,3
ht
persen, yang berarti bahwa dari 100 orang angkatan kerja di Provinsi Bengkulu, terdapat
sebanyak 3 orang yang masuk kategori penganggur. TPT Provinsi Bengkulu Agustus 2016
mengalami penurunan sebesar 0,54 persen poin apabila dibandingkan dengan keadaan
Februari 2016.
TPT berdasarkan jenis kelamin juga menunjukkan adanya penurunan baik pada
perempuan. TPT perempuan pada periode Agustus 2016 dibandingkan Februari 2016
mengalami penurunan sebesar 1,53 persen poin. Sementara pada kelompok laki-laki
terdapat kenaikan sebesar 0,15 persen poin. Adanya penurunan TPT juga ditunjukkan
berdasarkan perbedaan wilayah tempat tinggal pada periode yang sama. Kenaikan TPT di
daerah perkotaan mencapai 3,87 persen poin bila dibanding Februari 2016. Akan tetapi TPT
id
Perkotaan 6,41 6,66 2,79
Pedesaan 4,24 2,59 3,55
o.
.g
KILM 9. PENGANGGURAN PADA KELOMPOK USIA MUDA ps
.b
Penganggur pada kelompok usia muda merupakan masalah kebijakan yang
lu
penting bagi banyak negara yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan. Untuk
ku
tujuan indikator ini, istilah "usia muda" mencakup orang yang berumur 15 sampai 24
ng
tahun, sedangkan "usia prima" didefinisikan sebagai orang yang berumur 25 sampai 54
be
tahun. Indikator pengangguran kaum muda disajikan dengan rincian sebagai berikut:
://
dewasa;
Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2016 TPT penduduk pada kelompok usia muda
mencapai 11,51 persen, yang dapat diartikan bahwa dari 100 orang penduduk berumur
15 24 tahun yang termasuk angkatan kerja, terdapat sekitar 12 orang yang menganggur.
Angka tersebut naik sebesar 0,52 persen poin bila dibandingkan dengan hasil Sakernas
Februari 2016 dan turun sebesar 7,1 persen poin jika dibandingakan periode setahun yang
10.99 11.51
id
o.
Ditinjau berdasarkan jenis kelamin, pada periode Agustus 2016, TPT penduduk usia
.g
ps
muda pada perempuan cenderung lebih rendah daripada laki-laki. Hal tersebut berbanding
terbalik dengan keadaan dua periode sebelumnya yaitu Agustus 2015 dan Februari 2016
.b
lu
yang mana TPT penduduk perempuan usia muda lebih tinggi daripada penduduk laki-laki.
ku
Berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa di Provinsi Bengkulu, laki-laki
ng
umur 1524 tahun lebih banyak yang tidak terserap pada pasar tenaga kerja daripada
be
perempuan di umur yang sama pada periode Agustus 2015 dan Februari 2016, akan tetapi
22.14
ht
16.56
15.76
12.26
10.18 Laki-Laki
8.15 Perempuan
Gambar 16. Tingkat Pengangguran Terbuka Penduduk Usia muda menurut Jenis Kelamin
Provinsi Bengkulu, 2015-2016
menunjukkan bahwa keadaan TPT usia muda pada Agustus 2015-2016 mengalami fluktuasi
baik laki-laki maupun perempuan. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2016, TPT
penduduk laki-laki usia muda keadaan Agustus 2016 mengalami peningkatan menjadi
12,26 persen. Tetapi jika dibandingkan dengan Agustus 2015, peningkatan TPT pada Laki-
laki mengalami penurunan sebesar 4,3 persen poin. TPT usia muda perempuan terus
Sementara itu, bila ditinjau berdasarkan klasifikasi daerah tempat tinggal, pada
id
kelompok usia muda memperlihatkan bahwa pola TPT daerah perkotaan lebih tinggi
o.
daripada di daerah perdesaan untuk periode Agustus 2015 dan Februari 2016. Akan tetapi
.g
ps
pada Agustus 2016 pola tersebut berganti dimana TPT daerah perkotaan lebih rendah dari
.b
daerah pedesaan. TPT perkotaan hanya sebesar 7,46 persen, sementara di daerah
lu
perdesaan sebesar 13,78 persen. Hal tersebut bisa diartikan bahwa dari 100 penduduk usia
ku
1524 tahun yang termasuk angkatan kerja, untuk daerah perkotaan terdapat sekitar 8
ng
22.20
://
tp
ht
16.83
15.18
13.78
Perkotaan
9.09
7.46 Pedesaan
Gambar 17. Tingkat Pengangguran Terbuka Usia Muda Menurut Daerah Tempat Tinggal
Provinsi Bengkulu, 2016
Sakernas Agustus 2016 cukup tinggi yaitu 54,53 persen. Angka ini dapat diartikan bahwa
pada Agustus 2016, dari 100 orang penganggur terdapat sejumlah 55 orang penganggur
yang berumur antara 15 sampai 24 tahun. Seperti yang terlihat pada Grafik 20, angka ini
menurun 4,68 persen poin dibandingkan Agustus 2015 dan naik 7,25 persen poin
59.21
54.53
47.28
Share Penganggur Umur
id
Muda terhadap Total
o.
Penganggur (%)
.g
Share Penganggur Umur
ps
Muda terhadap Total
8.27 Penduduk Umur Muda (%)
.b
5.40 5.36
lu
ku
Sementara itu, share penganggur umur muda terhadap total penduduk umur muda
ht
pada Agustus 2016 sebesar 5,36 persen, hal ini dapat diartikan bahwa pada Agustus
2016 dari 100 penduduk berumur 15-24 tahun sekitar 5 orang diantaranya merupakan
penganggur muda. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan angka
Februari 2016 dan Agustus 2015, masing-masing sebesar 0.04 persen poin dan 2,91
persen poin.
perubahan dalam permintaan tenaga kerja. Informasi yang diberikan dapat memiliki
implikasi penting bagi penduduk yang bekerja dan kebijakan pendidikan. Jika diketahui
mereka atau menciptakanlebih banyak pekerjaan dengan keterampilan rendah ( low skilled
job) di dalam negeri. Selain itu, apabila share pengangguran yang lebih tinggi di kalangan
orang-orang dengan pendidikan tinggi bisa menunjukkan kurangnya pekerjaan teknis yang
7.45
id
Februari 2016
o.
Agustus 2016 5.01
.g
4.09
2.73
ps 3.09
2.45
.b
lu
ku
ng
Berdasarkan hasil Sakernas Februari dan Agustus 2016, TPT tertinggi menurut
tingkat pendidikan terdapat pada pendidikan sekolah tinggi yaitu sebesar 7,45 persen dan
3,09 persen. Sementara yang terendah justru pada kelompok Pendidikan dasar dengan TPT
2,73 persen dan 2,45 persen. Bila dibandingkan antara kedua periode tersebut,
peningkatan TPT menurut pendidikan terlihat pada pendidikan Sekolah Menengah yaitu
sebesar 0,92 persen poin. Penurunan TPT terlihat signifikan terjadi pada Kelompok
Jika periode Februari dan Agustus 2016 dibandingkan berdasarkan jenis kelamin,
tampak bahwa penurunan TPT terbesar terjadi pada tingkat pendidikan tinggi penduduk
perempuan dengan penurunan sebesar 8,16 persen poin. Sementara peningkatan TPT
persen poin.
mulai dari Pendidikan dasar ke bawah sampai pendidikan tinggi, akan tetapi peningkatan
yang paling besar terjadi pada tingkat pendidikan menengah yaitu sebesar 1,7 persen poin.
Sebaliknya, terjadi penurunan TPT di wilayah perkotaan dan yang palin besar
penurunannya terjadi pada tingkat Pendidikan Tinggi yaitu sebesar 8,88 persen poin.
id
Bengkulu (%), 2016
o.
Februari Agustus
.g
Tingkat Pendidikan
2016 2016
(1) ps
(2) (3)
.b
Total 3,84 3,30
lu
seperti yang terlihat pada Tabel 5, memberikan gambaran mengenai tenaga kerja yang
tersedia yang tidak terserap berdasarkan tingkat keahlian atau pendidikan mereka.
tingkat pendidikan sekolah menengah, sementara pada Februari 2016 menunjukkan bahwa
yang menganggur dengan pendidikan sekolah tinggi di periode Februari dan Agustus 2016
lebih tinggi dibandingkan persentase laki-laki yang menganggur pada tingkat pendidikan
yang sama.
Februari Agustus
Tingkat Pendidikan
id
2016 2016
o.
(1) (2) (3)
Pendidikan Dasar ke bawah 40,26 40,98
.g
Laki-Laki 44,20 36,56
Perempuan ps 36,51 27,19
Perkotaan
.b
29,46 46,24
Pedesaan 52,42 34.31
lu
bawah (52,42 persen) lebih tinggi daripada persentase penduduk perkotaan pada jenjang
pendidikan yang sama (29,46 persen). Sebaliknya pada periode Agustus 2016, persentase
penduduk pedesaan yang menganggur dengan jenjang pendidikan yang sama (34,31
persen) lebih rendah dari penduduk perkotaan (46,24 persen). Presentase pengangguran
tertinggi keadaan Februari 2016 di wilayah perkotaan berada pada tingkat pendidikan
tinggi (50,16 persen), namun pada Agustus 2016 presentase pengangguran tertinggi
jam kerjanya di bawah ambang batas jam kerja normal (kurang dari 35 jam dalam
seminggu), dan mereka masih mencari atau menerima pekerjaan tambahan. Jumlah
342,2 ribu orang dan pada Agustus 2016 mengalami penurunan menjadi 297,0 ribu orang
(Tabel 6), yang terdiri dari 130,5 ribu orang berjenis kelamin laki-laki dan sisanya sebanyak
id
penganggur di daerah pedesaan mencapai hampir tiga kali lipat dibandingkan dengan
o.
.g
daerah perkotaan, yaitu 260,7 ribu orang sementara di perkotaan hanya sebanyak 81,4 ribu
ps
orang. Pada Agustus 2016 jumlah penduduk setengah penganggur di perkotaan
.b
mengalami penurunan sebesar 11,6 ribu orang, akan tetapi di pedesaan mengalami
lu
Tabel 6. Penduduk Umur 15 Tahun keatas yang termasuk Setengah Penganggur (ribu), 2016
be
Bengkulu pada Februari 2016 sebesar 34,22 persen yang berarti dari 100 orang penduduk
yang termasuk dalam angkatan kerja, terdapat sekitar 34 orang yang bekerja kurang dari
35 jam per minggu dan mereka masih mencari atau menerima pekerjaan. Angka tersebut
mengalami penurunan pada Agustus 2016 menjadi 29,76 persen (Tabel 7). Hal yang sama
juga terjadi pada persentase setengah penganggur terhadap total penduduk bekerja yang
persentase setengah penganggur terhadap total angkatan kerja terjadi baik pada laki-laki
maupun perempuan. Akan tetapi penurunan pada laki-laki jauh lebih tinggi daripada
perempuan. Persentase laki-laki setengah penganggur terhadap total laki-laki bekerja pada
Februari 2016 sebesar 28,66 persen turun 5,94 persen poin menjadi sebesar 22,72 persen
id
Indikator Februari Agustus
o.
2016 2016
.g
(1) (2) (3)
Presentase Setengah penganggur
35,59 30,78
terhadap Total Penduduk Bekerja
://
penurunan persentase setengah penganggur terhadap total penduduk bekerja terjadi baik
di daerah perdesaan maupun perkotaan. Pada Agustus 2016 bila dibandingkan dengan
Februari 2016, terjadi penurunan sebesar 3,46 persen poin di daerah perdesaan, sedangkan
di daerah perkotaan terjadi penurunan sebesar 6,58 persen poin (Tabel 7).
penganggur paling tinggi pada tingkat pendidikan dasar kebawah yaitu sebesar 60,87
persen. Dengan kata lain dari 100 orang setengah penganggur, 61 orang diantaranya
kebawah yaitu sebesar 1,85 persen poin. Penurunan pada tingkat pendidikan dasar
kebawah diikuti dengan penurunan persentase setengah penganggur baik pada jenis
kelamin laki-laki maupun perempuan yaitu masing-masing sebesar 4,33 persen poin dan
0,16 persen poin. Akan tetapi berdasarkan klasifikasi kota-desa penurunan hanya terjadi di
perdesaan sebesar 4,36 persen poin sementara di perkotaan naik sebesar 5,93 persen poin
(Tabel 8).
id
Tabel 8. Presentase Setengah Penganggur Menurut Tingkat Pendidikan di Provinsi Bengkulu,
o.
2015
.g
Februari Agustus
Tingkat Pendidikan ps 2016 2016
.b
(1) (2) (3)
lu
Bengkulu mencapai 27,31 persen, artinya dari 100 orang penduduk usia kerja di Provinsi
Bengkulu yang tidak aktif dalam pasar kerja (bukan angkatan kerja) sebanyak 27 orang.
cukup besar antara laki-laki dan perempuan terkait tingkat ketidakaktifan. Berdasarkan
hasil Sakernas Agustus 2016 untuk laki-laki, dari seratus orang penduduk usia kerja, yang
tidak aktif dalam pasar kerja hanya sekitar 15 orang, sementara untuk perempuan
mencapai sejumlah 40 orang. Apabila dibandingkan dengan keadaan Februari 2016, terjadi
peningkatan tingkat ketidakaktifan pada perempuan sebesar 1,49 persen poin, sedangkan
id
o.
.g
Tabel 9. Tingkat Ketidakaktifan penduduk 15 tahun keatas di Provinsi Bengkulu, 2016
Tingkat Ketidakaktifan
(1)
ps
Februari 2016
(2)
Agustus 2016
(3)
.b
Total 26.41 27,31
lu
sebesar 27,17 persen. Tingkat ketidakaktifan di daerah perkotaan pada Agustus 2016
mengalami penurunan sebesar 3,92 persen poin bila dibandingkan keadaan Februari 2016.
Begitupun di daerah perdesaan mengalami penurunan sebesar 3,24 persen poin, yaitu dari
23,93 persen pada Februari 2016 menjadi 27,17 persen pada Agustus 2016.
tingginya tingkat ketidakaktifan pada penduduk usia muda, lalu turun pada usia produktif
dan kembali meningkat pada usia-usia tua (pola ini menyerupai bentuk huruf J).
20.82
55 - 59 18.50
14.00
50 - 54 12.89
12.26
45 - 49 13.44
Agustus 2016
12.36
40 - 44 12.80
Februari 2016
14.01
35 - 39 11.82
id
17.21
30 - 34 15.29
o.
19.88
25 - 29
.g
17.39
20 - 24 28.43
32.93
ps
.b
73.45
15 - 19 73.73
lu
ku
Gambar 19. Tingkat ketidakaktifan menurut kelompok Umur di Provinsi Bengkulu, 2016
ng
be
terbaik yang tersedia untuk melihat tingkat keahlian tenaga kerja. Tingkat keahlian
tenaga kerja merupakan faktor penentu kemampuan suatu negara untuk bersaing dengan
sukses di pasar dunia dan membuat efisiensi penggunaan kemajuan teknologi yang cepat.
KILM 14 menyajikan informasi mengenai tingkat pendidikan angkatan kerja sesuai dengan
lima tingkat pendidikan yaitu kurang dari satu tahun, tingkat pradasar, tingkat dasar,
tingkat menengah, dan tingkat tersier. Kategori yang digunakan dalam indikator ini secara
Akan tetapi, Sakernas tidak menyediakan data mengenai kemampuan baca-tulis (melek
oleh mereka yang tamat pendidikan dasar kebawah yaitu sebesar 56,50 persen dan ,55,13
persen. Angkatan kerja yang menyelesaikan sekolah menengah sebesar 28,27 persen dan
29,28 persen, sementara untuk tamatan sekolah tinggi hanya sebesar 15,23 persen dan
15,59 persen. Perbedaan kualitas angkatan kerja antara laki-laki dan perempuan dilihat dari
tingkat pendidikannya memang cukup menarik. Pada Februari dan Agustus 2016,
persentase angkatan kerja perempuan yang mengenyam pendidikan tinggi lebih besar jika
dibandingakan persentase angkatan kerja laki-laki dengan tingkat pendidikan yang sama.
id
Tabel 10. Persentase Angkatan Kerja menurut Tingkat Pendidikan di Provinsi Bengkulu, 2016
o.
.g
Februari Agustus
Tingkat pendidikan
2016 2016
(1) ps (2) (3)
.b
Pendidikan Dasar
56,50 55,13
kebawah
lu
Provinsi Bengkulu Tahun 2016 (Februari dan Agustus), di daerah pedesaan presentase
angkatan kerja terbesar adalah mereka yang memiliki tingkat pendidikan dasar ke bawah
(65,93 persen dan 62,64 persen). Sementara di wilayah perkotaan, presentase angkatan
kerja terbesar pada Februari 2016 adalah angkatan kerja dengan pendidikan menengah
(37,67 persen).
Indikator Pasar Tenaga Kerja Provinsi Bengkulu 2016 | 65
Namun pada Agustus 2016, presentase angkatan kerja terbesar di perkotaan
beralih pada tingkat pendidikan dasar kebawah. Pola yang sama juga terlihat pada
kelompok umur dewasa dimana angkatan kerja juga didominasi oleh tamatan pendidikan
57.87 57.96
49.55 47.86
42.09
39.87
id
pendidikan dasar kebawah
o.
25.54 25.84
pendidikan menengah
.g
16.59 16.20 pendidikan tinggi
8.37
12.27
ps
.b
lu
Gambar 20. Persentase Angkatan Kerja Menurut Tingkat Pendidikan dan Kelompok Umur,
be
2016
://
tp
.
ht
LAMPIRAN
lu
ku
ng
be
://
tp
ht
id
o.
30 - 34 81,685 80,237 82,260 80,848
.g
35 - 39 77,527 75,101 78,375 76,086
40 - 44 68,319
ps
65,754 69,696 66,978
.b
lu
id
o.
30 - 34 51,467 110,455 51,924 111,184
.g
35 - 39 48,512 104,116 49,161 105,300
40 - 44 44,191 89,882
ps 45,121 91,553
.b
lu
id
o.
30 - 34 97.66 71.52 96.46 68.88
.g
35 - 39 96.10 79.99 99.21 72.37
40 - 44 98.47
ps
75.49 97.12 77.78
.b
lu
id
o.
30 - 34 77.71 87.97 79.89 84.14
.g
35 - 39 84.69 89.80 84.14 86.86
40 - 44 83.67 88.93
ps 88.67 87.13
.b
lu
id
25 - 29 74,886 51,796 75,582 48,978
o.
30 - 34 76,484 55,952 77,848 55,048
.g
35 - 39 73,891 ps
58,569 77,759 54,437
.b
40 - 44 67,277 47,806 67,686 51,040
lu
id
o.
30 - 34 37,668 94,768 40,712 92,184
.g
35 - 39 40,457 92,003 41,363 90,833
40 - 44 36,976 78,107
ps 39,500 79,226
.b
lu
id
o.
25 - 29 89.43 63.06 90.33 59.61
.g
30 - 34 93.63 69.73 94.64 68.09
35 - 39 95.31
ps
77.99 99.21 71.55
.b
lu
id
20 - 24 53.80 72.04 60.67 60.62
o.
.g
25 - 29 72.90 78.01 75.06 75.13
id
Berusaha dibantu buruh
o.
tetap/dibayar 6.29 1.70 4.66 1.71
.g
Buruh/karyawan/pegawai ps
32.35 29.69 32.26 28.19
.b
Pekerja bebas pertanian 3.46 2.54 4.75 3.73
lu
ku
id
tetap/tidak dibayar 16.09 23.02 13.75 21.59
Berusaha dibantu buruh
o.
tetap/dibayar 4.68 4.32 5.92 2.27
.g
Buruh/karyawan/pegawai 47.55
ps 24.43 40.78 25.64
.b
lu
id
Industri
o.
6.49 4.17 4.90 5.62
.g
Listrik, Gas dan Air Minum
ps
0.21 0.16 N/A N/A
Konstruksi
.b
6.96 0.14 8.95 N/A
lu
id
1.11 1.23 1.54 2.09
o.
Industri
8.84 5.68 6.38 4.61
.g
Listrik, Gas dan Air Minum
0.26
ps 0.16 N/A N/A
.b
Konstruksi
lu
Pekerja Paruh
Februari 2016 101,405 129,528 56,810 174,123
Waktu (orang)
id
o.
Agustus 2015 18.26 36.50 16.84 28.93
.g
Tingkat Pekerja
Paruh Waktu Februari 2016 ps
17.74 33.23 19.97 25.72
(persen)
.b
Agustus 2016 12.46 32.10 14.93 23.09
lu
ku
ng
be
://
tp
ht
2015 2016
Jumlah Jam Kerja
Agustus Februari Agustus
(1) (2) (3) (4)
Total
0 2.93 2.57 1.51
1-14 5.64 8.09 6.42
15-34 32.65 27.49 24.35
35+ 58.78 61.85 67.71
id
Laki-Laki
o.
0 3.21 2.99 1.10
.g
1-14 4.01 5.38 4.43
15-34 27.00 ps 23.29 18.29
35+ 65.78 68.35 76.18
.b
Perempuan
lu
Perkotaan
://
id
o.
35 - 39 0.83 2.51 1.58 0.00 1.14 0.47
.g
40 - 44 0.00 3.68 1.56 0.00 2.02 0.88
ps
.b
45 - 49 1.31 0.00 0.77 0.88 0.00 0.50
lu
Total
tp
ht
id
o.
35 - 39 1.53 1.60 1.58 0.00 0.69 0.47
.g
40 - 44 0.00 2.29 1.56 1.28 0.68 0.88
ps
45 - 49 0.00 1.12 0.77 0.00 0.75 0.50
.b
lu
id
o.
Februari 2016 12.23 1.68 3.88 10.79
.g
Pendidikan Tinggi
Agustus 2016 3.35 2.82 3.53 2.63
ps
Februari 2016 6.66 2.59 3.17 4.80
.b
Total
lu
id
o.
Februari 2016 29.51 9.23 12.96 15.07
.g
Pendidikan Tinggi
Agustus 2016 24.78 10.72 12.03 15.58
ps
.b
lu
ku
ng
be
://
tp
ht
id
o.
35 - 39 3.90 20.01 11.82 0.79 27.63 14.01
.g
40 - 44 1.53 24.51 12.80 2.88 22.22 12.36
ps
45 - 49 0.64 26.85 13.44 3.44 21.47 12.26
.b
lu
id
30 - 34 47.10 47.30 32.72 31.57 20.18 21.13
o.
.g
35 - 39 54.60 55.72 29.98 28.94 15.42 15.34
id
Tetap/Buruh tak Dibayar
Berusaha Dibantu Buruh
o.
F F F F F F F F F F
Tetap/Buruh Dibayar
.g
Buruh/Karyawan/Pegawai F F F F F F F F F F
ps
.b
Pekerja Bebas di Pertanian F F F INF INF INF INF INF INF INF
lu
Pekerja Bebas di Nonpertanian F F F INF INF INF INF INF INF INF
ku
Pekerja Keluarga/tak Dibayar INF INF INF INF INF INF INF INF INF INF
ng
be
Keterangan:
F : Formal
://
INF : Informal
tp
ht